Anda di halaman 1dari 48

BUKU II

KURIKULUM SMP SINAU-THEWE.COM


(SILABUS)
TAHUN PELAJARAN 2021/ 2022

PEMERINTAH KABUPATEN SINAU-THEWE.COM


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP SINAU-THEWE.COM
Jln. Semangat Telp. (081) 100100 Kec.Sukses Kab. Bahagia

i
LEMBAR PENETAPAN

Setelah memperhatikan hasil penyusunan kurikulum oleh

Guru Mata Pelajaran dan hasil rapat pleno penetapan kurikulum sekolah,
maka Buku II Kurikulum 2013 SMP Sinau-Thewe.com ditetapkan, disahkan dan
diberlakukan pada tahun pelajaran 2021/ 2022

Ditetapkan di SMP Sinau-Thewe.com


Pada tanggal Juli 2021

Ketua Komite Kepala Sekolah

YANUAR WIJATMOKO YANUAR WIJATMOKO


NIP. - NIP. -

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Setelah memperhatikan hasil penyusunan kurikulum oleh

Guru Mata Pelajaran dan hasil rapat pleno penetapan kurikulum sekolah, maka Kurikulum
2013 SMP Sinau-Thewe.com ditetapkan, disahkan dan diberlakukan pada tahun pelajaran
2021/ 2022

Ditetapkan di SMP Sinau-


Thewe.com
Pada tanggal Juli 2021

Pengawas SMP Kabupaten Cilacap Kepala Sekolah


Wilayah Kecamatan SMP Sinau-Thewe.com

YANUAR WIJATMOKO, S.T YANUAR WIJATMOKO, S.T


Pembina Tk. I Pembina Pembina
NIP. - NIP. -

Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Sinau-Thewe.com

YANUAR WIJATMOKO, S.T


Pembina Utama Muda
NIP. -

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa SMP Sinau-Thewe.com
dengan dukungan Guru Mata Pelajaran dan Tim Pengembang Kurikulum SMP Sinau-Thewe.com
berhasil menyusun Buku II Kurikulum SMP Sinau-Thewe.com Tahun Pelajaran 2021/ 2022 ,
meskipun kami akui masih banyak kekurangan dan perlu penyempurnaan lebih lanjut.
Buku II Kurikulum SMP Sinau-Thewe.com Tahun Pelajaran 2021/ 2022 ini adalah
kurikulum operasional yang disusun oleh Guru Mata Pelajaran dan Tim Pengembang Kurikulum
SMP SMP Sinau-Thewe.com dan dilaksanakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, daerah dan sekolah yang sudah
disesuaikan dengan kondisi, potensi, dan kebutuhan peserta didik. Buku II yang berisi silabus ini
sudah disesuaikan dengan kondisi masa pandemi Covid-19 yang belum tahu kapan akan berakhir.
Kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam penyusunan kurikulum ini , kami
menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas dedikasi dan
sumbangan pemikiran dan tenaganya. Kami juga masih mengharap bantuan semua pihak untuk
memberikan kritik, koreksi, saran dan pendapat terhadap kurikulum ini sebagai bahan bagi kami
untuk mengadakan koreksi dan revisi terhadap kurikulum ini.
Semoga kurikulum ini dapat menjadi pedoman dalam mengimplementasikan kurikulum
2013 di SMP Sinau-Thewe.com dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di Indonesia
khususnya di SMP Sinau-Thewe.com.

Cilacap, Juli 2021


Tim Pengembang Kurikulum
SMP Sinau-Thewe.com

iv
DAFTAR ISI

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian
1. Pengertian Kurikulum
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua
adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Terkait dengan pembangunan pendidikan, masing-masing daerah memerlukan pendidikan
yang sesuai dengan karakteristik daerah. Kurikulum sebagai jantung pendidikan perlu
dikembangkan dan diimplementasikan secara kontekstual untuk merespon kebutuhan
daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik di masa kini dan masa mendatang.
2. Pengertian KTSP
Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
ditegaskan bahwa:
Kurikulum dikembangkan dengan prinsip diversifikasi, untuk melakukan penyesuaian
program pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan ciri khas potensi yang
ada di daerah serta peserta didik;
Kurikulum dikembangkan dan diimplementasikan pada tingkat satuan pendidikan.
Kurikulum operasional yang dikembangkan dan diimplementasikan oleh satuan
pendidikan diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-
masing satuan pendidikan. Pengembangan KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum,
dan pedoman implementasi Kurikulum. KTSP dikembangkan oleh satuan pendidikan
dengan melibatkan komite sekolah/madrasah, dan kemudian disahkan oleh kepala dinas

6
pendidikan atau kantor kementerian agama provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan
kewenangannya.
3. Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan
kajianmata pelajaran. Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan
dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola
pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam
pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.

B. Dasar Hukum
1. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021
tentang Standar Nasional Pendidikan.
2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 35 Tahun 2018 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun
2014 Tentang KTSP
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2015 Tentang Penumbuhan Budi Pekerti
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 tahun
2016 tentang Standar Kelulusan
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21 tahun
2016 tentang Standar Isi
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2016
tentang Standar Proses
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2016
tentang Standar Penilaian
9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan
Program Adiwiyata
10. Keputusan Bersama Mendikbud, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam
Negeri Nomor : 01/KB/2020; 516 Tahun 2020; HK.03.01/Menkes/363/2020; 440-882

7
tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan
Tahun Akademik Baru 2020/2021 di Masa Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19)
11. Keputusan Bersama Mendikbud, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam
Negeri Nomor : 03/KB/2021; 384 Tahun 2021; HK.01.08/Menkes/4242/2021; 440-717
Tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada di Masa Pandemi
Corona Virus Disease (Covid-19)
12. Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disesase ( Covid-19 )
13. Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Nomor
018/H/KR/2020 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pada Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Berbentuk
Sekolah Menengah Atas Untuk Kondisi Khusus
14. Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kemdikbud No 15 tahun 2020 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19
15. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 423.5/2010 Tahun 2010 tentang Kurikulum
Mata Pelajaran Muatan Lokal ( Bahasa Jawa ) untuk Jenjang SD/SDLB/MI dan
SMP/SMPLB/MTs Negeri dan Swasta
16. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 423.5/14995 tanggal 4
Juni 2014 tentang Kurikulum mata pelajaran Mulok Bahasa Jawa untuk jenjang
pendidikan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/M.Ts, SMA/SMALB/MA, dan SMK/MAK
Negeri dan Swasta di Provinsi Jawa Tengah.
17. Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah No.424/13242 tgl 23 Juli 2013
tentang Implementasi Mulok Bahasa Jawa pada Kurikulum 2013
18. Instruksi Bupati Cilacap Nomor 15 Tahun 2021 tentang ….

C. Tujuan Pengembangan Silabus


1. Untuk Kepala Sekolah dan Guru
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian
mata pelajaran.
2. Untuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap
Silabus sebagai acuan dalam pemantauan, pembinaan, pengawasan, dan supervisi
kurikulum di sekolah

8
3. Untuk Pemangku Kepentingan
Silabus sebagai acuan bagi pemangku kepentingan untuk terlibat dalam pelaksanaan
kurikulum di sekolah

9
BAB II
PENGEMBANGAN SILABUS SMP SINAU-THEWE.COM

A. Komponen Silabus
Komponen silabus setiap mata pelajaran di SMP Sinau-Thewe.com terdiri dari
identitas mata pelajaran, identitas sekolah, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator
pencapaian kompetensi, materi pokok, karakter yang akan ditanamkan, pembelajaran,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

B. Pengelola Silabus
Silabus disusun oleh pemerintah dan dikembangakan serta dikelola langsung oleh
guru mata pelajaran atau kelompok guru mata pelajaran. Pengelolaan silabus dikoordinasi
oleh Tim Pengembang Kurikulum.

C. Langkah-langkah Pengelolaan Silabus


1. Guru mata pelajaran atau kelompok guru mata pelajaran membaca dan mencermati
silabus.
2. Guru menghitung alokasi waktu pembelajaran per semester dan per tahun.
3. Guru menyesuaian alokasi yang tersedia dalam silabus dengan hasil perhitungan alokasi
waktu per semester dan per tahun.
4. Guru melakukan penyesuaian pembelajaran yang akan dilakukan sesuai dengan alokasi
waktu yang telah disesuaikan.
5. Guru menganalisis sumber belajar yang ada atau yang dapat dikembangkan sesuai dengan
situasi sekolah atau daerah.
6. Guru melakukan penyesuaian sumber belajar yang ada dalam silabus berdasarkan hasil
analisis ketersediaan dan kemungkinan pengembangan sumber belajar.
7. Guru melakukan penyesuaian kegiatan pembelajaran berdasarkan analisis ketersedianan
dan kemungkinan pengembangan sumber belajar.

