Anda di halaman 1dari 20

BAHAN KOTBAH TUKAR MIMBAR BMGJ 2016

Mewujudkan Persekutuan Yang Kuat.


I KORINTUS 12 :1-20
Pengantar
Tidak bisa dihindari bahwa keberadaan gereja-gereja dengan embel-embel Jawa di
Indonesia ada dengan segala macam dinamika dan keunikannya. Dari keunikan
tersebut sejatinya masing-masing memiliki model panggilan yang khas yang saling
melengkapi diantara satu dengan yang lainnya. Mungkin ada yang sempat berpikir
untuk mencoba menyatukannya dalam satu bendera, yang kemudian menjadikannya
gereja-gereja dengan embel-embel Jawa itu benar-benar menjadi satu. Namun toh itu
tidak pernah tercapai. Artinya, memang gereja-gereja dengan embel-embel Jawa itu
memang harus ada dengan segala keberbedaannya, dengan segala keunikannya,
dengan segala dinamikanya, karena memang mereka masing-masing memiliki sejarah,
konteks, pergumulan dan tantangan yang berbeda-beda.
Dalam segala keberbedaan itu, gereja-gereja denga embel-embel Jawa telah
bersepakat untuk membentuk sebuah Media komunikasi yang dinamakan Sekretaris
Bersama Badan Musyawarah Gereja-gereja Jawa yang kemudian dalam tulisan ini
disebut Sekber BMGJ. Sekber BMGJ dibentuk untuk merancang, mengawal dan
melaksanakan sebuah kesepakatan bersama di mana dengan kesepakatan tersebut
bisa dijaga sebuah ikatan kebesamaan yang unik, substasial dan benar-benar
bermanfaat bagi mereka dan sesama di sekitar mereka.
Dalam upaya menjaga ikatan kebersamaan ini, salah satu caranya adalah mengadakan
tukar pelayanan ibadah setiap tahunnya. Dan di tahun 2016 ini tema yang disepakati
sebagai buah dari pergumulan BMGJ adalah Mewujudkan Persekutuan Yang Kuat.
Dari tema ini diharapkan setelah terjadi saling bertukar pelayan, akan tersemai benihbenih semangat PERSEKUTUAN YANG KUAT itu semakin TERWUJUD. Maka, dalam
bahan ini, teks I Korintus 12 :1-20 akan menjadi dasar untuk merancang atau melandasi
pewartaan Sabda.
Tafsiran Singkat Teks I Korintus 12 :1-20
Paulus menyadari betapa virus perpecahan akan senantiasa mengancam kehidupan
jemaat di manapun dan kapanpun. Kekuatiran Paulus itu semakin membesar manakala
berhadapan dengan kondisi jemaat di kota Korintus. Sebuah kota metropolitan pada
jaman itu. Kota yang besar dan ramai dengan berbagai macam potensi perselisihan.
Sebagai kota metropolitan, maka kondisi jemaat Kristen di kota itu juga sangat
majemuk, terdiri dari berbagai macam suku, budaya dan juga agama asal.
Dalam sebuah komunitas yang berlatar belakang berbeda, ada dua kemungkinan
keberbedaan, yang pertama akan bersatu dengan saling melengkapi dan yang kedua

