Anda di halaman 1dari 90

KURIKULUM OPERASIONAL

SATUAN PENDIDIKAN

SD NEGERI 10 MEMBALONG

NPSN 10900482

TAHUN PELAJARAN 2023-2024

SD NEGERI 10 MEMBALONG

Dusun Tungkup Desa Lassar Kecamatan Membalong

Sd10mbl@gmail.com

Sdn tungkup mbl

1
KURIKULUM OPERASIONAL
SATUAN PENDIDIKAN

SD NEGERI 10 MEMBALONG

NPSN 10900482

TAHUN PELAJARAN 2023-2024

SD NEGERI 10 MEMBALONG

Dusun Tungkup Desa Lassar Kecamatan Membalong

Sd10mbl@gmail.com

Sdn tungkup mbl

LEMBAR PENGESAHAN
2
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN

SEKOLAH DASAR NEGERI 10 MEMBALONG

TAHUN AJARAN 2023-2024

Dengan mengucap rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Kurikulum Operasional

Satuan Pendidikan SD Negeri 10 Membalong tahun pelajaran 2023/2024 dapat

ditetapkan dan digunakan dalam lingkungan sendiri. Semoga kurikulum ini dapat

menjadi panduan untuk mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah. Aamiin.

Ditetapkan di: Membalong Juli 2023

Menyetujui : Kepala SDN 10 Membalong


Ketua Komite SDN 10 Membalong

TINA DIAN INTAN MARSIFA FAUZIA,S.Pd.SD


NIP.19880311 201101 2 007

Pengawas Bina Sekolah Dasar,

ALI NURAEKAN,S.Pd.SD
NIP. 19720809 199308 1 001

Mengetahui:
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Belitung

Drs.SOEBAGIO
Pembina Tk.I
NIP. 19661001 199512 1 001

KATA PENGANTAR

3
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga tersusun kurikulum SDN 10 Membalong Tahun Pelajaran
2023/2024. Pada tahun ajaran ini, kurikulum dilaksanakan sesuai dengan peraturan
yang telah ditetapkan mengacu pada kebutuhan perkembangan potensi, bakat,
dan minat peserta didik.

Kurikulum SDN 10 Membalong ini mengacu pada kurikulum merdeka untuk kelas
I dan IV, Kurikulum merdeka adalah kurikulum yang berpusat pada peserta didik,
sehingga pada pelaksanaannya mempertimbangkan potensi, bakat, dan minat
peserta didik sementara untuk pembelajaran siswa kelas II, III, V dan VI masih
menggunakan kurikulum 2013.

Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penyusunan kurikulum ini. Kami menyadari bahwa kurikulum ini
masih banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran kami harapkan demi
kesempurnaan kurikulum.. Apabila terdapat kekeliruan atau kesalahan dalam
penulisan, akan dibetulkan sebagaimana mestinya. Semoga kurikulum ini
bermanfaat sebagai panduan kegiatan belajar mengajar di SDN 10 Membalong

Membalong , … Juli 2023

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

4
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………...ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….iii
- BAB I PENDAHULUAN
A. Karakteristik Satuan Pendidikan ………………………………..2
B. Karakteristik Peserta Didik ………………………………..2
C. Karakteristik Pendidik dan Tenaga kependidikan………………3
D. Karakteristik Saran dan Prasarana……………………………………………………………4
E. Sosial Budaya………...…………………………………………….5
F. Kemitraan……………………………………………………………………..5
G. Landasan Pengembangan Kurikulum …………………………...7
a. Landasan Sosiologis
b. Landasan Pedagogis
c. Landasan Yuridis
- BAB II VISI MISI SATUAN PENDIDIKAN
A. Visi SDN 24 Membalong………...………………………10
B. Misi SDN 24 Membalong………………..………………10
C. Tujuan Pendidikan SDN 24 Membalong………………………10
a. Tujuan Janggka Panjang
b. Tujuang Jangka Menengah
- BAB III PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN
A. Kurikulum Merdeka…………………………………………………………………………
13
1. Intrakurikuler
2. Proyek Penguatan Propil Pelajar Pancasila
3. Ekstrakurikuler
B. Kurikulum 13…………………….…….19
C. Kalender Pendidikan……………………..………………………47
- BAB IV PERENCANAAN PEMBELAJARAN
A. Kurikulum Merdeka…………………………………………48
B. Kurikulum 13………………………………………………..53
- BAB V PENDAMPINGAN, EVALUASI, DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL
- BAB VI PENUTUP

BAB I

PENDAHULUAN

5
A. LATAR BELAKANG

Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, sistem pendidikan yang dianut oleh Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal
ini lebih lanjut dijabarkan pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, dimana yang dimaksud dengan Pendidikan Nasional adalah “Pendidikan
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap
tuntutan perubahan zaman”, dan tujuan Pendidikan Nasional adalah “untuk mengembangkan
potensi pelajar agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”. Dalam mewujudkan tujuan tersebut maka perlu disusun
“seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu” atau dapat juga disebut sebagai “kurikulum”. Kurikulum yang
dikembangkan disesuaikan dengan kondisi sekolah, potensi / karakteristik daerah, sosial budaya
masyarakat setempat, dan pelajar.
Berdasar hal diatas maka proses pengembangan dan penyusunan Kurikulum Operasional
SDN 10 Membalong Kab Belitung tahun pelajaran 2023/2024 masih menggunakan dua
Kurikulum yaitu untuk Kelas I dan Kelas IV menggunakan Kurikulum Merdeka, sedangkan
untuk kelas II, III, V dan kelas VI masih menggunakan Kurikulum 2013. Kurikulum Merdeka
Untuk Kelas I dan Kelas IV dikembangkan dan disusun dengan memperhatikan hal-hal berikut :

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


2. Peraturan Pemerintah No 57 tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Kepmendikbud ristek No 56/M/2022 Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka
Pemulihan Pembelajaran
4. Permendikbud Ristek 5 tahun 2022 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan, Anak
Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar dan Jenjang Menengah
5. Permendikbud Ristek 7 tahun 2022 tentang Standar Isi Pendidikan, Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar dan Jenjang Menengah
6. Permendikbud Ristek 16 tahun 2022 tentang Standar Proses Pendidikan, Anak Usia Dini,
Jenjang Pendidikan Dasar dan Jenjang Menengah
7. Permendikbud Ristek 21 tahun 2022 tentang tentang Standar Penilaian Pendidikan, Anak
Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar dan Jenjang Menengah;
6
8. Permendikbud no 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ektrakurikuler
9. Permendikbud Nomor 63 tahun 2014 Tentang Kepramukaan
10. Keputusan BSKAP No 033/ H/KR/2022 tentang Revisi Capaian Pembelajaran
11. Keputusan BSKAP No 009/H/KR/2022 Tentang Demensi dan Elemen Profil pelajar
Pancasila pada Kurikulum Merdeka
12. Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan yang tercantum pada
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan
Dan Kebudayaan Tahun 2020-2024.
13. Kebijakan Pemerintah Provinsi dan Peraturan Gubernur (Pergub) terkait pendidikan.
14. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kepulauan Babel tentang
Pedoman Kurikulum Penguatan Lokal Bahasa daerah Jenjang Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
15. Karakteristik dan keunikan peserta didik dan lingkungan sosial budaya masyarakat sekitar.

Kurikulum 2013 yang masih diberlakukan Kelas II, III, V dan Kelas VI mengacu pada
regulasi sebagai berikut :

1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;


2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 sebagaimana diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 dan terakhir Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan;
3. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter;
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Pembinaan Kesiswaan;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 15 Tahun 2010 tentang
Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014
Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014
Tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Ekstrakurikuler Wajib;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah;

7
10. Peraturan Mendikbud No. 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum tahun 2006
dan Kurikulum 2013.
11. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014
Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah.
12. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015
Tentang Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti;
13. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2015
Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan
Pendidikan;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016
tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Siswa Baru;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016
tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Repu;blk Indonesia Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah;
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016
tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013;
20. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2018.Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24
Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum
2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

Prinsip pengembangan kurikulum operasional sekolah ini bertujuan membantu proses


berpikir dalam menyusun kurikulum operasional yang kontekstual dan relevan bagi satuan
pendidikan dan terutama peserta didik dalam ,mencapai profil pelajar pancasila dan capaian
pembelajaran.Dalam pengembangannya juga merupakan hasil refleksi semua unsur peserta
didik di satuan pendidkan yang kemudian ditinjau secara berkala guna disesuaikan dengan
dinamika perubahan dan kebutuhan peserta didik.

Kurikulum Operasional disatuan pendidikan dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai


berikut:
8
1. Berpusat pada peserta didik

Pembelajaran harus memenuhi keragaman potensi, kebutuhan perkembangan dan


tahapan belajar serta kepentingan peserta didik. Profil pelajar pancasila selalu menjadi
rujukan pada semua tahapan dalam penyusunan kurikulum operasonal sekolah.

2. Kontekstual

Menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, konteks


sosial budaya dan lingkungan serta dunia kerja dan insdustri dan menunjukkan
karakteristik atau kekhususan peserta didik.

3. Esensial

Memuat semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan dan digunakan disatuan
pendidikan. Bahasa yang digunakan lugas, ringkas dan mudah dipahami.

4. Akuntabel

Dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual

5. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan

Pengembangan kurikulum satuan pendidikan melibatkan komite satuan pendidikan dan


berbagai pemangku kepentingan antara lain orangtua, organisasi, berbagai sentra serta
industri di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan atau kantor kementrian
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang agama sesuai dengan
kewenangannya.

Sedangkan hal-hal pokok yang dijadikan fokus dalam pengembangan dan penyusunan
Kurikulum Operasional SDN 10 Membalong tahun pelajaran 2023/2024 adalah:

1. Pengembangan pelajar berdasarkan potensi diri dan minat yang dimilikinya.


2. Integrasi dan implementasi pengembangan kecakapan abad 21 (karakter, literasi, dan
kompetensi) pelajar pada proses belajar mengajar.
3. Integrasi dan implementasi pendidikan karakter berdasar Profil Pelajar Pancasila pada
proses belajar mengajar.
4. Pengembangan pendidikan kecakapan hidup untuk pelajar.
5. Integrasi dan penerapan teknologi pada proses belajar mengajar.
6. Penerapan prinsip-prinsip kebijakan merdeka belajar yang sudah ditetapkan Kementerian
Pendidikan Dan Kebudayaan.

B. KARAKTERISTIK SATUAN PENDIDIKAN


9
Karakteristik SDN 10 Membalong berdasarkan analisis konteks pada tahun pelajaran
2023/2024 dideskripsikan untuk memberikan gambaran secara umum tentang kondisi
riil sekolah saat ini.

SDN 10 Membalong berlokasi di Dusun Tungkup Desa Lassar Kecamatan Membalong


Kabupaten Belitung yang berdiri sejak tanggal 1 Juli 1979. Lokasi yang mudah ditempuh
dengan sarana transportasi yang ada. Sekolah menempati lokasi yang strategis, karena
berada di depan Masjid Baiturrahim yang sering digunakan untuk kegiatan beribadah
masyarakat Dusun Tungkup juga warga sekolah saat akan melaksanakan sholat dhuha,
sholat zuhur berjamaah, Peringatan Hari Besar Agama juga kegiatan keagamaan
lainnya. Tepat di belakang sekolah ada lapangan sepak bola Dusun Tungkup sehingga
dapat digunakan sebagai sarana untuk kegiatan olah raga siswa-siswi SDN 10
Membalong. Sekolah juga tidak jauh dari balai Dusun Tungkup sebagai pusat kegiatan
warga setempat seperti posyandu dan lainnya. Lingkungan sekolah memiliki halaman
depan yang cukup luas serta berada dekat dengan sarana keagamaan, olahraga dan kesehatan
sehingga menjadi salah satu faktor pendukung dalam proses pembelajaran.
SDN 10 Membalong berada di lingkungan dengan keragaman kondisi sosial dan
budaya masyarakat. Lokasi sekolah menyebabkan beragamnya latar belakang dari
peserta didik dan orang tua. Hal ini berpengaruh terhadap proses pembelajaran serta
adaptasi lingkungan dan sosial budaya bagi peserta didik selain itu budaya gotong
royong yang kuat di masyarakat dusun Tungkup menjadi faktor pendukung bagi
sekolah..
SDN 10 Membalong sebagai satuan pendidikan dengan potensi wilayah/ letak yang
strategis. Hasil laut, hasil perkebunan seperti sawit dan sahang dan perdagangan dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat sehingga dapat dijadikan pendukung dalam proses
pembelajaran.

C. KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

Jumlah peserta didik SDN 10 Membalong tahun pelajaran 2023/2024 sebanyak 62


orang, terdiri dari 29 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Jumlah peserta didik laki-
laki dan perempuan yang hampir seimbang memungkinkan dalam pembagian kelas
heterogen. Meskipun jumlah peserta didik sedikit namun besarnya dukungan dari orang
tua/wali murid dalam pelaksanaan Pendidikan di sekolah.

No Nama Rombel Tingkat Jumlah Siswa

10
Kelas L P Total
1 Kelas 1 1 4 5 9
2 Kelas 2 2 5 5 10
3 Kelas 3 3 5 5 10
4 Kelas 4 4 5 5 10
5 Kelas 5 5 5 3 8
6 Kelas 6 6 5 10 15

Peserta didik SDN 10 Membalong berasal dari beberapa rukun tetangga yang terdapat
di Dusun Tungkup Desa Lassar Kecamatan membalong. Jumlah peserta didik yang
sedikit menjadi tantangan tersendiri bagi pendidik untuk mengembangkan pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik
Peserta didik SDN 10 Membalong berasal dari latar belakang ekonomi yang
beragam. Sebanyak 15% orang tua peserta didik berpenghasilan dalam kategori
golongan ekonomi bawah , 25% orang tua peserta didik berpenghasilan dalam kategori
golongan ekonomi menengah, dan 60 % orang tua peserta didik berpenghasilan dalam
kategori golongan ekonomi atas.
Hal ini menyebabkan perbedaan ketersediaan fasilitas belajar di rumah. Hal ini
juga mempengaruhi pemilihan ekstrakurikuler dan pengembangan diri peserta didik.
Sekolah lalu membuat perencanaan kegiatan dan pengambilan kebijakan pemenuhan
sarana pembelajaran dengan mempertimbangkan ragam latar belakang sosial ekonomi
peserta didik. Kondisi ini berpengaruh dalam pengelolaan pembelajaran dan
pengembangan kompetensi pendidik. Hal ini juga menjadi pertimbangan sekolah untuk
mendorong interaksi yang sehat dan budaya empati warga sekolah.
D. KARAKTERISTIK PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Jumlah Pendidik dan tenaga kependidikan di SD Negeri 10 Membalong pada tahun
pelajaran 2023-2024 sebanyak 10 Orang yang terdiri dari :
1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah sudah memiliki sertifikat Pendidik dan Sertifikat Guru Penggerak
2. Pendidik (guru)
Pendidik berjumlah 8 orang yang terdiri dari 5 orang guru PNS dengan Pendidikan sudah
sesuai kualifikasi dan 4 orang guru PNS sudah memiliki sertifikat pendidik, 2 orang guru
PPPK dan 1 orang guru honorer.
3. Tenaga Kependidikan
11
Tenaga Kependidikan SDN 10 Membalong memiliki 1 orang personil yaitu sebagai tenaga
administrasi dengan latar belakang Pendidikan SMK dan saat ini sedang melanjutkan
Pendidikan jurusan Manajemen di Universitas Terbuka.

