Anda di halaman 1dari 21

Nama : Nofrida Sitompul

Nim : 18.01.1695

Tingkat/Jurusan : IIIC/Teologi

Mata Kuliah : Seminar Dogmatika

Dosen : Pardomuan Munthe, M. Th

Baptis Ulang

(Tinjauan Dogmatis Terhadap Pandangan Jemaat HKI Janji Angkola Tentang Anggota
Jemaat Yang Dibaptis Ulang Di Gereja Adven Diperhadapkan Dengan Hsg HKI Pls 5
Bagian A Poin 8)

I. Latar Belakang Masalah


Perkataan “baptis” berasal dari kata Junani: baptizo artinya I dip (saya mandi,
saya masuk ke dalam air); I submerge (saya menyelam ke dalam air, saya merendam
di dalam air). Pemandian atau penyelaman ke dalam air ini baru menjadi “baptisan”
apabila dilaksanakan dengan suatu upacara seremonial agama yang khusus. Bila kata
baptizo diikuti dengan preposisi “ies” maka baptisan itu mengindikasikan bahwa
seseorang yang dibaptis menjadi “milik kepunyaan Tuhan” (Mark. 10:38).1 Perbuatan
ini bersifat lambang sebagaimana air digunakan untuk membersikan, demikian juga baptisan
itu bersangkut paut dengan pembersihan manusia dari dosanya. Dengan baptisan, manusia
mengaku percaya kepada Dia yang telah mengajarkan pengampunan kepada manusia.2 Pada
baptisan itu diberitakan kepada kita pengampunan dosa. Dengan meminta baptisan itu, kita
mengaku percaya kepada Dia yang telah mengerjakan pengampunan ini. 3
Pelayan baptisan atau warga gereja yang tidak mengerti atau mengerti setengah
saja tentang ajaran baptisan dapat menyebabkan terjadinya baptisan ulang. Bagi
warga gereja, kekeliruan pemahaman baptisan dapat terjadi antara dua kemingkinan
yaitu: warga gereja memang kurang di beri pengajaran tentang baptisan dan warga

1
Rudolf H. Pasaribu, Iman Kristen [PELIK] Tentang: Baptisan. Darah, Puasa, Adat, Ulos, Bahasa Roh,
Kharismatik, (Jakarta: PT. Atalya Rileny, 2001), 20-21
2
G.C. Van Niftrik, B. J Bolan, Dogmatika Masa Kini (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), 436.
3
G. C. Van Niftriik & B. J. Boland, Dogmatika...., 436.
gereja sengaja melalaikannya. Sering juga, baptisan anak menjadi alasan supaya
dibaptis ulang. Sebab baptisan anak dianggap tidak sah karena tidak berdasarkan
iman percaya anak secara pribadi. Alasan lain yang diajukan supaya dibaptis ulang
yaitu karena merasa “belum dibaptis” kalau tidak dengan cara tertentu (selam).
Bahkan, lebih tajam lagi pendapat yang mengatakan bahwa “baptisan percik” tidak
sah karena Alkitab mengajarkan cara baptisan diselamkan. Sebelum kita mengerti
makna baptisan, ada satu aspek yang tidak boleh dilupakan yaitu bahwa baptisan
dimungkinkan atas dasar firman dan perintah Allah. Allah sendiri menetapkan
baptisan. Ia mempertaruhkan ketritunggalan-Nya dalam baptisan: “…baptislah
mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Mat. 28:19). Karena baptisan
semata-mata tergantung pada firman dan perintah Allah, maka baptisan itu sendiri
adalah, sekalipun orang yang membatis atau calon baptisan belum percaya. Sebab itu
baptisan tidak dapat di batalkan oleh manusia. Akibatnya, keberatan terhadap
baptisan anak (karena dianggap ia belum dapat percaya) tidak dapat membatalkan
baptisan yang telah dibuat oleh Tuhan sendiri.
Hal yang sama juga dikenakkan pada kekeliruan pemahaman tentang dosa setelah
dibaptiskan. Dosa yang dibuat setelah dibaptiskan tidak dapat membatalkan baptisan
yang pernah ia terima. Sehingga, seseorang tidak perlu dibaptis ulang, melainkan ia
perlu bertobat kembali. Dalam Roma 6:3-4 dikatakan “atau tidak tahukah kamu,
bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-
Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh
baptisan dalam kematian, supaya sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara
orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang
baru”. Artinya, baptisan mengikutsertakan kita dalam kematian Kristus yang hanya
satu kali tetapi efektif untuk banyak orang (Ibr 9:27-28). Melalui kematian Kristus
kita dikuduskan satu kali selama-lamanya (Ibr 10:10). Jadi, sebagaimana Kristus mati
dan bangkit satu kali, maka baptisan pun hanya satu kali dan berlaku utuk selama-
lamanya.4
Di dalam HSG HKI Pasal 5 dikatakan bahwa Hukum Siasat Gereja dikenakan
kepada setiap orang (anggota jemaat dan pelayan jemaat) yang berbuat salah/dosa,

4
Andreas Hauw, Jurnal Pelita Zaman: Baptisan Ulang; Isu Teologis Yang Miring,
yang kesalahannya/dosanya Nampak dan dapat dibuktikan. Adapun kesalahan atau
dosa yang dimaksud adalah segala perbuatan atau ucapan yang bertentangan dengan
firman Tuhan, iman Kristen yang dipahami HKI, Tata Gereja dan Peraturan Rumah
Tangga HKI, serta peraturan yang berlaku di HKI. Dalam bagian A dikatakan
“Kesalahan terhadap ajaran (dogma), poin yang terakhir yaitu ke-8 “orang yang
menerima dan mengakui Baptisan Ulang”.5 Sehingga sangat jelas dikatakan dalam
HSG HKI, orang yang menerima Baptis Ulang harus dikenakan HSG, dan tidak dapat
mengikuti segala jenis kegiatan gereja selama dia di kenakan hukuman oleh gereja.
Kurangnya pemahaman jemaat terlebih bagi kaum pemuda atau Remaja terhadap
ajaran atau doktrin gereja mengakibatkan adanya jemaat yang gampang terpengaruh
oleh aliran gereja lain yang tidak sama doktrinnya. Sehingga adanya jemaat HKI Janji
Angkola setelah dia jauh dari orang tuanya dia menerima baptisan ulang di Gereja
Masehi Advent Hari Ketujuh jemaat Universitas Advent Indonesia, pada tanggal
Sabtu, 30 September 2017. Atas nama R. Sitompul. Namun setelah dia pulang ke
kampung, dia masih mengikuti acara ibadah HKI Janji Angkola. Sehingga saya
tertarik untuk melakukan penelitian terhadap Gereja HKI Janji Angkola yang
berlokasi di Desa Pardomuan, Kec. Purbatua. Kab. Taput. Saya ingin melihat
bagaimana pandangan jemaat HKI Janji Angkola terhadap orang yang melakukan
atau menerima baptis ulang dalam hidupnya.

