Anda di halaman 1dari 9

Kamis, 09 Februari 2023

BAB 3 MENANG ATAS PENGANIAYAAN, KEDUNIAWIAN, DAN KEMATIAN ROHANI

III. MENANG ATAS KEMATIAN ROHANI

Kini kita akan melihat gereja di Sardis. Gereja di Sardis melambangkan gereja-gereja Protestan hari
ini. Tuhan berkata, bahwa orang-orang yang di Sardis dikatakan hidup, tetapi sebenarnya tidak
hidup; mereka mati dan sekarat (Wahyu 3:1-2). Ini menunjukkan, bahwa di satu pihak, mereka sudah
mati, tetapi di pihak lain, kematian mereka belum sempurna. Itulah keadaan dalam gereja-gereja
Protestan hari ini.

Kira-kira dua tahun yang lalu, beberapa pemuka dalam denominasi-denominasi di Amerika Serikat
membahas suatu rencana untuk menginjili seluruh dunia. Namun, mereka sampai pada satu
kesimpulan, bahwa mereka tidak memiliki sumber daya manusia, yakni orang-orang yang
melaksanakan hal itu. Menurut statistik baru-baru ini, saat ini ada kurang lebih 65 juta orang
Protestan di Amerika Serikat, yang melebihi seperempat dari jumlah penduduk Amerika Serikat.
Walaupun gereja-gereja Protestan memiliki 65 juta orang Kristen, mereka mengatakan, bahwa
mereka tidak memiliki sumber daya manusia yang cukup. Itu disebabkan dalam kekristenan hari ini
tidak ada kesempatan untuk mengembangkan karunia hayat kaum saleh, tetapi yang ada adalah
kematian yang melenyapkan, membunuh anggota-anggota Tubuh Kristus yang berfungsi.

Dalam suatu denominasi yang besar, hanya pendeta dan beberapa asistennya atau beberapa
pembantunya yang aktif. Semua anggota lainnya dianggap orang awam. Mereka sibuk dengan
pekerjaan mereka sepanjang pekan, maka pada akhir pekan mereka menghadiri kebaktian Minggu
pagi untuk beristirahat. Mereka semua biasa datang pada hari Minggu untuk mendengar
pengkhotbah yang pintar (luas pengetahuannya), fasih, dan menarik. Mereka mengira hal itu sudah
cukup. Namun praktik semacam itu membunuh fungsi rohani dari semua hadirin. ltulah sebabnya
Tuhan memimpin kita dalam tahun-tahun terakhir ini untuk mendorong kaum saleh bernubuat (I
Korintus 14:3), berbicara bagi Tuhan.

Jumat, 10 Februari 2023

BAB 3 MENANG ATAS PENGANIAYAAN, KEDUNIAWIAN, DAN KEMATIAN ROHANI

III. MENANG ATAS KEMATIAN ROHANI

Menurut ketetapan Allah, praktik hidup gereja bukanlah satu orang berbicara dan yang lain
mendengar. Praktik gereja adalah apa yang diajarkan Paulus dalam I Korintus 14. Dalam pasal itu dia
berkata, bahwa kita semua dapat bernubuat seorang demi seorang (ayat 31). Kita harus berdoa agar
Tuhan mengembangkan kapasitas dan kemampuan kita untuk berbicara bagiNya. Kita semua harus
menjadi anggota-anggota Kristus yang hidup yang selalu berusaha berbicara bagi Tuhan dan
mengutarakan Tuhan dalam sidang-sidang gereja demi pembangunan gereja sebagai Tubuh Kristus
(ayat 4b) secara hidup. Kita tidak seharusnya mati atau sekarat. Kita mungkin tidak bisa
menyampaikan khotbah yang panjang, tetapi sekurang-kurangnya kita dapat berbicara bagi Tuhan
selama tiga menit. Kita harus menuntut untuk menjadi trampil membangun gereja (ayat 12).

Praktik hari ini dengan satu orang bicara dan yang lain mendengar, membuat gereja tidak hanya
kaku, tetapi juga mati dan sekarat. Hanya sebagian kecil yang bekerja dalam kekristenan hari ini;
sisanya mati dan sekarat. Kita perlu mempraktikkan sidang-sidang gereja menurut apa yang
diwahyukan dalam I Korintus 14. Ayat 1 mengatakan, "Kejarlah kasih itu, dan usahakan/ah dirimu
memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat." Beberapa penentang
mengatakan, I Korintus 14 tidak ditulis untuk semua orang kudus, melainkan untuk sekelompok nabi.
Tetapi ayat 1 menunjukkan kepada kita, bahwa pasal ini ditulis untuk semua orang kudus. Kita
semua harus mengejar kasih; kita semua harus mendambakan karunia rohani; dan kita semua lebih-
lebih harus mendambakan karunia bernubuat (berbicara bagi Tuhan).

