Anda di halaman 1dari 2

Pramuka Sejati

1. Pramuka harus jadi generasi pemimpin


2. Tuhan bersama pramuka sejati
Kita patut bersyukur, Indonesia punya Gerakan Pramuka. Organisasi pendidikan nonformal
yang berfokus pada pembentukan karakter generasi muda seraya melepaskan diri dari sekat-sekat
suku, agama, ras, dan golongan. Organisasi yang meneguhkan pendiriannya pada nilai-nilai
kebajikan, kemanusiaan, kebangsaan, dan merawat perbedaan di negeri Bhinneka Tunggal Ika.
Senin, 14 Agustus lalu Gerakan Pramuka genap berusia 56 tahun. Usia yang cukup matang untuk
sebuah pengabdian. Sejak dibentuk pada 14 Agustus 1961 oleh Bung Karno, ditandai dengan
dileburnya seluruh gerakan kepanduan kala itu menjadi satu di bawah naungan Tunas Kelapa,
Gerakan Pramuka tak lekang dari pengabdian. Memang, Gerakan Pramuka bukan satu-satunya
alasan berdiri tegaknya NKRI hingga saat ini. Tapi tanpa Pramuka, mungkin saja negeri ini
tinggal nama.
Generasi muda yang aktif dalam kegiatan kepramukaan harus mampu menjadi generasi
pemimpin. Sebab dalam kegiatan tersebut diajarkan konsep kepemimpinan sebagai bekal
mereka.
Pramuka juga harus memiliki sikap yang jelas dan percaya diri. Ketrampilan juga menjadi modal
penting bagi mereka untuk belajar konsep kepemimpinan.
“Yang tidak kalah penting harus rendah hati dan menjadi teladan bagi masyarakat sekitarnya.
Kreativitas juga menjadi bagian penting kepemimpinan pramuka,” tandasnya.
Dengan struktur organisasi yang mengakar hingga ke desa-desa, Gerakan Pramuka menyemai
benih persatuan, kebinekaan, dan persaudaraan pada 22 juta tunas bangsa lewat kegiatan luar
ruangan yang menyenangkan, utamanya perkemahan. Mereka dibukakan matanya untuk melihat
Indonesia seluas-luasnya agar kelak tak saling meradang saat menemui perbedaan. Melalui
gerakan ini, rasa cinta Tanah Air generasi muda ditanamkan, jiwa kreativitas mereka ditempa,
kepekaan sosial mereka diasah.
Di Pramuka, kesadaran akan pentingnya hidup bersama dalam bingkai NKRI dan Bhinneka
Tunggal Ika diterapkan melalui tindakan nyata, bukan sekadar teori mengawang-awang di buku-
buku pelajaran. Anak-anak Pramuka diajari bersentuhan langsung dengan keragaman dan
bercengkerama dengan alam Indonesia yang luas tiada terkira.
Silakan sebut organisasi kepemudaan yang secara tegas menyatakan diri sebagai organisasi
inklusif, tidak membeda-bedakan latar belakang suku, agama, ras, golongan, dan budaya.
Rasanya sulit menemukan jawaban selain Pramuka. Pramuka sudah terlanjur mendarah daging di
jiwa anak-anak Indonesia.
Tapi Pramuka bukan hanya soal tepuk-tepukan, yel-yel, atau lagu-lagu. Pramuka sejati
menempatkan pengabdian untuk sesama, negara, dan Tuhan di atas segalanya. Itulah mengapa
Pramuka sejati selalu ada setiap kali negara dan rasa kemanusiaan memanggil.
Mari sejenak melihat. Siapakah yang tergerak secara sukarela turun ke jalan saat Lebaran untuk
melancarkan arus mudik di seluruh Indonesia? Pramuka. Siapakah yang sigap turun lapangan
membantu bencana alam tanpa dikomando? Pramuka. Siapakah yang memecahkan rekor dunia
mengangkat Sang Saka Merah Putih selebar 1.000 meter persegi dari dalam laut? Pramuka.
Siapakah yang dengan bangga menikah mengenakan pakaian organisasinya? Pramuka. Dan
masih banyak lagi.
Apa yang membuat Pramuka memiliki kepekaan itu adalah nilai-nilai yang ditanamkan dalam
Gerakan Pramuka, utamanya Dasa Darma. Bagi Pramuka, Dasa Darma adalah semacam ayat-
ayat suci yang harus dipatuhi. Ia ibarat manual book bagi anak-anak Pramuka dalam bertindak-
tanduk sehari-hari. Pramuka sejati senantiasa berpegang teguh pada 10 Kode Kehormatan itu
dalam setiap ucapan, perbuatan, dan pikirannya.
Menaati Dasa Darma sama artinya dengan menaati perintah Tuhan, sebab pada dasarnya ia
merupakan “perasan” ajaran semua agama. Dengan demikian, menjadi Pramuka sejati berarti
menjadi hamba Tuhan sekaligus warga negara yang baik seutuhnya. Alasan ini pulalah yang
membuat anak-anak Pramuka mudah sekali tersentuh hatinya jika disinggung soal Dasa Darma.
Mereka akan tergerak seketika untuk membantu sesama manakala Anda menyebut, misalnya,
poin kelima Dasa Darma, “Rela menolong dan tabah.”
A. Sifat kepanduan
Resolusi komferensi kepramukaan sedunia pada tahun 1924 bertempat di kopenhagen,
Denmark menyatakan bahwa kepramukaan punya 3 sifat :
a. Nasional, di laksanakan masing2 negara
b. Internasional, harus mampu mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatn
antara anggota krpanduan
c. Uinversal, kepramukaan itu dapat berlaku pada siapa saja
B. Sifat Kepramukaan (berdasarkan AD/ART)
a. Gerakan Pramuka adalah sebuah organisasi pendidikan yang keanggotanya bersifat
sukarela, mandiri, tidak membedakan suku, ras, golongan dan agama
b. G. pramuka bukan organisasi social-politik,
c. G, pramuka menjamin kemerdekaan tiap2 anggota untuk memeluk agama dan
kepercayaan masing2
C. Fungsi Kepramukaan

Anda mungkin juga menyukai