Tabel Pendidik dan Tenaga Kependidikan SDN 10 Membalong

Status
N Tanggal
Nama JK Kepegawaia Jenis PTK
o Lahir
n
DIAN INTAN MARSIFA
1 P 11-03-1988 PNS KEPSEK
FAUZIA, S.Pd.SD

2 ATRIANI, S.Pd.I P 25-05-1973 PNS GURU PAI

3 ANGGA SAPUTRA, S.Pd L 10-09-1984 PNS GURU

4 NELWAN, S.Pd L 15-07-1981 PNS GURU

5 HASANI, S.Pd L 07-10-1969 PNS GURU PJOK

6 BUDIMAN,S.Pd L 29 - 09- 1994 PNS GURU

7 JUMIATI, S.Pd.SD P 26-06-1978 PPPK GURU


8 ISMAH S,S.Pd P 06-10-1991 PPPK GURU
9 WIDIYA,S.Pd P 22-04-1999 HONORER GURU
10 HETTY MAELANI P 05-02-1965 HONORER TU

12
Tenaga kependidikan status kepegawaiannya adalah non PNS. Latar pendidikan dan
status kepegawaian tenaga kependidikan yang kami miliki berdampak terhadap
perencanaan dan pelaksanaan program sekolah.
Sebagian besar pendidik kompeten dalam pembelajaran dan penggunaan teknologi
dalam pembelajaran. Kompetensi pendidik dalam hal ini terkait dengan penguasaan
berbagai strategi pembelajaran, model pembelajaran berbasis projek, pemanfaatan
teknologi untuk produksi media video pembelajaran, dan pemanfaatan platform digital.
Kompetensi ini mempengaruhi perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran baik
intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar Pancasila, ekstrakurikuler, maupun
kebijakan lainnya.
Sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan sebagai pembimbing
ekstrakurikuler memiliki kompetensi yang dibutuhkan dan setiap bidang
ekstrakurikuler. Kompetensi pembimbing ekstrakurikuler dapat diuraikan sebagai
berikut:

NO EKSTRAKURIKULER PEMBIMBING
Pembina yang telah mengikuti pelatihan KMD
2 pendidik memiliki Surat bersertifikat Mahir
1 Pendidikan Kepramukaan
Dasar, dan kepala sekolah memiliki sertifikat
KMD, KML dan KPD.
2 Keagamaan
1 pendidik berijazah S1 Pendidikan Agama
a. Baca Tulis Al Qur’an
Islam
3 Seni Tari 1 pendidik berijazah S1 PGSD
Pendidik yang memiliki kompetensi seni
4 Seni Musik
musik
Pendidik yang memiliki kompetensi dan telah
UKS dan Dokter Kecil
5 mengikuti pelatihan UKS, dan Dokcil
Tenaga Kependidikan yang memiliki
6 Literasi
kompetensi di bidang literasi

Kekuatan Pendidik SDN 10 Membalong

- Memiliki kualifikasi Pendidikan S1

- Sebanyak 4 orang guru sudah sudah bersertifikat pendidik

- Sebagian besar usia produktif dan menguasai IT atau perangkat gawai

Kelemahan Pendidik SDN 10 Membalong

13
- Belum adanya guru yang memiliki sertifikat guru penggerak.

E. KARAKTERISTIK SARANA DAN PRASARANA

SDN 10 Membalong memiliki 6 ruang kelas, satu ruang perpustakaan, satu ruang
guru yang menjadi satu dengan ruang kepala sekolah dan ruang dapur, satu ruang UKS.
Kondisi terkini sekolah secara umum memiliki fasilitas yang belum lengkap dikarenakan
ada beberapa fasilitas yg rusak dan perlu perbaikan atau renovasi juga ada beberapa fasilitas
yang belum tersedia ruang perpustakaan perlu perbaikan pada atapnya, belum adanya
ketersediaan ruang kepala sekolah, ruang kantin, musholah dan wc siswa dengan
kondisi perlu perbaikan. Setiap ruang kelas di SDN 10 Membalong selain memiliki
perlengkapan primer seperti meja, kursi dan papan tulis, juga dilengkapi, lemari kelas dan
lemari pajangan hasil karya peserta didik. Adapun beberapa sarana yang sudah tersedia
namun belum memadai (jumlahnya minim) yaitu kipas angin dan perangkat multimedia
laptop dan LCD Proyektor serta Wifi internet.

Kepala Sekolah mendorong pendidik untuk melaksanakan pembelajaran di luar


kelas dengan memanfaatkan halaman sekolah, kebun sekolah, masjid, lapangan sepak
bola sebagai tempat kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, maupun projek penguatan
profil pelajar Pancasila.
SDN 10 Membalong sangat memerlukan perlengkapan IT seperti laptop, komputer,
proyektor, layar proyektor, perangkat pembelajaran teknologi, renovasi gedung
perpustakaan, renovasi wc siswa, guna mendukung program pemerintah terkait pelaksanaan
pembelajaran.

F. KARAKTERISTIK SOSIAL BUDAYA

14
Latar belakang agama warga sekolah mayoritas Islam sehingga memudahkan
sekolah pada perencanaan pembelajaran dan program sekolah, kegiatan keagamaan, dan
peringatan hari besar agama di sekolah.
Sebagian pendidik dan tenaga kependidikan berdomisili di daerah yang dekat
dengan sekolah berjumlah 5 orang dan 4 orang berdomisili di daerah yang lumayan
cukup jauh dari sekolah. Hal ini memudahkan pendidik dalam melaksanakan kegiatan
sekolah. Selain itu juga berdampak positif bagi sekolah dalam menerapkan program
pembiasaan pagi dengan budaya disiplin waktu, 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan
Santun) dan kepedulian sosial pada seluruh warga sekolah.
Karakteristik sosial dan budaya lingkungan sekolah peserta didik dan karakteristik
Kabupaten Belitung yang menjunjung tinggi tradisi mempengaruhi proses pembelajaran
di sekolah seperti muatan lokal lagu daerah Belitung. SDN 10 Membalong sebagai
bagian tak terpisahkan dari masyarakat Belitung turut melestarikan budaya tradisi yang
merupakan ciri khas Kabupaten Belitung . Wujud keikutsertaan sekolah untuk
melestarikan budaya tradisi, maka muatan lokal yang merupakan ciri khas dimasukkan
ke dalam mata pelajaran muatan lokal wajib bagi sekolah.

G. KARAKTERISTIK KEMITRAAN
SDN 24 Membalong mempuyana hubungan kemitraan dengan berbagai instansi pemerintah
dan lembaga kemasyarakatan diantaranya kemitraan yang sudah terjalin sampai dengan saat
ini
1. Kemitraan Bidang Kesehatan
a. UPT Puskesmas Simpang Rusa
Sebagai bentuk kemitraan dalam bidang Kesehatan bermitra dengan Puskesmas
melalui kegiatan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah), BIAN Bulan Imunisasi
Anak Nasional) pemeriksaan tumbuh kembang anak, pemberian obat cacing, dan
kampanye perilaku hidup sehat dilingkungan rumah dan lingkungan Sekolah. Selain
dengan Puskesmas dalam kemitraan Kesehatan bermitra dengan UPT KB melalui
pendataan anak stunting setiap tahunnya.

b. Posyandu Remaja Desa


Kemitraan dengan Posyandu Remaja Desa Tungkup dilakukan dalam kegiatan
kampanye kesehatan, pengembangan pengetahuan kesehatan dan pemeliharaan
kesehatan bagi warga sekolah.
2. Bidang Pengembangan Literasi
15
Kemitraan dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Belitung dalam
peminjaman koleksi buku serta pendampingan pustakawan. dalam hal ini dapat
memberikan manfaat bagi sekolah antara lain ketersediaan buku bacaan dan
menambah wawasan pustakawan.
3. Bidang TIK
Sekolah menjalin kemitraan dengan SMP 2 Membalong dalam hal pelaksanaan
Asesmen Nasional Berbasis Komputer
4. Kemitraan Bidang Kemasyarakatan
Bermitra dengan berbagai lembaga kemasyarakatan
Bentuk kemitraan ataupun kerjasama dengan pemerintahan juga bekerjasama dengan
pihak pemerintah setempat seperti dangan pihak RT, RW, pemerintah desa, serta
pemerintah kecamatan. Dengan berperan aktif dilingkungan seperti dalam
pelaksanaan kegiatan Musyawarah Desa (Musdes), Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (MUSRENBANG) yang dilaksanakn rutin oleh pemerintah
kecamatan setiap tahun dalam pengusulan pembangunan sarana dan prasaran
sekolah.
5. Kemitraan dengan lembaga-lembaga
a. Kemitraan dengan Komite sekolah.
SDN 10 Membalong juga bermitra dengan pihak komite terbukti dengan adanya
bantuan pembayaran honor bagi tenaga administrasi sekolah.
b. Kemitraan dengan Dusun
SDN 10 Membalong juga bermitra dengan pihak Dusun terbukti dengan bantuan
berupa pinjaman fasilitas desa seperti lapangan bola yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran.
c. Kemitraan dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Cabang Kecamatan
salah satu bentuk kemitraan dengan Lembaga yaitu dengan ikut serta sebagai
pengurus serta anggota aktif dengan mengikuti seluruh kegiatan yang telah
ditetapkan
a. Kemitraan dengan lembaga Gerakan Pramuka
Kemitraan dengan lembaga Gerakan Pramuka Kwartir Ranting kecamatan dengan
berperan aktif serta mengikuti seluruh kegiatan yang telah di sepakati melalui
musyawarah ranting (Musran) seperti mengukti kegiatan Lomba Tingkat (LT),
Jambore, dan Kegiatan Perkemahan Sabtu Minggu (Persami) serta mengikuti Diklat
KMD, KML bagi para pembina.

16
H. LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Landasan yuridis dalam penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan
( KOSP ) SDN 10 Membalong mengacu pada Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional sebagai arah tujuan pendidikan sekolah. Dan juga mengacu pada Peraturan
Pemerintah No. 57 tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan, serta
Kepmendikbudristek No. 56 Tahun 2022 Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka
Pemulihan Pembelajaran (Kurikulum Merdeka) sebagai penyempurna kurikulum
sebelumnya. (Landasan hukum penyusunan Kurikulum Operasional)
Landasan filosofis sebagai dasar penyusunan Kurikulum Operasional SDN 10
Membalong adalah dengan mempertimbangkan budaya bangsa sebagai akar penopang
pendidikan yang akan tumbuh membentuk pendidikan berkelanjutan. Generasi penerus
tetaplah menjadi generasi penjaga kelestarian budaya namun peka terhadap
perkembangan zaman. Pengalaman belajar menjadi poin utama dalam menguasai
kompetensi.
Peserta didik merupakan pewaris budaya bangsa yang kreatif, mandiri dan inovatif.
Proses pendidikan sebagai suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan potensi dirinya sehingga dapat memiliki kecakapan hidup yang
sesuai minat bakat yang mengembangkan kecerdasan spiritual, intelektual, dan kinestetik.
Berdasarkan landasan tersebut SDN 10 Membalong dengan kekuatan, kemampuan
dan keinginan untuk selalu ingin berkembang, berharap akan menjawab tantangan
pendidikan dalam memfasilitasi suatu suasana belajar penuh aktivitas, berkarya dan
menyenangkan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik
dari masa lalu dengan membentuk peserta didik sebagai agen Profil Pelajar Pancasila
yang memiliki kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial,
kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang
lebih baik .

17
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH

A. VISI SDN 10 MEMBALONG


“ TERWUJUDNYA PESERTA DIDIK YANG BERKARAKTER,
BERPRESTASI, BERBUDAYA DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN”

Indikator tercapainya visi sekolah yaitu:

1. Taat beribadah sesuai dengan agama yang dianut dan berperilaku terpuji
baik di keluarga, sekolah, dan masyarakat.

2. Pelajar muda sebagai pembelajar sepanjang hayat yang berkarakter profil


pelajar Pancasila

3. Unggul dalam pencapaian prestasi akademik dan non- akademik

4. Membudayakan pojok baca dan perpustakaan sekolah untuk meningkatkan


minat baca dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

5. Mencinptakan hubungan timbal balik yang harmonis dan sinergis antar


pihak sekolah, orang tua peserta didik, dan masyarakat.

B. MISI SD NEGERI 10 MEMBALONG

Misi SDN 10 Membalong ditetapkan sebagai representasi dari elemen visi yang
telah ditetapkan dan dimensi profil pelajar Pancasila. Misi SDN 10 membalong
adalah sebagai berikut:

1. Membangun kebiasaan tertib beribadah, seperti pembiasaan sholat dhuha,


sholat zuhur berjamaah dan 5S (Senyum, Sapa, Salam, Santun dan Sopan)
pada peserta didik.

Misi ini representasi dari elemen visi “Generasi Berkarakter” dan selaras
dengan dimensi profil pelajar Pancasila “Beriman, bertakwa kepada Tuhan
yang Maha Esa, dan berakhlak mulia”.

2. Mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan keaagamaan pada Peringatan Hari


Besar Islam (PHBS), Kegiatan rutin bulanan dompet amal (DOA).

19
Misi ini representasi dari elemen visi “Generasi Berkarakter” dan selaras
dengan dimensi profil pelajar Pancasila “Beriman, bertakwa kepada Tuhan
yang Maha Esa, dan berakhlak mulia”.

3. Mengembangkan rasa kepedulian/empati, nasionalisme, patriotisme, dan


bangga atas budaya lokal melalui aktivitas memakai pakaian adat setiap hari
Kamis, menyanyikan lagu daerah setiap hari Sabtu, kegiatan sosial, lingkungan,
kebangsaan dan eksplorasi.

Misi ini representasi dari visi “Generasi Berkarakter” dan selaras dengan
dimensi Profil Pelajar Pancasila “Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang
Maha Esa, berakhlak mulia”, “Berkebhinekaan global”, dan “Bergotong
royong”.

4. Mengidentifikasi dan mengembangkan potensi serta memfasilitasi


pencapaian prestasi sesuai minat dan bakat peserta didik melalui
keikutsertaan dalam berbagai kompetisi.

Misi ini representasi dari visi “Berprestasi” dan selaras dengan dimensi
profil pelajar Pancasila “Mandiri”, “Bernalar Kritis”, dan “Kreatif”

5. Menyelenggarakan pembelajaran berbasis High Order Thinking Skill


(HOTS), Critical Thinking, Collaboration, Creativity, Communication
(4C), dan membangun 3 kemampuan literasi dasar (literasi baca dan tulis,
literasi numerasi,).

Misi ini representasi dari visi “Berprestasi” serta selaras dengan dimensi
profil pelajar Pancasila “Mandiri”, “Bernalar Kritis”, dan “Kreatif”.

6. Memfasilitasi pencapaian pembelajaran intrakurikuler, projek penguatan


profil pelajar Pancasila lewat berkebun, dan ekstrakurikuler pramuka oleh
peserta didik melalui pemantauan perkembangan belajar, identifikasi
permasalahan belajar, perbaikan, pendampingan, pengembangan, dan
kerjasama dengan orang tua.

Misi ini representasi dari isi “Berprestasi” dan selaras dengan dimensi
profil pelajar Pancasila “Mandiri”, “Bernalar Kritis”, dan “Kreatif”

19
7. Membiasakan hidup bersih sehat dan cinta lingkungan. Dengan melaksanakan
kegiatan jum’at bersih secara bergotong royong, merawat kebun sekolah,
merawat taman kelas.

Misi ini selaras dengan dimensi profil pelajar Pancasila “bergotong


royong”, “mandiri”

8. Menciptakan hubungan yang harmonis antara guru, orang tua, dan


masyarakat serta bekerjasama dengan orang tua dalam hal pendidikan anak
dan pengembangan sekolah.

Misi ini selaras dengan dimensi profil pelajar Pancasila “bergotong


royong”, “Bernalar Kritis”, dan “Kreatif”

C. TUJUAN SDN 1O MEMBALONG


Tujuan yang diharapkan oleh SDN 10 Membalong dalam implementasi Kurikulum
Operasional Sekolah sebagai bentuk dan cara mewujudkan visi dan misi SDN 10
Membalong Tahun Pelajaran 2023/2024 yang telah ditetapkan adalah sebagai
berikut

1. Tujuan Jangka Pendek (Pelaksanaan 1 Tahun ke depan)


a. Semua kelas memiliki Kesepakatan Kelas sebagai bentuk penerapan nilai-nilai
baik.
b. Merancang program gerakan peduli lingkungan di sekitar sekolah.
c. Melibatkan warga sekolah dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah.
d. Terwujudnya peserta didik yang berakhlak mulia melalui pelaksanaan
budaya tertib beribadah,pembiasaan sholat dhuha berjamaah, berdoa,
pelaksanaan hari besar keagamaan dan 5S (Senyum, Sapa, Salam, Santun dan
Sopan).
e. Tumbuhnya sikap nasionalisme, patriotisme, dan bangga atas budaya lokal
melalui kegiatan upacara, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya,
lagu wajib nasional dan lagu daerah, pembelajaran intrakurikuler, projek
penguatan profil pelajar Pancasila, serta ekstrakurikuler.
f. Tumbuhnya sikap empati melalui kegiatan sosial “Dompet Amal”(DoA)
setiap awal bulan .