II. Pelaksanaan Penelitian


Saya melakukan penelitian di Jemaat HKI Janji Angkola yang berlokasi di Desa
Pardomuan, Kec. Purbatua. Kab. Taput. Yang beranggotakan 82 KK (Kepala Keluarga),
dengan Pimpinan Resort Pdt. Benyamin Siahaan, S.Th. Saya melakukan penelitian
dengan menggunakan metode wawancara dengan jemaat sebanyak 12 orang dan salah
satu diantaranya adalah pendeta resort pada hari/tanggal: Sabtu-Minggg 05-06 Februari
2021.
Adapun bentuk pertanyaan dalam wawancara yang saya lakukan adalah sebanyak
6 soal sebagai berikut6

5
Almanak HKI 2021, 368
6
Hasil wawancara terhadap 12 orang di Gereja HKI Janji Angkola, Pada hari/tanggal: Sabtu-Minggu 05-06
Februari 2021.
Pertanyaan Kesimpulan jawaban
1. Menurut saudara/i apakah itu Baptisan kudus adalah melambangkan
kelahiran, kematian, penguburan dan
Baptisan kudus?
kebangkitan Tuhan Yesus

2. Apa makna Baptisan kudus bagi Makna baptisan kudus yaitu dimana kita
saudara/i? menerima bahwa kita akan lahir baru,
Roh Kudus akan masuk ke dalam hati
kita untuk selama-lamanya. Disaat
menerima baptisan di adven bukan pada
saat bayi dan tidak dipercik namun
setelah mengerti dan mau
berubah/bertobat untuk menjadi jiwa
yang baru.

3. Berapa kali baptisan kudus dapat baptisan dapat dilakukan tergantung


di lakukan kepada seorang kepercayaan masing-masing
jemaat?

4. Menurut saudara/i apakah kita Baptisan itu daapt dilakukan dua kali
dapat melakukan baptis tergantung kepada iman percaya kita jadi
ulang/baptis dua kali? wajar-wajar saja untuk baptis duakali

5. Bagaimana pandangan saudara/i Jika memang benar-benar dilakukan dari hati


tentang jemaat HKI yang tanpa paksaan maka itu adalah tujuan yang baik
menerima baptisan ulang?

6. Bagaimana pandangan saudara/i Jika memang ada peraturan yang melarang


tentang jemaat HKI yang baptisan ulang sesuai dengan peraturan HKI
menerima baptis ulang dalam maka dijalankan saja sesuai dengan apa yang
hidupnya jika diperhadapkan ada
dengan HSG (hukum siasat
gereja/ ruhut-ruhut pamisangon)
HKI pls 5 bagian a poin 8

Berdasarkan hasil wawancara terhadap jemaat HKI Janji Angkola, maka dapat
disimpulkan Temuan-temuan penelitian

1. Jemaat HKI Janji Angkola memahami bahwa Baptisan dapat dilakukan dua
kali
2. Jemaat HKI Janji Angkola memahami bahwa Baptisan bertujuan untuk hidup
baru
3. Jemaat HKI Janji Angkola tidak memahami tentang HSG HKI
III. Pembahasan
III.1. Baptisan Menurut Lutheran
Lutheranisme merupakan aliran yang berpegang pada ajaran-ajaran Luther
dimana Lutheranisme menyusun ajaran Luther secara sistematis, secara tertulis,
seacar lisan, Katekhismus Luther, Pengakuan Iman Augsburg, pengakuan iman
dalam formula Konkord, yang disatukan dalam buku Konkord pada tahun 1580.7
Mengenai baptisan ajaran Lutheranisme sama dengan pemahaman Luther
“Baptisan merupakan karya keselamatan dari Allah yang diberikan sebagai
anugerah.” Baptisan bukanlah perbuatan kita melainkan suatu harta yang Allah
berikan kepada kita dan yang dipegang oleh Iman. 8 Baptisan bukanlah air biasa
saja, melainkan air yang tekandung dalam firman dan perintah Allah, serta
dikuduskan oleh-Nya. Baptisan tidak lain daripada air Allah sendiri. Bukan
karena air itu sendiri lebih istimewa daripada segala jenis air yang lain, tetapi
karena firman dan perintah Allah menyertainya.9
Karena baptisan merupakan suatu pembenaran Allah yang diterima dalam
Iman. baptisan anak-anak hampir seolah-olah merupakan bentuk baptisan yang
lebih baik. Baptisan menurut Alkitab adalah sekaligus karya Allah dan perbuatan
manusia (Kis. 2:38; 9:17-19; 16:31-33; Mrk. 16:16). Baptisan adalah sesuatu yang
diberi secara bebas, tetapi baptisan juga sesuatu yang berdasarkan iman. Kalau
dalam teologi Lutheran baptisan pada hakikatnya diartikan sebagai pemberian,
maka tidak boleh dilupakan bahwa yang dibaptis pada saat tertentu juga harus
mengambil keputusan sendiri. Apabila baptisan anak-anak adalah baptisan penuh,
maka yang penting bagi pelaksanaan baptisan anak-anak adalah kepercayaan
orangtua yang mewakilinya. Suatu Gereja yang membaptis anak-anak haruslah
memberi perhatian yang cukup besar pada katekisasi orangtua sebelum baptisan.
Tugas orang tua adalah memelihara si anak dengan baik untuk mempersiapkannya
mengambil keputusan dalam peneguhan.10