akan saling bersaing dengan saling menonjolkan ciri khasnya masing-masing. Upaya
untuk saling menonjolkan ke-khas-an masing-masing, dan ini bisa membuat
persekutuan terancam keutuhannya. Saat masing-masing kelompok hanya
menonjolkan kelebihan komunitasnya maka di dalamnya pastilah akan ada semangat
juga merendahkan keberadaan komunitas yang lain. Kondisi inilah yang terjadi di kota
Korintus. Mengetahui kondisi jemaat yang demikian, Paulus dengan gaya Pastoral yang
khas, dengan surat pastoranya, memberikan petunjuk kepada jemaat. Menyadarkan
jemaat akan posisi mereka akan keunikan dari masing-masing mereka, dan juga
kelompoknya. Paulus menyadari bahwa sebelum mereka mengenal Allah mereka
ditarik ke dalam pusaran relasi dengan berhala-berhala yang bisu (ayat 2). Ini terjadi
karena memang mereka melakukan itu semua tanpa berpikir dengan bijak.
Kemudian, demi menjaga keutuhan dan juga demi menyuntikkan semangat
Mewujudkan Persekutuan Jemaat di Korintus menjadi kuat, Paulus menasehati mereka
semua dengan sebuah analogi keberadaan mereka semua seperti tubuh manusia
( ayat 12). Namun sebelum itu, Paulus juga mbombong jemaat dengan mengatakan
bahwa semua dari jemaat di Korintus itu masing-masing memiliki karunia. Tidak ada
satupun yang tidak memiliki karunia, namun karunia mereka berbeda-beda. Dengan
karunia itu mereka dipanggil untuk melakukan pekerjaan Tuhan Allah (Pelayanan).
Paulus menekankan kesadaran Jemaat bahwa sebenarnya, meskipun mereka memiliki
karunia, namun yang paling utama dari semuanya adalah ROH TUHAN yang
menggerakkan mereka melakukan tindakan dengan karunia itu (Ayat 4-6). Dan yang
menjadi menarik adalah, semua keunikan atau karunia itu harus dikerjakan demi
KEPENTINGAN BERSAMA.
Dari tafsiran sederhana di atas, bisa ditarik beberapa point penting untuk melandasi
kotbah dalam rangka HUT BMGJ XXXX yang (sekali lagi) dalam tahun 2016 ini
menggaungkan tema MEWUJUDKAN PERSEKUTUAN YANG KUAT. Adapun hal-hal
tersebut adalah:
1. Keunikan, baik dalam diri pribadi maupun komunitas, adalah sebuah karunia
Tuhan dan juga sebuah keniscayaan. Keunikan merupakan hal yang pasti ada,
oleh karenanya, keunikan atau keberbedaan janganlah dipersoalkan dan
diupayakan untuk disatukan, namun perlu disadari bersama. Demikian juga
dengan keberadaan BMGJ, masing-masing anggotanya memiliki keunikannya
masing-masing. Jangan pernah ada upaya untuk menyatukan, namun mesti
diperjuangkan untuk memadukannya dalam sebuah simfoni kehidupan yang
Indah.
2. Kesadaran bahwa kita (manusia ) hanyalah alat, menjadi penting untuk sebuah
upaya mewujudkan persekutuan. Dengan kesadaran ini disertai pemahaman
bahwa si pemilik alat itu adalah Tuhan sendiri, akan menjadikan kebersamaan
dalam keberbedaan gereja-gereja Jawa semakin erat.

3. Keberbedaan yang unik itu adalah karunia dan karunia itu harus dijadikan alat
untuk melayani. Ikatan yang mesti dipakai untuk menyatukan masing-masing
pelayanan yang berbeda itu adalah Roh Tuhan sendiri.
4. Seperti tubuh manusia, jika sehat maka akan menghasilkan karya yang
maksimal. Dan di dalam tubuh manusia itu terdiri dari organ-organ yang masingmasing berbeda, namun jika salah satu sakit, pastilah sakit semua, maka
masing-masing anggota dalam BMGJ mestinya membangun ikatan yang kuat
dalam keberbedaan demi persekutuan yang kuat

