SD NEGERI BLAWE
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
Disusun Oleh:
TIM PENGEMBANG KURIKULUM
SD NEGERI BLAWE
Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri
LEMBAR PENGESAHAN
Disahkan di : Kediri
Pada tanggal : .................2023
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2
keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan daerah, terutama dalam bidang seni dan peduli lingkungan, serta
keterampilan sesuai dengan tuntutan Kompetensi Dasar pada mata pelajaran Prakarya.
4. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Pengembangan kurikulum SD Negeri Blawe Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri
memperhatikan keseimbangan tuntutan pembangunan daerah dan nasional yang ditunjukkan
dengan adanya kegiatan ekstrakuruler. Tetapi tidak melupakan kebutuhan Nasional dan
global yang ditandai dengan adanya pembinaan TIK yang lebih ke arah praktis.
5. Tuntutan Dunia Kerja
Kurikulum SD Negeri Blawe Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri harus memuat
kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik dan kebutuhan dunia kerja, khususnya bagi mereka yang tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di antaranya ialah program Mulok atau PBKL yang
terintegrasi dalam mata pelajaran.
6. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni.
Kurikulum SD Negeri Blawe Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri dikembangkan secara
berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni, serta perubahan kurikulum yang berlaku.
7. Agama
Kurikulum SD Negeri Blawe Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri dikembangkan untuk
meningkatkan toleransi dan kerukunan umat beragama, dan memperhatikan norma agama
yang berlaku di lingkungan sekolah sesuai dengan kompetensi Inti yang diharapkan.
8. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum SD Negeri Blawe Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri dikembangkan agar
peserta didik mampu bersaing secara global dan dapat hidup berdampingan dengan bangsa
lain dengan membekali peserta didik dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai
dengan bakat dan minatnya, agar mereka mampu mengembangkannya secara mandiri di
dunia nyata/kehidupan sehari-hari.
9. Penerapan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan sainstifik dan penilaian autentik
dengan mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
10. Pengembangan kegiatan ekstrakurikuler yang dapat mengembangkan potensi diri peserta
didik, serta pengembangan kegiatan pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib yang harus
diikuti.
11. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan/Kebhinekaan global
Kurikulum SD Negeri Blawe Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri dikembangkan
mendorong wawasan dan sikap kebangsaan dan persatuan nasional untuk memperkuat
keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
12. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat setempat
3
Kurikulum SD Negeri Blawe Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri dikembangkan
dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang
kelestarian keragaman budaya.
13. Kesetaraan Gender
Kurikulum SD Negeri Blawe Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri diarahkan kepada
pendidikan yang berkeadilan dan mendorong tumbuh kembangnya kesetaraan gender.
14. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum SD Negeri Blawe Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri dikembangkan sesuai
dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.
15. Integrasi dimensi Profil Pelajar Pancasila
Kurikulum SD Negeri Blawe Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri dikembangkan
dengan mengitegrasikan nilai-nilai dimensi profil Pelajar pancasila dalam dokumen dan
implementasinya dalam pembelajaran seperti pendidikan lalu lintas, pendidikan anti korupsi,
kebiasaan baru, baik dalam pembelajaran di kelas maupun dalam kehidupan sekolah ataupun
dalam lingkungan kehidupan di luar sekolah.
16. Tanggap Bencana Alam dan Non Alam
Kurikulum SD Negeri Blawe Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri .dilaksanakan dengan
fleksibilitas bila terjadi bencana baik alam maupun non alam.
C. Dasar Hukum
Landasan yuridis Kurikulum SD Negeri Blawe Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri adalah:
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana, dan Peraturan Pemerintah RI No 32 Tahun 2013 sebagai Perubahan Atas
Peraturan RI Nomor 19 Tahun 2015 perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah RI Nomor
19 Tahun 2005;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengolahan dan Penyelenggaraan
Pendidikan;
4. PP 57 tahun 2021 tentang Standar Pendidikan Nasional. ( kriteria minimal tentang sistem
Pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.)
5. Peraturan Presiden no 87 tahun 2017 tentang penyelenggaraan Penguatan Pendidikan
Karakter;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan
Prasarana Pendidikan Dasar dan Menengah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 57 tahun 2014 tentang Kerangka dasar dan
Muatan Kurikulum 2013 Sekolah/Madrasah Ibtidaiyah;
4
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 61 tahun 2014 tentang Pembelajaran
Mulok;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 62 tahun 2014 tentang Ekstra
Kurikuler;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 63 tahun 2014 tentang Pendidikan
Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstra Kurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan
Menengah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman Proses
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 21 tahun 2015 tentang Standar PBP
(Penumbuhan Budi Pekerti);
13. Permendikbud No. 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan
Dasar dan Menengah;
14. Permendikbud No. 53 Tahun 2015 Tentang Penilaian oleh Pendidik dan Penilaian oleh
Satuan Pendidikan;
15. Permendikbud No. 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 25 Tahun 2015 tentang gerakan
Literasi;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah;
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar
Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah;
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar pada K-13 Pendidikan Dasar dan Menengah;
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 53 tahun 2016 tentang Petunjuk
Tehnis Penilaian;
23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor no 03 tahun 2018 tentang Penilaian
oleh Satuan Pendidikan;
24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 20 tahun 2018 tentang Implementasi
Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal;
25. Permendikbud RI No. 37 tahun 2018 tentang Perubahan Permendikbud No. 24 tahun 2016
tentang KI dan KD Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada pendidikan Dasar dan Menengah
5
26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 22/2020 tentang
Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024 “ dimensi
Profil Pelajar Pancasila”
27. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor
05 tahun 2022 Tentang Sandar Kompetensi Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini,
Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah
28. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor
07 tahun 2022 Tentang Sandar Isi pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan
Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah
29. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor
16 tahun 2022 Tentang Sandar Proses pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan
Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah
30. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor
21 tahun 2022 Tentang Standar Penilaian pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah
31. Kepmendikbudristek No. 56 Tahun 2022 Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka
Pemulihan Pembelajaran
32. SK Kepala BSKAP No. 8 Tahun 2022 tentang Capaian Pembelajaran
33. Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 19 tahun 2014 tentang Mata Pelajaran Bahasa Daerah
sebagai Muatan Lokal Wajib di Sekolah/Madrasah.
34. Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri; Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
01/KB/2022 ; Menteri Agama No. 516 Tahun 2022 ; Menteri Kesehatan No. HK
03.01/Menkes/363/2022 ; Menteri Kesehatan No. HK.03.01/Menkes/363/2022 ; Menteri
Dalam Negeri No. 440-882, tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran TA 2022/2023
pada masa covid-19;
35. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Nomor 420/2056/101.1/2023
tentang Hari Efektif, Hari Efektif Fakultatif dan Hari Libur bagi Satuan Pendidikan di
Provinsi Jawa Timur Tahun Pelajaran 2023/2024;
36. Surat Edaran No. 4 Tahun 2022 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa
Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19). 24 Maret 2022 ;
37. Surat Edaran No. 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah
dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19;
38. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 37 tahun 2018 tentang Kompetensi
Inti dan Kompetensi dasar beserta lampirannya;
39. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 44 tahun 2022 tentang PPDB di
Satuan Pendidikan;
40. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 719/P/2022 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kurikulum Pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus beserta lampirannya;
6
41. Kesepakatan bersama antara Menteri Lingkungan Hidup dengan Menteri Pendidikan
Nasional tanggal 1 Februari 2010 Nomor: 03/MenLH/02/2010 dan Nomor : 01/II/KB/2010
tentang Pendidikan Lingkungan Hidup;
42. SE Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 4 tahun 2022 tentang kebijakan pendidikan
di masa pandemi COVID-19;
7
standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan. Pengembangan terhadap kurikulum sudah
barang tentu akan bersinggungan dengan dengan standar lainya. Dan sejalan dengan sumber
daya manusia (SDM) yang cenderung pasif, membuat sekolah berupaya untuk
mengoptimalkan kemampuan peserta didik agar lebih kreatif, aktif selaras dengan tujuan
pendidikan nasional untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya.