7
F.D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011), 169.
8
Martin Luther, Katekismus Besar (Jakarta: BPK Gunung Mulia), 192
9
Martin Luther, Katekismus Besar, 186.
10
Dieter Becker, Pedoman Dogmatika (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), 161-162.
III.2. Baptisan Menurut Adventis
Gereja Advent menyelenggarakan pembaptisan pada anggota jemaat
dengan cara pencelupan penuh, cara yang mirip dengan gereja-gereja Baptis.
Mereka berpendapat bahwa baptisan yang membutuhkan pengetahuan,
pemahaman dan tanggung jawab moral. Oleh karena itu, mereka tidak menerima
pembaptis bayi atau anak-anak yang belum dapat menunjukkan pemahaman dan
tanggung jawab moral. Gereja Advent percaya bahwa baptisan adalah pernyataan
kepada umum yang bersangkutan menyerahkan hidupnya kepada Yesus dan itu
merupakan prasyarat untuk keanggotaan gereja. Baptisan hanya dipraktikkan
setelah calon baptisan telah melalui pelajaran Alkitab. Menurut Alkitab, tindakan
baptisan menunjukkan bahwa orang yang telah bertobat dari dosa dan ingin hidup
dalam Kristus. Kisah Para Rasul 8:36-37.11 Melalui baptisan iman dalam kematian
dan kebangkitan Yesus Kristus dan menyatakan kematian pada dosa dan maksud
supaya berjalan menurut hidup yang baru. Demikianlah kita mengakui Kristus
sebagai Tuhan dan juruselamat dan menjadi umat dan diterima sebagai anggota-
anggota oleh jemaatnya.12 Baptisan adalah lambang persekutuan dengan Kristus,
pengampunan dosa-dosa dan penerimaan akan Roh Kudus. Baptisan dengan cara
diselamkan kedalam air menunjukkan pernyataan iman dalam Yesus dan bukti
pertobatan. Hal itu mengikuti petunjuk Kitab Suci dan penerimaan akan ajaran-
ajarannya.13

III.3. Tinjauan Dogmatis


III.3.1.Tinjauan Biblis
Di dalam Perjanjian Lama, Sejak awal mula dunia air telah digambarkan
sebagai sumber kehidupan dan kesuburan, suatu ciptaan yang dinaungi oleh Roh Kudus
(lih. Kej 1:2). Selanjutnya, Gereja melihat bahtera Nabi Nuh, sebagai gambaran
keselamatan oleh Baptisan, dimana melaluinya delapan orang diselamatkan dari air
bah. Sunat juga merupakan gambaran baptisan: penanggalan kulit khatan (Kej 17:11-12)
11
https://id.wikipedia.org/wiki/Ajaran_Gereja_Masehi_Advent_Hari_Ketujuh#Baptisan, diakses pada
tanggal 30 Januari 2021, Pkl 11:45 WIB
12
Emil H. Tambunan, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Indonesia; Sejarah Perintisan dan
Perkembangannya, (Jawa Barat: Pusat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Indonesia. 1999), 589-590.
13
Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan Disekitar Gereja (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 1994), 310
disempurnakan dengan penanggalan tubuh yang berdosa dalam sunat Kristus (Kol
2:11). Pembebasan umat Israel dari perbudakan Mesir, melalui penyeberangan Laut
Merah, pun menjadi gambaran pembebasan dari belenggu dosa yang diakibatkan oleh
Baptisan. Akhirnya, penyeberangan sungai Yordan oleh umat Israel menuju ke Tanah
Terjanji Kanaan, juga menggambarkan Baptisan yang menghantar umat-Nya menuju ke
Tanah Terjanji yang kekal, yaitu Surga. Nubuat tentang Baptisan dinyatakan oleh Nabi
Yehezkiel, “Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu;
dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu”
(Yeh 36:25, bdk. Yes 1:16, 4:4, Za 13:1). Bermacam gambaran Baptisan di Perjanjian
Lama ini kelak dipenuhi di dalam Kristus.
Dalam Perjanjian Baru, Di awal karya publik-Nya, Yesus dengan rela meminta
Baptisan St. Yohanes Pembaptis. Baptisan Yohanes ini sesungguhnya dimaksudkan
untuk orang-orang berdosa. Karena Yesus tidak berdosa, baginya Baptisan itu tidak
bermakna penghapusan dosa, melainkan bukti pengosongan diri-Nya, kerelaan-Nya
untuk menjadi sama dengan manusia. Yesus mau solider dengan kita, sekaligus
menunjukkan pentingnya makna Baptisan. Selanjutnya, dengan sengsara, wafat-Nya dan
kebangkitan-Nya, Yesus menggenapi apa yang telah dinubuatkanNya tentang baptisan
yang akan diterimaNya (lih. Luk 12:50). Darah dan air yang keluar dari lambung-Nya
yang ditusuk oleh tombak menjadi lambang Baptisan dan Ekaristi, sakramen kehidupan
baru, yang memungkinkan kita lahir dalam air dan Roh agar dapat masuk ke dalam
Kerajaan Allah. Setelah kebangkitan-Nya, Yesus memerintahkan para murid-Nya untuk
pergi ke seluruh dunia, menjadikan segala bangsa murid-Nya, dan membaptis mereka di
dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus, dan mengajarkan mereka untuk melakukan
semua perintah-Nya (lih. Mat 28:19-20). Melalui Baptisan, kita disatukan dengan
kematian Kristus, dikuburkan dengan Dia, dan kemudian dibangkitkan dengan Dia:
“Tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah
dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama
dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah
dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup
dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan
kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-
Nya…. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi
dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.” (Rm 6:3-5, 11).14

III.3.2.Tinjauan Dogma

Kristus Tuhan kita berkata pada bab terakhir Kitab Matius, “Karena itu pergilah,
jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak
dan Roh Kudus” (Mat. 28:19).15 Pada pembaptisan itu diberitakan kepada kita
pengampunan dosa, berdasarkan kematian Yesus Kristus di kayu salib di Golgota.
Pembaptisan ini juga dilayangkan juga kepada kanak-kanak orang yang beriman, tidak
lama sesudah kelahiran.16 Tetapi tidak ada perintah, indikasi atau contoh dalam Alkitab
yang mengungkapkan agar kita dibaptis lebih dari satu kali. Demikian pula, tidak ada
pembaptisan ulang bagi mereka yang ingin bertobat setelah sekian lama berpaling dari
iman; Rasul Petrus tidak pernah dibaptis ulang. Baptisan yang telah dilaksanakan sekali
secara sah akan tetap sah, karena baptisan berlaku selamanya. Perjanjian damai dengan
Allah tidak dapat dicabut kembali (Yes 54:10). “Sekalipun seseorang jatuh dan berbuat
dosa, namun pintu baptisan selalu terbuka. Tetapi kita tidak perlu dipercik dengan air
lagi”. Baptisan yang dilaksanakan oleh suatu Gereja menurut perintah Kristus di dalam
nama Allah Tritunggal harus diakui sebagai baptisan yang sah.17