Bahan atau Rancangan Kotbah


MEWUJUDKAN PERSEKUTUAN YANG KUAT.
Bapak, ibu dan saudara-saudara yang dikasihi dan mengasihi Tuhan Yesus
Ada beberapa orang Jawa, yang masing-masing memiliki bakat memainkan musik
gamelan. Masing-masing memiliki keahlian memainkan bagian dari gamelan itu. Ada
yang mahir memainkan gong, saron, gender dan yang lain, pokoknya lengkap.
Kemudian mereka sepakat untuk mendirikan sebuah Paguyupan karawitan, sebagai
wujud kecintaan mereka terhadap warisan seni dan budaya jawa.
Akhirul kata, terbentuklah sebuah Paguyuban karawitan dengan nama yang indah,
Paguyupan karawitan Ngudi Laras. Semua anggota bersemangat dalam berlatih demi
memajukan Paguyupan Ngudi Laras agar dikenal oleh banyak pihak. Dan benar,
akhirnya, Ngudi Laras menjadi Paguyuban karawitan paling popular di kota tempat
mereka tinggal, bahkan sampai daerah-daerah lain.
Tawaran manggung seperti hujan di musim lanina, terus tiada henti, yang juga
mengakibatkan banjir penghasilan. Semua anggota Ngudi Laras dan keluarganya
menjadi lebih makmur. Namun kemakmuran, keterkenalan itu menjadikan mereka lupa
akan ikatan persatuan yang menjadikan mereka bisa muat berdiri dan bersatu. Saat
harta dan ketenaran mulai menempel dalam Paguyuban mereka, ikatan kesatuan itu
pudar.
Kemudian, keretakan Ngudi Laras semakin menjadi-jadi saat masing-masing
anggotanya menyombongkan diri. Penabuh gong merasa paling penting, penabuh
gender tidak terima, mereka saling menonjolkan diri dan kemampuan mereka.
Perpecahan tidak bisa dihindarkan, namun sebelum mereka benar-benar berpisah
karena perbedaan yang belum juga ditemukan kembali tali yang menyatukan, mereka,
anggota Ngudi laras itu Sowan ke sesepuh yang paham akan dunia musik gending dan
karawitan. Sesepuh yang sangat arif ini setuju mereka pisah dan selain itu juga
menganjurkan masing-masing penabuh bagian alat karawitan, menghidupi diri dengan
kemampuannya dan alat yang menjadi kemahirannya.

Maka, kemudian Ngudi Laras berpisah, anggota-anggotanya masing-masing membawa


alat musik sesuai dengan yang mereka bisa. Kemudian mereka mencoba hidup dengan
alat musik yang mereka bawa.
Ada yang ngamen di perempatan lampu merah, ada yang berkeliling dari rumah ke
rumah, namun semakin hari semakin berat mereka menjalani hidup mereka. Alat musik
yang mereka bawa menjadi tidak memiliki arti saat mereka mainkan tanpa
kebersamaan dengan alat musik famelan yang lain. Semua anggota yang berpisah itu
merasakan hal yang sama, tidak bisa menikmati alunan gending indah hanya dengan
satu alat musik yang mereka bawa.
Saudara-saudara yang dikasih Tuhan dan mengasihiNya
Akhirnya, semakin lama anggota Ngudi Laras yang saling terpisah itu semakin
kehabisan tabungan dan kembali miskin. Namun justru kemiskinan itulah yang
membawa mereka sadar, bahwa dalam kesendirian masing-masing, alat dan
kemampuan mereka memainkannya tidak akan berfungsi maksimal. Lalu mereka
setelah saling berkomunikasi dengan segala penyesalan, sepakat bertemu, sowan sang
sesepuh. Saat sowan sang sesepuh, mereka diwejang banyak hal dan sang sesepuh
justru mengijinkan mereka berpisah agar mereka bisa mengalami betapa sulitnya
menemukan irama dan musik yang elok dan menarik saat mereka tidak menjadi satu.
Sang Sesepuh memberikan petuahnya, bahwa yang menyatukan mereka dalam Ngudi
Laras adalah kemampuan mereka yang berbeda, karena kalau semuanya hanya mahir
memainkan Gong, pastilah sulit menemukan keindahan gending.. selain kemampuan
mereka, Nada dan Irama gending yang mereka sering mainkan juga menjadi Ruh yang
menyatukan mereka semua dan yang terakhir, hati mereka juga sudah menyatu, saat
mereka bersama mencintai musik gending dan alatnya.
Bapak ibu dan saudara-saudara yang dikasihi dan mengasihi Tuhan Yesus
Kristus
Gereja Tuhan ada juga bagaikan komunitas gending dalam gambaran di atas. Masingmasing memiliki keunikannya dan justru dari keuinikan tersebut, mereka bisa saling
melengkapi dalam tugas panggilan pelayanan demi sebuah karya yang sempurna.
Nasehat Rasul Paulus di dalam I Korintus 12 semestinya menyadarkan kita semua
bahwa gereja (bahwa anggota BMGJ ada 4 gereja, GITJ,GKJTU,GKJW dan GKJ), baik
pribadi maupun persekutuan adalah Alat Tuhan di dalam melakukan karya pelayanan.
Maka, janganlah keberbedaan justru menjadikan perpisahan. Karena jika gereja hanya
mau asyik dengan dirinya dan berpisah dengan gereja yang lain, bisa jadi seperti
gambaran di atas. Hanya memainkan satu alat musik memang bisa dan juga
musiknyapun hanya bisa berbunyi, namun pastilah suara msuik itu tidak akan semerdu
jika dimainkan secara bersama sebagai sebuah orchestra.

