Anda di halaman 1dari 5

BAHAN PHD NAPOSO BULUNG HKBP PORIAHA JULU

MINGGU I DUNG TRINITATIS

Selasa, 06 Juni 2023

1. Saat Teduh

2. Bernyanyi BE. NO. 02:1-2 “Naeng Pujionku Ho Jawowa”

3. Doa Pembuka

4. Baca Firman: YOHANES 2 : 1 – 11

I. Pendahuluan

Injil Yohanes adalah yang unik di antara keempat Injil. Injil ini mencatat banyak hal
tentang pelayanan Yesus di daerah Yudea dan Yerusalem yang tidak ditulis oleh ketiga Injil yang
lain, dan menyatakan dengan lebih sempurna rahasia tentang kepribadian Yesus. Penulis
diidentifikasikan secara tidak langsung sebagai "murid yang dikasihi-Nya" (Yoh 13:23; Yoh
19:26; Yoh 20:2; Yoh 21:7,20). Kesaksian tradisi Kekristenan serta bukti yang terkandung dalam
Injil ini sendiri menunjukkan bahwa penulisnya adalah Yohanes anak Zebedeus, salah satu di
antara dua belas murid dan anggota kelompok inti Kristus (Petrus, Yohanes, dan Yakobus).
Menurut beberapa sumber kuno, Yohanes, rasul yang sudah lanjut usianya, sementara tinggal di
Efesus, diminta oleh para penatua di Asia untuk menulis "Injil yang rohani" ini untuk
menyangkal suatu ajaran sesat mengenai sifat, kepribadian dan keilahian Yesus yang dipimpin
oleh seorang Yahudi berpengaruh bernama Cerinthus.

Tambahan pendahuluan :

Injil Yohanes ditulis dengan pengelompokkan menjadi dua bagian. Bagian yang pertama, yaitu
pasal 1-12 yang berisi tentang pelayanan Yesus kepada para pengikut-Nya yang semakin hari
semakin banyak. Kemudian bagian yang kedua, yaitu pasal 13-17 berisi tentang pelayanan Yesus
kepada murid-murid-Nya.
II. Penjelasan Nats

Didalam pasal 2, apa yang Yohanes sebut sebagai yang pertama dan "tanda-tanda", ia
mengisahkan sebuah mujizat Yesus yang mengagumkan pada sebuah perjamuan kawin di Kana,
Galilea, dan bagaimana peristiwa itu telah memampukan para murid untuk mempercayai Yesus.
Harus dicatat bahwa Yohanes menyukai kata "tanda" untuk menggambarkan tindakan Yesus
yang ajaib. Pemilihan kata ini tidaklah muncul begitu saja karena ia dengan jelas berpandangan
bahwa tindakan-tindakan tersebut adalah seperti tanda lalu lintas yang menunjukkan arah yang
tepat bagi kita. Bagi siapa saja yang mengalami mujizat itu, entah secara langsung atau melalui
pengisahan ulang Yohanes, tanda-tanda itu membawanya kepada Yesus sendiri. Belakangan,
Yohanes akan menyatakan beberapa keberatannya tentang suatu iman kepada Yesus yang
muncul hanya dari tanda-tanda semacam itu, namun di sini cukuplah bagi kita untuk memahami
bahwa tindakan Yesus yang ajaib itu adalah bagian dari apa yang Yohanes maksudkan dengan
penyataan kemuliaan dalam kehidupan Yesus yaitu pernyataan jati diri Yesus yang
sesungguhnya. Pentas perjamuan kawin diuraikan dengan begitu ringkas karena Yohanes tidak
benar-benar tertarik pada perkawinan itu sendiri, tetapi pada tindakan Yesus, di mana anggur
yang habis persediaanya diisi lagi. Krisis manusiawi yang wajar ini disodorkan kepada Yesus
oleh ibu-Nya. Ibu Yesus (namanya tidak pernah disebut dalam Injil Yohanes) bermaksud
menghindarkan tuan rumah dari rasa malu karena habisnya anggur. Dia sepertinya mengira
bahwa Yesus dapat melakukan sesuatu atas situasi tersebut (mungkin inilah permulaan iman
yang paling awal dan kentara), namun Yohanes tidak memberi petunjuk mengapa ibu Yesus
harus beranggapan demikian. Dia ditegur oleh anaknya melalui kata-kata yang maksudnya
adalah untuk mengingatkan bahwa Yesus tidak akan dapat disalahgunakan diatur oleh manusia
mana pun. Dalam kedaulatan-Nya, Dia sendirilah yang memutuskan kapan dan bagaimana
kemuliaan-Nya akan diungkapkan. Namun, akhirnya tersedia juga anggur meskipun sebelumnya
di tempat tersebut hanya ada air.