Jika kita tidak berbicara bagi Tuhan, kita sendiri rugi, gereja rugi, dan kepentingan Tuhan di bumi
juga rugi. Semakin sering kita berbicara, semakin banyak perkataan yang dapat kita utarakan, dan
kita akan menerima lebih banyak lagi untuk disampaikan. Bila kita berbicara dalam sebuah sidang,
sidang itu akan sangat baik bagi kita. Tetapi jika kita tidak berbicara dalam sidang, sidang itu akan
menjadi sidang yang miskin bagi kita. Bila kita bernubuat, kita membangun diri kita, kita
menyempurnakan orang lain, dan kita membangun Tubuh Kristus. Jika seratus orang kudus
bersidang pada hari Minggu, dan tiga puluh orang di antara melatih roh mereka untuk berbicara bagi
Tuhan, sidang itu akan sangat segar dan hidup. Bernubuat semacam itu akan membuat gereja hidup
dalam segala hal melalui setiap anggota.

Sabtu, 11 Februari 2023

BAB 3 MENANG ATAS PENGANIAYAAN, KEDUNIAWIAN, DAN KEMATIAN ROHANI

III. MENANG ATAS KEMATIAN ROHANI

Lebih dari tujuh tahun yang lalu, kita sudah menekankan, bahwa kita perlu menempuh jalan yang
ditetapkan oleh Allah. Kita perlu bangkit untuk mempraktikkan imamat Injil Perjanjian Baru, yaitu
memberitakan Injil dengan mengunjungi orang secara teratur, untuk membawa orang beroleh
selamat. Kemudian sepanjang waktu kita akan membaptiskan orangorang baru ke dalam hidup
gereja. Jika kita mempraktikkan imamat Injil, seluruh gereja akan menjadi aktif dan hidup.

Lalu kita semua harus mengemban beban untuk memberi makan orang-orang yang masih muda,
merawat bayi-bayi yang baru lahir dalam Kristus. Jika kita berjerih lelah di dalam Tuhan menurut
jalan yang ditetapkanNya, kita tidak akan ada waktu untuk bergosip. Kita tidak seharusnya menjadi
"seksi penerangan" dari hidup gereja. Sebaliknya, kita seharusnya berbicara bagi Tuhan dengan
membicarakan Injil kepada orang dosa, dengan menyampaikan perkataan yang merawat orang-
orang muda, dengan menyampaikan perkataan untuk menyempurnakan kaum saleh, dan dengan
berbicara untuk membangun Tubuh Kristus.

Kita benar-benar tidak ingin berada dalam keadaan gereja di Sardis. Kita ingin menjadi hidup dan
aktif dalam pemberitaan Injil, dalam merawat orang-orang baru, dalam menyempurnakan kaum
saleh dan dalam bernubuat untuk membangun Tubuh Kristus. Kita memerlukan orang-orang baru
dalam hidup gereja. Kita perlu merawat orang-orang yang baru itu sampai mereka menjadi buah
yang tetap tinggal dalam hidup gereja.

Minggu, 12 Februari 2023

BAB 3 MENANG ATAS PENGANIAYAAN, KEDUNIAWIAN, DAN KEMATIAN ROHANI

III. MENANG ATAS KEMATIAN ROHANI

Kemudian kita perlu berbicara dalam sidang-sidang, untuk membentangkan pola teladan bagi orang-
orang yang lebih muda. Anak-anak belajar berbicara dari orang tua mereka. Gereja harus seperti itu.
Lalu dari satu generasi ke generasi berikutnya, semua orang muda akan bertumbuh dan
disempurnakan untuk melakukan pekerjaan rasul, nabi, penginjil, gembala dan pengajar (Efesus
4:11-12). Itu akan membuat gereja menjadi sangat hidup, aktif, berfungsi, dan bekerja menurut
keinginan Tuhan.
Dengan demikian, kita telah nampak, bahwa kita perlu menang atas penganiayaan, menang atas
keduniawian dengan mengalami pengubahan, dan menang atas kematian rohani dengan menjadi
hidup. Kita harus siap untuk menderita penganiayaan yang bagaimanapun. Kita juga sudah
ditentukan untuk bertumbuh supaya kita bisa diubah, agar bisa terbangun. Selanjutnya, kita harus
hidup. Ketika kita menyanyi, kita harus menyanyi dengan hidup. Ketika kita berdoa, kita harus
berdoa dengan hidup. Ketika kita memberitakan Injil, kita harus memberitakan Injil dengan hidup.
Segala hal yang kita lakukan dalam hidup gereja harus hidup.