10
BAB III.
SILABUS

A. Mata Pelajaran
1. Mata Pelajaran Pendidikan Agama
1.1 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
a. Rasional
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan pendidikan yang secara
mendasar menumbuhkembangkan akhlak siswa melalui pembiasaan dan pengamalan
ajaran Islam secara menyeluruh (kaffah). Oleh karena itu, Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti sebagai suatu mata pelajaran diberikan pada jenjang SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK, baik yang bersifat kokurikuler maupun
ekstrakurikuler.
Kompetensi, materi, dan pembelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
dikembangkan melalui pertimbangan kepentingan hidup bersama secara damai dan
harmonis (to live together in peace and harmony). Pembelajaran dilaksanakan
berbasis aktivitas pada kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Penumbuhan dan pengembangan sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran,
pembiasaan, keteladanan, dan pembudayaan untuk mengembangkan karakter siswa
lebih lanjut. Sekolah sebagai taman yang menyenangkan untuk tumbuh
berkembangnya pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa yang menempatkan
pengetahuan sebagai perilaku (behavior), tidak hanya berupa hafalan atau verbal.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti berlandaskan pada aqidah Islam
yang berisi tentang keesaan Allah Swt. sebagai sumber utama nilai-nilai kehidupan
bagi manusia dan alam semesta. Sumber lainnya adalah akhlak yang merupakan
manifestasi dari aqidah, yang sekaligus merupakan landasan pengembangan nilai-

11
nilai karakter bangsa Indonesia. Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti merupakan pendidikan yang ditujukan untuk dapat menserasikan,
menselaraskan dan menyeimbangkan antara iman, Islam, dan ihsan yang diwujudkan
dalam:
Membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Allah
Swt. serta berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur (Hubungan manusia dengan
Allah Swt.)
Menghargai, menghormati dan mengembangkan potensi diri yang
berlandaskan pada nilai-nilai keimanan dan ketakwaan (Hubungan manusia dengan
diri sendiri).
Menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antar umat beragama
serta menumbuhkembangkan akhlak mulia dan budi pekerti luhur (Hubungan
manusia dengan sesama).
Penyesuaian mental keislaman terhadap lingkungan fisik dan sosial
(Hubungan manusia dengan lingkungan alam).
Berdasarkan pada prinsip di atas, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
dikembangkan dengan memperhatikan nilai-nilai Islam rahmatan lilalamin yang
mengedepankan prinsip-prinsip Islam yang humanis, toleran, demokratis, dan
multikultural.

Islam yang humanis berarti memandang kesatuan manusia sebagai makhluk


ciptaan Allah, memiliki asal-usul yang sama, menghidupkan rasa perikemanusiaan,
dan mencita-citakan pergaulan hidup yang lebih baik.Nilai-nilai Islam humanis yang
dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari bagi siswa SMP/MTs di

12
antaranya adalah: rendah hati, hidup sederhana, beramal salih, jujur, dan menepati
janji.
Islam yang toleran mengandung arti bersikap menghargai pendapat,
pandangan, kepercayaan, atau kebiasaan yang berbeda dengan pendirian seseorang,
juga tidak memaksa, tetap berlaku baik, lemah lembut, dan saling memaafkan. Nilai-
nilai Islam toleran yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari bagi
siswa SMP/MTs di antaranya adalah: rendah hati dan berbaik sangka.
Demokratis berarti yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta
perlakuan yang sama bagi sesama dengan mengutamakan kebebasan berekspresi,
berkumpul, dan mengemukakan pendapat sesuai dengan norma dan hukum yang
berlaku.Nilai-nilai Islam demokratis yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari bagi siswa SMP/MTs di antaranya adalah: berbaik sangka dan jujur.
Multikultural berarti bersikap mengakui, akomodatif, dan menghormati
perbedaan dan keragamaan budaya, untuk mencari dan memudahkan hubungan
sosial, serta gotong royong demi mencapai kebaikan bersama. Nilai-nilai
multikultural dalam Islam yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-
hari bagi siswa SMP/MTs di antaranya adalah: berbaik sangka dan gemar menolong.
Silabus ini disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang sederhana
sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru. Penyederhanaan format
dimaksudkan agar penyajiannya lebih efisien, tidak terlalu banyak halaman namun
lingkup dan substansinya tidak berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata urutan
(sequence) materi dan kompetensinya. Penyusunan silabus ini dilakukan dengan
prinsip keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum; mudah diajarkan
oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh siswa (learnable); terukur pencapainnya
(measurable), dan bermakna untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk
kehidupan dan kelanjutan pendidikan siswa.
Silabus ini merupakan acuan bagi guru dalam melakukan pembelajaran agar
siswa mampu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
dalam kehidupan sehari-hari. Upaya peningkatan keimanana dan ketakwaan tersebut
dilakukan dengan memperhatikan nilai-nilai Islam rahmatan lilalamin yang
mengedepankan prinsip-prinsip Islam yang humanis, toleran, demokratis, dan
multikultural.

13
Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan kesempatan
kepada guru untuk mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran, serta
mengakomodasi keunggulan-keunggulan lokal. Atas dasar prinsip tersebut,
komponen silabus mencakup kompetensi dasar, materi pembelajaran, dan kegiatan
pembelajaran. Uraian pembelajaran yang terdapat dalam silabus merupakan alternatif
kegiatan yang dirancang berbasis aktivitas. Pembelajaran tersebut merupakan
alternatif dan inspiratif sehingga guru dapat mengembangkan berbagai model yang
sesuai dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran. Dalam melaksanakan
silabus ini guru diharapkan kreatif dalam pengembangan materi, pengelolaan proses
pembelajaran, penggunaan metode dan model pembelajaran, yang disesuaikan
dengan situasi dan kondisi masyarakat serta tingkat perkembangan kemampuan
kemampuan siswa.
b. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti di Pendidikan Dasar dan Menengah
1) menumbuhkembangkan aqidah melalui pemberian, pembinaan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman siswa tentang Agama Islam sehingga menjadi muslim yang terus
berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah Swt; dan
2) mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu
manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil,
etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara
personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam kehidupan
sebagai warga
c. Kompetensi yag Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti di Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
Kompetensi yang Diharapkan setelah siswa mempelajari Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti di SMP/MTs dapat dilihat pada Tabel Peta Kompetensi yang
memberikan gambaran umum tentang capaian kompetensi SMP/MTs.
Peta Materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP/MTs meliputi:
MATERI SMP/MTs

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

14
Makna Q.S. al-Mujādilah Q.S. al-Furqān/25: 63, Q.S. az-Zumar/39: 53,
/58: 11, Q.S. ar-Rahman Q.S. al-Isrā’/17: 26-27 dan Q.S. an-Najm/53: 39-42,
/55: 33 serta hadis terkait hadis terkait tentang rendah Q.S. Áli Imrān/3: 159
tentang menuntut ilmu hati, hemat, dan hidup tentang optimis, ikhtiar,
Makna Q.S. an-Nisá/4: 146, sederhana dan tawakal serta Hadis
Q.S. al-Baqarah/2: 153, dan Q.S. an-Nahl/16: 114 dan terkait
Q.S. Áli Imrān/3: 134 serta hadis terkait tentang Q.S. al-Hujurat/49: 13
hadis terkait tentang ikhlas, mengonsumsi makanan dan tentang toleransi dan
sabar, dan pemaaf minuman yang halal dan menghargai perbedaan dan
bergizi Hadis terkait.
Memahami Makna al- Asma‘u Memahami makna beriman Memahami makna iman
al-Husna: al- ’Alim, al- kepada Kitab- kitab Allah kepada Hari Akhir.
Khabir, as-Sami’, dan al- Swt. Memahami makna iman
Bashir. Memahami makna beriman kepada Qada dan Qadar
Memahami makna iman kepada Rasul Allah Swt.
kepada malaikat berdasarkan
dalil naqli
Memahami makna perilaku Bahaya mengonsumsi Penerapan jujur dan
jujur, amanah, dan minuman keras, judi, menepati janji
istiqamah. dan pertengkaran Cara berbakti dan taat
Memahami makna hormat dan Cara menerapkan perilaku kepada orang tua dan guru
patuh kepada kedua orang tua jujur dan adil. Makna tata krama, sopan
dan guru, dan empati terhadap Cara berbuat baik, hormat, santun, dan rasa malu
sesama. dan patuh kepada orang tua
dan guru
Makna perilaku gemar
beramal saleh dan berbaik
sangka kepada sesama

Ketentuan bersuci dari hadas Tata cara salat sunah Ketentuan zakat
besar berjamaah dan munfarid. Ketentuan ibadah haji dan
Ketentuan salat berjamaah Tata cara sujud syukur, umrah
Ketentuan salat Jum’at sujud sahwi, dan sujud Ketentuan penyembelihan
Ketentuan salat jamak qasar tilawah hewan dalam Islam
Tata cara puasa wajib dan Ketentuan kurban dan
sunah. akikah
Ketentuan makanan dan
minuman yang halal dan
haram berdasarkan al-
Qur’ān dan hadis
Sejarah perjuangan Nabi Sejarah pertumbuhan ilmu Sejarah perkembangan
Muhammad saw. periode pengetahuan masa Bani Islam di Nusantara
Makkah Umayah Sejarah tradisi Islam
Sejarah perjuangan Nabi Sejarah pertumbuhan ilmu Nusantara
Muhammad saw. periode pengetahuan masa
Madinah Abbasiyah
Sejarah perjuangan dan

15
kepribadian al-Khulafa al-
Rasyidin

d. Ruang Lingkup Materi


Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada SMP/MTs meliputi:
1) Al-Quran dan Hadis
2) Aqidah
3) Akhlak
4) Fiqh
5) Sejarah Peradaban Islam
e. Silabus

