Anda di halaman 1dari 12

Aslati: Optimalisasi Peran FKUB dalam Menciptakan Toleransi Beragama

OPTIMALISASI PERAN FKUB DALAM


MENCIPTAKAN TOLERANSI
BERAGAMA DI KOTA PEKANBARU
Oleh: Aslati
Dosen Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN Sukam Riau
Email: lp2muinsuska@yahoo.com

Abstraks
FKUB merupakan salah satu forum yang berada dibawah naungan
kementerian agama yang berperan sebagai mediator dan penyelaras serta
memfasilitasi masyarakat dalam hal keberagaman agama baik setingkat kota
maupun provinsi. Pekanbaru salah satu kota besar yang terdapat di pulai
Sumatera yang penduduknya sangat heterogen suku, ras dan agama. Dalam
hal agama sangat berpotensi adanya konflik yang dipicu oleh pendirian sarana
prasarana rumah ibadah seperti pendirian rumah ibadah yang tidak ada izin,
ketidaknyamanan warga sekitar terhadap keberadaan rumah ibadah sehingga
mencitakan ketidakharmonisan antar pemeluk agama. Dalam hal ini eksistensi
FKUB dituntut untuk bisa berperan secara optimal dalam menciptakan
toleransi kehidupan yang harmonis di kota Pekanbaru.

Kata Kunci: FKUB; Toleransi Beragama

Pendahuluan Katolik, 0.3% Hindu dan 3.1% Budha.


Pekanbaru ibukota provinsi Riau Kemajemukan masyarakat memiliki dua
merupakan Indonesia mini dalam hal potensi yang berbeda, diantaranya di satu
suku dan agama. Pasalnya semua agama sisi merupakan kekuatan karena
dan suku ada di kota yang berpenduduk merupakan perpaduan dari berbagai
hampir satu juta jiwa. Pekanbaru macam latar belakang budaya dan
merupakan salah satu kota besar yang keunggulan yang saling melengkapi dan
terdapat di Sumatera. Seperti kota-kota di sisi lain perbedaan tersebut berpeluang
besar lainnya di Indonesia di Pekanbaru pula terhadap timbulnya perpecahan dan
terdapat berbagai jenis suku, ras dan perselisihan.
agama.Dari keseluruhan jumlah Setiap agama besar yang ada di
penduduk di kota Pekanbaru yang Indonesia dilindungi oleh Undang-
berkisar 1,1 juta jiwa terdapat 90% yang undang yang berlaku dan agama-agama
beragama Islam, 4.2% Kristen, 2.3% itu memiliki hak yang sama untuk hidup

188|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014
Aslati: Optimalisasi Peran FKUB dalam Menciptakan Toleransi Beragama

dan berkembang. Setiap umat bergama Bersama Menteri Agama dan Menteri
berhak menyiarkan agama dan Dalam Negeri Nomor 9 dan Nomor 8
mendirikan rumah ibadah. Tetapi kalau Tahun 2006 tentang Pedoman
tidak ada aturanmya atau ada aturan Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil
tetapi dilanggar, maka terjadi benturan Kepala Daerah dalam Pemeliharaan
atau konflik antar umat beragama itu Kerukunan Umat Beragama, Pember-
sendiri. dayaan Forum Kerukunan Umat
Keberagaman yang ada tersebut Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat.
menciptakan polarisasi dalam pengelom- Melihat uraian di atas maka perlu
pokan atau kelas sosial masyarakat. adanya kebijakan dari pemerintah daerah
Beragamnya jenis suku, ras dan agama yang dapat dijadikan acuan bagi
maka tidak terhindarkan munculnya masyarakat dalam mewujudkan toleransi
problem sosial terutama kaitannya dalam kehidupan beragama di Kota Pekanbaru
kehidupan beragama. Kondisi kota yang yakni dengan melakukan optimalisasi
sedang berkembang tidak terhindarkan peran FKUB.
banyaknya potensi konflik yang terjadi.
Tidak jarang terjadi perselisihan di Pembahasan.
masyarakat yang mengetengahkan isu Pendirian FKUB Kota Pekanbaru.
atau symbol agama seperti pendirian Berdasarkan Peraturan Gubernur
rumah ibadah. Permasalahan itu muncul Riau Nomor 28 tahun 2007 tentang
antara lain adanya pendirian rumah organisasi dan tata kerja Forum
ibadah yang tidak mempunyai izin, Kerukunan Umat Beragama (FKUB)
penggunaan fasilitas umum sebagai provinsi Riau maka terbentuklah FKUB
tempat ibadah, dan munculnya protes Kota Pekanbar u dengan susunan
warga terhadap keberadaan suatu rumah pengurus sebagai berikut ;
ibadah. Pembina : Walikota Pekanbaru
Dengan menyadari adanya titik temu Wakil Pembina : Kapoltabes, Dandim
tersebut, maka hubungan antar anggota 0301, Sekko
Pengurus FKUB akan lebih solid dan Ketua : Ismardi Ilyas, MA
kompak untuk mengemban fungsi Sekretaris : Drs. H. Dahlan Jamil,
utamanya, yaitu membangun, MA
memelihara, dan memberdayakan umat Wakil Sekretaris : Lukal Debataraja, SH
beragama guna mewujudkan kerukunan
dan kesejahteraan bersama. Wakil Ketua :
Salah satu kebijakan penting yang 1. Drs. M. Nur Anan Domo, M. Ag
ditetapkan Pemerintah pada tahun 2006 2. Sitorus, M. Div
terkait dengan masalah kehidupan
beragama adalah penerbitan Peraturan Anggota