Sementara itu, berkaitan dengan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) usia produktif
yang harus dikelola dan dipersiapkan agar memiliki kompetensi dan keterampilan akan
menjadi modal pembangunan yang luar biasa besarnya. Sebaliknya, apabila tidak
dipersiapkan kompetensi dan keterampilan sudah barang tentu akan menjadi beban
pemerintah.
2. Tantangan Eksternal
Adanya bencana Nasional non Alam Pandemi Corona Virus Disease 2019,
menyebabkan banyak dampak sebagai kondisi eksternal yang dihadapi pendidikan Indonesia
secara umun antara lain tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan,
persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena
negatif yang sering terjadi, seperti pada Tabel 1.1.
8
Tabel 1.1 Tantangan Eksternal Pendidikan Indonesia
Tantangan Saat ini Kompetensi yang diperlukan
Masa Pandemi COVID-19 Kemampuan memahami penyebaran virus
Covid-19
Kemampuan menyikapi waspada penyebaran
virus Covid-19
Kemampuan menindaklanjuti lingkungan
sekitar
Kemampuan mengimplentasi SOP hidup sehat
dalam kehidupan sehari-hari
Tantangan Masa Depan Kompetensi yang Diperlukan di Masa Depan
Globalisasi: WTO, ASEAN Kemampuan berkomunikasi
Community, APEC, CAFTA Kemampuan berpikir jernih dan kritis
Masalah lingkungan hidup Kemampuan mempertimbangkan segi moral
Kemajuan teknologi informasi suatu permasalahan
Konvergensi ilmu dan teknologi Kemampuan menjadi warga negara yang
Ekonomi berbasis pengetahuan bertanggungjawab
Kebangkitan industri kreatif dan Kemampuan mencoba untuk mengerti dan
budaya toleran terhadap pandangan yang berbeda
Pergeseran kekuatan ekonomi dunia Kemampuan hidup dalam masyarakat yang
Pengaruh dan imbas teknosains mengglobal
Mutu, investasi dan transformasi Memiliki minat luas dalam kehidupan
pada sektor pendidikan Memiliki kesiapan untuk bekerja
Materi TIMSS dan PISA Memiliki kecerdasan sesuai dengan
Revolusi Industri 4.0 bakat/minatnya
Memiliki rasa tanggungjawab terhadap
lingkungan
Persepsi Masyarakat Fenomena Negatif yang Sering Muncul
Terlalu menitikberatkan pada aspek Perkelahian pelajar
kognitif Narkoba
Beban siswa terlalu berat Korupsi
Kurang bermuatan karakter Plagiarisme
Kecurangan dalam Ujian (menyontek)
Gejolak masyarakat (social unrest)
Perkembangan Pengetahuan dan Pedagogi
Neurologi, Psikologi, Observation based [discovery] learning dan Collaborative learning
Dalam rangka menghadapi tantangan masa kini dan depan dengan berbagai karakteristik
yang melekat seperti kemajuan teknologi informasi, konvergensi ilmu dan teknologi, ekonomi
berbasis pengetahuan, kebangkitan industri kreatif dan lain-lain, memerlukan kompetensi tertentu
agar mampu memenangi persaingan dengan bangsa lain. Kondisi yang demikian masih ditambah
dengan berbagai sikap dan perilaku negatif yang dilakukan peserta didik seperti perkelahian antar
pelajar, penyalahgunaan narkoba, menyontek dan lain-lain. Di lain, pihak perilaku korupsi,
plagiarisme, bentrok antar masyarakat serta tanggap darurat masa pandemic COVID-19 dengan
berbagai dalih merupakan tantangan eksternal bagi pendidikan Indonesia yang tidak bisa
diabaikan. Di sisi lain dalam masyarakat berkembang persepsi bahwa selama kurun waktu yang
lalu kurikulum pendidikan dasar dan menengah terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif,
beban siswa terlalu berat, dan kurang menekankan praktik karakter. Selain itu, kemajuan yang
9
sangat pesat di bidang pengetahuan dan pedagogi merupakan aspek tantangan eksternal yang
harus diperhatikan.
Beranjak dari berbagai tantangan eksternal secara umum di atas mau tidak mau, suka tidak
suka, pendidikan formal harus menyesuaikan dengan perkembangan itu. Termasuk pendidikan di
SD Negeri Blawe Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri yang sangat mempertimbangkan kebutuhan
peserta didik, artinya pendidikan perlu didesain untuk menghadapi berbagai tantangan di atas.
10
Sekolah . Penyusunan Kurikulum untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh
Dinas Pendidikan Provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan
Kurikulum yang disusun oleh BSPN. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip
sebagai berikut :
1. Berpusat pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan, dan Kepentingan Peserta Didik
dan Lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan
dengan potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan, memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta
didik. Kurikulum di SD Negeri Blawe Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri dikembangkan
sesuai dengan visi, misi dan tujuan sekolah .
2. Beragam dan Terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristis peserta
didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif
terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi dan gender.
Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib Kurikulum, muatan lokal dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang
bermakna dan tepat antar substansi.
3. Tanggap terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi Kurikulum
memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan Kebutuhan Kehidupan
Pengembangan Kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholder) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk
di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu,
pengembangan ketrampilan pribadi, ketrampilan berpikir, ketrampilan sosial, ketrampilan
akademik, dan ketrampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan Berkesinambungan
Substansi Kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian
keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan
antar semua jenjang pendidikan.
6. Belajar Sepanjang Hayat
11
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik agar mampu dan mau belajar sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antar unsur-unsur pendidikan formal, non formal, dan informal
dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara Kepentingan Nasional dan Daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan
sejalan dengan motto Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
F. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum.
Pelaksanaan kurikulum di SD Negeri Blawe Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri
dilaksanakan sebagai berikut:
1. Dalam pelaksanaan kurikulum tahun ajaran 2023 /2024 terbagi dalam tiga ketegori
pelaksanaan
- Intrakurikuler ( pembelajaran dalam dan atau luar kelas)
- Ko-kurikuler ( Proyek Penguatan Pelajar Pancasila)
- Ekstrakurikuler ( di luar intra dan ko kurikuler)
2. Menegakkan 4 (empat) pilar belajar yaitu:
- Belajar untuk memahami dan menghayati.
- Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif.
- Belajar untuk kehidupan bersama dan berguna bagi orang lain, dan.
- Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses pembelajaran yang
efektif, aktif, kreatif dan menyenangkan.
3. Menggunakan pendekatan multi strategi dan multi media, sumber belajar dan teknologi yang
memadai, memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dan fasilitas internet,
difokuskan pada PBL
4. Mendayagunakan kondisi alam, sosial budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan
pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
5. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan
pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan dan kesinambungan
yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan.
12
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH
Visi dan misi sekolah sebagai arah pijakan untuk bertindak dalam mencapai tujuan
pendidikan yang dicita-citakan. Berikut ini visi, misi dan tujuan pendidikan SD Negeri Blawe
Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri:
A. Visi Sekolah
Sekolah Dasar sebagai Lembaga Pendidikan formal mengemban amanat untuk mencapai
dan mendukung visi dan misi Pendidikan nasional serta Pendidikan di daerah masing-
masing. Oleh karena itu SD Negeri Blawe perlu memiliki visi dan misi sekolah. Dengan
adanya visi dan misi sekolah, SD Negeri Blawe dapat memiliki arah pijkan dan pedoman
untuk bertindak dalam mencapai tujuan Pendidikan yang dicita-citakan. Berikut ini visi, misi
dan tujuan Pendidikan SD Negeri Blawe Kecamatan Purwoasri Kebupaten Kediri.