16
1.2 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
a. Rasional
Silabus ini merupakan acuan bagi guru dalam melakukan pembelajaran agar
siswa mampu bertumbuh dalam iman dan mewujudkan imannya dalam kehidupan
sehari-hari sebagai pribadi, anggota gereja dan warga negara yang cinta bangsa dan
tanah air. Dalam rangka mewujudkan iman Kristen dalam perbuatan hidup sehari-hari
maka peserta melakukan aktivitas belajar yang kreatif dan inovatif dengan dipandu
oleh guru. Melalui proses tersebut, siswa mengalami transformasi kehidupan.
Pada hakikatnya pengembangan Kurikulum 2013 adalah upaya yang dilakukan
melalui salah satu elemen pendidikan, yaitu kurikulum untuk memperbaiki kualitas
hidup dan kondisi sosial bangsa Indonesia secara lebih luas. Jadi, pengembangan
kurikulum 2013 tidak hanya berkaitan dengan persoalan kualitas pendidikan saja,
melainkan kualitas kehidupan bangsa Indonesia secara umum.
Di bidang Pendidikan Agama Kristen (PAK), perubahan ini sejalan dengan
arah perubahan Pendidikan Agama Kristen yang bersifat dogmatis indoktrinatif
menjadi Pendidikan Agama Kristen yang membebaskan siswa untuk mengembangkan
kreativitas berpikir, kemerdekaan dalam bersikap dan bertindak sesuai dengan isi
ajaran iman kristiani.Dengan demikian, mengasah kecerdasan siswa, antara lain dalam
memperteguh iman kepada Tuhan Allah, mempunyai kedamaian batin, memiliki budi
pekerti luhur, menghormati serta menghargai semua manusia dengan segala
persamaan dan perbedaannya termasuk sikap setuju untuk tidak setuju.
Perubahan mencolok yang terjadi dalam isi kurikulum Pendidikan Agama
Kristen adalah isi kurikulum yang bersifat holistik dari KI-1 sampai dengan KI-4
dimana membentuk siswa sebagai manusia utuh yang tidak terpilah-pilah dalam tiap
ranah (kognitif, sikap dan ketrampilan). Perubahan lainnya adalah isi kurikulum dan
pembelajaran yang bersifat dogmatis indoktrinatif berubah menjadi “life center” dan
membebaskan atau memerdekakan siswa untuk mengembangkan kemerdekaan
berpikir serta bereksplorasi. Pada kurikulum ini rumusan KI-1 dan KI-2 membentuk
siswa secara utuh sebagai manusia terdidik bukan hanya dari segi pengetahuan namun
nampak melalui sikap terhadap sesame dan Tuhan.
Perubahan tersebut dipandang dapat membantu siswa menghadapi berbagai
persoalan dan tantangan hidup masa kini sebagaimana tercantum di bawah ini:

17
Globalisasi yang menawarkan dimensi baru pengetahuan dan otoritas yang
kemudian turut mempengaruhi pola pikir dan gaya hidup anak dan remaja. Hal itu
nampak dalam bentuk konsumerisme, materialisme, dan hedonisme dan cara berpikir
instan yang kian mengemuka dalam kehidupan keseharian.
Pergeseran pemahaman dan penerapan nilai-nilai dan moral kehidupan, antara
lain semakin menipisnya kejujuran, semakin maraknya penyalahgunaan kekuasaan,
melemahnya penghargaan terhadap sesama, dll. Perubahan pemahaman dan sikap
seksualitas: pelecehan seksual, ketidakadilan jender, seksisme, komodifikasi seks dan
tubuh, dll. Penyimpangan perilaku sosial di dalam masyarakat dan sekolah seperti
diwarnai oleh antara lain : tawuran remaja, pertikaian antara kelompok yang berakhir
dengan kekerasan, tayangan media yang mengeksploitasi kekerasan. Meningkatnya
fanatisme dan radikalisme agama, golongan dan kelompok yang berwawasan sempit.
Pemanfaatan media sosial dan alat-alat teknologi komunikasi dan informasi yang
tidak benar/menyimpang.
Berbagai permasalahan yang disebutkan di atas turut mempengaruhi
kehidupan anak dan remaja. Oleh karena itu, penyusunan Kurikulum Pendidikan
Agama Kristen sedapat mungkin mampu menolong siswa untuk bersikap sebagai
manusia makluk mulia ciptaan Allah yang:
1) Tidak bersikap fanatik sempit, sebaliknya membangun solidaritas dan toleransi
dalam pergaulan sehari-hari serta menjauhi kekerasan dan radikalisme;
2) Tidak bersikap konsumtif, materialistik, dan hedonistik
3) Memiliki kesadaran dan proaktif dalam turut serta mewujudkan keadilan,
kebenaran, demokrasi, HAM dan perdamaian;
4) Memiliki kesadaran untuk turut serta memelihara serta menjaga kelestarian alam;
5) Memiliki kesadaran akan keadilan gender serta mewujudkannya dalam kehidupan;
6) Memiliki kesadaran dalam mengembangkan kreativitas dalam berpikir dan
bertindak;
7) Mampu menggunakan media sosial secara benar demikian pula pemanfaatan alat-
alat teknologi komunikasi dan informasi.
8) Tidak kehilangan ciri khas sebagai anak-anak dan remaja Kristen Indonesia ketika
diperhadapkan dengan berbagai tawaran nilai-nilai kehidupan. Ciri khas sebagai

18
bangsa Indonesia yang cinta tanah air dan bangsa dapat terus ditumbuh
kembangkan melalui pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi pekerti.

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti bukan sekadar proses


menyampaikan pesan moral apalagi hanya sekadar mengetahui tata cara hubungan
antara manusia dengan Tuhan, melainkan menyajikan isi kurikulum yang
transformatif dan terinternalisasi dalam diri siswa. Artinya, isi kurikulum Pendidikan
Agama Kristen dapat mengubah serta membarui cara pandang dan sikap siswa serta
mengarahkan siswa untuk memahami panggilan Tuhan untuk menjadi berkat bagi
sesama dan dunia

b. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Mata Pelajaran Pendidikan


Agama Kristen dan Budi Pekerti di Pendidikan Dasar dan Menengah
Perumusan Kompetensi tidak hanya terpaku pada kemampuan kognitif siswa
yang mempelajari Pendidikan Agama Kristen sebatas knowledge atau pengetahuan
belaka. Melainkan dirumuskan sedemikian rupa sehingga mencerminkan kemampuan
siswa.
Pada jenjang SMP kelas VII-IX setelah menyelesaikan pembelajaran SMP,
siswa diharapkan mampu memahami serta menghayati penyelamatan Allah didalam
Yesus Kristus, mengimaninya serta mewujudkannya dalam tindakan hidup sebagai
pribadi, dalam relasi dengan Allah, sesama dan alam secara keseluruhan.
Tingkatan Kompetensi Ruang Lingkup Materi

19
VII-VIII - Menjelaskan AllahAllah Tritunggal dan karya-Nya
sebagai Allah terus berkarya.
penyelamat di dalamAllah mengampuni dan menyelamatkan
Yesus Kristus manusia melalui Yesus Kristus.
Mempraktikkan Pemeliharaan dan keselamatan dari Allah
kehidupan beriman danberlaku untuk seluruh ciptaan.
berpengharapan dalamBeriman dan berpengharapan.
kaitannya dengan AllahPeran Roh Kudus dalam hidup orang
Tritunggal beriman.
Mendemonstrasikan Nilai-Nilai Kristiani
perilaku yangSolidaritas sosial.
menunjukkan nilai-nilaiMemelihara alam dan lingkungan hidup
kristiani sebagai wujud jawaban terhadap
pemeliharaan dan keselamatan.
Berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
kristiani: rendah hati, peduli, disiplin dan
solider.
Hidup bersyukur.
Hidup sebagai orang beriman.
Iman dan pengharapan.
Hidup beriman sesuai dengan teladan Yesus
Setia beribadah, berdoa dan membaca
Alkitab.
IX Menjelaskan karya AllahAllah Tritunggal dan karya-Nya
Tritunggal melalui gerejaGereja dan masyarakat
di tengah-tengah dunia Gereja yang bertumbuh
Mempraktikkan peranGereja membawa perubahan baru
sebagai anggota gerejaKarya Allah dalam pertumbuhan gereja
dan masyarakat sesuaiKarya melalui gereja
dengan nilai-nilai kristiani
Nilai-Nilai Kristiani
Membangun toleransi mengacu pada
teladan Yesus
Meneladani Yesus kristus dalam berkarya
Pelayanan gereja di tengah masyarakat pada
masa kini
Berperan sebagai anggota gereja di tengah
masyarakat
Gereja yang melayani
Gereja yang membawa perubahan di tengah
masyarakat dan dunia
Tanggung jawab sosial umat Kristen
c. Kompetensi yag Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Pendidikan Agama Kristen
dan Budi Pekerti di Sekolah Menengah Pertama
Pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, diharapkan setelah
mempelajari Pendidikan Agama Kristen siswa mampu memahami kasih Allah di

20
dalam Yesus Kristus dan mengasihi Allah dan sesama tanpa memandang perbedaan
agama, suku, bangsa, budaya maupun kelas sosial. Menghayati imannya secara
bertanggung jawab serta berakhlak mulia dalam masyarakat majemuk.
d. Ruang Lingkup Materi
1) Menjelaskan Allah sebagai penyelamat di dalam Yesus Kristus.
2) Mempraktikkan kehidupan beriman dan berpengharapan dalam. kaitannya
dengan Allah Tritunggal.
3) Mendemonstrasikan perilaku yang menunjukkan nilai-nilai kristiani.
4) Menjelaskan karya Allah Tritunggal melalui gereja di tengah-tengah dunia.
5) Mempraktikkan peran sebagai anggota gereja dan masyarakat sesuai dengan
nilai-nilai kristiani.
e. Silabus