189|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014
Aslati: Optimalisasi Peran FKUB dalam Menciptakan Toleransi Beragama

1. Drs. H. Tarmizi Muhammad banyak kasus yang penyelesaiannya tidak


2. Prof. Dr. H. Munzir Hitami, MA bisa tuntas atau tidak memuaskan.
3. H. Abdul Zulfikar Abdul Malik, Lc Demikian pula halnya masalah
4. Drs. H. Bin Fajri pembinaan kerukunan hidup antar umat
5. Drs. Taslim Prawira, MA beragama. Di satu pihak pemerintah dan
6. Drs. Darmaji Chowmas, S. Ag kelompok-kelompok masyarakat
7. Ayu Nahar, S. Ag mengambil langkah-langkah untuk
8. H. Ridwan Hasbi, Lc, MA mengharmoniskan hubungan antarumat,
9. Drs. Saharudin, MA tapi di lain pihak ada orang atau kelompok-
kelompok orang yang berulah memicu
Anggota/ persengketaan antarumat beragama. Kalau
Keuangan : H. Erman Gani, MA dicermati akar masalahnya, gangguan
Sekretariat : Novias Lasurdil terhadap kerukunan hidup antarumat
beragama adalah terutama karena tidak
Berdasarkan Peraturan Gubernur tersebut adanya atau kurangnya toleransi antara
FKUB Kabupaten/Kota sebagaimana satu keompok dengan kelompok lain.
dimaksud dalam 1 Pasal 1 ayat (1) Toleransi dalam arti yang
mempunyai Tugas sebagai berikut: sesungguhnya adalah bahwa seseorang
a. Melakukan dialog dengan Pemuka atau suatu kelompok mengakui hak hidup
agama dan tokoh masyarakat orang atau kelompok lain dan
b. Menampung aspirasi or mas menghormati pendapat dan ajaran pihak
keagamaan dan aspirasi masyarakat lain. Karena tidak adanya toleransi,
c. Menyalurkan aspirasi or mas maka bisa terjadi satu pihak menghina
keagamaan dan masyarakat dalam pihak lain, meng gerogoti pemeluk
bentuk rekomendasi sebagai bahan agama lain, dan sebagainya. Fakta-fakta
kebijakan Bupati/Walikota itulah, yang sering menjadi pemicu
d. Melakukan sosialisasi peraturan konflik sosial.
perudang-undangan dan kebijakan Pemerintah, dari kabinet pertama
dibidang keagamaan yang berkaitan hingga terakhir, telah mengambil langkah-
dengan kerukunan umat beragama langkah untuk membina kerukunan hidup
dan pemberdayaan masyarakat antarumat beragama. Terakhir, melalui
e. Dapat memberikan pertimbangan tertulis Peraturan Bersama Menteri Agama dan
kepada FKUB Kabupaten/Kota atau Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8
permohonan pendirian rumah ibadat Tahun 2006; antara lain Bab III mengatur
pembentukan Forum Kerukunan Umat
Sekilas Tentang Toleransi Beragama (FKUB ) yang merupakan wadah
Di negara kita, meski banyak tenaga musyawarah antarpimpinan umat
ahli dan pakar dalam berbagai bidang, beragama.

190|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014
Aslati: Optimalisasi Peran FKUB dalam Menciptakan Toleransi Beragama

Optimalisasi anti-Tuhan, anti agama, atau ateis.


