Anda di halaman 1dari 13

LIMA FAKTOR PENDIDIKAN KEPANDUAN (DASAR DAN TUJUAN

PENDIDIKAN, PENDIDIKAN. ANAK DIDIK, LINGKUNGAN


PENDIDIKAN DAN BAHAN-BAHAN PENDIDIKAN)

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah: Kepanduan
Dosen Pengampu: Lukman Hakim, S.Pd.I., M. Pd.

Oleh:

1. Lisma Khofifah (1810310088)


2. Anni Qurrotul Aini (1810310095)
3. Sukriyah Barokah (1810310098)
4. Firsya Maurna Shofa (1810310104)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gerakan Pramuka adalah organisasi Pendidikan Kepramukaan.
Sedangkan Pendidikan Kepramukaan adalah nama kegiatan dari seorang
Pramuka. Dimana Pendidikan Pramuka bermakna proses pendidikan
sepanjang hayat mengggunakan tata cara kreatif, rekreatif dan edukatif
dalam mencapai sasaran dan tujuannya. Melalui kegiatan yang menarik,
menyenangkan, penuh tantangan, serta sesuai bakat dan minatnya.
Pramuka merupakan salah satu gerakan pendidikan yang
mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan badan pendidikan
lain. Adapun yang bermaksud dengan pendidikan kepramukaan adalah
proses pendidikan yang diselenggarakan dalam kegiatan yang menarik,
menyenangkan, sehat, teratur, terarah dan praktis, dengan menerapkan
metode pendidikan Kepramukaan yang sasaran akhirnya adalah
terbentuknya kepribadian watak, akhlak mulia, dan memiliki kecakapan
hidup.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Dasar dan Tujuan Pendidikan Kepanduan?
2. Bagaimana Pendidikan Kepanduan?
3. Bagaimana Anak Didik Kepanduan?
4. Bagaimana Lingkungan Pendidikan Kepanduan?
5. Bagaimana Bagaimana Bahan Ajar Kepanduan?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Dasar dan Tujuan Pendidikan Kepanduan.
2. Untuk Mengetahui Pendidikan Kepanduan.
3. Untuk Mengetahui Anak Didik Kepanduan.
4. Untuk Mengetahui Lingkungan Pendidikan Kepanduan.
5. Untuk Mengetahui Bahan Ajar Kepanduan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar dan Tujuan Pendidikan Kepanduan


Dasar pendidikan kepanduan pramuka meliputi sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan
Pramuka
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun
1961 Tentang Gerakan Pramuka
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118 Tahun
1961 Tentang Penganugerahaan Pandji kepada Gerakan
Pendidikan Kepanduan Pradja Muda Karana
4. Keputusan Presiden republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009
Tentang Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
5. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203
Tahun 2009 Tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka.
Prinsip Dasar Kepramukaan merupakan ciri khas yang membedakan
Kepramukaan dari pendidikan lain. Prinsip Dasar Kepramukaan
merupakan unsur proses pendidikan terpadu yang harus diterapkan dalam
setiap kegiatan. Prinsip Dasar Kepramukaan dilaksanakan sesuai dengan
kepentingan, kebutuhan, situasi, dan kondisi masyarakat.1
Tujuan pendidikan kepanduan pamuka meliputi sebagai berikut:
Terdapat pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010
tentang Gerakan Pramuka menjelaskan bahwa tujuan gerakan pramuka
adalah gerakan pramuka yang bertujuan untuk membentuk setiap
pramuka. Pramuka Indonesia berasaskan pada pancasila dan memiliki
beberapa tujuan yaitu:

1
Sumardiyanto, Buku Ajar Mata Kuliah Kepramukaan (Fakultas Pendidikan Olahraga
dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia, 2005), Hlm. 7.

2
1. Memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia,
berjiwa patriotik, taat hukum, displin, menjunjung tinggi nilai-nilai
luhur bangsa , berkecakapan hidup, serta sehat jasmani dan rohani
2. Menjadi warga Negara yang berjiwa Pancasila, setia, dan patuh
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota
masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya
sendiri secara mandiri, serta bersama-sama bertanggung jawab,
atas pembangunan Bangsa dan Negara, memiliki kepedulian
terhadap sesama hidup dan alam lingkungan.2

B. Pendidikan Kepanduan
Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan
proses pengubahan sikap dan tata laku melalui upaya pelatihan dan
pengajaran.3 Sedangkan kepanduan atau kepramukaan sebagaimana
tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka (Bab II
Pasal 7) adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan diluar
lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan,
sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka agar
terbentuk watak, akhlak, dan budi pekerti luhur. 4
Dapat disimpulkan bawa pendidikan kepanduan merupakan proses
pembinaan dan pengembangan potensi kaum muda agar menjadi
warganegara yang berkualitas serta mampu memberikan sesuatu yang
positif bagi kesejahteraan dan kedamaian masyarakat baik nasional
maupun ineternasional. Proses pendidikan dalam kepanduan yang praktis,
di luar sistem pendidikan sekolah dan di luar sistem pendidikan keluarga
yang dilakukan di alam terbuka yang berbentuk kegiatan yang menantang,
menarik, menyenangkan, sehat, teratur dan terarah agar terbentuk watak