21
2. Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPkn)
a. Rasional
Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) memiliki
visi dan misi mengembangkan siswa menjadi warga negara yang baik yang memiliki
rasa kebanggaan terhadap Negara Indonesia, cinta tanah air, jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi di lingkungan rumah,
sekolah, dan sekitarnya serta berbangsa dan bernegara. Untuk itu dikembangkan
substansi pembelajaran yang dijiwai oleh 4 (empat) konsensus kebangsaan yaitu (1)
Pancasila, sebagai dasar negara, ideologi nasional, dan pandangan hidup bangsa; (2)
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagai hukum dasar
tertulis yang menjadi landasan konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara; (3) Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud filosofi kesatuan dalam
keberagaman yang melandasi dan mewarnai harmoni kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara; (4) dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai
kesepakatan final bentuk negara Republik Indonesia.
Pembelajaran PPKn dirancang sebagai wahana untuk mengembangkan
keterampilan abad ke-21 (The 21st Century Skills) agar para guru PPKn menjadi lebih
kreatif dan inovatif dalam mengelola dan mengembangkan pembelajarannya. Silabus
PPKn di SMA/MA/SMK/MAK disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang
sederhana agar mudah dipahami dan dilaksanakan guru dengan tetap
mempertimbangkan tata urutan (sequence) materi dan kompetensinya. Prinsip
penyusunan silabus antara lain mudah diajarkan/dikelola oleh guru (teachable); mudah
dipelajari oleh siswa (learnable); terukur pencapaiannya (measurable assessable), dan
bermakna untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan
kelanjutan pendidikan siswa.
b. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Mata Pelajaran Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPkn) di Pendidikan Dasar dan Menengah
1) Mata Pelajaran PPKn diharapkan dapat berfungsi sebagai wahana bagi siswa
untuk menumbuhkembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
kewarganegaraan dalam kehidupan sehari – hari. Untuk itu pembelajarannya
menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan tidak langsung untuk
penguasaan kompetensi yang merepresentasikan sikap spiritual, sikap sosial,

22
pengetahuan, dan keterampilan yang harus dicapai setelah menyelesaikan masa
belajarnya. Kompetensi setelah mempelajari mata pelajaran PPKn di Pendidikan
Dasar dan Menengah adalah
2) Bertanggungjawab pada setiap keputusan bersama berdasar nilai-nilai Pancasila
sebagai Dasar Negara dan penghargaan atas kewajiban dan hak warga negara
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
3) Melaksanakan kewajiban, hak, dan tanggung jawab sebagai warga negara yang
mendukung pelindungan dan penegakkan hukum dalam menjamin keadilan dan
kedamaian berdasar Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945,
4) Bertoleransi terhadap masalah-masalah dalam bidang sosial, budaya, ekonomi,
dan gender, serta mengantisipasi pengaruh positif dan negatif kemajuan iptek
terhadap negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika,
5) Mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa sebagai wujud rasa cinta dan
bangga dalam upaya menjaga dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).

c. Kompetensi yag Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Pancasila dan


Kewarganegaraan (PPkn) di Sekolah Menengah Pertama
Berdasarkan pada aspek materi PPKn, maka kompetensi yang harus dicapai
siswa setelah mempelajari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMP/MTs
sebagai berikut:
Tabel 1: Kompetensi setelah mempelajari PPKn di SMP/MTs

SMP
Berintegritas sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
Berperan serta dalam menjaga kedaulatan Negara sesuai dengan Undang-Undang
Dasar Negara Repulbik Indonesia tahun 1945
Mendukung persatuan dan kesatuan dalam menyelesaikan masalah nasional
Mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan membela kebenaran,
persatuan dan kesatuan di lingkungannya

23
d. Ruang Lingkup Materi
Kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah disusun dengan ruang lingkup sebagai berikut:
1) Pancasila, sebagai dasar negara, ideologi nasional, dan pandangan hidup bangsa.
2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai hukum
dasar tertulis yang menjadi landasan konstitusional kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
3) Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud filosofi kesatuan dalam keberagaman yang
melandasi dan mewarnai harmoni kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
4) Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai kesepakatan final bentuk negara
Republik Indonesia.
e. Silabus

24
3. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
a. Rasional
Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia secara umum bertujuan agar
siswa mampu mendengarkan, membaca, memirsa (viewing), berbicara, dan menulis.
Kompetensi dasar dikembangkan berdasarkan tiga hal lingkup materi yang saling
berhubungan dan saling mendukung pengembangan kompetensi pengetahuan
kebahasaan dan kompetensi keterampilan berbahasa (mendengarkan, membaca,
memirsa, berbicara, dan menulis) siswa. Kompetensi sikap secara terpadu
dikembangkan melalui kompetensi pengetahuan kebahasaan dan kompetensi
keterampilan berbahasa. Ketiga hal lingkup materi tersebut adalah bahasa
(pengetahuan tentang Bahasa Indonesia); sastra (pemahaman, apresiasi, tanggapan,
analisis, dan penciptaan karya sastra); dan literasi (perluasan kompetensi berbahasa
Indonesia dalam berbagai tujuan, khususnya yang berkaitan dengan membaca dan
menulis).
Silabus ini disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang sederhana
sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru. Penyederhanaan format
dimaksudkan agar penyajiannya lebih efisien, tidak terlalu banyak halaman namun
lingkup dan substansinya tidak berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata urutan
(sequence) materi dan kompetensinya. Penyusunan silabus ini dilakukan dengan
prinsip keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum; mudah diajarkan
oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh siswa (learnable); terukur pencapainnya
(measurable); bermakna (meaningfull); dan bermanfaat untuk dipelajari (worth to
learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan siswa.
Silabus ini merupakan acuan bagi guru dalam melakukan pembelajaran Bahasa
Indonesia agar siswa mampu mengembangkan kepercayaan diri sebagai komunikator,
pemikir (termasuk pemikir imajinatif), dan menjadi warga negara Indonesia yang
melek literasi dan informasi. Silabus ini bersifat fleksibel. Guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia secara leluasa dapat membina dan mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap berkomunikasi yang diperlukan siswa dalam menempuh
pendidikan, hidup di lingkungan sosial, dan berkecakapan di dunia kerja.
b. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia di Pendidikan Dasar dan Menengah

25
Setelah mempelajari mata pelajaran Bahasa Indonesia di Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah diharapkan siswa mampu:
1) berbahasa Indonesia dengan penekanan pada kemampuan mendengarkan,
membaca, memirsa (viewing), berbicara, dan menulis;
2) mengembangkan kemampuan mendengarkan, membaca, memirsa (viewing),
berbicara, dan menulis melalui media teks. Teks merupakan perwujudan kegiatan
sosial dan memiliki tujuan sosial. Pencapaian tujuan ini diwadahi oleh
karakteristik: cara pengungkapan tujuan sosial (yang disebut struktur retorika),
pilihan kata yang sesuai dengan tujuan, dan tata bahasa yang sesuai dengan tujuan
komunikasi; dan
3) berkomunikasi dalam bentuk tulisan, lisan, atau multimodal (yakni teks yang
menggabungkan bahasa dan cara/media komunikasi lainnya seperti visual, bunyi,
atau lisan sebagaimana disajikan dalam film atau penyajian komputer).
c. Kompetensi yag Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Bahasa Indonesia di
Sekolah Menengah Pertama
Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Bahasa Indonesia di
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
Kompetensi yang diharapkan adalah siswa mampu:
SMP/MTs
(Kelas VII – IX)
menjadi insan yang memiliki kemampuan berbahasa dan bersastra untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan

d. Ruang Lingkup Materi


SMP/MTs
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

26
1. deskrip si 1. berita 1. laporan
2. cerita fantasi 2. iklan 2. pidato
3. prosed ur 3. eksposis 3. cerpen
4. lapora n observ asi 4. puisi 4. tanggap an
5. puisi rakyat 5. eksplan asi 5. diskusi
6. cerita rakyat 6. ulasan 6. cerita inspirasi
7. surat 7. persuasi 7. literasi
8. literasi 8. drama
9. literasi

e. Silabus

27
4. Mata Pelajaran Matematika
a. Rasional
Silabus ini merupakan acuan bagi guru dalam merancang dan melaksanakan
kegiatan pembelajaran agar siswa memiliki kecakapan atau kemahiran matematika
sebagai bagian dari kecakapan hidup yang harus dimiliki siswa yang mencakup
kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan, terutama dalam
pengembangan penalaran, komunikasi, dan pemecahan masalah (problem solving) yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari dengan melakukan proses pembelajaran secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.
Silabus mata pelajaran Matematika SMP/MTs disusun dengan format dan
penyajian/penulisan yang sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh
guru. Penyederhanaan format dimaksudkan agar penyajiannya lebih efisien, tidak terlalu
banyak halaman namun lingkup dan substansinya tidak berkurang, serta tetap
mempertimbangkan tata urutan (sequence) materi dan kompetensinya. Penyusunan
silabus ini dilakukan dengan prinsip keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan
kurikulum; mudah diajarkan oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh peserta didik
(learnable); terukur pencapainnya (measurable); dan bermakna untuk dipelajari (worth to
learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan peserta didik.
b. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Mata Pelajaran
Matematika di Pendidikan Dasar dan Menengah
Pendidikan matematika di sekolah diharapkan memberikan kontribusi dalam
mendukung pencapaian kompetensi lulusan pendidikan dasar dan pendidikan
menengah melalui pengalaman belajar, agar mampu:
1) memahami konsep dan menerapkan prosedur matematika dalam kehidupan sehari-
hari;
2) melakukan operasi matematika untuk penyederhanaan, dan analisis komponen
yang ada;
3) melakukan penalaran matematis yang meliputi membuat generalisasi berdasarkan
pola, fakta, fenomena atau data yang ada, membuat dugaan dan memverifikasinya;

