Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH EKSTRAKULIKULER PRAMUKA TERHADAP KEDISIPLINAN

SISWA KELAS XI DI MAN 1 KAB. BOGOR

Hilda Afrilia, Lisdianti Azizah, Nabila El Atikah, Nida Khofyya Hidayat


Universitas Ibn Khaldun Bogor
Email : hildaae1749@gmail.com

Abstract
Extracurricular activities aimed at supporting and developing academic
competencies, talents, interests, and personalities and characters. The Scout
Movement aims to form every scout in order to have a personality of faith, devotion,
noble morality, patriotic, abiding, legal, Discipline, uphold the noble values of the
nation, and have the ability to maintain and build the unitary State of the Republic of
Indonesia, adopt Pancasila, and preserve the environment. Through the organization
of Scout Movement students can learn to be disciplined, independent, responsible, and
skilled in scouting activities. This is stated in the contents of Dasa Darma Scout. In
this research researchers use a type of quantitative descriptive, quantitative
descriptive research that relates to how to describe, describe, outline, or outline the
existing data so that it is easy To be understood (Sofyan Siregar, 2014:2). The object
in this study was all the students who participated in the co-curricular of the class XI
in MAN 1 Bogor city with a total of 34 students. Samples are part of the number and
characteristics that the population belongs to. In this study the sample was the entire
member of the Boy Scout XI with a total of 34 students.

Keyword: Discipline, MAN 1 Kab. Bogor, Scout

Abstrak
Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk mendukung dan mengembangkan
kompetensi akademik, bakat, minat, dan kepribadian maupun karakter.
Ekstrakurikuler kepramukaan merupakan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh para
siswa. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan
Pramuka Pasal 4, menyatakan bahwa “Gerakan pramuka bertujuan untuk membentuk
setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia,
berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilainilai luhur bangsa, dan
memiliki kecakapan hidup untuk menjaga dan membangun Negara Kesatuan
Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup”.
Melalui organisasi gerakan pramuka siswa dapat belajar untuk bersikap disiplin,
mandiri, bertanggung jawab, dan terampil dalam kegiatan kepramukaan. Hal ini
tertera di dalam isi Dasa Darma Pramuka. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
jenis penelitian deskriptif kuantitatif, deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang
berkenaan dengan bagaimana cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan,
atau menguraikan data yang ada sehingga mudah untuk dipahami (Sofyan Siregar,
2014: 2). Obyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler pramuka kelas XI di MAN 1 Kota Bogor dengan jumlah 34 siswa.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Pada penelitian ini sampelnya adalah seluruh anggota pramuka kelas XI
dengan jumlah 34 siswa.

Kata kunci : Kedisiplinan; MAN 1 Kab. Bogor; Pramuka

A. Pendahuluan
Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk mendukung dan mengembangkan
kompetensi akademik, bakat, minat, dan kepribadian maupun karakter.
Ekstrakurikuler kepramukaan merupakan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh para
siswa. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan
Pramuka Pasal 4, menyatakan bahwa “Gerakan pramuka bertujuan untuk membentuk
setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia,
berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilainilai luhur bangsa, dan
memiliki kecakapan hidup untuk menjaga dan membangun Negara Kesatuan
Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup”.
Melalui organisasi gerakan pramuka siswa dapat belajar untuk bersikap disiplin,
mandiri, bertanggung jawab, dan terampil dalam kegiatan kepramukaan. Hal ini
tertera di dalam isi Dasa Darma Pramuka. Isi dari Dasadarma Pramuka menurut Tim
pada buku “Panduan Lengkap Gerakan Pramuka”, yaitu:
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia;
3. Patriot yang sopan dan kesatria;
4. Patuh dan suka bermusyawarah;
5. Rela menolong dan tabah;
6. Rajin, terampil, dan gembira;
7. Hemat, cermat, dan bersahaja;
8. Disiplin, berani, dan setia;
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya;
10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.
MAN 1 Kabupaten Bogor adalah salah satu Madrasah Aliyah Negeri yang terletak di
Jl. Kayumanis Cirimekar Rt.05/04 Cibinong. Madrasah Aliyah Negeri (MAN)
Cibinong Kabupaten Bogor pada mulanya bernama Pendidikan Guru Agama Pertama
(PGAP) Swasta 4 tahun Bogor, yang berdiri pada tahun 1968.
MAN 1 Kabupaten Bogor memiliki banyak kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan bakat dan minat siswa. Salah satu kegiatan ekstrakurikulernya yaitu
Pramuka. Pramuka adalah ekstrakurikuler yang dapat mengembangkan berbagai
macam karakter siswa, salah satunya yaitu kedisiplinan. Maka dari itu perlu diteliti:
(1) kegiatan apa saja yang ada dalam ekstrakurikuler pramuka, dan (2) hal-hal disiplin
apa saja yang dapat ditingkatkan dalam kegiatan pramuka.

