Penegak
Bantara
Oleh
Dinar Herindo Harya
“Proyek Pengembangan Buku Teks bagi Pramuka Penegak untuk lulus SKU
Pramuka Penegak Bantara”
Dilarang Keras!
“Kepramukaan itu bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari dengan tekun, bukan
pula merupakan kumpulan ajaran-ajaran dan naskah-naskah dari suatu buku.
Bukan! Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam
terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan
pengembaraan bagaikan kakak-beradik, membina kesehatan dan kebahagiaan,
keterampilan dan kesediaan untuk memberi pertolongan bagi yang
membutuhkannya – Lord Baden Powell of Gilwell”
Dasadarma
Bab I
Pramuka Penegak
Bab II
Penegak Bantara
Kegiatan I
Kegiatan II
Kegiatan III
Kegiatan IV
Kegiatan V
Kegiatan VI
Kegiatan VII
Kegiatan VII
Kegiatan VIII
Kegiatan IX
Kegiatan X
Transkrip Kehadiran
Sertifikat Penegak Bantara
Transkrip Nilai SKU Penegak Bantara
Tentang Penulis
Daftar Rujukan
BUKU INI MILIK
NAMA :
AGAMA :
GUDEP NOMOR :
KWARRAN :
KWARCAB :
KWARDA :
ALAMAT GUDEP :
NAMA SEKOLAH :
ALAMAT :
NAMA ORANG TUA:
Bab l
Pramuka Penegak
Dalam teori perkembangan, siswa SMA berada pada periode remaja. Masa
remaja (adolescence) ialah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga
masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira 10 hingga 12 tahun dan
berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun (Santrock, 2002:22). Masa remaja
bermula pada perubahan fisik yang cepat – pertambahan tinggi dan berat badan
yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual
seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya
suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat
menonjol; pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis; dan semakin banyak
menghabiskan waktu di luar keluarga. Hurlock (1973:2) membagi perkembangan
remaja menjadi tiga tahapan, yaitu remaja awal (early adolescence), remaja madya
(average adolescence), dan remaja akhir (late adolescence).
Keanggotaan dalam saka bersifat tidak permanen, oleh karena itu anggota Saka
dapat menjadi anggota beberapa Saka sesuai dengan minatnya, dan tidak
melepaskan diri dari keanggotaan gugusdepannya.
5. Dewan Penegak (Dewan Ambalan)
a) Untuk mengembangkan kepemimpinan dan mengikutsertakan dalam
pengambilan keputusan bagi Pramuka Penegak, dibentuk Dewan Ambalan
Penegak, disingkat Dewan Penegak yang dipimpin seorang ketua disebut
Pradana dengan susunan sebagai berikut:
1) seorang Ketua yang disebut Pradana;
2) seorang Pemangku Adat (penjaga kode etik ambalan), atau juru adat;
3) seorang Kerani;
4) seorang Bendahara, atau juru uang;
5) beberapa orang anggota.
b) Dewan tersebut dipilih dari para Pemimpin dan Wakil Pemimpin Sangga.
c) Pembina Pramuka Penegak dan Pembantu Pembina Pramuka Penegak tidak
masuk dalam Dewan Ambalan. Pembina Ambalan bertindak sebagai
penasehat, pendorong, pengarah, pembimbing, dan mempunyai hak dalam
mengambil keputusan terakhir.
d) Dewan Penegak bertugas:
1) menyusun perencanaan, pemrograman, pelaksana program, dan
mengadakan penilaian atas pelaksanaan kegiatan;
2) menjalankan dan mengamalkan semua keputusan dewan;
3) mengadministrasikan semua kegiatan satuan;
4) keputusan dewan dibuat secara demokratis.
6. Dewan Kehormatan Penegak
a) Dewan Kehormatan Penegak adalah dewan yang dibentuk untuk
mendampingi Dewan Penegak yang anggotanya terdiri atas para anggota
Ambalan yang sudah dilantik, dan diketuai oleh Pemangku Adat.
b) Tugas Dewan Kehormatan adalah untuk menentukan:
1) pelantikan, penghargaan atas prestasi/jasa dan tindakan atas pelanggaran
terhadap kode kehormatan;
2) peristiwa yang menyangkut kode kehormatan Pramuka Penegak;
3) rehabilitasi anggota Ambalan Penegak;
4) menjaga norma dan tata nilai Ambalan.
c) Pembina bertindak sebagai penasehat.
