Anda di halaman 1dari 142

Tunas

Zaitun
MAZMUR 128:1, 3b
Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN,
yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!
... anak-anakmu akan seperti tunas pohon zaitun
sekeliling mejamu!

Pendidikan Kristiani Anak di Tengah


Keluarga, Gereja, Sekolah dan Masyarakat
Daftar Isi
Kata Sambutan Ketua Sinode GKI......................................... 5
Kata Pengantar................................................................... 11
Peranan Orangtua, Guru dan Pendeta Dalam Mengembang-
kan Kecerdasan Spritiual Anak Pra Sekolah ..................... 13

Tunas Zaitun Pendidikan Kristiani Anak di Keluarga


Mazmur 128:1,3b Psikologi Pendidikan di Tengah Keluarga ........................... 31
Pendidikan Kristiani Anak di Tengah Keluarga, Gereja, Sekolah, dan
Masyarakat Peran Ayah Dalam Parenting Keluarga............................... 41
Peran Orangtua Dalam Mendampingi Anak Berkebutuhan
Penanggung jawab: Majelis Jemaat GKI Gunung Sahari
Khusus................................................................................ 53
Pendamping: Pdt. Suta Prawira, S.Th.

Penulis: Pendidikan Kristiani Anak di Gereja


Pdt. Nurhayati Girsang, S.Th. M.Si., Pdt. David Sudarto D. Min.,
Desain Kurikulum Pendidikan Kristiani .............................. 71
Pdt. Royandi Tanudjaya, M.ST., Dr. Angela Rahmi Sutanto Pekerti, M.A.,
Charlotte Priatna M.Pd., M. Min., Ir. Gracia Leonora Simanjuntak- Peran Sekolah Bina Iman (SBI) Dalam Keluarga Kristen
Telaumbanua, MACM., Haskarlianus Pasang, Ph.D., Junianawaty Zaman Ini ........................................................................... 89
Suhendra Ph.D., Pdt. Kuntadi Sumadikarya, M.Th., Linayati Tjindra,
Terapi Musik Untuk Anak-anak Berkebutuhan Khusus .... 105
S.I.Kom., Pdt. Martin Elvis, D.Min., Pdt. Melani Ajub, M.Pd.,
Pdt. Drs. Paulus Lie, S.Th., M.Min., Sri Mulyaningsih, S.Pd., M.M., Creative Teaching for Sunday School................................ 131
Pdt. Tabitha Kartika Christiani, Ph.D.
Pendidikan Kristiani Anak di Sekolah
Editor: Yulia
Desain & lay out: Dina Isyana & Irene Natalia Komala Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen:
Penerbit: PT. Adhitya Andrebina Agung Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab............... 147

2 3
Daftar Isi

Menyekolahkan Anak di Sekolah Negeri ......................... 181


Bagaimana Orangtua Memperlengkapi Anak-anaknya
Bersekolah di Sekolah Negeri (Non Kristen)? .................. 191

Pendidikan Kristiani Anak di Masyarakat Kata Sambutan


Menanamkan Nilai-nilai Pluralisme Dalam Diri Anak....... 201 Badan Pekerja Majelis Sinode
Mendidik Anak Untuk Mencintai Lingkungan Hidup........ 213 Gereja Kristen Indonesia
Tantangan Pendidikan Anak di Tengah Berkembangnya
Teknologi Informasi.......................................................... 237
It Takes the Whole Village to Raise a Child ...................... 247
Kami mengapresiasi penerbitan Buku Peringatan Emeritasi
Pendeta Nurhayati Girsang, dengan judul:
Pelayanan Anak di GKI Gunung Sahari
Sekilas Sejarah Sekolah Minggu GKI Gunung Sahari ........ 259
Sekolah Bina Iman (SBI) GKI Gunung Sahari .................... 265 TUNAS ZAITUN (Mazmur 128:1 & 3b)
“Pendidikan Kristiani Anak di Tengah Keluarga, Gereja, Sekolah,
Profil Pendeta Nurhayati Girsang dan Masyarakat”
Panggilan Pelayanan Pendeta Nurhayati Girsang ............ 271
Berbicara mengenai pendidikan Kristiani anak, tentu menyangkut
proses pendidikan itu sendiri. Tapi selain itu, juga ada harapan
apa jadinya anak-anak kita setelah mengalami proses pendidikan
tersebut. Sesuai dengan judul buku, kita berharap anak-anak kita
menjadi tunas pohon zaitun. Pohon zaitun adalah pohon yang hijau
dalam segala musim, dahannya banyak, dan buahnya diperas untuk
diambil minyaknya. Bila pohon zaitun ditebang, maka tunas-tunas
baru akan timbul dari akarnya. Dalam Mazmur 52:10, orang benar
yang mengandalkan Tuhan diumpamakan seperti pohon zaitun
yang menghijau di dalam rumah Allah. Maka keturunan orang