B. Landasan Teori
Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengayaan dan perbaikan yang
berkaitan dengan program kokurikuler dan intrakurikuler. Kegiatan ini dapat
dijadikan sebagai wadah bagi siswa yang memiliki minat mengikuti kegiatan tersebut.
Melalui bimbingan dan pelatihan guru, kegiatan ekstrakurikuler dapat membentuk
sikap positif terhadap kegiatan yang diikuti oleh para siswa.
Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah
maupun di luar sekolah, bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas
diri. Memperluas diri ini dapat dilakukan dengan memperluas wawasan pengetahuan
dan mendorong pembinaan sikap atau nilai-nilai.
Pengertian ekstrakurikuler menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002:291)
yaitu:”suatu kegiatan yang berada di luar program yang tertulis di dalam kurikulum
seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa”. Kegiatan ekstrakurikuler sendiri
dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib. Kegiatan ini memberi keleluasaan waktu dan
memberikan kebebasan pada siswa, terutama dalam menentukan jenis kegiatan yang
sesuai dengan bakat serta minat mereka. Menurut Rusli Lutan (1986:72)
ekstrakurikuler adalah: Program ekstrakurikuler merupakan bagian internal dari
proses belajar yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan anak didik. Antara
kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler sesungguhnya tidak dapat dipisahkan,
bahkan kegiatan ekstrakurikuler perpanjangan pelengkap atau penguat 8 kegiatan
intrakurikuler untuk menyalurkan bakat atau pendorong perkembangan potensi anak
didik mencapai tarap maksimum.
Sehubungan dengan penjelasan tersebut, dapat penulis kemukakan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang menekankan kepada kebutuhan siswa agar
menambah wawasan, sikap dan keterampilan siswa baik diluar jam pelajaran wajib
serta kegiatannya dilakukan di dalam dan di luar sekolah.
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan, pasti tidak lepas dari aspek tujuan. Kerena
suatu kegiatan yang diakukan tanpa jelas tujuannya, maka kegiatan itu akan sia-sia.
Begitu pula dengan kegiatan ekstrakurikuler tertentu memiliki tujuan tertentu.
Mengenai tujuan kegiatan dalam ekstrakurikuler dijelasken oleh Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan (1995: 2) sebagai berikut:
Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan agar:
1. Siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan keterampilan mengenai
hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta
melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya yang:
a. Beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa
b. Berbudi pekerti luhur
c. Memiliki pengetahuan dan keterampilan
d. Sehat rohani dan jasmani
e. Berkepribadian yang mentap dan mandiri
f. Memilki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan
2. Siswa mampu memanfaatkan pendidikan kepribadian serta mengaitkan
pengetahuan yang diperolehnya dalam program kurikulum dengan kebutuhan dan
keadaan lingkungan.
Dari penjelasan diatas pada hakeketnya tujuan kegiatan ekstrakurikuler yang ingin
dicapai adalah untuk kepentingan siswa. Dengan kata lain, kegiatan ektrakurikuler
memiliki nilai-nilai pendidikan bagi siswa dalam upaya pembinaan manusia
seutuhnya.
3. Jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler tentu berbeda-beda jenisnya, karena banyak hal yang
memang berkaitan dengan kegiatan siswa selain dari kegiatan inti. Dengan beberapa
kegiatan ekstrakurikuler yang ada, siswa dapat memilih kegiatan yang sesuai dengan
kemampuan dan minat masing-masing.
Beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler yang diprogramkan di sekolah dijelaskan oleh
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1995: 3) sebagai berikut
a Pendidikan kepramukaan
b Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA)
c Palang Merah Remaja (PMR)
d Pasukan Keaman Sekolah (PKS)
e Gema Pencinta Alam
f Filateli
g Koperasi Sekolah
h Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
i Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)
j Olahraga
k Kesenian.
Kegiatan ekstrakurikuler tersebut berbeda-beda sifatnya, ada yang bersifat sesaat dan
ada pula yang berkelanjutan. Kegiatan yang bersifat sesaat seperti karyawisata dan
bakti sosial, itu hanya dilakukan pada waktu sesaat dan alokasi waktu yang terbatas
sesuai dengan kebutuhan, sedangkan yang sifatnya berkelanjutan maksudnya kegiatan
tersebut tidak hanya untuk hari itu saja, melainkan kegiatan tersebut telah
diprogramkan sedemikian rupa sehingga dapat diikuti terus sampai selesai kegiatan
