Anda di halaman 1dari 13

FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

Mata Kuliah

Metode Dakwah dan Etika Dakwah

Disusun Oleh:

Ramadhan Iqbal Wardhani (B71219075)

Diah Rosyida Dewi (B91219095)

Cut Raissa Farahiya (B91219093)

Dosen Pengampu:

Dr. H. Sunarto AS, ME.I

PROGRAM STUDI

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Metode Dakwah dan Etika Dakwah ini dengan
judul “Forum Kerukunan Umat Beragama”.

Selama penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak, salah satunya kami menyampaikan terima kasih kepada Dr. H. Sunarto AS, ME.I
selaku dosen pengampu yang telah memberikan arahan dan materi dalam penulisan makalah
ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Besar harapan
kami atas perbaikannya baik dari dosen dan para pembaca agar makalah ini bermanfaat bagi
pembaca dan penulis pada khususnya.

Surabaya, Oktober 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Cover........................................................................................................................................1

Kata Pengantar.........................................................................................................................2

Daftar Isi...................................................................................................................................3

BAB I : Pendahuluan................................................................................................................4

BAB II : Pembahasan...............................................................................................................6

BAB III : Penutup....................................................................................................................12

Daftar Pustaka.........................................................................................................................13

3
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Istilah kerukunan umat beragama identik dengan istilah toleransi. Istilah
toleransi menunjukkan pada arti saling memahami, saling mengerti dan saling
membuka diri dalam bingkai persaudaraan. Bila pemaknaan ini dijadikan pegangan,
maka “toleransi” dan “kerukunan” adalah sesuatu yang ideal dan didambakan oleh
masyarakat manusia. Dalam konteks ke-Indonesia, kerukunan beragama berarti
kebersamaan antara umat beragama dengan umat pemerintah dalam rangka suksesnya
pembangunan nasional dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.1
Salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia diantaranya adalah
konflik disintegrasi bangsa, penegakan hukum dan HAM. Salah satu hak asasi
manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun adalah hak beragama,
bahkan setiap orang bebas memilih agama dan beribadat menurut agamanya. Negara
menjamin kemerdekaan memeluk agama, sedangkan pemerintah berkewajiban
melindungi penduduk dalam melaksanakan ajaran agama dan ibadat, sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, tidak menyalahgunakan atau
menodai agama, serta tidak mengganggu ketentraman dan ketertiban umum.2
Dalam makalah ini nantinya akan membahas tentang Forum Kerukunan Umat
Beragama. Forum ini bertugas sebagai penengah dari masyarakat beragama maupun
ormas agama demi menciptakan kenyamanan dan ketertiban bersama.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur FKUB Propinsi?
2. Apa saja peran dan fungsi FKUB Propinsi?
3. Apa yang menjadi dasar atau landasan hukum terbentuknya FKUB?
1
Ibnu Rusydi, “MAKNA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM KONTEKS KEISLAMAN DAN
KEINDONESIAN” al-Afkar, Vol. 1 No. 1, Januari 2018, Abstrak.
2
Sunarto AS, Etika Dakwah, (Surabaya: JAUDAR PRESS, 2015), hal. 51

4
4. Apa saja peran dan fungsi FKUB Kabupaten/Kota?
5. Bagaimana peran FKUB dalam pendirian rumah ibadah?
6. Bagaimana peran FKUB dalam menyelesaikan kasus SARA?
C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana struktur FKUB Propinsi
2. Dapat menyebutkan apa saja peran dan fungsi FKUB Propinsi
3. Dapat menyebutkan dasar hukum terbentuknya FKUB
4. Dapat menyebutkan apa saja peran dan fungsi FKUB Kabupaten/Kota
5. Mengetahui peran FKUB dalam pendirian rumah ibadah
6. Mengetahui peran FKUB dalam menyelesaikan kasus SARA.