Musik gamelan yang dimainkan dengan benar dan oleh orang yang menguasainya,
akan menghasilkan alunan gending yang sangat indah,yang melintasi batas-batas
suku, Bahasa, agama dan kepentingan. Suara gending akan terdengar oleh siapapun
dan jika suara itu indah, maka akan menghipnotis orang (dalam skala tertentu)
sehingga yang mendengar akan terhanyut untuk mengikuti alunan gending itu.
Demikian juga sebuah persekutuan gereja, jika dilakukan dengan berlatar pada
kesadaran akan keperbedaan, kesadaran akan penghargaan masing-masing talenta
maka akan tercipta sebuah zimfoni kehidupan indah yang bisa jadi juga menghipnotis
orang-orang, komunitas dan bahkan seluruh dunia di sekitarnya.
Oleh karena itu, seperti nasehat Rasul Paulus untuk jemaat di Korintus, agar bersatu
dan mempererat persekutuan, maka marilah kita gereja-gereja jawa saling mempererat
persekutuan dengan menyadari bahwa
1. Keperbedaan adalah sebuah kemestian hidup, maka jangan diupayakan menjadi
satu warna,biarlah dia ada dengan saling menyadarinya bersama-sama
2. Laksana sebuah musik gamelan, maka biarlah gereja-gereja jawa menyatukan
visi dan misi pelayannanya seperti musik gamelan yang melantun merdu dan
indah, sehingga yang mendengarnya bisa terhanyut oleh nuansa musik atau
gending yang dimainkanya.
3. Jika gending sebagai alat musik disatukan oleh nada yang sama, maka biarlah
gereja-gereja jawa juga disatukan oleh ROH TUHAN sebagai nada dasar yang
sama dalam memainkan simfoni musik Illahi di dunia ini
Bapak ibu dan saudara-saudara yang dikasih dan mengasiihi Tuhan Yesus Kristus
Mari kita dalam kesadaran yang Tuhan ajarkan, melakukan tugas panggilan kita
masing-masing dengan semangat persekutuan yang indah. Semua bisa terjadi jika mau
saling menyadari posisi masing-masing, baik secara pribadi maupun secara lembagawi.
Selamat memperkuat persekutuan dalam keberbedaan yang disadari.
Tuhan Yesus Memberkati
AMIN

LITURGI IBADAH HUT BMGJ


ke XXXX

BADAN MUSYAWARAH GEREJA-GEREJA JAWA


13 November 2016
===============================================================================
Pendeta dan Majelis melakukan persiapan dan berdoa di ruang konsistori
Bel pertama : Majelis memasuki ruang ibadah untuk menyampaikan warta gereja (jika
ada yang warta gerejanya setelah ibadah bisa langsung mengajak jemaat bernyanyi)
Bel Kedua
: Majelis mengajak Jemaat Berdiri dan menyanyikan menyanyikan pujian
KJ No. 242:1-2 Muliakan Allah Bapa sementara Pendeta dan Majelis memasuki ruang
ibadah.
1. Votum dan Salam ( Berdiri)
Kebaktian minggu idalam rangka ulang tahun BMGJ ini, marik kita kuduskan dengan
pengakuan bahwa: Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yang menciptakan
langit dan bumi. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa kita, Yesus
Kristus Tuhan kita di dalam persekutuan Roh Kudus penghibur kita turun dan
tinggallah atas saudara sekalian. Amin.
2. Introitus (duduk)
Sabda awal pagi ini terambil dari Mazmur 133: 1-3, dari nats ini kita dipanggil untuk
membangun kerukunan dalam kebersamaan hidup yang berbeda-beda, demi kokohnya
Persekutuan kita.
3. Nyanyian Jemaat KJ No 249:1-2
4. Pembacaan Hukum Kasih
Marilah bersama kita mendengar dan menerima Hukum Kasih yang demikian bunyinya
: Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap akal budimu itulah hukum yang terutama dan yang pertama dan
hukum yang kedua yang sama dengan itu ialah kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum taurat dan kitab
para nabi (Matius 22:27-40)
5. Doa Pengakuan Dosa
6. Nyanyian Penyesalan KJ 29: 1-4
7. Berita Anugrah
Berita Anugrah terambil dari Yohanes 3: 16
8. Petunjuk Hidup Baru
Sebagai petunjuk hidup baru, firman Tuhan terambil dari Ibrani 10 :25
9. Doa syukur dan Syafaat
10. Persembahan