sekolah.
Pengertian Gerakan Pramuka, Pramuka, Kepramukaan, Pendidikan
Kepramukaan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan
Pramuka Bab 1 bahwa gerakan pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh
pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, pramuka adalah warga
negara Indonesia yang aktif dalam pendidikan kepramukaan serta mengamalkan Satya
Pramuka dan Darma Pramuka,
Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan pramuka, Pendidikan
kepramukaan merupakan proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan
akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan Pramuka Sub bahasan akan mengkaji
beberapa variabel yang terkait dengan pembahasan yaitu pengertian Gerakan
Pramuka, pengertian kepramukaan, pengertian pramuka, pengertian pendidikan
kepramukaan, sifat kepramukaan, fungsi kepramukaan, metode kepramukaan dan
pendekatan kegiatan pramuka.
Rahadian (2014) mengungkapkan fungsi dari kegiatan kepramukaan yaitu:
1) Kegiatan Menarik Bagi Anak dan Pemuda Kegiatan menarik disini maksudnya
kegiatan yang menyenangkan dan mengandung nilai pendidikan, bukan sebagai
permainan yang mempunyai tujuan dan aturan permainan, bukan pula kegitan yang
sekedar hiburan.Kegiatan menarik disini adalah kegiatan yang disajikan kepada anak
dan pemuda dengan dibungkus oleh cerita atau permainan, sehingga anak dan pemuda
tidak merasa adanya pembinaan langsung dari dirinya.
2) Pengabdian dan Kewajiban Bagi Orang Dewasa Bagi orang dewasa kepramukaan
bukan lagi permainan, melainkan suatu tugas dan kewajiban yang dilakukan dengan
penuh rasa keikhlasan, kerelaan dan rasa pengabdian. Orang dewasa mempunyai
kewajiban secara sukarela membaktikan dirinya, mengembangan pribadi peserta
didiknya, serta membawanya ketujuan gerak kepramukaan.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kegiatan kepramukaan yang diterapkan disekolah
akan membentuk sikap yang positif bagi siswa, utamanya dalam pembentukan sikap
rasa keikhlasan, kerelaan berkorban, dan rasa pengabdian. Pengembangan sikap-sikap
tersebut sangat berguna di tengah masyarakat nantinya.
3) Alat Bagi Masyarakat dan Organisasi Kepramukaan merupakan alat bagi
masyarakat untuk membentuk warga masyarakat yang dicita-citakan, yang diperlukan
bagi perkembangan masyarakatnya. Melalui kegiatan kepramukaan para peserta didik
dibina menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna bagi masyarakat setempat,
Kepramukaan merupakan suatu lembaga pendidikan yang dinamis, yang selalu
bergerak mengikuti perkembangan masyarakat, bangsa, negara, dan dunia yang
melakukan pendidikan kepramukaan, guna membentuk warga negara muda yang
sanggup dan mampu berkarya membangun masyarakat, bangsa dan negaranya menuju
cita-cita nasional yaitu membentuk masyarakat adil dan makmur berdasarkan
pancasila.
Kedisiplinan
Kedisiplinan berasal dari kata disiplin. Kennet W. Requena menjelaskan tentang kata
disiplin yang dalam bahasa inggris discipline, berasal dari akar kata bahasa latin yang
sama (discipulus) yang dengan kata discipline mempunyai makna yang sama yaitu
mengajari atau mengikuti pemimpin yang dihormati (Kenneth, 2005)
Disiplin juga dapat diartikan sebagai kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan
atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya
tanpa adanya paksaan dari pihak luar. (Suharsimi:1980)
Disiplin dimaknai sebagai upaya pengendalian diri dan sikap mental individu atau
masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan
tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya.
Disiplin dapat diaplikasikan pada beberapa situasi, yaitu (1) disiplin dalam taat, (2)
Disiplin dalam menggunakan waktu, (3) Disiplin diri, (4) Disiplin dalam
bermasyarakat, (5) Disiplin Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, dan (6)
Disiplin di sekolah. Allah Swt menegaskan dalam firmanNya dalam Al-Qur’an surat
An-Nisa’ [4] ayat 59. (Mujahidin:2016)
Sebuah aktivitas yang selalu dilakukan pastilah mempunyai suatu tujuan. Sama
halnya dengan sikap disiplin yang dilakukan oleh seseorang. 10 11 Orang melakukan
sikap disiplin karena ia mempunyai suatu tujuan yang hendak dicapai setelah ia
melakukan sikap tersebut. bertujuan agar siswa belajar hidup dengan pembiasaan
yang baik, positif, dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya.
Tujuan utama dari sebuah sikap kedisiplinan adalah untuk mengarahkan anak supaya
ia mampu untuk mengontrol dirinya sendiri. selain itu juga supaya anak dapat
melakukan aktivitas dengan terarah, sesuai dengan peraturan yang berlaku. (Bistak
Sirait: 2008)
