Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan tata tempat, tata upacara, dan
tata penghormatan pada acara kenegaraan atau acara resmi sebagai bentuk penghormatan
kepada seseorang sesuai dengan jabatan / kedudukan dalam negara, pemerintah, atau masyarakat
Dasar Hukum
Peraturan Menteri Hukum HAM RI No. 24 Tahun 2018 Tentang Perubahan Ketiga Atas
Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI No. 29 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia
Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI No. 31 Tahun 2018 Tentang Keprotokolan di
Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Kedudukan Keprotokolan
TATA UPACARA
(Peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia No.31 Tahun 2018 Tentang Keprotokolan
Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia)
TATA TEMPAT :
Aturan untuk melaksanakan upacara dalam acara kenegaraan atau acara resmi
Jenis-jenis upacara
a. Upacara bendera
Acara kenegaraan dan acara resmi yang dilaksanakan dengan pengibaran bendera merah putih
b. Upacara bukan upacara bendera
Acara kenegaraan dan acraa resmi yang dilaksanakan tanpa pengibaran bendera merah putih
A. Upacara Bendera :
HUT Kemerdekaan RI
Hari Pahlawan
Hari Dharmakaryadhika
Acara persiapan
3. Laporan komandan
A. ACARA PERSIAPAN
B. ACARAPENDAHULUAN
C. ACARAPOKOK
5. Mengheningkan cipta
A. ACARAPENUTUP
B. ACARATAMBAHAN
B. ACARA PENDAHULUAN
Komandan Upacara
A. ACARA PERSIAPAN
B. ACARA PENDAHULUAN
C. ACARA POKOK
D. ACARA PENUTUP
E. ACARA TAMBAHAN
PERSONIL UPACARA
1. Inspektur Upacara
PERSONIL UPACARA
2. Perwira Upacara
Tingkat Pusat :
* Apabila yang menjadi Irup Menteri Hukum dan HAM/ Pimpinan Tinggi Madya :
Tingkat Wilayah:
Pejabat Administrator yang dipandang cakap dan mampu menjadi Perwira Upacara.
Pejabat Pengawas yang dipandang cakap dan mampu menjadi Perwira Upacara.
PERSONIL UPACARA
3. Komandan Upacara
Tingkat Pusat :
Pejabat Administrator dengan pangkat Maksimal IV.b dan Minimal IV.a yang ditunjuk dari Unit
Utama/Kanwil/UPT.
Pejabat Administrator dengan pangkat Maksimal IV.a dan Minimal III.d yang ditunjuk dari Unit Utama
Tingkat Wilayah :
Pejabat Pengawas dengan pangkat Minimal III.b yang ditunjuk dari Kantor Wilayah/UPT
* Apabila yang menjadi Irup Pimpinan Tinggi Pratama Kantor Wilayah/Ka.UPT : Pejabat
Pengawas yang ditunjuk dari UPT
PERSONIL UPACARA
3. Komandan Upacara
Tingkat Pusat :
Pejabat Administrator dengan pangkat Maksimal IV.b dan Minimal IV.a yang ditunjuk dari Unit
Utama/Kanwil/UPT.
Pejabat Administrator dengan pangkat Maksimal IV.a dan Minimal III.d yang ditunjuk dari Unit Utama
Tingkat Wilayah :
Pejabat Administrator dengan pangkat Maksimal IV.a dan Minimal III.d yang ditunjuk dari Kantor
Wilayah/UPT
Pejabat Pengawas dengan pangkat Minimal III.b yang ditunjuk dari Kantor Wilayah/UPT
* Apabila yang menjadi Irup Pimpinan Tinggi Pratama Kantor Wilayah/Ka.UPT : Pejabat
Pengawas yang ditunjuk dari UPT
PERSONIL UPACARA
Tingkat Pusat :
Terdiri dari 12 orang ; 1 orang pembawa Bendera Pengayoman, dan 11 orang pembawa Bendera Pataka
masing-masing Unit Utama
Terdiri dari 2 orang ; 1 orang pembawa Bendera Pengayoman, dan 1 orang pembawa Bendera Pataka
Kantor Wilayah
Tingkat UPT :
6. Terdiri dari 2 orang ; 1 orang pembawa Bendera Pengayoman, dan 1 orang pembawa Bendera
Pataka UPTBendera Merah Putih Ukuran Bendera Merah Putih 120 cm x 180 cm
8. Pembawa Acara
9. Pengucap/Pembaca Naskah
TATA TEMPAT
(Peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia No.31 Tahun 2018 Tentang Keprotokolan
Kementerian Hukum dan Ham Republik Indonesia)
Pengaturan tata tempat didasarkan pada kedudukannya, dimana orang yang berhak mendapat
tempat paling utama adalah mereka yang mempunyai kedudukan yang paling tinggi, diikuti
pejabat berikutnya.
LANJUTAN TATA TEMPAT
Pada posisi berjajar pada garis yang sama, tempat yang terhormat:
• Tempat sebelah kanan luar, atau Rumusnya posisi sebelah kanan pada
umumnya selalu lebih terhormat dari posisi sebelah kiri:
Genap = 3 - 1 - 2 - 4
Ganjil = 3 - 1 - 2.