Adapun Visi Sekolah sd Negeri Blawe
“UNGGUL DALAM PROSES BELAJAR, BERSAING DALAM PRESTASI
BERDASARKAN IMAN DAN TAQWA”
B. Misi Sekolah
Berikut misi SDN Blawe, Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri dirumuskan
berdasarkan Visi Sekolah, yaitu:
1. Menyeimbangkan perkembangan intelektual, emosi, dan spiritual sehingga terbentuk
pribadi unggul dan berkualitas.
2. Melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan sarana penunjang pendidikan.
4. Meningkatkan dan mengembangkan IPTEK, keunggulan lokal dan global.
5. Menjalin kerja sama yang harmonis antara warna sekoah dan lingkungan.
Dalam rangka mewujudkan misi tersebut, SDN Blawe berusaha menerapkan peraturan
yang dituangkan dalam tata tertib sekolah sesuai dengan kedudukan masing-masing dan
menjalin komunitas yang baik dengan siswa dan wali murid untuk menjalin kerja sama yang
harmonis.
C. Tujuan Sekolah
Tujuan Pendidikan SDN Blawe Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri dirumuskan
mengacu pada tujuan Nasional, Tujuan Pendidikan Dasar, Visi dan Misi yang dikembangkan
sebagai berikut:
1. Dapat mengamalkan ajaran agama, hasil proses pembelajaran dari kegiatan
pengembangan diri.
2. Meraih prestasi akademik dan non akademik.
13
3. Dapat mencerdaskan peserta didik dan guru sehingga menjadi sekolah yang unggul dan
diminati masyarakat.
4. Menguasai dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta senin sebagai bekal untuk
melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi.
5. Menjadi sekolah pelopor dan bergerak dilingkungan masyarakat sekitar.
D. Tujuan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
1. Melahirkan peserta didik yang beriman, taat, memiliki kebiasaan menjalankan perintah
dan menjauhi laranga-Nya, memiliki akhlak muliya, sikap santun terhadap orang tua dan
sesama
2. Melahirkan peserta didik yang sehat jasmani dan rohani
3. Melahirkan peserta didik yang cerdas dan terampil dalam menghadapi arus globalisasi
4. Melahirkan peserta didik yang jujur, berkomitmen untuk berprestasi dalam akademik
maupun non akademik.
5. Melahirkan peserta didik yang peduli terhadap kegiatan kegiatan mencegah pencemaran,
kerusakan dalam menciptkan lingkungan yang bersih, rapi, sehat, aman dan nyaman.
14
BAB III
PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN
BAGI KELAS I DAN IV
Sebagaimana yang dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang
Standar Nasional Pendidikan, struktur kurikulum merupakan pengorganisasian atas kompetensi,
muatan pembelajaran, dan beban belajar. Karakteristik utama yang ditekankan dalam rancangan
struktur kurikulum ini adalah sebagai berikut: (1) adanya perubahan status mata pelajaran, (2)
satuan pendidikan memiliki wewenang untuk mengembangkan kurikulum operasional, (3)
pembelajaran dibagi menjadi dua, yaitu intrakurikuler dan kokurikuler dalam bentuk projek
penguatan profil pelajar Pancasila, dan (4) adanya pilihan yang dapat ditentukan oleh peserta
didik Capaian pembelajaran (CP) adalah kompetensi minimum yang harus dicapai peserta didik
untuk setiap mata pelajaran. CP dirancang dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) dan Standar Isi, sebagaimana Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI-KD) dalam
Kurikulum 2013 dirancang. Capaian Pembelajaran merupakan pembaharuan dari KI dan KD,
yang dirancang untuk terus menguatkan pembelajaran yang fokus pada pengembangan
kompetensi. Kurikulum 2013 bahkan kurikulum nasional yang terdahulu, sudah ditujukan untuk
berbasis kompetensi, sehingga kurikulum ini meneruskan upaya tersebut. Dalam CP, strategi
yang semakin dikuatkan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan mengurangi cakupan
materi dan perubahan tata cara penyusunan capaian yang menekankan pada fleksibilitas dalam
pembelajaran.
15
A. Struktur Kurikulum
Tabel 3.1. Alokasi waktu mata pelajaran SD Negeri Blawe kelas I
(Asumsi 1 Tahun = 36 minggu dan 1 JP = 35 menit)
Alokasi Alokasi Projek Penguatan
Total JP
Mata Pelajaran Intrakurikuler Per Profil Pelajar Pancasila
Pertahun
Tahun (Minggu) Pertahun
Pendidikan Agama Islam
108 (3) 36 144
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Kristen
108 (3) 36 144
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Katolik
108 (3) 36 144
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Buddha
108 (3) 36 144
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Hindu
108 (3) 36 144
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Agama
Khonghucu dan Budi 108 (3) 36 144
Pekerti*
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180
Bahasa Indonesia 216 (6) 72 288
Matematika 144 (4) 36 180
Pendidikan Jasmani
108 (3) 36 144
Olahraga dan Kesehatan
Seni dan Budaya**:
1. Seni Musik
2. Seni Rupa
3. Seni Teater 108 (3) 36 144
4. Seni Tari
Bahasa Inggris 72 (2) *** - 72***
Muatan Lokal 72 (2) *** - 72***
Total****: 828 (23) 252 1080
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (Seni
Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari). Peserta didik
memilih 1 (satu) jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau
Seni Tari).
*** Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP per
tahun sebagai mata pelajaran pilihan.
**** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan Lokal,
dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan.
16
Tabel 3.2. Alokasi waktu mata pelajaran SD/MI kelas IV
(Asumsi 1 Tahun = 36 minggu dan 1 JP = 35 menit)
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (Seni
Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari). Peserta didik
memilih 1 (satu) jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau
Seni Tari).
*** Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP per
tahun sebagai mata pelajaran pilihan.
**** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan Lokal
dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan.
17
1. Intrakurikuler
a. Prinsip Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Prinsip pembelajaran sebagai
berikut:
1) Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan
dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan
belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta
didik yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan
menyenangkan.
2) Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas
untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
3) proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter
peserta didik secara holistik.
4) pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai
konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua
dan komunitas sebagai mitra; dan
5) pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
b. Prinsip Asesmen
Asesmen atau penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Prinsip
asesmen sebagai berikut:
1) asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi
pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan
balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat
memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya;
2) Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut,
dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan
asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran;
3) Aasesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya
(reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan
tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program
pembelajaran yang sesuai selanjutnya;
4) laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana
dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter
dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut; dan
5) hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga
kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk
18
meningkatkan mutu pembelajaran.
c. Perencanaan serta Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen
1) Asesmen di awal pembelajaran dapat dilakukan untuk mengidentifikasi
kebutuhan belajar peserta didik, dan hasilnya digunakan untuk merancang
pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian peserta didik. Pada
pendidikan khusus, asesmen diagnostik dilaksanakan sebelum
perencanaan pembelajaran sebagai rujukan untuk menyusun Program
Pembelajaran Individual (PPI).
2) Satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan
kegiatan pembelajaran dan perangkat ajar sesuai dengan tujuan
pembelajaran, konteks satuan pendidikan, dan karakteristik peserta didik.
3) Satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan
jenis, teknik, bentuk instrumen, dan waktu pelaksanaan asesmen
berdasarkan karakteristik tujuan pembelajaran.