19
g. Terpenuhinya kebutuhan belajar yang sesuai bagi setiap peserta didik
melalui asesmen diagnostik (bagi yang membutuhkan) dan pembelajaran
berdiferensiasi.
h. Berkembangnya minat dan bakat peserta didik melalui kegiatan
ekstrakurikuler.

i. Meningkatnya kualitas pembelajaran melalui pembelajaran berbasis


aktivitas, tutor sebaya, dan kerja sama dengan orang tua.

j. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang memacu peserta didik


bernalar kritis, kreatif dalam mengembangkan ide dan gagasan yang
mengedepankan jiwa gotong royong.

k. Menciptakan peserta didik yang memiliki perilaku hidup bersih dan sehat

2. Tujuan Jangka Menengah (Pelaksanaan 2 – 3 Tahun ke depan)


a. Merancang konsep pendidikan karakter.
b. Merancang pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perbedaan kemampuan
kognitif peserta didik mengarahkan pada keterampilan dan kecakapan hidup
sesuai bakat dan minatnya.
c. Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler yang optimal dalam mengembangkan
prestasi sesuai bakat, minat dan potensi peserta didik.
d. Membudayakan gerakan kebersihan sebagian daripada iman.
e. Menyelenggarakan sistem penilaian dengan sistem digitalisasi.
f. Menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga untuk memfasilitasi
penyelenggaraan kegiatan.
g. Kelas menerapkan 90% pembelajaran yang berpusat pada siswa.
h. Melaksanakan program gerakan peduli lingkungan di sekitar sekolah.
i. Melakukan survei kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan.
j. Melaksanakan evaluasi diri sekolah melalui berbagai teknik pengambilan data.
k. Meningkatnya kemampuan peserta didik dalam mengoperasikan perangkat
komputer untuk mendukung pembelajaran dan asesmen.
l. Mengoptimalkan sarana dan prasarana sekolah untuk menunjang rancangan
pembelajaran yang memotivasi keinginan selalu belajar.

3. Tujuan Jangka Panjang (Peaksanaan 4 tahun – lebih)

19
a. Menghasilkan lulusan yang berakhlak mulia dalam hal tertib
beribadah, 5S (Senyum, Sapa, Salam, Santun dan Sopan), dan empati.
b. Menghasilkan lulusan yang mampu melanjutkan pendidikan ke
jenjang lebih tinggi sesuai minat dan bakat yang dimiliki.
c. Menghasilkan lulusan yang terampil dalam berpikir kritis, kreatif,
menghasilkan karya, memanfaatkan teknologi digital, dan
mengembangkan minat serta bakatnya.
d. Menghasilkan lulusan yang memiliki penguasaan 6 literasi dasar
(literasi baca dan tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital,
literasi budaya kewarganegaraan dan literasi finansial).
e. Membentuk peserta didik yang berakhlak mulia dan memiliki kepedulian
social yang tinggi.
f. Membentuk peserta didik yang memiliki karakter sopan, santun, mandiri,
dan kreatif yang mampu bersaing sesuai perkembangan zaman.
g. Menjadi pemimpin bagi diri dan temannya untuk menjadi pribadi yang
bernalar kritis, percaya diri dan mengedepankan nilai gotong-royong.
h. Meningkatkan kecintaan dan kebanggan terhadap potensi daerah.

19
BAB III

PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN

Seperti yang sudah dijelasakan pada karekterisrtik Satuan Pendidikan SDN


10 Membalong didalam Pengorganisasian pembelajaran pada tahun ajaran
2023/2024 untuk kelas I, dan IV, Menggunakan Kurikulum Operasional Satuan
Pendidikan ( KOSP ) Kurikulum Merdeka. Sedangkan pembelajaran di kelas II,
III, V, dan VI masih menggunakan Kurikulum 2013.

A. KURIKULUM MERDEKA
1. INTRAKURIKULER
SD Negeri 10 Membalong mengorganisasikan muatan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan mata pelajaran dalam mengimplementasikan kurikulum
merdeka. Struktur kurikulum SDN 10 Membalong untuk melaksanakan kurikulum
merdeka pada Fase A khusus Kelas I dan Fase B khusus kelas IV.
Projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan 20% (dua puluh persen)
dari beban belajar per tahun. Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila
dilakukan secara fleksibel, baik muatan maupun waktu pelaksanaan. Secara muatan,
projek harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta
didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran.
Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah
alokasi jam pelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila dari semua mata
pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak harus
sama.
Kurikulum Merdeka pada kelas I dan IV oleh karena menggunakan Kurikulum
Merdeka maka dalam proses pembelajarannya SDN 10 Membalong memilih
pendekatan Mata Pelajaran untuk semua muatan kurikulumnya. Dalam pendekatan
mata pelajaran maka proses pembelajaran kelas I dan IV dilakukan terpisah antara
satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain.

19
Pencapaian kompetensi siswa tiap mata pelajaran untuk kelas I dan IV dalam
implementasi Kurikulum Merdeka mengacu pada Capaian Pembelajaran
sebagaimana tertuang dalam Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan
Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Nomor 033/H/KR/2022 tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala Badan Standar,
Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi Nomor 008/H/KR/2022 tentang Capaian Pembelajaran pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah
pada Kurikulum Merdeka. Pengorganisasian Mata pelajaran Kurikulum Merdeka
pada kelas I dan Kelas IV mengacu pada ketentuan tersebut, sebagaimana dapat
disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 3.1 Pengorganisasian Mata Pelajaran Kurikulum Merdeka SD Kelas I dan IV
Tahun Ajaran 2023/2024

Kelas dan alokasi waktu


I IV
Mata Pelajaran Jml Jp Jml Jp Jml Jp Jml Jp
Intrakur Intrakur
P5 Per Per P5 Per Per
ikuler ikuler
Minggu Tahun Minggu Tahun
A Mata Pelajaran Utama
1. Pendidikan Agama 3 1 4 144 3 1 4 144
dan Budi Pekerti
2. Pendidikan Pancasila 4 1 5 180 4 1 5 180

3. Bahasa Indonesia 6 2 8 288 6 1 7 252


4. Matematika 4 1 5 180 5 1 6 216
5. Ilmu Pengetahuan - - 5 1 6 216
Alam dan sosial
6. Seni dan Budaya 3 1 4 144 3 1 4 144
(Musik, Rupa)
7. Pendidikan Jasmani, 3 1 4 144 3 1 4 144
Olahraga dan
Kesehatan
8. Bahasa Inggris 2 - 2 72 2 - 2 72
B Muatan Lokal
1. Kesenian daerah 2 - 2 72 2 - 2 72
Belitong
Jumlah Jam Perminggu 27 7 34 1.224 33 7 40 1.440
Minggu Efektif Pertahun 36 36 36 36 36 36
Juamlah Jam Pertahun 972 252 1.224 1.188 252 1.440
Keterangan
1. Mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi pekerti 100% perserta didik
beragama Islam

19
2. Menyediakan mata pelajaran kesenian daerah Belitong menyesuikan dengan
minat peserta didik.

Dalam pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai


kompetensi/kemampuan peserta agar optimal sesuai dengan Visi, Misi dan
Tujuan, menerapkan berbagai metode, yaitu:
1) Menggunakan berbagai macam metode pembelajaran/pendekatan belajar
sebagai wujud Merdeka Belajar dan Merdeka Bermain. Dalam hal ini SD
Negeri/Swasta menitik beratkan pada Problem Based Learning (Pembelajaran
berbasis projek);
2) Menggunakan berbagai macam instrumen asesmen yang bermakna dalam
menilai progres dan capaian peserta didik. Dalam hal ini menggunakan
asesmen diagnostik, asesmen formatif, dan asesmen sumatif dengan berbagai
instrumen seperti: portofolio, unjuk kerja, projek, tes lisan, dan tes tulis;
3) Melibatkan pendidik dalam proses desain asesmen dan moderasi hasil asesmen
Pembelajaran intrakurikuler menggunakan pendekatan mata pelajaran, setiap
mata pelajaran memiliki alokasi waktu yang sama. Jadwal pembelajaran
intrakurikuler dapat disampaikan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Jadwal Pelajaran Kelas 1


Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
07.30 - Upacara Lagu Daerah Matematika SBD SKJ PJOK
08.05
08.05–08.40 Pend.Pancasila Lagu Daerah Matematika SBD P5 PJOK
08.40–09.15 Pend.
Pend.Pancasila Bhs. Indonesia SBD P5 PJOK
Pancasila
09.15–09.50 ISTIRAHAT ISTIRAHAT ISTIRAHAT ISTIRAHAT ISTIRAHAT ISTIRAHAT
ISTIRAHAT
10.20–10.55 Matematika Bhs. Inggris Bhs. Indonesia Bhs.Indonesia P5 PAIBP
10.55-11.30 Matematika Bhs. Inggris P5 P5 - PAIBP

Table 3.3 Jadwal Pelajaran Kelas IV


Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
07.30-08.05 Upacara Bahasa Bahasa Matematika SKJ P5
Indonesia Indonesia
08.05-08.40 Bahasa Bahasa Bahasa Matematika PJOK P5
Indonesia Indonesia Indonesia
08.40-09.15 Bahasa PAIBP Matematika Seni dan PJOK P5
Indonesia Budaya

19
09.15-09.50 Pendidikan PAIBP Matematika Seni dan PJOK P5
Pancasila Budaya
09.50-10.20 Istirahat
10.20-11.05 Pendidikan PAIBP Matematika Seni dan Budaya P5
Pancasila Budaya Daeara
h
11.05-11.40 Pendidikan IPAS IPAS Bahasa P5
Pancasila inggris
11.40-12.15 Pendidikan IPAS IPAS Bahasa P5
Pancasila Inggris
12.15– Seni dan IPAS
12.50 Budaya

Capaian Pembelajaran untuk kelas 1 dan kelas 4 terlampir

1. PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


Pelajar Indonesia diharapkan memiliki kompetensi untuk menjadi warga
negara yang demokratis serta menjadi manusia unggul dan produktif di Abad ke-
21. Oleh karenanya, Pelajar Indonesia diharapkan dapat berpartisipasi dalam
pembangunan global yang berkelanjutan serta tangguh dalam menghadapi
berbagai tantangan.
Pancasila diharapkan bukan sesuatu yang dihafal melainkan membumi dalam diri
siswa, sehingga membentuk karakter Profil Pelajar Pancasila yang Beriman,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan
global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Untuk mewujudkan
Profil Pelajar Pancasila maka Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila perlu
diimplementasikan di SDN 10 Membalong
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, sebagai salah satu sarana
pencapaian profil pelajar Pancasila, memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk “mengalami pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter sekaligus
kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya. Dalam kegiatan projek
profil ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari tema-tema
seperti perubahan iklim, budaya, teknologi, dan wirausaha.
Cakupan dimensi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada semester I dan II
tahun ajaran 2023/2024 yaitu meliputi dimensi beriman bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, bergotong royong, berkebinekaan
global, bernalar kritis dan kreatif. Untuk mencapi dimensi tersebut berdasar hasil

19
analisi kebutuhan dan kondisi lingkungan sekolah maka tema projek yang
diangkat adalah gaya hidup berkelanjutan. kearifan lokal dan berteknologi dengan
berbagai topik atau kegiatan. Projek penguatan profil Pelajar Pancasila
dilaksanakan secara berkelompok sesuai Fase A (kelas I dan II), Fase B (kelas III
dan IV) dan Fase C (kelas V dan VI) dengan pengalokasian waktu 252 Jam
pelajaran dalam setahun dan dilaksanakan secara terjadwal pada setiap minggu
selama 7 jam pelajaran. Lebih lanjut pengorganisasian Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila seperti pada table berikut :

Tabel 3.4 Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Dimensi Elemen Subelemen


Alokasi
Tema Topik/Kegiatan Profil Pelajar
Waktu
Pancasila
PROJEK KE-1
Kearifan  Berkebun. Bergotong Kolaborasi Kerjasama 126 JP
lokal Anak royong Semester
berkebun Mandiri Pemahaman Mengenal I
dengan diri dan kualitas dan
beraneka situasi yang minat diri serta
ragam dihadapi tantangan yang
tanaman. dihadapi
Bernalar Kritis Memperoleh Mengidentifikasi,
dan mengklarifikasi
memproses dan mengolah
informasi dan informasi dan
gagasan gagasan

Kreatif Menghasilka -
n karya dan
tindakan yang
original

PROJEK KE-2

19
Gaya Hidup Kegiatan Beriman dan Akhlak Merawat diri 126 JP
Berkelanjutan mengurangi bertakwa pribadi secara fisik, Semester
sampah pelastik kepada Tuhan mental, dan II
dengan yang Maha spiritual
 membawa Esa dan Akhlak Menjaga
bekal dari berakhlak kepada alam lingkungan lam
rumah mulia sekitar
 memilah Berkebinekaan Menghormati Menghormati
sampah global dan dan menghargai
menghargai terhadap budaya
Mandiri Regulasi diri Menunjukkan
inisiatif dan
bekerja secara
mandiri

2. EKSTRAKURIKULER
Kegiatan ekstrakurikuler sebagai wadah mengembangkan potensi, bakat,
minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara
optimal. Untuk menyalurkan minat dan bakat siswa, ekstrakurikuler yang
dilaksanakan tahun pelajaran 2023/2024 antara lain: Ekstrakurikuler Wajib dan
pilihan.
Eksrakurikuler wajib merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh semua siswa
dari kelas I sampai VI, ekstrakurikuler wajib yang dilaksanakan adalah pramuka.
Ekstarakurikuler pilihan yang dilaksanakan untuk mengembangkan minat dan
bakat siswa terdiri dari beberapa bidang.

Tabel 3.5 Kegiatan Ekstrakurikuler

19
JENIS
KEGIATAN BENTUK
NO INDIKATOR
EKSTRA KEGIATAN

KURIKULER

1 Pramuka (Wajib) 1. Latihan Rutin Mempersiapkan peserta didik


2. Eksebisi agar memiliki sikap
3. Mengikuti kepemimpinan, kebhinekaan
Lomba global, kemandirian, kreatif,
disiplin, tanggungjawab dan
semangat nasionalisme.

2 Atletik 1.Latihan rutin Menumbuhkan nilai – nilai


( Pilihan ) 2.Mengikuti perjuangan bagi siswa untuk
lomba mengembangkan minat dan
bakat serta mengekspresikan
diri siswa dalam bidang atletik.

3 Seni tari Latihan rutin Menumbuhkan nilai – nilai seni


( Pilihan ) bagi siswa untuk
mengembangkan minat dan
bakat serta mengekspresikan
diri siswa dalam seni tari dan .

B. KURIKULUM 2013

19
Kurikulum 2013 di terapkan pada kelas II, III, V, dan VI proses
pembelajarannya sebagian besar menggunakan pendekatan tematik kecuali
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan Muatan Lokal Bahasa Sunda yang
menggunakan pendekatan mata pelajaran. Khusus untuk kelas V dan VI, mata
pelajaran Matematika dan PJOK menggunakan pendekatan mata pelajaran.