28
4) memecahkan masalah dan mengomunikasikan gagasan melalui simbol, tabel,
diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah;
5) menumbuhkan sikap positif seperti sikap logis, kritis, cermat, teliti, dan tidak
mudah menyerah dalam memecahkan masalah.

c. Kompetensi yag Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Matematika di Sekolah


Menengah Pertama
Kompetensi setelah belajar matematika di SMP/MTs tertuang dalam peta
kompetensi pada setiap jenjang pendidikan ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Aspek SMP

Bilangan Menggunakan bilangan bulat,bilangan pecahan, pangkat dan


akar, pola bilangan, barisan dan deret dalam pemecahan
masalah kehidupan sehari-hari
Aljabar Menggunakan himpunan,ekspresi aljabar, relasi dan fungsi,
perbandingan,aritmetika sosial, persamaan dan pertidaksamaan
linear satu variabel, system persamaan linear dua variabel,
persamaan garis lurus, persamaan dan fungsi kuadrat dalam
pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.
Geometri dan Menggunakan garis dan sudut, bangun datar (segi empat dan
Pengukuran segitiga), bangun ruang sisi datar, bangun datar sisi lengkung,
lingkaran, kesebangunan dan kekongruenan,dan teorema
Pythagoras, transformasi dalam pemecahan masalah kehidupan
sehari-hari
Statistika dan Mengolah, menyajikan dan menafsirkan data, dan
Peluang menggunakan peluang (empirik dan teoretik) dalam pemecahan
masalah kehidupan sehari-hari

d. Ruang Lingkup Materi


Ruang lingkup Matematika SMP/MTs mencakup:
1) Bilangan,
2) Aljabar,
3) Geometri dan pengukuran,
4) Statistika dan peluang.

e. Silabus

29
5. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
a. Rasional
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II
Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa; bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Dalam mencapai tujuan pendidikan nasional dan menghadapi tantangan abad 21
yang ditandai dengan perkembangan teknologi yang pesat, ilmu pengetahuan alam
menjadi salah satu landasan penting dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu,
pembelajaran ilmu pengetahuan alam diharapkan dapat menghantarkan siswa memenuhi
kemampuan berikut ini:
Keterampilan belajar dan berinovasi yang meliputi berpikir kritis dan mampu
menyelesaikan masalah, kreatif dan inovatif, serta mampu berkomunikasi dan
berkolaborasi.
Terampil untuk menggunakan media, teknologi, informasi dan komunikasi (TIK).
Kemampuan untuk menjalani kehidupan dan karir, meliputi kemampuan
beradaptasi, luwes, berinisiatif, mampu mengembangkan diri, memiliki kemampuan
sosial dan budaya, produktif, dapat dipercaya, memiliki jiwa kepemimpinan, dan
tanggungjawab.
Memperhatikan konteks global dan kemajemukan masyarakat Indonesia, misi dan
orientasi Kurikulum 2013 diterjemahkan dalam praktik pendidikan dengan tujuan khusus
agar siswa memiliki kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan masyarakat di masa kini
dan di masa mendatang, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1. Kompetensi yang
dimaksud yaitu: (1) menumbuhkan sikap religius dan etika sosial yang tinggi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; (2) menguasai pengetahuan; (3)
memiliki keterampilan atau kemampuan menerapkan pengetahuan dalam rangka
melakukan penyelidikan ilmiah, pemecahan masalah, dan pembuatan karya kreatif yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

30
Gambar 1. Aspek Kompetensi
Ilmu Pengetahuan Alam atau sains adalah upaya sistematis untuk menciptakan,
membangun, dan mengorganisasikan pengetahuan tentang gejala alam. Upaya ini berawal
dari sifat dasar manusia yang penuh dengan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu ini kemudian
ditindaklanjuti dengan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan yang paling
sederhana namun akurat dan konsisten untuk menjelaskan dan memprediksi gejala-gejala
alam.
Hasil dari penyelidikan ini umumnya membawa ke pertanyaan lanjutan yang lebih
rinci dan lebih kompleks. Kegiatan penyelidikan ini memerlukan teknologi yang tersedia
yang pada akhirnya akan mengasilkan teknologi terbaru. Di lain pihak, dari kegiatan
penyelidikan pada akhirnya dihasilkan teknologi yang lebih baru. Dengan demikian, Ilmu
Pengetahuan Alam layak dijadikan sebagai wahana untuk menumbuhkan dan menguatkan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terus- menerus pada diri siswa di berbagai
jenjang pendidikan.

b. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Mata Pelajaran Ilmu


Pengetahuan Alam di Pendidikan Dasar dan Menengah
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SMP/MTs menerapkan pembelajaran sains
terpadu. Kegiatan pembelajaran ilmu alam didasarkan pada metode ilmiah yang
mencakup:
1) mengamati
2) merumuskan masalah
3) merumuskan hipotesis
4) merancang percobaan
5) mengumpulkan data

31
6) menganalisis
7) menyimpulkan dan memberikan rekomendasi
8) mengkomunikasikan hasil
Langkah-langkah metode ilmiah tersebut dilakukan pada semua jenjang
pendidikan dengan perbedaan kompleksitas permasalahan yang semakin meningkat.
Setelah mengikuti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam akan memperoleh
kecakapan untuk:
1) Menjalani kehidupan dengan sikap positif, jujur dan terbuka; dengan
daya pikir kritis, kreatif, dan inovatif; serta berkolaborasi, berdasarkan
hakekat ilmu alam
2) Memahami fenomena alam di sekitarnya, berdasarkan hasil pembelajaran
ilmu alam melalui bidang-bidang spesifiknya yaitu Fisika, Kimia dan Biologi
3) Mengevaluasi produk pemikiran yang ada di tengah masyarakat berdasarkan
prinsip-prinsip ilmu alam dan etika
4) Menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan dalam kehidupan
berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah dan etika

5) Mengenali dan berperan dalam upaya memecahkan permasalahan umat


manusia, seperti permasalahan ketersediaan pangan, kesehatan, krisis energi,
dan lingkungan hidup .
6) Memahami dampak dari perkembangan ilmu alam terhadap perkembangan
teknologi dan kehidupan manusia di masa lalu, masa kini maupun potensi
dampaknya di masa depan bagi dirinya, orang lain, dan lingkungannya.

c. Kompetensi yag Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam di


Sekolah Menengah Pertama
Perumusan Kompetensi Dasar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada
SMP/ MTs, selain menggunakan Kompetensi IPA secara umum, juga menggunakan
pertimbangan kompetensi yang dapat dicapai siswa setelah belajar Ilmu Pangetahuan
Alam. Kompetensi tersebut adalah:
1) Menjalani kehidupan dengan sikap positif, jujur dan terbuka; dengan daya pikir
kritis, kreatif, dan inovatif; serta berkolaborasi, berdasarkan hakekat ilmu alam

32
2) Memahami fenomena alam di sekitarnya, berdasarkan hasil pembelajaran ilmu
alam secara terpadu melalui bidang-bidang spesifiknya yaitu Fisika, Kimia dan
Biologi
3) Mengevaluasi produk pemikiran yang ada di tengah masyarakat berdasarkan
prinsip-prinsip ilmu alam dan etika
4) Menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan dalam kehidupan berdasarkan
prinsip-prinsip ilmiah dan etika
5) Mengenali dan berperan dalam upaya memecahkan permasalahan umat manusia,
seperti permasalahan ketersediaan pangan, kesehatan, krisis energi, dan
lingkungan hidup .
6) Memahami dampak dari perkembangan ilmu alam secara terpadu terhadap
perkembangan teknologi dan kehidupan manusia di masa lalu, masa kini maupun
potensi dampaknya di masa depan bagi dirinya, orang lain, dan lingkungannya.

d. Ruang Lingkup Materi


Ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs dijabarkan ke
dalam peta materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam setiap kelas sebagaimana
ditampilkan pada Tabel 4.

