Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Disusun Oleh :

Amel Ryski Prasilya R. Abas P

B011191068

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2020
A.    Pengertian Administrasi Negara

Administrasi dalam bahasa Inggris administer adalah kombinasi kata-kata bahasa


Latin ad dan ministrare yang berarti to serve / melayani. Jadi to administer adalah to manage / to
direct  mengelola atau memerintah. Berikut berbagai pendapat terkait dengan pengertian Hukum
Administrasi:

1) E. Utrecht mengetengahkan “HAN (hukum pemerintahan) adalah men-guji hubungan


hukum istimewa yang diadakan akan memungkinkan para pejabat (Ambsdrager)
administrasi negara melakukan tugas mereka yang khusus”. Selanjutnya E, Utrecht men-
jelaskan bahwa “HAN adalah yang mengatur sebagian lapagan pekerja-an administrasi
negara.
2) Cornelis Van Vollenhouven : HAN ialah kesemua kaidah-kaidah hukum yang bukan
hukum tata negara mate-riil, bukan hukum perdata materiil dan bukan hukum pidana
materiil (Teori residu).
3) J.M Baron de Gerando : hukum administrasi adalah peraturan-pera-turan yang mengatur
hubungan timbal balik antara pemerintah dan rakyat (Le droit administratif a pour object
le regles qui regissent les rapports recip-roques de I’administration avec les administres).
4) Prof. Mr.J. Oppenheim : Hukum ad-ministrasi negara adalah keseluruhan aturan-aturan
hukum yang harus menjalankan kekuasaannya. Jadi pa-da asasnya mengatur negara
dalam keadaan bergerak (staat in beweging).
5) Dr.Mr.H.J Romijn : Hukum admini-strasi negara adalah keseluruhan aturan-aturan
hukum yang mengatur negara dalam keadaan bergerak.
6) Prajudi Atmosudirdjo : HAN adalah hukum mengenai seluk beluk adminis-trasi negara
(HAN heteronom) dan hukum yang dicipta atau merupakan hasil buatan administrasi
negara (HAN otonom).

B.     HAKEKAT DAN CAKUPAN HAN

Hakekat HAN mengatur hubungan hukum antara Pemerintah dengan war-ganya serta
memberikan perlindungan hukum kepada masyarakat atau warga negaranya dari tindakan
sewenang-wewenang aparatur Pemerintah. Cakupan HAN (Prajudi Atmo-sudirdjo) : adalah
HAN mengatur we-wenang, tugas, fungsi, dan tingkah laku para Pejabat Administrasi Negara.

Van Wijk-Konjnenbelt dan P. de Haan Cs. Mengatakan HAN meliputi :

a) Mengatur sarana bagi penguasa untuk mengatur dan mengendali-kan masyarakat;


b) Mengatur cara – cara partisipasi warga negara dalam proses pen-gaturan dan
pengendalian tersebut;
c) Perlindungan hukum (rechtsbe-sherming);
d) Menetapkan norma-norma fundamental bagi penguasa untuk pemerintahan yang baik
(algemene beginselen van behoorlijk bestuur).

C. WEWENANG HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Wewenang dalam hukum administrasi negara merupakan kekuasaan menggunakan


sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi dan juga kemampuan untuk bertindak sesuai
dengan kekuasaan yang sah. Dan secara azaz legalitas dalam han bahwasanya semua perbuatan
pejabat administrasi harus didasarkan pada kewenangan yang diberikan oleh peraturan
perundang-undangan.dan sumber-sumber wewenang itu ada 3 yaitu :

1. pertama atribusi, pemberian kewenangan pada badan atau lembaga/pejabat negara


tertentu baik oleh pembentuk Undang-Undang Dasar maupun pembentuk Undang-
Undang.
2. kedua delegasi, adalah penyerahan atau pelimpahan kewenangan dari badan/lembaga
pejabat tata usaha Negara lain dengan konsukuensi tanggung jawab beralih pada
penerima.
3. ketiga mandat, adalah pelimpahan kewenangan dan tanggung jawab masih dipegang
oleh Pemberi Mandat. Konsekuensi yuridis wewenang yang dimiliki seorang pejabat
akan berbeda apabila wewenang tersebut bersumber dari pelimpahan wewenang
(delegasi) maupun penugasan (mandat).
D.     FUNGSI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

1. Menjamin Kepastian Hukum


2. Menjamin kepastian hokum yang menyangkut masalah bentuk dari hukum.
3. Menjamin Keadilan Hukum
4. Keadilan hukum yang dimaksud adalah keadilan yang telah ditentukan oleh undang-
undang dan peraturan tertulis.
5. Hukum Administrasi Berfungsi Sebagai Pedoman dan Ukuran
6. Pedoman artinya sebagai petunjuk arah dari perilaku manusia yaitu perilaku yang baik
dan benar, ukuran maksudnya untuk menilai apakah pelaksanaan tersebut telah
dilaksanakan dengan benar atau tidak.