4) Apabila pendidik menggunakan modul ajar yang disediakan
pemerintah dan/atau membuat modul ajar merujuk pada modul ajar yang
disediakan pemerintah, maka pendidik tersebut dapat menggunakan
modul ajar sebagai dokumen perencanaan
5) Pembelajaran, dengan komponen sekurang-kurangnya terdiri dari tujuan
pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan asesmen yang
digunakan untuk memantau ketercapaian tujuan pembelajaran.
2. Ko Kurikuler
Projek penguatan profil pelajar Pancasila memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan, mengembangkan keterampilan, serta
menguatkan pengembangan enam dimensi profil pelajar Pancasila. Melalui projek ini,
peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari secara mendalam tema-tema atau
isu penting seperti gaya hidup berkelanjutan, toleransi, kesehatan mental, budaya,
wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi. Projek ini melatih peserta didik untuk
melakukan aksi nyata sebagai respon terhadap isu-isu tersebut sesuai dengan
perkembangan dan tahapan belajar mereka. Projek penguatan ini juga diharapkan dapat
menginspirasi peserta didik untuk memberikan kontribusi dan dampak bagi masyarakat
dan lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini SD Negeri Blawe Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri
akan melaksanakan per tahun seminim-minimnya dua tema dari tujuh tema yang
disediakan pemerintah.
19
3. Ekstrakurikuler
Untuk peserta didik kelas I dan IV, ekstrakurikulur dilaksanakan menyesuaikan dengan
kelas II, III, V, dan VI. Namun pada pelaksanaannya diselaraskan dengan Dimensi Profil Pelajar
B. Pemetaan Program
1. Pembelajaran berbasis Proyek,
Sebagai bagian dari upaya pemulihan pembelajaran, Kurikulum Merdeka (yang
sebelumnya disebut sebagai kurikulum prototipe) dikembangkan sebagai kerangka kurikulum
yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan
kompetensi peserta didik. Karakteristik utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan
pembelajaran adalah:
a. Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil
pelajar Pancasila.
b. Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang
mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
c. Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan
kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
C. Rencana Pembelajaran
1. Lingkup Satuan Pendidikan (ATP, Asessmen, Sumber Belajar)
2. Lingkup Kelas (Modul Ajar)
20
BAB IV
STRUKTUR DAN MUATAN
BAGI KELAS II, III, V, DAN VI
21
Tabel 4.1 Standar Kompetensi Lulusan
SD Negeri Blawe Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri
Untuk mencapai kompetensi lulusan tersebut telah ditetapkan Standar Isi yang merupakan
kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
B. Tingkat Kompetensi
Dalam usaha mencapai Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana telah ditetapkan untuk
setiap satuan dan jenjang pendidikan, penguasaan kompetensi lulusan dikelompokkan menjadi
beberapa Tingkat Kompetensi. Tingkat kompetensi menunjukkan tahapan yang harus dilalui
untuk mencapai kompetensi lulusan yang telah ditetapkan dalam Standar Kompetensi Lulusan.
Tingkat Kompetensi merupakan kriteria capaian Kompetensi yang bersifat generik yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada setiap tingkat kelas dalam rangka pencapaian Standar
Kompetensi Lulusan. Tingkat Kompetensi terdiri atas 8 (delapan) jenjang yang harus dicapai oleh
peserta didik secara bertahap dan berkesinambungan. Tingkat Kompetensi tersebut diterapkan
dalam hubungannya dengan tingkat kelas sejak peserta didik mengikuti pendidikan TK/RA,
Kelas I sampai dengan Kelas XII jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Tingkat Kompetensi dikembangkan berdasarkan kriteria; (1) Tingkat perkembangan
peserta didik, (2) Kualifikasi kompetensi Indonesia, (3) Penguasaan kompetensi yang berjenjang.
Selain itu Tingkat Kompetensi juga memperhatikan; tingkat kerumitan/kompleksitas kompetensi,
fungsi satuan pendidikan, dan keterpaduan antar jenjang yang relevan. Berdasarkan pertimbangan
di atas, Tingkat Kompetensi jenjang Sekolah Dasar dirumuskan sebagai berikut:
22
Tabel 4.2 Tingkat Kompetensi jenjang Sekolah Dasar
C. Kompetensi
Dalam usaha mencapai Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana telah ditetapkan untuk
setiap satuan dan jenjang pendidikan, penguasaan kompetensi lulusan dikelompokkan menjadi
Tingkat Kompetensi Pendidikan Dasar dan Tingkat Kompetensi Pendidikan Menengah. Tingkat
Kompetensi menunjukkan tahapan yang harus dilalui untuk mencapai kompetensi lulusan yang
telah ditetapkan dalam Standar Kompetensi Lulusan. Tingkat Kompetensi merupakan kriteria
23
capaian Kompetensi yang bersifat generik yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada setiap
jenjang pendidikan dalam rangka pencapaian Standar Kompetensi Lulusan.
1. Kompetensi Inti
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas
tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas
yang berbeda dapat dijaga. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
a. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
b. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
c. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
d. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi inti untuk jenjang Sekolah Dasar dan Kesetaraan Paket A
dapat dilihat pada tabel berikut :
24
Kompetensi Inti Kelas III Kompetensi Inti Kelas VI
1. Menerima dan menjalankan ajaran 1. Menerima dan menjalankan ajaran
agama yang dianutnya agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, santun, peduli, dan tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru dan tetangganya keluarga, teman, guru, dan tetangganya
serta cinta tanah air
3. Memahami pengetahuan faktual dengan 3. Memahami pengetahuan faktual dengan
cara mengamati [mendengar, melihat, cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca] dan menanya berdasarkan rasa membaca] dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah benda-benda yang dijumpainya di rumah
dan di sekolah dan di sekolah
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam
bahasa yang jelas dan logis, dalam karya bahasa yang jelas dan logis, dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku tindakan yang mencerminkan perilaku
anak beriman anak beriman dan berakhlak mulia
2. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi
dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal,
serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai
dengan pengelompokan kompetensi inti sebagai berikut:
a. kelompok 1 : kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;
b. kelompok 2 : kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;
c. kelompok 3 : kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3;
dan
d. kelompok 4 : kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4
Rincian Kompetensi Dasar secara lengkap dapat dilihat pada Permendikbud No. 37
Tahun 2018 Tentang perubahan atas peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 24
tahun 2016 tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar pelajaran pada kurikulum 2013
pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah (terlampir)
3. Muatan Pelajaran
Berdasarkan kompetensi inti disusun mata pelajaran dan alokasi waktu yang sesuai
dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan mata pelajaran dan alokasi waktu sebagai
bahan penyusunan tema untuk Sekolah Dasar sebagaimana tabel berikut.
25
Tabel 4.4 Kompetensi Inti Sekolah Dasar
Keterangan:
1. KD dalam Mata pelajaran dalam kelompoknya dapat memuat kearifan lokal
2. Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas,
terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler Sekolah Dasar antara lain Pramuka (Wajib) dan
Usaha Kesehatan Sekolah.
3. Kegiatan ekstrakurikuler seperti Pramuka (wajib), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dan
yang lainnya adalah dalam rangka mendukung pembentukan kompetensi sikap sosial
peserta didik, terutama adalah sikap peduli. Disamping itu juga dapat dipergunakan
sebagai wadah dalam penguatan pembelajaran berbasis pengamatan maupun dalam usaha
memperkuat kompetensi keterampilannya dalam ranah konkrit. Dengan demikian
kegiatan ekstra kurikuler ini dapat dirancang sebagai pendukung kegiatan kurikuler.
4. Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran
Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah
kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi
dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
5. Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi dengan mata
pelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara terpisah apabila daerah merasa
perlu untuk memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per
minggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan tersebut.
6. Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam pelajaran per minggu untuk tiap
mata pelajaran adalah relatif. Guru dapat menyesuaikannya sesuai kebutuhan peserta
didik dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan.
7. Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlah minimal yang
dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
26
8. Khusus untuk mata pelajaran Pendidikan Agama di Madrasah Ibtidaiyah dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh Kementerian Agama.
9. Selain mata pelajaran pendidikan agama dan budi pekerti, pembelajaran dilaksanakan
secara Tematik-Terpadu.
10. Struktur mata pelajaran di atas hanya digunakan untuk menyusun tema. Dengan demikian
muatan tiap mata pelajaran diatas itulah yang akan dipakai menyusun tema.
4. Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam
satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran. Beban belajar di SD Negeri Blawe
Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu. Beban
belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu,
satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
a. Beban belajar di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dinyatakan dalam jam pembelajaran
per minggu.
1) Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 32 jam pembelajaran.
2) Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 34 jam pembelajaran.
3) Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 36 jam pembelajaran.
4) Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 38 jam pembelajaran.
Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
b. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester paling sedikit 18 minggu
dan paling banyak 20 minggu.
c. Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling
banyak 20 minggu.
d. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling
banyak 16 minggu.
e. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak 40
minggu.
5. Muatan Pembelajaran
Pelaksanaan Kurikulum SD Negeri Blawe Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri pada
Sekolah Dasar dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu dari
Kelas I sampai Kelas VI. Mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dikecualikan
untuk tidak menggunakan pembelajaran tematik-terpadu. Pembelajaran tematik terpadu
merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari
berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema seperti yang terdapat dalam tabel berikut ini:
27
Tabel 4.5 Daftar Tema
Pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan kompetensi dasar dari berbagai mata
pelajaran yaitu intra-disipliner, inter-disipliner, multi-disipliner, dan trans-disipliner. Integrasi
intra-disipliner dilakukan dengan cara mengintegrasikan dimensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan menjadi satu kesatuan yang utuh di setiap mata pelajaran. Integrasi inter-disipliner
dilakukan dengan menggabungkan kompetensi-kompetensi dasar beberapa mata pelajaran agar
terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat saling memperkuat, menghindari terjadinya
tumpang tindih, dan menjaga keselarasan pembelajaran.
Integrasi multi-disipliner dilakukan tanpa menggabungkan kompetensi dasar tiap mata
pelajaran sehingga tiap mata pelajaran masih memiliki kompetensi dasarnya sendiri. Integrasi
trans-disipliner dilakukan dengan mengaitkan berbagai mata pelajaran yang ada dengan
permasalahan-permasalahan yang dijumpai di sekitarnya sehingga pembelajaran menjadi
kontekstual.
28
Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep
dasar secara parsial. Dengan demikian, pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada
peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia. Tematik terpadu disusun
berdasarkan gabungan proses integrasi seperti dijelaskan di atas sehingga berbeda dengan
pengertian tematik seperti yang diperkenalkan pada kurikulum sebelumnya. Selain itu,
pembelajaran tematik-terpadu ini juga diperkaya dengan penempatan mata pelajaran Bahasa
Indonesia di Kelas I dan IV sebagai penghela mata pelajaran lain. Melalui perumusan
Kompetensi Inti sebagai pengikat berbagai mata pelajaran dalam satu kelas dan tema sebagai
pokok bahasannya, sehingga penempatan mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagai penghela
mata pelajaran lain menjadi sangat memungkinkan.
Penguatan peran mata pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan secara utuh melalui
penggabungan kompetensi dasar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu Pengetahuan
Alam ke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kedua ilmu pengetahuan tersebut
menyebabkan pelajaran Bahasa Indonesia menjadi kontekstual, sehingga pembelajaran Bahasa
Indonesia menjadi lebih menarik.
Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni, budaya, keterampilan, dan
bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Kompetensi
Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke
dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
1. Muatan Lokal
a. Bahasa Jawa
Mata Pelajaran Bahasa Jawa bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut :
Menghargai dan membanggakan bahasa jawa sebagai bahasa daerah,
berkewajiban mengembangkan serta melesterikan.
Memahami bahasa jawa dari segi bentuk, makna, dan fungsi serta
menggunakannya dengan tepat untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan
keadaan, misalnya: di sekolah, di rumah, di masyarakat dengan baik dan benar.
Memiliki kemampuan menggunakan bahasa jawa yang baik dan benar untuk
meningkatkan ketrampilan, kemampuan intelektual (berfikir kreatif, menggunakan
akal sehat, menerapkan kemampuan yang berguna, menggeluti konsep (abstrak),
dan memecahkan masalah, kematangan emoisonal dan sosial.
Bersikap lebih positif dalam tata kehidupan sehari-hari dalam lingkungannya.
Bahasa Jawa ini diterapkan di kelas 1, 2, 3, 4, 5, dan 6
29
2. Kegiatan Pengembangan Diri
Meliputi beragam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakat siswa yang
terdiri atas :
a. Kewiraan
1) Pramuka (Kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6)
b. Seni
1) Seni Rupa Menggambar (Kelas 1, 2, 3, 4, dan 5)
2) Seni Samroh (Kelas 3, 4, dan 5)
c. Kader Tiwisada
1) Dokter Kecil/Kader Tiwisada (Kelas 4, dan 5)
d. Al Qur’an
1) Tartil Alqur’an (Kelas 4, 5,dan 6 )
2) BTA (Kelas 1, 2, dan 3 )
e. Bahasa Inggris
Mata pelajaran Bahasa Inggris bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
percakapan (speaking) pada kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6.
f. Komputer
Mata Pelajaran Komputer bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan pada
kelas 1,2, 3, 4, 5 dan 6 sebagai berikut :
Memahami alat teknologi informasi, komunikasi secara umum termasuk computer
(computer literate) dan memahami informasi (information literate).
Menyadari keunggulan dan keterbatasan computer, serta dapat menggunakan
comptuer secara optimal.
Memahami bagaimana dan dimana informasi dapat diperoleh, bagaimana cara
mengemas/mengolah informasi dan bagaimana cara mengkomunikasikannya.
g. Kegiatan Pembiasaan
Merupakan Proses Pembentukan Akhlaqul Karimah dan penanaman/ pengalaman
ajaran Islam.
Adapun kegiatan pembiasaan meliputi :
1) Memperingati hari besar Islam (Pondok Romadhon, Halal Bihalal, Maulid Nabi,
Idul Adha, Isro’ Mi’roj)
2) Sholat berjama’ah dengan tertib, disertai dzikir dan Do’a selesai Sholat.
3) Berwudhu sebelum sholat dengan tertib dan berdo’a sesudah berwudhu.
4) Membaca Asmaul husna setiap pagi.
30
5) Membiasakan berdoa di sekolah : Naik kendaraan, Menjelang pagi, bertemu
sesama teman, masuk kelas, hendak belajar dan selesai belajar.
6) Penanaman dan pembiasaan akhlakul karimah :
a) Membudidayakan cium tangan terhadap orang tua dan guru.
b) Sopan santun minum dan makan (berdo’a, tidak sambil berdiri).
c) Menjaga kebersihan pribadi, pakaian dan lingkungan.
d) Peduli dan mengasihi sesama teman.
e) Gemar membaca buku
f) Mengucapkan salam antar sesama teman.
g) Gemar bershodaqoh.
7) Membiasakan diri gemar membaca :
a) Setiap hari 15 menit sebelum masuk membaca buku selain pelajaran.
8) Membiasakan diri menulis dengan huruf latin (tulisan tegak bersambung).