2
Lukman Santoso, Panduan Terlengkap Pramuka. (Jogjakarta: Buku Biru, 2014), Hlm.
38.
3
Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan.(Jakarta: Kencana, 2012), Hlm. 8.
4
Agus S, Dani dan Budi Anwari, BukuPanduan Pramuka Penggalang (Yogyakarta: Andi
Offset, 2015), Hlm. 52.

3
yang berakhlak mulia, mandiri, peduli, cinta tanah air, serta memiliki
kecakapan hidup.
Para pelaksana pendidikan kepanduan harus menghayati dan
menyadari bahwa:
1) Karya di bidang pendidikan adalah karya peningkatan mutu
mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan
fisik
2) Pendidikan berbeda dengan pengajaran, proses pendidikan
lebih mendalam mengembangkan dan membentuk nilai-
nilai, sikap, perilaku dan pengetahuan
3) Pada hakikatnya pendidikan adalah memberdayakan
peserta didik agar mampu mengembangkan potensi yang
dimilikinya secara optimal
4) Dasar dan landasan pendidikan adalah keteladanan, untuk
itu para pelaksana pendidikan kepramukaan wajib menjadi
teladan.
Pendidikan kepanduan kedepannya diharapkan dapat mendukung
pembentukan kompetensi sikap sosial siswa, terutama sikap peduli
terhadap orang lain. Selain itu, pendidikan kepanduan digunakan sebagai
wadah dalam menguatkan pembelajaran berbasis observasi maupun dalam
usaha memperkuat kompetensi keterampilannya secara konkret.

C. Anak Didik Kepanduan


Anak didik yaitu peserta didik yang terdapat dalam proses pendidikan.
Peserta didik dalam kegiatan kepramukaan di golongkan menjadi empat
golongan yaitu : siaga, penggalang, penegak dan pandega. Dan setiap
golongan di bagi menjadi beberapa kelompok adapun sebutan untuk
golongan siaga adalah barung, golongan penggalang adalah regu,
golongan penegak adalah sangga, dan pandega biasa disebut reka.
Sedangkan dalam setiap kelompok terdapat pimpinan untuk siaga
(Puntung) , penggalang (Pinru), Penegak (pinsa), yang bertugas untuk

4
mengkoordinir kelompok masing-masing. Dengan adanya anak didik
maka peserta didik di dalam Pramuka biasa disebut Pramuka siaga yang
berusia 7-10 tahun, dan penggalang yang berusia 11-15 tahun, penegak
berusia 16-20 tahun, dan yang terakhir pandega berusia 21-25 tahun.
Adapun kegiatan kepramukaan yang menarik dan menyenangkan :
1. Kebutuhan dan aspirasi tuntutan peserta didik antara lain:
a. Adanya tempat dan kesempatan yang menyenangkan
memperoleh kegiatan yang menyenangkan.
b. Dorongan naluri untuk memperoleh kebutuhan kebebasan
berfikir, berpendapat, berprestasi.
c. Hak asasi untuk memperoleh pembinaan, Bimbingan dan kasih
sayang dari orang dewasa, orang tua, masyarakat.
d. Pengembangan bakat
e. Pengembangan minat
f. Peningkatan kemampuan dan kecakapan
g. Pencapaian cita-cita
h. Peningkatan daya cipta (Kreativitas)
i. Daya pembaharuan (Inovasi)
j. Cipta, rasa, karsa, dan karya
k. Hasrat hidup, berjasa dan berbakti
2. Tugas-Tugas Perkembangan
a. Tugas perkembangan anak seusia Pramuka siaga antara lain :
1. Belajar ketrampilan fisik
2. Hidup sehat
3. Bergaul dengan teman sebaya
4. Membentuk ketrampilan dasar membaca, menulis, dan
menghitung
5. Membentuk konsep-konsep yang perlu untuk sehari-
hari
6. Membentuk hati nurani, nilai moral dan sosial
7. Memperoleh kebebasan pribadi