4 5
Kata Sambutan Kata Sambutan

benar dan yang mengandalkan Tuhan, digambarkan seperti tunas- adalah anak menjadi pintar, tapi moral dan kehidupan sosialnya
tunas pohon zaitun yang baru. kurang baik).
Kalau kita mengacu pada Perjanjian Baru, kita bisa melihat Pada akhirnya, sekali lagi, kami menyambut dengan gembira
bagaimana Yesus kecil bertumbuh dan berkembang seperti tunas dan penuh syukur penerbitan Buku Peringatan Emeritasi Pendeta
pohon zaitun. Bagaimana Yesus kecil bertumbuh dan berkembang? Nurhayati Girsang, yang memperhatikan pendidikan Kristiani
Injil Lukas mencacat: ”Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, anak. Tuhan memberkati kita semua dan buku tersebut kiranya
penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya. Dan Yesus juga menjadi berkat bagi banyak orang.
makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar- Soli Deo Gloria.
Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia” (Lukas 2:10, 52).
Tuhan Yesus kecil bertumbuh dan berkembang dalam segala aspek
kehidupan manusia secara utuh (holistik), yaitu aspek:
Pdt. Budi Cahyono Sugeng
a. fisik/jasmani (bertambah besar)
Ketua Umum BPMS GKI
b. psikis: termasuk perasaan, mental, intelektual (menjadi kuat,
bahasa aslinya: kuat di dalam roh, penuh hikmat)
c. rohani/spiritual: termasuk moral (kasih karunia Allah ada
pada-Nya, makin dikasihi Allah)
d. sosial (makin dikasihi manusia)
Para orangtua dan praktisi pendidikan Kristiani anak perlu
memperhatikan keempat aspek kehidupan manusia tersebut,
sehingga anak-anak kita bertumbuh dan berkembang menjadi
manusia yang seutuhnya. Sebab pada masa kini, ada kecenderungan
para orangtua yang hanya memperhatikan atau menekankan aspek-
aspek tertentu, sedangkan aspek-aspek lain kurang diperhatikan.
Misalnya, hanya memperhatikan aspek intelektual dan fisik,
sedangkan aspek lain kurang diperhatikan. Sehingga anak tidak
bertumbuh dan berkembang secara utuh (contoh populernya

6 7
Kata Pengantar

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan yang menyatakan


panggilan-Nya kepada saya melalui Gereja Kristen Indonesia
khususnya jalan Gunung Sahari IV/8 Jakarta, sehingga saya dapat
tiba memasuki masa emeritasi. Penulisan buku yang diberi judul
“Tunas Zaitun” berlatar belakang pentingnya pendidikan spiritual
anak sejak usia dini sesuai dengan panggilan khusus pelayanan saya.
Di dalam rapat panitia penulisan buku emeritasi disepakati bahwa
pendidikan spiritual anak yang holistik harus dilandasi pendidikan
di lingkungan keluarga, gereja (Sekolah Minggu), sekolah dan
masyarakat.
Usia 0 – 6 tahun disebut “Golden Age” atau “Golden Years” dan
anak pada usia tersebut disebut Alkitab sebagai “Tunas Zaitun” yaitu
anak yang sejak usia dini telah mengalami perjumpaan dengan Tuhan
dan apa yang terjadi pada usia ini akan mempengaruhi perjalanan
hidupnya sehingga pada masa tuanya tidak menyimpang dari jalan
tersebut. Pada usia tersebut (“Golden Age” atau “Golden Years”,
maupun “Tunas Zaitun”), kapasitas perkembangan kecerdasan anak

8 9
Kata Pengantar Kata Pengantar

sudah mencapai kapasitas 80% kecerdasan orang dewasa. memiliki fungsi (peranan) yang sangat sentral dalam kehidupan
Saya mengucapkan terima kasih kepada Pdt. Suta Prawira sebagai spiritual dan sosial bangsa Israel. Beberapa fungsi batangnya
pendeta pendamping Panitia Emeritasi yang telah mengusulkan diungkapkan dalam I Raja-raja 6:23-28 yaitu menjadi bahan dasar
sistematika penulisan buku ini, serta terima kasih kepada para (kayu) untuk pembuatan kerub-kerub di atas tutup tabut perjanjian.
penulis yang berkontribusi untuk buku ini: Charlotte Priatna, M.Pd., yang melambangkan kehadiran Allah di Bait Allah khususnya di
M.Min., Pdt. David Sudarto, D.Min., Dr. Angela Rahmi Sutanto Ruang Maha Kudus. Kerub-kerub tersebut menyaksikan kehadiran-
Pekerti, M.A., Ir. Gracia Leonora Simanjuntak-Telaumbanua, MACM., Nya, sehingga kerub-kerub tersebut dapat dianalogikan seseorang
Junianawaty Suhendra, Ph.D., Pdt. Tabitha Kartika Christiani, Ph.D., yang kehidupannya menyatakan kehadiran Allah. Pada ayat 31
Pdt. Drs. Paulus Lie, S.Th., M.Min., Pdt. Royandi Tanudjaya, M.ST., disebutkan pintu masuk ruang belakang Bait Allah terbuat dari
Sri Mulyaningsih, S.Pd., M.M., Pdt. Kuntadi Sumadikarya, M.Th., kayu minyak (kayu pohon zaitun). Pintu tersebut hanya dimasuki
Pdt. Martin Elvis, D. Min., Lina Tjindra, S.I.Kom., Pdt. Melani Ajub, oleh Imam Besar, sehingga menggambarkan seseorang yang
M.Pd., Haskarlianus Pasang, Ph.D. memiliki tanggung jawab untuk membawa seseorang menuju
kedewasaan iman. Pada ayat 33 juga disebutkan kayu minyak (kayu
Terima kasih pula untuk Sdri. Yulia yang bekerja keras dalam
pohon zaitun) merupakan bahan pembuatan pintu masuk ke ruang
melakukan editing, Sdri. Dina Isyana dengan segala kreativitasnya
besar, ruang pertama atau yang paling depan dari Bait Allah, tempat
membuat desain buku dan juga Sdri. Irene Natalia Komala yang
dimana umat boleh melaksanakan ibadah. Apabila seseorang
telah membantu lay out buku ini serta PT. Adhitya Andrebina
berperan menjadi pintu masuk ruang besar Bait Allah itu berarti
Agung yang telah mencetak tulisan-tulisan ini menjadi sebuah buku.
seseorang berperan sebagai penginjil yang memanggil orang-orang
Tiada terhingga pula ucapan terima kasih kepada seluruh panitia
yang berada di dunia yang gelap oleh dosa kemudian masuk pada
khususnya Tim Buku Emeritasi yang terus menerus mengingatkan
persekutuan orang percaya (bandingkan dengan I Petrus 2:9).
dan memperhatikan para penulis.
Minyak zaitun juga memiliki fungsi yang tidak kalah penting
Judul Buku Emeritasi “Tunas Zaitun” diambil dari penggalan
dengan kayunya. Pertama adalah sebagai minyak urapan. Ada tiga
kata dalam Mazmur 128:3b, yang menjelaskan tentang keadaan
jabatan dalam Alkitab yang pelantikannya dengan pengurapan
anak-anak dari orangtua yang takut akan Tuhan atau murid-murid
yakni: Imam (Imamat 8:12), Nabi (I Raja-raja 19:16), dan Raja (I
dari guru-guru yang takut akan Tuhan (Mazmur 128:1). Anak-anak
Samuel 10:1). Peranan imam dan nabi yang diurapi identik dengan
pada usia “Golden Age atau Golden Years” dilambangkan dengan
fungsi kayu zaitun sebagai kerub yang menyatakan kehadiran
“Tunas Zaitun”. Lalu mengapa memakai zaitun bukan anggur, ara,
Allah dalam kehidupannya dan pintu ruang maha kudus yang
gandum, kurma atau pepohonan lainnya yang ada di Alkitab?
menggambarkan peranan seseorang membawa orang lain menuju
Sebab pohon zaitun yakni tunas zaitun yang sudah tumbuh dewasa

