Anda di halaman 1dari 9

Pengertian Protokol

UNDANG-UNDANG NO.9 TH 2010 TENTANG KEPROTOKOLAN

Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan tata tempat, tata upacara, dan
tata penghormatan pada acara kenegaraan atau acara resmi sebagai bentuk penghormatan
kepada seseorang sesuai dengan jabatan / kedudukan dalam negara, pemerintah, atau masyarakat

Dasar Hukum

 Undang-undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 2010 Tentang Keprotokolan

 UU nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

 Peraturan Menteri Hukum HAM RI No. 24 Tahun 2018 Tentang Perubahan Ketiga Atas
Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI No. 29 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia

 Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI No. 31 Tahun 2018 Tentang Keprotokolan di
Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Kedudukan Keprotokolan

TATA UPACARA

(Peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia No.31 Tahun 2018 Tentang Keprotokolan
Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia)

RUANG LINGKUP KEPROTOKOLAN

Sesuai Permenkumham No.31 Tahun 2018

TATA TEMPAT :

Pengaturan tempat bagi Pejabat Negara, Pejabat negara,pejabat pemerintahan, perwakilan


negara asing, dan atau organisasi internassional, serta tokoh masyarkat tertentu dalam acara
kenegaraan atau acara resmi.
TATA UPACARA:

Aturan untuk melaksanakan upacara dalam acara kenegaraan atau acara resmi

Jenis-jenis upacara

a. Upacara bendera
Acara kenegaraan dan acara resmi yang dilaksanakan dengan pengibaran bendera merah putih
b. Upacara bukan upacara bendera
Acara kenegaraan dan acraa resmi yang dilaksanakan tanpa pengibaran bendera merah putih

A. Upacara Bendera :

 HUT Kemerdekaan RI

 Hari kebangkitan nasional

 Hari Sumpah Pemuda

 Hari Pahlawan

 Hari Dharmakaryadhika

 (Pasal 16 UU No. 9 Tahun 2010)

B. Upacara bukan upacara bendera :

 Hari Bhakti Pemasyarakatan

 Hari Bhakti Imigrasi

 Pelantikan/Pengambilan Sumpah Jabatan

 Penyerahan remisi, dll

Acara persiapan

1. Persiapan penataan Pasukan, kelengkapan dll

2. Komandan upacra memasuki lapangan uparaca

3. Laporan komandan

A. ACARA PERSIAPAN

1. Persiapan penataan Pasukan, kelengkapan dll

2. Komandan Upacara Memasuki Lapangan Upacara

B. ACARAPENDAHULUAN

Laporan perwira upacara

C. ACARAPOKOK

1. Inspektur upacara memasuki lapangan upacara


2. Penghormatan Umum

3. Laporan Komandan Uupacara

4. Pengibaran bendera merah putih

5. Mengheningkan cipta

6. Pembacaan Teks Pancasila

7. Pembacaan Teks Pembukaan UUD 1945 dan Panca Prasetya Kopri

8. Amanat Inspektur Upacara

9. Menyanyikan lagu mars Kemenkumham

10. Pembacaan Doa

11. Laporan komandan Upacara

12. Penghormatan Umum

A. ACARAPENUTUP

Laporan Perwira Upacara

B. ACARATAMBAHAN

Pangelaran seni. dll


BAGIAN PROTOKOL DAN PENG
A. ACARA PERSIAPAN

1. Persiapan penataan Pasukan,


kelengkapan dll

2. Komandan Upacara Memasuki


Lapangan Upacara

B. ACARA PENDAHULUAN

1. Laporan perwira upacara

2. Inspektur Upacara memasuki


mimbar kehormatan
3. Bendera Pataka memasuki
lapangan upacara

4. Penghormatan kepada Pataka


dipimpin oleh

Komandan Upacara

5. Pembacaan sejarah singkat


Kementerian Hukum dan HAM

SUSUNAN ACARA UPACARA BENDERA

HARI DHARMA KARYADHIKA

A. ACARA PERSIAPAN

1. Persiapan penataan Pasukan, kelengkapan dll

2. Komandan Upacara Memasuki Lapangan Upacara

B. ACARA PENDAHULUAN

1. Laporan perwira upacara

2. Inspektur Upacara memasuki mimbar kehormatan

3. Bendera Pataka memasuki lapangan upacara

4. Penghormatan kepada Pataka dipimpin oleh Komandan Upacara

5. Pembacaan sejarah singkat Kementerian Hukum dan HAM

SUSUNAN ACARA UPACARA BENDERA

HARI DHARMA KARYADHIKA

C. ACARA POKOK

1. Inspektur upacara memasuki mimbar upacara

2. Penghormatan Umum kepada Inspektur Upacara

3. Laporan Komandan Upacara

4. Pengibaran Bendera Merah Putih


5. Mengheningkan cipta dipimpin oleh Inspektur Upacara

6. Pembacaan Teks Pancasila

7. Pembacaan Teks Pembukaan UUD 1945 dan Panca Prasetya Kopri

8. Penyerahan Piagam Penghargaan (Maksimal 10 orang)

9. Amanat Inspektur Upacara

10. Menyanyikan lagu Mars Kemenkumham

11. Pembacaan Do’a

12. Laporan Komandan Upacara

13. Penghormatan Umum kepada Inspektur Upacara

SUSUNAN ACARA UPACARA BENDERA

HARI DHARMA KARYADHIKA

D. ACARA PENUTUP

1. Inspektur Upacara meninggalkan lapangan upacara menuju mimbar kehormatan

2. Laporan Perwira Upacara

3. Penghormatan kepada Pataka dipimpin oleh Komandan Upacara

4. Bendera Pataka meninggalkan lapangan upacara

E. ACARA TAMBAHAN

Display Marching Band, Pangelaran seni, dll

PERSONIL UPACARA1. Inspektur Upacara

Tingkat Pusat : Menteri Hukum dan HAM

Tingkat Kanwil : Ka. Kanwil

Tingkat UPT : Ka. UPT

PERSONIL UPACARA

1. Inspektur Upacara

Tingkat Pusat : Menteri Hukum dan HAM


Tingkat Kanwil : Ka. Kanwil

Tingkat UPT : Ka. UPT

PERSONIL UPACARA

2. Perwira Upacara

Tingkat Pusat :

* Apabila yang menjadi Irup Menteri Hukum dan HAM/ Pimpinan Tinggi Madya :

Pimpinan Tinggi Pratama yang dipandang cakap dan

mampu menjadi Perwira Upacara.

Tingkat Wilayah:

* Apabila yang menjadi Irup Pimpinan Tinggi Pratama :

Pejabat Administrator yang dipandang cakap dan mampu menjadi Perwira Upacara.

* Apabila yang menjadi Irup Pejabat Administrator:

Pejabat Pengawas yang dipandang cakap dan mampu menjadi Perwira Upacara.

PERSONIL UPACARA

3. Komandan Upacara

Tingkat Pusat :

* Apabila yang menjadi Irup Menteri Hukum dan HAM :

Pejabat Administrator dengan pangkat Maksimal IV.b dan Minimal IV.a yang ditunjuk dari Unit

Utama/Kanwil/UPT.

* Apabila yang menjadi Irup Pimpinan Tingi Madya :

Pejabat Administrator dengan pangkat Maksimal IV.a dan Minimal III.d yang ditunjuk dari Unit Utama

Tingkat Wilayah :

* Apabila yang menjadi Irup Gubernur :


Pejabat Administrator dengan pangkat Maksimal IV.a dan Minimal III.d yang ditunjuk dari Kantor
Wilayah/UPT

* Apabila yang menjadi Irup Bupati/Walikota :

Pejabat Pengawas yang ditunjuk dari Kantor Wilayah/UPT

* Apabila yang menjadi Irup Kepala Kantor Wilayah :

Pejabat Pengawas dengan pangkat Minimal III.b yang ditunjuk dari Kantor Wilayah/UPT

* Apabila yang menjadi Irup Pimpinan Tinggi Pratama Kantor Wilayah/Ka.UPT : Pejabat
Pengawas yang ditunjuk dari UPT

* Apabila yang menjadi Irup Ka.UPT/Pejabat Pengawas :

Pelaksana/JFU yang ditunjuk dari UPT

PERSONIL UPACARA

3. Komandan Upacara

Tingkat Pusat :

* Apabila yang menjadi Irup Menteri Hukum dan HAM :

Pejabat Administrator dengan pangkat Maksimal IV.b dan Minimal IV.a yang ditunjuk dari Unit

Utama/Kanwil/UPT.

* Apabila yang menjadi Irup Pimpinan Tingi Madya :

Pejabat Administrator dengan pangkat Maksimal IV.a dan Minimal III.d yang ditunjuk dari Unit Utama

Tingkat Wilayah :

* Apabila yang menjadi Irup Gubernur :

Pejabat Administrator dengan pangkat Maksimal IV.a dan Minimal III.d yang ditunjuk dari Kantor
Wilayah/UPT

* Apabila yang menjadi Irup Bupati/Walikota :

Pejabat Pengawas yang ditunjuk dari Kantor Wilayah/UPT

* Apabila yang menjadi Irup Kepala Kantor Wilayah :

Pejabat Pengawas dengan pangkat Minimal III.b yang ditunjuk dari Kantor Wilayah/UPT
* Apabila yang menjadi Irup Pimpinan Tinggi Pratama Kantor Wilayah/Ka.UPT : Pejabat
Pengawas yang ditunjuk dari UPT

* Apabila yang menjadi Irup Ka.UPT/Pejabat Pengawas :

Pelaksana/JFU yang ditunjuk dari UPT

PERSONIL UPACARA

4. Kelompok Pengibar Bendera

Terdiri dari 3 orang atau kelipatannya dan paling banyak 12 orang

5. Kelompok Pembawa Pataka

Tingkat Pusat :

Terdiri dari 12 orang ; 1 orang pembawa Bendera Pengayoman, dan 11 orang pembawa Bendera Pataka
masing-masing Unit Utama

Tingkat Kantor Wilayah :

Terdiri dari 2 orang ; 1 orang pembawa Bendera Pengayoman, dan 1 orang pembawa Bendera Pataka
Kantor Wilayah

Tingkat UPT :

6. Terdiri dari 2 orang ; 1 orang pembawa Bendera Pengayoman, dan 1 orang pembawa Bendera
Pataka UPTBendera Merah Putih Ukuran Bendera Merah Putih 120 cm x 180 cm

7. Bendera Pataka Ukuran Bendera Pataka 80 cm x 120 cm

8. Pembawa Acara

9. Pengucap/Pembaca Naskah

10. Peserta Upacara

TATA TEMPAT

(Peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia No.31 Tahun 2018 Tentang Keprotokolan
Kementerian Hukum dan Ham Republik Indonesia)

PEDOMAN UMUM TATA TEMPAT


PERMENKUMHAM NOMOR 31 TAHUN 2018

 Pengaturan tata tempat didasarkan pada kedudukannya, dimana orang yang berhak mendapat
tempat paling utama adalah mereka yang mempunyai kedudukan yang paling tinggi, diikuti
pejabat berikutnya.
LANJUTAN TATA TEMPAT

 Pada posisi berjajar pada garis yang sama, tempat yang terhormat:

• Tempat paling tengah

• Tempat sebelah kanan luar, atau Rumusnya posisi sebelah kanan pada
umumnya selalu lebih terhormat dari posisi sebelah kiri:

 Genap = 3 - 1 - 2 - 4

 Ganjil = 3 - 1 - 2.

Anda mungkin juga menyukai