5
BAB II

Pembahasan

A. Pengertian FKUB
Forum Kerukunan Umat Beragama, adalah forum yang dibentuk oleh
masyarakt dan difasilitasi oleh Pemerintah  dalam rangka membangun,
memelihara, dan memberdayakan uamt beragama untuk kerukunan dan
kesejahteraan. Pembentukan FKUB didasarkan pada Peraturan Bersama Menteri
Dalam Negeri dengan Menteri Agama masing-masing No. 8 Tahun 2006 dan
Nomor 9 Tahun 2006.3

B. Struktur FKUB Provinsi


Keanggotaan FKUB provinsi paling banyak terdiri dari 21 orang yang terdiri
atas pemuka agama setempat, dengan harapan minimal 1(satu) orang dari setiap
agama yang ada. Adapun komposisinya 1 (satu) orang ketua 2 (dua) orang wakil
ketua, 1 (satu) orang sekretaris dan 1 (satu) orang wakil sekretaris yang dipilih
secara musyawarah. Untuk memudahkan hubungan kerja FKUB dengan
pemerintah daerah dan sesama instansi pemerintah di daerah, termasuk membantu
kepala daerah dalam merumuskan kebijakan pemeliharaan kerukunan umat
beragama dibentuklah Dewan Penasehat FKUB, untuk Provinsi diketuai oleh
wakil gubernur, wakil ketua oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi, Sekretaris Kepala Badan Kesatuan Bangsa.4

C. Fungsi dan Peran FKUB Provinsi


FKUB Provinsi mempunyai beberapa peran dan fungsi, diantara lain:
1. Melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat
2. Menampung aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat
3. Menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk
rekomendasi sebagai bahan kebijakan gurbernur
3
“FKUB” diakses dari https://kesbangpol.palangkaraya.go.id/forum-kemitraan/fkub/ pada tanggal 2 Oktober
2020 pukul 18:35
4
Sunarto AS, Etika Dakwah, cet 4 (Surabaya: JAUDAR PRESS, 2015), hal. 54

6
4. Melakukan sosialisasi perundang – undangan dan kebijakan di bidang
keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan
pemberdaya masyarakat
5. Memberikan rekomendasi tertulis atas permohonan pendirian rumah
ibadat.5

D. Landasan Hukum Pembentukan FKUB


Dasar hukum pembentukan Forum Kerukunan Umat Beragama ada dalam
Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri 6 Nomor 9 Tahun
2006 dan Nomor 8 Tahun 2006 yang berbunyi;
1. Kerukunan umat beragama adalah keadaan-keadaan hubungan sesama
umat beragama yang dilandasi toleransi saling pengertian, saling
menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya
dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Undang-Undang Dasar
1945.
2. Pemeliharaan kerukunan umat beragama adalah upaya bersama umat
beragama dan pemerintahan di bidang pelayanan, pengaturan dan
pemberdayaan umat beragama.
3. Rumah ibadah adalah bangunan yang memiliki ciri-ciri tertentu yang
khusus digunakan untuk beribadat bagi para pemeluk masing-masing
agama secara permanen, tidak termasuk tempat ibadat keluarga.
4. Organisasi Kemasyarakatan Keagamaan yang selanjutnya disebut Ormas
Keagamaan adalah organisasi non pemerintah bervisi kebangsaan yang
dibentuk berdasarkan kesamaan agama oleh warga Negara Republik
Indonesia secara sukarela, berbadan hukum, dan telah terdaftar di
pemerintahan daerah setempat serta bukan organisasi sayap partai politik.
5. Pemuka agama adalah tokoh komunitas umat beragama baik yang
memimpin ormas keagamaan maupun yang tidak memimpin ormas
keagamaan yang diakui atau dihormati oleh masyarakat setempat sebagai
panutan.
5
“FKUB” diakses dari https://kesbangpol.palangkaraya.go.id/forum-kemitraan/fkub/ pada tanggal 2 Oktober
2020 pukul 18:58
6
Diakses dari https://kesbangpol.palangkaraya.go.id/wp-content/uploads/sites/16/2018/03/keputusan-
bersama-menteri-agama.pdf pada tanggal 4 Oktober 2020 pukul 14:16

