akan saling bersaing dengan saling menonjolkan ciri khasnya masing-masing. Upaya
untuk saling menonjolkan ke-khas-an masing-masing, dan ini bisa membuat
persekutuan terancam keutuhannya. Saat masing-masing kelompok hanya
menonjolkan kelebihan komunitasnya maka di dalamnya pastilah akan ada semangat
juga merendahkan keberadaan komunitas yang lain. Kondisi inilah yang terjadi di kota
Korintus. Mengetahui kondisi jemaat yang demikian, Paulus dengan gaya Pastoral yang
khas, dengan surat pastoranya, memberikan petunjuk kepada jemaat. Menyadarkan
jemaat akan posisi mereka akan keunikan dari masing-masing mereka, dan juga
kelompoknya. Paulus menyadari bahwa sebelum mereka mengenal Allah mereka
ditarik ke dalam pusaran relasi dengan berhala-berhala yang bisu (ayat 2). Ini terjadi
karena memang mereka melakukan itu semua tanpa berpikir dengan bijak.
Kemudian, demi menjaga keutuhan dan juga demi menyuntikkan semangat
Mewujudkan Persekutuan Jemaat di Korintus menjadi kuat, Paulus menasehati mereka
semua dengan sebuah analogi keberadaan mereka semua seperti tubuh manusia
( ayat 12). Namun sebelum itu, Paulus juga mbombong jemaat dengan mengatakan
bahwa semua dari jemaat di Korintus itu masing-masing memiliki karunia. Tidak ada
satupun yang tidak memiliki karunia, namun karunia mereka berbeda-beda. Dengan
karunia itu mereka dipanggil untuk melakukan pekerjaan Tuhan Allah (Pelayanan).
Paulus menekankan kesadaran Jemaat bahwa sebenarnya, meskipun mereka memiliki
karunia, namun yang paling utama dari semuanya adalah ROH TUHAN yang
menggerakkan mereka melakukan tindakan dengan karunia itu (Ayat 4-6). Dan yang
menjadi menarik adalah, semua keunikan atau karunia itu harus dikerjakan demi
KEPENTINGAN BERSAMA.
Dari tafsiran sederhana di atas, bisa ditarik beberapa point penting untuk melandasi
kotbah dalam rangka HUT BMGJ XXXX yang (sekali lagi) dalam tahun 2016 ini
menggaungkan tema MEWUJUDKAN PERSEKUTUAN YANG KUAT. Adapun hal-hal
tersebut adalah:
1. Keunikan, baik dalam diri pribadi maupun komunitas, adalah sebuah karunia
Tuhan dan juga sebuah keniscayaan. Keunikan merupakan hal yang pasti ada,
oleh karenanya, keunikan atau keberbedaan janganlah dipersoalkan dan
diupayakan untuk disatukan, namun perlu disadari bersama. Demikian juga
dengan keberadaan BMGJ, masing-masing anggotanya memiliki keunikannya
masing-masing. Jangan pernah ada upaya untuk menyatukan, namun mesti
diperjuangkan untuk memadukannya dalam sebuah simfoni kehidupan yang
Indah.
2. Kesadaran bahwa kita (manusia ) hanyalah alat, menjadi penting untuk sebuah
upaya mewujudkan persekutuan. Dengan kesadaran ini disertai pemahaman
bahwa si pemilik alat itu adalah Tuhan sendiri, akan menjadikan kebersamaan
dalam keberbedaan gereja-gereja Jawa semakin erat.
3. Keberbedaan yang unik itu adalah karunia dan karunia itu harus dijadikan alat
untuk melayani. Ikatan yang mesti dipakai untuk menyatukan masing-masing
pelayanan yang berbeda itu adalah Roh Tuhan sendiri.
4. Seperti tubuh manusia, jika sehat maka akan menghasilkan karya yang
maksimal. Dan di dalam tubuh manusia itu terdiri dari organ-organ yang masingmasing berbeda, namun jika salah satu sakit, pastilah sakit semua, maka
masing-masing anggota dalam BMGJ mestinya membangun ikatan yang kuat
dalam keberbedaan demi persekutuan yang kuat
Musik gamelan yang dimainkan dengan benar dan oleh orang yang menguasainya,
akan menghasilkan alunan gending yang sangat indah,yang melintasi batas-batas
suku, Bahasa, agama dan kepentingan. Suara gending akan terdengar oleh siapapun
dan jika suara itu indah, maka akan menghipnotis orang (dalam skala tertentu)
sehingga yang mendengar akan terhanyut untuk mengikuti alunan gending itu.