E. PERBUATAN PEMERINTAH

1. BENTUK PERBUATAN PEMERINTAH

Jenis-jenis perbuatan pemerintah

a) Perbuatan non yuridis


b) Perbuatan yuridis (rechtshan-deling)

Perbuatan Pemerintah (Perbuatan Yang Dilaksanakan Pejabat Administras dilaksanakan


berdasarkan:

a) Peraturan Perundang-undangan yang ada;


b) Belum ada Peraturan Perun-dangannya (Freies Ermessen / Discretion).
c) Freies  Ermessen / Discretion/Kebijakan:

1. Sjachran Basah : Freies Ermessen adalah keleluasan dalam menen-tukan


kebijakan-kebijakan melalui sikap tindak administrasi negara yang harus dapat
dipertanggung-jawabkan.
2. AV. DICEY (Bagir Manan) discreationary power adalah berisi kebebasan
Mahkota atau aparat-nya untuk melaksanakan suatu tin-dakan tanpa terlebih
dahulu harus meminta persetujuan/pengatur oleh parlemen.
3. S.F Marbun Freies Ermessen adalah kebebasan untuk bertindak atas inisiatif
sendiri menyelesaikan persoalan-persoalan penting dan mendesak yang muncul
secara tiba-tiba, dimana hukum tidak mengaturnya.
4. Tolak ukur penggunaan Freies Ermessen / Direction / kebijakan:

a) Adanya kebebasan yang dimung-kinkan oleh hukum kepada admini-strasi


negara untuk bertindak atas inisiatif sendiri;
b) Terdapat persoalan yang penting dan segera mendesak untuk se-gera
diselesaikan;
c) Harus dapat dipertanggungjawab-kan secara moral dan hukum.

F. KEDUDUKAN HUKUM PARA PETUGAS  PUBLIK

1. PARA PEJABAT POLITIK

Beberapa jabatan tertentu pada struktur pemerintahan Republik Indonesia merupakan


jabatan politik. Pada baian penjelasan pasal 11 Undang-Undang nomor 8 Tahun 1974 yang
dimaksud dengan pejabat Negara adalah:

a) Presiden
b) Anggota Badan Permusyawaratan / Perwakilan Rakyat
c) Anggota Badan Pemeriksa Keuangan
d) Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda dan Hakim Makhamah Agung
e) Menteri
f) Duta Besar Indonesia di luar negeri
g) Gubernur kepala daerah
h) Bupati kepala daerah
i) Pejabat lain yang ditentukan peraturan perundang-undangan

 
2. PARA PEGAWAI NEGERI

Dikemukakan dalam pasal 2 undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 pegawai Negeri terdiri
dari:

a) Pegawai Negeri Sipil


b) Anggota Angkatan bersenjata RI
c) Pegawai Negeri Sipil terdiri dari:
d) Pegawai Negeri Sipil Pusat
e) Pegawai Negeri Sipil Daerah
f) Pegawai Negeri Sipil lain yang ditetapkan peraturan pemerintah.

3. PARA HAKIM

Hakim adalah hakim di lingkungan peradilan yang melaksanakan tugas keuasaan


kehakiman.

4. PARA PEGAWAI BUMN

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian menetapkan


status pegawai negeri sipil bagi:

a) Pegawai Negeri Sipil yang bekerja pada perusahaan jawatan


b) Pegawai Negeri Sipil Pusat yang berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan
diperbantukan atau dipekerjakan pada badan lain seperti perusahaan umum, yayasan
dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

Philipus M. Hadjon, dkk,  2002, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gadjah Mada


University Press, Yogyakarta

Bachsan Mustafa, 2001, Sistem Hukum Administrasi Negara, Citra Aditya Bakti, Bandung

Inu Kencana Syafii, dkk, 1999, Ilmu Administrasi Publik, Rineka Cipta, Jakarta

Philipus M. Hadjon, dkk,  2002, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gadjah Mada


University Press, Yogyakarta

Ridwan HR, 2003, Hukum Administrasi Negara, UII Press, Yogyakarta

SF. Marbun, dkk, 2002, Dimensi-Dimensi Pemikiran Hukum Admnistrasi Negara, UII Press,
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai