Anda di halaman 1dari 7

A.

Latar Belakang

Kajian pragmatic merupakan sebuah cabang ilmu dari linguistic. Kajian ini penuh dengan
pembahasan mengenai sesuatu yang berhubungah dengan teks Arab entah berupa teks Arab asli
maupun teks pegon. Dalam kajian arab tidak hanya sekedar membaca ataupun menerjemahkan
saja. Kajian ini, bukanlah suatu kajian yang mudah tetapi kajian ini lebih mendekati kata sulit
jika kita tidak benar-benar memahami kaidah-kaidah bahasa arab. sebenaranya kajian ini tak
melulu mengenai kaidah-kaidah bahasa Arab saja, melainka kita harus mempunyai wawasan
mengenai ilmu nahwu, sharaf, balaghah dan lainnya. Ilmu nahwu adalah salah satu bagian dasar
dari ilmu tata bahasa Arab untuk mengetahui jabatan kata dalam kalimat dan bentuk huruf atau
harakat terakhir dari suatu kata. Kebanyakan ilmu nahwu ini dipelajari dalam lingkungan pondok
pesantren, sangat jarang suatu pendidikan umum mempelajari mengenai kajian ini.

Pada kajian ini selain membahas mengenau kaidah-kaidah bahasa arab, dan tatanan bahasa tetapi
juga membahas mengenai konteks luar bahasa juga. Yang dimaksud dengan luar bahasa yaitu
sesutau yang tidak bisa dilihat dari sekedar makna dan bentuknya saja. Tetapi dalam luar bahasa
itu juga mancakup mengenai tempat dan waktu berbicara, siapa saja yang terlibat, tujuan, bentuk
ujaran, cara penyampaian, alat penyampaian, alat berbicara, norma-norma, dan genre.

Dalam kajian pragmatic mempelajari mengenai tindak tutur, implikatur tuturan, implikasi
percakapan, dan factor-faktor eksternal percakapan. Dalam kajian pragmatic ini memang sudah
seharusnya mengkaji sesuatu yang berhubungan dengan bahasa Arab. karena jika kita lihat
disekitar kita hampir seluruh bentuk pendidikan entah itu formal maupun non formal, pendidikan
dari usia dini sampai perguruan tinggi mempelajari bahasa arab. Tak hanya itu bahasa Arab juga
merupaka bahasa yang telah diakui sebagai bahasa internasionaal, sehingga untuk mempelajari
merupakan suatu hal yang penting.
B. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian merupakan sebuah penelitian kulitatif dan menggunakan pendekatan linguistic


pragmatic. Pendekatan kualitatif menurut Denzin & Lincoln (1994) adalah penelitian yang
menggunakan latar alam untuk menafsirkan fenomena yang terjadi dan juga melibatkan beberapa
metode yang ada. Erickson (1968) menyatakan bahwa penelitian kualitatif berusaha menemukan
dan juga menggambarkan secara naratif kegiatan yang dilakukan dan juga dampaknya terhadap
kehidupan mereka. Menurut Kirk & Miller (1986: 9) mengatakan bahwa penelitian kualitatif
adalah tradisi tertentu dalam sebuah ilmu pengetahuan sosial yang secara mendasar bergantung
pada penelitian manusia baik dalam kawasannya maupun peristilahannya.

Sedangkan linguisti pragamatik menurut Levinson adalah “pragmatics is the study of the
relations between language and context that are basic to an account of language
understanding”, bahwa pragmatic adalah sebuah kajian tentang hubungan antara bahasa dan
konteks yang menjadi dasar pertimbangan untuk memahami bahasa.1 Jadi kesimpulannya kajian
linguistic pragmatic ini adalah penggunaan bahasa, pengguna bahasa, dan konteks dengan kata
lain jika dijabarkan adalah mempelajari bagaimana orang menggunakan bahasa dalam suatu
konteks tertentu. Tak hanya itu dalam linguistic pragmatic ini juga melibatkan kajian mengenai
ilmu nahwu, sharaf, balaghah dan ilmu yang berhubungan dengan kajian bahasa arab.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini menggunakan pendekatan sudi dokumen. Studi dokumen adalah
pengumpulan data yang tidak ditujukan lansung kepada subjek penelitian. studi dokumen ini
adalah jenis pengumpulan data yang meneliti berbagai macam dokumen yang berguna untuk
bahan analisis,2

C. Rumusan Masalah
1
Akhmad Saifudin, “konteks dalam studi linguistic pragmatic”, jurnal bahasa. Thn, 2018. Hlm, 110.
2
N Nilamsari, “memahami studi dokumen dalam penelitian kualitatif”, jurnal ilmiah ilmu komunikasi. Thn, 2014.
Hlm, 10.
1) Apa itu kajian Linguistik Pragmatik?
2) Bagaimana pengaplikasian Linguistik Pragmatik dalam kaidah bahasa Arab?

D. Pembahasan

Istilah Pragmatik, telah dikenal sejak lama yaitu sejak masa hidupnya filsuf ternama Charles
Morris dalam kajiannya terhadap ilmu tanda dan ilmu lambang yang disebut dengan semiotic.3
Sejak kemunculannya dibidang ilmu linguistic ini, pragmatic sudah banyak mendapatkan
perhatian dari berbagai pakar yang kemudian menyebabkan definisi beragam sesuai dengan latar
belakang serta kecenderungan masing-masing. Pragmatic merupakan telaah terhadap makna
tuturan dalam kaitannya dengan konteks yang meliputi tuturan tersebut. Dibawah ini contoh
pengaplikasian kajian Linguistik Pragmatik:

No. Lafadz Arab Arti


1
‫فكل ما يحبه هللا ويرضي من األعمال واالحوال‬ Segala sesuatu yang dicintai
allah dan diridhainya dari
‫الظاهرة والباطنة هو العبادة‬ perbuatan-perbuatan serta hal-
‫في دين األسلم العظيم‬ hal yang Nampak dan tidak
Nampak disebut ibadah dalam
agama islam yang agung
(khobat jumat)
2
‫حقيقة المسلم الذي أينما هللا رب العالمين بالتأكيد‬ Hakikat muslim yang
meninggikan allah tuhan
‫من قادله بالطاقة مع براتهم من الشرك ظاهرا‬ seluruh alam dengan
‫وباطنا هذا هو المسلم‬ keimanan. Barang siapa yang
menuntu kepadanya dengan
ketaatan yang bebas dari syirik
baik yang nampk ataupun
tidak dialah muslim
3
‫عن ابن عباس برفع هللا الذين امنوا منكم والذين‬ Dari Ibnu Abbas RA: ketika
menafsirkan ayat (allah
‫ قال برفع هللا الذين اوتوا الملك‬s‫اوتوا العلم درجات‬ meninggikan orang-orang
‫علي الذين امنوا بدرجات‬ yang beriman dari kamu
sekalian, dan orang-orang
yang diberi ilmu beberapa
derajat), dia berkata

3
Rizal faesal awaludin, “fenomena pragmatis dalam al-quran: analisis tindak tutur ilokusi pada percakapan musa
A.S dan nabi khidir”, Jurnal al-adabiyah. Thn, 2019. Hlm, 120.
maksudnya adalah “allah
meninggikan orang-orang
yang diberi ilmu atas orang-
orang yang beriman beberapa
derajat.
4
‫عن ابي هريرة قال قال رسول هللا صلى هللا عليه‬ Dari Abu Hurairah dia
berkata: rosullullah SAW
‫وسلم من سلم طريقة يلتمس فيه علما سهل هللا له‬ “barangsiapa berjalan disuatu
‫طريقة الي الجنة قال ابو عيش هذا حديث حسن‬ jalan untuk mencari ilmu,
niscaya allah akan
memudahkan baginya jalan ke
surga” Abu Isa berkata “ini
adalah hadis hasan”.

1. Khotbah kalimat pertama

Pada lafadz pertama merupakan isi dari khitbah jumat. Lafad tersebut termasuk
sebuah contoh yang bermakna dan dapat dipahami oleh semua orang. Lafadz tersebut
menjelaskan mengenai definisi ibadah dalam agama islam. Menurutnya ibadah adalah
segala sesuatu yang diridhoi dan dicintai allah baik yang tampak maupun tidak
Nampak. Pernyataan lafadz ini mengandung makna dan dapat dipahami. Dalam
kajian linguistic pragmatic yaitu pada lafadz ‫فكل ما يحبه هللا ويرضي من األعمال واالحوال الظاهرة‬
‫ والباطنة‬merupakan sebuah mubtada’, sedangkan kalimat khabar terletak pada lafadz
setelahnya. Didalam kalimat tersebut juga mengandung makna fiil mudhori’ pada
lafadz ‫وال‬ss‫ال واالح‬ss‫ األعم‬yang berarti “perbuatan-perbuatan”. Dan dalam lafadz ‫في دين‬
merupakan bagian dari huruf jer.
Dalam khotbah tersebut dalam kajian linguistic pragmatic kalimat khotbah tersebut
termasuk dalam kategori tindak tutur tidak langsung. Dikarenakan pada kalimat
tersebut belum jelas siapa yang dimaksud dan apa makna dari kalimat tersebut,
kecuali bagi orang-orang yang memang telah mempelajarinya sejak lama.
2. Khotbah kalimat kedua
Pada contoh keduan merupakan jenis kalimat deklaratif yaitu kalimat yang
memberikan sesuatu yang diutarakan semata-mata untuk menyatakan atau
menginformasikan sesuatu. Dalam kalimat tersebut terdapat lafadz yang mengandung
isim maf’ul yaitu pada lafadz ‫حقيقة المسلم‬. Dalam kalimat tersebut juga terdapat lafadz
yang mengandung jer majrur yang terdapat pada lafadz ‫بالتأكيد‬.
Dalam khotbah ini juga termasuk tindak tutur langsung. Dikarenakan isinya memang
ditujukan untuk para pemeluk agama islam. Disitu dijelaskan seputar keimanan dalam
agama islam.
3. Hadis pertama
Hadis ini menjelaskan mengenai mencari ilmu, rosulullah menjelaskan bahwa betapa
tingginya derajat orang yang mau manimba ilmu. Tak hanya itu dalam kaidah
linguistic pragmatiknya terdapat beberapa hukum bacaan, diantaranya: sighat
mubalaghah yaitu terletak pada lafadz ‫وا العلم‬s‫اوت‬, kemudia hukum bacaan jer majrur
menempati dua lafadz yaitu ‫ برفع‬dan ‫درجات‬ss‫ب‬. selain hukum bacaan tersebut juga
terdapat bacaan isim majrur yaitu terletak pada lafadz ‫عن ابن عباس‬.
Dalam hadis ini jika dalam linguistic pragmatic hadis ini mengandung tindak tutur
direktif requestifes. Dikarrenakan dalam hadis tersebut terdapat keuntungan bahwa
setiap orang yang beriman dan berilmu akan mendapatkan tempat yang tinggi disisi
allah.
4. Hadis ketiga
Pada hadis selanjutnya ini sebenarnya juga menjelaskan mengenai keutamaan
mencari ilmu, tak hanya itu didalamnya juga rosulullah menjelaskan kemudahan jalan
ke surge bagi muslim yang mencari ilmu karena Allah SWT. Dalam kaidah linguistic
pragmatiknya yaitu terdapat hukum bacaan isim majrur yaitu terletak pada lafadz ‫عن‬
‫ابي هريرة‬.
Dalam hadis ini termasuk kajian linguistic pragmatic golongan tindak tutur direktif
advisories. Karena didalamnya merupakan sebuah nasehat untuk umat muslim agar
mencari ilmu.

E. Kesimpulan

Kajian pragmatic merupakan sebuah cabang ilmu dari linguistic. Kajian ini penuh dengan
pembahasan mengenai sesuatu yang berhubungah dengan teks Arab entah berupa teks Arab asli
maupun teks pegon. Dalam kajian arab tidak hanya sekedar membaca ataupun menerjemahkan
saja. Kajian ini, bukanlah suatu kajian yang mudah tetapi kajian ini lebih mendekati kata sulit
jika kita tidak benar-benar memahami kaidah-kaidah bahasa arab. sebenaranya kajian ini tak
melulu mengenai kaidah-kaidah bahasa Arab saja, melainka kita harus mempunyai wawasan
mengenai ilmu nahwu, sharaf, balaghah dan lainnya. Dalam kajian pragmatic juga mempelajari
mengenai tindak tutur, implikatur tuturan, implikasi percakapan, dan factor-faktor eksternal
percakapan. Dalam kajian pragmatic ini memang sudah seharusnya mengkaji sesuatu yang
berhubungan dengan bahasa Arab. karena jika kita lihat disekitar kita hampir seluruh bentuk
pendidikan entah itu formal maupun non formal, pendidikan dari usia dini sampai perguruan
tinggi mempelajari bahasa arab. Tak hanya itu bahasa Arab juga merupaka bahasa yang telah
diakui sebagai bahasa internasionaal, sehingga untuk mempelajari merupakan suatu hal yang
penting.

DAFTAR PUSTAKA
n.d.

awaludin, rizza faesal. "fenomena pragmatis dalam al-quran: analisis tindak tutur ilokusi pada
percakapan musa A.S dan khidir." jurnal al-adabiyah, 2019: 120.

Nilamsari, N. "memahami studi dokumen dalam penelitian kualitatif." ilmiah ilmu komunikasi, 2014: 10.

saifudin, akhmad. "konteks dalam studi linguistik pragmatik." jurnal bahasa, 2018: 110.

Anda mungkin juga menyukai