7. Kegiatan Penegak
a) Kegiatan Penegak adalah kegiatan yang berkarakter, dinamis, progresif,
menantang, bermanfaat bagi diri dan masyarakat lingkungannya.
Kegiatan Penegak berasal dari Penegak, oleh Penegak, dan untuk Penegak,
walaupun tetap di dalam tanggung jawab Pembina Penegak.
b) Materi yang akan dilatihkan pada hakekatnya semua aspek hidup yang
muatannya nilai-nilai dan keterampilan. Materi dikemas sehingga memenuhi
4H sebagaimana yang dikemukakan oleh Baden Powell yakni: Health,
Happiness, Helpfulness, Handicraft. Materi latihan datang dari hasil rapat
Dewan Penegak, namun demikian Pembina sebagai konsultan dapat
menawarkan program-program baru yang lebih bermakna, menarik, dan
bermanfaat.
c) Proses penyampaian materi bagi Penegak adalah:
Learning by doing (meliputi: learning to know, learning to do, dan
learning to live together).
Learning to be (meliputi: learning by teaching; Learning to serve, Serving
to earn).
d) Di dalam latihan, dapat dilakukan pemenuhan/pengujian Syarat Kecakapan
Umum (SKU), Syarat Pramuka Garuda (SPG), dan Syarat Kecakapan Khsuus
(SKK). SKU dan SPG merupakan standar nilai-nilai dan keterampilan yang
dicapai oleh seorang Pramuka. Sedangkan SKK adalah standar kompetensi
Pramuka berdasarkan peminatannya, oleh karena itu tidak semua SKK yang
tersedia dianjurkan untuk dicapai. Hasil pendidikan dan pelatihan Pramuka
Penegak dilihat dari SKU – SPG yang dicapai dan SKK yang diraih. SKU
Penegak terdiri atas 2 tingkatan, yakni: Penegak Bantara dan Penegak
Laksana. Setelah menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum Penegak Laksana,
seorang Penegak dapat menempuh Pramuka Garuda (SPG) yang dalam
Pramuka internasional disebut Eagle Scout. Di tingkat internasional ada
perkumpulan Pramuka yang telah mencapai Eagle Scout yang disebut ATAS
(Association of Top Achievement Scout).
e) Secara garis besar kegiatan Penegak dibagi menjadi kegiatan latihan rutin dan
kegiatan insidental.
Kegiatan Latihan Rutin
1) Mingguan
Kegiatan latihan bisa dimulai dengan:
- Upacara pembukaan latihan.
- Pemanasan dapat dilakukan dengan permainan ringan, ice breaking,
diskusi mengenai program Ambalan atau kegiatan bakti masyarakat,
atau sesuatu yang sifatnya menggembirakan tetapi tetap mengandung
pendidikan.
- Latihan inti, dapat diisi dengan hal-hal yang meliputi penanaman
nilai-nilai dan sekaligus keterampilan. Berbagai cara untuk menyajikan
nilai-nilai dan keterampilan yang dilakukan secara langsung (misalnya
keterampilan beternak ayam, beternak ikan hias, beternak lebah,
membuat vas bunga dari bambu, penyuluhan narkoba, penyuluhan
kependudukan kepada masyarakat, kegiatan bakti misal: latihan
memberi materi baris-berbaris ke satuan Penggalang), dsb.
- Latihan penutup, dapat diisi dengan permainan ringan, menyanyi, atau
pembulatan dari materi inti yang telah dilakukan.
- Upacara penutupan latihan. Pembina Upacara menyampaikan rasa
terima kasih dan titip salam pada keluarga adik-adik Penegak, tidak
lupa memberi motivasi kepada Penegak agar tetap menjadi warga
negara yang berkarakter.
2) Bulanan/dua bulanan/tiga bulanan/menurut kesepakatan.
Kegiatan ini bisa diselenggarakan atas dasar keputusan Dewan Penegak
dan Pembinanya. Jenis kegiatannya berbeda dengan kegiatan rutin
mingguan seperti menyelenggarakan bazar, pertunjukan kesenian,
kunjungan sosial, membantu kegiatan kelompok remaja putri di desa
seperti menjahit, memasak dll, hiking, rowing, climbing, mountainering,
jungle survival, orientering, swimming, kegiatan-kegiatan permainan high
element, dan low element, praktek pionering yang sebenarnya, first aids,
bakti masyarakat, berkemah.