Disiplin menurut Oteng Sutrisno berdasarkan sifatnya dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Disiplin Positif
Disiplin positif merupakan suatu sikap dan iklim organisasi yang setiap anggotanya
mematuhi peraturan-peraturan organisasi atas kemauannya sendiri.Mereka patuh pada
tata tertib tersebut karena mereka memahami,meyakini dan mendukungnya. Selain itu
mereka berbuat begitu karena mereka benar-benar menghendakinya bukan karena
takut akan akibat dari ketidakpatuhannya.
Dalam suatu organisasi yang telah menerapkan disiplin positif, beberapa siswa
kadang-kadang melakukan suatu kesalahan yang melanggar tata tertib.Maka akibat
yang ditimbulkan adalah kewajiban dalam menetapkan suatu hukuman.Akan tetapi
hukuman yang diberikan ini bukanlah bermaksud untuk melukai ,akan tetapi yang
sesuai dengan prinsip disiplin positif,hukuman tersebut diberikan untuk memperbaiki
dan membetulkan.
Disiplin seperti ini sesuai dengan konsepsi pendidikan modern bahwa agar anak-anak
lambat laun dapat mengatur diri dan belajar bertanggung jawab atas segala
perbuatannya dalam mengrjakan sesuatu. Atau dengan kata lain disiplin positif ini
memberikan suatu pandangan bahwa kebebasan yang mengandung konsekuensi yaitu
kebebasan harus sejalan dengan tanggung jawab.
b.Disiplin Negatif
Yang dimaksud disiplin negatif di sini adalah suatu keadaan disiplin yang
menggunakan hukuman atau ancaman untuk membuat orang-orang mematuhi
perintah dan mengikuti peraturan hukuman. Pendekatan pada disiplin negatif ini
adalah menggunakan hukuman pada pelanggaran peraturan untuk menggerakkan dan
menakutkan orang-orang atau siswa lain sehingga mereka tidak akan berbuat
kesalahan yang sama.
Disiplin negatif ini cenderung kepada konsepsi pendidikan lama,yaitu sumber disiplin
adalah otoritas dan kekuasaan guru. Gurulah yang menentukan dan menilai kelakuan
siswa, gurulah yang menentukan peraturan tentang apa boleh atau tidak boleh
dilakukan oleh siswa,tidak ada pilihan lain selain tunduk pada kemauan guru.Dengan
demikian hukuman merupakan ancaman bagi siswa.
Disiplin yang ditegakkan dengan cara seperti ini ternyata tidak membawa hasil yang
memuaskan, karena seorang siswa hanya berada di sekolah selama 7 jam saja,
selebihnya dikembalikan kepada masing-masing orang tua, selain itu prestasi kerja
yang dicapai/diperoleh dikarenakan hanya karena untuk menghindari hukuman saja
bukan karena perasaan yang tulus ikhlas.
Meskipun disiplin negatif ini mempunyai banyak kekurangan akan tetapi pada waktu-
waktu tertentu tetap diperlukan pula sikap kekuatan dan kekuasaan apabila memang
hanya inilah cara satusatunya jawaban yang perlu dilaukan agar tujuan dapat tercapai
serta berjalan dengan lancar.
C. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif,
deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang berkenaan dengan bagaimana cara
mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan, atau menguraikan data yang ada
sehingga mudah untuk dipahami (Sofyan Siregar, 2014: 2).
Penelitian ini menggunakan dua variabel yang terdiri dari dua variabel independen
dan satu variabel dependen, variabel tersebut yaitu:
1. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu ekstrakurikuler pramuka (X)
2. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu kedisiplinan (Y)
Variabel-variabel yang diuji pengaruhnya dalam penelitian ini meliputi:
ekstrakurikuler pramuka dan kedisiplinan siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka kelas XI di MAN 1 Kab.
Bogor dengan jumlah 34 siswa. Pada penelitian ini sampelnya adalah seluruh anggota
pramuka kelas XI dengan jumlah 34 siswa. Data penelitian berupa primer dan
sekunder. Data primer berupa observasi dan angket, adapun data sekunder berupa
studi dokumen dan pustaka. Instrumen penelitian menggunakan angket tanggapan
siswa anggota ekstrakurikuler pramuka kelas XI di MAN 1 Kab. Bogor.
D. Hasil
Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka
Kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang mempengaruhi kedisiplinan siswa diambil
berdasarkan 10 dasa dharma pramuka. Penelitian ini menggunakan 22 item
pernyataan untuk mengukur variabel kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Hasil angket
ditabulasi untuk mengubah data dan instrumen pengumpul data (angket) menjadi
diagram. Skala yang digunakan untuk menganalisis data yakni skala Likert dengan
klasifikasi penilaian skor: 4) sangat setuju; 3) setuju; 2) tidak setuju; 1) sangat tidak
setuju. Setiap skor yang didapatkan melalui angket, dilakukan penghitungan. Setiap
item diberi skor tertinggi 4 dan terendah 1.
Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Diagram 1.1

