Salah satu kebijakan seiring dengan diimplementasikannya Kurikulum
2013 adalah dijadikannya gerakan pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib di sekolah. Tujuannya sesuai dengan semangat K-13 yang bukan hanya ingin memberikan penguasaan pengetahuan dan keterampilan tetapi juga memperkuat sikap dan karakter positif kepada para peserta didik. Selain kegiatan pembelajaran intrakurikuler dan kokurikuler, kegiatan ekstrakurikuler pramuka juga dapat menunjang dalam pencapaian fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Pada pasal 1 ayat 2 UU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka dinyatakan bahwa "Pramuka adalah warga negara Indonesia yang aktif dalam pendidikan kepramukaan serta mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka." Pada pasal 1 ayat 4 dinyatakan bahwa "Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan. Berikut ini nilai-nilai pendidikan karakter, seperti religius, nasionalisme, integritas, mandiri, gotong royong, disiplin, tangguh, cinta lingkungan, dan sebagainya. Sedangkan di kepramukaan menggunakan 10 pilar yang menjadi kode kehormatan atau standar tingkah laku serta harga diri pramuka di masyarakat. Sepuluh pilar tersebut bernama Dhasa Darma Pramuka meliputi Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa, Cinta alam dan kasih sayang sesame manusia, patriot yang sopan dan kesatria, patuh dan suka bermusyawarah, rela menolong dan tabah, rajin terampil dan gembira, hemat cermat dan bersahaja, disiplin berani dan setia, bertanggungjawab dan dapat dipercaya, suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan. Penguatan pendidikan karakter kepramukaan tertuang pada visi dan misi gerakan pramuka yakni Tri Satya dan Dhasa Dharma pramuka. Kesepuluh butir dhasa dharma memiliki nilai-nilai luhur karakter bangsa,”Kalau kesepuluh isi dhasa dharma dikembangkan dan diamalkan kepada peserta didik bahkan orang dewasa,dalam kehidupan sehai-hari InshaAllah mereka akan menjadi manusia paripurna. karena nilai pendidikan karater dengan Dhasa Dharma Pramuka sangat sinkron dan relevan maka pramuka menjadi garda terdepan dalam menanamkan dan menumbuhkan karakter bangsa. Pendidikan kepramukaan merupakan proses pendidikan luar lingkungan sekolah dan di luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan (PDK dan MK) yang sasaran akhirnya pembentukan watak. Pendidikan kepramukaan juga bertumpu pada empat sendi atau soko guru yaitu, 1) Belajar mengetahui (learning to know); 2) Belajar Berbuat (learning to do); 3) Belajar hidup bermasyarakat (learning to live together); 4) Belajar untuk mengabdi (learning to serve). Gerakan Pramuka mengawali pendidikan pada usia peserta didik 7 tahun hingga 25 tahun dengan sebutan anggota muda, yang dibagi dalam golongan Pramuka Siaga (7-10), Pramuka Penggalang (11-15), Pramuka Penegak (16-20) dan Pramuka Pandega (21-25). Pembagian golongan berdasarkan perkembangan dan karakteristik baik baik fisik maupun psikis, sedangkan pada usia dewasa dimulai dari pendamping Pembina ditempuh melalui KMD (Kursus Mahir Dasar), Pembina (Kursus Mahir Lanjutan), Pendamping Pelatih (Kursus Pelatih Dasar), Pelatih (Kursus Pelatih Lanjutan). Kenapa kepramukaan di sebut pendidikan sepanjang hayat? karena setiap jenjang dari usia peserta didik, Pembina sampai Pelatih Pembina, pendidikannya selalu berkesinambungan dan tidak pernah berhenti, pengembangan nilai karakter pada peserta didik. Pembina maupun pelatih secara terus menerus dalam wadah latihan atau temu pembina yang di dalamnya selalu mengedepankan pendidikan karakter, yang tentu akan memberikan efek baik pada saat pembina melaksanakan pembelajaran pada peserta didik. Metode Pendidikan Kepramukaan mencakup pengamalan kode kehormatan Pramuka, Kiasan dasar, Belajar sambil melakukan (Learning by Doing), Sistem kelompok (beregu), Kegiatan di alam terbuka yg mengandung pendidikan yg sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik, Kemitraan dengan anggota Dewasa, Sistem tanda kecakapan, Sistem satuan terpisah putra dan putri. Sedangkan teknik Penerapan Pendidikan Kepramukaan mencakup Praktik Langsung, Permainan, Perjalanan, Diskusi, Produktif, Lagu, Gerak,Widya Wisata, Simulasi, dan Napak Tilas.