10 11
Kata Pengantar

kedewasaan iman dan pintu ruang besar yang menggambarkan


peran seseorang yang membawa orang-orang hidup dalam dosa
masuk dalam persekutuan orang percaya. Sementara jabatan raja
yang pelantikannya dengan pengurapan menggambarkan peranan
legislator yang melantik pemimpin negara (presiden) bagi Negara
Republik. Fungsi lain dari minyak zaitun adalah sebagai minyak
Peranan Orangtua, Guru
pelita di Bait Allah agar pelita dapat tetap menyala sehingga Bait dan Pendeta Dalam
Allah tidak diliputi kegelapan. Hal ini menunjukkan peranan Mengembangkan Kecerdasan
seseorang yang terus menjaga agar Bait Allah (persekutuan orang
percaya atau gereja) tidak dikuasai oleh kegelapan dosa. Semua Spiritual Anak Pra Sekolah
peranan yang disebutkan di atas adalah menggambarkan peranan Pdt. Nurhayati Girsang, S.Th., M.Si.
para pemimpin sosial dan spiritual.
Buku ini berisi tulisan-tulisan yang memperlengkapi para
orangtua dan pendidik yang mencintai Tuhan dalam membentuk
Pendahuluan
anak-anak yang berada pada usia “Golden Age” atau “Golden
Years” agar menjadi “Tunas Zaitun”, yaitu sejak usia dini mencintai Tulisan ini adalah teori tesis dari penulis, tanpa metode penelitian
Tuhan sehingga saat dewasa mereka telah siap menjadi pemimpin- dan hasil penelitian. Berturut-turut akan diuraikan antara lain: (1)
pemimpin gereja dan bangsa yang memiliki integritas, komitmen Anak pra sekolah; (2) Kecerdasan spiritual; (3) Faktor-faktor yang
dan loyalitas. mendukung kecerdasan spiritual; (4) Peranan orangtua dalam
mengembangkan kecerdasan spiritual; (5) Peranan guru dalam
mengembangkan kecerdasan spiritual; dan (6) Peranan pendeta
Pdt. Nurhayati Girsang, S.Th., M.Si.
dalam mengembangkan kecerdasan spiritual yang dilengkapi
dengan Firman Tuhan yang sesuai dengan setiap topik di atas.

A. Anak Pra Sekolah


Anak adalah anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa, yang
kehadirannya dinantikan setiap keluarga. Setiap anak berkembang
dari hari demi hari kehidupannya. Usia dini (0-6 tahun) merupakan

12 13
Peranan Orangtua, Guru dan Pendeta Dalam Peranan Orangtua, Guru dan Pendeta Dalam
Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak Pra Sekolah Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak Pra Sekolah

usia kritis dan sangat menentukan dalam pembentukan karakter seseorang yang diakui dalam kehidupan spiritual bangsa Israel
dan kepribadian seorang anak. Perkembangan yang terjadi di dengan iman yang tertinggi. Dalam 1 Raja–raja 6:33, batang pohon
masa awal ini cenderung permanen dan mempengaruhi sikap dan zaitun juga berfungsi menjadi pintu masuk ke ruang besar yang
perilaku anak sepanjang hidupnya. Perkembangan kecerdasan anak juga dikenal sebagai pelataran dimana umat dapat melaksanakan
sebelum usia 4 tahun telah mencapai 50% kapabilitas orang dewasa ibadah. Hal ini menganalogikan sebagai seseorang yang membawa
dan mengalami peningkatan menjadi 80% selama masa pra sekolah orang yang hidup di luar persekutuan orang percaya masuk ke
(Kurikulum 2004 Pendidikan Anak Usia Dini, 2003). Sehingga dapat dalam persekutuan orang percaya. Ketiga peranan di atas biasanya
disimpulkan bahwa masa enam tahun pertama kehidupan anak dilakukan oleh para imam dan nabi. Sebagai contoh yang sangat
disebut masa emas (”Golden Years”) yang hanya datang sekali dan kuat kekuatan spiritual pada usia ”Golden Years” atau ”Tunas
tidak dapat diulang lagi. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa Zaitun” adalah Musa yang mengenal Tuhan pada saat diasuh ibunya
stimulasi kecerdasan anak pra sekolah menjadi sangat penting, dan dan tidak berubah meskipun dididik di istana Firaun dengan segala
dilakukan sedini serta seoptimal mungkin. kemewahan pada zamannya (Keluaran 2:1–22). Demikian juga
Teori diatas didukung dengan sangat kuat oleh Firman Tuhan Samuel dalam didikan Imam Eli sesudah disapih ibunya (1 Samuel
seperti yang terdapat dalam Mazmur 128:1 dan 3a bahwa anak – 2:11–26).
anak yang takut akan Tuhan dalam usia ”Golden Years” disebut Di dalam Perjanjian Baru ditemukan Timotius seorang
’Tunas Zaitun’ yang pada masa dewasa disebut pohon zaitun. Pohon pemimpin gereja muda yang tangguh, berkualitas dan berintegritas
zaitun mempunyai fungsi yang sangat sentral dalam kehidupan meskipun terlahir dari keluarga yang tidak seimbang, ayah yang
sosial maupun spiritual bangsa Israel. Dalam 1 Raja–raja 6:23, bukan Kristen tetapi didikan ibu dan neneknya sejak usia ”Golden
batang pohon zaitun yang disebut juga kayu minyak merupakan Years” atau ”Tunas Zaitun” sangat menentukan imannya (2 Timotius
bahan dasar kerub di atas tutup Tabut Perjanjian. Ketika Allah hadir 1:5; 2 Timotius 3:15). Minyak zaitun yang dihasilkan pohon zaitun
di Kemah Suci maka kehadiran-Nya senatiasa dinyatakan di atas berfungsi sebagai minyak urapan, dan jabatan seseorang yang diurapi
tutup tabut Perjanjian, berarti peranan batang zaitun disini dapat untuk pelantikannya adalah Raja (1 Samuel 10:1). Pada masa kini
menganalogikan peranan seseorang yang dalam kehidupannya seseorang yang berperan menjadi minyak urapan (yang melantik)
senantiasa menyatakan kehadiran Allah. Sementara dalam 1 Raja- pemimpin negara di negara republik adalah legislatif. Jabatan
raja 6:31 batang pohon zaitun berfungsi sebagai pintu masuk ke lainnya yang diurapi adalah imam (Keluaran 29:7) dan nabi (1
ruang Maha Kudus yang menganalogikan peran seseorang yang Raja–raja 19:16). Minyak zaitun tidak saja berfungsi sebagai minyak
membawa orang lain menuju kedewasaan iman. Hal ini mengingat urapan, tetapi juga minyak pelita di Bait Allah yang identik dengan
yang boleh masuk ke ruang Maha Kudus hanyalah Imam Besar, para pemimpin gereja yang berkualitas dalam hal spiritualitasnya,

