Anda di halaman 1dari 2

NAMA : Dicky Sherio Benrian Simatupang

NIM : 712018128

KELAS : Teologi dan Etika Sosial (D) Prospektif Makalah Akhir

Kekerasan Anak dan Ancaman Terhadap Generasi Bangsa Dalam Prespektif Keadilan
John Rawls

Permasalahan Topik

Undang – Undang Dasar 1945 tentang Hak Asasi Manusia, Pasal 28B ayat (2),
menyatakan bahwa “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. Saat ini, kasus kekerasan
seksual terhadap anak menjadi pemberitaan yang sering muncul di berbagai media, baik cetak
maupun elektronik. Kita tentu ingat kasus siswa JIS (Jakarta International School) yang
menjadi korban pelecehan dan kekerasan seksual oleh guru dan petugas kebersihan,
kemudian kasus Emon di Jawa Barat yang melakukan pelecehan seksual terhadap belasan
anak di bawah umur yang notabene adalah teman bermainnya.,

Teori hak John Rawls merupakan bagian dari teori keadilannya yang dikembangkan
dari dua gagasan mendasar, yaitu: pertama, masyarakat sebagai sistem kerja sama sosial yang
berlanjut dari satu generasi ke generasi berikutnya, dan kedua, manusia sebagai makhluk
bermoral. Manusia inilah yang, dalam perspektif Rawls, adalah objek hak. Dia
menggambarkan manusia ini memiliki dua kekuatan moral di masing-masing dari mereka.
Individu yang sama-sama bebas (free) dan setara (equal). Individu-individu ini selanjutnya
dibayangkan oleh Rawls sebagai selubung ketidaktahuan karena posisi asli setiap individu
adalah sama. Posisi default adalah posisi hipotetis dan non-historis yang menempatkan semua
pihak di balik tabir ketidaktahuan. Disebut hipotetis karena berfokus pada apa yang akan
disepakati daripada yang sudah disepakati dalam kondisi seperti itu. Disebut non-historis
karena bukan merupakan realitas faktual yang terjadi dalam sejarah.

Rawls hak-hak yang terkait dengan individu ditujukan untuk mencapai masyarakat
yang tertata dengan baik. Dimana dalam masyarakat ini setiap individu dapat mewujudkan
konsepsinya sendiri tentang kebaikan dengan berpegang pada prinsip-prinsip keadilan yang
dia usulkan. Oleh karena itu, masyarakat yang tertata dengan baik adalah masyarakat di
mana para anggotanya menyetujui apa yang mungkin dan menanganinya dengan bijaksana.
Hasil Penelitian Sementara

Dalam kasus kekerasan dan pelecehan seksual yang terjadi di atas, anak laki-laki
cenderung melakukan tindakan tersebut secara berkelompok dan tidak sendirian. Meski di
pihak korban, perempuanlah yang sendirian (membuat penulis dan mungkin pembaca
menangisi nasib putri kami). Mengapa itu sering terjadi? Pada tahap pubertas (tahap
perkembangan manusia dari anak-anak hingga dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik
dan kematangan seksual) pada anak laki-laki secara psikologis cenderung timbul perhatian
terhadap diri sendiri, terhadap lawan jenis, mereka ingin diakui sebagai kedewasaan dan
bukan mereka, ingin bergantung pada orang tuanya. Ciri psikologis ketiga dan keempat
belum ditemukan pada anak perempuan yang telah melewati masa pubertas.

Hal – hal yang akan dilakukan pada penelitian berikutnya

Hal – hal yang perlu dilakukan pada penelitian ini adalah memahami permasalahan
kekerasaan pada anak dan memberikan tindakan konkret agar melindungi anak – anak serta
mengkaji permasalahan yang terjadi pada kekerasaan terhadap anak.

Kesimpulan sementara

Penulis ingin memberikan kesimpulan bahwa teori Rawls mengenai keadilan untuk
mengkaji bagaimana permasalahan kekerasaan terhadap anak? Mengapa terdapat ancaman di
dalam kekerasaan terhadap anak? Akhirnya membuat anak – anak menjadi ketakutan, sedih,
dan tidak berani mengungkapkan kebenaran untuk membela dirinya sendiri.

Daftar Pustaka

Yesaya Sandang & Eko Wijayanto, Konstruksi Konsep Hak Robert Nozick dan John Rawls:
Sebuah Komparasi Pemikiran, Jurnal Humaniora Yayasan Bina Darma 4, no. 1
(Januari – Juni 2017): 005-026.

Anda mungkin juga menyukai