Anda di halaman 1dari 2

Bahan Pendadaran Bujono

GkJ Ambarawa, 25 juli 2016.

Teks : I Korintus 11: 23-31

Tema : Bersiap Menerima Perjamuan Allah

Pendahuluan

Tuhan Yesus pernah memberikan sebuah perumpamaan mengenai perjamuan kawin (Mat. 22:1-14). Dalam
perumpamaan tersebut, diceritakan bahwa ada seorang raja yang menyuruh para hambanya untuk memanggil semua
orang yang menerima undangan untuk menghadiri perjamuan kawin. Akan tetapi, orang-orang yang telah menerima
undangan tersebut menolak untuk hadir dengan berbagai alasan kesibukan mereka. Bahkan ada yang dengan sengaja
membunuh utusan raja yang menyampaikan pesan. Akhirnya raja murka, dan membinasakan orang-orang yang
membunuh utusan raja. Karena semua sudah tersedia namun tidak ada yang hadir ke perjamuan, maka raja memberi
perintah untuk memanggil semua orang yang ada di jalan-jalan; orang jahat maupun orang baik. Tetapi ditengah-
tengah perjamuan, raja melihat ada seorang yang tidak memakai pakaian pesta. Oleh karena keadaan yang demikian,
raja murka dan menghukum orang tersebut dalam kegelapan yang gelap, penuh ratapan dan kertak gigi.

Melalui perumpamaan tersebut, kita dapat mengambil sebuah prinsip bahwa Setiap orang yang akan menerima
perjamuan Tuhan, haruslah bersiap. Sebab bila tidak bersiap, maka akan menimbulkan hukuman (I Kor. 11:29).
Sebagaimana seorang raja menginginkan peserta perjamuan bersiap dengan memakai pakaian pesta, demikian pula
kita dalam mengikuti perjamuan kudus. Allah menginginkan kita supaya bersiap. Apa yang dimaksud dengan bersiap
disini? Untuk dapat memahami, marilah kita telaah mengenai apa yang disampaikan rasul Paulus kepada jemaat di
Korintus. Ada beberapa prinsip yang harus kita pegang dan laksanakan sehingga kita disebut sebagai umat yang
bersiap menerima perjamuan Allah, yakni:

a. Menjaga kemurnian iman (ay.26)

Latar belakang Paulus menuliskan surat yang pertama ke Jemaat Korintus, salah satunya ialah untuk menyadarkan
tanggung jawab jemaat untuk tetap menjaga kemurnian iman. Jangan sampai, perjamuan yang kudus itu dijadikan
tempat untuk menyombongkan diri, mengandalkan diri sendiri dan meremehkan kekudusan Tuhan. Sebab, kemurnian
iman jemaat akan menjadi berita bagi seluruh dunia sampai Tuhan datang kembali. Oleh karenanya, rasul Paulus
menegaskan: Sebab setiap kali kamu makan roti dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai
Ia datang. Dengan demikian, marilah kita bersama menyadari tanggung jawab kita untuk menjaga kemurnian iman.
Sebab kemurnian iman kita adalah berita yang layak disebarkan samapi Tuhan datang kembali.

b. Menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru (ay.28)

Selanjutnya ditekankan pula bahwa, setiap orang yang mengikuti Perjamuan Kudus haruslah bertekad untuk hidup
kudus. Sebab, sebagaimana diketahui bersama maksud diadakannya Perjamuan Kudus ialah untuk melawan dosa.
Sehingga dimohon dengan tegas, agar setiap jemaat bersedia dengan rendah hati menelusuri, apakah ada dosa yang
diperbuat diwaktu yang lampau dan belum diselesaikan? Bila ada baiklah memohon ampun secara terbuka dalam doa
kepada Tuhan dan berkomitmen untuk tidak melakukannya kembali. Dalam beberapa suratnya, rasul Paulus juga
menyampaikan kebenaran firman Tuhan supaya menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru di
dalam Kristus. Secara jelas dituliskan beberapa dosa yang harus dihindari dan beberapa sikap yang harus dilakukan.
(baca Efesus 4:22-24 & 32-32). Dengan demikian jelas bahwa, setiap jemaat yang bersedia ikut dalam Perjamuan
Kudus haruslah bersedia menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru.
c. Menyadari bahwa kita akan menerima Perjamuan Allah di Sorga (ay.31-32)

Terakhir, sebenarnya Perjamuan Kudus diadakan bukan hanya untuk mengingat akan pengurbanan Tuhan Yesus bagi
kita. Bukan juga hanya untuk melawan dosa. Tetapi juga untuk mengingatkan kita bahwa nantinya kita juga akan
mengikuti Perjamuan Kudus di Sorga yang dipimpin langsung oleh Tuhan Yesus. Ketika kita mengikuti Perjamuan
Kudus, sebenarnya kita diingatkan untuk menerima Perjamuan di Sorga, sehingga kita tidak dibinasakan bersama-
sama dengan dunia fana (ay.31-32). Ditengah-tengah kedegilan bangsa Israel nabi Zefanya menyerukan supaya bangsa
Israel bersiap diundang Tuhan ikut serta dalam perjamua-Nya di Sorga. Secara tegas disampaikan: Berdiam dirilah di
hadapan Tuhan ALLAH! Sebab hari TUHAN sudah dekat. Sungguh TUHAN telah menyediakan perjamuan korban dan
telah menguduskan para undangan-Nya.( Zefanya 1:7). Demikian pula kepada Yohanes, Tuhan Allah menyampaikan
bahwa orang-orang yang diundang masuk dalam Perjamuan Allah akan menerima kebahagiaan yang tak terkatakan
(Wahyu 19:9). Maka persiapkanlah diri kita untuk menerima Perjamuan Kudus di dunia saat ini, sebab akan tiba
waktunya kita akan menerima Perjamuan Kudus bersama Tuhan Allah di Sorga disertai kebahagiaan yang luar biasa.

Undangan

Marilah bersama-sama kita mengikuti Perjamuan Kudus dengan kesiapan diri. Marilah kita menjaga kemurnian iman
kita, menanggalkan perbuatan manusia lama dan mengenakan manusia baru yang dikuduskan Tuhan. Serta
menyadari bahwa ketika kita mengikuti Perjamuan Kudus di dunia dengan iman dan kekudusan, maka sebenarnya kita
telah menerima undangan untuk ikut serta dalam Perjamuan Kudus di Sorga. Marilah kita bersiap menerima
Perjamuan Kudus sampai Tuhan Yesus datang kembali.

Anda mungkin juga menyukai