14 15
Peranan Orangtua, Guru dan Pendeta Dalam Peranan Orangtua, Guru dan Pendeta Dalam
Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak Pra Sekolah Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak Pra Sekolah

itu sebabnya apabila tidak ada minyak zaitun yang dihasilkan pohon (2002). Satu hal yang menarik, kecerdasan spiritual sudah disadari
zaitun, yang berasal dari ”Tunas Zaitun” (usia ”Golden Years”) maka sebelum anak berusia empat atau lima tahun, demikian Sinetar
Bait Allah (gereja) dapat disusupi oleh kegelapan dosa karena pelita (2001) menyebutkan kecerdasan spiritual sebagai pemikiran yang
di Bait Allah tidak menyala (Mc. Elarth dan Billy Mathias, 1985). terilhami. Sementara Khavari (2000) mengatakan bahwa kecerdasan
spiritual adalah seperti intan yang perlu diasah sehingga berkilap,
dengan pengertian kecerdasan spiritual dapat distimulasi sehingga
B. Kecerdasan Spiritual
kemampuannya meningkat bahkan peningkatannya tanpa batas,
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang paling utama dan
sampai akhirnya krisis total dan global dapat diatasi.
penting karena kecerdasan spiritual adalah kecerdasan puncak
(The Ultimate Intelligence) yakni kecerdasan yang memungkinkan
kita untuk menyatukan hal-hal yang bersifat intrapersonal dan C. Faktor-faktor Yang Mendukung Perkembangan
interpersonal serta menjembatani kesenjangan antara diri sendiri Kecerdasan Spritual Anak Pra Sekolah
dengan orang lain, (Zohar dan Marshall, 2003). Sukidi (2002) a. Suasana atau lingkungan belajar yang menyenangkan sesuai
menjelaskan alasan-alasan keunggulan kecerdasan spiritual dari dengan minat dan kegemaran anak seperti:
kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional, yakni: 1) Bermain
Kecerdasan spiritual mampu mengungkap segi perinial (abadi,
Bagi anak pra sekolah bermain merupakan aktivitas yang paling
asasi, spiritual) dalam struktur kecerdasan manusia. Kecerdasan
banyak memakan waktu mereka (Hurlock, 1980). Bermain memberi
spiritual membuat kecerdasan intelektual (IQ) menjadi ”ada” dan
kontribusi yang penting pada keterampilan sosial dan perkembangan
”hidup”. Kecerdasan spiritual membantu menyembuhkan ’penyakit
emosional anak-anak, penggunakan daya imajinasi dalam bermain
spiritual’. Kecerdasan spiritual juga membantu membimbing kita
dapat sebagai pelepasan perasaan yang tidak menyenangkan, yakni
pada kedamaian dan kebahagiaan spiritual. Akirnya kecerdasan
dengan mencoba perilaku baru dan peran sosial orang dewasa
spiritual menjadikan kita menjalani hidup bersikap jujur, adil,
secara aman (Hoffnung dan Seifert,1991), juga kemampuan berpikir
toleran, terbuka, penuh cinta dan kasih sayang pada sesama, tetapi
dan memecahkan masalah semakin kuat dengan merencanakan,
kenyataan saat ini begitu banyak orang yang memiliki intelektual
menentukan dan memulai arah permainannya (Sinetar, 2001).
(IQ) yang tinggi, tetapi tidak memiliki keberhasilan dalam
2) Membaca buku dan menonton film
kehidupan, justru menjadi sumber masalah karena berada dalam
Melalui membaca buku-buku dan menonton film yang berisi
krisis spiritual, yakni krisis pengenalan diri terhadap yang terhadap
pendidikan moral dan budi pekerti yang baik, karena materi
yang absolut Tuhan, demikian pendapat Sumacher (1981) seorang
buku yang dibaca dan film yang ditonton anak akan jauh lebih
pakar ekonomi pembangunan dunia, yang dikutip oleh Sukidi