Tidaklah kebetulan bahwa air ada di situ untuk tujuan praktik pembasuhan dalam agama
Yahudi. Akibat dari tindakan itulah yang menjadi perhatian Yohanes dan pasal 2:11
merangkuminya. TANDA mengungkapkan KEMULIAAN yang menimbulkan IMAN. Dalam
peristiwa ini, hanya para muridlah yang merasakan bahwa tindakan Yesus semacam itu membuat
mereka mulai mempercayai-Nya. Tanda ini belum dimaksudkan bagi kepentingan kalangan
umum, namun demikian polanya telah ditetapkan. Melalui tindakan-tindakan Yesus, seseorang
dapat melihat kehadiran Allah di dalam diri manusia Yesus ini. Yohanes tertarik pada tindakan
mengubah air menjadi anggur ini karena tindakan ini memiliki sebuah simbolisme yang
melampaui tindakan yang ajaib itu sendiri. Keajaiban-keajaiban Yesus yang dikisahkan oleh
Yohanes itu sering dipergunakan olehnya demi makna simbolisnya. Dihasilkannya anggur dari
air, yang secara mengagumkan itu memberi kesan pada Yohanes bahwa kehidupan dan
pelayanan Yesus merupakan penciptaan ulang iman Yahudi. Pesan yang ingin Yohanes
sampaikan ini diisyaratkan melalui fungsi guci- guci air yang dipakai untuk pemurnian ritus
umat Yahudi (2:6). Melalui kedatangan Yesus, tradisi Yahudi Ibrani diubah dari "air" menjadi
"anggur". Inilah sebagian dari salah satu tema khusus Yohanes yaitu bahwa penyataan Allah di
dalam Kristus merupakan pematangan yang lebih jauh dan utuh dari tradisi kuno tentang karya
Allah di antara umat Israel. Yohanes menaikkan bendera lain bagi kita di dalam narasi kecil ini.
Jawaban Yesus kepada ibu-Nya antara lain berbunyi, "Saat-Ku belum tiba" (2:4). Yohanes ingin
agar kita mengerti bahwa narasinya akan menggiring kita dengan mantap menuju sebuah klimaks
yang besar di mana "saat" itu akan datang yaitu bahwa pemuliaan Yesus diwujudkan sepenuhnya
pada salib. Melalui kata-kata Yesus, ia menggambarkan peristiwa salib ini secara sederhana
sebagai "saat" Yesus. Di sini dan di sepanjang pasal-pasal yang bermuara pada kisah sengsara,
Yesus menyatakan kemuliaan Allah dalam kata-kata dan tindakan-tindakan-Nya, namun "saat"
kehidupan-Nya, yang secara pasti dan menentukan akan memperlihatkan jati diri-Nya yang
sejati, belumlah tiba.