Pemerintah telah memberikan Kedua, semua pemeluk agama, sesuai
landasan yuridis untuk berdirinya wadah dengan ajarannya masing-masing,
musyawarah antar umat beragama dalam menjunjung tinggi norma-norma moral.
bentuk FKUB. Diharapkan, para pemuka Tak ada agama yang mengajarkan
agama dapat memanfaatkan dengan amoralitas. Maka para pemuka agama,
optimal wadah legal tersebut. Penyakit baik yang duduk di FKUB maupun di
“lesu darah” yang sering menghinggapi ormas-ormas keagamaan, diharapkan
para pengurus lembaga sosial-keagamaan aktif membimbing umatnya untuk bahu-
yang bersifat non-profit, telah diantisipasi membahu melawan kejahatan atau
oleh pemerintah dengan menyediakan perbuatan amoral seperti perjudian,
anggaran operasional FKUB sebagaimana prostitusi, seks bebas, pencurian, korupsi,
diatur dalam Bab VIII. mabuk-mabukan, penyalahgunaan
Dengan demikian, jangan sampai narkoba, pornoaksi, dan pornografi.
FKUB mengulang kinerja Wadah Ketiga, semua agama mengajarkan
Musyawarah Antar-Umat Beragama yang kepada pemeluknya untuk berbuat amal
berkesan pasif, karena tidak didukung kebajikan (virtuous deeds), yang disebut
oleh anggaran yang pasti. Para pemuka juga dengan istilah amal saleh, amal sosial,
agama adalah tokoh-tokoh yang amal kemanusiaan, dan sebagainya.
dipandang memiliki pengetahuan yang Masyarakat akan lebih simpati kepada
memadai dan memahami inti sari ajaran para aktivis agama apabila mereka lebih
agama, yang tidak lain adalah kebenaran, banyak berbuat amal kebajikan kepada
kebaikan, kebajikan, dan keadilan. Demi sesama hidup.
kemaslahatan (kebaikan) umat, Keempat, bahwa para pemeluk agama
seyogyanya para pemuka agama lebih itu adalah orang-orang yang sebangsa dan
mendahulukan mencari titik temu setanah air, yang sudah sama-sama
antarumat beragama daripada merasakan pahit-manis dan suka-dukanya
mempertajam perbedaan di antara mereka. hidup di Indonesia. Oleh karena itu,
Banyak titik temu antarumat sudah semestinya mereka lebih
beragama di Indonesia antara lain : mengutamakan persatuan dan kesatuan
Pertama, umat beragama adalah umat karena senasib dan sepenanggungan.
yang mempercayai dan mengagungkan Pada intinya, lahirnya PBM
Tuhan. Karena seluruh bangsa Indonesia mempunyai tujuan untuk memelihara dan
adalah pendukung Pancasila, mereka mengembangkan ker ukunan umat
sama-sama mengagungkan Tuhan Yang beragama. Tentu tidak ada seorangpun
Maha Esa. Mereka justru harus yang bijak menolak terpeliharanya
merupakan front religius yang kompak ker ukunan. Kalau ada orang yang
dan solid menghadapi anasir-anasir yang menyatakan bahwa adanya PBM 2006 ini

191|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014
Aslati: Optimalisasi Peran FKUB dalam Menciptakan Toleransi Beragama