16 17
Peranan Orangtua, Guru dan Pendeta Dalam Peranan Orangtua, Guru dan Pendeta Dalam
Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak Pra Sekolah Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak Pra Sekolah

mempengaruhi perkembangan sosial anak daripada frekuensi disebabkan oleh model pembelajaran dengan instruksi langsung.
membaca buku dan menonton film (Ahmadi, 1999), sehingga anak- Mengingat anak pra sekolah belajar dari pengalaman-pengalaman
anak yang cerdas spiritual akan dibangkitkan untuk menghadapi dan minat spontan yang dimilikinya, menekankan aktivitas diri
dunia batinnya sehingga secara kreatif menemukan kekuatan dan belajar dari perbuatan, demikian pendapat Frobel (1826) yang
konstruktif dalam suatu cita-cita suci, memiliki pikiran dan hati kemudian diperkuat oleh Montessori (dalam Smith, 1986) yang
untuk berbelas kasihan atau mencapai tujuan-tujuan yang berisiko, menekankan adanya pemberian kebebasan pada murid-murid
tetapi bermanfaat, seperti memberikan pengampunan, bahkan dalam memecahkan sendiri masalahnya.
cinta, bagi apapun yang pada awalnya tampak bermusuhan (Sinetar,
2001).
c. Keteladanan orangtua, guru, pendeta (orang dewasa lainnya)
dalam masyarakat dengan mengajarkan keberadaan sendiri,
b. Suasana atau lingkungan belajar yang bebas dari rasa takut dan dalam bentuk:
tekanan 1) Ibadah (doa). Ibadah (doa) merupakan bentuk komunikasi
1) Membebaskan anak dari rasa takut: rasa takut yang disebabkan spiritual ke hadirat Tuhan. Manfaat terbesar doa terletak pada
oleh tuntutan dan ancaman, seperti suara orangtua yang selalu kekuatan ikatan cinta antara manusia dengan Tuhan. Doa menjadi
muncul dengan aturan-aturan yang menimbulkan stress, atau rasa bukti bahwa kita selalu bersama Tuhan, sehingga menjadi kuat
takut yang timbul saat memenuhi keinginan, kebutuhan, rasa sakit secara spiritual dan dapat menghindari penyakit-penyakit spiritual
dan kemarahan orang dewasa. Orangtua yang saling membenci, (Khavari, 2000). Anak sunguh-sungguh memperhatikan segala
dominan dan kompetitif dapat menyebabkan terjadinya tindakan gerak isyarat, upacara dan kata-kata yang digunakan oleh orang-
kekerasan fisik maupun emosi, atau tontonan kekerasan yang super orang dewasa untuk mengungkapkan kepercayaan mereka.
realistis, materialisme dan eksploitasi seks yang disiarkan televisi, Kemampuan dan minat anak terhadap misteri Yang Suci akan
eksploitasi–eksploitasi moral dan doktrinal akan merasuki imajinasi diarahkan dan dibina oleh persepsinya mengenai pandangan dan
dan gambaran anak (Fowler, 1995). Pendidikan dalam suasana keyakinan religius orang dewasa. Gambaran-gambaran tersebut
ketakutan seperti di atas dapat menghalangi segala jenis kecerdasan menjadi kuat, bertahan lama dan tetap mempengaruhi secara positif
yang menyebabkan sikap apatis dan ketumpulan, sehingga anak dan negatif seluruh khazanah emosional dan kognitif kepercayaan
kehilangan kesempatan untuk memenuhi perkembangan atau anak di kemudian hari (Fowler, 1995).
kehilangan arah pertumbuhan (Sinetar, 2001). 2) Cinta dan kebajikan. Cinta adalah perasaan yang menekankan
2) Membebaskan anak dari tekanan yaitu tekanan yang emosi dan sekaligus energi kehidupan, artinya hidup kita energik atau
tidak, sedikit banyak tergantung pada energi cinta. Cinta yang positif

18 19
Peranan Orangtua, Guru dan Pendeta Dalam Peranan Orangtua, Guru dan Pendeta Dalam
Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak Pra Sekolah Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak Pra Sekolah

yang didasarkan pada Tuhan akan mengalir secara konstruktif dan Undang Sistim Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 28
dipersembahkan untuk kebajikan. Berbuat kebajikan dan berbudi menyebutkan tentang Pendididkan Anak Usia Dini dan pasal 7
pekerti luhur dapat membawa kita pada kebenaran dan lebih tentang hak dan kewajiban orangtua untuk mendidik anak dalam
puas secara sepiritual karena mengerjakan sesuatu secara benar. lingkungan keluarga sebagai pendidikan jalur informal.
Salah satu bentuk kebajikan yang paling mulia adalah membantu Pada saat sekarang ini masih banyak orangtua yang merasa tidak
orang lain dalam usahanya untuk menjadi manusia yang lebih mengerti bagaimana membesarkan dan mendidik anak mereka,
baik (Khavari, 2000). Sinetar (2001) menambahkan, dengan cinta dimana banyak orangtua (suami dan istri) yang bekerja sehingga
seorang anak akan menjadi produktif dan bergairah untuk gagasan pengasuhan anak dipercayakan kepada pengasuh atau baby sitter,
yang sangat baik dan bermanfaat. Cinta memungkinkan seseorang dan tidak jarang hanya pembantu rumah tangga saja. Kebingungan
hidup, dan menjadikan pikiran serta hati terarah kepada ketujuan orangtua ini diperkuat oleh pendapat-pendapat yang kurang sesuai
lebih tinggi atau bermakna. dari orang yang lebih tua, yang berpendapat bahwa orangtua
3) Mengekspresikan kebutuhan-kebutuhan adalah pengungkapan tidak perlu memberikan stimulasi (pembinaan) pada anak, bila
perasaan yang peka, seperti bidang bakat yang jelas, menyalurkan sudah waktunya anak akan berkembang sendiri, sehingga peran
kemarahan secara konstruktif, seni berkomunikasi dan pengambilan orangtua sebagai tokoh sentral semakin kabur. selain dipicu oleh
resiko. Ekspresi kebutuhan–kebutuhan tersebut adalah informasi ketidaktahuan orangtua akan pentingnya pendidikan anak usia
tentang faktor-faktor yang membuat suatu tindakan berhasil atau dini, kondisi ini semakin diperburuk dengan keterbatasan ekonomi
tidak berhasi, produktif atau kontra produktif (Sinetar, 2001). keluarga.
Semua model pembelajaran yang disarankan di atas, sesuai Peranan orangtua dalam mengembangkan kecerdasan
dengan apa yang dikatakan di dalam Efesus 6:4, ”Dan kamu, bapa– spiritual anak pra sekolah adalah sebagai pengasuh dengan pola
bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, pengasuhan authoritatif dimana orangtua memiliki kontrol yang
tetapi dididklah mereka di dalam ajaran dan nasehat Tuhan.” tinggi, komunikasi yang jelas, dan penuntutan kedewasaan serta
pemeliharaan yang tinggi. Hal ini disebut juga dengan hubungan
dialektis-positif antara orangtua dan anak, sehingga mampu
d. Peranan orangtua dalam mengembangkan kecerdasan spiritual
memfasilitasi anak dengan model pembelajaran yang memenuhi
anak pra sekolah
minat dan kegemaran anak melalui bermain, membaca buku dan
Peningkatan potensi kecerdasan spiritual anak pra sekolah sangat
menonton film; menjaga anak dari suasana belajar yang menekan
memerlukan stimulasi dari lingkungan sosialnya. Lingkungan
dan mengancam; menjadi teladan bagi anak dalam ibadah; menjadi
sosial yang pertama dan yang terdekat adalah orangtua, Undang-
teladan dalam berbuat kebajikan, dan mengekspresikan kebutuhan-

