Anda di halaman 1dari 3

RUANG LINGKUP HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Istilah HAN dalam kepustakaan Belanda disebut pula dengan istilah bestuursrecht, dengan
unsur utama “bestuur”. Menurut Phillipus M Hadjon 1 istilah bestuur berkenaan dengan
“stuuren” dan ”sturing”. Bestuur dirumuskan sebagai lingkungan kekuasaan negara di luar
lingkungan kekuasaan legislatif dan yudisial. Dengan rumusan itu, kekuasaan pemerintahan
tidaklah sekedar melaksanakan undang-undang. Kekuasaan pemerintahan merupakan
kekuasaan yang aktif. Sifat aktif tersebut dalam konsep HAN secara intrinsik merupakan
unsur utama dari “stuuren (besturen”.

Meskipun secara umum, dianut defenisi negatif tentang pemerintahan, yaitu sebagai suatu
aktivitas di luar perundangan dan peradilan, pada kenyataannya pemerintah juga melakukan
tindakan hukum dalam bidang legislasi, misalnya dalam hal pembuatan undang-undang
organik dan pembuatan berbagai peraturan pelaksanaan lainnya, dan juga bertindak dalam
bidang penyelesaian perselisihan, misalnya dalam penyelesaian hukum melalui upaya
administrasi dan dalam hal penegakan hukum administrasi atau pada penerapan sanksi-sanksi
administrasi yang semuanya itu menjadi objek kajian hukum administrasi negara.

Hal tersebut menunjukkan bahwa kekuasaan pemerintahan yang menjadi objek kajian hukum
administrasi negara ini demikian luas. Oleh karena itu, tidak mudah menentukan ruang
lingkup HAN. Namun, Prajudi Atmosudirdjo membagi HAN dalam dua bagian, yaitu HAN
Heteronom dan HAN Otonom. HAN Heteronom yang bersumber pada UUD, TAP MPR, dan
UU adalah hukum yang mengatur seluk beluk organisasi dan fungsi administrasi negara.
HAN otonom adalah hukum operasional yang diciptakan pemerintah dan administrasi negara.
2

C.J.N Versteden menyebutkan bahwa secara garis besar HAN meliputi bidang pengaturan
antara lain:

a. Peraturan mengenai penegakan ketertiban dan keamanan, kesehatan, dan kesopanan,


dan menggunakan aturan tingkah laku bagi warga negara yang ditegakkan dan
ditemukan lebih lanjut oleh pemerintah;
b. Peraturan yang ditujukan untuk memberikan jaminan sosial bagi rakyat;
c. Peraturan mengenai tata ruang yang ditetapkan pemerintah;
d. Peraturan yang berkaitan dengan tugas-tugas pemeliharaan dari pemerintah termasuk
bantuan terhadap aktifitas swasta dalam rangka pelayanan umum;
e. Peraturan yang berkaitan dengan pemungutan pajak;

1
Phillipus M. Hadjon, Pemerintahan Menurut Hukum (wet-en rechtmatigheid van bestuur), makalah tidak
dipublikasikan, hlm. 2-4.
2
Prajudi Atmosudirdjo, Hukum Administrasi Negara (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1981) hlm. 35.
f. Peraturan mengenai perlindungan hak dan kepentingan warga negara terhadap
pemerintah;
g. Peraturan yang berkaitan dengan penegakan hukum administrasi;
h. Peraturan mengenai pengawasan organ pemerintahan yang lebih tinggi terhadap organ
yang lebih rendah;
i. Peraturan mengenai kedudukan hukum pegawai pemerintahan.3

Di Indonesia, HAN khusus telah dihimpun dalam Himpunan Peraturan Perundang-undangan


Republik Indonesia, yang disusun berdasarkan sistem Engelbrecht, yang didalamnya dimuat
tidak kurang dari 88 bidang4. Di Belanda Hukum Administrasi Negara khusus terdapat pada
Staatsalmanak 1995, yang juga memuat puluhan bidang.5

Berdasarkan keterangan tersebut tampak bahwa bidang HAN itu sangatlah luas sehinggan
tidak dapat ditentukan secara tegas ruang lingkupnya. Disamping itu, khusus, baginegara
kesatuan dengan sistem desentralisasi, terdapat pula hukum administrasi daerah, yaitu
peraturan-peraturan yang berkenaan dengan administrasi daerah atau pemerintah daerah.

Adapun pendapat dari buku Hukum Administrasi Negara karya Ridwan HR bahwa HAN
mencakup hal-hal di antaranya:

a. Sarana-sarana (instrumen) bagi penguasa untuk mengatur, menyeimbangkan dan


mengendalikan berbagai kepentingan masyarakat;
b. Mengatur cara-cara partisipasi warga masyarakat dalam proses penyusunan dan
pengendalian tersebut, termasuk penentuan kebijakan;
c. Perlindungan hukum bagi warga masyarakat ;
d. Menyusun dasar-dasar bagi pelaksanaan pemerintahan yang baik.6

Dari pemaparan beberapa pendapat sarjana diatas, dapatlah disebutkan bahwa HAN adalah
hukum yang berkenaan dengan pemerintahan dalam arti sempit (Bestuursrecht of
administratief Recht omvat regels, die betrekking hebben op administratie) yaitu hukum yang
cakupannya—secara garis besar mengatur hal-hal antara lain:

a. Perbuatan pemerintah (pusat dan daerah) dalam bidang publik;


b. Kewenangan pemerintahan (dalam melakukan perbuatan di bidang publik tersebut);
didalamnya diatur mengenai dari mana, dengan cara apa, dan bagaimana pemerintah
menggunakan kewenangannya; penggunaan kewenangan ini dituangkan dalam bentuk
instrumen hukum sehingga diatur pula tentang pembuatan dan penggunaan instrumen
hukum.
c. Akibat-akibat hukum yang lahir dari perbuatan atau penggunaan kewenangan
pemerintahan itu;
d. Penegakan hukum dan penerapan sanksi-sanksi dalam bidang pemerintahan.

3
C.J.N. Versteden, op.cit hlm. 16-17
4
Rincian bidang ini dapat dilihat pada Phillipus M. Hadjon et.al. op.cit hlm. 35-38.
5
Lihat J.B.J.M ten Berge, op.cit., hlm. 14-16
6
Lihat Phillipus M. Hadjon et.al.op.cit., hlm. 28, Soehardjo, op.cit., hlm. 7.
Sehubungan dengan adanya hukum administrasi tertulis yang dituangkan dalam berbagai
peraturan perundang-undangan dan hukum administrasi tidak tertulis, yang lazim disebut
asas-asas umum pemerintahan yang layak (algemene beginselen van behoorlijk bestuur);
keberadaan dan sasaran dari hukum administrasi negara adalah sekumpulan peraturan hukum
yang mengatur tentang tugas dan kewenangan pemerintahan dalam berbagai dimensinya
sehingga tercipta penyelenggaraan pemerintahan dan kemasyarakatan yang baik dalam suatu
negara hukum. Dengan demikian, keberadaan HAN dalam suatu negara hukum merupakan
conditio sine quanon.

Anda mungkin juga menyukai