3) Latihan Gabungan (Latgab).
Pada hakekatnya latihan gabungan ini adalah latihan bersama dengan
gugusdepan lain, sehingga terjadi pertukaran pengalaman antara sesama
Penegak, dan antara sesama Pembina. Materi kegiatannya sama dengan
kegiatan bulanan/dua bulanan/tiga bulanan/menurut kesepakatan.
4) Kegiatan Kwartir Cabang, Daerah, dan Nasional.
Jenis kegiatan kita kategorikan dalam kegiatan rutin, karena
diselenggarakan tahunan, dua tahunan, tiga tahunan, empat tahunan, atau
lima tahunan yang diputuskan dan diselenggarakan oleh Kwartirnya.
Misalnya kegiatan:
a) Gladian Pemimpin Satuan.
b) KIM (Kursus Instruktur Muda).
c) LPK (Latihan Pengembangan Kepemimpinan Penegak & Pandega).
d) KPDK (Kursus Pengelolaan Dewan Kerja).
e) Berbagai Kursus Keterampilan.
f) Berbagai jenis kursus kewirausahaan.
g) Mengerjakan berbagai proyek bakti.
h) Raimuna (Pertemuan Penegak & Pandega Puteri dan Putera).
i) Perkemahan Wirakarya (kemah bakti Penegak dan Pandega Puteri
Putera, mengerjakan proyek-proyek yang bermanfaat bagi
masyarakat).
j) Sidang Paripurna (untuk Dewan Kerja).
k) Muspanitera (Musyawarah Penegak dan Pandega Puteri-Putera).
l) Rover Moot seperti Raimuna di tingkat internasional.
5) Kegiatan Insidental
Kegiatan ini merupakan kegiatan partisipasi mengikuti kegiatan lembaga-
lembaga Pemerintah atau lembaga non-pemerintah. Misalnya mengikuti
pencanangan say no to drug yang diselenggarakan oleh BNN, atau
Departemen Kesehatan; kegiatan penghijauan yang dilakukan oleh
Departemen Pertanian, Kegiatan Imunisasi, Kegiatan bakti karena bencana
alam, dan sebagainya.
C. Upacara Penegak
Penegak dianggap sudah berani meluaskan sayapnya sendiri, membuka
lingkaran dunianya lebar-lebar serta mandiri. Maka bentuk upacara pembukaan
dan penutupan latihan Ambalan Penegak adalah berupa barisan yang terbuka dari
semua sudut, yakni bersaf satu lurus di mana pemimpin-pemimpin Ambalannya
berada di sebelah kanan. Pembina bisa berada di tengah-tengah lapangan upacara,
tetapi bisa berada di ujung barisan paling kanan. Filosofisnya adalah bahwa
Penegak sudah dibebaskan melihat dunia luar dan peran Pembina dalam membina
Penegak adalah memberi porsi lebih besar terhadap pemberian dorongan, motivasi
dan arahan (tut wuri handayani), dibandingkan dengan di tengah-tengah
menggerakkan (ing madya mangun karsa), dan di depan memberi keteladanan
(ing ngarsa sung tulada).
Proses pembentukan jiwa dan mental dalam dunia kepenegakan dilakukan
melalui Sandi Ambalan yang dibaca dan dihayati pada setiap upacara penutupan
latihan, serta perjalanan spiritual (hike) melalui renungan jiwa sebagai sarana
introspeksi dan retrospeksi seorang Penegak.
Pertemuan ke-1
Dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : .............................................................................................
Berani menyampaikan kritik dan saran yang membangun dengan sopan dan
santun kepada sesama teman
Sebenarnya manusia telah diciptakan oleh Tuhan dengan kondisi yang mulia dan
sesempurna mungkin. Akan tetapi, seperti pepatah yang menyatakan bahwa “tak
ada gading yang tak retak” yang artinya setiap manusia di dunia ini pasti memiliki
kekurangan dan kelebihan masing-masing yang tentunya hal tersebutlah yang
menjadikan manusia sebagai sosok yang “sempurna” dengan akal pikiran dan hati
nurani yang saling bersinergi.