Demikian juga sebuah persekutuan gereja, jika dilakukan dengan berlatar pada
kesadaran akan keperbedaan, kesadaran akan penghargaan masing-masing talenta
maka akan tercipta sebuah zimfoni kehidupan indah yang bisa jadi juga menghipnotis
orang-orang, komunitas dan bahkan seluruh dunia di sekitarnya.
Oleh karena itu, seperti nasehat Rasul Paulus untuk jemaat di Korintus, agar bersatu
dan mempererat persekutuan, maka marilah kita gereja-gereja jawa saling mempererat
persekutuan dengan menyadari bahwa
1. Keperbedaan adalah sebuah kemestian hidup, maka jangan diupayakan menjadi
satu warna,biarlah dia ada dengan saling menyadarinya bersama-sama
2. Laksana sebuah musik gamelan, maka biarlah gereja-gereja jawa menyatukan
visi dan misi pelayannanya seperti musik gamelan yang melantun merdu dan
indah, sehingga yang mendengarnya bisa terhanyut oleh nuansa musik atau
gending yang dimainkanya.
3. Jika gending sebagai alat musik disatukan oleh nada yang sama, maka biarlah
gereja-gereja jawa juga disatukan oleh ROH TUHAN sebagai nada dasar yang
sama dalam memainkan simfoni musik Illahi di dunia ini
Bapak ibu dan saudara-saudara yang dikasih dan mengasiihi Tuhan Yesus Kristus
Mari kita dalam kesadaran yang Tuhan ajarkan, melakukan tugas panggilan kita
masing-masing dengan semangat persekutuan yang indah. Semua bisa terjadi jika mau
saling menyadari posisi masing-masing, baik secara pribadi maupun secara lembagawi.
Selamat memperkuat persekutuan dalam keberbedaan yang disadari.
Tuhan Yesus Memberkati
AMIN
a. Mari kita memberikan persembahan kepada Tuhan sebagai wujud syukur kita
kepad Tuhan dan mari kita satukan Persembahan kita dengan Nats Firman Tuhan
yang terambil dari Ulangan 8 :17-18
b. Nyanyian Jemaat KJ No 337:1- selesai
c. Doa Persembahan dan pelayanan Sabda
11. Pelayanan Sabda
a. Pembacaan Alkitab dari I Korintus 12: 1-20..
(diakhiri dengan berkata : Sampai disini pembacaan firman Tuhan. Berbahagialah setiap
orang yang mendengarkan firman Tuhan , yang menerimanya dalam hati dan yang
menghayatinya dalam hidup Amin)
b. Kotbah
c. Saat teduh
d. Doa akhir ibadah dan diakhiri dengan Doa Bapa Kami (diucapkan bersama
dengan jemaat)
Bapa kami yang di sorga dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah
kehendakmu dibumi seperti disorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami
yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga
mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Dan janganlah membawa kami ke
dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat . Karena Engkaulah
yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya Amin
12.
Nyanyian Akhir Ibadah KJ 332:1-2
13.
Pengakuan Iman Rasuli (Berdiri)
Mari kita bersama mengucapkan pengakuan iman kita dalam pengakuan iman rasuli.
Mari kita bangkit berdiri
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Aku percaya kepada Allah Bapa yang mahakuasa, Khalik langit dan bumi.
Dan kepada Yesus Kristus, AnakNya yang tunggal Tuhan kita
yang dikandung dari Roh Kudus lahir dari anak dara Maria,
yang menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan mati dan
dikuburkan turun kedalam kerajaan maut.
pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati,
naik kesorga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang mahakuasa
dan yang akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan yang
mati.
Aku percaya kepada Roh Kudus.
Gereja yang kudus dan am;persekutuan orang kudus.
pengampunan dosa
Kebagkitan daging
Dan hidup yang kekal.
14.
Berkat (Berdiri)
Terimalah berkat Tuhan : Tuhan memberkati kita dan melindungikita. Tuhan
menyinari kita dengan wajah-Nya dan memberi kita kasih karunia. Tuhan
menghadapkan wajah-Nya kepada kita dan memberi kita damai sejahtera. Amin atau
Kasih karunia dan damai sejahtera dari Tuhan Yesus Kristus beserta dengan kita
sekalian kini dan selamanya Amin
15.
kabisanipun, wonten ingkang wasis nabuh gong,kendhang, gender lan sanessanesipun. Para sederek kala wau lajeng sarujuk ngadegaken Paguyupan karawitan
lan pun paring name utawi tenger Paguyupan Karawitan Ngudi Laras. Para
anggotaipun sami sengkut ing gladden murih rancak lan gandemipun tabuhan gending
ingkang dados karemenan sedaya anggotanipun. Lan panci leres, mboten dangu,
Ngudi Laras lajeng moncer kuncara ing daerah ing pundi sami netepi timbalan gesang,
malah kepara ngantos daerah-daerah sane sing sakiwa-tengenipun sami manggen.