Adapun pengorganisaian muatan pelajaran untuk kelas II, III, V, dan VI ada
pada tabel berikut ini.
Tabel 3.6 Pengorganisasian Muatan Pelajaran Kurikulum 2013 Kelas II, III, V, dan
VI Tahun Pelajaran 2023/2024

Kelas II
KOMPONEN MUATAN
Intrakuri P5 Jumlah jam
PELAJARAN Kelas III
KOMPONEN MUATAN kuler perminggu
Intrakur P5 Jumlah jam
PELAJARAN
A Kelompok A
ikuler perminggu
1. Pendidikan Agama dan 4 0 4
A Kelompok A
Budi Pekerti
1. Pendidikan Agama dan 3 0 4
2. Pendidikan Pancasila 5 0 5
Budi Pekerti
Kewarganegaraan
2. Pendidikan Pancasila 5 0 6
3. Bahasa Indonesia 8 0 8
Kewarganegaraan
4. Matematika 6 0 6
3. Bahasa Indonesia 8 0Kelas V 10
KOMPONEN
5. Seni MUATAN
Budaya dan 4 0 4
2. Matematika Intrakur
5 P5
0 Jumlah 6Jam
PELAJARAN
Prakarya
3. Seni Budaya dan ikuler
3 0 perminggu
4
6. Pendidikan Jasmani, 4 0 4
A Kelompok
Prakarya A
Olahraga dan Kesehatan
4. 1.Pendidikan
Pendidikan Agama dan
Jasmani, 33 00 44
B Kelompok B (Muatan
Budi Pekerti
Olahraga dan Kesehatan
Lokal)
2. Pendidikan
B Kelompok Pancasila
B (Muatan 4 0 5
Kesenian Daerah Belitung 2 - 2
Lokal)Kewarganegaraan
Jumlah Jam Perminggu 27 0 44
3. Bahasa
Kesenian Indonesia
Daerah Belitung 26 -0 72
Minggu Efektif Pertahun 36 0 36
4. Matematika
Jumlah Jam Perminggu 29 5 00 636
Juamlah Jam Pertahun 972 0 1584
Minggu Efektif
5. Ilmu PertahunAlam
Pengetahuan 36 2 00 336
Juamlah Jam
6. Ilmu Pertahun Sosial
Pengetahuan 1.0443 0- 1.296
3
5. Seni Budaya dan 3 0 4
Prakarya
6. Pendidikan Jasmani, 3 0 4
Olahraga dan Kesehatan 19
B Kelompok B (Muatan
Lokal)
Kesenian Daerah Belitung 2 - 2
Jumlah Jam Perminggu 31 0 38
Kelas VI
Minggu Efektif Pertahun
KOMPONEN MUATAN 36 0 36
Intrakur P5 Jumlah Jam
Juamlah Jam Pertahun
PELAJARAN 1.116 0 1.368
ikuler perminggu
A Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan 3 0 4
Budi Pekerti
2. Pendidikan Pancasila 4 0 5
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 6 0 7
4. Matematika 5 0 6
5. Ilmu Pengetahuan Alam 3 - 3
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 3 - 3
7. Seni Budaya dan 3 0 4
Prakarya
8. Pendidikan Jasmani, 3 0 4
Olahraga dan Kesehatan
B Kelompok B (Muatan
Lokal)
Kesenian Daerah Belitung 2 - 2
Jumlah Jam Perminggu 32 0 38
Minggu Efektif Pertahun 19 36 0 36
Juamlah Jam Pertahun 1.152 0 1.368
Keterangan:

1. Sekolah menambah 2 jam pelajaran dari struktur kurikulum nasional untuk setiap
kelas;
2. Penambahan jumlah jam digunakan untuk Muatan Lokal.

19
3. Alokasi waktu setiap jam adalah 35 menit;
4. Untuk kelas 2 & 3, kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan tematik,
kecuali Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta Muatan Lokal menggunakan
pendekatan mata pelajaran;
5. Untuk kelas 5 & 6, kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan tematik,
kecuali Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Muatan Lokal, Matematika, dan PJOK
menggunakan pendekatan mata pelajaran.

Pemetaan Kompetensi Dasar (KD) pada Kelas II, III, V, dan VI mengacu pada
ketentuan dalam Surat Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan
Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 018/H/KR/2020 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah Berbentuk Sekolah
Menengah Atas Untuk Kondisi Tertentu. Sedangkan pembelajaran tematik mengacu
pada ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 Tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.

1. PEMBIASAAN
Pembiasaan yang ditumbuhkan melalui kegiatan rutin, spontan, dan
keteladanan yang baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Sedangkan
pembiasaan melalui kegiatan terprogram dilaksanakan secara bertahap
disesuaikan dengan kalender pendidikan, semua guru berpartisipasi aktif dalam
membentuk watak, kepribadian dan kebiasaan positif. Peran Konselor dalam hal
ini memberikan bimbingan dan konseling, arah pengembangan kebiasaan peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari dan sekaligus mengkoordinir penilaian prilaku
mereka melalui pengamatan guru-guru terkait.
Pengembangan diri melalui kegiatan pembiasaan adalah membiasakan perilaku
positif tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Pembiasaan merupakan proses
pembentukan sikap dan perilaku yang relatif menetap dan bersifat otomatis
melalui proses pembelajaran yang berulang-ulang, baik dilakukan secara bersama-
sama ataupun sendiri-sendiri. Hal tersebut juga akan menghasilkan suatu
kompetensi. Pengembangan diri melalui pembiasaan ini dapat dilakukan secara
terjadwal / tidak terjadwal baik di dalam maupun di luar kelas. Kegiatan
pembiasaan terdiri :

19
a. Kegiatan rutin
Kegiatan Rutin yaitu kegiatan yang dilakukan secara reguler dan terus menerus di
sekolah. Tujuannya untuk membiasakan siswa melakukan sesuatu dengan baik.
Kegiatan rutin SD Negeri 24 Membalong adalah :
• Membiasakan Literasi (wajib kunjung keperpustakaan).
• Membiasakan Berdoa sebelum melakukan pembelajaran
• Membiasakan olah raga/senam bersama.
Membiasakan memelihara kebersihan kelas, tanaman, dan lingkungan sekolah
bersama-sama.
• Membiasakan melaksanakan kegiatan shalat duha bersama.
• Membiasakan berpakaian seragam sekolah bersih dan rapi setiap hari sesuai
jadwal.
• Membiasakan melaksanakan tata tertib sekolah dengan ikhlas.
• Membiasakan bersaing kompetitif dalam berprestasi.
a. Kegiatan spontan
Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dapat dilakukan tanpa dibatasi oleh waktu,
tempat dan ruang. Hal ini bertujuan memberikan pendidikan secara spontan,
terutama dalam membiasakan bersikap sopan santun, dan sikap terpuji lainnya.
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
• Membiasakan mengucapkan salam dan bersalaman kepada guru, karyawan
dan sesama siswa.
• Membiasakan bersikap sopan santun.
• Membiasakan membuang sampah pada tempatnya.
• Membiasakan antri.
• Membiasakan menghargai pendapat orang lain.
• Membiasakan minta izin masuk/keluar kelas atau ruangan.
• Membiasakan menolong atau membantu orang lain.
• Membiasakan konsultasi kepada guru pembimbing dan atau guru lain sesuai
kebutuhan.
b. Kebiasaan Baru (New Normal)
Kebiasaan Baru (New Normal) setelah Pandemi covid-19 kesehatan adalah hal
yang harus diutamakan agar terhindar dari penyakit. Adapun kebiasan baru yang
wajib di laksanakan oleh warga sekolah adalah sebagi beritut:

19
• Cek suhu badan sebelum masuk sekolah dan saat kondisi badan sakit/panas
dilarang untuk masuk sekolah dan beristirahat dirumah
• Selalu cuci tangan sebelum dan setelah melaksanakan aktifitas
• Membawa bekal makanan sendiri dari rumah
• Mengunakan hand sanitizer setelah memegang atau bersentuhan dengan
benda2 di sekitar kita
• Menyemprot tempat atau benda di sekitar kita dengan disinfektan

2. Muatan Kurikulum
1.1. Muatan Nasional
Pada Kurikulum 2013 kompetensi dasar mata pelajaran berfungsi
untuk membentuk Kompetensi Inti. Kedudukan Standar Kompetensi
Lulusan, Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar mata pelajaran pada
Kurikulum mengikuti Keputusan Kepala Balitbang dan Perbukuan
Kemendikbud Nomor 018/H/KR/2020 tantang Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) pada kurikulum 13 pada PAUD, Dikdas dan
Dikmen berbentuk Sekolah Menengah Atas untuk Kondisi Khusus ,dan
Permenag Tahun 2013.

Sebagai anak tangga menuju ke kompetensi lulusan multi dimensi,


Kompetensi Inti juga memiliki multi dimensi. Untuk kemudahan
operasionalnya, kompetensi lulusan pada ranah sikap dipecah menjadi dua.
Pertama, sikap spiritual yang terkait dengan tujuan pendidikan nasional
membentuk peserta didik yang beriman dan bertakwa. Kedua, sikap sosial
yang terkait dengan tujuan pendidikan nasional membentuk peserta didik
yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.

Kompetensi Inti bukan untuk diajarkan melainkan untuk dibentuk melalui


pembelajaran berbagai kompetensi dasar dari sejumlah mata pelajaran yang
relevan. Dalam hal ini mata pelajaran diposisikan sebagai sumber
kompetensi. Apapun yang diajarkan pada mata pelajaran tertentu pada suatu
jenjang kelas tertentu hasil akhirnya adalah Kompetensi Inti yang harus
dimiliki oleh peserta didik pada jenjang kelas tersebut. Tiap mata pelajaran
harus mengacu pada Kompetensi Inti yang telah dirumuskan. Karena itu,

19
semua mata pelajaran yang diajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut harus
berkontribusi terhadap pembentukan Kompetensi Inti.

Kompetensi Inti akan menagih kepada tiap mata pelajaran apa yang
dapat dikontribusikannya dalam membentuk kompetensi yang diharapkan
dimiliki oleh peserta didik. Kompetensi Inti adalah pengikat berbagai
kompetensi dasar yang harus dihasilkan dengan mempelajari tiap mata
pelajaran serta berfungsi sebagai integrator horizontal antar mata pelajaran.

Muatan nasional dalam Kurikulum Sekolah Dasar mengikuti


Keputusan Kepala Balitbang dan Perbukuan Kemendikbud Nomor
018/H/KR/2020 dan Permenag Tahun 2013. Muatan nasional, muatan lokal,
muatan kekhasan sekolah, dan ekstrakurikuler dirancang untuk mencapai
SKL pada Permendikbud nomor 54 Tahun 2013. Kompetensi Inti yang akan
dicapai dipaparkan berikut.

Kompetensi Inti dan KD

Kompetensi Inti dalam kurikulum 2013 Secara lengkap terdapat pada


lampiran yang tidak terpisahkan dari buku ini.

a. Kompetensi Inti

Kompetensi Inti Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI)


merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) yang harus dimiliki seorang peserta didik SD/MI pada
setiap tingkat kelas. Kompetensi Inti dirancang untuk setiap kelas/usia
tertentu. Melalui Kompetensi Inti, sinkronisasi horisontal berbagai
Kompetensi Dasar antarmata pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga.
Selain itu sinkronisasi vertikal berbagai Kompetensi Dasar pada mata
pelajaran yang sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula.

Rumusan Kompetensi Inti menggunakan notasi sebagai berikut:

1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk Kompetensi Inti sikap spiritual;


2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk Kompetensi Inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk Kompetensi Inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk Kompetensi Inti keterampilan.
Kompetensi Inti pada Kelas Bawah

19
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI

KELAS II KELAS III

1. Menerima dan menjalankan ajaran 1. Menerima dan menjalankan


agama yang dianutnya. ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, 2. Menunjukkan perilaku jujur,


disiplin, tanggung jawab, santun, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, berinteraksi dengan keluarga,
teman, dan guru. teman, guru dan tetangganya.

3. Memahami pengetahuan faktual 3. Memahami pengetahuan faktual


dengan cara mengamati dengan cara mengamati
[mendengar, melihat, membaca] [mendengar, melihat, membaca]
dan menanya berdasarkan rasa dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ingin tahu tentang dirinya,
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, makhluk ciptaan Tuhan dan
dan benda-benda yang dijumpainya kegiatannya, dan benda-benda
di rumah dan di sekolah. yang dijumpainya di rumah dan
di sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual 4. Menyajikan pengetahuan faktual


dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam bahasa yang jelas,
dalam karya yang estetis, dalam sistematis dan logis, dalam karya
gerakan yang mencerminkan anak yang estetis, dalam gerakan yang
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan anak sehat, dan
mencerminkan perilaku anak dalam tindakan yang
beriman dan berakhlak mulia. mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Inti pada Kelas Tinggi

19
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI

KELAS IV KELAS VI

1. Menerima, menjalankan, dan 1. Menerima, menjalankan, dan


menghargai ajaran agama yang menghargai ajaran agama yang
dianutnya dianutnya

2. Menunjukkan perilaku jujur, 2. Menunjukkan perilaku jujur,


disiplin, tanggung jawab, santun, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru, dan tetangganya. teman, guru, dan tetangganya
serta cinta tanah air.

3. Memahami pengetahuan faktual 3. Memahami pengetahuan faktual


dengan cara mengamati dan dan konseptual dengan cara
menanya berdasarkan rasa ingin mengamati dan menanya
tahu tentang dirinya, makhluk berdasarkan rasa ingin tahu
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan tentang dirinya, makhluk ciptaan
benda-benda yang dijumpainya di Tuhan dan kegiatannya, dan
rumah, di sekolah dan tempat benda-benda yang dijumpainya di
bermain. rumah, di sekolah dan tempat
bermain.

b. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti.


Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik dan kemampuan peserta didik, dan kekhasan masingmasing mata
pelajaran. Kompetensi Dasar meliputi empat kelompok sesuai dengan
pengelompokan Kompetensi Inti sebagai berikut:

19
(i) kelompok 1 : kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam
rangka menjabarkan KI 1

(ii) kelompok 2 : kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam


rangkamenjabarkan KI 2

(iii) kelompok 3: kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam


rangka menjabarkan KI 3dan
(iv) kelompok 4 : kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam
rangka menjabarkan KI 4.

c.Tema Pembelajaran
Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SD/MI dilakukan melalui
pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu dari Kelas II sampai Kelas III.
Muatan pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Jasmani Olah
raga dan Kesehatan serta matematika kelas V dan VI dikecualikan untuk tidak
menggunakan pembelajaran tematik-terpadu.

Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang


mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai muatan pelajaran ke dalam
berbagai tema seperti yang terdapat dalam tabel berikut ini.

Muatan Kurikulum meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan


kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan
pendidikan. Di samping itu materi lokal dan kegiatan pengembangan diri
termasuk ke dalam isi kurikulum.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan
pendidikan dituangkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan / atau semester
sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Kompetensi yang dimaksud terdiri
atas Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar.

Muatan Pelajaran
a. Tujuan Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
 Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta

19
pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim
yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT demi
mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
 Mewujudkan peserta didik yang taat beragama, berakhlaq mulia, berpengetahuan,
rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, santun, disiplin, toleran, dan
mengembangkan budaya Islami dalam komunitas sekolah.
 Membentuk peserta didik yang berkarakter melalui pengenalan, pemahaman, dan
pembiasaan norma – norma dan aturan aturan yang Islami dalam hubungannya
dengan Allah, diri sendiri, sesama, dan lingkungan secara harmonis.
 Mengembangkan nalar dan sikap moral yang selaras dengan nilai – nilai Islami
dalam kehidupan sebagai warga masyarakat, warga negara dan warga dunia.
Ruang lingkup muatan pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

 Al-Qur’an – Al-Hadits, yang menekankan pada kemampuan membaca, menulis,


dan menterjemahkan serta menampilkan dan mengamalkan isi kandungan Al-
Qur’an – Al-Hadits dengan baik dan benar.
 Aqidah, yang menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan
keyakinan, menghayati serta meneladani dan mengamalkan sifat – sifat Allah dan
nilai – nilai keimanan dalam kehidupan sehari – hari.
 Akhlaq dan budi pekerti, yang menekankan pada pengamalan sikap terpuji dan
menghindari akhlaq tercela.
 Fiqih, yang menekankan pada kemampuan untuk memahami, meneladani dan
mengamalkan ibadah dan mu’amalah yang baik dan benar.

 Sejarah peradaban Islam, yang menekankan pada kemampuan mengambil


pelajaran ( ibrah ) dan peristiwa – peristiwa bersejarah ( Islam ) meneladani
tokoh – tokoh muslim yang berpresrasi, dan mengaitkannya dengan fenomena –
fenomena sosial, untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan dan
peradaban Islam.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar muatan pelajaran Pendidikan Agama dapat
dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24
Tahun 2016.

Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

19
Sesuai dengan PP Nomor 32 Tahun 2013 penjelasan pasal 77 J ayat (1) huruf
ditegaskan bahwan Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk
Peserta Didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah
air dalam konteks nilai dan moral Pancasila, kesadaran berkonstitusi Undang –
Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, nilai dan semangat Bhinneka
Tunggal Ika, serta komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Secara umum tujuan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


PPKN dalam Kurikulum 2013 pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
adalah mengembangkan potensi peserta didik dalam seluruh dimensi
kewarganegaraan, yakni: (1) sikap kewarganegaraan termasuk keteguhan,
komitmen dan tanggung jawab kewarganegaraan (civic confidence, civic
committment, and civic responsibility); (2) pengetahuan kewarganegaraan; (3)
keterampilan kewarganegaraan termasuk kecakapan dan partisipasi
kewarganegaraan (civic competence and civic responsibility).

Secara khusus Tujuan PPKn dalam Kurikulum 2013 yang berisikan keseluruhan
dimensi tersebut sehingga peserta didik mampu:

1. menampilkan karakter yang mencerminkan penghayatan, pemahaman, dan


pengamalan nilai dan moral Pancasila secara personal dan sosial;
2. Memiliki komitmen konstitusional yang ditopang oleh sikap positif dan
pemahaman utuh tentang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
3. berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif serta memiliki semangat
kebangsaan serta cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila,
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat
Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan

19
4. berpartisipasi secara aktif, cerdas, dan bertanggung jawab sebagai anggota
masyarakat, tunas bangsa, dan warga negara sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang hidup bersama
dalam berbagai tatanan sosial budaya.

Ruang Lingkup Muatan Pelajaran Pelajaran PPKn Dalam Kurikulum 2013

1. Pancasila, sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa


2. UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis yang menjadi landasan
konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
3. Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai kesepakatan final bentuk
Negara Republik Indonesia
4. Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud filosofi kesatuan yang melandasi dan
mewarnai keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar muatan pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dapat dilihat pada lampiran Keputusan Kepala Balitbang dan
Perbukuan Kemendikbud Nomor 018/H/KR/2020 .

Bahasa Indonesia
Tujuan Bahasa Indonesia

Tujuan muatan pelajaran Bahasa Indonesia adalah peserta didik dapat menggunakan
bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan
emosional dan sosial, memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dalam rangka mencapai
kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
Pengembangan kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial dilaksanakan melalui
kegiatan pembelajaran tidak langsung (indirect teaching).

19
Ruang Lingkup Bahasa Indonesia adalah menggunakan bahasa secara efektif dan
efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis, menghargai
dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa
negara dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar muatan pelajaran Bahasa Indonesia dapat
dilihat pada lampiran Keputusan Kepala Balitbang dan Perbukuan Kemendikbud
Nomor 018/H/KR/2020.

Matematika
Tujuan Matematika

Pembelajaran matematika diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari
berbagai sumber, mampu merumuskan masalah bukan hanya menyelesaikan masalah
sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu, pembelajaran diarahkan untuk
melatih peserta didik berpikir logis dan kreatif bukan sekedar berpikir mekanistis serta
mampu bekerja sama dan berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah. Pembelajaran
matematika dilakukan dalam rangka mencapai kompetensi sikap spiritual, sikap
sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Pengembangan kompetensi sikap spiritual dan
sikap sosial dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran tidak langsung (indirect
teaching).

Ruang Lingkup Matematika ada tiga yaitu bilangan (bilangan cacah, bulat, prima,
pecahan, kelipatan dan faktor, pangkat dan akar sederhana), geometri dan pengukuran
(bangun datar dan bangun ruang, hubungan antar garis, pengukuran (berat, panjang,
luas, volume, sudut, waktu, kecepatan, dan debit, letak dan koordinat suatu benda),
serta statistika (menyajikan dan menafsirkan data tunggal) dalam penyeleaian
masalah kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar muatan pelajaran matematika dapat dilihat
pada lampiran Keputusan Kepala Balitbang dan Perbukuan Kemendikbud Nomor
018/H/KR/2020

Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )


Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) :

Ilmu Pengetahuan Alam kelas II dan III (kelas rendah) muatan sains diintegrasikan
pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia, sedangkan di Kelas V dan VI (kelas tinggi)

19
Ilmu Alam menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri tetapi pembelajarannya
menerapkan pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran dilakukan secara terpadu
antar muatan pelajaran yang diikat oleh tema tertentu. Kompetensi sikap spiritual dan
sikap sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik
mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. Penumbuhan dan
pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran
berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan
karakter peserta didik lebih lanjut

Ruang lingkup materi muatan pelajaran IPA mencakup enam lingkup sains
yaitu kerja ilmiah dan keselamatan kerja, makhluk hidup dan sistem kehidupan
(bagian tubuh manusia dan perawatannya, makhluk hidup di sekitarnya, tumbuhan,
hewan, dan manusia), energi dan perubahannya (gaya dan gerak, sumber energi,
bunyi, cahaya, sumber daya alam, suhu dan kalor, rangkaian listrik dan magnet),
materi dan perubahannya (ciri benda, penggolongan materi perubahan wujud), bumi
dan alam semesta (rorasi dan revolusi bumi, cuaca dan musim, dan sistem tata surya),
serta sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat (dampak perubahan musim
terhadap kegiatan sehari-hari, lingkungan dan kesehatan, dan sumber daya alam).

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar muatan pelajaran IPA dapat dilihat pada
lampiran Keputusan Kepala Balitbang dan Perbukuan Kemendikbud Nomor
018/H/KR/2020 .

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)


Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Pada jenjang kelas II dan III muatan IPS diintegrasikan pada muatan pelajaran Bahasa
Indonesia, sedangkan untuk kelas V dan VI, IPS menjadi mata pelajaran tersendiri
tetapi pembelajarannya dilakukan secara tematik terpadu dengan muatan pelajaran
lainnya. Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya
sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan
kondisi peserta didik. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan
sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai
pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut

19
Ruang lingkup materi IPS, diawali dari pengenalan lingkungan dan masyarakat
terdekat, mulai kabupaten, provinsi, nasional dan internasional. Antara satu wilayah
dengan wilayah lainnya memiliki koneksi. Lingkungan internasional di lingkup SD
dibatasi pada pengenalan lingkungan ASEAN. Mata pelajaran IPS bertujuan untuk
menghasilkan warganegara yang religius, jujur, demokratis, kreatif, kritis, senang
membaca, memiliki kemampuan belajar, rasa ingin tahu, peduli dengan lingkungan
sosial dan fisik, berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan sosial dan budaya,
serta berkomunikasi secara produktif. Ruang lingkup IPS terdiri atas pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang dikembangkan dari masyarakat dan disiplin ilmu
sosial. Penguasaan keempat konten ini dilakukan dalam proses belajar yang
terintegrasi melalui proses kajian terhadap konten pengetahuan.

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar muatan pelajaran IPS dapat dilihat pada
lampiran Keputusan Kepala Balitbang dan Perbukuan Kemendikbud Nomor
018/H/KR/2020 .

Seni Budaya dan Prakarya ( SBDP )


Tujuan Seni Budaya dan Prakarya ( SBDP )

Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya bersifat rekreatif melalui eksperimentasi,


keberanian mengutarakan pendapat serta dapat dilaksanakan secara terpadu
maupun single subject. Terpadu dalam bentuk mencipta karya seni yang dikaitkan
dengan pengetahuan lain dan rasionalisasi penciptaannya, di dalamnya memuat sikap
(perilaku, apresiatif, toleransi dan bertanggungjawab penuh), keterampilan (bersifat
fragmatis, aplicable, dan teknologis-sistemis), pengetahuan (kemampuan
merekronstruksi dan mengungkapkan kembali ide dan gagasan secara sistematis).

Ruang lingkup SBDP meliputi dinamika gerak, karya dekoratif, menampilkan pola
irama dan membuat karya dari bahan alam, berkarya seni estetis melalui

19
kegiatan apresiasi dan kreasi berupa gambar cerita dan reklame, interval nada, tari
kreasi daerah, membuat kolase, topeng dan patung dengan memperhatikanperilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.

Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah,
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi
peserta didik.

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar muatan pelajaran SBDP dapat dilihat pada
lampiran Keputusan Kepala Balitbang dan Perbukuan Kemendikbud Nomor
018/H/KR/2020 .

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan ( PJOK )


Tujuan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan ( PJOK )

Pembelajaran berbagai aktivitas di dalam PJOK diarahkan untuk mencapai


kompetensi dalam penyempurnaan dan pemantapan pola gerak dasar, pengembangan
kebugaran jasmani serta pola hidup sehat pada kelas rendah (kelas II-III) melalui
berbagai permainan sederhana dan tradisional, aktivitas senam, aktivitas gerak
berirama, aktivitas air, dan materi kesehatan, sedangkan pada kelas tinggi (kelas V-
VI) pengembangan pola gerak dasar menuju kesiapan gerak spesifik, pengembangan
kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui permainan bola besar, permainan
bola kecil, atletik, beladiri, senam, gerak berirama, aktivitas air, dan materi kesehatan.

19
Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah,
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi
peserta didik.

Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran
tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas
pada mata pelajaran keterampilan. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga
satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat
mendirikan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam
satu tahun pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal.

Muatan lokal yang dikembangkan terdiri dari :

a. Kesenian Daerah Belitung


 Mengenal kesenian dan lagu daerah Belitung
Salah satu bentuk budaya Bangka Belitung adalah lagu daerah seperti La
Berage, Gunung Tajam, Ke Pice.

b. Adat Istiadat Belitung


 Mengenal Pakaian adat daerah Belitung
Nama pakaian adat bangka belitung ini akrab disebut Baju Seting dan juga
Kain Cual. Baju seting merupakan pakaian adat yang digunakan khusus
oleh wanita. Baju seting adalah baju kurung bangka belitung yang berwarna
merah dan terbuat dari kain beludru atau kain sutra.

d.Ketuntasan Belajar
Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah kriteria
ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada

19
kompetensi dasar, dengan mempertimbangkan kompleksitas/keluasan dan kedalaman,
daya dukung /kondisi satuan pendidikan dan karekteristik peserta didik.

Ketuntasan Belajar adalah tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap,


pengetahuan, dan keterampilan meliputi ketuntasan penguasaan substansi dan
ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar.

Ketuntasan Belajar terdiri atas ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan


belajar dalam konteks kurun waktu belajar. Ketuntasan penguasaan substansi yaitu
ketuntasan belajar KD yang merupakan tingkat penguasaan peserta didik atas KD
tertentu pada tingkat penguasaan minimal atau di atasnya, sedangkan ketuntasan
belajar dalam konteks kurun waktu belajar terdiri atas ketuntasan dalam setiap
semester, setiap tahun ajaran, dan tingkat satuan pendidikan.

Ketuntasan Belajar untuk sikap (KD pada KI-1 dan KI-2) ditetapkan dengan predikat
Baik (B). Sedangkan nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan dan keterampilan
dituangkan dalam bentuk angka 0 – 100. KKM dirumuskan di awal tahun pelajaran.

Kriteria Ketuntasan Belajar

Ketuntasan Belajar Kelas


KKM
NO MUATAN PELAJARAN
II III V VI SEKOLAH

1 Pendidikan Agama dan Budi 75 75 75 75 70


Pekerti
2 Pendidikan Pancasila dan 74 75 75 75
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 75 75 75 75
4 Matematika 72 72 70 70
5 Ilmu Pengetahuan Alam - - 75 75

19
6 Ilmu Pengetahuan Sosial - - 76 75
7 Seni Budaya dan Prakarya 76 76 76 76

8 Pendidikan Jasmani Olahraga dan 76 76 76 76


Kesehatan
9 Mulok 75 75 75 75

Di samping Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk setiap mata pelajaran dalam
Kurikulum 2013 ditentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) satuan pendidikan
yang diperoleh dari KKM mata pelajaran setiap kelasnya yang paling kecil. Setelah
diperoleh KKM satuan pendidikan selanjutnya penetapan predikat pada pengolahan
nilai rapot adalah dengan membuat rentang predikat terlebih dahulu, berikut adalah
cara penghitungannya:

KKM SD Negeri 24 Membalong adalah 70

100 – 70 = 30

30 : 3 = 10

Jadi rentang predikat di SD Negeri 24 Membalong adalah sebagai berikut:

KKM SATUAN PREDIKAT


PENDIDIKAN AMAT BAIK BAIK CUKUP KURANG

70 90 ≤ A ≤ 100 80 ≤ B ≤ 89 70 ≤ C ≤ 79 D < 70

Nilai Akhir, Predikat, dan Klasifikasi SD Negeri 24 Membalong


Tahun Pelajaran 2023/2024

Nilai Akhir Predikat Klasifikasi Sikap


(Pengetahuan dan dan
Skala 0-100 Ekstrakurikuler
Keterampilan)
90 ≤ A ≤ 100 A B

80 ≤ B ≤ 89 B

70 ≤ C ≤ 79 C

D < 70 D

19
Kiteria Ketuntasan Minimal sikap ( sikap spiritual dan sikap sosial )

Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yakni


predikat Sangat Baik (SB), Baik(B), Cukup (C), dan Perlu Bimbingan (D) sebagai
berikut.

Nilai Ketuntasan Sikap

Nilai Ketuntasan Sikap (Predikat


Sangat Baik A
Baik B
Cukup C
Perlu Bimbingan D

SD Negeri 24 Membalong menggunakan prinsip mastery learning (ketuntasan


belajar), ada perlakuan khusus untuk peserta didik yang belum maupun sudah
mencapai ketuntasan. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti
kegiatan remedial, sedangkan peserta didik yang sudah mencapai KKM mengikuti
kegiatan pengayaan.

1. Program Remedial
a. Remedial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai KKM dalam
setiap KD dan atau indikator.
b. Kegiatan remedial dilaksanakan di dalam atau di luar jam pembelajaran.
c. Kegiatan remedial meliputi remedial pembelajaran dan remedial penilaian
d. Penilaian dalam remedial dapat berupa tes maupun nontes.
e. Ada kesempatan bagi peserta didik mengikuti kegiatan remedial.
f. Nilai remedial dapat melampaui KKM.
2. Program Pengayaan

19
a. Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KKM dalam
setiap KD.
b. Kegiatan pengayaan dilaksanakan di dalam/ di luar jam pembelajaran.
c. Penilaian pengayaan dapat berupa tes maupun nontes.
d. Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat digunakan.
a. Pendidikan Karakter dan Budaya Sekolah

“Saat kita memasuki milenium baru, ingatlah baik-baik bahwa ukuran kemajuan
suatu negara bukanlah besarnya pendapatan nasional, kemajuan teknologi, atau
kekuatan militernya, melainkan karakter penduduknya” (Thomas Lickona, 2008)

Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan


Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang
berkembang saat ini, seperti: disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai
Pancasila; keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai
Pancasila; bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara;
memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa; ancaman disintegrasi
bangsa dan melemahnya kemandirian bangsa (Sumber: Buku Induk Kebijakan
Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025). Untuk mendukung
perwujudan cita-cita pembangunan karakter sebagaimana diamanatkan dalam
Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 serta mengatasi permasalahan kebangsaan saat
ini, maka Pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program
prioritas pembangunan nasional.

Atas dasar apa yang telah diungkapkan di atas, pendidikan karakter bukan hanya
sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah. Lebih dari itu,
pendidikan karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik
(habituation) sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan
nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya. Dengan kata lain, pendidikan karakter
yang baik harus melibatkan pengetahuan yang baik (moral knowing), perasaan yang
baik atau loving good (moral feeling) dan perilaku yang baik (moral action)
sehingga terbentuk perwujudan kesatuan perilaku dan sikap hidup peserta didik.