7
6. Forum Kerukunan Umat Beragama, yang selanjutnya disingkat FKUB,
adalah forum yang dibentuk oleh masyarakat dan fasilitasi oleh
pemerintahan dalam rangka membangun, memelihara dan memberdayakan
umat beragama untuk kerukunan dan kesejahteraan.
7. Panitia pembangunan rumah ibadah adalah panitia yang dibentuk oleh
umat beragama, ormas keagamaan atau pengurus rumah ibadat.
8. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) rumah ibadat adalah izin yang
diterbitkan oleh bupati/walikota untuk pembangunan rumah ibadat.7

E. Peran dan Fungsi FKUB Kabupaten/Kota


Forum Kerukunan Umat Beragama mempunyai tugas melaksanakan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan, standarisasi dan bimbingan teknis serta evaluasi di
bidang kerukunan umat beragama. Berikut adalah peran FKUB Kabupaten/Kota:
1. Melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat;
2. Menampung aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat;
3. Menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk
rekomendasi sebagai bahan Kebijakan Bupati atau Walikota;
4. Melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di
bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan
pemberdayaan masyarakat;
5. Membentuk sekretariat sesuai dengan kebutuhan;
6. Melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Bupati atau Walikota.

Dalam menyelenggarakan tugasnya, Forum Kerukunan Umat Beragama


menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan kebijakan di bidang pembinaan lembaga kerukunan agama dan


lembaga keagamaan, harmonisasi umat beragama, dan bimbingan umat.
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan lembaga kerukunan agama
dan lembaga keagamaan, harmonisasi umat beragama, dan bimbingan
umat.

7
“FKUB” diakses dari https://kesbangpol.palangkaraya.go.id/forum-kemitraan/fkub/ pada tanggal 4 Oktober
2020 pukul 14:20

8
3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan
lembaga kerukunan agama dan lembaga keagamaan, harmonisasi umat
beragama, dan bimbingan umat.
4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pembinaan lembaga
kerukunan agama dan lembaga keagamaan, harmonisasi umat beragama,
dan bimbingan umat.
5. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.8

F. Peran FKUB dalam Pendirian Rumah Ibadah


Pemerintah bersama-sama masyarakat secara terus menerus berupaya untuk
meningkatkan keudahan umat beragama dalam menjalankan ibadahnya.
Pembanguna fasilitas peribadatan terus dilakukan baik yang endapatkan bantuan
dari pemerintah maupun yang dilakukan secara mandiri oleh masyarakat.9
Regulasi pendirian rumah ibadah sesungguhnya memasuki wilayah
pemerintahan yang sangat sensitif, karena kebebasan beragama sering kali
dikaitkana dengan Hak Asasi Manusia (HAM).
Di antara tugas penting FKUB adalah kebijakan mengenai
perekomendasian pendirian rumah ibadah sebelum memperoleh izin tetap dari
Pemerintah Daerah (Pemda) dalam bentuk Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
Disinilah letak krusial dan rentannya FKUB. Posisinya sangat menentukan
terhadap berdiri atau tidaknya sebuah rumah ibadah di setiap wilayah Kab/Kota di
seluruh Indonesia.
Secara komposisi, pengurus FKUB merupakan perwakilan dari
enganut agama yang diakui di Indonesia. Jumlah keanggotaan secara porposional
dihitung menurut jumlah penganut agama di suatu daerah. mereka diberikan tugas
sebagai mediasi terciptanya kerukunan umat beragama ditengah-tengah
masyarakat. Termasuk melakukan seleksi administratif terhadap kelengkapan
permohonan rumah ibadah serta upaya observasi langsung ke lapangan untuk
melihat kesesuaian antara data administrasi dengan keadaan faktual di lapangan.10
8
“TUPOKSI FKUB” diakses dari https://fkubkarangasem.wordpress.com/kedudukan-dan-tugas-pokok/ pada
tanggal 4 Oktober 2020 pukul 14:39
9
Ardiansyah, “Peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dalam Menangani Konflik Pendirian Rumah
Ibadah”, https://www.neliti.com/publications/40349/peran-forum-kerukunan-umat-beragama-fkub-dalam-
menangani-konflik-pendirian-rumah diakses pada tanggal 04 September 2020, pukul 09.18
10
Erman, “Peran FKUB dan Pendirian Rumah Ibadat di Kota Pekan
Baru”,https://media.neliti.com/media/publications/40298-ID-peran-fkub-dan-pendirian-rumah-ibadat-di-kota-
pekanbaru.pdf diakses pada tanggal 04 September 2020, pukul 09.53