III.3.3.Tinjauan Peratutan-Peraturan Gereja HKI

Dalam HSG HKI Pasal 5 dikatakan bahwa Hukum Siasat Gereja dikenakan
kepada setiap orang (anggota jemaat dan pelayan jemaat) yang berbuat salah/dosa, yang
kesalahannya/dosanya Nampak dan dapat dibuktikan. Adapun kesalahan atau dosa yang
dimaksud adalah segala perbuatan atau ucapan yang bertentangan dengan firman Tuhan,
iman Kristen yang dipahami HKI, Tata Gereja dan Peraturan Rumah Tangga HKI, serta
peraturan yang berlaku di HKI. Dalam bagian A dikatakan “Kesalahan terhadap ajaran
(dogma), poin yang terakhir yaitu ke-8 “orang yang menerima dan mengakui Baptisan

14
https://www.katolisitas.org/unit/bagaimana-gambaran-baptisan-di-perjanjian-lama-dan-perjanjian-
baru/, diakses pada tanggal 03 Februari 2021, Pukul 13:40 WIB
15
,,,, Landasan Iman Kristen dengan Penjelasanya, (Jakarta Timur: LHF, 2020), 15
16
G.C. Van Niftrik dan B.J. Boland, Dogmatika Masa kini (Jakarta: Gunung Mulia, 2017), 436
17
Edward W.A.Koehler, Intisari Ajaran Kristen, (), 231
Ulang”.18 Sehingga dapat disimpulkan bahwa anggota jemaat HKI Janji Angkola yang
menerima baptis ulang harus di HSG dan yang menerima HSG ini adalah orang yang
bersangkut paut yaitu dia yang menerima secara langsung baptisan ulang tersebut. Karena
jika seorang jemaat sudah menerima Sakramen Perjamuan Kudus, maka dia sudah
menjadi anggota jemaat gereja tersendiri sehingga segala peraturan Rumah Tangga
Gereja dia yang menanggung. Sehingga HSG bukan lagi kepada orang tuanya tetapi
kepada dia sendiri.

Dari Tinjauan ini secara Biblis, Dogma, dan Dokumen Gereja dapat saya
simpulkan bahwa Baptis Ulang adalah salah. Artinya baptis ulang tidak dapat dilakukan
karena baptisan kudus itu hanya sekali seumur hidup kita. Karena Yesus Kristus hanya
mati sekali dan bangkit sekali jadi baptisan itu hanya sekali dan tidak ada yang bisa
membatalkan baptisan kudus sebab baptisan adalah melambangkan kematian Yesus
Kristu ( Rom. 6: 3-5). Baptisan yang dilakukan di dalam nama Allah Bapa, Putra dan Roh
Kudus adalah sah untuk selamanya.

III.4. Implementasi bagi Jemaat HKI Janji Angkola

Berdasarkan pembahasan diatas dapat di implementasikan di gereja HKI Janji


Angkola bahwa baptisan hanya dilakukan sekali dan baptisan ulang adalah pemahaman
yang salah. Sebagai mana dalam Kitab Roma 6:3-5, dikatakan bahwa baptisan hanya
sekalu untuk seumur hidup sebagai mana Yesus Kristus Mati hanya sekali. Baptisan
mengikutsertakan kita dalam kematian Kristus yang hanya satu kali tetapi efektif untuk
banyak orang (Ibr 9:27-28). Melalui kematian Kristus kita dikuduskan satu kali selama-
lamanya (Ibr 10:10). Jadi, sebagaimana Kristus mati dan bangkit satu kali, maka baptisan
pun hanya satu kali dan berlaku untuk selama-lamanya. Jadi perlu diketahui oleh jemaat
HKI Janji Angkola, bahwa baptisan itu kudus untuk selama-lamanya.

Tujuan baptisan adalah memberikan pengampunan atas dosa-dosa, pembebasan


dari maut dan setan dan keselamatan kekal bagi semua orang yang percaya akan hal
tersebut, sebagai mana sabda dan janji yang dinyatakan Allah. Yang dimana janji Allah
tersebut telah di genapi dengan kematiannya di kayu Salib. Sehingga baptisan bukan

18
Almanak HKI 2021, 368
untuk tujuan hidup baru tetapi untuk pengampunan dosa yang telah Allah janjikan.
Sehinga jika kita ingin hidup baru maka kita hanya mempersiapkan hati kita tanpa
melakukan baptis ulang atau baptis dua kali.

Sesuai dengan peraturan HKI Janji Angkola, maka bagi yang melakukan atau
menerima baptis dua kali dalam hidupnya sudah melangar aturan HKI atau pun dogma
HKI sehingga bagi yang melanggar harus diberikan sangsi ataupun harus menerima HSG
oleh gereja sebagai mana seharusnya yang telah di tetapkan oleh peraturan Gereja HKI.
Perlunya setiap aturan atau ajaran dalam setiap gereja harus dijalankan supaya
menertipkan jemaat dalam segala hal dan lebih memahami ajaran/dogma gerejanya lebih
dalam lagi.