Saya ingin melihat pemandangan yang demikian dalam hidup gereja. Ketika kita datang ke sidang
gereja, kita tidak perlu menunggu penatua untuk memulai sidang. Siapa saja dapat memulai sidang.
Kita dapat memulai sidang dengan menyanyikan kidung atau dengan berdoa. Itu membuktikan,
bahwa gereja itu hidup. Jika kita menunggu saudara pemuka untuk memulai sidang, hal itu
menunjukkan bahwa gereja itu mati dan sekarat. Sebenarnya, sidang harus dimulai dari rumah.
Ketika kita makan malam, kita dapat menyanyikan kidung bersama, berdoa dan bersekutu satu sama
lain. Kemudian, ketika kita mengemudikan kendaraan menuju balai sidang, kita harus tetap melatih
roh kita untuk menyanyi kepada Tuhan, berdoa kepada Tuhan, dan memujiNya. Kalau kita sampai di
balai sidang dalam keadaan demikian, itu adalah tanda yang kuat bahwa gereja itu hidup. Kita tidak
mati, tetapi berada dalam kebangkitan, berbicara bagi Tuhan dengan cara yang hidup untuk
membangun TubuhNya yang organik.

Senin, 13 Februari 2023

BAB IV. MENANG ATAS KETIGA AGAMA YANG MENYIMPANG

Sampai di sini, kita telah nampak, bahwa kita perlu menang atas perkara meninggalkan kasih yang
semula, menang atas penganiayaan, menang atas keduniawian, dan menang atas kematian rohani.
Dalam bab ini kita akan melihat, bahwa kita perlu menang atas tiga agama yang telah menyimpang --
Yahudiisme, Katholikisme, dan Protestanisme. Kita, orang-orang Kristen, memiliki satu Allah
Tritunggal -- Bapa, Putra, dan Roh. Kita memiliki satu Alkitab, satu wahyu ilahi. Kita pun adalah satu
gereja, satu Tubuh. Kita adalah Tubuh, gereja, berdasarkan wahyu ilahi yang diwahyukan dalam satu
Alkitab dari satu Roh, satu Putra, dan satu Bapa -- satu Allah Tritunggal. Betapa baiknya jika tidak ada
"agama"! Kita seharusnya menjadi orang-orang yang membenci "agama" dan yang mengasihi satu
Allah Tritunggal, satu Bapa, satu Putra, dan satu Roh; mengasihi satu Alkitab, satu wahyu ilahi; dan
mengasihi satu gereja, satu Tubuh.

Dalam setiap "agama" terdapat hal-hal yang setani dan milik Iblis, termasuk kekeliruan, bidat, dan
penyembahan berhala. Dalam kitab Wahyu, Gereja Katholik Roma diperlihatkan sebagai sundal
besar dengan banyak putri (Wahyu 17:1,5). Alkitab tidak memberitahu kita berapa banyak putri dari
sundal besar itu, tetapi tidak perlu diragukan, dia tentu memiliki banyak putri. Kita harus
menyingkapkan keadaan ini. Setiap agama harus disingkapkan dalam pandangan kita yang diterangi,
supaya kita jelas nampak Allah Tritunggal -- Bapa, Putra, Roh; Alkitab, wahyu ilahi; dan gereja, Tubuh
Kristus.

Hari ini kita memiliki satu Alkitab, tetapi banyak orang, yang mengatakan dirinya memiliki satu
Alkitab, selalu memperdebatkan hal-hal yang terdapat dalam Alkitab. Orang ini mempunyai
penafsirannya sendiri, orang lain juga demikian. Banyak perdebatan dan konflik di sepanjang sejarah
gereja mengenai Allah Tritunggal. Perdebatan tentang doktrin itu dan penafsiran yang berbeda-beda
atas Alkitab itu telah memberi kesempatan kepada Iblis untuk menyesatkan orang dan membujuk
mereka untuk membentuk agama-agama.

Selasa, 14 Februari 2023

BAB IV. MENANG ATAS KETIGA AGAMA YANG MENYIMPANG

Hari ini, ada empat agama besar di dunia: Yahudiisme, Katholikisme, Protestanisme, dan "satu lagi",
yang bisa dianggap sebagai tiruan yang keliru dari Yahudiisme. Keempat agama ini sangat menonjol.
Kita perlu memperhatikan, di mana kita berada hari ini. Kita tidak berada dalam Yahudiisme, Ka-
tholikisme, Protestanisme, juga tidak di dalam yang "satu lagi" itu. Kita berada di dalam satu Allah
Tritunggal -- satu Bapa, satu Putra dan satu Roh; dalam satu Alkitab, satu wahyu ilahi; dan dalam
satu gereja, satu Tubuh Kristus. Dalam bab ini kita akan mempersekutukan tiga agama yang telah
menyimpang, yang diwahyukan dalam kitab Wahyu -- Yahudiisme, Katholikisme, dan Protestanisme.
Ketiganya tidaklah sederhana.