a. Mari kita memberikan persembahan kepada Tuhan sebagai wujud syukur kita
kepad Tuhan dan mari kita satukan Persembahan kita dengan Nats Firman Tuhan
yang terambil dari Ulangan 8 :17-18
b. Nyanyian Jemaat KJ No 337:1- selesai
c. Doa Persembahan dan pelayanan Sabda
11. Pelayanan Sabda
a. Pembacaan Alkitab dari I Korintus 12: 1-20..

(diakhiri dengan berkata : Sampai disini pembacaan firman Tuhan. Berbahagialah setiap
orang yang mendengarkan firman Tuhan , yang menerimanya dalam hati dan yang
menghayatinya dalam hidup Amin)

b. Kotbah
c. Saat teduh
d. Doa akhir ibadah dan diakhiri dengan Doa Bapa Kami (diucapkan bersama
dengan jemaat)
Bapa kami yang di sorga dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah
kehendakmu dibumi seperti disorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami
yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga
mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Dan janganlah membawa kami ke
dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat . Karena Engkaulah
yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya Amin
12.
Nyanyian Akhir Ibadah KJ 332:1-2
13.
Pengakuan Iman Rasuli (Berdiri)
Mari kita bersama mengucapkan pengakuan iman kita dalam pengakuan iman rasuli.
Mari kita bangkit berdiri
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Aku percaya kepada Allah Bapa yang mahakuasa, Khalik langit dan bumi.
Dan kepada Yesus Kristus, AnakNya yang tunggal Tuhan kita
yang dikandung dari Roh Kudus lahir dari anak dara Maria,
yang menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan mati dan
dikuburkan turun kedalam kerajaan maut.
pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati,
naik kesorga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang mahakuasa
dan yang akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan yang
mati.
Aku percaya kepada Roh Kudus.
Gereja yang kudus dan am;persekutuan orang kudus.
pengampunan dosa
Kebagkitan daging
Dan hidup yang kekal.

14.
Berkat (Berdiri)
Terimalah berkat Tuhan : Tuhan memberkati kita dan melindungikita. Tuhan
menyinari kita dengan wajah-Nya dan memberi kita kasih karunia. Tuhan
menghadapkan wajah-Nya kepada kita dan memberi kita damai sejahtera. Amin atau
Kasih karunia dan damai sejahtera dari Tuhan Yesus Kristus beserta dengan kita
sekalian kini dan selamanya Amin
15.

Nyanyian Penutup Jemaat (Berdiri) KJ No 416 :1-2

Bahan utawi Rancangan Kotbah


MUJUDAKEN PATUNGGILANING PASAMUAN INGKANG KUAT.
Bapak, ibu lan para sederek ingkang dipun tresnani lan nresnani Gusti Yesus
Wonten para sederek ing satungguling daerah ingkang sami kagungan bakat utawi
kesagetan kangge nabuh gamelan. Setunggal lan setunggalipun sami benten ing