Panyuwunan manggung utawi tampil hambanyu mili lan ugi ndadosaken berkah lan
penghasilan ingkang ugi mili kados dene lepen ing mangsa rendeng. Awit saking
sampun moncer, kawentar lan ugi sampun sami sugih ing bebandha,ndadosaken
Krenteging Paguyupan wiwit nglokro,malah awit saking sami terkenal, sami
ngunggulaken cepenganipun piyambak-piyambak. Kawontenan punika ndadosaken
dredah ing Ngudi Laras lan pepuntonipun sarujuk pepisahan. Saderengipun pepisahan,
para anggota Ngudi Laras sami sowan dating sesepuing Paguyupan,lan dipun paring
idi pangestu kangge pisah lan mbekta perangan gamelan ingkang dados
kasagetanipun.
Saksampunipun sami pepisahan,para anggota Paguyupan sami pados gesang
lumantar kesagetanipun, wonten ingkang ngamen ing prapatan-ptapatan lampu
bangjo,wonten ingkang mubengi desa ngadesa. Ananging perangan gamelan ingkang
sami dipun mainaken punika mboten dados remening para-para ingkang sami
miyarsakaen,malah dados geguyonan tiyang kathah. Ugi asilipun ing babagan yatra
tebih saking nalika rumiyin nggabung dados satunggal Paguyupan. Kawontenan punika
nyrambahi sedaya tilas anggota Ngudi Laras. Sedaya pengalaman ingkang kirang sae
punika njalari para tilas anggota Ngudi Laras ngadahi krenteg tetunggilan malih
minangka setunggal Paguyupan ingkang wetah.
Eyang sepuh minagka sesepuh bingah awit para anggota Paguyupan Ngudi Lara ing
pungkasanipun sami sadar awit ngraosaken piyambak kawontenan ingkang sami
lumampah,bilih nggending utawi makarya gending pepisahan punika mboten estu
prayogi.
Bapak ibu dan saudara-saudara yang dikasihi dan mengasihi Tuhan Yesus
Kristus
Pasamuanipun Gusti punika ugi kadosdene paguyupan gending ng pasemon punika.
Setunggal lan setunggalipun sami nggadahi perkawis ingkang unik. Lan sedaya
katitahaken dening Gusti kangge kasaenan lan murih sami njangkepi setunggal lan
setunggalipun. Pepenget saking Rasul Paulus ing I Korinta 12 kedahipun saget
ndadosaken kita sami sadar, bilih gereja punika estunipun namung pirantosipun Gusti
tumrap pakaryan kasaenan.
Pramila, awit saking punika, sampun ngantos perkawis ingkang benten malah dados
sarana sami tempuh ing pasulayan lan ndadosapen ajuring pasamuan. Kadosdene
para paraga paguyupan gending karawitang ing nginggil, sanadyan benten ing
kasagedan,ampun ngantos mlampah piyambak-piyambak,ananging kedah nunggilaken
bakat dalah kabisan kangge Ndamel Gending Ingkang Laras.
Gamelan ingkang pun tabuh kanthi leres lan pener mesti baal ndadosaken gending
ingkang ngremenaken lan saget dipun pirengaken sedaya tiyang, malah kepara
ingkang mboten remen saget tertarik,malah nderek ngkaras lumantar gending ingkang
gandem. Pramila murih saget kados mekaten, kedahipun pasamuan utawi greja sami
nunggilaken kasagetan lan mangun Gending Gesang Ingkang Nengsemaken.
Pramila, piwucal saking Rasul Paulus kagem pasamuan ing Korinta murih mboten
cengkah malah kepara sami nunggilaken bakat lan kasagetan punika kita lampahi.
Sumangga sami ngraketaken tetunggilan adedasar perkawis-perkawis punika:
1. Perkawis ingkang benten punika perkawis ingkang lirah malah malah kedah
benten murih saget wonten kaidahaning kawontenan.
2. Kadosdene gending gamelan ingkang katunggilaken lumantar nada ingkang
sami, manah ingkang sarujuk, pramila manga Patunggilan Greja, mirungganipun
greja greja Jawa sami kita kiyataken.
3. Menawi gending katunggilken lumantar nada dasar utawi laras ingkang sami,
sumangga pasamuan tinungilaken dening Rohipun Gusti, dening krenteg
ingkang sami kangge kaluhuranipun Gusti.