I. YAHUDIISME

Yahudiisme adalah agama orang Yahudi. Orang Yahudi memiliki sejarah yang paling tua. Kelima kitab
pertama dari Alkitab, Pentateukh, ditulis kira-kira pada tahun 1500 SM. Alkitab membahas sejarah
manusia mulai dari penciptaan Adam, kira-kira 6.000 tahun yang lalu. Dari Adam sampai Abraham
ada selang waktu 2.000 tahun, dari Abraham sampai Kristus juga 2.000 tahun, dan dari Kristus
sampai hari ini sudah hampir 2.000 tahun. Setelah itu akan ada selang waktu lain selama 1.000
tahun, milenium. Jadi, Kitab Suci ini mengupas sejarah umat manusia selama paling sedikit 7.000
tahun, seluruh masa sejarah manusia. Alkitab membicarakan generasi pertama dari umat manusia,
Adam dan generasi kedua, Habel. Kemudian dilanjutkan dengan mewahyukan generasi sejarah
manusia sampai hari ini. Semua faktor dasar dari agama Yahudi diwahyukan dalam Alkitab.

Rabu, 15 Februari 2023

BAB IV. MENANG ATAS KETIGA AGAMA YANG MENYIMPANG

I. YAHUDIISME

A. Sebuah Agama Yang Didirikan (Tetapi Tidak Sepenuhnya), Berdasarkan Perintah Hukum Allah,
namun Telah Dirusak oleh Manusia dan Menjadi Agama yang Setani – “Jemaah Iblis"

Yahudiisme adalah agama yang didirikan (tetapi tidak sepenuhnya), berdasarkan perintah hukum
Allah. Hukum Taurat Allah yang ditetapkan oleh Allah melalui Musa adalah dasar yang baik, tetapi
agama ini dirusak oleh manusia, sehingga menjadi agama setani – “Jemaah lblis". Dalam Wahyu 2:9b
Tuhan menyebut "fitnahan dari mereka yang menyebut dirinya Yahudi, yang sebenarnya bukan
demikian, melainkan suatu jemaah lblis". Orang-orang Yahudi menyebut diri mereka orang Yahudi,
tetapi mereka bukanlah orang Yahudi. Mereka memang orang Yahudi menurut daging, tetapi bukan
orang Yahudi menurut roh (Roma 2:28-29). Hanya sebagai keturunan Abraham tidak bisa membuat
mereka menjadi orang Yahudi yang sejati. Orang-orang yang merupakan anak-anak dari daging
bukanlah anak-anak Allah (Roma 9:7-8).

Wahyu 2:9b mewahyukan, bahwa Yahudiisme adalah agama setani. Ayat ini memberitahu kita,
bahwa jemaah (sinagoge) orang Yahudi hari ini bukan berasal dari Allah, tapi dari Iblis. Ini
menampakkan kepada kita, meskipun secara luaran orang-orang Yahudi yang agamawi itu
menyembah Allah, tapi sebenarnya mereka bersatu dengan Iblis, musuh Allah.
1. Menempatkan Hukum Taurat pada Kedudukan yang keliru; Hukum Taurat Sebenarnya adalah
Pemberian Allah sebagai Tambahan dari Kristus yang Merupakan Pokok dalam EkonomiNya

Dalam suratnya kepada orang-orang Galatia, Paulus menyebut dua perempuan dalam kitab Kejadian
dalam Perjanjian Lama, untuk melambangkan dua perkara (4:22-31). Kedua perempuan itu adalah
Sara, istri Abraham, dan Hagar, gundik Abraham. Sara melambangkan kasih karunia Allah dan Hagar
melambangkan hukum Taurat Allah. Kedudukan hukum Taurat adalah sebagai gundik, dan
kedudukan kasih karunia Allah adalah sebagai istri yang resmi. Hukum Taurat diberikan oleh Allah
dan berasal dari Allah, tetapi Allah menaruh hukum Taurat pada kedudukan gundik. Orang Yahudi
membuat suatu kesalahan dengan mendudukkan hukum Taurat sebagai istri. Itu berarti mereka
menempatkan hukum Taurat pada kedudukan yang keliru.