31
c. Penetapan KKM dilakukan melalui analisis KKM pada setiap indikator dengan
mempertimbangkan kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik
untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi
d. KKM setiap KD merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam KD
tersebut
e. KKM Standar Kompetensi merupakan nilai rata-rata dari KKM KD yang
terdapat dalam SK tersebut
f. KKM Mata Pelajaran merupakan nilai rata-rata dari KKM SK dalam mata
pelajaran yang bersangkutan.
g. Pada tiap indikator atau KD dimungkinkan adanya perbedaan nilai ketuntasan
minimal
a. Langkah Penetapan KKM di SD Negeri Blawe Kec. Purwoasri Kabupaten
Kediri Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan
mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung, dan
intake peserta didik dengan skema sebagai berikut:
Gambar 3.1
Skema Langkah Penetapan KKM SD Negeri Blawe Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri
KKM KKM
Indikator KD
KKM KKM
Mata Pelajaran SK
a. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan
oleh Kepala Sekolah untuk dijadikan acuan guru dalam melakukan penilaian
b. KKM yang ditetapkan, disosialisasikan kepada peserta didik dan orang tua
c. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada
orang tua/wali peserta didik
32
a. Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan tiap indikator, KD, SK yang harus
dicapai peserta didik. Beberapa hal yang dijadikan bahan pertimbangan
penentuan kompleksitas antara lain:
o Waktu yang diperlukan memahami indikator/materi pelajaran tersebut
o Tingkat kesulitan/ kerumitan materi pelajaran
o Pemahaman guru terhadap materi pelajaran tersebut, dll
Catatan : Semakin rumit/ sulit materi, semakin lama waktu yang diperlukan
untuk memahami materi, semakin rendah pemahaman guru
terhadap materi pelajaran tersebut, maka nilai tingkat
kompleksitas semakin tinggi
b. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran.
Beberapa hal yang dijadikan pertimbangan dalam penentuan daya dukung
antara lain:
o Sarana dan prasarana yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus
dicapai (alat dan bahan untuk proses pembelajaran, buku perpustakaan, dan
lain-lain)
o Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, kepedulian stakeholder sekolah,
dan lain-lain)
Catatan : Semakin lengkap sarpras yang tersedia, nilai daya dukung
semakin tinggi
c. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik untk tiap mata pelajaran
o Penentuan intake untuk siswa kelas I didasarkan pengamatan, nilai psiko
tes, nilai l tes potensi akademik yuang dilakukan pada awal pelajaran.
o Penentuan intake untuk siswa kelas II -VI di dasarkan pada rata-rata nilai
rapor mapel yang bersangkutan
Catatan : Semakin tinggi nilai rata-rata kemampuan siswa, semakin tinggi
nilai intake
Contoh penetapan KKM dengan skala penilaian yang disepakati oleh guru mata pelajaran
33
Aspek yang dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian
80-100 65-79 < 65
Intake Tinggi Sedang Rendah
80-100 65-79 < 65
Atau dengan menggunakan poin/ skor pada setiap kriteria yang ditetapkan
Perlakuan Terhadap siswa yang Tidak Mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Peserta didik yang belum dapat mencapai ketuntasan belajar harus mengikuti program perbaikan
(remidial) sampai mencapai ketuntasan belajar yang dipersyaratkan. (Sekolah menyediakan
kesempatan sebanyak dua kali. Jika setelah dua kali remidial (belajar, berlatih, dan dinilai
kembali), peserta didik tetap belum mencapai ketuntasan; nilai yang diperoleh adalah nilai yang
tertinggi pada pencapaian KD tersebut. Untuk KKM Mata Pelajaran di SD Negeri Blawe Kec.
Purwoasri Kabupaten Kediri adalah sebagai berikut:
34
Tabel 3.7 KKM Mata Pelajaran di SD Negeri Blawe Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri
KELAS
No MATA PELAJARAN
Kls 1 Kls 2 Kls 3 Kls 4 Kls 5 Kls 6
Kelompok A
1 Pendidikan Agama 75 75 75 75
2 PKn 75 75 75 75
3 Bahasa Indonesia 75 75 75 75
4 Matematika 75 75 75 75
5 Ilmu Pengetahuan Alam - - 75 75
6 Ilmu Pengetahuan Sos. - - 75 75
Kelompok B
1 Seni Budaya & Ketram. 75 75 75 75
2 Penjaskes 75 75 75 75
Kelompok C
1 Bahasa Jawa 75 75 75 75
Sedangkan untuk KKM di satuan pendidikan SD Negeri Blawe Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri
adalah 75, berdasarkan KKM Mata Pelajaran terendah.
F. Kriteria Kelulusan
a. Mengikuti PBM secara aktif baik PJJ maupun Tatap Muka
b. Mata Pelajaran Agama, BI dan PKn dengan nilai minimal baik.
c. Lulus ujian sekolah sesuai ketentuan yang ada.
d. Lulus Ujian Sekolah dengan ketentuan :
Nilai NUS minimal dari 4,0 sehingga dinyatakan Lulus
Perolehan nilai berdasarkan kebijakan yang berlaku
35
BAB IV
PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN
36
idenya. Di dalam pembelajaran, peserta didik mengkonstruksi pengetahuan bagi dirinya.
Bagi peserta didik, pengetahuan yang dimilikinya bersifat dinamis, berkembang dari
sederhana menuju kompleks, dari ruang lingkup dirinya dan di sekitarnya menuju ruang
lingkup yang lebih luas, dan dari yang bersifat konkrit menuju abstrak. Sebagai manusia
yang sedang berkembang, peserta didik telah, sedang, dan/atau akan mengalami empat
tahap perkembangan intelektual, yakni sensori motor, pra-operasional, operasional
konkrit, dan operasional formal. Secara umum jenjang pertama terjadi sebelum seseorang
memasuki usia sekolah, jejang kedua dan ketiga dimulai ketika seseorang menjadi peserta
didik di jenjang pendidikan dasar, sedangkan jenjang keempat dimulai sejak tahun kelima
dan keenam sekolah dasar.
Proses pembelajaran terjadi secara internal pada diri peserta didik. Proses tersebut
mungkin saja terjadi akibat dari stimulus luar yang diberikan guru, teman, lingkungan.
Proses tersebut mungkin pula terjadi akibat dari stimulus dalam diri peserta didik yang
terutama disebabkan oleh rasa ingin tahu. Proses pembelajaran dapat pula terjadi sebagai
gabungan dari stimulus luar dan dalam. Dalam proses pembelajaran, guru perlu
mengembangkan kedua stimulus pada diri setiap peserta didik.
Di dalam pembelajaran, peserta didik difasilitasi untuk terlibat secara aktif
mengembangkan potensi dirinya menjadi kompetensi. Guru menyediakan pengalaman
belajar bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan yang memungkinkan
mereka mengembangkan potensi yang dimiliki mereka menjadi kompetensi yang
ditetapkan dalam dokumen kurikulum atau lebih. Pengalaman belajar tersebut semakin
lama semakin meningkat menjadi kebiasaan belajar mandiri dan ajeg sebagai salah satu
dasar untuk belajar sepanjang hayat.
Dalam suatu kegiatan belajar dapat terjadi pengembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dalam kombinasi dan penekanan yang bervariasi. Setiap kegiatan belajar
memiliki kombinasi dan penekanan yang berbeda dari kegiatan belajar lain tergantung
dari sifat muatan yang dipelajari. Meskipun demikian, pengetahuan selalu menjadi unsur
penggerak untuk pengembangan kemampuan lain.
37
ditemukannya dalam kegiatan analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan
pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect.
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses
pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak
langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan
tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata
pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku
dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas,
sekolah, dan masyarakat. Kegiatan pembelajaran pokok berbasis aktivitas tersebut dapat
dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana tercantum dalam aras berikut:
Tabel 4.1 Kegiatan Pembelajaran Pokok Berbasis Aktivitas
38
LANGKAH KOMPETENSI YANG
KEGIATAN BELAJAR
PEMBELAJARAN DIKEMBANGKAN
eksperimen maupun hasil dari prosedur dan kemampuan
kegiatan mengamati dan berpikir induktif serta deduktif
kegiatan mengumpulkan dalam menyimpulkan .
informasi.