Sebagaimana diketahui, wadah untuk pendidikan karakter adalah keluarga,


sekolah, media masa, dan masyarakat (lingkungan sosial). Khusus sekolah: Apa
yang dapat dilakukan sekolah (baca: guru, kepala sekolah, siswa, dan warga sekolah

19
lainnya) untuk pengembangan karakter tersebut? Kita menyadari bahwa
pengembangan karakter memerlukan waktu lama. Karena itu, pengembangan
karakter harus dilakukan sedini mungkin. Sekolah sebagai pusat pembudayaan
berbagai perilaku baik yang ingin kita lihat di masyarakat nanti menjadi wadah yang
sangat strategis.

Adapun tahapan penerapan pendidikan karakter di tingkat satuan pendidikan


adalah sebagai berikut:

1. Melakukan analisis konteks tentang karakter di satuan pendidikan


2. Mencanangkan komitmen bersama antara seluruh warga sekolah
3. Menyusun penjadwalan pengembangan karakter dalam budaya sekolah secara
terjadwal secara harian, mingguan, dan bulanan.
4. Melakukan penilaian penerapan pendidikan karakter di sekolah
b. Program Literasi
Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan
mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai
aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/ atau berbicara. GLS
merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan
sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat
melalui pelibatan publik..
Adapun tujuannya untuk menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik
melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan
Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Selain itu
bertujuan juga agar menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah; meningkatkan
kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat; menjadikan sekolah sebagai
taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu
mengelola pengetahuan; menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan
beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
Gerakan Literasi Sekolah diharapkan akan menciptakan ekosistem pendidikan
di SDN 24 Membalong yang literat. Ekosistem pendidikan yang literat adalah
lingkungan yang menyenangkan dan ramah peserta didik, sehingga menumbuhkan
semangat warganya dalam belajar; semua warganya menunjukkan empati, peduli, dan
menghargai sesama; menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan;
memampukan warganya cakap berkomunikasi dan dapat berkontribusi kepada

19
lingkungan sosialnya; dan mengakomodasi partisipasi seluruh warga sekolah dan
lingkungan eksternal SDN 24 Membalong
Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah SD Negeri 24 Membalong melalui kegiatan-
kegiatan sebagai berikut :
1. Membaca buku cerita/pengayaan selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai one
day one riding. Kegiatan membaca yang dapat dilakukan adalah membacakan
buku dengan nyaring (read aloud) dan membaca dalam hati (sustained silent
reading/SSR).
Memperkaya koleksi bacaan untuk mendukung kegiatan 15 menit membaca.
2. Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran dengan
menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran.
3. Memfungsikan lingkungan fisik sekolah melalui pemanfaatan sarana dan
prasarana sekolah, antara lain perpustakaan, sudut buku kelas, area baca dll.
Untuk menumbuhkan minat baca warga sekolah, sarana prasarana ini dapat
diperkaya dengan bahan kaya teks (print-rich material).
4. Memilih buku bacaan yang baik .
5. Menyediakan sarana perpustakaan yang representatif, pojok baca di tiap kelas.
GLS dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan kesiapan sekolah.
Kesiapan ini mencakup kesiapan kapasitas fisik sekolah (ketersediaan fasilitas,
sarana, prasarana literasi), kesiapan warga sekolah (peserta didik, tenaga guru, orang
tua, dan komponen masyarakat lain), dan kesiapan sistem pendukung lainnya
(partisipasi publik, dukungan kelembagaan, dan perangkat kebijakan yang relevan).
Untuk memastikan keberlangsungannya dalam jangka panjang, GLS dilaksanakan
dalam tiga tahap, yaitu tahap pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran.

e.Kenaikan Kelas dan Kelulusan


1. Kenaikan Kelas
a. Siswa dinyatakan naik kelas bila nilai semua muatan pelajaran ≥ KKM
masing-masing muatan pelajaran.
b. Siswa dinyatakan naik bersyarat bila ada paling banyak 3 muatan pelajaran
memiliki nilai di bawah KKM masing-masing mata pelajaran.
c. Siswa dinyatakan tidak naik kelas bila memiliki nilai di bawah KKM lebih
dari 3 muatan pelajaran dan / atau memiliki nilai ≤ 50.

19
d. Memiliki nilai minimal Baik untuk sikap spiritual dan sikap sosial..
e. Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas apabila hasil belajar dari paling
sedikit 3 (tiga) mata pelajaran pada kompetensi pengetahuan, keterampilan
belum tuntas dan/atau sikap belum baik (Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015
Tentang Penilaian Hasil Belajar pada Dikdasmen).
2. Kelulusan
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
b. Memperoleh nilai minimal Baik untuk sikap spiritual dan sikap sosial.
c. Lulus Ujian Sekolah Berstandar Nasional sesuai dengan peraturan Menteri
Pendidikan Nasional yang berlaku
( Sesuai dengan ketentuan PP 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional )

d. Peraturan lain yang relevan disepakati oleh dewan guru dan Kepala Sekolah.

C. KALENDER PENDIDIKAN
Pengembangan Kalender Pendidikan mengacu pada rambu- rambu sebagai berikut:
a) Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada
awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan, yaitu pada bulan Juli 2023.
b) Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan
dan Pendidikan Tahun Pelajaran 2023/2024 bagi satuan pendidikan TK, SD,
SMP, SMA, SMK dan SLB baik negeri maupun swasta di Provinsi Jawa Barat.
c) Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Waktu pembelajaran efektif adalah
jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran
untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal.
d) Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur
dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan hari libur khusus.
e) Kalender Pendidikan disusun dengan berpedoman kepada kalender Dinas
Pendidikan Tahun Pelajaran 2023/2024 bagi satuan pendidikan TK, SD, SMP,

19
SMA, SMK dan SLB baik negeri maupun swasta di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung
Beberapa kegiatan dalam kalender pendidikan, dipandang perlu untuk dilaksanakan
secara serempak, guna mewujudkan kebersamaan dan kemaslahatan bagi banyak
pihak. Kegiatan dimaksud antara lain:

No. Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan


5 Hari libur 2 – 4 minggu Libur keagamaan yang disesuaikan
keagamaan dengan kebijakan pemerintah daerah

6 Hari libur Maksimum 2 minggu Disesuaikan dengan Peraturan


umum/nasional Pemerintah
7 Hari libur khusus Maksimum 1 minggu Untuk kegiatan tertentu
8 Kegiatan khusus Maksimum 3 minggu Digunakan untuk kegiatan yang
sekolah diprogramkan secara khusus oleh
sekolah
tanpa mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu pembelajaran
efektif

Hal-hal lain seperti jeda tengah semester (pekan kreativitas), asesmen sumatif
akhir semester (bersifat pilihan), asesmen sumatif akhir fase dan lain-lain disajikan
dalam matriks kalender terlampir sebagai jadwal prakiraan. Daerah atau satuan
pendidikan dapat mengatur lebih lanjut jadwal pelaksanaan kegiatan-kegiatan
tersebut pada kalender pendidikan daerah/satuan pendidikan, sesuai dengan
karakteristik dan kondisi masing-masing, dengan tetap mengacu pada ketentuan
yang berlaku. Jadwal ujian disajikan pula sebagai prakiraan sementara, sambil
menunggu kebijakan lebih lanjut dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
tentang penyelenggaraan Penilaian Sumatif Akhir Jenjang (PSAJ) bagi siswa
kelas terakhir dan Asesmen Nasional (AN) bagi Kelas V.Satuan pendidikan
diharapkan melengkapi kalender pendidikan dengan menjadwalkan kegiatan lomba
dan pembinaan prestasi/kreativitas yang merupakan agenda tahunan nasional di
lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sesuai program pada
direktorat yang relevan. Jenis Kegiatan di Satuan Sekolah dasara diantara Kompetisi
Sains Nasional, Kompetisi Olahraga Siswa Nasional, Festival Lomba Seni Siswa
Nasional, Lomba Sekolah Sehat, Lomba Adiwiyata, Lomba Perpustakaan Sekolah

19
Berikut alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya
beserta kalender pendidikan SDN 30 Membalong Tahun Pelajaran 2023/2024.

No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan


1. Minggu Efektif Belajar Minimum 36 minggu dan Digunakan untuk kegiatan
maksimal 40 minggu pembelajaran efektif pada
setiap satuan Pendidikan

2. Jeda Antar Semester Maksimun 2 Minggu Digunakan Kegiatan


Pekan Kreasi Seni dan
Budaya Siswa

3. Libur akhir tahun Maksimum 3 minggu Digunakan untuk


pelajaran persiapan kegiatan dan
administrasi akhir dan
awal tahun pelajaran

4. Hari libur keagamaan Situasional Libur keagamaan yang


disesuaikan dengan
kebijakan pemerintah
daerah

5. Hari Libur Nasional Situasional Disesuaikan dengan


Peraturan Pemerintah

6. Kegiatan khusus sekolah Maksimum 3 minggu Digunakan untuk


kegiatan yang
diprogramkan secara
khusus oleh sekolah

KEGIATAN PEMBELAJARAN
SEKOLAH DASAR NEGERI 24 MEMBALONG
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

NO KEGIATAN PELAKSANAAN KET

1 Persiapan Kegiatan Awal Tahun 10 Juli s.d 11 Juli 2023

19
Pelajaran
2 Masa Orientasi Peserta Didik Tahun
Pelajaran 2023/2024 12 Juli s.d 14 Juli 2023
3 Kegiatan Pembelajaran Semester Ganjil
Tahun Pelajaran 2023/2024 10 Juli s.d 22 Desember
2023
4 Sumatif Tengah Semester ( STS) Ganjil 11 s.d 16 September 2023

5 Asesmen Nasional SD 23 Oktober s.d 2 Nopember


2023
6 Sumatif Akhir Semester (SAS) Ganjil 4 Desember 2023 s.d 9
Desember 2023
7 Pembagian Raport Semester Ganjil 23 Desember 2023

8 Libur Semester Ganjil 26 Desember 2023 s.d 6


Januari 2024
9 Kegiatan Pembelajaran Semester Genap 8 Januari 2024 s.d 21 Juni
2024
10 Sumatif Tengah Semester (STS) Genap 4 Maret s.d 9 Maret 2024

11 Libur Awal Puasa 11,12,13,Maret 2024 Menunggu


kepastian dari
Kemenag
12 Libur Sekitar Hari Raya 1445 H 3 s.d 17 April
13 Sumatif Akhir Sekolah 29 April 2024 s.d 6 Mei
2024
14 Sumatif Akhir Semester (SAS)Genap 3 Juni 2024 s.d 8 Juni 2024

15 Pembagian Raport Semester Genap 21 Juni 2024

16 Libur Akhir Tahun Pelajaran 2023/2024 24 Juni 2024 s.d 6 Juli 2024

17 Persiapan Kegiatan Awal Tahun 8 Juli 2024


Pelajaran 2024/2025

KALENDER PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH ( SD/MI )
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
.SEMESTER GAZAL
JULI 2023 AGUSTUS 2023
Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Ket Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Ket
1 * 10 s.d 12 Juli:Persiapan 1 2 3 4 5 *17 HUT ke 78 RI
2 3 4 5 6 7 8 Kegiatan Awal Tahun 6 7 8 9 10 11 12

19
9 10 11 12 13 14 15 13 14 15 16 17 18 19
16 17 18 19 20 21 22 20 21 22 23 24 25 26
23 24 25 26 27 28 20 pelajaran 27 28 29 30 31
30 31
* 12 s.d 14 Juli: Masa Orint
SEPTEMBER 2023 OKTOBER 2023
Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Ket Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Ket
1 2 *11 s.d 16 Sept:Sumatif 1 2 3 4 5 6 7 *23 Okt. s.d 2 Nopember
3 4 5 6 7 8 9 Tengah Semester (STS) 8 9 10 11 12 13 14 2023 :Assesmen Nasional SD
10 11 12 13 14 15 16 Ganjil 15 16 17 18 19 20 21
17 18 19 20 21 22 23 22 23 24 25 26 27 28
24 25 26 27 28 29 30 *28 September: Maulid 29 30 31
Nabi Muhammad SAW
1445 H

NOVEMBER 2023 DESEMBER 2023


Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Ket Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Ket
1 2 3 4 1 2 *4 s.d 9 Des :Sumatif Akhir
5 6 7 8 9 10 11 3 4 5 6 7 8 9 Semester (SAS) Ganjil
12 13 14 15 16 17 18 10 11 12 13 14 15 16 *22 Des: pembagian rapor
19 20 21 22 23 24 25 17 18 19 20 21 22 23 Semester ganjil.
26 27 28 29 30 24/31 25 26 27 28 29 30 *26 Des 2023 s.d 6 Januari
2024:libur semester ganjil

2.SEMESTER GENAP
JANUARI 2024 FEBRUARI 2024
Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Ket Mg Sn Si Rb Km Jm Sb Ket
1 2 3 4 5 6 *26 Des 2023 s.d 6 Jan 1 2 3 * 8 Februari : Isra Mi’raj
7 8 9 10 11 12 13 2024 :libur semester ganjil 4 5 6 7 8 9 10 * 10 Februari : IMLEK
14 15 16 17 18 19 20 *8 Januari: Hari pertama 11 12 13 14 15 16 17
21 22 23 24 25 26 27 Masuk Sekolah / Awal 18 19 20 21 22 23 24
28 29 30 31 Semester Genap 25 26 27 28 29

MARET 2024 APRIL 2024


Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Ket Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Ket
1 2 *4 s.d 9 Maret :Sumatif 1 2 3 4 5 6
3 4 5 6 7 8 9 Tengah Semester (STS) 7 8 9 10 11 12 13 *3 s.d 17 April : Libur Hari ray
10 11 12 13 14 15 16 Genap 14 15 16 17 18 19 20 a Idul Fitri 1445 H
17 18 19 20 21 22 23 *11 Maret : Nyepi 21 22 23 24 25 26 27 *10,11 April : Hari raya Idul F
24, 25 26 27 28 29 30 *12,13 Maret : libur awal pu 28 29 30 itri 1445 H
31 asa
*29 Maret : Jumat Agung

MEI 2024 JUNI 2024


Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Ket Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Ket
1 2 3 4 *1 Mei: Nyepi 1 *1 Juni : Lahir Pancasila
5 6 7 8 9 10 11 *29 April s/d 6 Mei Ujian 2 3 4 5 6 7 8 *3 s/d 8 Juni Sumatif Ahkir
12 13 14 15 16 17 18 Akhir kelas IX 9 10 11 12 13 14 15 Semester Genap
19 20 21 22 23 24 25 *9 Mei: Kenaikan Isa Al 16 17 18 19 20 21 22 *17 Juni :Idul Adha
26 27 28 29 30 31 Masih 23 24 25 26 27 28 29 *22 Juni Pembagian raport sem
*23 Mei:Waisyak 30 ester genap

JULI 2023
Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb Ket
1 2 3 4 5 6 * 7 Juli:Tahun Baru Islam
7 8 9 10 11 12 13 *24 Juni s/d 6 Juli :libur a
14 15 16 17 18 19 20 khir Tahun Pelajaran 2023
21 22 23 24 25 26 27 /2024
28 29 30 31 *8 Juli:Hari Pertama
Masuk Sekolah/Awal
Tahun Pelajaran
2024/2025

BAB IV
PERENCANAAN PEMBELAJARAN

A. KURIKULUM MERDEKA

19
SDN 24 Membalong merancang rencana pembelajaran untuk kelas I dan IV
dengan alur sebagai berikut:

mengembangkan perencanaan pembelajaran berdasarkan refleksi yang telah dilakukan


dan pencarian sumber-sumber lain yang diperoleh tanpa mengabaikan prinsip-prinsip
penyusunan serta dapat menjadi inspirasi untuk dapat diterapkan pada satuan pendidikan
lainnya. Selain itu, memanfaatkan teknologi di dalam menyusun perencanaan
pembelajaran untuk menghasilkan proses pembelajaran yang inovatif. Rangkaian
kegiatan perencanaan pembelajaran dilaksanakan melalui rapat sekolah pada awal tahun
ajaran 2023/2024.
Perencanaan pembelajaran lingkup satuan pendidikan diawali dengan mencermati
dokumen capaian pembelajaran (CP). CP disajikan per fase, yaitu fase A untuk kelas I,
dan fase B untuk kelas IV. Tujuan-tujuan pembelajaran selanjutnya dipetakan ke tujuan
pembelajaran yang akan dicapai per kelas. Rangkaian tujuan-tujuan pembelajaran per
kelas tersebut disusun menjadi alur tujuan pembelajaran (ATP) fase.