Kamis, 16 Februari 2023

BAB IV. MENANG ATAS KETIGA AGAMA YANG MENYIMPANG

I. YAHUDIISME

1. Menempatkan Hukum Taurat pada Kedudukan yang keliru; Hukum Taurat Sebenarnya adalah
Pemberian Allah sebagai Tambahan dari Kristus yang Merupakan Pokok dalam EkonomiNya

Allah memberikan hukum Taurat sebagai tambahan bagi Kristus, yang merupakan pokok dari
ekonomi Allah. Dalam ekonomi Allah, ada dua perkara, yang satu adalah perkara yang pokok, yang
lain adalah perkara tambahan. Perkara yang pokok adalah Kristus dan perkara tambahan adalah hu-
kum Taurat. Kristus adalah pokok utama dari Alkitab. Kristus berdiri sebagai hal utama dan bahkan
sebagai jalur utama Alkitab. Ketika kita mengendarai mobil, kita tidak senang mengendarainya di
garis pinggir, melainkan di jalur utama. Kita "mengendarai" di dalam Kristus, menganggap Kristus
sebagai jalur utama kita. Namun orang-orang Yahudi ada di garis pinggir, tetap tinggal bersama
hukum Taurat yang adalah seorang gundik.

Salah satu orang Yahudi, Saulus dari Tarsus, kemudian menjadi seorang rasul. Dia berusaha
sebisanya untuk mengoreksi orang Yahudi karena mereka tidak berada dalam jalur utama.
Yahudiisme bersifat setani karena Yahudiisme tidak berada di garis yang ditetapkan oleh Allah.
Menurut Alkitab, Allah memberikan hukum Taurat untuk membantu orang-orang Yahudi menyadari,
bahwa mereka tidak dapat memelihara hukum Taurat. Berusaha memelihara hukum Taurat itu
bodoh. Sebaliknya, kita seharusnya tinggal bersama Kristus. Kita tidak boleh keluar dari Kristus.
Dialah jalur utama kita. Paulus menerima Kristus sedemikian, tetapi orang Yahudi tidak mau
menerima nasihat Paulus.

Menurut perkataan Paulus dalam Roma 7, hukum Taurat itu adalah alat yang dipakai dosa untuk
menipu dan membunuh manusia (ayat 11). Kuasa dosa adalah hukum Taurat (I Korintus 15:56).
Fakta ini seharusnya mengingatkan kita untuk tidak berpaling kepada hukum Taurat dan berusaha
memeliharanya, karena dengan berbuat demikian, berarti kita memberikan kesempatan kepada
dosa untuk menipu dan membunuh kita. Orang-orang dalam Yahudiisme sudah dibunuh oleh hukum
Taurat. Ada lima juta anggota Yahudiisme di Amerika Serikat hari ini, dan semuanya sudah
diselewengkan dari Kristus. Mereka berada di garis pinggir hukum Taurat, melakukan "bunuh diri".
Hagar beserta anaknya, yang melambangkan hukum Taurat, telah diusir keluar (Galatia 4:30-31).
Dengan demikian, orang-orang yang berada di bawah perhambaan hukum Taurat, diusir keluar dari
kasih karunia Allah.
Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bernama Ismail. Hari ini, banyak orang Ismail yang
berperang melawan Israel. Yang keluar dari Hagar adalah orang-orang yang berperang melawan
umat Allah. Ismail menganiaya Ishak (Kejadian 21:9, TI.). Orang-orang Yahudi, keturunan Abraham
menurut daging, juga menganiaya orang imani, keturunan Abraham menurut Roh; seperti Ismail
menganiaya Ishak (Galatia 4:29).

Jumat, 17 Februari 2023

BAB IV. MENANG ATAS KETIGA AGAMA YANG MENYIMPANG

I. YAHUDIISME

2. Menerapkan Pemeliharaan Hari Sabat dengan Keliru

Orang-orang dalam Yahudiisme juga menerapkan pemeliharaan hari Sabat dengan keliru (Keluaran
20:8-11). Dalam sejarah, Allah menetapkan satu hari yang disebut Sabat. Allah menciptakan langit
dan bumi dan segala makhluk dalam enam hari. Setelah enam hari itu, Allah mengumumkan hari
ketujuh sebagai hari perhentian. Hari Sabat adalah perhentian Allah. Kemudian Allah menyuruh
umatNya memelihara hari itu sebagai peringatan penciptaan Allah. Manusia disuruh memelihara
hari Sabat untuk mengingat penciptaan Allah, yaitu mengingat bahwa Yehova, Elohim, adalah
Pencipta alam semesta dan manusia.

Namun kita perlu sadar, bahwa perintah Allah mengenai memelihara hari Sabat adalah perintah
yang bersifat dispensasional (sejaman). Dalam Alkitab, Allah dengan cara dan jaman yang berbeda
memperlakukan manusia. Dalam perlakuan Allah terhadap manusia pada jaman pertama, ada
ketetapan agar manusia memelihara hari Sabat. Ketetapan itu adalah untuk jaman itu. ltu bukanlah
ketetapan yang kekal, melainkan ketetapan yang bersifat sejaman. Bila jaman, atau selang waktu itu
berlalu, pemeliharaan hari Sabat pun berlalu.