kabisanipun, wonten ingkang wasis nabuh gong,kendhang, gender lan sanessanesipun. Para sederek kala wau lajeng sarujuk ngadegaken Paguyupan karawitan
lan pun paring name utawi tenger Paguyupan Karawitan Ngudi Laras. Para
anggotaipun sami sengkut ing gladden murih rancak lan gandemipun tabuhan gending
ingkang dados karemenan sedaya anggotanipun. Lan panci leres, mboten dangu,
Ngudi Laras lajeng moncer kuncara ing daerah ing pundi sami netepi timbalan gesang,
malah kepara ngantos daerah-daerah sane sing sakiwa-tengenipun sami manggen.
Panyuwunan manggung utawi tampil hambanyu mili lan ugi ndadosaken berkah lan
penghasilan ingkang ugi mili kados dene lepen ing mangsa rendeng. Awit saking
sampun moncer, kawentar lan ugi sampun sami sugih ing bebandha,ndadosaken
Krenteging Paguyupan wiwit nglokro,malah awit saking sami terkenal, sami
ngunggulaken cepenganipun piyambak-piyambak. Kawontenan punika ndadosaken
dredah ing Ngudi Laras lan pepuntonipun sarujuk pepisahan. Saderengipun pepisahan,
para anggota Ngudi Laras sami sowan dating sesepuing Paguyupan,lan dipun paring
idi pangestu kangge pisah lan mbekta perangan gamelan ingkang dados
kasagetanipun.
Saksampunipun sami pepisahan,para anggota Paguyupan sami pados gesang
lumantar kesagetanipun, wonten ingkang ngamen ing prapatan-ptapatan lampu
bangjo,wonten ingkang mubengi desa ngadesa. Ananging perangan gamelan ingkang
sami dipun mainaken punika mboten dados remening para-para ingkang sami
miyarsakaen,malah dados geguyonan tiyang kathah. Ugi asilipun ing babagan yatra
tebih saking nalika rumiyin nggabung dados satunggal Paguyupan. Kawontenan punika
nyrambahi sedaya tilas anggota Ngudi Laras. Sedaya pengalaman ingkang kirang sae
punika njalari para tilas anggota Ngudi Laras ngadahi krenteg tetunggilan malih
minangka setunggal Paguyupan ingkang wetah.

Para sederek kagunganipun Gusti,ingkang dipun tresnani lan nresnani Gusti


Yesus
Ing pungkasanipun, para tilas Ngudi Laras sami dados mlarat awit tabungan sampun
sami telas, lajeng sarujuk manunggil malih. Awit malah lumantar kawontenan ingkang
kekirangan punika malah ndadosaken krenteg lan grengseng kangge makarya
sesarengan tuwuh ngrembaka malih. Sedaya sami ngrumaosi,makarya piyambakpiyambak,nama malih babaga gending karawitan,punika perkawis ingkang mboten
prayogi. Lajen sedaya sami wangsul sowan dumateng sesepuh ingkang rumiyin paring
idi pangestu sami pepisahan.

Eyang sepuh minagka sesepuh bingah awit para anggota Paguyupan Ngudi Lara ing
pungkasanipun sami sadar awit ngraosaken piyambak kawontenan ingkang sami
lumampah,bilih nggending utawi makarya gending pepisahan punika mboten estu
prayogi.
Bapak ibu dan saudara-saudara yang dikasihi dan mengasihi Tuhan Yesus
Kristus
Pasamuanipun Gusti punika ugi kadosdene paguyupan gending ng pasemon punika.
Setunggal lan setunggalipun sami nggadahi perkawis ingkang unik. Lan sedaya
katitahaken dening Gusti kangge kasaenan lan murih sami njangkepi setunggal lan
setunggalipun. Pepenget saking Rasul Paulus ing I Korinta 12 kedahipun saget
ndadosaken kita sami sadar, bilih gereja punika estunipun namung pirantosipun Gusti
tumrap pakaryan kasaenan.
Pramila, awit saking punika, sampun ngantos perkawis ingkang benten malah dados
sarana sami tempuh ing pasulayan lan ndadosapen ajuring pasamuan. Kadosdene
para paraga paguyupan gending karawitang ing nginggil, sanadyan benten ing
kasagedan,ampun ngantos mlampah piyambak-piyambak,ananging kedah nunggilaken
bakat dalah kabisan kangge Ndamel Gending Ingkang Laras.
Gamelan ingkang pun tabuh kanthi leres lan pener mesti baal ndadosaken gending
ingkang ngremenaken lan saget dipun pirengaken sedaya tiyang, malah kepara
ingkang mboten remen saget tertarik,malah nderek ngkaras lumantar gending ingkang
gandem. Pramila murih saget kados mekaten, kedahipun pasamuan utawi greja sami
nunggilaken kasagetan lan mangun Gending Gesang Ingkang Nengsemaken.
Pramila, piwucal saking Rasul Paulus kagem pasamuan ing Korinta murih mboten
cengkah malah kepara sami nunggilaken bakat lan kasagetan punika kita lampahi.
Sumangga sami ngraketaken tetunggilan adedasar perkawis-perkawis punika:
1. Perkawis ingkang benten punika perkawis ingkang lirah malah malah kedah
benten murih saget wonten kaidahaning kawontenan.
2. Kadosdene gending gamelan ingkang katunggilaken lumantar nada ingkang
sami, manah ingkang sarujuk, pramila manga Patunggilan Greja, mirungganipun
greja greja Jawa sami kita kiyataken.
3. Menawi gending katunggilken lumantar nada dasar utawi laras ingkang sami,
sumangga pasamuan tinungilaken dening Rohipun Gusti, dening krenteg
ingkang sami kangge kaluhuranipun Gusti.
Para sederek kagunganipun Gusti