20 21
Peranan Orangtua, Guru dan Pendeta Dalam Peranan Orangtua, Guru dan Pendeta Dalam
Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak Pra Sekolah Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak Pra Sekolah

kebutuhan anak yang memenuhi faktor-faktor yang mendukung tertekan karena dipenuhi instruksi langsung, dan suasana belajar
kecerdasan spiritual anak (Sinetar , 2001). mengancam karena tontonan kekerasan yang superrealistis dan
perlakuan kekerasan fisik dan emosi. Sebagai model dalam ibadah,
guru berbuat kebajikan, dan mengekspresikan kebutuhan anak.
e. Peranan guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual
anak pra sekolah
Lingkungan sosial yang kedua bagi anak adalah guru. Ketika f. Peranan pendeta dalam mengembangkan kecerdasan spiritual
orangtua menyadari pentingnya mengembangkan kecerdasan anak- anak pra sekolah
anak seringkali para orangtua berpendapat hal tersebut menjadi Lingkungan sosial yang ketiga adalah masyarakat yaitu
tanggung jawab dari para pendidik (guru), sementara di lembaga pendeta-sebagai salah satu pemuka masyarakat. Seperti yang
pra sekolah banyak anak-anak menjalani proses pembelajaran sudah diungkapkan oleh Pusat Penelitian Kependudukan - LIPI,
yang kurang tepat. Kementerian Pendidikan Nasional menyatakan sebanyak 72% anak berusia 0–6 tahun di Indonesia belum tersentuh
bahwa hanya 9% saja Guru Taman Kanak-kanak di Indonesia yang pendidikan usia dini. Data tersebut juga menunjukkan rendahnya
memenuhi kompetensi atau kualifikasi sebagai pendidik dan mereka peran serta pemuka agama (pendeta) sebagai salah satu unsur
yang sedikit itu hanya berada di kota-kota besar. Berdasarkan berita masyarakat yang penting, dimana menurut Undang-Undang Sistim
baru dari Pusat Penelitian Kependudukan–LIPI, ada 72% anak Pendidikan Nasional (No. 20 tahun 2003 pasal 8,9 dan 28) memiliki
berusia 0–6 tahun di Indonesia belum tersentuh pendidikan usia hak dan kewajiban sebagai perencana, pelakasana, pengawas,
dini. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. mengevaluasi program pendidikan, dan memberi dukungan
20 tahun 2003 pasal 28 tentang Pendididkan Anak Usia Dini, guru sumber dana dalam menyelenggarakan pendidikan anak usia dini
adalah masyarakat yang memiliki hak dan kewajiban; (pasal 8 dan yang berorientasi pengembangan kecerdasan spiritual melalui jalur
9) untuk menyelenggarakan pendidikan melalui jalur formal seperti formal, non formal atau/dan informal seperti Sekolah Minggu.
Taman Kanak-kanak (TK), dan Kelompok Bermain (KB). Peranan Pendeta sebagai perencana, memberi motivasi kepada umat
guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual anak pra sekolah untuk mendidik anak-anak pra sekolah-nya di rumah, dan
adalah sebagai motivator, konselor dan model (Djiwandono, 2004). memberi motivasi umat untuk menjadi guru Sekolah Minggu anak
Sebagai motivator, guru memfasilitasi anak belajar menurut minat pra sekolah, dalam rangka memenuhi kebutuhan aktualisasi diri
dan kegemaran anak melalui bermain, membaca buku, menonton (Maslow dalam Winardi, 2000), dan setiap orang harus mengetahui
film yang berisi pendidikan budi pekerti. Sebagai konselor, apa yang sebenarnya diharapkan dari mereka untuk dicapai yang
guru menjaga anak untuk terhindar dari suasana belajar yang menjadikan seorang bekerja lebih baik. Pendeta mengadakan rapat