Namun, orang-orang Yahudi tidak nampak hal itu, sehingga mereka menerapkan secara keliru
pemeliharaan hari Sabat itu. Sebelum Yesus datang, Musa menyuruh Israel memelihara hari Sabat.
ltu adalah sesuai dengan perintah Allah. Namun, ketika Yesus datang, Dia adalah hari Sabat itu seba-
gai perhentian bagi umat Allah (Matius 11:28-30). Hari Sabat adalah suatu lambang, suatu bayangan
dari Kristus. Bila Persona itu datang, bayangannya berlalu. Kita tidak seharusnya memelihara
bayangan, bila kita memiliki personanya. Bila seseorang ada di sini, bersama kita, tentu kita tidak
akan tidak menghormatinya dengan memperhatikan fotonya saja. Itu perbuatan yang bodoh. Jadi,
ketika Yesus datang, liturgi luaran mengenai memelihara hari Sabat sudah berlalu.

Orang-orang Yahudi menentang Yesus terutama karena pemeliharaan hari Sabat. Pemeliharaan hari
Sabat sudah dihapuskan oleh Tuhan Yesus dalam ministriNya (Matius 12:1-12). Hal itu benar-benar
menyinggung orang Yahudi. Mereka ingin membunuh Dia karena hal itu (ayat 14; Yohanes 5:16).
Jadi, mereka menerapkan pemeliharaan hari Sabat dengan keliru.

Sabtu, 18 Februari 2023

BAB IV. MENANG ATAS KETIGA AGAMA YANG MENYIMPANG

I. YAHUDIISME
3. Menafsirkan Sunat Jasmani Dengan Keliru

Orang Yahudi juga menafsirkan ketetapan mengenai sunat jasmani dengan keliru (Kejadian 17:10-
14). Untuk memelihara umat pilihanNya tetap istimewa, berbeda dari bangsa kafir, Allah
menetapkan mereka untuk disunat. Secara jasmani, sunat adalah pengeratan sedikit daging.
Pengeratan ini, pada aspek subyektif, tidak berarti apa-apa bagi manusia batiniah kita.

Sebenarnya, sunat melambangkan umat pilihan Allah harus mengerat kedagingan. Itulah makna
yang sejati dari sunat. Tetapi orang Yahudi menafsirkannya secara keliru, menjadikan perbuatan
jasmani sunat itu sesuatu yang sangat penting. Banyak orang imani Yahudi bersikeras, kalau orang
tidak disunat menurut kebiasaan yang ditetapkan Musa, mereka tidak bisa beroleh selamat (Kisah
Para Rasul 15:1). Itu berarti meniadakan iman dalam ekonomi Perjanjian Baru Allah dan benar-benar
suatu bidat, yang menyebabkan timbulnya pertentangan besar dalam Kisah Para Rasul 15. Sunat
adalah bayang-bayang penyaliban Kristus dalam hal menanggalkan daging, seperti yang
dilambangkan dengan baptisan (Kolose 2:11- 12). Praktik sunat dianggap tidak berarti dalam wahyu
yang diterima Paulus dalam ministrinya (Galatia 5:6; 6:15).

4. Terlalu Memperhatikan Urusan Makanan yang Tahir

Pendukung Yahudiisme juga terlalu menekankan makanan yang tahir dan haram. Dalam Imamat 11,
Allah menyuruh umat pilihanNya, Israel, memperhatikan makanan mereka secara khusus dan tidak
mengikuti bangsa-bangsa lain. Semua bangsa-bangsa lain, makan banyak barang yang najis dan
haram. Allah itu bijaksana. Aturan makan yang diwahyukan dalam Imamat adalah makanan yang
sangat menyehatkan, tetapi kita perlu nampak, bahwa ketetapan tentang makanan ini juga berlaku
untuk satu jaman saja.

Minggu, 19 Februari 2023

BAB IV. MENANG ATAS KETIGA AGAMA YANG MENYIMPANG

I. YAHUDIISME

4. Terlalu Memperhatikan Urusan Makanan yang Tahir

Peraturan mengenai makanan telah ditiadakan oleh Roh itu dalam ministri Petrus (Kisah Para Rasul
10:9-20). Allah ingin memakai Petrus untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa lain, tetapi
orang Yahudi tidak mau berhubungan dengan bangsa-bangsa lain. Bagi orang Yahudi, bangsa-bangsa
lain itu sama seperti binatang yang najis. Suatu hari Petrus melihat visi sorgawi mengenai kain yang
lebar yang turun dari sorga, di antaranya ada binatang yang najis. Suatu suara dari sorga berkata,
"Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!" (ayat 13). Petrus menolak melakukan hal itu,
karena dia tidak pernah makan sesuatu yang haram dan tidak tahir. Hal itu terjadi sampai tiga kali,
dan kemudian kain lebar itu terangkat ke sorga. Visi sorgawi yang Petrus terima telah meniadakan
peraturan mengenai makanan dalam Imamat 11.