Sumangga kita sami gesang kanti tansah sadar lan enget kaliyan punapa ingkang Gusti
dawuhaken, lumantar Rasul Paulus ing Korinta punika. Sumangga sami ngayahi
timbalan peladosan adedasar krenteg sae kangge ngiyataken tetunggilan ing
antawisipun pasamuanipun Gusti. Sumangga greja-greja Jawa sami sengkut ing
tetunggilan sae murih asmanipun Gusti sansaya sumebar ing saindenging jagad.
Mugi Gusti tansah mbabar berkah
AMIN

Liturgi Basa Jawa


Bel Kapisan

:Pencawisan wonten ing konsistori, pradata lan pandito ndedonga

Belk aping kalih : Pradata medal maos pawartosing pasamuan lan bagda maos ngajak
pasamuan ngidung saking KPK 148:1-2

1. VOTUM
Pdt

lan SALAM (pasamuwan jumeneng)

:"Pangabekti ing wanci enjang punika, sami kita lampahi klayan nganggep
Asmanipun Allah Sang Rama, Gusti Yesus Sang Putra tuwin Sang Roh Suci".
Sih rahmat lan tentrem rahayu saking Allah Rama kita, tuwin Gusti kita
Yesus Kristus, tumraha ing pasamuwan. Amin.

Psm

:AMIN

2. INTROITUS: (PASAMUWAN PINARAK).


Swawi nampni bebukaning Sabda Mula ingkang makaten pangandikanipun: Jabur
133:1-3
3. PAMUJINING PASAMUWAN
Sumangga sami memuji mulyakaken Asmanipun Gusti Allah kanthi ungeling Kidung
BMGJ angka KPK BMGJ 37:1-2
4. ANGGER-ANGGER SADASA PRAKAWIS UTAWI RINGKESANI-PUN.
Wondene pangandikanipun Gusti Ysus menggah pepakning angger-angger ingkang
ageng piyambak punika namung kalh kmawon, suraosipun mekaten: "Sira tresnaa

marang Pangeran Allahira, kalawan gumolonging atinira, lan gumolonging nyawanira,


sarta gumolonging budinira. Yaiku angger-angger kang gedhe lan luhur dhewe. Dene
angger-angger kang kapindho kang padha karo iku, yaiku: Sira tresnaa ing
sapepadhanira dikaya marang awakira dhewe. Kabh isining Tort lan kitabe para
nabi iku gumantung karo angger-angger loro mau."
5. PENGAKENING DOSA KLAYAN PANDONGA LAN KIDUNG PANALANGSA.
Saking angger-angger wau lajeng terang sapinten agenging dosa kita lan tetela bilih
kita boten saged nglampahi angger-angger wau kanthi sampurna. Sengaja utawi
boten sengaja kita sami nerak dhateng kersanipun Gusti Allah. Mangka dosa saha
panerak kita wau boten samar wonten ing ngarsanipun Gusti. Pramila saking punika,
sumangga kita sami ngakni dosa-dosa kita wau klayan pandonga . Purna kita
ndedonga, sumangga ugi panalangsa kita,kita telakaken lumantar repening kidung
panalangsa, KPK BMGJ 43:1-3
6. PAWARTOS SIH RAHMAT
Gusti Allah punika ambek welasan, kados dhawuhipun ing Yokanan 3 : 16....
Kawilujengan kita boten amargi amal utawi kasaenan kita, ananging saking Sih
Rahmat, ingkang kababar wonten ing salibipun Gusti Yesus Kristus.
7. PITEDAH BAB GESANG ANYAR saking ibrani 10:25
8. KIDUNG PAMUJI SOKUR AWIT SIHRAHMAT LAN PITEDAH GESANG ANYAR
Sumangga kita tampeni lan sanggepi, pawartos sih rahmat dalah pitedah gesang
anyar kala wau srana memuji asmanipun Gusti kanthi ungeling KPK BMGJ angka
82:1-3
9. PANDONGA SOKUR LAN SYAFAAT
10.