Pengolahan informasi yang
dikumpulkan dari yang bersifat
menambah keluasan dan
kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan.
Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil pengamatan, Mengembangkan sikap jujur,
kesimpulan berdasarkan hasil teliti, toleransi, kemampuan
analisis secara lisan, tertulis, atau berpikir sistematis,
media lainnya mengungkapkan pendapat
dengan singkat dan jelas, dan
mengembangkan kemampuan
berbahasa yang baik dan benar.
Berpusat pada peserta Semua Langkah pembelajaran Kemanditian dan bermakna
didik difokuskan pada kebermanfaatan
bagi peserta didik
3. Perencanaan Pembelajaran
- Pemahaman Capaian pembelajaran, untuk dikembangkan pada kompetensi yang dituju
atau yang akan dicapai dan esensi materi yang akan dikembangkan. Capaian Pembelajaran
diagi menjadi beberapa Tujuan Pembelajaran sesuai dengan kompetensi dan esensi materi
yang terkandung. Tujuan Pembelajaran diklasifikasikasikan berdasar jenjang kelas
Pase A kelas 1 dan 2, fase B kelas 3 dan 4, fase C kelas 5 dan 6, selanjutnya dirinci ke
dalam semester 1 dan atau 2 berdasara analisi kebutuhan peserta didik.
Selanjutnya TP ditambah dengan dimensi PPP dan alokasi waktu untuk dilaksanakan
pembelajaran menjadi Modul Ajar
- Tahap pertama dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu perencanaan
pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
39
Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan
secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP
mencakup: (1) data sekolah, matapelajaran, dan kelas/semester; (2) materi pokok; (3)
alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD dan indikator pencapaian kompetensi; (5)
materi pembelajaran; metode pembelajaran; (6) media, alat dan sumber belajar; (6)
langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan (7) penilaian.
Prinsip mengembangkan atau menyusun RPP adalah sebagai berikut:
a. RPP disusun guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan silabus yang
telah dikembangkan di tingkat nasional ke dalam bentuk rancangan proses
pembelajaran untuk direalisasikan dalam pembelajaran.
b. RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam silabus
dengan kondisi di satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta didik, minat,
motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan
khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan
peserta didik.
c. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
d. Sesuai dengan tujuan Kurikulum SD Negeri Blawe Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri
untuk menghasilkan peserta didik sebagai manusia yang mandiri dan tak berhenti
belajar, proses pembelajaran dalam RPP dirancang dengan berpusat pada peserta didik
untuk mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu, kreativitas, inisiatif, inspirasi,
kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar dan kebiasaan belajar.
e. Mengembangkan budaya membaca dan menulis
f. Proses pembelajaran dalam RPP dirancang untuk mengembangkan kegemaran
membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk
tulisan.
g. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.
h. RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,
pengayaan, dan remedi. Pemberian pembelajaran remedi dilakukan setiap saat setelah
suatu ulangan atau ujian dilakukan, hasilnya dianalisis, dan kelemahan setiap peserta
didik dapat teridentifikasi. Pemberian pembelajaran diberikan sesuai dengan
kelemahan peserta didik.
i. Keterkaitan dan keterpaduan.
j. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan KD,
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu
keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran
tematik, keterpaduan lintas matapelajaran untuk sikap dan keterampilan, dan
keragaman budaya.
k. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
40
l. RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan
komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan
kondisi.
41
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian KD.
Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan
pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar
memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah
sebagai berikut.
1) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik,
khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
2) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan manajerial yang dilakukan
guru, agar peserta didik dapat melakukan kegiatan seperti di silabus.
3) Kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan merupakan skenario langkah-
langkah guru dalam membuat peserta didik aktif belajar. Kegiatan ini
diorganisasikan menjadi kegiatan: Pendahuluan, Inti, dan Penutup. Kegiatan inti
dijabarkan lebih lanjut menjadi rincian dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi, yakni: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. Untuk pembelajaran yang bertujuan
menguasai prosedur untuk melakukan sesuatu, kegiatan pembelajaran dapat
berupa pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli, peniruan oleh peserta didik,
pengecekan dan pemberian umpan balik oleh guru, dan pelatihan lanjutan.
e. Penjabaran Jenis Penilaian
Di dalam silabus telah ditentukan jenis penilaiannya. Penilaian pencapaian KD
peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan
menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk,
penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Oleh karena pada setiap pembelajaran
peserta didik didorong untuk menghasilkan karya, maka penyajian portofolio
merupakan cara penilaian yang harus dilakukan untuk jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian yaitu sebagai berikut:
1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi yaitu KD-KD pada
KI-3 dan KI-4.
42
2) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan
peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan
posisi seseorang terhadap kelompoknya.
3) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis
untuk menentukan KD yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk
mengetahui kesulitan peserta didik.
4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa
perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik
yang pencapaian kompetensinya di bawah ketuntasan, dan program pengayaan
bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan.
5) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh
dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan
pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada
proses misalnya teknik wawancara, maupun produk berupa hasil melakukan
observasi lapangan.
B. Pembelajaran
Dalam kurikulum tahun ajaran 2023 /2024 , SD Negeri Blawe Kec. Purwoasri Kabupaten
Kediri menggunakan pendekatan mata pelajaran dan atau tematik
C. Penilaian
1. Pengertian
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan sebagai proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio,
ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat
kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, dan ujian sekolah , yang diuraikan sebagai
berikut.
a. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk
menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output) pembelajaran.
b. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara
reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
c. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai
keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan
43
dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku
dan keterampilan.
d. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau
kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
e. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai
kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau
lebih.
f. Penilain Tengah Semester (PTS) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9
minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan penilaian tengah semester meliputi seluruh
indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
g. Penialian Akhir Semester (PAS) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan
PAS meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester
tersebut.
2. Prinsip dan Pendekatan Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar didasarkan pada
prinsip-prinsip sebagai berikut.
a. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi
faktor subjektivitas penilai.
b. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana,
menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
c. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporannya.
d. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
e. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada
pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
f. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
3. Penilaian Hasil dan Proses Pembelajaran
Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik
(authentic assesment) yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh.
Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya,
dan perolehan belajar siswa atau bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional
(instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.
Hasil penilaian otentik dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan program
perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu,
44
hasil penilaian otentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses
pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran
dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan alat: angket, observasi,
catatan anekdot, dan refleksi.
4. Ruang Lingkup, Teknik, dan Instrumen Penilaian
a. Ruang Lingkup Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk
menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah
ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata
pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses.
b. Teknik dan Instrumen Penilaian
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.
1) Penilaian kompetensi sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi,
penilaian diri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik
dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan
penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale)
yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun
tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah
indikator perilaku yang diamati.
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks
pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian
diri. Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara
meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta
didik.
Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang
berkaitan dengan sikap dan perilaku.
2) Penilaian Kompetensi Pengetahuan, pendidik menilai kompetensi pengetahuan
melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
45
a) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-
salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman
penskoran.
b) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
c) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik
tugas.
3) Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi
tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale)
yang dilengkapi rubrik.
Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan
melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam
waktu tertentu.
4) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai
kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat
reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau
kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat
berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik
terhadap lingkungannya.
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
1) substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
2) konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrumen yang digunakan; dan
3) penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik.