IV. Kesimpulan
Baptisan ulang memiliki implikasi teologis dan etis. Secara teologis, melakukan
baptisan ulang adalah sama saja dengan tidak mengakui Yesus Kristus sebagai kepala
gereja yang am. Yang mempersatukan gereja universal. Hal ini juga berarti
menyangkal karya Kristus yang telah sempurna itu di dalam diri seseorang. Secara
etis, pengulangan baptisan melukai hubungan sesama organisasi gereja. Dari
kekeliruan ini sebenarnya adanya banyak orangKristen yang ridu untuk hidup
sungguh-sungguh di hadapan Tuhan, tetapi tanpa pengertian yang benar. Sehingga
inilah yang menimbulkan adanya pemahaman yang baru atau yang salah dalam
jemaat tersebut.
Sehingga permasalahan inilah yang muncul dalam Jemaat Gereja HKI Janji
Angkola, dimana masih adanya pemahaman jemaat yang salah tentang Baptis Ulang.
Adanya jemaat ynag memiliki pemandangan atau pemahaman bahwa baptisan ulang
dapat dilakukan sebagai hidup baru dan dilaksanakan berdasarkan hati yang tulus dan
tanpa paksaan. Sedangakan baptisan itu hanya dilakukan sekali dalam seumur hidup
dan tidak ada yang bisa membatalkan baptisan tersebut. Di kalangan pemuda pun
masih terdapat kekeliruan tentang baptisan kudus ini, sehingga ada dari antar pemuda
gereja beranggapan baptis ulang dapat dilaksanakan. Sedangkan dalam Roma 6:3-4,
dikatakan bahwa baptisan itu mengikut sertakan kita dalam kematian Yesus yang
hanya sekali seumur hidup.
Sehingga perlunya peran gereja untuk meluruskan pemahaman jemaat tersebut
sehingga dibutuhkan pengajaran terhadap jemaa. Sebab semakin lama dibiarkan maka
pengertian jemaat semakin terikat terhadap pengertian yang salah, sehingga menurut
saya perlu diluruskan pemahaman jemaat dengan melakukan seminar untuk jemaat
HKI Janji Angkola dan pengajaran khusus.

V. Daftar Pustaka
,,,, Landasan Iman Kristen dengan Penjelasanya, Jakarta Timur: LHF, 2020.
Almanak HKI 2021, 368
Aritonang, Jan S., Berbagai Aliran di Dalam dan Disekitar Gereja, Jakarta: BPK-
Gunung Mulia, 1994.
Becker, Dieter,. Pedoman Dogmatika, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012.
Edward W.A.Koehler, Intisari Ajaran Kristen, (),
Hauw, Andreas,. Jurnal Pelita Zaman: Baptisan Ulang; Isu Teologis Yang Miring,
Luther, Martin, Katekismus Besar, Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Pasaribu, Rudolf H. Iman Kristen [PELIK] Tentang: Baptisan. Darah, Puasa, Adat,
Ulos, Bahasa Roh, Kharismatik, Jakarta: PT. Atalya Rileny, 2001.
Tambunan, Emil H. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Indonesia; Sejarah
Perintisan dan Perkembangannya, Jawa Barat: Pusat Gereja Masehi Advent Hari
Ketujuh di Indonesia. 1999.
Van Niftrik, G.C. dan B. J Bolan, Dogmatika Masa Kini, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2001.
Wellem, F.D., Kamus Sejarah Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011.

Sumber Lain
https://id.wikipedia.org/wiki/
Ajaran_Gereja_Masehi_Advent_Hari_Ketujuh#Baptisandi akses pada tanggal 30
Januari 2021, Pkl 11:45 WIB.
https://www.katolisitas.org/unit/bagaimana-gambaran-baptisan-di-perjanjian-lama-
dan-perjanjian-baru/, diakses pada tanggal 03 Februari 2021, Pukul 13:40 WIB.
Wawancara kepada jemaat HKI Janji Angkola dari hari/tanggal: Sabtu-Minggu 05-06
Februari 2021.

VI. Lampiran

Hasil wawancara terhadap 12 orang di HKI Janji Angkola


1. Nama : Tiruan Sihite
Pekerjaan : Petani
Umur : 42 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Parsaoran
No.Hp : 0821.6043.7393
Peneliti : Menurut saudara/i apakah itu Baptisan kudus?
Narasumber : Baptisan merupakan karya keselamatan dari Allah yang diberikan
sebagai Anugerah.
Peneliti : Apa makna Baptisan kudus bagi saudara/i?
Narasumber : 1. Percaya kepada Tuhan 2. Karya keselamatan dari Alla
Peneliti : Berapa kali baptisan kudus dapat di lakukan kepada seorang jemaat?
Narasumber : di dalam hukum siasat gereja HKI juga diterapkan bahwa baptis ulang
adalah salah satu pelanggaran aturan atau dogma dan baptisan dilakukan sekali saja tetapi
efektip untuk banyak orang.
Peneliti : Menurut saudara/i apakah kita dapat melakukan baptis ulang/baptis dua
kali?
Narasumber : menurut saya tidak ada baptis ulang sehinga itu tidak dapat dilakukan
Peneliti : Bagaimana pandangan saudara/i tentang jemaat HKI yang menerima
baptisan ulang?
Narasumber : pandangan saya adalah salah dan saya bertanya-tanya kenapa dia
melakukan baptis ulang
Peneliti : Bagaimana pandangan saudara/i tentang jemaat HKI yang menerima
baptis ulang dalam hidupnya jika diperhadapkan dengan HSG (hukum siasat gereja/
ruhut-ruhut pamisangon) HKI pls 5 bagian a poin 8
Narasumber : pandanagn saya adalah saya tidak tahu karena saya belum pernah melihat
orang yang dibaptis dua kali.

2. Nama : Negri Sitompul


Pekerjaan : wiraswasta
Umur : 55 Tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Desa Pardomuan
No.Hp : 0813.9709.0484

Peneliti : Menurut saudara/i apakah itu Baptisan kudus?


Narasumber : Baptisan kudus adalah seorang yang dibaptis dalam nama Bapa, Anak,
dan Roh Kudus untuk menuju jalan satu-satunya dalam ke rajaan sorga
Peneliti : Apa makna Baptisan kudus bagi saudara/i?
Narasumber : Maknanya adalah penyerahan diri untuk keselamatan atau melalui Yesus
Kristus yang kudus untuk menuju keraan sorga
Peneliti : Berapa kali baptisan kudus dapat di lakukan kepada seorang jemaat?
Narasumber : sepengetahuan saya hanya 1 kali yaitu peranan dia kudus melalui Bapa,
anak dan Roh Kudus (Tritunggal).
Peneliti : Menurut saudara/i apakah kita dapat melakukan baptis ulang/baptis dua
kali?
Narasumber : menurut saya, sesuai dengan keyakinan saya tidak
Peneliti : Bagaimana pandangan saudara/i tentang jemaat HKI yang menerima
baptisan ulang?
Narasumber : saya belum pernah melihat dan melakukannya atau menyaksikan nya di
gereja HKI Janjiangkola
Peneliti : Bagaimana pandangan saudara/i tentang jemaat HKI yang menerima
baptis ulang dalam hidupnya jika diperhadapkan dengan HSG (hukum siasat gereja/
ruhut-ruhut pamisangon) HKI pls 5 bagian a poin 8
Narasumber : menurut saya jemaat itu masih ragu-ragu dan belum berkomitmen jadi
pengikut Yesus Kristus.