9
G. Peran FKUB dalam Ikut Menyelesaikan Kasus SARA
Konflik yang bernuansa SARA dibeberapa wilayah di Indonesia sampai saat
ini belum bisa diselesaikan secara baik. Konflik-konflik yang bermula dari
permasalahn sosial, ekonomi dan politik dapat berkembnag menjadi konflik
agama karena munculnya solidaritas antar kempok yang berbeda pandangan
keagamaan. Agama yang diharapkan menjadi pemersatu dalam masyarakat
dikhawatirkan dapat menjadi pemicu perpecahan antar kelompok masyarakat. Hal
ini juga dikarenakan kurangnya pemahaman tentang esensi ajaran agama.11
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) saat ini memiliki tantangan yang
cukup serius. Pasalnya, era medsos yang begitu bebas, sering terjadi peristiwa
yang sebenarnya konflik biasa, namun dibuat-buat seolah-olah menjadi konflik
SARA.
Di sisi lain, FKUB jelas punya peran yang cukup signifikan, untuk menjadi
katalisator dalam menjaga dan menciptakan kerukunan antara umat beragama.
Meski sebenarnya ini merupakan tugas kita semua sebagai elemen masyarakat.
Di antara tantangan yang muncul adalah adanya perkampungan atau
perumahan dan kos-kosan yang terkesan eksklusif, hanya menerima agama atau
aliran ideology tertentu. Ini merupakan persoalan yang perlu mendapatkan
perhatian bagi tokoh-tokoh agama, masyarakat dan pihak pemerintah daerah yang
mengeluarkan izin kepada para pengembang perumahan. Sebab, fenomena
tersebut dapat memicu cara berpikir dan berperilaku yang kurag toleransi terhadap
sesama.
Mereka yang berbeda, seolah selalu dicurigai, dianggap musuh, bahkan
dikafirkan, serta tidak layak untuk hidup berdampingan dengan dirinya, hanya
karena beda agama atau aliran.
Oleh sebab itu, sekali lagi tokoh masyarakat tokoh agama bersama tokoh
FKUB dan pemerintah harus sering berkomunikasi dengan baik, ketika terjadi isu-
isu yang berbau konflik SARA. Khotbah-khotbah dan ceramah agama sudah
semestinya berisi konten yang menyejukkan, tidak provokatif. Termasuk

11
Ardiansyah, “Peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dalam Menangani Konflik Pendirian Rumah
Ibadah”,https://www.neliti.com/publications/40349/peran-forum-kerukunan-umat-beragama-fkub-dalam-
menangani-konflik-pendirian-rumah diakses pada tanggal 04 September 2020, pukul 09.18

10
semestinya masyarakat tidak men-share dan tidak mudah terprovokasi oleh video
provokatif yang sering berseliweran di media sisoal.
Terkadang, para anggota FKUB mendapti hambatan dalam memaksimalkan
tugas dan tanggungjawabnya karena kesibukan ereka, terutama misalnya untuk
rapat rutin bulanan dan pleno yang urgen. Namun hal itu sebenarnya masih bisa
diatasi lewat komunikasi melalui media sosial.12

12
Abdul Mustaqim, “Tantangan dan Peran FKUB dalam Menangani Konflik Antar Umat Beragama”,
https://artikula.id/abdul/tantangan-dan-peran-fkub-dalam-menangani-konflik-antar-umat-beragama/ diakses
pada tanggal 04 September 2020, pukul 11.22

11
BAB III

Penutup

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, FKUB merupakan suatu
lembaga yang sangat berperan penting dalam keberlangsungan hidup suatu umat
beragama. Perannyalah yang bisa mengatasi semua perselisihan yang menyangkut
agama dan kasus SARA yang ada di Indonesia.