Saling mengkritiklah secara berpasangan dengan temanmu dan tuliskan dalam
tabel penugasan berikut ini!
Pertemuan ke-2
Dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : .............................................................................................
Alat:
Cara Bermain:
1. Semua benda yang telah dikumpulkan didata dan diletakkan di lantai atau
meja. Letakkan kotak kardus di atas benda-benda tersebut hingga semuanya
tidak terlihat.
2. Semua peserta diminta untuk berdiri di sekeliling kardus. Perhatikan agar
kotak kardus tidak terganggu dan jangan sampai benda-benda di dalamnya
terlihat.
3. Pembina membuka kotak dan memberikan kesempatan kepada semua peserta
untuk melihat benda-benda tersebut dalam waktu setengah atau 1 menit tanpa
menyentuh.
4. Pembina meletakkan kembali kotak kardus di atas benda-benda.
5. Peserta diminta menuliskan nama-nama benda yang dilihat dalam waktu 5-10
menit.
6. Peserta atau grup yang mampu menuliskan nama benda paling banyak
dinyatakan sebagai pemenang.
Penyelesaian
SKU No.5
Mengikuti pertemuan Ambalan sekurang-kurangnya 2 kali setiap bulan
Pembina dapat menghitung kehadiran (presensi) anggota Penegaknya dengan
melihat buku administrasi Sangga atau buku kehadiran Ambalan.
Mengikuti pertemuan Ambalan sekurang-kurangnya 2 kali setiap bulannya.
Detail kehadiran dan kegiatan dicatat dalam tabel berikut ini.
Pertemuan ke-3
Dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : .............................................................................................
Kegiatan apa yang pernah kamu laksanakan minimal di tingkat ambalan sebagai
Sangga Kerja? Tuliskan kegiatan tersebut dalam bentuk cerita dan jelaskan proses
kegiatan tersebut dalam bentuk cerita dan jelaskan proses kegiatan tersebut secara
singkat dan padat!
Tempelkan foto kegiatan yang pernah kamu laksanakan sebagai salah satu bukti
menyelesaikan Syarat No. 8 ini!
Kesan dan Pesan Penguji:
Pertemuan ke-4
Dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : .............................................................................................
e. Sandi Kotak II
Terdiri dari kotak-kotak saja tanpa sudut-sudut, hanya setiap kotak,
sekarang diisi oleh 3 huruf, seperti pada gambar di bawah, huruf kedua
diberi 1 titik (.) dan huruf ketiga diberi 2 titik (..).
Contoh penulisan huruf:
f. Sandi Kotak III
Merupakan kombinasi dari sandi kotak I dengan sandi kotak II. Lebih
sukar? Tidak juga. Perhatikan huruf awal dan perputaran hurufnya!
B. Morse
Suku-suku bangsa di Afrika, Asia, dan Amerika saling memberi
kode/sandi/isyarat atau tanda-tanda dengan genderang, asap, dan sebagainya.
Kode Morse Internasional terdiri dari kombinasi titik (dots) dan strip (dashes)
yang melambangkan huruf dari abjad dan juga angka, seperti yang ditunjukkan
pada tabel di bawah. Saat ini, Kode Morse Internasional sudah mulai jarang
dipergunakan, diakrenakan telegrapi radio telah digantikan dengan sistem yang
jauh lebih modern, antara lain telegraph tercetak (faximile) dan GPS (Global
Positioning System).
Morse dapat dilakukan dengan:
- Suara/bunyi: peluit, terompet, dsb.
- Sinar/nyala: senter, lampu, api, lilin, dsb.
- Gerak: bendera, asap, lambaian tangan, kedipan mata, dsb.
- Tulisan: sandi, kode, dsb.
- Denyut listrik: pada kabel telegraph.
Huruf Morse
Sandi yang merupakan aplikasi dari huruf Morse. Dapat disebut Morse terapan.
Banyak sekali yang kita buat dari huruf Morse, dengan tahap atau tingkat
kesulitan yang berbeda-beda, misalnya sebagai berikut.
1) Sandi Rumput
Sandinya dibuat menyerupai rumput (rumput pendek berarti titik sedangkan
rumput panjang berarti garis). Contoh:
Pertemuan ke-5
Dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : .............................................................................................