22 23
Peranan Orangtua, Guru dan Pendeta Dalam Peranan Orangtua, Guru dan Pendeta Dalam
Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak Pra Sekolah Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak Pra Sekolah

untuk perencanaan dan pengorganisasian mengingat rencana yang Pendeta sebagai pemimpin umat dalam mendukung dana dengan
baik akan menentukan hasil yang lebih baik, karena tindakan tanpa memberi motivasi agar umat bersedia melakukannya, karena
rencana akan sulit mengadakan pengawasan (Sugandha,1981), dan dengan mengikut sertakan umat, dana akan mudah terpenuhi
setiap orang harus mengetahui apa yang sebenarnya diharapkan (Susabda, 1985), dan dana atau budget bukan saja sebuah rencana
dari mereka untuk dicapai yang menjadikan seorang bekerja lebih tetapi juga merupakan sebuah kontrol (Winardi, 2000).
baik.
Pendeta sebagai pelaksana (Sugandha, 1981), menyusun Kesimpulan
kurikulum Sekolah Minggu anak pra sekolah, melatih dan
Akhirnya, apabila peranan orangtua, guru dan pendeta
mempersiapkan guru-guru Sekolah Minggu anak pra sekolah
dilaksanakan dengan benar yakni dengan pola asuh atau proses
untuk mengajar, memberi saran dan nasehat yang diperlukan
pembelajaran yang authoritatif seperti yang disampaikan Paulus
maupun pendampingan kegiatan-kegiatan yang ada, yang berarti
dalam Efesus 6:4, ”Dan kamu bapa–bapa, jangan bangkitkan
melaksanakan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan
amarah di dalam hati anak- anakmu, tetapi didiklah mereka di
perencanaan bahkan pengorganisasian (Winardi, 2000).
dalam ajaran dan nasehat Tuhan”, maka perkembangan kecerdasan
Pendeta sebagai pengawas bertugas untuk mencocokkan spiritual dapat tercapai semaksimal mungkin, sehingga anak
hasil kerja dengan sasaran yang telah ditetapkan, dan melakukan pra sekolah memiliki kekuatan spiritual dan menjadi generasi
pengamatan apakah pekerjaan dilakukan sesuai dengan cara yang penerus yang mampu mengantisipasi penyakit-penyakit spiritual
ditetapkan dalam rencana (Sugandha, 1981), melalui observasi yang menyebabkan krisis multidimensional. Hal ini seperti yang
kelas-kelas Sekolah Minggu, percakapan informal dengan orangtua diungkapkan dalam Amsal 22:6, ”Didiklah orang muda pada jalan
murid Sekolah Minggu anak pra sekolah maupun guru-guru menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia
Sekolah Minggu, dan secara formal melalui rapat. tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”
Pendeta sebagai pemimpin umat dalam mengevaluasi pendidikan
anak pra sekolah, melalui pengumpulan fakta-fakta yang relevan
untuk pengambilan keputusan untuk ditindaklanjuti (Sugandha,
1981), Hal ini berkaitan erat dengan perencanaan yang baik, sebab
perencanaan merupakan suatu syarat pokok pengawasan secara
efektif, sehingga ada pengertian sebelumnya tentang hasil yang
diinginkan (Winardi, 2000), apakah telah sesuai dengan perencanaan.

24 25
Peranan Orangtua, Guru dan Pendeta Dalam Peranan Orangtua, Guru dan Pendeta Dalam
Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak Pra Sekolah Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak Pra Sekolah

Daftar Pustaka Seifert, K.L and Hoffnung, R.J., 1991. Child and Adolescent
Ahmadi, A. dkk. 1999. Psikologi Sosial. Edisi Revisi. Jakarta, PT. Development. Boston, Houghton Mifflin Company.
Rineka Cipta. Sinetar, M., 2001. Kecerdasan Spiritual: Belajar dari Anak Yang
Bredekap, S and Copple, C., 1998. Developmentally Appropriate Mempunyai Kesadaran Dini. Penerjemah: Soesanto Boedidormo,
Practice In Early Childhood Programs. Revised Edition. National Jakarta, PT. Elex Media Kamputindo.
Association For The Education of Young Children (NAEY’s). Sisdiknas, 2003. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
Washington DC. Nomor 20 Tahun 2003, Yogyakarta, Absolut.
Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Kurikulum 2004 : Sukidi., 2002. Kecerdasan Spiritual : Mengapa SQ Lebih Penting
Standar Kompetensi Pendidikan Anak Usia Dini : Taman Kanak- daripada IQ dan EQ. Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.
kanak dan Raudhatul Athal. Jakarta, Departemen Pendidikan Zohar, D. dan Marshall, I2003., SQ : Memanfaatkan kecerdasan
Nasional. Spiritual Dalam Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai
Djiwandono, S.E.W., 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta, Kehidupan. Penerjemah: Rahmani Asuti, Ahmad Nadjib Burhani,
Grasindo. Ahmad Baiquni. Bandung, PT. Mizan Pustaka.
Ensiklopedia Nasional Indonesia, 1998. Ki Hajar Dewantara.
Volume 4. Jakarta, PT. Cipta Adi Pustaka.
Fowler, 2003. Perkembangan Iman dan Moral. Yogyakarta,
Kanisius.
Katzko, M.W, and Monks, 1995. Nurturing Talent Individual
Needs and Social Ability : The Fourth Conference of European Council
for High Ability. The Netherlands, Van Garcum. Assen.
Khavari, K.A., 2000. Spiritual Intelligence, Practical Guide to
Personal Happiness. Canada, White Mountain.
MC Elrath dan Billy Mathias. 1980. Ensiklopedia Alkitab Praktis.
Bandung, LLB.
Monroe, P., 1969. A Brief Course In The History Of Education.
New York, Macmillan Company.

26 27
Pendidikan Kristiani Anak
DI KELUARGA

28 29
Psikologi Pendidikan
di Tengah Keluarga
Charlotte Priatna, M.Pd., M.Min.