mengurangi hak-hak kebebasan siapa yang hendak menggunakan suatu


beragama, itu pendapat kurang bijak. rumah ibadat yang hendak dibangun.
Kenyataannya adalah menegaskan di sini, Lagipula persyaratan 90 calon
kerukunan umat beragama tidak boleh pengguna itu apabila tidak dapat
dan tidak akan mematikan kebebasan dipenuhi pada tingkat desa, maka
beragama. Sebaliknya, kebebasan penghitungannya dapat dilakukan
beragama jangan sekali-kali menimbulkan pada tingkat kecamatan, kabupaten/
hancurnya kerukunan umat beragama. kota, atau provinsi, sehingga pada
Kebebasan beragama dan kerukunan hakikatnya tidak ada pembatasan
umat beragama harus diletakkan dalam pembangunan rumah ibadat.
konteks persatuan dan kesatuan bangsa 3. PBM ini pengaturannya tidak
di dalam Negara Kesatuan Republik menimbulkan multitafsir, sehingga
Indonesia yang tidak terkotak-kotak dan PBM dapat dipahami secara utuh
terpisah-pisah. tanpa memerlukan peraturan
Dalam hubungan ini, dapat di ingat tambahan kecuali buku Tanya jawab
kembali beberapa prinsip yang dianut dan peraturan gubernur.
oleh PBM ini, yaitu: 4. PBM mengedepankan prinsip
1. Meskipun PBM ini ditandatangani pembangunan kerukunan secara
oleh Menteri Agama dan Menteri bersama-sama oleh umat beragama
Dalam Negeri, tetapi pada hakikatnya dan Pemerintah. Karena itu, PBM
merupakan kesepakatan majelis- juga bersifat memberdayakan pemuka
majelis agama tingkat pusat. Seperti agama, termasuk melalui FKUB.
diketahui, untuk menyusun PBM ini 5. PBM memberikan kepastian
telah dilakukan pembahasan selama pelayanan secara adil, jelas, dan
11 kali putaran, berlangsung sejak terukur kepada pemohon pendirian
Oktober 2005 sampai dengan Maret rumah ibadat. Setiap permohonan
2006, dan masing-masing majelis rumah ibadat harus direspon olah
agama (MUI, PGI, KWI, PHDI, dan pemerintah dalam 90 hari.
WALUBI) diwakili oleh dua orang. 6. PBM memegang prinsip tentang
2. Prinsip penerbitan PBM tidak pentingnya memelihara kerukunan
melanggar kebebasan beragama yang umat beragama, serta memelihara
dijamin oleh UUD 1945. Pengaturan ketenteraman dan ketertiban
pendirian rumah ibadat dalam PBM masyarakat.
ini tidak melanggar jaminan
kebebasan beragama sebagaimana Ada tiga masalah utama yang diatur
ditegaskan oleh UUD 1945, karena dalam PBM : pertama, Pedoman
yang diatur dalam PBM ini hanyalah pelaksanaan tugas kepala daerah/wakil
pengadministrasian untuk mengetahui kepala daerah dalam pemeliharaan

192|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014
Aslati: Optimalisasi Peran FKUB dalam Menciptakan Toleransi Beragama

kerukunan umat beragama; kedua, (PGI), Konferensi Waligereja Indonesia


Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat (KWI), Parisada Hindu Dharma
Beragama (FKUB) dan ketiga Pendirian Indonesia (PHDI), Perwakilan Umat
rumah ibadat. Buddha Indonesia (WALUBI), dan
Sejak Peraturan Bersama Menteri Majelis Tinggi Agama Khonghucu
Agama dan Menteri Dalam Negeri Indonesia (MATAKIN). Dalam
Nomor 9 dan Nomor 8 tahun 2006 kaitannya dengan perwakilan agama-
diluncurkan, telah menorehkan sejarah agama tersebut, maka isu representasi
dalam kehidupan beragama masyarakat menjadi amat penting karena jika
Indonesia yaitu terbentuknya FKUB serta dirasakan ang gota FKUB sudah
Dewan Penasehat FKUB di semua merepresentasikan umat beragama di
provinsi. Jika FKUB tingkat provinsi wilayahnya, maka menjadi satu langkah
sudah terbentuk di 33 provinsi, tidak awal agar FKUB dapat diharapkan
demikian halnya dengan FKUB tingkat menjadi jembatan antara masyarakat dan
kabupaten/kota. Sampai bulan Oktober pemerintah dalam menyelesaikan
2009, terdapat 241 FKUB kabupaten, dan masalah-masalah sosial keagamaan
65 FKUB kota yang tersebar di seluruh (Cholil, dkk. 2009: 34 – 35).
Indonesia. Pasal 4 Peraturan Gubernur
Sebagai sebuah organisasi (forum) menjelaskan tentang tugas FKUB
yang dibentuk berdasarkan aspirasi provinsi yaitu :
masyarakat, FKUB memiliki beberapa 1. Melakukan dialog dengan pemuka
makna penting. Namun demikian, di agama dan tokoh masyarakat
beberapa daerah peran FKUB ternyata 2. Menampung aspirasi or mas
masih sangat minim. Untuk FKUB kota keagamaan dan aspirasi masyarakat
Pekanbaru, permasalahan menjadi lebih 3. Menyalurkan aspirasi or mas
kompleks karena FKUB Kota Pekanbaru keagamaan dan masyarakat dalam
memiliki satu tugas yang tidak diemban bentuk rekomendasi sebagai bahan
FKUB yaitu memberikan rekomendasi kebijakan gubernur
tertulis atas permohonan pendirian 4. Melakukan sosialisasi peraturan
rumah ibadat dan penggunaan rumah perundangundangan
tinggal sebagai tempat ibadat sementara. 5. Memberikan rekomendasi tertulis atas
Susunan pengurus FKUB permohonan pendirian rumah ibadat
sebagaimana disebut dalam PBM adalah dan penggunaan rumah tinggal
“pemuka agama setempat”. Secara umum sebagai tempat ibadah sementara.
diasumsikan bahwa pemuka agama
setempat diwakili oleh tokoh-tokoh yang Sedangkan tugas FKUB kabupaten/
ada di majelis Ulama Indonesia (MUI), kota adalah :
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia 1. Melakukan dialog dengan pemuka