PISUNGSUNG

a. Kita sami ngraosaken sepinten agenging sihipun Gusti, pramila samangke kita
temtu saos sokur dhateng Panjenenganipun. Sumangga saos sokur kita, kita
wujudaken kanthi pisungsung kagem jembaraken Karatonipun saha Kamulyaning
Asmanipun.
b. Kempaling pisungsung kairingan KPK BMGJ 187:1 sakcekapipun
c. Pandonga Pisungsung lan Peladosan Pangandika(jumeneng)
11. PELADOSAN PANGANDIKA

Maos Kitab Suci Saking I Korinta 12: 1-20


Ingkang Rahayu inggih punika tiyang ingkang sami mirengaken, nampni saha
nglampahi dhawuhipun Gusti Allah wonten ing gesang padintenanipun. Amin.

Kotbah

Wekdal Ening

12. Pandonga Pungkasaning Pangabekti lan katutup kalayan Donga Rama Kawula
Dhuh Rama kawula ingkang wonten swarga
Asma Tuwan mugi kasuckna.
Kraton Tuwan mugi rawuha.
Karsa Tuwan mugi kalampahana, kadosdene wonten ing swarga, inggh mekatena ugi
wonten ing bumi.
Mugi kawula sami Tuwan paringi rejeki kawula sacekapipun ing dinten punika.
Saha Tuwan mugi ngapunten sakathahipun kalepatan kawula, kadosdn kawula inggh
sami ngapunten ing tetiyang ingkang kelepatan dhateng kawula.
Punapa malh kawula mugi sampun ngantos sami katandukaken dhateng panggodho,
mugi sami Tuwan uwalaken saking pangawak dursila.
Awitdene Tuwan ingkang kagungan kraton saha wisesa tuwin kamulyan langgeng
salamipun.

Amin.
13. SAHADAT/PANGAKENING PITADOS (Pasamuwan jumeneng).
Sumangga samangke kita sami sesarengan nglairaken pangaken kita klayan jumeneng:
1. Kawula pitados dhateng Allah Sang Rama, Ingkang Mahakawasa, ingkang
nitahaken langit kaliyan bumi.
2.Inggh pitados dhateng Yesus Kristus Ingkang Putra ontang-anting, Gusti
kawula.
3. Ingkang kabobotaken denng Roh Suci, miyos saking prawan Maryam.
4.Ingkang nandhang sangsara nalika jumenengipun Pontius Pilatus, kasalib,
nglampahi sda, lajeng kasareaken, tumedhak dhateng ing teleng palimengan.
5.Ing tigang dintenipun wungu malh saking antawisipun tiyang pejah.
6. Lajeng sumengka dhateng ing swarga, pinarak wonten ing tengenipun Allah
Sang Rama Ingkang Mahakawasa.
7. Saking ngriku inggh badhe rawuhipun ngadili tiyang ingkang gesang kaliyan
ingkang pejah."
8. Kawula pitados dhateng Roh Suci.
9. Kawula pitados wontenipun pasamuwan Kristen satunggal ingkang suci sarta
wradin, inggh patunggilanipun para suci.
10. Punapa dene pangapuntening dosa.

11. Tanginipun raga.


12. Sarta gesang langgeng. Amin.
13. PAMUJI PUNGKASANING PANGABEKTI
Sumangga Kita sami memuji kanthi KPK BMGJ 119:1-2
14. BERKAH.(PASAMUWAN JUMENENG).

Sumangga sesarengan mundur klayan tentrem -rahayu, sarta satunggaltunggaling sadherek nampnana berkahipun Gusti :
"Sih Rahmatipun Gusti Yesus Kristus, lan Sihipun Allah tuwin patunggilanipun
Roh Suci wontena ing pasamuwan sedaya. Amin".
15. PAMUJINING PASAMUWAN (PASAMUWAN JUMENENG).
Sumangga kita sami mengker klayan memuji Asmanipun Gusti saking ungeling
KPK BMGJ angka 343 :1-2

BAHASA JAWA

Anda mungkin juga menyukai