Learning by doing dan sistem kelompok adalah salah satu metode
pendidikan kepramukaan dalam penguatan pendidikan karakter Berikut adalah kegiatan yang dilakukan dalam pendidikan kepramukaan yang dapat diterapkan untuk menanankan nilai-nilai penguatan pendidikan karakter : 1. Religius seperti berdoa baik sebelum maupun sesudah latihan, pengujian SKU dan SKK dalam keagamaan, sholat berjama’ah dalam setiap kegiatan perkemahan dan lain sebagainya. 2. Nasionalisme seperti menyanyikan lagu Indonesia raya, menjadi dirigen, pengibaran bendera merah putih menghargai bendera kebangsaaan dan menghormatinya ketika sedang dinaikkan/diturunkan. 3. Integritas seperti pengucapan janji Tri Satya dan dhasa Dharma Pramuka, pengujian SKU dengan jujur dan berusaha sendiri, dapat memimpin dan dipimpin menjadi salah satu upaya pembentukan karakter integritas peserta didik. 4. Mandiri seperti menabung, berkemah, pengembaraan atau mencari jejak, halang rintang, mempersiapkan segala keperluan upacara sebagai bekal untuk kehidupan di masa depan. 5. Gotong royong sepeti bakti masyarakat, bekerja sama manjadi petugas upacara merupakan pembiasaan peserta didik agar dapat bergotong royong dan bekerjasama dalam tim.
Kegiatan l a i n dalam kepramukaan yang mencakup pencapaian karakter
seperti PBB (baris berbaris) di mana siswa dilatih untuk bisa tegap tangkas, rasa disiplin, kerja keras dan rasa tanggung jawab. Kegiatan tali temali di mana siswa belajar bagaimana membuat simpul dan mengenal jenis tali yang biasa digunakan dalam kegiatan pramuka seperti berkemah dan membuat susun tongkat untuk dijadikan apa saja pencapaian karakternya adalah ingin tahu, kerja keras, dan bertanggung jawab.
Berkemah menjadi salah satu kegiatan yang di dalamnya mengandung nilai-
nilai penguatan pendidikan karakter baik itu religius, nasionalis, integritas, mandiri maupun gotong-royong Semaphore adalah suatu cara untuk mengirim dan menerima berita dengan menggunakan dua bendera salah satu kegiatan yang menuntut siswa untuk disiplin, bertanggung jawab, kreatif, bahkan menghargai orang lain. Kegiatan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Hymne Pramuka, dan satu nusa satu bangsa yang merupakan salah satu kegiatan pramuka yang sering dilakukan pada saat-saat tertentu, siswa belajar mencintai tanah air, belajar menghargai alam, menghargai orang lain, cinta damai, dan semangat kebangsaan. Pelaksanaan kegiatan alam seperti penjelajahan, PPGD, KIM, Menaksir, yang artinya adalah siswa harus bisa menghargai apa yang ada disekitarnya terutama dengan sesama mahluk hidup yang dalam hal ini memanfaatkan dan tidak merusak. Melalui kegiatan ini siswa akan berlatih bagaimana mandiri, mencintai alam, kerjasama, menghargai orang lain, dan bertanggung jawab.
Kegiatan di alam terbuka menjadi kegiatan yang menarik dan
menyenangkan serta mengandung pendidikan yg sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik
Anggota pramuka harus mampu menjadi contoh teladan dan menjadi
agen perubahan di lingkungan masyarakat. Dengan demikian, gerakan pamuka merupakan kawah candradimuka untuk melahirkan seorang warga negara yang baik. Berdasarkan kepada hal tersebut, agar semua pihak yang terkait seperti pemerintah, sekolah, orang tua, dan masyarakat perlu mendukung kehadiran gerakan pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib di sekolah dalam upaya melahirkan lulusan yang cerdas dan berakhlak mulia.
PROFIL
Penulis bernama Dian Intan Marsifa Fauzia,
S.Pd.SD. Penulis lahir di Bekasi, 11 maret 1988 dari pasangan Bapak Manin Syahrial, SE dan Ibu Dedeh Kurniasih. Anak pertama perempuan dari empat bersaudara bernama Muhammad Gufron Arif, S.Pd.Jas, Muhammad Fikri Haikal, dan Fahri Abdul Kholik. Hidup mandiri dan berfikiran positif adalah kunci agar mudah beradaptasi dengan keadaan dan lingkungan yang baru serta dasar agama Islam yang sudah tertanam dapat menjaga diri dari hal-hal negatif selama hidup mendiri jauh dari orang tua. Aktif di Organisasi gerakan pramuka sebagai anggota Sanggar Racana Prabu Siliwangi-Subang Larang UPI tingkat pramuka Pandega. Sekarang penulis tinggal dan menetap di Kota belitung bersama keluarga kecilnnya. Penulis juga mengabdikan diri menjadi guru dan Pembina pramuka di SDN 25 membalong Air Malik Kecamatan membalong Kabupaten belitung. Alamat email : dianintan13@gmail.com. Facebook : Intan Assofwan