193|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014
Aslati: Optimalisasi Peran FKUB dalam Menciptakan Toleransi Beragama

agama dan tokoh masyarakat peraturan perundang-undangan dan


2. Menampung aspirasi or mas kebijakan di bidang keagamaan yang
keagamaan dan aspirasi masyarakat, berkaitan dengan umat beragama
3. Menyalurkan aspirasi or mas 4. Mengkoordinasikan dialog-dialog
keagamaan dan masyarakat dalam dengan pemuka agama dan tokoh
bentuk rekomendasi sebagai bahan masyarakat.
kebijakan gubernur melalui FKUB 5. mengintegrasikan pemberdayaan
provinsi umat beragama dalam rangka
4. Melakukan sosialisasi peraturan kerukunan.
perundang-undangan
5. Melakukan penelitian dan peninjauan Wakil ketua II mempunyai tugas :
lapangan atas permohonan pendirian 1. Membantu ketua dalam
rumah ibadat penggunaan rumah melaksanakan tugas-tugasnya
ting gal sebagai tempat ibadat 2. Menampung aspirasi or mas
sementara keagamaan dan aspirasi masyarakat
6. Memberikan pertimbangan tertulis 3. Menyalurkan aspirasi ormas keagamaan
atas permohonan pendirian rumah dan masyarakat dalam bentuk
ibadat dan penggunaan rumah tinggal rekomendasi sebagai bahan kebijakan
sebagai tempat ibadat sementara. gubernur, (mengkoordinasikan
perumusan dan pemberian rekomendasi
Dalam pasal 8 dijelaskan secara rinci tertulis atas permohonan pendirian
tugas dari masing-masing ketua, wakil rumah ibadat dan peng gunaan
ketua I, wakil ketua II, sekretaris, dan bangunan sebagai tempat ibadat
wakil sekretaris. Tugas ketua adalah: sementara.
1. Memimpin pelaksanaan tugas FKUB
2. Mengkoordinasikan pengurus dan Unsur yang tak kalah pentingnya
sekretariat forum dalam struktur kepengurusan sebuah
3. Memimpin rapat-rapat forum organisasi adalah sekretaris dan wakil
4. Mewakili forum berhubungan dengan sekretaris. Tugas-tugas sekretaris adalah :
pihak lain. 1. Membantu ketua dalam pelaksanaan
tugas kesekretariatan
Sedangkan wakil ketua mempunyai 2. Dalam melaksanakan tugas
tugas: bertanggung jawab kepada ketua
1. Membantu ketua dalam 3. Merumuskan hasil-hasil rapat harian,
melaksanakan tugastugasnya rapat pleno dan rapatlainnya
2. Melakukan tugas lain yang diberikan 4. Bersama kepala sekretariat membuat
oleh ketua perencanaan anggaran belanja rutin
3. Mengkoordinasikan sosialisasi serta anggaran kegiatan lainnya

194|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014
Aslati: Optimalisasi Peran FKUB dalam Menciptakan Toleransi Beragama

