Anda di halaman 1dari 3

Agent of Mission

Yohanes 17 : 13-26 (baca ayatnya dulu)

A. Latar Belakang Cerita

Bagian dari Injil Yohanes pada Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen, menurut kesaksian
Yohanes, seorang dari Keduabelas Rasul pertama Yesus Kristus. Memuat doa Yesus kepada
Bapa-Nya, setelah menyampaikan Amanat Perpisahan dan sebelum sampai ke Taman
Getsemani, di mana Ia ditangkap dan kemudian disalibkan.

Pada akhir zaman ini kita sebagai sebagai anak Tuhan yang sudah lama ke gereja, datang
beribadah, dan membaca firman pasti setuju bahwa memberitakan firman merupakan
kebutuhan mendesak. Tetapi pertanyaan adalah, berapa banyak dari kita yang masih rajin
melakukan pekabaran injil?

Timothy Keller berkata bahwa dosa gereja modern adalah kita secara pribadi tidak
lagi aktif melakukan pekabaran injil kepada orang lain. Kita sudah menganggap musik
yang bagus, pembicara yang terkenal dan acara yang menarik adalah alat satu-satunya
untuk pertumbuhan gereja.
Saya khawatir bahwa perkataan Timothy Keller menjadi kenyataan sekarang ini. Kita terbiasa
hanya mengandalkan gereja untuk membuat acara penjangkauan jiwa, namun kita lupa bahwa
tugas memberitakan injil adalah tugas Anda dan saya.

Di dalam kitab Kisah Para Rasul 20:24, Rasul Paulus memiliki semangat yang membara
untuk mengabarkan injil kepada banyak orang, juga seperti nabi Yeremia ketika
memberitakan firman Tuhan seperti memiliki api yang menyala-nyala yang tidak dapat
ditahan (Yeremia20:9).

NEXT SLIDE!!!

Teman-teman jangan sampai kita terlalu nyaman untuk tidak memberitakan injil. Saya
ingin kita sadar dan fokus pada diri sendiri bahwa kita lah agen yang diutus untuk
memberitakan injil.
Ada tiga hal mengenai pemberian Tuhan kepada kita untuk penginjilan, yaitu.

B. Apa yang Tuhan berikan kepada kita untuk penginjilan?

BISA DI NEXT SLIDE LAGI!!!

1. Sukacita (ayat 13)

Apa yang Yesus terima setelah menjalani misi keselamatan ini? Kita bisa temukan pada ayat
yang ke 13 ( DIBACA). Dengan ini kita tahu bahwa buah dari penginjilan adalah sukacita.
Bagi kita yang mengabarkan injil, kita akan mengalami sukacita yang penuh didalam diri,
yang tidak bisa di bandingkan dengan sukacita biasa. Ketika yang kita beritakan benar-benar
dilakukan oleh orang lain yang di Injili, bahkan berbuah dengan baik, hal ini sudah
merupakan pertolongan yang lebih dibanding materi. Orang kristen yang penuh sukacita
adalah orang kristen yang setia dalam pengabaran injil.

NEXT SLIDE!!!

Nah hal kedua yang Tuhan berikan kepada kita untuk penginjilan adalah,

2. Pemahaman akan Firman (ayat 17)

Syarat dalam melakukan penginjilan sudah pasti kita harus memahami injil kristus terlebih
dahulu. Sebagai contoh dalam keseharian adalah bagaimana mungkin seorang sales
menawarkan barang tapi tidak tahu barang apa yang dia jual. Kita harus mengasihi dan
mengenal orang berdosa (yang masih tinggal dalam dosa). Kita harus tahu teknik-teknik
penginjilan bagaimana yang dapat menyentuh hatinya, bukan memojokannya, apalagi
membandingkan permasalahan kita dengan mereka.

Tetapi, ada satu hal yang mendasar yang harus kita miliki untuk melakukan pekabaran injil,
yang telah disebutkan diatas itu memang penting, tetapi jika tidak ada hal ini maka engkau
tidak akan punya kuasa akan penginjilan. Apa itu?