III. Aplikasi

Pengalaman akan “kekurangan” seperti yang terjadi di kota Kana juga dapat terjadi dalam
kehidupan kita. Misalnya kita telah mempersiapkan segala sesuatu dan mengantisipasi hal-hal
yang terburuk, tetapi pada saat pelaksanaan ternyata seluruh perhitungan kita meleset. Pemikiran
yang matang dan perencanaan yang terbaik ternyata gagal mengantisipasi beberapa hal sehingga
menimbulkan gangguan serius. Terkadang juga didalam pelaksanaan sebuah pesta apa yang
sudah kita persiapkan tidak cukup karena terkadang tamu undangan yang kita undang
melebihnya, dan sering mengalami kekurangan. Kita tidak tahu bagaimana harus mengatasi
permasalahan tersebut. Seluruh sumber daya dan kemampuan (skill) yang kita miliki tidak
berdaya menghadapi situasi itu. Namun di saat yang genting itu ternyata Tuhan menyediakan
pertolongan yang tidak pernah terduga. Kita menemukan solusi di luar perencanaan dan
perkiraan. Bahkan jalan keluar yang disediakan Tuhan tersebut melebihi daripada yang kita
harapkan. Anugerah anggur keselamatan adalah pemeliharaan Allah yang melimpah di saat kita
mengalami krisis dan tidak menemukan jalan keluar. Peristiwa mukjizat Yesus mengubah “air
menjadi anggur” sehingga kehidupan kita yang semula sedang “kekurangan” diganti dengan
kelimpahan dapat terjadi dalam pengalaman iman kita. Saat terjadi kondisi krusial, kita
mengalami pertolongan yang tak terduga. Apakah saat kita kehilangan pekerjaan, tetapi segera
menemukan anugerah pekerjaan baru yang ternyata lebih baik.

Pengalaman mempersiapkan seluruh acara yang sangat penting tetapi terjadi musibah
yang tak terduga, namun ajaib kita mengalami pertolongan. Keajaiban tidak selalu terjadi, tetapi
nyata dalam momen yang menentukan. Saudara-saudari naposopulung saat Sesuatu terjadi
kepada kita tentu karena kita bertindak. Kita menginginkan yang terbaik terjadi dalam dirikita,
ketika Kita mampu berbuat yang baik. Niat yang disertai usaha baik akan mendatangkan mujizat.
Saudara-saudari pada zamannya Yesus melakukan mujizat yang kesekian kalinya termasuk
mengubah air menjadi anggur. Saat ini kita juga mengalami banyak mujizat dalam hidup kita.
salah satunya adalah nafas kehidupan tiap saatnya, pengalaman yang selalu baru,hari yang selalu
baru. Misalnya , pengalaman kita selama studi. Awal Kita studi doa kita hanya singkat saja.
Semoga saya bisa menyelesaikan studi saya tepat pada waktunya dan itu semua saya serahkan
kedalam tangan penyertaan Tuhan. niat dan doa itu Kita wujudkan dengan tekun belajar.
Berjuang sambil berproses adalah sesuatu yang wajar untuk dialami selama studi. Hingga
akhirnya Kita bisa menyelesaikan studi tepat waktu, nilai yang baik tanpa kekuarangan suatupun.
Inilah salah satu contoh mujizat yang Mungkin Kita alami. Selanjutnya kita berharap Mendapat
pekerjaan dan bekerja dengan baik, dan disertai dengan doa dan perbuatan kita dengan adanya
usaha dan bekerja keras, maka muzijat Tuhan itu nyata dalam hidup kita.

Melalui firman Tuhan ini, Naposobulung Diajak untuk selalu ingat kepada Tuhan.
Hadirkan Yesus dalam hidup kita, bermohonlah kepada-Nya dengan bahasa yang sederhana
seperti Bunda Maria, "Mereka kehabisan anggur." dan dengan penuh keyakinan ibu Yesus lalu
berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!". Sebagai
Naposobulung kita diajarkan untuk mengimani Firman Tuhan, walaupun kita nampaknya lemah,
tetapi kita rus bisa menunjukkan kepada orang lain bahwa kita bisa dengan menekuni Firman
Tuhan serta mengimaninya. Itulah iman sejati. selalu percaya kepada Tuhan dan melalui hal-hal
yang baik yang kita lakukan yang sesuai dengan firman Tuhan, berbuat seperti itu untuk Tuhan.

Diskusi :

1. Apakah kita sudah mengenal betul Tuhan Yesus dan mengimaninya dalam
kehidupan kita?
2. Sebagai Naposobulung apa yang dapat kita lakukan agar disekitar kita mengimani
Firman Tuhan dalam hidupnya?

Bernyanyi Be. No. 464:1-2 (Persembahan)

Doa Syafaat+ Doa Bapa Kami + O Berkati Kami ( Amen-Amen-Amen)

Anda mungkin juga menyukai