Para sederek kagunganipun Gusti
Sumangga kita sami gesang kanti tansah sadar lan enget kaliyan punapa ingkang Gusti
dawuhaken, lumantar Rasul Paulus ing Korinta punika. Sumangga sami ngayahi
timbalan peladosan adedasar krenteg sae kangge ngiyataken tetunggilan ing
antawisipun pasamuanipun Gusti. Sumangga greja-greja Jawa sami sengkut ing
tetunggilan sae murih asmanipun Gusti sansaya sumebar ing saindenging jagad.
Mugi Gusti tansah mbabar berkah
AMIN
Belk aping kalih : Pradata medal maos pawartosing pasamuan lan bagda maos ngajak
pasamuan ngidung saking KPK 148:1-2
1. VOTUM
Pdt
:"Pangabekti ing wanci enjang punika, sami kita lampahi klayan nganggep
Asmanipun Allah Sang Rama, Gusti Yesus Sang Putra tuwin Sang Roh Suci".
Sih rahmat lan tentrem rahayu saking Allah Rama kita, tuwin Gusti kita
Yesus Kristus, tumraha ing pasamuwan. Amin.
Psm
:AMIN
PISUNGSUNG
a. Kita sami ngraosaken sepinten agenging sihipun Gusti, pramila samangke kita
temtu saos sokur dhateng Panjenenganipun. Sumangga saos sokur kita, kita
wujudaken kanthi pisungsung kagem jembaraken Karatonipun saha Kamulyaning
Asmanipun.
b. Kempaling pisungsung kairingan KPK BMGJ 187:1 sakcekapipun
c. Pandonga Pisungsung lan Peladosan Pangandika(jumeneng)
11. PELADOSAN PANGANDIKA
Kotbah
Wekdal Ening
12. Pandonga Pungkasaning Pangabekti lan katutup kalayan Donga Rama Kawula
Dhuh Rama kawula ingkang wonten swarga
Asma Tuwan mugi kasuckna.
Kraton Tuwan mugi rawuha.
Karsa Tuwan mugi kalampahana, kadosdene wonten ing swarga, inggh mekatena ugi
wonten ing bumi.
Mugi kawula sami Tuwan paringi rejeki kawula sacekapipun ing dinten punika.
Saha Tuwan mugi ngapunten sakathahipun kalepatan kawula, kadosdn kawula inggh
sami ngapunten ing tetiyang ingkang kelepatan dhateng kawula.
Punapa malh kawula mugi sampun ngantos sami katandukaken dhateng panggodho,
mugi sami Tuwan uwalaken saking pangawak dursila.
Awitdene Tuwan ingkang kagungan kraton saha wisesa tuwin kamulyan langgeng
salamipun.
Amin.
13. SAHADAT/PANGAKENING PITADOS (Pasamuwan jumeneng).
Sumangga samangke kita sami sesarengan nglairaken pangaken kita klayan jumeneng:
1. Kawula pitados dhateng Allah Sang Rama, Ingkang Mahakawasa, ingkang
nitahaken langit kaliyan bumi.
2.Inggh pitados dhateng Yesus Kristus Ingkang Putra ontang-anting, Gusti
kawula.
3. Ingkang kabobotaken denng Roh Suci, miyos saking prawan Maryam.
4.Ingkang nandhang sangsara nalika jumenengipun Pontius Pilatus, kasalib,
nglampahi sda, lajeng kasareaken, tumedhak dhateng ing teleng palimengan.
5.Ing tigang dintenipun wungu malh saking antawisipun tiyang pejah.
6. Lajeng sumengka dhateng ing swarga, pinarak wonten ing tengenipun Allah
Sang Rama Ingkang Mahakawasa.
7. Saking ngriku inggh badhe rawuhipun ngadili tiyang ingkang gesang kaliyan
ingkang pejah."
8. Kawula pitados dhateng Roh Suci.
9. Kawula pitados wontenipun pasamuwan Kristen satunggal ingkang suci sarta
wradin, inggh patunggilanipun para suci.
10. Punapa dene pangapuntening dosa.
Sumangga sesarengan mundur klayan tentrem -rahayu, sarta satunggaltunggaling sadherek nampnana berkahipun Gusti :
"Sih Rahmatipun Gusti Yesus Kristus, lan Sihipun Allah tuwin patunggilanipun
Roh Suci wontena ing pasamuwan sedaya. Amin".
15. PAMUJINING PASAMUWAN (PASAMUWAN JUMENENG).
Sumangga kita sami mengker klayan memuji Asmanipun Gusti saking ungeling
KPK BMGJ angka 343 :1-2
BAHASA JAWA