3. Nama : S. Parningotan Panggabean


Pekerjaan : Petani
Umur : 32 Tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Janjinauli
No.Hp : 0853.6256.8617

Peneliti : Menurut saudara/i apakah itu Baptisan kudus?


Narasumber : Baptisan Kudus adalah dimana kita membersihkan diri untuk menyambut
Roh Kudus kedalam diri kita yang akan menuntun kita dalam menjalani hidup.
Peneliti : Apa makna Baptisan kudus bagi saudara/i?
Narasumber : maknanya adalah untuk menggenapi firman Allah bahwa orang Kristen
harus di Baptis
Peneliti : Berapa kali baptisan kudus dapat di lakukan kepada seorang jemaat?
Narasumber : satu kali
Peneliti : Menurut saudara/i apakah kita dapat melakukan baptis ulang/baptis dua
kali?
Narasumber : menurut peraturan gereja tidak di perbolehkan karena sekali seumur
hidup yang dinamakan baptisan kudus
Peneliti : Bagaimana pandangan saudara/i tentang jemaat HKI yang menerima
baptisan ulang?
Narasumber : karena saya belum pernah melihat hal demikian jadi saya kurang tahu
Peneliti : Bagaimana pandangan saudara/i tentang jemaat HKI yang menerima
baptis ulang dalam hidupnya jika diperhadapkan dengan HSG (hukum siasat gereja/
ruhut-ruhut pamisangon) HKI pls 5 bagian a poin 8
Narasumber : karena di gereja HKI Janjiangkola tidak pernah ada hsg jadi saya kurang
memahaminya.

4. Nama : Rosida Siregar


Pekerjaan : Betani
Umur : 46 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Parsaoran
No.Hp : 0812.6229.3788
Peneliti : Menurut saudara/i apakah itu Baptisan kudus?
Narasumber : Baptisan kudus adalah baptisan keselamatan dari Yesus Krsitus melalui
pengharapan keyakinan iman sekaligus lambing pengikut Yesus Kristus yang berarti hidup
besama Yesus
Peneliti : Apa makna Baptisan kudus bagi saudara/i?
Narasumber : Mengenal Yusus Kristus sebagai Juruslamat manusia sebagai garam dan
terang
Peneliti : Berapa kali baptisan kudus dapat di lakukan kepada seorang jemaat?
Narasumber : satu kali saja
Peneliti : Menurut saudara/i apakah kita dapat melakukan baptis ulang/baptis dua
kali?
Narasumber : Boleh, sebab baptisan dari prostestan pindah ke adven harsu di baptis
kembali dan sama-sama menerima keselamatan
Peneliti : Bagaimana pandangan saudara/i tentang jemaat HKI yang menerima
baptisan ulang?
Narasumber : bersyukur karena menerima baptisan ulang untuk bersama-sama
berkumpul di jemaat Tuhan dengan Tritunggal Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Peneliti : Bagaimana pandangan saudara/i tentang jemaat HKI yang menerima
baptis ulang dalam hidupnya jika diperhadapkan dengan HSG (hukum siasat gereja/ ruhut-
ruhut pamisangon) HKI pls 5 bagian a poin 8
Narasumber : tidak langsung di keluarkan, tapi perlu diperbincangkan di berikan
nasihat untuk kedepannya supaya tidak terulang lagi, sebab manusia tidak berhak
menghakimi

5. Nama : Ganda Tua Harianja, S,Pd


Pekerjaan : Guru
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Janjinauli
No.Hp : 0812.6917.4460

Peneliti : Menurut saudara/i apakah itu Baptisan kudus?


Narasumber : Baptisan kudus adalah baptisan keselamatan dari Yesus Kristus melalui
pengharapan keyakinan iman, sekaligus lambing pengikut Yesus yang berarti hidup
bersama Yesus mati
Peneliti : Apa makna Baptisan kudus bagi saudara/i?
Narasumber : mengenal Yesus Kristus sebagai Juruselamat manusia sebagai garam dan
terang
Peneliti : Berapa kali baptisan kudus dapat di lakukan kepada seorang jemaat?
Narasumber : satu kali
Peneliti : Menurut saudara/i apakah kita dapat melakukan baptis ulang/baptis dua
kali?
Narasumber : Boleh, sebab baptisan dari prostestan pindah ke baptisan adven ,
karismatik atau dengan sebaliknya sehingga artinya sama-sama menerima keselamatan
Peneliti : Bagaimana pandangan saudara/i tentang jemaat HKI yang menerima
baptisan ulang?
Narasumber : Bersyukur karena mau menerima baptisan ulang
Peneliti : Bagaimana pandangan saudara/i tentang jemaat HKI yang menerima
baptis ulang dalam hidupnya jika diperhadapkan dengan HSG (hukum siasat gereja/ ruhut-
ruhut pamisangon) HKI pls 5 bagian a poin 8
Narasumber : pandanagn saya adalah tidak langsung dikeluarkan dari anggota jemaat
HKI, tetapi perlu diperbincangkan terlebih dahulu dan diberi nasehat supaya tidak terulang
lagi
6. Nama : St. Fauji Sitompul
Pekerjaan : Petani
Umur : 48 Tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Desa Pardomuan
No.Hp : 0822.7736.0441

Peneliti : Menurut saudara/i apakah itu Baptisan kudus?


Narasumber : Baptisan Kudus menurut saya adalah menjadikan dan menyerahkan diri
menjadi pengikut Kristus
Peneliti : Apa makna Baptisan kudus bagi saudara/i?
Narasumber : Maknanya adalah semua yang mengikut Kristus Tuhannya harus lah di
Baptis dalam Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus
Peneliti : Berapa kali baptisan kudus dapat di lakukan kepada seorang jemaat?
Narasumber : Baptisan Kudus dapat di lakukan hanya 1 kali
Peneliti : Menurut saudara/i apakah kita dapat melakukan baptis ulang/baptis dua
kali?
Narasumber : tidak dapat, karena menurut aturan Lutheran baptisan hanya satu kali
Peneliti : Bagaimana pandangan saudara/i tentang jemaat HKI yang menerima
baptisan ulang?
Narasumber : Baptisan ulang tidak diterima di gereja HKI
Peneliti : Bagaimana pandangan saudara/i tentang jemaat HKI yang menerima
baptis ulang dalam hidupnya jika diperhadapkan dengan HSG (hukum siasat gereja/ ruhut-
ruhut pamisangon) HKI pls 5 bagian a poin 8
Narasumber : menurut saya, di beri nasehat dan penjelasan tentang baptisan kudus
supaya jangan terulang kembali.