Pertemuan ke-6
Dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : .............................................................................................
Para pandu zaman dahulu dikenal pula sebagai pencari jejak ulung. Diilhami para
pencari jejak di pedalaman Afrika dan Amerika Utara. Mereka disebut Tracker
atau Pathfinder (Cerita Api Unggun No. 5, Scouting for Boys)
Dalam suatu pengembaraan, seorang Pramuka Penegak harus mampu melakukan
navigasi darat sederhana seperti pada tabel penugasan sebagai berikut.
Pertemuan ke-7
Dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : ............................................................................................
Apakah kamu pernah melakukan salah satu kegiatan usaha, secara mandiri
maupun bersama, yang tentunya menghasilkan keuntungan? Usaha apakah itu?
Jelaskan kegiatan usahamu pada catatan di bawah ini!
Jika belum pernah, buatlah perencanaan untuk membuat salah satu proyek
kegiatan usaha. Kegiatan itu dapat menghasilkan produk yang kamu buat sendiri
atau bersama dengan anggota Penegak yang lain.
Jelaskan juga rencana kegiatan usahamu pada catatan di bawah ini!
Kesan dan Pesan Penguji:
Tempelkan gambar hasil daur ulang buatanmu pada kotak di bawah ini!
GAMBAR HASIL DAUR ULANG HASIL KREASI SENDIRI
Jelaskan kepada pembinamu bagaimana proses daur ulang dari barang yang sudah
tidak terpakai menjadi barang yang bermanfaat!
Tuliskan pada catatan di bawah ini!
Kesan dan Pesan Penguji:
Pertemuan ke-8
Dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : .............................................................................................
2. Simpul Mati
Mempunyai kegunaan, yaitu:
a. untuk mengakhiri suatu ikatan
b. untuk menyambung dua utas tali yang sama besarnya dalam keadaan kering.
3. Simpul Anyam
Kegunaannya untuk menyambung dua utas tali yang tidak sama besarnya dalam
keadaan kering.
5. Simpul Erat
Kegunaannya adalah untuk memendekkan tali, tanpa harus memotongnya.
6. Simpul Kembar (Simpul Nelayan)
Gunanya untuk menyambung dua utas tali yang sama besar dalam keadaan
basa/licin.
7. Simpul Tiang
Kegunaannya untuk mengikat leher hewan agar tidak mudah tercekik (simpul ini
sering disebut juga dengan simpul kambing).
9. Simpul Kursi
Mempunyai kegunaan untuk mengangkat orang dari bawah ke atas atau
sebaliknya
B. Ikatan
1. Ikatan Penegang
Gunanya untuk menegangkan tali yang kendur
2. Ikatan Palang
Gunanya untuk mengikat dua buah tongkat/tiang yang posisinya
berpalangan/menyiku (tegak lurus 90o).
3. Ikatan Silang
Gunanya untuk mengikat dua buah tongkat/tiang yang posisinya bersilangan.
4. Ikatan Canggah
Gunanya untuk menyambung dua buah tongkat/tiang atau lebih, dengan
kedudukan tegak lurus dengan tujuan memperpanjang tongkat.
Penyelesaian
SKU No.18
Dapat menerapkan pengetahuannya tentang tali temali dan pionering dalam
kehidupan sehari-hari
Mintalah paraf dari guru penjaskes di sekolahmu sebagai bukti bahwa kamu telah
melakukan kegiatan di bawah ini!
Pertemuan ke-9
Dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : .............................................................................................
.
Perkembangan Remaja
Masa remaja dimulai setelah habisnya masa kanak-kanak. Masa remaja
dibedakan menjadi tiga tahap, yaitu:
1) Remaja awal, pada usia 11 tahun- 13 tahun (wanita) dan pada usia 12 tahun-
15 tahun (pria).
2) Remaja madya, pada usia 15 tahun-18 tahun.
3) Remaja akhir, pada usia 19 tahun-21 tahun.
Pada masa remaja manusia mengalami perubahan sangat banyak. Masa ini
disebut juga masa akil baliq (pubertas). Perubahan pada pubertas laki-laki berbeda
dengan perempuan.
1) Pubertas pada laki-laki
Masa pubertas pada laki-laki ditandai dengan perubahan utama (primer)
dan perubahan fisik (sekunder).