5
8. Membentuk sikap terhadap kelompok sosial dan
institusi
b. Tugas perkembangan remaja seusia Pramuka penggalang
antara lain :
1. Berpikir kritis
2. Mudah terjadi perbedaan pendapat
3. Minat dan aktivitas mulai mencerminkan jenis-jenis secara
lebih
4. Dorongan yang kuat guna mengekspresikan diri
5. Pengaruh kelompok sebaya sangat besar
6. Memerlukan dukungan emosional orang tua bila
mengalami kekecewaan dalam bergaul
7. Menyukai diri sendiri dengan penuh kejutan dan tantangan
c. Tugas perkembangan remaja lanjut, seusia penegak dan
pandega antara lain :
1. Menerima keadaan fisik
2. Memperoleh kebebasan emosional
3. Mampu bergaul
4. Menentukan model/untuk identifikasi
5. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri
6. Memperkuat penguasa diri atas dasar skala nilai norma
3. Usaha untuk memenuhi kebutuhan peserta didik antara lain:
a. Memahami tugas perkembangan peserta didik yang dibinanya,
agar kegiatan yang di adakan dapat mengembangkan aspek
psikologis pada peserta didik
b. Memperhatikan yang di minati oleh peserta didik
c. Memperhatikan minat, sifat, kondisi kemampuan peserta didik
d. Menyusun acara kegiatan sesuai kebutuhan peserta didik
e. Mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan kecakapan
melalui SKU, SKK, SPG, untuk memenuhi kebutuhan secara
mandiri

6
f. Menyelenggarakan kegiatan beragama, pemeliharaan
kesehatan, kegiatan seni budaya, kegiatan produktif, dan
kegiatan yang dapat mengembangkan ketahanan spiritual, fisik,
intelektual, emosional, sosial. 5
Sehingga Ekstrakurikuler wajib dalam kurikulum 2013
sebagaimana di isyaratkan dalam peraturan menteri pendidikan,
dan kebudayaan republik Indonesia nomor 81A tahun 2013
tentang implementasi kurikulum pada lampiran III huruf D
menyatakan : “Bahwa jenis kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler
dapat berbentuk krida meliputi : Kepramukaan, Latihan Dasar
Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR),
Pasukan pengibar bendera (Paskibraka).6

D. Lingkungan Pendidikan Kepanduan


Lingkungan pendidikan merupakan tempat dimana pendidikan
diberlangsungkan yakni mulai dari keluarga, sekolah hingga masyarakat.
Berbicara mengenai lembaga pendidikan yang merupakan wadah
berlangsungnya pendidikan, tentunya akan menyangkut masalah
lingkungan sebagai tempat pendidikan tersebut dilaksanakan. Kerjasama
diantara ketiga lembaga tersebut baik secara langsung maupun tidak
langsung sangat diperlukan. Lingkungan pendidikan yang bekerjasama
dan bersinergi aktif akan melahirkan karakter positif pada peserta didik,
dari karakter positif yang timbul maka akan tercipta watak serta
kepribadian yang positif pula pada jiwa peserta didik.7
Sama halnya dengan lingkungan pendidikan lainnya, pendidikan
kepanduan atau kepramukaan juga memiliki lingkungan yang sama

Buku Panduan Kursus Mahir Dasar III, (STAIN Kudus: Racana Sunan Kudus Rabiah
5

Al-Adawiyah, 2004), Hlm. 34.

6
Faisal Abdullah Cut,Makalah Pramuka, diakses dari https://faisal
shaffal.blogspot.com/2016/03/makalah-pramuka.html?m=1. Diakses Pada Tanggal 16 maret 2021
14.08 WIB.

7
Binti Maunah, Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 95-96.

7
dengan lingkungan pendidikan pada umumnya. Sesuai lingkungan
pendidikannya, pendidikan kepramukaan dapat dilakukan di dalam
lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Namun dalam
praktiknya kepramukaan lebih sering dilakukan diluar kelas atau outdoor,
dengan harapan bahwa dari kegiatan diluar kelas tersebut siswa mampu
belajar dari alam sekitar sehingga siswa akan lebih mengenal dan menyatu
dengan alam. Kegiatan yang terdapat dalam pendidikan kepanduan
tentunya disamping akan memelihara fisik, tetapi mental dan sosial para
peserta didik juga akan terpelihara.
Lingkungan kepanduan tidak membenarkan membuat suatu
pendidikan dimana didalamnya berbagai usia menjadi satu. Karena setiap
anggota memiliki kebutuhan khusus masing-masing, sehingga dalam
pendidikan kepanduan dibagi menjadi tiga lingkup yakni lingkungan muda
(siaga), dewasa muda (penggalang), dan dewasa (penegak dan pandega).
Setiap anggota memiliki hak untuk mengikuti pendidikan kepramukaan
sesuai dengan perkembangan dan kemampuannya, sehingga nantinya
mereka mampu mengembangkan karakter dalam kehidupan sehari-hari,
mengembangkan kemampuan untuk hidup dan menyesuaikan diri dengan
kehidupan, peduli lingkungan dan mencintai serta membangun alam
sekitar, mampu memecahkan berbagai persoalan hidup, serta mampu
untuk mandiri.8

E. Bahan Ajar Kepanduan


Bahan ajar merupakan segala sesuatu yang bisa digunakan untuk
membantu pengajar/instruktur melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Bahan ajar bisa berupa bahan tertulis contohnya hand out, buku, modul,
lembar kerja, brosur, leaflet, wallchart ataupun bahan tidak tertulis
contohnya video/film, VCD, radio, kaset, CD interaktif berbasis komputer
8
Elly Sri Melinda, Pendidikan Kepramukaan Pada Pendidikan Khusus, (Jakarta Timur:
Luxima Metro Medy, 2013), hlm. 4.