7. Nama : St. A Sitompul


Pekerjaan : Petani
Umur : 61 Tahun
Jenis Kelamin : Perumpuan
Alamat : Janjinauli
No.Hp : 0821.6802.5998

Peneliti : Menurut saudara/i apakah itu Baptisan kudus?


Narasumber : Baptisan kudus adalah supaya kita dijadikan pengikut Yesus
Peneliti : Apa makna Baptisan kudus bagi saudara/i?
Narasumber : maknanya adalah iman kita jadi kuat
Peneliti : Berapa kali baptisan kudus dapat di lakukan kepada seorang jemaat?
Narasumber : Gereja HKI hanya satu kali karena itu perintah Tuhan
Peneliti : Menurut saudara/i apakah kita dapat melakukan baptis ulang/baptis dua
kali?
Narasumber : Menurut saya kita harsu menuruti perintah dan ajaran Tuhan sehingga
baptis ulang tidak bisa dilakukan
Peneliti : Bagaimana pandangan saudara/i tentang jemaat HKI yang menerima
baptisan ulang?
Narasumber : Gereja HKI jemaat tidak bisa melakukan baptis ulang
Peneliti : Bagaimana pandangan saudara/i tentang jemaat HKI yang menerima
baptis ulang dalam hidupnya jika diperhadapkan dengan HSG (hukum siasat gereja/ ruhut-
ruhut pamisangon) HKI pls 5 bagian a poin 8
Narasumber : menurut saya harus dinasehati dan dituntun kembali
8. Nama : Nover Tambunan
Pekerjaan : Mahasiswa
Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Desa Selamat
No.Hp : 0813.5608.0376

Peneliti : Menurut saudara/i apakah itu Baptisan kudus?


Narasumber : Menurut saya, baptisan kudus itu merupakan suatu karya keselamatan
yang merupakan dari Allah dan diberikan sebagai anugerah, dan juga bisa dikatakan suatu
harta yang Allah berikan kepada Manusia.
Peneliti : Apa makna Baptisan kudus bagi saudara/i?
Narasumber : Maknanya bagi saya adalah sebagai tanda bagi saya atau seseorang
sebagai umat Allah, tanda bahwa kita percaya kepada Tuhan.
Peneliti : Berapa kali baptisan kudus dapat di lakukan kepada seorang jemaat?
Narasumber : Menurut saya baptisan kudus hanya dilakukan kepada seorang jemaat
hanya sekali seumur hidup dan dikuduskan untuk selama-lamanya
Peneliti : Menurut saudara/i apakah kita dapat melakukan baptis ulang/baptis dua
kali?
Narasumber : Menurut saya baptisan ulang itu atau baptis dua kali belum pernah saya
temukan, tetapi menurut saya baptis dua kali tidak boleh dilakukan.
Peneliti : Bagaimana pandangan saudara/i tentang jemaat HKI yang menerima
baptisan ulang?
Narasumber : karena saya belum pernah melihat baptisa ulang dilakukan maka saya
kurang paham
Peneliti : Bagaimana pandangan saudara/i tentang jemaat HKI yang menerima
baptis ulang dalam hidupnya jika diperhadapkan dengan HSG (hukum siasat gereja/ ruhut-
ruhut pamisangon) HKI pls 5 bagian a poin 8
Narasumber : Menurut saya diberikan nasehat atau pengajaran khusus

9. Nama : Lastiar Sitompul


Pekerjaan : Karyawan Swasta
Umur : 27 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Parsaoran
No.Hp : 0812.1297.3165

Peneliti : Menurut saudara/i apakah itu Baptisan kudus?


Narasumber : Menurut saya, baptisan kudus itu adalah karya penyelamatan yang Tuhan
berikan kepada kita supaya kita bisa menjadi hidup baru dengan Tuhan Yesus
Peneliti : Apa makna Baptisan kudus bagi saudara/i?
Narasumber : Makna baptisan bagi saya adalah baik, karena dengan saya dibaptis saya
sudah mengikuti jalan Tuhan Yesus menjadi anak Tuhan yang dibaharui.
Peneliti : Berapa kali baptisan kudus dapat di lakukan kepada seorang jemaat?
Narasumber : Baptisan itu dapat dilakukan hanya sekali saja
Peneliti : Menurut saudara/i apakah kita dapat melakukan baptis ulang/baptis dua
kali?
Narasumber : Menurut saya tidak, karena yang Yesus ajarkan Baptisan itu hanya satu
kali
Peneliti : Bagaimana pandangan saudara/i tentang jemaat HKI yang menerima
baptisan ulang?
Narasumber : Pandanagn saya tidak baik, tetapi kembali ke diri sendir lagi dan ajaran
gereja masing-masing.
Peneliti : Bagaimana pandangan saudara/i tentang jemaat HKI yang menerima
baptis ulang dalam hidupnya jika diperhadapkan dengan HSG (hukum siasat gereja/ ruhut-
ruhut pamisangon) HKI pls 5 bagian a poin 8
Narasumber : Pandangan saya tidak baik
10. Nama : Dedy Sitompul
Pekerjaan : Mahasiswa
Umur : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Desa Selamat
No.Hp : 0821.6766.4406

Peneliti : Menurut saudara/i apakah itu Baptisan kudus?


Narasumber : Baptisan kudus adalah anugerah dari Allah sebagai mana Tuhan memberi
keselamatan kepada umatnya
Peneliti : Apa makna Baptisan kudus bagi saudara/i?
Narasumber : Menurut pribadi saya makna baptisan kudus adalah penyelamatan Allah
terhadap saya dimana Tuhan sudah menebusnya di kayu salib.
Peneliti : Berapa kali baptisan kudus dapat di lakukan kepada seorang jemaat?
Narasumber : Baptusan kudus dilakukan kepada jemaat adalah sekali dalam hidupnya.
Peneliti : Menurut saudara/i apakah kita dapat melakukan baptis ulang/baptis dua
kali?
Narasumber : Menurut saya kita tidak daapt melakukan baptis dua kali
Peneliti : Bagaimana pandangan saudara/i tentang jemaat HKI yang menerima
baptisan ulang?
Narasumber : Pandangan Pribadi saya, sebagian besar jemaat akan dihadapkan dengan
pemikiran sendiri jadi saya berpendapat bahwa hal tersebut adalah salah
Peneliti : Bagaimana pandangan saudara/i tentang jemaat HKI yang menerima
baptis ulang dalam hidupnya jika diperhadapkan dengan HSG (hukum siasat gereja/ ruhut-
ruhut pamisangon) HKI pls 5 bagian a poin 8
Narasumber : Menurut saya ajaran atau dogma HKI tidaklah harsu di terapkan
sehingga orang yang dibaptis ulang tidak perlu di HSG.