Perubahan primer ditandai dengan mulai diproduksinya sel sperma (sel
kelamin jantan) oleh tubuh laki-laki yang disebut testis. Pada masa pubertas,
setiap laki-laki sudah menghasilkan sperma. Setiap hari, testis dapat memproduksi
jutaan sperma. Akibatnya, setelah beberapa waktu, kantung testis menjadi penuh
sehingga cairan sperma akan keluar dengan sendirinya. Hai ini biasanya ditandai
dengan mimpi basah, yaitu laki-laki mengeluarkan cairan sperma yang telah
memenuhi testis.
Perubahan fisik (sekunder) ditandai oleh:
a. Dada terlihat bidang
b. Tumbuh kumis dan janggut
c. Tumbuhnya rambut-rambut halus di ketiak dan disekitar alat kelamin
d. Tumbuh jakun
e. Suara lebih berat
f. Organ kelamin membesar
Semua laki-laki mengalami perubahan primer, namun tidak semua laki-
laki mengalami perubahan sekunder.
Selain perubahan primer dan sekunder, laki-laki pada masa pubertas juga
mengalami perubahan psikologis. Perubahan psikologis laki-laki ditandai dengan
mulai tertariknya pada lawan jenis.
2) Pubertas pada perempuan
Masa pubertas pada perempuan ditandai dengan perubahan utama (primer)
dan perubahan fisik (sekunder).
Perubahan primer ditandai dengan mulai diproduksinya sel telur oleh
tubuh wanita yang disebut indung telur (ovarium). Hal ini ditandai dengan adanya
menstruasi (haid) yang dialami perempuan. Menstruasi terjadi karena sel telur
yang diproduksi tidak dibuahi oleh sel sperma. Mula-mula sel telur yang
diproduksi ovarium dan telah masak akan dilepaskan oleh ovarium menuju rahim.
Proses pelepasan sel telur oleh ovarium disebut ovulasi. Saat itu juga rahim akan
menebal. Jika sel telur dalam rahim tidak dibuahi dalam beberapa hari, sel telur
akan mati. Sel telur yang mati akan luruh bersamaan dengan terkelupasnya
dinding rahim yang menebal. Sel telur yang meluruh tersebut akan tampak seperti
darah berwarna merah pekat yang mengalir melalui vagina. Apabila sel telur yang
dikeluarkan ovarium dibuahi oleh sperma, maka seorang wanita akan hamil.
Selama kehamilan seorang wanita tidak mengalami masa menstruasi. Awal
menstruasi biasanya terjadi pada usia 9-15 tahun dan siklusnya setiap 28 hari.
Selain mengalami perubahan primer, wanita juga mengalami perubahan
sekunder.
Perubahan sekunder ditandai oleh:
a. Tumbuhnya payudara, bertujuan mempersiapkan seorang wanita
menghasilkan air susu untuk menyusui anaknya.
b. Pinggul melebar, bertujuan untuk mempersiapkan seorang wanita melahirkan
bayi.
c. Tumbuhnya rambut di ketiak dan di di sekitar alat kelamin.
3) Cara menghadapi masa pubertas
Pada masa pubertas akan terjadi perubahan fisik dan terjadi
ketidakstabilan emosi. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menghadapi
masa pubertas, antara lain:
a. Bersikap tenang dan percaya diri.
b. Bersikap jujur dan terbuka kepada orang yang kita percaya
c. Selalu menjaga kebersihan seluruh tubuh dan alat kelamin agar tetap sehat dan
bersih.
Saat masa pubertas, kelenjar keringat dan minyak akan makin aktif karena
dirnagsang oleh hormon kelamin. Akibatnya wajah mudah berjerawat dan tubuh
mengeluarkan bau keringat. Untuk menjaga kebersihan tubuh, sebaiknya:
a. Mandi dua kali sehari
b. Mencuci wajah bila kotor
c. Menggunakan wewangian bila perlu
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh anak laki-laki, yaitu:
a. Membersihkan daerah sekitar kemaluan dengan saksama
b. Memakai celana yang terbuat dari katun supaya mudah menyerap keringat
c. Mengusahakan celana tetap kering dan tidak lembab
d. Menggunakan celana yang longgar, sehingga memperlancar perkembangan
alat kelamin.