Berdasarkan diagram 1.1 diatas, dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi adalah
“selalu”dengan presentase 45% yang berarti siswa selalu mengamalkan dasa darma
pramuka yang pertama yaitu takwa kepada tuhan yang maha esa. Yang berarti siswa
sudah dapat mengamalkannya dengan cara bergegas sholat ketika azan sudah
berkumandang.

Patriot yang sopan dan kesatria


Diagram 1.2

Berdasarkan diagram 1.2 diatas, dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi adalah
“selalu”dengan presentase 68% yang berarti siswa sering mengamalkan dasa darma
pramuka yang ketiga patriot yang sopan dan ksatria. Yang berarti siswa sudah dapat
mengamalkannya dengan cara melaksanakan piket sesuai jadwal yang ditentukan oleh
kelas.
Disiplin, berani dan setia
Diagram 1.3

Berdasarkan diagram 1.3 diatas, dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi adalah
“selalu”dengan presentase 46% yang berarti siswa sering mengamalkan dasa darma
pramuka yang kedelapan Disiplin, berani dan setia. Yang berarti siswa sudah dapat
mengamalkannya dengan cara Tidak pernah membolos dari sekolah.

Bertanggung jawab dan dapat dipercaya


Diagram 1.4

Berdasarkan diagram 1.4 diatas, dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi adalah
“selalu”dengan presentase 26% yang berarti siswa sering mengamalkan dasa darma
pramuka yang kesembilan Bertanggungjawab dan dapat dipercaya. Yang berarti siswa
sudah dapat mengamalkannya dengan cara Menjalankan sesuatu dengan sungguh-
sungguh.
Kedisiplinan
Kedisiplinan menggambarkan hal-hal disiplin apa saja yang dipengaruhi oleh kegiatan
ekstrakurikuler pramuka yang diikuti oleh siswa. Penelitian ini menggunakan 8 item
pernyataan untuk mengukur variabel kedisiplinan. Hasil angket ditabulasi untuk
mengubah data dan instrumen pengumpul data (angket) menjadi tabel-tabel angka.
Skala yang digunakan untuk menganalisis data yakni skala Likert dengan klasifikasi
penilaian skor: 4) sangat setuju; 3) setuju; 2) tidak setuju; 1) sangat tidak setuju.
Setiap skor yang didapatkan melalui angket, dilakukan penghitungan. Setiap item
diberi skor tertinggi 4 dan terendah 1.
Ketaatan terhadap tata tertib sekolah
Diagram 2.1