33
e. Silabus

1
6. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Rasional
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan perubahan masyarakat pada
tataran lokal, nasional, dan internasional menjadi landasan utama dalam pengembangan
Kurikulum 2013. Dalam Kurikulum 2013, Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
memiliki kontribusi terhadap pembentukan pengetahuan, sikap, dan keterampilan serta
penguasaan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) peserta didik untuk menghadapi
tantangan global pada abad 21. Sebagai bagian dari masyarakat dunia, peserta didik harus
memahami lingkungan dan masyarakat secara lokal, nasional dan global, menyadari
keragaman budaya (multikultur), mengembangkan keterampilan sosial dan menguasai
perkembangan teknologi.
Mata Pelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran wajib di SMP/MTs yang
memadukan (integrated) konsep geografi, sosiologi, ekonomi, dan sejarah. Mata Pelajaran
IPS menggunakan geografi sebagai titik tolak (platform) kajian dengan pertimbangan
semua tempat, benda, sumber daya dan peristiwa terikat dengan lokasi. Tujuannya adalah
untuk menekankan pentingnya ruang sebagai tempat hidup dan sumberdaya bagi manusia,
mengenal potensi dan keterbatasan ruang, karena itulah ruang selalu saling berhubungan
(konektivitas antarruang) untuk saling melengkapi. Akibat dari interaksi antara alam dan
manusia, serta konektivitas antarruang, kondisi ruang senantiasa berubah menurut waktu
dan perkembangan teknologi yang digunakan oleh manusia.
Pembelajaran IPS diorganisasikan dengan pendekatan interdisipliner,
multidisipliner atau transdisipliner dari Ilmu-ilmu Sosial, Humaniora, dan Psikologi
sesuai perkembangan peserta didik. Dalam kontek pembelajaran IPS, ruang dimaknai
sebagai ruang kehidupan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pembelajaran
IPS diharapkan dapat mengembangkan rasa cinta terhadap tanah air, memperkokoh
kesatuan dan persatuan NKRI. Adapun dalam konteks pembentukan manusia Indonesia,
pembelajaran IPS di SMP/MTs diharapkan dapat memberi pemahaman tentang
lingkungan dan masyarakat dalam lingkup nasional dan internasional sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan, sikap, berpikir logis, sistematis, kritis, analitis, dan
berketerampilan sosial. Semua itu, pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman
potensi wilayah Indonesia, juga mengembangkan nasionalisme, memperkokoh sikap
kebangsaan, dan mampu bekerja sama dalam masyarakat majemuk selaku warga
masyarakat, warga negara dan warga dunia.
Silabus ini merupakan hasil perbaikan dokumen sebelumnya (Lampiran
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014). Perbaikan dilakukan atas dasar masukan publik
(masyarakat sipil, asosiasi profesi, perguruan tinggi, dan sekolah) terhadap ide, dokumen,
dan implementasi kurikulum yang diperoleh melalui monitoring dan evaluasi dari
berbagai media. Silabus perbaikan ini disusun dengan format dan penyajian/penulisan

2
yang sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru. Penyederhanaan
format dimaksudkan agar penyajiannya lebih efisien, tidak terlalu banyak halaman namun
lingkup dan substansinya tidak berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata urutan
(sequence) materi dan kompetensinya. Penyusunan silabus ini dilakukan dengan prinsip
keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum; mudah diajarkan oleh guru
(teachable); mudah dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur pencapainnya
(measurable), dan bermakna untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk
kehidupan dan kelanjutan pendidikan peserta didik.
Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan kesempatan kepada
guru untuk mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran, serta mengakomodasi
keunggulan- keunggulan lokal. Atas dasar prinsip tersebut, komponen silabus mencakup
kompetensi dasar, materi pokok, alternatif pembelajaran dan penilaiannya. Uraian
pembelajaran yang terdapat dalam silabus merupakan alternatif kegiatan yang dirancang
berbasis aktivitas. Pembelajaran tersebut merupakan alternatif dan inspiratif sehingga
guru dapat mengembangkan berbagai model yang sesuai dengan karakteristik masing-
masing mata pelajaran. Dalam melaksanakan silabus ini, guru diharapkan bertindak
kreatif dalam pengembangan materi, pengelolaan proses pembelajaran, penggunaan
metode dan model pembelajaran, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat
serta tingkat perkembangan kemampuan peserta didik.

b. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Mata Pelajaran Ilmu


Pengetahuan Sosial di Pendidikan Dasar dan Menengah
Kompetensi yang Diharapkan Setelah Peserta didik Mempelajari Ilmu
Pengetahuan Sosial di Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
1) mengenal dan memahami konsep-konsep yang berkaitan
dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya;
2) mengaplikasikan teori, pendekatan dan metode ilmu-ilmu sosial dan humaniora,
dalam penelitian sederhana dan mengomunikasikan secara lisan dan/atau
tulisan sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah dengan memanfaatkan teknologi
informasi; berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, kreatif, inovatif,
kolaboratif dan terampil menyelesaikan masalah dalam kehidupan masyarakat;
3) memahami dampak perkembangan ilmu pengetahuan terhadap perkembangan
teknologi dan kehidupan manusia baik di masa lalu maupun potensi dampaknya di
masa depan bagi dirinya, orang lain, dan lingkungannya;
4) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
serta bangga menjadi warga negara Indonesia; dan
5) berkomunikasi, bekerja sama, dan berdaya saing dalam masyarakat yang
majemuk, di tingkat lokal, nasional, global.
3
c. Kompetensi yag Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial di
Sekolah Menengah Pertama
Berikut adalah kompetensi yang diharapkan setelah peserta didik mempelajari mata
pelajaran IPS SMP/MTs.
Khusus dalam pembelajaran IPS SMP/MTS sebagaimana gambar di atas,
kompetensi itu dicapai secara bertahap dalam tingkat perkembangannya mulai dari
kelas VII sampai dengan IX. Pada Kelas VII-IX, kompetensi mata pelajaran IPS
SMP/MTs dirumuskan sebagai berikut:
1) peserta didik pada kelas VII dan VIII diharapkan memahami konsep ruang dan
interaksi antarruang dalam lingkup nasional dan ASEAN serta pengaruhnya
terhadap kehidupan, dinamika interaksi sosial budaya dan kegiatan ekonomi
dalam mendukung keberlanjutan kehidupan masyarakat, perubahan dan
kesinambungan kehidupan masyarakat Indonesia pada masa praaksara sampai
masa pergerakan kebangsaan;
2) peserta didik pada kelas IX diharapkan memahami konsep ruang dan interaksi
antarruang pada lingkup global, perubahan sosial, budaya, dan ketergantungan
ekonomi dalam menghadapi arus globalisasi, perubahan dan kesinambungan
kehidupan masyarakat Indonesia pada masa kemerdekaan sampai masa reformasi.
3) Ruang Lingkup IPS Pendidikan Dasar adalah organisasi sosial, warisan budaya,
lingkungan, ruang, waktu, keberlanjutan, perubahan, sumber daya dan kegiatan
ekonomi. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SMP/MTs, meliputi aspek-aspek
sebagai berikut:
4) keruangan dan interaksi antarruang dalam lingkup nasional, ASEAN,dan
Internasional;
5) dinamika interaksi sosial;
6) kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan bangsa; dan
7) perubahan dan kesinambungan masyarakat Indonesia sejak zaman praaksara
hingga masa sekarang.

d. Ruang Lingkup Materi


Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SMP/MTs, meliputi aspek-aspek sebagai
berikut:
1) keruangan dan interaksi antarruang dalam lingkup
nasional, ASEAN, dan Internasional;
2) dinamika interaksi sosial;
3) kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan bangsa; dan
4) perubahan dan kesinambungan masyarakat Indonesia sejak zaman praaksara
hingga masa sekarang.

4
e. Silabus

5
7. Mata Pelajaran Bahasa Inggris
a. Rasional
Pengajaran bahasa Inggris berfokus pada peningkatan kompetensi siswa untuk
mampu menggunakan bahasa tersebut dalam mencapai tujuan komunikasi di berbagai
konteks, baik lisan maupun tulis. Salah satu pendekatan yang berfokus pada peningkatan
kompetensi siswa untuk menggunakan bahasa yang dipelajarinya dalam berbagai tujuan
komunikasi adalah pengajaran berbasis teks. Pembelajaran ini adalah pembelajaran yang
mengacu pada fungsi bahasa dan penggunaannya, yang merupakan satu kesatuan makna
baik lisan maupun tulis. Adapun yang dimaksud dengan teks adalah kesatuan makna yang
dapat terdiri atas satu kata seperti kata ‘stop’ dipinggir jalan, satu frase ‘no smoking’, satu
kalimat berupa pengumuman sampai satu buku. Dengan demikian, pembelajaran berbasis
genre sangat relevan untuk diterapkan.
Teks dipelajari bukan sebagai sasaran akhir, tetapi sebagai alat untuk melakukan
berbagai aktivitas dalam kehidupan nyata. Pada tingkat dasar ini, materi ajar terdiri atas
teks-teks pendek dan sederhana. Pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman
dalam menggunakan teks-teks berbahasa Inggris untuk memahami dan menerapkan
pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural terkait fenomena dan kejadian tampak
mata, melalui kegiatan berbicara, menyimak, membaca, dan menulis dalam ranah konkret.
Penggunaan teks juga bertujuan untuk mengembangkan sikap menghargai dan
menghayati nilai-nilai agama dan sosial, termasuk perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Pembelajaran bahasa Inggris berbasis teks mendukung pembelajaran pada mata
pelajaran lain dalam kurikulum. Misalnya, pembelajaran teks deskriptif akan
mengembangkan kemampuan siswa antara lain pada mata pelajaran Seni Budaya untuk
mempromosikan wisata di Indonesia. Selain itu, pembelajaran jenis teks lain akan
membantu siswa dalam memperluas wawasan keilmuannya tentang materi dalam mata
pelajaran lain dalam skala internasional.
Silabus ini disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang sederhana
sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru. Penyederhanaan format
dimaksudkan agar penyajiannya lebih efisien,tidak terlalu banyak halaman namun lingkup
dan substansinya tidak berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata urutan (sequence)
materi dan kompetensinya. Penyusunan silabus ini dilakukan dengan prinsip keselarasan
antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum; mudah diajarkan oleh guru (teachable);
mudah dipelajari oleh siswa (learnable); terukur pencapainnya (measurable); dan
bermakna untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan
pendidikan siswa.