5. Selaku pengendali kegiatan, juga, berapa lama FKUB atau Kepala


sekretariat bertanggung jawab Kanwil diberi batasan waktu untuk
terhadap kelancaran dan keteraturan menerbitkan rekomendasi. Buku
pengelolaan administrasi organisasi, “Tanya Jawab PBM” dianggap belum
6. Mengoordinasikan kegiatan cukup untuk memberikan penjelasan
administrasi yang berkaitan dengan terhadap substansi PBM secara utuh
instansi luar. 2. Kurangnya mediator dan inisiator
yang dapat diterima semua pihak
Sedangkan wakil sekretaris dalam menyelesaikan masalah-
mempunyai tugas-tugas sebagai berikut : masalah kerukunan umat beragama.
1. Membantu sekretaris dalam Elit agama dan elit pemerintah tidak
menjalankan tugas-tugasnya dapat dijadikan tumpuan bagi
2. Membantu sekretaris dalam masyarakat dalam memberikan solusi
pengawasan penggunaan anggaran terkait dengan masalah sosial
3. Membantu sekretaris dalam keagamaan
mengintegrasikan dan mengoordinasikan 3. Tingginya potensi konflik yang ada di
administrasi bagian sosialisasi perundangan wilayah kota Pekanbaru sehingga
dan pemberdayaan umat beragama menyebabkan kompleksnya
4. Mengkoordinasikan kegiatan penelitian permasalahan yang dihadapi FKUB.
dan pemberian pertimbangan tertulis Potensi konflik dimaksud antara lain
atas permohonan pendirian rumah menyangkut prasangka negatif
ibadat. terhadap umat lain terutama dalam
hal pendirian rumah ibadat umat lain
Dalam hal menjalankan programnya 4. Beban berat FKUB tidak diimbangi
FKUB kota Pekanbaru terdapat beberapa dengan perhatian atau dukungan
Faktor Penghambat dan Pendukung. pemerintah dan fasilitas yang
Dalam hal hambatan masih mengalami memadai sebagaimana yang
beberapa hambatan antara lain : diamanatkan dalam PBM. Disamping
1. Peraturan Bersama Menteri Agama hambatan-hambatan tersebut, FKUB
dan Menteri Dalam Negeri belum Kota Pekanbaru sesungguhnya
sepenuhnya dipahami secara utuh memiliki peluang untuk terus
oleh seluruh komponen masyarakat. berkembang dan mampu membantu
Beberapa hal yang belum dipahami menciptakan kerukunan umat
secara utuh misalnya apakah beragama. Peluang itu didukung
rekomendasi FKUB dan Kepala antara lain terdapatnya tokoh-tokoh
Kanwil Departemen Agama harus agama dan tokoh masyarakat yang
saling mensyaratkan, mana yang lebih memahami pentingnya persatuan dan
dulu, mana yang kemudian. Demikian kerukunan; hubungan yang relatif

195|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014
Aslati: Optimalisasi Peran FKUB dalam Menciptakan Toleransi Beragama

“harmonis” antara pengurus FKUB umat beragama, tentu saja tanpa


dan Dewan Penasehat FKUB, adanya mengabaikan peran kelompok sipil
dukungan atau acuan kerja baik dari lainnya. Pasal ini juga menunjukkan
Pemerintah Pusat (dalam bentuk betapa pentingnya peran FKUB untuk
PBM) maupun dari Pemerintah membangun, memelihara, dan
Provinsi (Pergub) serta kondisi memberdayakan umat beragama untuk
masyarakat dengan karakteristik kerukunan dan kesejahteraan. Tidak
masyarakat perkotaan dan pendidikan hanya mengurus ker ukunan umat,
relatif tinggi sehingga lebih mudah melainkan juga pemberdayaan untuk
untuk menanamkan akan pentingnya kesejahteraan. Itu sebabnya, FKUB sudah
hidup harmonis antara masyarakat seharusnya menjalankan mandatnya
sekalipun berbeda agama. secara optimal, dengan bantuan kontrol
dari pemerintah dan seluruh elemen
Kesimpulan masyarakat.
Sebagai kepanjangan tangan Diantara hal yang (mudah-mudahan)
pemerintah, sesuai mandat Peraturan bisa menjadi setitik masukan bagi
Bersama Menteri Agama dan Menteri optimalisasi peran FKUB, adalah:
Dalam Negeri No. 9 dan No.8 Tahun 2006 Pertama, tidak adanya fit and proper
tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas test bagi anggota FKUB terkait
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah pemahaman dan kesadaran mereka
Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat terhadap konstitusi, HAM dan mediasi
Beragama, Pemberdayaan Forum konflik–karena susunan kepengurus-annya
Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian telah diatur secara detail dalam Pasal 11
Rumah Ibadat, tentu saja FKUB maka mengharuskan dilakukannya
memainkan peranan sangat penting dalam “penyuluhan kesadaran” pada hal-hal ini
peredaman potensi konflik atas nama secara berkesinambungan. Sebagai
agama itu, sesuai isi Pasal 9 ayat (1) dan (2). fasilitator (sesuai Pasal 1 ayat 6), maka
Dalam Pasal 1 ayat 6 dinyatakan: pemerintah harus memfasilitasi agenda-
“Forum Kerukunan Umat Beragama, agenda ini. Harapannya, kesadaran
yang selanjutnya disingkat FKUB, adalah mereka akan terbentuk secara kuat dan
forum yang dibentuk oleh masyarakat dan mendarah daging, sehingga ketika
difasilitasi oleh Pemerintah dalam rangka dihadapkan pada konflik, mediasi model
membangun, memelihara, dan apa yang harus dijalankan telah mereka
memberdayakan umat beragama untuk bayangkan dan siapkan.
kerukunan dan kesejahteraan.” Dengan Kedua, sudah seharusnya anggota
demikian, FKUB lah lembaga yang FKUB berdiri di atas kepentingan semua
memiliki mandat resmi dari pemerintah golongan, kendati dalam banyak kasus,
untuk mengurus persoalan kerukunan kepengurusan FKUB dijabat oleh aktivis