Berdasarkan diagram 2.2 diatas, dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi adalah
“selalu”dengan presentase 62% yang berarti siswa sering mengamalkan dasa darma
pramuka yang kesembilan Bertanggungjawab dan dapat dipercaya. Yang berarti
siswa sudah dapat mengamalkannya dengan cara Berkata hal-hal yang baik dan
tidak berbohong.
Ketaatan terhadap kegiatan belajar di sekolah
Diagram 2.2

Berdasarkan diagram 2.2 diatas, dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi adalah
“sering”dengan presentase 22% yang berarti siswa sering mengamalkan butir-butir
Ketaatan terhadap kegiatan belajar di sekolah. Yang berarti siswa sudah dapat
mengamalkannya dengan cara Mengikuti KBM dengan baik dan juga selalu masuk
kelas tepat waktu.
Ketaatan terhadap kegiatan belajar di rumah
Diagram 2.3

Berdasarkan diagram 2.3 diatas, dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi adalah
“sering”dengan presentase 38% yang berarti siswa sering mengamalkan butir-butir
Ketaatan terhadap kegiatan belajar di rumah. Yang berarti siswa sudah dapat
mengamalkannya dengan cara mengerjakan tugas dari guru, mengumpulkan tugas
tepat waktu dan juga mengatur waktu belajar.
Hasil Uji Validitas
Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan bantuan SPSS 17.0 diketahui jumlah
butir/item yang gugur pada variabel keaktifan siswa dalam ekstrakurikuler adalah :
Tabel 3.
Hasil Uji Validitas
Variabel Jumlah Jumlah Nomor Koefisien Jumlah
Butir butir Gugur Butir Korelasi Butir Valid
Semula Gugur
Kegiatan 22 3 9 0,285 19
ekstrakurikuler 19 0,116
pramuka 21 0,217
Kedisiplinan 8 1 25 0,267 7

Dilihat dari tabel diatas, ada tiga butir soal yang gugur, yaitu nom0r 9, 19, 21 dan 25,
karena koefisien korelasinya kurang dari 0,3. Ada berbagai macam kemungkinan yang
menyebabkan pernyataan atau pertanyaan menjadi tidak valid sehingga butir soal
tersebut harus dihilangkan.

Hasil Uji Reliabilitas


Setelah dilakukan reliabilitas instrumen dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach
maka instrumen dapat dikatakan reliabel apabila koefisien alpha > r tabel dengan taraf
signifikansi 5%. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil koefisien Alpha = 0,574 ,
dengan demikian maka instrumen ini adalah reliabel, karena 0,574 > 0,329 .

E. Pembahasan
Ekstrakurikuler Pramuka
Bagi seorang siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah tentu
akan mempengaruhi karakteristiknya. Ekstrakurikuler pramuka termasuk
ekstrakurikuler yang mempengaruhi karakter siswa salah satunya yaitu karakter
kedisiplinan siswa. Dapat dilihat dari 10 dhasa darma pramuka yang menunujukkan
bahwa ekstrakurikuler pramuka ini dapat mempengaruhi kedisiplinan siswa.
Penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas XI di Man 1 Kab. Bogor yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka sudah .Kegiatan ekstrakurikuler pramuka
berdasarkan hasil angket siswa sebesar 89%. Dengan demikian, berdasarkan hasil
persentase ekstrakurikuler pramuka berada pada kategori baik.

Kedisiplinan
Seorang siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka akan memiliki perubahan
karakter kedisiplinan pada dirinya. Kedisiplinan ini melekat karena pembiasaan dalam
kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang nantinya akan berpengaruh pada
kehiduapan sehari-hari. Kedisiplinan yang dibentuk bukan hanya saat di sekolah atau
saat kegiatan ekstrakurikuler pramuka berlangsung, tetapi pada saat di rumah pun
karakter kedisiplinan itu muncul. Dengan demikian, siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler pramuka memiliki kedisiplinan yang diterapkannya dalam kehidupan
sehari-hari dan sudah melekat pada dirinya. Penelitian yang dilakukan terhadap
kedisiplinan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka sudah baik.
Kedisiplinan berdasarkan hasil angket mahasiswa sebesar 83%. Dengan demikian,
berdasarkan hasil presentase kedisiplinan siswa berada pada kategori baik.