Contoh pemetaan tujan pembelajaran untuk penyusunan ATP


Mata pelajaran: Bahasa Indonesia
Fase :A

19
Elemen CP
Membaca dan Berbicara dan
Menyimak Menulis
Memirsa Mempresentasikan
Peserta didik Peserta didik Peserta didik mampu Peserta didik mampu
mampu bersikap mampu bersikap berbicara dengan santun menunjukkan
menjadi pendengar menjadi pembaca tentang beragam topik keterampilan menulis
yang penuh dan pemirsa yang yang dikenali perrmulaan dengan
perhatian. Peserta menunjukkan menggunakan volume benar (cara
didik menunjukkan minat terhadap dan intonasi yang tepat memegang alat tulis,
minat pada tuturan teks yang dibaca sesuai konteks. Peserta jarak mata dengan
yang didengar serta dan dipirsa. didik mampu merespons buku, menebalkan
mampu memahami Peserta didik dengan bertanya tentang garis/huruf, dll.)
pesan lisan dan mampu membaca sesuatu, menjawab dan diatas kertas dan /
informasi dari kata-kata yang menanggapi komentar atau melalui media
media audio, teks dikenalinya orang lain (teman, guru, digital. Peserta didik
aural (teks yang sehari-hari dan orang dewasa) mengembangkan
dibacakan dan / dengan fasih. dengan baik dan santun tulisan tangan yang
atau didengar), Peserta didik dalam suatu percakapan. semakin baik. Peserta
instruksi lisan dan mampu Peserta didik mampu didik mampu menulis
percakapan yang memamahi mengungkapkan gagasan teks deskripsi dengan
berkaitan dengan informasi dari secara lisan dengan atau beberapa kalimat
tujuan bacaan dan tanpa bantuan gambar / sederhana, menulis
berkomunikasi tayangan yang ilustrasi. Peserta didik teks rekon tentang
dipirsa tentang mampu menceritakan pengalaman diri,
diri dan Kembali suatu isi menulis Kembali
lingkungan, informasi yang dibaca narasi berdasarkan
narasi imajinatif, atau didengar; dan teks prosedur tentang
dan puisi anak. menceritakan Kembali kehidupan sehari-
Peserta didik teks narasi yang hari, dan menulis
mampu dibacakan atau di baca teks eksposisi tentang
memaknai dengan topik diri dan kehidupan sehari-hari
kosakata baru lingkungan.
dari teks yang
dibaca atau
tayangan yang
dipirsa dengan
bantuan ilustrasi.

ATP Kelas 1
Alur Tujan Pembelajaran Elemen

19
1.1.1 Mendengarkan dengan seksama Menyimak
pertanyaan dan instruksi.
1.1.2 Mengenali dan membedakan suara di
lingkungan
1.1.3 Menanggapi arahan atau instruksi
sederhana
1.1.4 Mengembangkan kesadaran konvensi
sosial kapan harus mendengarkan atau
berbicara
1.1.5 Mendengarkan dan mengingat urutan
instruksi.
1.1.6 Membedakan kata per kata dalam
kalimat pendek yang diucapkan.
2.1.1 Mengenali bahwa cetakan dimulai dari
kiri ke kanan, dan bergerak ke kanan.
2.1.2

Pembelajaran dilaksanakan berpusat pada peserta didik dengan menerapkan model-model


pembelajaran:
1. Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran menggunakan
kemampuan berpikir peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan
nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual.
Tujuan PBL untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsep-konsep pada
permasalahan nyata, pengintegrasian konsep keterampilan berpikir tingkat tinggi,
keinginan belajar, mengarahkan belajar diri sendiri dan keterampilan.
2. Project Based Learning (PjBL)
Model pembelajaran berbasis projek merupakan model pembelajaran yang melibatkan
keaktifan peserta didik dalam memecahkan masalah, dilakukan secara berkelompok
maupun mandiri melalui tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan
dalam sebuah produk untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain.

3. Discovery/Inquiry Learning

19
Model pembelajaran penemuan adalah memahami konsep, arti dan hubungan melalui
proses intuitif untuk akhirnya sampai pada suatu kesimpulan. Penemuan terjadi jika
peserta didik terlibat dalam penggunaan proses mental untuk menemukan konsep dan
prinsip. Penemuan dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi,
penentuan, dan inferensi.

Strategi yang digunakan dalam pembelajaran yaitu pembelajaran berbasis aktivitas,


studi literatur, dan studi lingkungan.

Perencanaan pembelajaran untuk ruang lingkup kelas dengan alur sebagai berikut:
Asesmen yang dilaksanakan sebagai bagian terpadu dengan proses pembelajaran
sebagai umpan balik atas proses belajar dan pencapaian siswa. Asesmen yang dilaksanakan
meliputi asesmen formatif dan asesmen sumatif.
a. Asesmen formatif awal pembelajaran dilaksanakan untuk merancang pembelajaran yang
akan dilaksanakan agar sesuai dengan kesiapan peserta didik. Pendidik memberikan
pretest dalam bentuk tes tertulis/ observasi/ wawancara/ keterampilan atau cara lain yang
sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.
b. Asesmen formatif selama proses pembelajaran untuk memberikan umpan balik guna
menentukan langkah perbaikan pembelajaran. Pendidik melakukan asesmen dalam
bentuk tes tertulis/observasi/wawancara/ keterampilan/catatan anekdot atau cara lain
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik mata pelajaran.
c. Asesmen sumatif dilaksanakan pada akhir lingkup materi dan akhir semester memastikan
ketercapaian seluruh tujuan pembelajaran. Pendidik melakukan asesmen dalam bentuk
tes tertulis/produk/portofolio/kinerja atau cara lain yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan karakteristik mata pelajaran.
d. Asesmen sumatif akhir fase (tentatif) dilakukan di akhir fase kelas 2, kelas 4, dan kelas 6
dengan tujuan untuk mengukur ketercapaian keseluruhan tujuan pembelajaran dan/atau
capaian pembelajaran pada fase tersebut. Asesmen akhir fase diselenggarakan oleh Dinas
Pendidikan.

19
Menentukan kriteria atau indikator tujuan pembelajaran dengan menggunakan skala atau
interval nilai ketercapaian tujuan pembelajaran
Pencapaian Kriteria Intervensi
0% - 50% Belum Mencapai Tujan Remidial di seluruh bagian
Pembelajaran
51% - 74 % Belum Mencapai Tujan Remidial di bagian yang
Pembelajaran diperlukan
75% - 87% Sudah mencapai tujuan Tidak perlu remidial
pembelajran
88% - Sudah mencapai tujuan Pengayaan / Tantangan
100% pembelajran

Pengolahan hasil asesmen untuk pelaporan setiap akhir semester dengan cara mengolah
hasil asesmen sumatif (data kuantitatif) dan menggunakan hasil asesmen formatif (data
kualitatif) sebagai deskripsi ketercapaian Capaian Pembelajaran.
Kriteria kenaikan kelas SDN 24 Membalong tahun ajaran 2023/2024 adalah sebagai
berikut:
a. Peserta didik mencapai kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran pada setiap mata
pelajaran dan/atau dengan penyesuaian pada peserta didik berkebutuhan khusus
dibuktikan dengan dokumen rapor
b. Peserta didik menyelesaikan 2 tema projek penguatan profil pelajar Pancasila
dibuktikan dengan dokumen rapor projek
c. Peserta didik memiliki nilai ekstrakurikuler wajib minimal baik
d. Peserta didik mengikuti pembelajaran minimal 95% kecuali dalam keadaan tertentu.
e. Pada kondisi khusus, prestasi akademik dan non akademik dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan untuk menentukan kenaikan kelas.

19
B. KURIKULUM 13
1. Pengembangan Silabus
1.1 Pengertian Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata


pelajaran/tema tertentu yang mencakup Kompetensi Inti, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran Kompetensi Inti dan
kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.

Silabus memiliki komponen-komponen sebagai berikut:


1) kompetensi inti;
2) kompetensi dasar;
3) materi pembelajaran;
4) kegiatan pembelajaran;
5) penilaian;
6) alokasi waktu; dan
7) sumber belajar.

1.2. Prinsip Pengembangan Silabus

Silabus dikembangkan dengan prinsip-prinsip:


1) Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun
2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah.
2) Aktual dan Kontekstual
3) Silabus selalu memperhatikan perkembangan ilmu, pengetahuan, teknologi, dan
seni yang mutakhir.
4) Fleksibel
5) Silabus selalu memberikan rujukan dan ruang yang lebih luas kepada guru untuk
menyusun perencanaan mengajar.
6) Menyeluruh

19
7) Silabus mencakup pengembangan potensi peserta didik secara menyeluruh dalam
ranah kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
1.3. Mekanisme dan Langkah Pengembangan Silabus

a. Mekanisme Pengembangan Silabus


Silabus dikembangkan oleh:
1) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Silabus untuk Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) yang dikembangkan
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu silabus mata pelajaran untuk
Kelompok A dan Kelompok B.
2) Dinas Pendidikan
a. Silabus yang dikembangkan pada tingkat daerah yaitu silabus sejumlah bahan
kajian dan pelajaran dan/atau mata pelajaran muatan lokal yang ditentukan
oleh daerah yang bersangkutan.
b. Silabus muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah provinsi ditetapkan
oleh dinas pendidikan provinsi.
c. Silabus muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah kabupaten/kota
ditetapkan oleh dinas pendidikan kabupaten/kota.
3) Satuan Pendidikan
Silabus yang dikembangkan pada tingkat satuan pendidikan yaitu silabus muatan
lokal yang berlaku pada satuan pendidikan yang bersangkutan.
b. Langkah-langkah Pengembangan Silabus
1) Mengkaji Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
a) urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan
materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI;
b) keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata
pelajaran;
c) keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata
pelajaran.
2) Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi
dasar dengan mempertimbangkan:

a) potensi peserta didik;


b) relevansi dengan karakteristik daerah,

19
c) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta
didik;
d) kebermanfaatan bagi peserta didik;
e) struktur keilmuan;
f) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
g) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan;
h) alokasi waktu.

3) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian
kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui
penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta
didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran


adalah sebagai berikut.

a) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik,


khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
b) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh
peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
c) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep
materi pembelajaran.
d) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua
unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu
kegiatan siswa dan materi.

4) Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.

19
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran,
satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang
terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk
menyusun alat penilaian.

5) Penentuan Jenis Penilaian

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator.


Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis
maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa
tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan


menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.

a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.


b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan
peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan
posisi seseorang terhadap kelompoknya.
c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis
untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta
untuk mengetahui kesulitan peserta didik.
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. yang berupa perbaikan
proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang
pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan
bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh
dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan
tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses
(keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil
melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.

19
6) Menentukan Alokasi Waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan,
dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam
silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang
dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.

7) Menentukan Sumber Belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan
fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

b. Pengembang Silabus

1. Pengembangan silabus pada tingkat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan.
2. Pengembangan silabus muatan lokal pada tingkat daerah dilakukan oleh:
a. Tim Pengembangan Kurikulum provinsi untuk wilayah provinsi.
b. Tim Pengembangan Kurikulum kabupaten/kota untuk wilayah kabupaten/kota.
3. Pengembangan silabus muatan lokal pada tingkat satuan pendidikan dilakukan oleh
para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau
beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), atau Pusat
Kegiatan Guru (PKG).
c. Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

1) Mengkaji Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)


Mengkaji Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar mata pelajaran sebagaimana
tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:

(1) urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan
materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI;
(2) keterkaitan antara Kompetensi Intidan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
(3) keterkaitan antara Kompetensi Intidan kompetensi dasar antar mata pelajaran.

19
2) Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi
dasar dengan mempertimbangkan:

a) potensi peserta didik;


b) relevansi dengan karakteristik daerah,
c) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta
didik;
d) kebermanfaatan bagi peserta didik;
e) struktur keilmuan;
f) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
g) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan;
h) alokasi waktu.
3) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian
kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui
penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta
didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran


adalah sebagai berikut.

(1) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para


pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara
profesional.
(2) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh
peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
(3) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep
materi pembelajaran.
(4) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua
unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu
kegiatan siswa dan materi.

19
4) Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.

Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran,


satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang
terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk
menyusun alat penilaian.

5) Menentukan Jenis Penilaian

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator.


Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis
maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa
tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan


menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penilaian

(1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.


(2) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa
dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk
menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
(3) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis
untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta
untuk mengetahui kesulitan siswa.
(4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa
perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik
yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program
pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.

19
(5) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh
dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan
pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada
proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil
melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.

6) Menentukan Alokasi Waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang
dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai
kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.

7) Menentukan Sumber Belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta
lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.

Penentuan sumber belajar didasarkan pada Kompetensi Intidan kompetensi dasar


serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi.

6. Latar Belakang Pembelajaran Tematik

Peserta didik di sekolah dasar berada pada rentangan usia dini Pada usia tersebut seluruh
aspek perkembangan kecerdasan, seperti SQ, EQ dan IQ tumbuh dan berkembang sangat
pesat. Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai suatu
sebagai satu keutuhan (holistik), serta mampu memahami hubungan antara konsep secara
sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkrit dan
pengalaman yang dialami secara langsung.

Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep
belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak SD kelas
awal sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran pematik.

19
7. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk


mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna
kepada peserta didik. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi
pokok pembicaraan. Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan di
antaranya:

1) Siswa dapat memusatkan perhatian pada satu tema tertentu.

2) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi


dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama.

3) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.

4) Kompetensi dasar dapat dikembangkan dengan lebih baik.

5) Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar.

6) Siswa lebih bergairah belajar.

8. Landasan Pembelajaran Tematik

Landasan filosofis: Dalam pembelajaran tematis lebih dipengaruhi oleh tiga aliran
filsafat, yaitu; (1) progresivisme; (2) konstruktivisme; (3) humanisme. Aliran prosivisme
memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas,
pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan
pengalaman siswa. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa ( direct
experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah
hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkonstraksi pengetahuannya
melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan
tidak dapat ditransper begitu saja dari seorang guru, tetapi harus diinterpretasikan sendiri
oleh siswa. Pengetahuan bukan suatu yang telah jadi, melainkan suatu proses yang
berkembang terus menerus. Aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikan /
kekhasannya, potensinya dan motivasi yang dimilikinya. Landasan psikologis: Dalam
pembelajaran tematik psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi,
materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula
siswa harus mempelajarinya. Landasan Yuridis: Hal ini berkaitan dengan berbagai

19
kebijakan / perundang-undangan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di
sekolah dasar. Di antaranya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan
dan pengajaran delam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya
sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9 UU 23/2002). Dalam UU 20/2003 disebutkan
bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan
pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya (Bab V pasal 1-b).

9. Karakteristik Pembelajaran Tematik

1) Berpusat pada siswa

2) Memberikan pengalaman langsung

3) Pemisalian mata pelajaran tidak begitu jelas

4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

5) Bersifat fleksibel

6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

7) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan

Rambu - rambu

a. Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan

b. Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester

c. Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan dipaksakan untuk


dipadukan. Kompetensi dasar yang tidak dapat diintegrasikan dibelajarkan
tersendiri.

d. Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan


berhitung serta penanaman nilai-nilai moral,

e. Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, minat,


lingkungan, dan daerah setempat.

19
10. Implikasi Pembelajaran Tematik

Dalam implementasi pembelajaran mempunyai implikasi yang mencakup:

1) Implikasi bagi guru

Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif, baik dalam menyiapkan


kegiatan pembelajaran, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata
pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi bermakna, menarik,
menyenangkan dan utuh.

2) Implikasi bagi peserta didik

a. Peserta didik harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran baik secara


individual, pasangan, kelompok kecil maupun kelompok besar.

b. Peserta didik harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara
aktif.

3) Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media

a. Pembelajaran tematik menekankan pada peserta didik secara individual maupun


kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip
secara holistik dan otentik, oleh sebab itu dalam kegiatannya memerlukan
sarana dan prasarana belajar.

b. Pembelajaran diperlukan untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar baik


sifatnya didesain khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by
design), maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat
dimanfaatkan (by utilization).

c. Pembelajaran perlu mengoptimalkan penggunaan media pembel-ajaran yang


bervariasi sehingga akan membantu peserta didikdalam memahami konsep yang
abstrak.

d. Penerapan pembelajaran tematik dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada
untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk
menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi.

19
4) Implikasi terhadap pengaturan ruangan

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan


pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan yang meliputi hal-hal sbb.

a. Ruang perlu ditata sesuai dengan tema yang sedang dilaksanakan.

b. Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan de-ngan


keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung.

c. Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar atau karpet.

d. Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilakukan baik di dalam maupun di


luar kelas.

e. Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk menunjang hasil karya pe-serta didik
dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar.

f. Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan


peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali.

5) Implikasi terhadap pengaturan metode

Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam pembelajaran yang


dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi
metode. Misalnya bermain peran, percobaan, tanya jawab, demontrasi, bercakap-
cakap dan lain-lain.

Pemetaan Kompetensi Dasar

Pemetaan kompetensi dasar dilakukan untuk memperoleh gambaran secara


menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator
dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih.

Kegiatan yang dilakukan dalam Pemetaan Kompetensi Dasar adalah

sbb.

1) Penjabaran Kompetensi Inti dan kompetensi dasar ke dalam indikator


Dalam mengembangkan indikator perlu diperhatikan hal-hal sbb.

a. Indikator dikembangkan dengan karakteristik peserta didik

19
b. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran

c. Indikator diruniuskan dalam kata kerja operasional yang terukur danatau dapat
diamati

2) Menentukan Tema

a. Pelajari Kompetensi Intidan kompetensi dasar yang terdapat pada masing-


masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai,
atau tetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan.

b. Prinsip penentuan tema adalah sebagai berikut.

• Perhatikan lingkungan yang terdekat dengan peserta didik

• Mulai dari yang termudah menuju yang sulit

• mulai dari yang sederhana menuju yang kompleks

• Mulai dari yang konkrit menuju yang abstrak

• Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses beerpikir pada diri
peserta didik

• Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan peserta


didik, termasuk minat, kebutuhan dan kemampuannya.

11. Menetapkan Jaringan Tema

Jaringan tema dibuat dengan jalan menghubungkan kompetensi dasar dan indikator
dengan tema pemersatu. Dengan Jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara
tema, kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini
dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema.

12. Penyusunan Silabus Tematik.

Hasil seluruh proses yang telah dilakukan dari Jaringan tema dijadikan dasar dalam
penyusunan silabus. Komponen silabus terdiri dari tema, standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian serta alat
dan sumber bahan.

19
13. Format Silabus

SILABUS

Nama Sekolah : SDN 24 Membalong


Mata Pelajaran : ........................
Kelas/Semester : .......................

Kegiatan Materi Alokasi Sumber/


KI KD Indikator Penilaian
Pembelajaran Pokok Waktu Bahan

B. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

1. Landasan

Lampiran IV Permendikbud no 81A Tahun 2013 tentang Implentasi


Kurikulum

Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan


secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus.
RPP mencakup: (1) data sekolah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2) materi
pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD dan indikator pencapaian
kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode pembelajaran; (6) media, alat dan
sumber belajar; (6) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan (7) penilaian.

2. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan


prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar

19
yang ditetapkan dalam KI dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana
Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1
(satu) indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.

3. Hakikat Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

 Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang


dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang
mengacu pada silabus.
 Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP di
tempat guru tersebut mengajar.

4. Prinsip Penyusunan RPP

Prinsip penyusunan RPP adalah sebagai berikut:

Berbagai prinsip dalam mengembangkan atau menyusun RPP adalah sebagai


berikut.
a. RPP disusun guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan
silabus yang telah dikembangkan di tingkat nasional ke dalam bentuk rancangan
proses pembelajaran untuk direalisasikan dalam pembelajaran.

b. RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam


silabus dengan kondisi di satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta
didik, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya
belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma,
nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
c. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
d. Sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 untuk menghasilkan peserta didik
sebagai manusia yang mandiri dan tak berhenti belajar, proses pembelajaran
dalam RPP dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk
mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu, kreativitas, inisiatif, inspirasi,
kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar dan kebiasaan belajar.
e. Mengembangkan budaya membaca dan menulis

19
f. Proses pembelajaran dalam RPP dirancang untuk mengembangkan kegemaran
membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk
tulisan.
g. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.
h. RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,
pengayaan, dan remedi. Pemberian pembelajaran remedi dilakukan setiap saat
setelah suatu ulangan atau ujian dilakukan, hasilnya dianalisis, dan kelemahan
setiap peserta didik dapat teridentifikasi. Pemberian pembelajaran diberikan
sesuai dengan kelemahan peserta didik.
i. Keterkaitan dan keterpaduan.
j. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan
KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar
dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan
mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas matapelajaran
untuk sikap dan keterampilan, dan keragaman budaya.
k. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
l. RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan
komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan
kondisi.
5. Langkah-langkah Pengembangan RPP

a. Mengkaji Silabus
Secara umum, untuk setiap materi pokok pada setiap silabus terdapat 4 KD sesuai
dengan aspek KI (sikap kepada Tuhan, sikap diri dan terhadap lingkungan,
pengetahuan, dan keterampilan). Untuk mencapai 4 KD tersebut, di dalam silabus
dirumuskan kegiatan peserta didik secara umum dalam pembelajaran berdasarkan
standar proses. Kegiatan peserta didik ini merupakan rincian dari eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi, yakni: mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengolah dan mengkomunikasikan. Kegiatan inilah yang harus dirinci
lebih lanjut di dalam RPP, dalam bentuk langkah-langkah yang dilakukan guru
dalam pembelajaran, yang membuat peserta didik aktif belajar. Pengkajian
terhadap silabus juga meliputi perumusan indikator KD dan penilaiannya.

19
b. Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian KD dengan
mempertimbangkan:
1) potensi peserta didik;
2) relevansi dengan karakteristik daerah,
3) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual
peserta didik;
4) kebermanfaatan bagi peserta didik;
5) struktur keilmuan;
6) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
7) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan;
8) alokasi waktu.
c. Menentukan Tujuan
Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau diorganisasikan untuk
setiap pertemuan. Tujuan mengacu pada indikator, paling tidak mengandung
dua aspek: Audience (peserta didik) dan Behavior (aspek kemampuan).
d. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka
pencapaian KD. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui
penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta
didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta
didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran
adalah sebagai berikut.
1) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para
pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran
secara profesional.
2) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan manajerial yang
dilakukan guru, agar peserta didik dapat melakukan kegiatan seperti pada
silabus.
3) Kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan merupakan skenario
langkah-langkah guru dalam membuat peserta didik aktif belajar. Kegiatan

19
ini diorganisasikan menjadi kegiatan: Pendahuluan, Inti, dan Penutup.
Kegiatan inti dijabarkan lebih lanjut menjadi rincian dari kegiatan
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yakni: mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan.
Untuk pembelajaran yang bertujuan menguasai prosedur untuk melakukan
sesuatu, kegiatan pembelajaran dapat berupa pemodelan/demonstrasi oleh
guru atau ahli, peniruan oleh peserta didik, pengecekan dan pemberian
umpan balik oleh guru, dan pelatihan lanjutan.
6. Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Komponen RPP secara minimal adalah Permendikbud No 81A th 2013

RPP paling sedikit memuat:


(i) tujuan pembelajaran,
(ii) materi pembelajaran,
(iii) metode pembelajaran,
(iv) sumber belajar, dan
(v) penilaian.

19
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Sekolah :
Matapelajaran :
Kelas/Semester :
Materi Pokok :
Alokasi Waktu :

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)
E. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media
2. Alat/Bahan
3. Sumber Belajar

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan Kesatu:
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit)
b. Kegiatan Inti (...menit)
c. Penutup (…menit)

2. Pertemuan Kedua:
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit)
b. Kegiatan Inti (...menit)
c. Penutup (…menit), dan seterusnya.

H. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
2. Bentuk instrumen dan instrumen
3. Pedoman penskoran

7. Proses Pembelajaran
Tahap kedua dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu pelaksanaan
pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan
terkait dengan materi yang akan dipelajari;

19
c. mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan
dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
atau KD yang akan dicapai; dan
d. menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang
akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta
didik dan matapelajaran, yang meliputi proses observasi, menanya, mengumpulkan
informasi, asosiasi, dan komunikasi. Untuk pembelajaran yang berkenaan dengan
KD yang bersifat prosedur untuk melakukan sesuatu, guru memfasilitasi agar
peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap pemodelan/demonstrasi oleh
guru atau ahli, peserta didik menirukan, selanjutnya guru melakukan pengecekan
dan pemberian umpan balik, dan latihan lanjutan kepada peserta didik.
Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan kompetensi yang terkait dengan
sikap seperti jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai
pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP. Cara pengumpulan
data sedapat mungkin relevan dengan jenis data yang dieksplorasi, misalnya di
laboratorium, studio, lapangan, perpustakaan, museum, dan sebagainya. Sebelum
menggunakannya peserta didik harus tahu dan terlatih dilanjutkan dengan
menerapkannya.

a. Mengamati
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi
kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan:
melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik
untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat,
membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.

19
b. Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada
peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca
atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan
pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit
sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun
hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada
pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru,
masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke
tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri.
Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya
dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya
maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan.
Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan
beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta
didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.
c. Mengumpulkan dan mengasosiasikan
Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca
buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti,
atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah
informasi.
Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memeroses
informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya,
menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai
kesimpulan dari pola yang ditemukan.

d. Mengkomunikasikan hasil
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan
dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil
tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta
didik atau kelompok peserta didik tersebut.

19
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri
membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi
terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram,
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan
kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan,
layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Perlu diingat, bahwa KD-KD diorganisasikan ke dalam empat KI. KI-1 berkaitan
dengan sikap diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa. KI-2 berkaitan dengan karakter
diri dan sikap sosial. KI-3 berisi KD tentang pengetahuan terhadap materi ajar,
sedangkan KI-4 berisi KD tentang penyajian pengetahuan. KI-1, KI-2, dan KI-4
harus dikembangkan dan ditumbuhkan melalui proses pembelajaran setiap materi
pokok yang tercantum dalam KI-3, untuk semua matapelajaran. KI-1 dan KI-2
tidak diajarkan langsung, tetapi indirect teaching pada setiap kegiatan
pembelajaran.

19
BAB V

PENDAMPINGAN, EVALUASI, DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL

Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional dilakukan secara internal


oleh satuan pendidikan untuk memastikan pembelajaran berjalan sesuai rencana untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. Proses ini dikelola oleh Kepala Sekolah dan/atau guru
yang dianggap sudah mampu untuk melakukan peran ini.
Evaluasi, pendampingan dan pengembangan profesional dilakukan secara bertahap
dan mandiri agar terjadi peningkatan kualitas secara berkelanjutan di satuan pendidikan,
sesuai dengan kemampuan satuan pendidikan. berkompetensi berdasarkan hasil
pengamatan atau evaluasi. Proses pendampingan dan pengembangan professional ini
dilakukan melalui:
Program Regular Supervisi Sekolah, yang dilakukan minimal satu bulan sekali oleh
Kepala Sekolah;
1. Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) dilaksanakan sesuai program kerja KKG secara
reguler, seperti kegiatan mingguan untuk pendampingan penyusunan atau revisi alur
tujuan pembelajaran dan modul ajar. Kegiatan ini merupakan pendampingan oleh Kepala
Sekolah dan guru yang berkompetensi;
2. Pelaksanaan in-house training (IHT) atau focus group discussion (FGD), dilakukan
minimal enam bulan sekali atau sesuai kebutuhan dengan mengundang narasumber yang
berkompeten dari beberapa perguruan tinggi yang telah bekerja sama, instansi terkait dan
praktisi pendidikan.
SD Negeri 24 Membalong melakukan evaluasi kurikulum secara regular, yaitu jangka
pendek minimal enam bulan atau satu tahun sekali dan jangka panjang 4 tahun
sekali dengan mempertimbangkan perubahan yang terjadi baik perubahan kebijakan
maupun update perkembangan terkini dalam proses pembelajaran. Evaluasi kurikulum
dilakukan berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran yang dilakukan secara reflektif, yaitu:
Evaluasi Harian, dilakukan secara individual oleh guru setelah pembelajaran
berdasarkan catatan anekdotal selama proses pembelajaran, penilaian dan refleksi
ketercapaian tujuan pembelajaran. Hasil evaluasi ini digunakan untuk perbaikan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan/atau modul ajar pada hari berikutnya;
1. Evaluasi Per Unit Belajar, dilakukan secara kelompok (team teaching) setelah satu unit
pembelajaran atau tema selesai. Hasil ini digunakan untuk merefleksikan proses belajar,

19
ketercapaian tujuan dan melakukan perbaikan maupun penyesuaian terhadap proses
belajar dan perangkat ajar, yaitu alur tujuan pembelajaran dan modul ajar;
2. Evaluasi Per Semester, dilakukan secara kelompok team teaching) setelah satu semester
selesai. Evaluasi ini dilakukan berdasarkan refleksi pembelajaran dan hasil asesmen
peserta didik yang telah disampaikan pada laporan hasil belajar peserta didik;
3. Evaluasi Per Tahun, merupakan refleksi ketercapaian profil lulusan, tujuan sekolah,
misi dan visi sekolah.
Pelaksanaan evaluasi kurikulum dilakukan oleh tim pengembang kurikulum sekolah
bersama kepala sekola dan komite sekolah serta pihak lainnya yang telah mengadakan
kerja sama dengan sekolah. Evaluasi dilaksanakan berdasarkan data yang telah
dikumpulkan pada evaluasi pembelajaran, hasil supervisi Kepala Sekolah, laporan
kegiatan Kelompok Kerja Guru, hasil kerja peserta didik dan kuesioner peserta didik
dan orang tua. Informasi yang berimbang dan berdasarkan data tersebut diharapkan
menjadi bahan evaluasi untuk semakin meningkatkan kualitas pelayanan sekolah kepada
peserta didik, peningkatan prestasi dan hubungan kerja sama dengan pihak lain.

19
BAB VI
PENUTUP

Kurikulum operasional di satuan pendidikan disusun sebagai kerangka acuan atau


pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah tahun pelajaran 2023-2024.
Kurikulum operasional di satuan pendidikan juga sebagai panduan ketercapaian
pembelajaran bagi peserta didik dan upaya guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Kurikulum operasional di satuan pendidikan yang telah tersusun ini akan berjalan
lancar bila ada dukungan penuh dari semua pihak, yaitu kepala sekolah, guru, komite
sekolah dan stake holder yang ada. Mudah-mudahan dukungan dan partisipasi aktif
semua pihak dapat memajukan sesuai dengan apa yang telah terumuskan dalam visi, misi
dan tujuan sekolah.
Kurikulum operasional bersifat flaksibel dan dinamis, maka ide dan gagasan seluruh
stakeholder selama pelaksanaan akan menjadi bahan pertimbangan, untuk selanjutnya
dijadikan sebagai bahan masukan demi penyempurnaan dan perbaikan Kurikulum
operasional khususnya dan pelaksanaan pendidikan di SDN 30 Membalong

19
LAMPIRAN – LAMPIRAN

1. KURIKULUM MUATAN LOKAL

2. KALENDER PENDIDIKAN

3. SK PENGEMBANG DOKUMEN KURIKULUM

4. CAPAIAN PEMBELAJARAN

5. ALUT TUJUAN PEMBELAJARAN

6. CONTOH MODUL AJAR

7. PROYEK P5 SD 24 MEMBALONG

8. KKTP

9. SILABUS

10. RPP

11. KKM

12. DAFTAR HADIR KEGIATAN PENYUSUNAN KURIKULUM

13. BUKTI KEGIATAN SOSIALISASI KURIKULUM

19

Anda mungkin juga menyukai