Sebenarnya, peraturan tentang makanan yang kudus melambangkan orang-orang yang bersih dan
orang-orang yang tidak bersih, orang-orang yang seharusnya dikontaki oleh umat kudus Allah dan
orang-orang yang tidak seharusnya dikontaki oleh mereka (Kisah Para Rasul 10:11-16, 34-35). Allah
mewahyukan kepada Petrus, bahwa binatang-binatang yang najis dalam penglihatannya itu,
sebenarnya ditujukan kepada orang-orang, dan dia tidak boleh menyebut manusia yang telah
dibersihkan oleh Allah dengan darah penebusan Kristus sebagai manusia yang haram dan tidak tahir
(ayat 15, 28). Petrus diajar oleh Tuhan sedemikian, tetapi ketika dia berada di Antiokhia, dia mundur
dan memisahkan dirinya dari bangsa-bangsa lain, karena takut kepada orang-orang yang bersunat.
Petrus menjadi munafik (Galatia 2:11-14). Semua hal itu menunjukkan, bahwa agama Yahudi telah
terlalu menekankan makna makanan yang tahir dan najis.

Jadi, hukum Taurat dengan praktik sunat, Sabat, dan makanan yang haram atau najis, membentuk
Yahudiisme, yang dirusak oleh manusia sehingga menjadi agama Iblis. Hukum Taurat diberikan
kepada umat pilihan Allah bukan untuk dipelihara melainkan untuk menguji, mengungkapkan umat
Allah, sehingga mereka dapat nampak, bahwa mereka penuh dosa dan jahat. Kita tidak mempunyai
kemampuan untuk memelihara hukum Taurat. Sebaliknya, kita harus menaruh keyakinan kita
sepenuhnya dan dengan mutlak di dalam Kristus. Dalam pelajaran hayat kitab Mazmur, kita
tunjukkan bahwa maksud penulisan kitab Mazmur bukanlah menyuruh kita memelihara hukum
Taurat, melainkan memalingkan kita dari hukum Taurat kepada Kristus. Paulus dengan jelas berkata
dalam Galatia 2, bahwa jika kebenaran itu berasal dari hukum Taurat, sia-sialah kematian Kristus
(ayat 21). Jadi, kita dapat nampak, bahwa agama Yahudi telah menjadi setani, “jemaah Iblis".

Senin, 20 Februari 2023

BAB IV. MENANG ATAS KETIGA AGAMA YANG MENYIMPANG

I. YAHUDIISME

B. Tidak Menghargai Kristus sebagai Perwujudan Allah Tritunggal, yang Ditetapkan Allah menjadi
Sentralitas dan Universalitas dari EkonomiNya

Agama Yahudi mengabaikan Kristus dan juga tidak menghargai Kristus. Dalam Pentateukh, yakni
kelima kitab pertama dari Alkitab, banyak nubuat dan lambang dari Kristus. Orang Yahudi telah
kehilangan semua nubuat dan lambang itu, karena mereka hanya memperhatikan hukum Taurat dan
mengabaikan Kristus sebagai perwujudan Allah Tritunggal (Kolose 2:9). Di luar Kristus, tanpa Kristus,
kita tidak memiliki Allah Tritunggal. Orang-orang Yahudi mengira mereka menyembah Allah, Elohim,
Yehova, tetapi mereka tidak tahu, bahwa Yehova, Elohim telah terwujud dalam Kristus. Seluruh Allah
Tritunggal ada di dalam Kristus, maka di luar Kristus kita tidak bisa mendapatkan Allah. Kristus
adalah tempat kediaman Allah, Kristus adalah alamat Allah, Kristus adalah rumah Allah. Jika Anda
mau Allah, tetapi tidak mau Kristus, Anda tidak bisa memiliki Allah.

Orang-orang Yahudi juga ingin menyalibkan Kristus. Mereka berteriak berkali-kali, "Salibkan Dia!"
dan suara mereka menang (Markus 15:13-14). Mereka tidak tahu, bahwa Kristus ini sebagai
perwujudan Allah, sudah ditetapkan oleh Allah sebagai sentralitas dan universalitas ekonomiNya.
Kalau Anda tidak menghargaiNya, Anda tidak menghargai semuanya.