5) Ketuntasan Belajar Ketuntasan Belajar ditentukan sebagai berikut : ditentukan
berdasar KKM mata pelajaran di SD Negeri Blawe Kec. Purwoasri Kabupaten
Kediri bagi kelas 2,3,5,dan 6. Implikasi dari ketuntasan belajar tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan remedial individual sesuai
dengan kebutuhan kepada peserta didik yang memperoleh nilai kurang
KKM
46
2) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: yang nilai capaian akhirnya nya 3 atau
lebih mata pelajaran di bawah KKM tidak dapat dinaikkan kelas
3) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diadakan remedial klasikal sesua dengan
kebutuhan apabila lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang
KKM . Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, pembinaan terhadap peserta didik
yang secara umum profil sikapnya belum berkategori baik dilakukan secara
holistic (paling tidak oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan orang tua).
47
BAB V
KALENDER PENDIDIKAN
48
8. Bagi SD Negeri Blawe Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri yang memerlukan kegiatan khusus
dapat mengalokasikan waktu secara khusus tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar
dan waktu pembelajaran efektif.
9. Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan jenis
pendidikan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Pusat/ Provinsi/Kabupaten/Kota.
Selasa 4 11 18 25 4
Jml.
AGUSTUS 2023 Tanggal Uraian Kegiatan
HBE
Minggu 6 13 20 27
Senin 7 14 21 28 4
Selasa 1 8 15 22 29 5
Rabu 2 9 16 23 30 5
Kamis 3 10 17 24 31 4 17 HUT RI ke 78
Jumat 4 11 18 25 4
Sabtu 5 12 19 26 4
Jml.
SEPTEMBER 2023 Tanggal Uraian Kegiatan
HBE
Minggu 3 10 17 24
Senin 4 11 18 25 4
Selasa 5 12 19 26 4
49
Rabu 6 13 20 27 4
Jml.
OKTOBER 2023 Tanggal Uraian Kegiatan
HBE
Minggu 1 8 15 22 29
Senin 2 9 16 23 30 5
Selasa 3 10 17 24 31 5
Rabu 4 11 18 25 4
Kamis 5 12 19 26 4 5-7 KTS semester ganjil
Jumat 6 13 20 27 4
Sabtu 7 14 21 28 4
Jml.
NOVEMBER 2023 Tanggal Uraian Kegiatan
HBE
Minggu 5 12 19 26
Senin 6 13 20 27 4
Selasa 7 14 21 28 4
Rabu 1 8 15 22 29 5
Kamis 2 9 16 23 30 5
Jumat 3 10 17 24 4
Sabtu 4 11 18 25 4
Jml.
DESEMBER 2023 Tanggal Uraian Kegiatan
HBE
Minggu 3 10 17 24 31
Senin 4 11 18 25 3
Selasa 5 12 19 26 3
Rabu 6 13 20 27 3 22-30 Libur semester gasal
Kamis 7 14 21 28 3 25 dan 26 Hari Raya Natal dan cuti bersama
Jumat 1 8 15 22 29 3
50
Sabtu 2 9 16 23 30 3
Jml.
JANUARI 2024 Tanggal Uraian Kegiatan
HBE
Minggu 7 14 21 28
Senin 1 8 15 22 29 4 1 Tahun Baru masehi 2024
Selasa 2 9 16 23 30 5
Rabu 3 10 17 24 31 5
Kamis 4 11 18 25 4
Jumat 5 12 19 26 4
Sabtu 6 13 20 27 4
Jml.
FEBRUARI 2024 Tanggal Uraian Kegiatan
HBE
Minggu 4 11 18 25
Senin 5 12 19 26 4
Selasa 6 13 20 27 4
Rabu 7 14 21 28 4
Kamis 1 8 15 22 29 4 8 Isro’ Mi’roj 1446 H
Jumat 2 9 16 23 4
Sabtu 3 10 17 24 3 10 Tahun Baru Imlek
Jml.
MARET 2024 Tanggal Uraian Kegiatan
HBE
Minggu 3 10 17 24 31
Senin 4 11 18 25 3 11 Hari Raya Nyepi Tahun Saka
Selasa 5 12 19 26 3 12-14 Libur Awal Puasa
Rabu 6 13 20 27 3
Kamis 7 14 21 28 3 29 Wafat Isa almasih
Jumat 1 8 15 22 29 4
Sabtu 2 9 16 23 30 5
Jml.
APRIL 2024 Tanggal Uraian Kegiatan
HBE
51
Minggu 7 14 21 28
Senin 1 8 15 22 29
Selasa 2 9 16 23 30
Rabu 3 10 17 24 10 -12 Hari Raya Idul Fitri 1446 H
Kamis 4 11 18 25
Jumat 5 12 19 26
Sabtu 6 13 20 27 13 -17 Libur Hari Raya Idul Fitri
Jml.
MEI 2024 Tanggal Uraian Kegiatan
HBE
Minggu 5 12 19 26
Senin 6 13 20 27 4
Selasa 7 14 21 28 4
Rabu 1 8 15 22 29 4 1 Hari Buruh Internasional
1 2 3 Kenaikan Isa Al- Masih
Kamis 9, 23
2 9 6 3 0 2 Hari Raya Waisak
Jumat 3 10 17 24 31 5
Sabtu 4 11 18 25 4
Jml.
JUNI 2024 Tanggal Uraian Kegiatan
HBE
Minggu 2 9 16 23 30
Senin 3 10 17 24 4 17-18 Hari Idul Adha
Selasa 4 11 18 25 4 24-29 Libur Semester Genap
Rabu 5 12 19 26 4
Kamis 6 13 20 27 5
Jumat 7 14 21 28 5
Sabtu 1 8 15 22 29 5 1 Hari Lahir Pancasila
52
Tabel 5.2 Jadwal Pelajaran SD Negeri Blawe Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri Tahun
Pelajaran 2023/2024
2 1 07.00– 07.20 Upacara Sholat Dhuha Hafalan Surat Senam Jumat bersih Senam bersama
Berjamaah Pendek bersama
2 07.20 - 07.55 Tematik Tematik PJOK Tematik Agama Tematik
3 07.55 - 08.30 Tematik Tematik PJOK Tematik Agama Tematik
4 08.30 - 09.05 Tematik Tematik PJOK Tematik Agama Tematik
* 09.05 – 09.20 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat
5 09.20 - 09.55 Tematik Tematik PJOK Tematik Agama Tematik
6 09.55 - 10.30 Tematik Tematik Tematik Bhs.Jawa Tematik Tematik
7 10.30 - 11.05 Tematik Tematik Eks Komputer Bhs.Jawa Tematik Eks Pramuka
8 11.05 - 11.40 Eks Menggambar Eks Komputer Eks Pramuka
9 11.40 - 12.15 Eks Menggambar
10 12.15 - 12.50
3 1 07.00– 07.20 Upacara Sholat Dhuha Hafalan Surat Senam Senam bersama
Jum at Bersih
Berjamaah Pendek Bersama
53
ALOKASI SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU
KELAS
WAKTU
54
BAB VI
PENUTUP
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah dan ucapan rasa terima kasih kepada segenap
pihak yang telah membantu baik moril maupun materiel sampai tersusunnya Kurikulum SD
Negeri Blawe Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri.
Tim menyadari bahwa di dalam penyusunan Kurikulum SD Negeri Blawe Kec. Purwoasri
Kabupaten Kediri ini masih terdapat kekurangan di sana-sini, oleh sebab itu Tim berharap adanya
masukan dan kritikan yang bersifat membangun dari semua pihak guna untuk tercapai
penyusunan Kurikulum ini dengan baik dan sempurna.
Dengan terwujudnya Kurikulum SD Negeri Blawe Kec. Purwoasri Kabupaten Kediri
ini hendaknya bisa bermanfaat khususnya bagi sekolah SD Negeri Blawe Kec. Purwoasri
Kabupaten Kediri sendiri umumnya bagi perkembangan pendidikan yang ada di Kabupaten
Kediri yang kita cintai.
55
56