6
Silabus inimerupakan acuan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran bersifat
fleksibel, kontekstual, dan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan
dan melaksanakan pembelajaran, serta mengakomodasi keunggulan-keunggulan lokal.
Atas dasar prinsip tersebut, komponen silabus mencakup kompetensi dasar, materi
pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran. Uraian pembelajaran yang terdapat dalam
silabus merupakan alternatif kegiatan yang dirancang berbasis aktivitas. Pembelajaran
tersebut merupakan alternatif dan inspiratif sehingga guru dapat mengembangkan
berbagai model yang sesuai dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran. Dalam
melaksanakan silabus ini guru diharapkan kreatif dalam pengembangan materi,
pengelolaan proses pembelajaran, penggunaan metode dan model pembelajaran, yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta tingkat perkembangan
kemampuan siswa.

b. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Mata Pelajaran Bahasa


Inggris di Pendidikan Dasar dan Menengah
Secara umum kompetensi Bahasa Inggris adalah kemampuan berkomunikasi
dalam tiga jenis wacana, (1) interpersonal, (2) transaksional, dan (3) fungsional,
secara lisan dan tulis, pada tataran literasi informasional, untuk melaksanakan fungsi
sosial, dalam konteks kehidupan personal, sosial budaya, akademik, dan profesi.
Siswa dipandu untuk menggunakan berbagai bentuk teks untuk kebutuhan literasi
dasar, dengan struktur yang berterima secara koheren dan kohesif serta unsur-unsur
kebahasaan secara tepat. Berikut ruang lingkup kompetensi dan materi Bahasa
Inggris.
KOMPETENSI RUANG LINGKUP MATERI

Menunjukkan perilaku yang Teks-teks pendek dalam wacana


berterima dalam lingkungan interpersonal, transaksional, fungsional
personal, sosial budaya, akademik, khusus, dan fungsional dalam bentuk teks
dan profesi; descriptive, recount, narrative, procedure,
Mengidentifikasi fungsi sosial, report, explanation, analytical exposition,
struktur teks dan unsur kebahasaan dan news item, pada tataran literasi
dari teks pendek dalam kehidupan informasional;
dan kegiatan siswa sehari-hari; Penguasaan setiap jenis teks mencakup tiga
Berkomunikasi secara interpersonal, aspek, yaitu fungsi sosial, struktur teks,
transaksional dan fungsional tentang dan unsur kebahasaan, yang ketiganya
diri sendiri, keluarga, serta orang, ditentukan dan dipilih sesuai tujuan dan
binatang, dan benda, kongkret dan konteks komunikasinya;
imajinatif yang terdekat dengan Sikap mencakup menghayati dan
kehidupan dan kegiatan siswa mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
sehari- hari di rumah, sekolah, dan tanggung jawab, peduli (gotong royong,
masyarakat, serta terkait dengan kerjasama, toleran, damai), santun,
mata pelajaran lain dan dunia kerja; responsif dan proaktif dan menunjukkan

7
Menangkap makna dan menyusun sikap sebagai bagian dari solusi atas
teks lisan dan tulis, dengan berbagai permasalahan;
menggunakan struktur teks secara Keterampilan mencakup menyimak,
urut dan runtut serta unsur berbicara, membaca, menulis, dan
kebahasaan secara akurat, berterima, menonton, secara efektif, dengan
dan lancar. lingkungan sosial dan alam dalam lingkup
pergaulan dunia;
Unsur-unsur kebahasaan mencakup
penanda wacana, kosa kata, tata bahasa,
ucapan, tekanan kata, intonasi, ejaan, tanda
baca, dan kerapian tulisan tangan;
Modalitas: dengan batasan makna yang
jelas.

c. Kompetensi yag Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Bahasa Inggris di Sekolah


Menengah Pertama
Mata pelajaran Bahasa Inggris untuk jenjang pendidikan SMP/MTs bertujuan
mengembangkan potensi siswa agar memiliki kompetensi komunikatif dalam teks
interpersonal, transaksional, dan fungsional, dengan menggunakan berbagai teks
berbahasa Inggris lisan dan tulis. Melalui penggunaan teks-teks tersebut, siswa
dibimbing untuk menggunakan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural, serta
menanamkan nilai-nilai luhur karakter bangsa, dalam konteks kehidupan di
lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.

d. Ruang Lingkup Materi


Berikut adalah daftar teks yang tercakup dalam kurikulum jenjang SMP/MTs.
1) Teks interaksi interpersonal
2) Teks interaksi transaksional
3) Teks fungsional khusus
4) Teks fungsional

e. Silabus

8
8. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
a. Rasional
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (PJOK) merupakan salah satu
mata pelajaran pada Kurikulum 2013. PJOK merupakan bagian integral dari program
pendidikan nasional, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,
keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran,
stabilitas emosional, tindakan moral, pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan
bersih melalui pembekalan pengalaman belajar menggunakan aktivitas jasmani
terpilih yang dilakukan secara sistematis yang dilandasi nilai-nilai keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Silabus ini merupakan acuan bagi guru dalam melakukan pembelajaran agar
siswa mampu mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak,
keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,
tindakan moral, pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih sesuai dengan
tujuan.
Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan kesempatan kepada
guru untuk mengembangkannya lagi sesuai kebutuhan dan mengakomodasi
keungulan- keunggulan lokal. Atas dasar prinsip tersebut, komponen silabus
mencakup kompetensi dasar, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam silabus merupakan alternatif kegiatan
yang dirancang untuk mencapai kompetensi dasar yang diharapkan. Kegiatan
pembelajaran yang termuat di dalam silabus ini merupakan alternatif dan inspiratif
sehingga guru dapat mengembangkan berbagai kegiatan pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik dan tingkat perkembangan siswa.

b. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Mata Pelajaran Pendidikan


Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di Pendidikan Dasar dan Menengah
Setelah mengikuti pembelajaran PJOK, siswa memiliki sikap, pengetahuan,
keterampilan gerak, serta meningkatnya derajat kebugaran jasmani yang dapat
digunakan/berguna untuk aktivitas hidup keseharian, rekreasi, dan menyalurkan bakat
dan minat berolahraga, hidup sehat dan aktif sepanjang hayat yang dilandasi oleh nilai-
nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Esa, disiplin, menghargai
perbedaan, kerja sama, sportif, tanggung jawab, dan jujur, serta kearifan lokal yang
relevan.

c. Kompetensi yag Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Pendidikan Jasmani,


Olahraga, dan Kesehatan di Sekolah Menengah Pertama

9
Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari PJOK di Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiah
Pengembangan kompetensi mata pelajaran PJOK didasarkan pada
perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan siswa. Khusus untuk pengembangan
kompetensi pada ranah fisik dan motorik, pengembangan kompetensi mata pelajaran
PJOK didasarkan pada prinsip pertumbuhan dan perkembangan fisik dan gerak.
Tercapainya kompetensi pengembangan gerak spesifik dan pengembangan
kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui permainan bola besar, permainan
bola kecil, atletik, beladiri, senam, gerak berirama, aktivitas air, dan materi Kesehatan.

d. Ruang Lingkup Materi


Ruang lingkup pembelajaran PJOK untuk SMP/MTs terdiri dari:
1) Aktivitas permainan bola besar dan bola kecil
2) Aktivitas beladiri
3) Aktivitas atletik
4) Aktivitas pengembangan kebugaran jasmani
5) Aktivitas senam
6) Aktivitas gerak berirama
7) Aktivitas air dan keselamatan diri
8) Kesehatan

e. Silabus

10
9. Mata Pelajaran Seni Budaya
a. Rasional
Seni Budaya berperan penting dalam perkembangan dan kebutuhan siswa
karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatannya. Pembelajaran Seni Budaya
dilakukan dengan memberikan pengalaman estetik yang mencakup konsepsi,
apresiasi, kreasi dan koneksi. Keempat hal tersebut selaras dengan Kompetensi Inti
yang ada pada Kurikulum 2013.
Mata pelajaran Seni Budaya memiliki sifat multilingual, multidimensional,
dan multikultural. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan
mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti bahasa
rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai keterpaduannya. Multidimensional bermakna
pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman,
analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis
unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat multikultural mengandung makna
pendidikan seni menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap
beragam seni budaya. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang
memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam masyarakat dan
budaya yang majemuk.
Di sekolah menengah mata pelajaran Seni Budaya memiliki kekhasan
tersendiri sesuai dengan kaidah keilmuan masing-masing yaitu bidang seni rupa,
musik, tari, dan teater. Dalam seni budaya, aktivitas berkesenian harus menampung
kekhasan tersebut, sehingga sekolah wajib melaksanakan minimal dua aspek seni
yang dapat disesuaikan dengan minat siswa, kondisi sekolah dan budaya
masyarakatnya.
Silabus ini merupakan acuan bagi guru dalam melakukan pembelajaran agar
siswa mampu memiliki pengetahuan apresiasi dan kreasi melalui berkarya seni rupa,
musik, tari dan teater. Selain itu juga harus memperhatikan prinsip keselarasan antara
ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum, mudah diajarkan oleh guru (teachable),
mudah dipelajari oleh siswa (learnable); terukur pencapainnya (measurable); dan
bermakna untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan
kelanjutan pendidikan siswa.
Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan kesempatan kepada
guru untuk mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran, serta mengakomodasi
keungulan- keunggulan local. Uraian pembelajaran yang terdapat dalam silabus
merupakan alternatif kegiatan yang dirancang berbasis aktivitas. Pembelajaran
tersebut merupakan alternatif dan inspiratif sehingga guru dapat mengembangkan
berbagai model yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Dalam melaksanakan
silabus ini guru diharapkan kreatif dalam pengembangan materi, pengelolaan proses