8
dan internet. Bahan ajar bentuk tertulis biasanya berupa materi yang harus
dipelajari siswa sebagai sarana untuk mencapai standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Materi pembelajaran tersebut dapat
berupa pengetahuan, keterampilan, serta sikap yang harus diajarkan
diajarkan oleh pendidik serta harus dipelajari oleh peserta didik dalam
rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada.9
Dalam pendidikan, bahan ajar merupakan salah satu alat penting
dalam upaya membantu mendongkrak keberhasilan proses belajar
mengajar. Begitu pula penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran
kepanduan yang juga sangat mendukung pencapaian keberhasilan belajar
mengajar. Dimasa perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
yang semakin pesat ini tentu juga memberi manfaat besar bagi pendidikan.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi juga dapat diterapkan
sebagai bahan ajar non tulis dalam pendidikan kepanduan. Hal ini tentu
akan mempermudah peserta didik dalam mempelajari berbagai teori dan
praktik dalam pendidikan kepanduan.
Dalam pendidikan ini banyak sekali bahan ajar yang bisa
digunakan untuk membantu keberhasilan proses pembelajaran, mulai dari
bahan akan tertulis seperti buku, non tulis seperti video pembelajaran,
hingga benda-benda yang ada di lingkungan sekitar seperti besi,
tongkat, bendera, tenda, pasak, dsb.

9
Meilan Arsanti, Pengembangan bahan ajar mata kuliah penulisan kreatif bermuatan
nilai-nilai pendidikan karakter karakter religius bagi mahasiswa mahasiswa prodi PBSI, FKIP,
Unissula, Unissula,  jurnal Kredo, Vol 1 No 2, 2018, Hlm. 74.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dasar dan tujuan pendidikan kepanduan pramuka yaitu terdapat
pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang
Gerakan Pramuka menjelaskan bahwa tujuan gerakan pramuka adalah
gerakan pramuka yang bertujuan Memiliki kepribadian yang beriman,
bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, displin,
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa , berkecakapan hidup, serta
sehat jasmani dan rohani serta kepedulian terhadap lingkungan hidup.
Pendidikan kepanduan merupakan proses pembinaan dan
pengembangan potensi kaum muda yang dilakukan di alam terbuka yang
berbentuk kegiatan yang menantang, menarik, menyenangkan, sehat,
teratur dan terarah agar terbentuk watak yang berakhlak mulia, mandiri,
peduli, cinta tanah air, serta memiliki kecakapan hidup.
Peserta didik dalam kegiatan kepramukaan di golongkan menjadi
empat golongan yaitu : siaga, penggalang, penegak dan pandega. Pramuka
siaga yang berusia 7-10 tahun, dan penggalang yang berusia 11-15 tahun,
penegak berusia 16-20 tahun, dan yang terakhir pandega berusia 21-25
tahun.
Sama dengan lingkungan pendidikan lainnya,
lingkungan pendidikan kepanduan/kepramukaan juga meliputi lingkungan
keluarga, sekolah maupun masyarakat. Namun dalam praktiknya
kepramukaan lebih sering dilakukan diluar kelas atau outdoor, dengan
harapan bahwa dari kegiatan diluar kelas tersebut siswa mampu belajar
dan bersosialisasi dengan alam sekitar sehingga siswa akan lebih mengenal
dan menyatu dengan alam. Banyak sekali bahan ajar yang bisa digunakan
untuk membantu keberhasilan proses pembelajaran, mulai dari bahan akan
tertulis seperti buku, non tulis seperti video pembelajaran, hingga benda-

10
benda yang ada di lingkungan sekitar seperti besi, tongkat, bendera, tenda,
pasak, dsb.

11
DAFTAR PUSTAKA

Sumardiyanto. 2005. Buku Ajar Mata Kuliah Kepramukaan. Universitas


Pendidikan Indonesia: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan.

Santoso, Lukman. 2014. Panduan Terlengkap Pramuka. Jogjakarta: Buku


Biru.

Damsar. 2012. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

S. Agus, Dani dan Budi Anwari. 2015. BukuPanduan Pramuka Penggalang.


Yogyakarta: Andi Offset.

12

Anda mungkin juga menyukai