11. Nama : Rahel Putri Sitompul


Pekerjaan : Mahasiswa
Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Janjinauli
No.Hp : 0813.9634.0971

Peneliti : Menurut saudara/i apakah itu Baptisan kudus?


Narasumber : Baptisan kudus adalah melambangkan kelahiran, kematian, penguburan
dan kebangkitan Tuhan Yesus
Peneliti : Apa makna Baptisan kudus bagi saudara/i?
Narasumber : Makna baptisan kudus yaitu dimana kita menerima bahwa kita akan lahir
baru, Roh Kudus akan masuk ke dalam hati kita untuk selama-lamanya. Disaat menerima
baptisan di adven bukan pada saat bayi dan tidak dipercik namun setelah mengerti dan mau
berubah/bertobat untuk menjadi jiwa yang baru.
Peneliti : Berapa kali baptisan kudus dapat di lakukan kepada seorang jemaat?
Narasumber : Menurut saya baptisan dapat dilakukan tergantung kepercayaan masing-
masing
Peneliti : Menurut saudara/i apakah kita dapat melakukan baptis ulang/baptis dua
kali?
Narasumber : Menurut saya dapat dilakukan baptisan dua kali jika sang jemaat mau
menerimaa hidup yang baru
Peneliti : Bagaimana pandangan saudara/i tentang jemaat HKI yang menerima
baptisan ulang?
Narasumber : Pandangan saya baik, jika memang benar-benar melakukan dari hati dan
dapat dihudupkan dalam kehidupannya.
Peneliti : Bagaimana pandangan saudara/i tentang jemaat HKI yang menerima
baptis ulang dalam hidupnya jika diperhadapkan dengan HSG (hukum siasat gereja/ ruhut-
ruhut pamisangon) HKI pls 5 bagian a poin 8
Narasumber : Pandangan saya terhadap jemaat yang menerima baptisan ulang dalam
hidupnya jika memang itu hukum yang dijalankan gereja itu harus diterapkan maka dia
akan di lakukan HSG oleh gereja.

12. Nama : Pdt. Benyamin Siahaan S.Th


Pekerjaan : Pendeta Resotr
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Kompleks Gereja HKI Janjiangkola
No.Hp : 0852.7745.4079

Peneliti : Menurut saudara/i apakah itu Baptisan kudus?


Narasumber : Baptisan merupakan karya keselamatan dari Allah yang diberikan
sebagai anugerah. Baptisan bukanlah perbuatan kita melainkan suatu harta yang Allah
berikan kepada kita dan yang dipegang oleh iman. Dan baptisan adalah karya
penyelamatan Allah yang dikerjakan dan digenapi di kayu salib melalui kematian dan
kebangkitan Kristus (Roma 6:3-4), artinya kematian Yesus Kristus mengikut sertakan kita
dalam kematian Kristus yang hanya satu kali.
Peneliti : Apa makna Baptisan kudus bagi saudara/i?
Narasumber : Makna baptisan ini adalah memberikan pengampunan atas dosa-dosa,
pembebasan dari maut dan setan dan keselamatan kekal bagi semua orang yang percaya
akan hal tersebut, sebagai mana sabda dan janji yang dinyatakan Allah.
Peneliti : Berapa kali baptisan kudus dapat di lakukan kepada seorang jemaat?
Narasumber : Baptisan hanya dapat dilakukan sekali seumur hidup sesuai dengan
Roma 6:3-4.
Peneliti : Menurut saudara/i apakah kita dapat melakukan baptis ulang/baptis dua
kali?
Narasumber : Tidak, karena Yesus Kristus hanya mati sekali, bangkit sekali sehingga
baptisan itu hanya sekali seumur hidup.
Peneliti : Bagaimana pandangan saudara/i tentang jemaat HKI yang menerima
baptisan ulang?
Narasumber : Banyak jemaat yang setelah dia merantau mencoba-coba masuk kedalam
organisasi yang baru dan dia rela untuk melakukan ajaran organisasi tersebut dank arena
iman dan juga pemahaman yang kurang terhadap Agamanya atau dogma gerejanya dia
tidak dapat mempertahankan apa yang sebenarnya dan gampang untuk goyah, ini yang
mengakibatkan seseorang itu pindah haluan dan bahkan melakukan baptisan ulang untuk
masuk ke dalam organisasi tersebut. Jadi menurut saya memang anak muda sekarang perlu
untuk dibina lebih dalam lagi tentang ajaran Kristen atau dogma Kristen.
Peneliti : Bagaimana pandangan saudara/i tentang jemaat HKI yang menerima
baptis ulang dalam hidupnya jika diperhadapkan dengan HSG (hukum siasat gereja/ ruhut-
ruhut pamisangon) HKI pls 5 bagian a poin 8
Narasumber : Jemaat yang menerima baptisan ulang sebenarnya sudah melanggar
ajaran Kristen atau dogma HKI sehingga jika diperhadapkan dengan HSG HKI Pls 5
bagian a poin 8, maka jemaat tersebut harus menerima sangsi dari gereja yaitu tidak dapat
mengikuti kegiatan gereja seperti Perjamuan Kudus, menerima hak dari gereja dan lain
sebagainya sampai batas waktu yang sudah ditentukan. Dan jika jemaat tersebut sudah naik
sidi di gereja HKI sebelum di baptis ulang di gereja adven maka HSG tersebut langsung
kepada yang bersangkutan bukan lagi terhadap orangtuanya. Tetapi karena dalam gereja
HKI Janjiangkola belum di laksanakan HGS karena banyak pertimbangan maka jemaat
tersebut hanya perlu di berikan nasehat atau pengajaran lagi tentang Baptisan Kudus.

Anda mungkin juga menyukai