11
pembelajaran, penggunaan metode dan model pembelajaran, yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi masyarakat serta tingkat perkembangan kemampuan siswa.

b. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Mata Pelajaran Seni


Budaya di Pendidikan Dasar dan Menengah
Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Seni Budaya di
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Siswa mampu:
1) memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif dalam
kepekaan indrawi terhadap rupa, bunyi, gerak dan keterpaduannya;
2) memiliki apresiasi yang meliputi kepekaan rasa estetika dan artistik serta sikap
menghargai karya seni; dan
3) memiliki kreasi mencakup segala bentuk dalam proses produksi berkarya seni dan
berimajinasi.

c. Kompetensi yag Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Seni Budaya di Sekolah


Menengah Pertama
Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Seni Budaya di
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Siswa memiliki pemahaman
keberagaman, keunikan, dan keindahan dalam kepekaan rasa dan kebanggaan
terhadap karya dan nilai seni budaya, serta mampu menerapkan konsep, prosedur
dalam sajian karya dan telaah seni budaya a memperhatikan etika dan norma.

d. Ruang Lingkup Materi


Ruang Lingkup materi Mata pelajaran Seni Budaya meliputi aspek-aspek
sebagai berikut.:
1) Seni rupa, mencakup kemampuan konsepsi, apresiasi dan berkreasi karya seni
rupa dua dan tiga dimensi
2) Seni musik, mencakup kemampuan untuk konsepsi, apresiasi dan berkreasi karya
seni vokal dan instrumen
3) Seni tari, mencakup kemampuan untuk konsepsi, apresiasi dan berkreasi karya
seni tari tradisi dan kreasi
4) Seni teater, mencakup kemampuan untuk konsepsi, apresiasi dan berkreasi karya
seni peran

e. Silabus

12
10. Mata Pelajaran Prakarya
a. Rasional
Tema pengembangan Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat
menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, melalui penguatan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi, dalam rangka mewujudkan
insan Indonesia yang produktif, kreatif, dan inovatif.
Mata pelajaran Prakarya secara umum dirancang untuk membekali insan
Indonesia agar mampu:
menemukan, membuat, merancang ulang dan mengembangkan produk
prakarya berupa: kerajinan, rekayasa, budidaya dan pengolahan melalui kegiatan
mengidentifikasi, memecahkan masalah, merancang, membuat, memanfaatkan,
menguji, mengevaluasi, dan mengembangkan produk yang bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari. Kemampuan yang dikembangkan pada mata pelajaran ini
adalah: kemampuan pada tingkat meniru, memanipulasi (memodifikasi),
mengembangkan, dan menciptakan serta merekonstruksi karya yang ada, baik karya
sendiri maupun karya orang lain;
1) menemukan atau mengemukakan gagasan atau ide-ide yang mampu memunculkan
bakat siswa, terutama pada jenjang pendidikan dasar;
2) mengembangkan kreatifitas melalui: mencipta, merancang, memodifikasi, dan
merekonstruksi berdasarkan pendidikan teknologi dasar, kewirausahaan dan
kearifan lokal,
3) melatih kepekaan siswa terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni untuk menjadi inovator dengan mengembangkan: rasa ingin tahu, rasa
kepedulian, rasa keindahan;
4) membangun jiwa mandiri dan inovatif siswa yang berkarakter: jujur,
bertanggungjawab, disiplin, peduli dan toleransi; dan
5) menumbuhkembangkan pola pikir teknologis dan estetis: cekatan, ekonomis dan
praktis.
Silabus mata pelajaran Prakarya SMP/MTs disusun dengan penulisan format
yang sederhana dan efisien. sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru.
Namun lingkup dan substansinya tidak berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata
urutan (sequence) materi dan kompetensinya. Penyusunan silabus ini dilakukan
dengan prinsip keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum; mudah
diajarkan oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh siswa (learnable); terukur
pencapainnya (measurable), dan bermakna untuk dipelajari (worth to learn) sebagai
bekal untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan siswa.
Silabus ini merupakan acuan bagi guru dalam melakukan pembelajaran, agar
siswa mampu membuat produk prakarya yang presisi serta menumbuhkembangkan

13
kreatifitas dengan menganalisis berbagai desain karya, mengidentifikasi dan
mendeskripsikan proses pembuatan karya, membuat dan memodifikasi karya dalam
konteks kearifan lokal. Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan
kesempatan kepada guru untuk mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran,
serta mengakomodasi keungulan-keunggulan lokal. Atas dasar prinsip tersebut,
komponen silabus mencakup kompetensi dasar, materi pembelajaran, dan kegiatan
pembelajaran. Uraian pembelajaran yang terdapat dalam silabus merupakan alternatif
kegiatan yang dirancang berbasis aktivitas. Pembelajaran tersebut merupakan
alternatif dan inspiratif sehingga guru dapat mengembangkan berbagai model yang
sesuai dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran. Dalam melaksanakan
silabus ini guru diharapkan kreatif dalam pengembangan materi, pengelolaan proses
pembelajaran, penggunaan metode dan model pembelajaran, yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi masyarakat serta tingkat perkembangan kemampuan siswa.

b. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Mata Pelajaran Prakarya


di Pendidikan Dasar dan Menengah
Setelah mengikuti pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di pendidikan
dasar dan menengah diharapkan siswa memiliki kemampuan, mulai dari yang bersifat
imitasi/meniru (guided response), yaitu meniru gerakan secara terbimbing,
manipulatif (membiasakan atau mekanism), dan presisi/mahir (complex or overt
response) yaitu melakukan gerakan kompleks dan termodifikasi. Ditinjau dari produk,
aspek yang dipelajari meliputi kerajinan, rekayasa, budidaya dan pengolahan yang
berorientasi pada produk prakarya yang dibutuhkan sehari-hari dengan tahapan belajar
mulai dari mencontoh produk yang telah ada (multi contoh), memodifikasi dan
mengembangan produk (multi desain), serta produk yang memiliki nilai jual pada
skala dami dengan menekankan pada penumbuhan kreatifitas dan mencintai budaya
lokal. Dengan demikian, siswa memiliki jiwa mandiri dan dapat bermanfaat bagi
kehidupan diri sendiri dan masyarakat.

c. Kompetensi yag Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Prakarya di Sekolah


Menengah Pertama
Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Prakarya di Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Siswa mampu: meniru/imitasi (guided
response) yaitu meniru gerakan secara terbimbing, dan manipulatif (membiasakan
atau mekanisme) produk prakarya yang dibutuhkan sehari-hari dengan tahapan belajar
mulai dari mencontoh produk yang telah ada (multi contoh) dan memodifikasi dan
mengembangan produk (multi desain) dengan menekankan pada penumbuhan
kreatifitas dan mencintai budaya lokal.
14
d. Ruang Lingkup Materi
1) Kerajinan
Kerajinan dapat dikaitkan dengan kerja tangan yang hasilnya merupakan benda
untuk memenuhi tuntutan kepuasan pandangan: estetika-ergonomis, dengan
simbol budaya, kebutuhan tata upacara dan kepercayaan (theory of magic and
relligy), dan benda fungsional yang dikaitkan dengan nilai pendidikan pada
prosedur pembuatannya. Lingkup ini dapat digali dari potensi lokal dan seni
terapan (applied art), desain kekinian (modernisme dan postmodernisme).
2) Rekayasa
Rekayasa terkait dengan beberapa kemampuan: merancang, merekonstruksi dan
membuat benda produk yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari dengan
pendekatan pemecahan masalah. Sebagai contoh: rekayasa penyambungan balok
kayu untuk membuat susunan (konstruksi) kerangka atap rumah, harus dilakukan
dengan prinsip ketepatan agar susunan rumah tidak mudah runtuh. Lingkup ini
memerlukan kesatuan pikir dan kecekatan tangan membuat susunan mengarah
kepada: berpikir kreatif, praktis, efektif, ketepatan dan hemat serta berpikir
prediktif.
3) Budidaya
Budidaya tumbuhan dan hewan mencakup pembibitan, penanaman, pemanenan,
penyimpanan, dan penanganan atau pengemasan dan distribusi untuk
prosesselanjutnya. Substansi yang dipelajari pada aspek ini adalah tanaman, ternak
dan ikan. Manfaat edukatif teknologi budidaya adalah pembinaan perasaan,
pembinaan kemampuan memahami pertumbuhan dan menyatukan dengan alam
(ecosystem) agar menjadi siswa yang berpikir sistematis berdasarkan potensi
kearifan lokal.
4) Pengolahan
Pengolah proses transformasi (perubahan bentuk) dari bahan mentah menjadi
produk olahan. Transformasi melibatkan proses-proses fisik, kimia, maupun
mikrobiologis. Proses pengolahan mencakup pula penanganan dan pengawetan
bahan melalui berbagai teknik dasar proses pengolahan dan pengawetan. Manfaat
edukatif teknologi pengolahan bahan pangan bagi pengembangan kepribadian
siswa adalah menambah keanekaragaman makanan, member nilai ekonomis dan
timbul kesadaran pentingnya melakukan penanganan, pengolahan dan pengawetan
bahan pangan agar tidak cepat rusak.

e. Silabus

15

Anda mungkin juga menyukai