Ayat 17-19 berkata “kuduskanlah … sama seperti Engkau telah mengutus Aku … “. Ayat ini
sepertinya tidak ada kaitannya. Tetapi sesungguhnya Yesus sedang mengatakan sesuatu yang
penting, yaitu bila engkau diutus untuk menjadi pekabar Injil maka engkau harus kudus
terlebih dahulu. Inilah hal penting yang harus dimiliki sebelum melakukan penginjilan yaitu
hidup yang kudus. Kudus dalam perilaku, perkataan dan karakter. Jangan sampai apa yang
kita sampaikan kita bertolak belakang dengan injil yang kita kabarkan, yang mereka lihat
adalah kemunafikan akan diri sendiri, ada ke-tidak-sinkron-an antara ucapan dengan
kelakuan.

Namun, perlu digaris bawahi bahwa kekudusan itu bukan berarti kesempurnaan, tetapi
kekudusan berbicara mengenai konsistensi apakah kita menjadi lebih baik dalam
karakter kita khususnya ketika kita dibandingan dengan kebanyakan orang.

Jemaat mula-mula tidak pernah belajar theologia, tidak pernah mengadakan KKR dengan
acara yang meriah dan megah, tetapi mereka dapat memberitakan injil dengan kesaksian
hidupnya, mereka tidak mengutuk tetapi mendoakan orang yang jahat kepada mereka, bahkan
mereka menjual hartanya dan membagi-bagikan kepada yang membutuhkan.
Jadi, kekudusan hidup akan memudahkan dalam melakukan pengabaran injil.

NEXT SLIDE!!!

Nah.. tadi, kalo di point pertama menjelaskan tentang sukacita yang kita dapatkan setelah
memberitakan kabar gembira / Injil, lalu point kedua yaitu pemahaman akan Firman yang
diperoleh sebelum memberitakan penginjilan. Point ketiga berisikan pengalaman di dalam
Yesus berdapak baik bagi kehidupan kita, anak-anak-Nya.
3. Pengalaman di dalam Yesus (ayat 24-26)

Dibaca ulang ayatnya, Dari ayat ini kita tahu bahwa Tuhan Yesus ingin kita sama dengan
diri-Nya, menerima kasih dan menuju tempat yang sama (Surga). Oleh karena itu, dengan
mengenal dan berproses menjadi seperti sosok-Nya, kita mengalami perubahan. Yang
sebelumnya hidup dalam dosa, diubahkan menjadi hidup dalam Kristus, menghasilkan buah
dan menjadi berkat bagi orang lain. Sebelumnya merupakan pribadi yang malas, menjadi
pribadi yang rajin dan disiplin. Sebelumnya menghiraukan firman Tuhan, mulai
mendengarkan dan melakukannya dalam kehidupan sehari hari. Sebelumnya hidup dalam
daging (keinginan diri) semata, sekarang hidup dalam kehendak Tuhan dan rencana-Nya.
Salah satu rencana dan kehendak Tuhan adalah pengabaran Injil ini.

Bill Donahue pernah mengatakan “kepemimpinan Anda yang terbaik muncul dari
kehidupan rohani yang bertumbuh dalam keintiman hubungan dengan Kristus”. Dari
menginjili orang yang diterapkan melalui saran, kesaksian, cerita, teguran, kita mengingat
setiap ajaran Firman Tuhan dan inilah yang membuat kita memiliki pemikiran yang tidak
semua orang miliki. Lebih fokus, terarah, dan dewasa dalam memberikan nasehat, karena
patokan kita adalah kehendak Tuhan Yesus.

NEXT SLIDE!!!
CLOSING
So, kesimpulannya, Yesus mengutus engkau dan saya menjadi saksi-saksinya untuk
memberitakan injil kepada orang-orang yang belum percaya. Engkau dan saya adalah
agennya Allah untuk memberitakan Injil, agent of mision.

Anda mungkin juga menyukai