Kristus dilambangkan dengan kemah pertemuan, susunan imamat dan korban persembahan dalam
kelima kitab hukum Taurat. Allah menaruh sesuatu yang sangat penting di dalam kitab Taurat. Hal
yang penting itu adalah kemah pertemuan beserta imamat yang korporat yang melayani Allah dalam
kemah pertemuan setiap hari dengan mempersembahkan korban-korban. Orang-orang Yahudi
menerima hal ini sebagai suatu peraturan ibadah. Mereka tidak mengerti apa yang dilambangkan
oleh hal-hal itu. Mereka tidak tahu, bahwa kemah pertemuan adalah lambang Kristus (Yohanes 1:14)
sebagai tempat kediaman Allah, juga tempat umat Allah berkontak dengan Allah, masuk ke dalam
Allah dan menikmati Allah. Ketika orang-orang Yahudi berdosa, mereka tahu bahwa hukum Taurat
menyuruh mereka mempersembahkan korban penghapus dosa, tetapi mereka tidak tahu bahwa
korban itu adalah lambang Kristus. Mereka memiliki lambang yang kongkrit, tetapi tidak mengerti
maknanya, sehingga mereka dengan sen-dirinya mengabaikan Kristus.
Perkataan Tuhan dalam Lukas 24:44 menunjukkan, bahwa Dia bernubuat dalam hukum Taurat
Musa, Nabi-nabi, dan Mazmur. Dalam Kejadian 3:15, Allah berjanji, bahwa keturunan perempuan itu
akan meremukkan kepala ular. Itu adalah satu nubuat yang jelas tentang Kristus. Kemudian Allah
bernubuat kepada Abraham, bahwa segala bangsa akan diberkati melalui keturunannya, dan
keturunannya itu adalah Kristus (Kejadian 22:18; Galatia 3:16). Yesaya dengan jelas mengatakan,
bahwa seorang dara akan melahirkan seorang anak yang namanya disebut Imanual (Yesaya 7:14).
Anak itu adalah "Allah beserta manusia". Itu adalah nubuat yang tegas tentang Kristus, tetapi orang
Yahudi mengabaikannya. Orang Yahudi memiliki Perjanjian Lama, tetapi mereka tidak mempedulikan
nubuat-nubuat tentang Kristus.

Selasa, 21 Februari 2023

BAB IV. MENANG ATAS KETIGA AGAMA YANG MENYIMPANG

I. YAHUDIISME

C. Menjadi lbadah yang Harfiah, Memadamkan Roh, sehingga Membuat Orang Mati, Membunuh
Persekutuan Manusia dengan Allah dalam Hayat, dan Bertentangan dengan Injil Kristus dalam
Ekonomi Perjanjian Baru Allah

Di bawah tangan Iblis yang tidak bisa diam, orang-orang dalam Yahudiisme menentang Tuhan Yesus
(Matius 12:9-14; Lukas 4:28-29; Yohahes 9:22). Mereka juga menentang rasul Paulus (Kisah Para
Rasul 13:45-46,50; 14:1-2,19; 17:1,5-6). Kisah Para Rasul 21 memberitahu kita, bahwa orang-orang
Yahudi dari Asia melihatnya dalam bait suci di Yerusalem, lalu menangkapnya. Ketika mereka hendak
membunuhnya, kepala pasukan Romawi menghentikan mereka dan membawa Paulus ke dalam
tahanan (ayat 27-33). Kemudian, lebih dari empat puluh orang Yahudi membentuk satu komplotan
dan bersumpah dengan mengutuk diri, dengan mengatakan, bahwa mereka tidak akan makan atau
minum sebelum mereka membunuh Paulus (23:12-13). Akhirnya, dia dipindahkan dari Palestina ke
Roma untuk diadili langsung oleh Kaisar (25:9-12). Itulah cara orang Yahudi menganiaya Paulus,
hamba Tuhan. Jadi, kita dapat nampak, bahwa mereka mengabaikan Kristus, menyingkirkan semua
perkara rohani, dan bertentangan dengan Injil Kristus.

D. Menang Atas Agama Setani Semacam itu Dengan Memegang Ajaran Rasul-rasul

Cara untuk menang atas agama setani semacam itu adalah melalui Roh pemberi hayat yang almuhit
dengan memegang ajaran rasul-rasul (Perjanjian Baru) (II Timotius 1:14). "Kitab Taurat" kita hari ini
adalah Perjanjian Baru, ajaran rasul-rasul. Kita harus berpegang kepada ajaran ini melalui Roh
pemberi hayat yang almuhit.

Anda mungkin juga menyukai