Pengaruh Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap Kedisiplinan Siswa di MAN 1 Kab.


Bogor
hasil analisis data terbukti bahwa, antara variabel X (kegiatan pramuka) dan variabel
Y (kedisiplinan) nilai koefisien regresi bernilai 0,399 (positif) menunjukkan kegiatan
ekstrakurikuler pramuka berpengaruh terhadap kedisiplinan siswa. Pengaruh positif
mengindikasikan bahwa keikutsertaan pada kegiatan ekstrakurikuler pramuka
semakin meningkat pula tingkat kedisiplinan siswa. Selanjutnya untuk mengetahui
apakah hubungan itu signifikan atau tidak maka ”t” hasil perhitungan dibandingkan
dengan ”t” tabel. Sampel penelitian berjumlah 34 siswa. Berdasarkan hasil
perhitungan, nilai thitung sebesar 2,689 dengan nilai signifikansi 0,000. Nilai ttabel
untuk n=34 dan nilai signifikansi (0,05) sebesar 1,691. Nilai thitung (2,689) > ttabel
(1,691), dengan demikian kegiatan ekstrakurikuler berpengaruh secara signifikan
terhadap kedisiplinan siswa kelas XI di MAN 1 Kab. Bogor.

F. Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka berdasarkan hasil angket siswa sebesar 89%.
Hasil persentase tersebut menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler pramuka
berada pada kategori baik.
2. Tingkat kedisiplinan siswa berdasarkan hasil angket mahasiswa sebesar 83%. Hasil
persentase tersebut menunjukkan bahwa kedisiplinan siswa berada pada kategori
baik.
3. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai koefisien regresi bernilai 0,399 (positif)
menunjukkan ekstrakurikuler pramuka berpengaruh positif terhadap kedisiplinan
siswa.
4. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai thitung sebesar 2,689 dengan nilai signifikansi
0,000. Nilai ttabel untuk n=34 dan nilai signifikansi (0,05) sebesar 1,691. Nilai
thitung (2,689) > ttabel (1,691), dengan demikian, kompetensi pedagogik dosen
berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar mahasiswa.
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan dalam penelitian, saran yang dapat
diajukan, (1) melihat adanya tingkat pengaruh yang positif ekstrakurikuler pramuka
terhadap kedisiplinan siswa, sebaiknya ekstrakurikuler pramuka mempertahankan
kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kedisiplinan siswa, (2) selain
ekstrakurikuler pramuka yang mempertahankan serta meningkatkan kedisiplinan,
pihak sekolah juga perlu meningkatkan kedisiplinannya dari tata tertib serta
peraturan-peraturan yang ada di sekolah yang harus siswa taati. (3) penelitian
selanjutnya agar menambahkan variabel lainnya dalam penelitian karena variabel
kedisiplinan sudah cukup besar pengaruhnya terhadap keikutsertaan siswa pada
ekstrakurikuler pramuka.

Daftar Pustaka
AH. Mansur, Adian Husaini, Endin Mujahidin, Ahmad Tafsir. 2016. Model
Pengajaran Karakter Kejujuran Menggunakan Teknologi Informasi Dan Komunikasi.
Jurnal Ta’dibuna: Vol.5, No 1: 16
Febi Laksono, Arif Widagdo. 2018. Pengaruh Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap
Kedisiplinan Dan Kemandirian Siswa. Joyful Learning Journal. Vol. 7, No 1:64-65
Prasetyo, Bambang & Lina Miftahul Jannah. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif:
Teori Dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Tanzeh, Ahmad. 2011. Metodologi Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras.
Pengiriman artikel (berupa attached file yang terformat MS Word (rtf) ke alamat email
berikut: darussalamjurnal07@gmail.com, atau bisa OJS (Open Journal System) alamat
link http://ejournal.iaida.ac.id/index.php/darussalam dan harus mencantumkan nomor
HP untuk verifikasi)

Anda mungkin juga menyukai