196|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014
Aslati: Optimalisasi Peran FKUB dalam Menciptakan Toleransi Beragama

partai. Ini penting ditegaskan, mengingat maupun hifdh al-nafs). Di sinilah FKUB
cara pandang aktivis partai dan cara perlu kehati-hatian dalam memberikan
pandang pegiat kerukunan umat sejati rekomendasi pada pemerintah. Jika
seringkali berbeda. Dan dalam konteks rekomendasinya salah, alih-alih
kerukunan, yang dibutuhkan adalah cara memunculkan keuntungan, yang muncul
pandang kemaslahatan umat, bukan justru kerugian.
selainnya. Kalaupun kepengurusan Kelima, sebagai “wasit” di arena rawan
FKUB dijabat oleh aktivis partai, maka konflik, FKUB haruslah solid internal dan
harus bisa dipastikan cara pandang solid eksternal. Secara eksternal, FKUB
mereka murni untuk kepentingan umat, wajib membanguan jejaring sosial dan
tanpa diiringi bias-bias partai. keagamaan secara luas dengan instansi
Ketiga, sesuai mandatnya, kepengurusan dan majlis-majlis agama, ormas-ormas
FKUB dijabat berdasarkan keterwakilan keagamaan serta pihak-pihak terkait
jumlah pemeluk agama. Jika cara pandang lainnya. Harapannya, persoalan apapun
mereka masih binner, tak mustahil konflik yang dihadapi bisa dilihat dan dibaca dari
yang terjadi diselesaikan secara tidak berbagai sudut pandang. Dengan
seimbang, apalagi jika itu menyangkut kekomprehensifan cara pandang ini,
kepentingan kelompok mayoritas. Baik persoalan bisa diselesaikan dengan
yang mayoritas maupun yang minoritas, menghadirkan keuntungan bagi semua
seharusnya tetap memegang orientasi pihak.
kepentingan bersama, bukan kepentingan Keenam, independensi pengurus
kelompoknya. FKUB. Karena FKUB berdiri di atas
Keempat, diantara mandat FKUB semua golongan, tanpa memihak
adalah “menyalurkan aspirasi ormas golongan manapun, maka sudah
keagamaan dan masyarakat dalam bentuk seharusnya ia berdiri di tengah-tengah;
rekomendasi sebagai bahan kebijakan tidak terpengaruh oleh angin yang
gubernur/bupati/wali kota” (Pasal 9 ayat berhembus dari arah manapun. Termasuk
(1) point c dan ayat (2) point c). Ini juga, keputusan yang dihasilkan haruslah
artinya, kebijakan pemerintah, baik independen, bukan karena terpengaruh
propinsi maupun kabupaten/kota oleh pihak-pihak tertentu yang
tentang kerukunan umat beragama, berkepentingan. FKUB harus menjadi
sangat tergantung pada rekomendasi petarung keadilan yang sesungguhnya.
FKUB. Dari titik ini, FKUB jelas Ketujuh, proaktif-antisipatif. Seringkali
memainkan peranan sangat penting, yang muncul kelakar, program yang
karenanya, rekomendasi yang diterbitkan diselenggarakan FKUB itu by proyek
untuk menjadi dasar kebijakan harus yang belaka, sehingga ia lebih cenderung pasif
berlandaskan kemaslahatan (baik hifdh al- dan menunggu isu yang masuk dari luar.
din, hifdh al-’aql, hifdh al-nasl, hifdh al-mal Sebagai lembaga yang memiliki peran