Sedangkan beberapa hal yang harus diperhatikan oelh anak perempuan, yaitu:
a. Membersihkan kemaluan dari arah depan ke belakang
b. Menggunakan pembalut jika terasa penuh
c. Membersihkan kemaluan dengan air
d. Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
e. Banyak minum air putih atau jus buah
f. Menggunakan penyangga payudara (bh) yang nyaman dan tidak terlalu ketat.
Penyelesaian
SKU No.20
Dapat menjelaskan perkembangan fisik laki-laki dan perempuan
Pertemuan ke-10
Dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : .............................................................................................
Diberikan kepada:
Nama :
Tingkatan :
yang telah menyelesaikan SKU tersebut di atas, dan berhak untuk mengenakan
Tanda Kecakapan Umumnya. Dengan harapan untuk senantiasa meningkatkan
keterampilan dan pengetahuannya berdasarkan pada Tri Satya dan Dasa Darma
Pramuka.
ditetapkan di :
pada tanggal :
Pendidikan Kepramukaan
- Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar Pusdiklat Daerah Gerakan
Pramuka Jatim 2015
Daftar Rujukan
Adiyuwono, N. S. 1995. Teknik Membaca Peta dan Kompas. Bandung: Penerbit
Angkasa.
Anggadiredja, J. T., Yuliati S., Wadjdi, F., Poernoto., Syefrudin, D., & Alawiah,
S. 2011. Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Pramuka
Golongan Penegak. Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Anggadiredja, J. T., Mursitho, J., Yuliati, S., Kamarukmi, D., Jasmiwarti,
Prihatmono, T., & Rifai, A. A. 2011. Panduan Teknis Kursus Pembina
Pramuka Mahir. Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Bloom, B. S., Engelhart, M. D., Furst, E. J., Hill, W. H., & Krathwohl, D. R.
1956. Taxonomy of Educational Objectives: Handbook I, Cognitive
Domain. New York: David McKay.
DePorter, B., & Mike Hernacki. 2002. Quantum Learning: Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Gray, W. A., & Gerrard, B. A. 1977. Learning By Doing: Developing Teaching
Skills. Massachusets: Addison Wesley Publishing Company.
Hurlock, E. E. 1973. Adolescent Development. New York: Mc Graw-Hill, Inc.
Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E. 2009. Models of Teaching (Model-Model
Pengajaran). Terjemahan Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza. 2011.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 198 Tahun 2011 tentang
Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU) dan Keputusan Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka No. 199 Tahun 2011 tentang Cara Penyelesaian SKU
dan TKU. Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 176/2013 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega. Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Krathwohl, D. R., Bloom, B. S., & Masia, B. B. 1980. Taxonomy of Educational
Objectives: Handbook II, Affective Domain. London: Longman.
Kristiadi, A. 2014. Ensiklopedi Praja Muda Karana Indonesia: Mengenal
Gerakan Pramuka dan Kepanduan Jilid 1. Surakarta: Borobudur Inspira
Nusantara
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 2013. Anggaran Dasar Dan Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka. Semarang: Kwartir Daerah Gerakan
Pramuka Jawa Tengah
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64
Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Ekstrakurikuler
Wajib Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Pusat
Kurkulum dan Pembukuan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64
Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Ekstrakurikuler
Wajib, Lampiran I Pedoman Pendidikan Kepramukaan Sebagai
Ekstrakurikuler Wajib Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Pembukuan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A
Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum, Lampiran III Pedoman
Kegiatan Ekstrakurikuler. 2013. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Pembukuan.
Perez, T., Brock, W., & Gates, R. M. 2015. Guide To Safe Scouting. USA: Boy
Scouts of America.
Powell, B. 1915. Aids to Scouting. London: Gale & Polden, LTD.
Powell, B. 1922. Rovering to Success: A Guide for Young Manhood. London: .
Powell, B. 1908. Scouting for Boys. London: Horace Cox, Windsor House,
Bream’s Building, London E.C.
Santrock, J. W. 2002. Life Span Development, Eighth Edition. New York:
McGraw-Hill Higher Education.
Skinner, B. F. 1953. Science And Human Behavior. New York: Free Press
Paperback.
Sunardi, A. B. 2011. Boyman: Ragam Latih Pramuka. Bandung: Penerbit Nuansa
Muda.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka. 2010.
Jakarta: Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2013. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Pembukuan.