B. Saran
Dengan membaca karya tulis ini, semoga semua orang bisa lebih menerima
perbedaan dari berbagai elemen masyarakat. Semoga kita sebagai umat beragama
lebih rukun dalam hidup berdampingan dengan keberagaman agama dan budaya yang
ada di Indonesia ini. Bukan hanya FKUB yang menjalankan tugasnya, tetapi kita
sebagai masyarakat juga harus sadar akan kewajiban kita untuk menghormati sesama
manusia meskipun berbeda agama, suku, dan RAS.

DAFTAR PUSTAKA

12
1. Ibnu Rusydi, “MAKNA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM
KONTEKS KEISLAMAN DAN KEINDONESIAN” al-Afkar, Vol. 1 No. 1, Januari
2018, Abstrak.
2. Sunarto AS, Etika Dakwah, (Surabaya: JAUDAR PRESS, 2015), hal. 51
3. “FKUB” diakses dari https://kesbangpol.palangkaraya.go.id/forum-kemitraan/fkub/
pada tanggal 2 Oktober 2020 pukul 18:35
4. Sunarto AS, Etika Dakwah, cet 4 (Surabaya: JAUDAR PRESS, 2015), hal. 54
5. “FKUB” diakses dari https://kesbangpol.palangkaraya.go.id/forum-kemitraan/fkub/
pada tanggal 2 Oktober 2020 pukul 18:58
6. Diakses dari https://kesbangpol.palangkaraya.go.id/wp-
content/uploads/sites/16/2018/03/keputusan-bersama-menteri-agama.pdf pada tanggal
4 Oktober 2020 pukul 14:16
7. “FKUB” diakses dari https://kesbangpol.palangkaraya.go.id/forum-kemitraan/fkub/
pada tanggal 4 Oktober 2020 pukul 14:20
8. “TUPOKSI FKUB” diakses dari https://fkubkarangasem.wordpress.com/kedudukan-
dan-tugas-pokok/ pada tanggal 4 Oktober 2020 pukul 14:39
9. Ardiansyah, “Peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dalam Menangani
Konflik Pendirian Rumah Ibadah”, https://www.neliti.com/publications/40349/peran-
forum-kerukunan-umat-beragama-fkub-dalam-menangani-konflik-pendirian-rumah
diakses pada tanggal 04 September 2020, pukul 09.18
10. Erman, “Peran FKUB dan Pendirian Rumah Ibadat di Kota Pekan
Baru”,https://media.neliti.com/media/publications/40298-ID-peran-fkub-dan-
pendirian-rumah-ibadat-di-kota-pekanbaru.pdf diakses pada tanggal 04 September
2020, pukul 09.53
11. Ardiansyah, “Peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dalam Menangani
Konflik Pendirian Rumah Ibadah”,https://www.neliti.com/publications/40349/peran-
forum-kerukunan-umat-beragama-fkub-dalam-menangani-konflik-pendirian-rumah
diakses pada tanggal 04 September 2020, pukul 09.18
12. Abdul Mustaqim, “Tantangan dan Peran FKUB dalam Menangani Konflik Antar
Umat Beragama”, https://artikula.id/abdul/tantangan-dan-peran-fkub-dalam-
menangani-konflik-antar-umat-beragama/ diakses pada tanggal 04 September 2020,
pukul 11.22

13

Anda mungkin juga menyukai