197|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014
Aslati: Optimalisasi Peran FKUB dalam Menciptakan Toleransi Beragama

penting dalam pembinaan dan Daftar Kepustakaan


pemberdayaan umat beragama, FKUB
haruslah aktif memberikan penyadaran Asrori, Saifudin, Studi Sosiologis Forum
urgensi kerukunan umat beragama, baik Konsultasi dan Komunikasi Umat
melalui penyuluhan, agenda bersama Beragama (FKKUB) Provinsi DKI
antar umat, dan sebagainya. Pemerintah Jakarta, Tesis pada Fakultas Ilmu
yang bertugas menopang agenda- Sosial dan Ilmu Politik Universitas
agendanya. Indonesia, 2008.
Kedelapan, dibutuhkan kejelian Badan Litbang dan Diklat Departemen
intelejensi pengurus FKUB dalam Agama, Buku Tanya Jawab
melihat data dan peta agama, sosial- Peraturan Bersama Menteri Agama
budaya, ekonomi dan politik sampai dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9
tingkat kecamatan dan desa/kelurahan. dan Nomor 8 Tahun 2006 Tentang
Kejelian ini untuk kepentingan Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala
antisipatif terhadap aktualisasi potensi Daerah/Wakil Kepala Daerah
konflik, sehingga bisa dipadamkan lebih Dalam Pemeliharaan Kerukunan
dini dan tidak menjadi berdarah-darah Umat Beragama, Pemberdayaan
dan berkepanjangan. Konflik berdarah Forum Kerukunan Umat
sering terjadi lantaran tidak sigapnya Beragama, dan Pendirian Rumah
pihak-pihak berwenang, ter masuk Ibadat, 2008.
FKUB, melihat potensi konflik yang Cholil, Suhadi, at.al, Asyhari Budi,
terjadi. Laporan kehidupan Beragama di
Dengan mempertimbangkan hal- Indonesia, Yogyakarta, Center for
hal di atas, FKUB yang sering disebut Religious and Cross-Cultural Studies
sebagai “mitra terdepan pemerintah (CRCS) Universitas Gadjah Mada,
dalam membangun kerukunan umat 2009.
beragama”, diharapkan bisa menjadi Creswell, John W, Qualitative Inquiry &
“wakil” Tuhan untuk meredam potensi Research Designe : Choosing Among
konflik dan menjadi kepanjang an Five Approaches, London, Sage
tangan pemerintah yang benar-benar Pubcations, 2007.
mampu mewujudkan cita
kemaslahatan bagi umat beragama. Dirjen Kesbangpol Departemen Dalam
Dan jikapun terjadi konflik agama Negeri, Peran Pemerintah Daerah
maupun sosial (ini suratan potensial dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat
dalam diri manusia), FKUB setidaknya Beragama Melalui Penguatan
mampu memberikan penawar atau Kelembagaan FKUB.2009
(setidaknya) meminimalisirnya. Hand out pada Lokakarya Nasional

198|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014
Aslati: Optimalisasi Peran FKUB dalam Menciptakan Toleransi Beragama

Penyusunan Pola Pemeliharaan Peraturan Bersama Menteri Agama dan


Ker ukunan Umat Beragama Menteri Dalam Negeri Nomor 0
Melalui Pelembagaan FKUB, dan Nomor 8 Tahun 2006 tentang
dilakasanakan oleh Puslitbang Pedoman Pelaksanaan Tugas
Kehidupan Keagamaan di Hotel Kepala daerah/Wakil Kepala
Mirah Bogor, 20 Maret 2009 Daerah dalam Pemeliharaan
Ibnu Jarir, Optimalisasi FKUB, Blog at Kerukunan Umat Beragama,
WordPress.com./The Academica Pemberdayam Forum Kerukunan
Theme Umat Beragama, dan Pendirian
Lokakarya Nasional Penyusunan Pola Rumah Ibadat
Pemeliharaan Kerukunan Umat Profil FKUB Pekanbaru, Halaman
Beragama Melalui Peran Facebook, FKUB Pekanbaru
Kelembagaan FKUB, Puslitbang Program Studi Agama dan Lintas Budaya,
Kehidupan Keagamaan, bogor 2008, Laporan Tahunan Kehidupan
20-22 maret 2009 Beragama di Indonesia Tahun 2008
Lokakarya Pembuatan Modul Penguatan Tubagus Setiabudi Thamrin, 2009,
Kapasitas Anggota FKUB Implementasi Peraturan Bersama
tentang Konstitusi, HAM dan Menteri Agama dan Menteri Dalam
Mediasi konflik Keagamaan, Negeri Nomor 9 dan Nomor 8 Tahun
Jakarta, 2012 2006. Makalah disampaikan pada
Keputusan Gubernur Riau Nomor 28 Dialog Antar Umat Beragama di
Tahun 2007 tentang Organisasi dan Kotamadya Jakarta Timur, Jakarta
tata Kerja FKUB Provinsi Riau 23 April 2009

199|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014

Anda mungkin juga menyukai