A. Having Children vs Being a Parent?


Banyak orang bisa memiliki anak tapi tidak semua orang bisa
menjadi orangtua
Tidak semua orangtua yang memiliki anak secara otomatis
mampu berperan sebagai orangtua. Menjadi papa mama adalah
sebuah “panggilan” dari Tuhan bukan sekedar sebutan dari seorang
anak.
Mengurus, merawat, dan mendampingi anak memang bukanlah
hal yang mudah. Banyak ibu-ibu yang mengungkapkan betapa
banyaknya kesenangan pribadi yang tidak bisa dia nikmati lagi
sejak anaknya lahir. “Saya tidak bisa shopping seenaknya, tidak ada
me time (waktu pribadi) buat diri sendiri,” keluh seorang ibu muda.
Proses menjadi seorang ibu bisa jadi merupakan proses natural;
sangat alami bagi sebagian perempuan. Namun tidak demikian bagi
banyak perempuan pada umumnya, menjadi ibu yang sebenarnya
bukanlah impiannya. Banyak yang merasa ‘terjebak’ ketika anak-
anak mulai mengusik hidupnya.

30 31
Psikologi Pendidikan di Tengah Keluarga Psikologi Pendidikan di Tengah Keluarga

Baik bagi ibu yang secara alami mendambakan anak maupun ibu meniru apa yang dilakukan orangtuanya. Anak lebih banyak belajar
yang harus berjuang menerima kehadiran anaknya, proses menjadi melalui apa yang dilihat bukan hanya yang didengar.
seorang ibu adalah proses panjang untuk melepaskan ego pribadi
dan penyangkalan diri.
Jangan khawatir anak-anak tidak mendengarkan Anda. Namun,
Seorang suami sedang berbincang dengan temannya di kantor. khawatirlah karena anak-anak itu memperhatikan Anda setiap
Ini adalah gambaran perbincangan mereka: saat. ~Robert Fulghum~
“Siapa yang mengantar anakmu ke sekolah?”
“Ooo istri saya...kan dia tidak bekerja.” Sekedar sebagai sebuah ilustrasi ringan dari kesaksian seorang
“Siapa yang memasak makanan di rumah?” ayah:
“Ya istri saya juga...kan dia tidak bekerja.” Sejak kecil, saya tidak suka makan sayur walaupun saya menyadari
“Siapa yang membersihkan rumah?” bahwa sayur sangat berguna bagi tubuh dan kesehatan kita.

“Istri saya juga...kan dia tidak bekerja.” Masalahnya, ketika anak saya lahir dan mulai bertumbuh, dia

Seringkali peran ibu rumah tangga dipandang sebelah mata. melihat bahwa saya tidak pernah makan sayur. Akhirnya, dia ikut-

Mereka bekerja 24 jam sehari dan 365 hari setahun. Tidak ada cuti, ikutan tidak suka makan sayur. Berkali-kali saya dan istri saya

tidak boleh tidur (kalau anak sakit), dan tidak dapat digantikan mendorong dia untuk makan sayur, tetapi dia tetap tidak mau.

tugasnya oleh siapapun (ketika harus menyusui bayi). Peran Tidak ada cara lain. Akhirnya, saya memaksa diri saya untuk
sebagai ibu rumah tangga ini bukanlah sebuah pilihan, tetapi suatu makan sayur. Setelah hal ini berlangsung beberapa waktu, akhirnya
panggilan, sekaligus suatu hak istimewa yang tidak semua ibu dapat anak saya mulai mengikuti langkah yang saya lakukan: dia mulai
memiliki kesempatan seperti ini ketika tuntutan pekerjaan di luar mau makan sayur. Sekarang kami berdua menjadi pemakan sayur...
sana sangat dibutuhkan atau sebaliknya menggiurkan. dan lebih sehat.

Ketika Tuhan mempercayakan anak dalam kehidupan keluarga, Mazmur 127:3 - Sesungguhnya anak-anak lelaki adalah milik
kita tidak sedang diperdaya. Justru sebaliknya, kehadiran anak pusaka dari pada Tuhan, dan buah kandungan adalah suatu upah.
merupakan proses yang dipakai Tuhan untuk empowering Menjadi orangtua adalah suatu kepercayaan yang diberikan
(memberdayakan) kehidupan kita. Mau tidak mau kita dibentuk Tuhan kepada para pasangan dalam pernikahan. Tuhan adalah
menjadi orangtua melalui kehadiran anak- anak kita, misalnya, kita pencipta sekaligus pemilik sejati dari anak-anak kita. Anak-anak
tidak bisa dengan seenaknya bicara atau menaruh kaki di atas meja? adalah titipan Tuhan kepada para orangtua; dan tidak pernah
Tentunya harus berpikir ulang karena anak akan mengamati dan berganti kepemilikan-Nya sampai kapanpun.

32 33
Psikologi Pendidikan di Tengah Keluarga Psikologi Pendidikan di Tengah Keluarga

Kalau kita mempunyai anak, maka itu berarti Tuhan orangtuanya, mereka disesali dan dianggap tidak berguna oleh
mempercayakan sekaligus memampukan kita untuk merawat, orangtuanya. “Anak ini bisanya cuma malu-maluin orangtua saja,
membesarkan, dan mengelola proses tumbuh-kembang anak kita. bikin susah orangtua.”
Orangtua bertanggung-jawab sepenuhnya kepada Tuhan Sang Jika seorang anak diibaratkan dengan sebuah gedung, tugas kita
Pemilik. sebagai orangtua adalah mengelola gedung itu sebaik-baiknya. Sang
Kalau kita diberi kepercayaan oleh orang lain merawat barang pemilik gedung, memiliki hak untuk menentukan apakah gedung
berharga milik mereka, tentunya kita tidak bisa seenaknya itu akan dijadikan rumah makan, klinik kesehatan, kantor, atau
menggunakan atau bahkan, ketika kita ingin melakukan sesuatu sarana lainnya.
yang bisa membuat barang itu rusak, harus minta izin lebih dulu Ambisi orangtua bagi anak-anaknya perlu diselaraskan dengan
dari orang yang menitipkan. Itu sebabnya, dalam mendidik anak- ambisi Tuhan bagi mereka. Orangtua sebagai penatalayan harus
anak kita, kita tidak bisa seenaknya memakai cara kita sendiri. menempatkan Tuhan sebagai prioritas utama dalam fokus dan
Kita harus sering-sering ‘berkonsultasi’ kepada Tuhan apa yang tujuan membesarkan anak agar mereka menjadi seperti yang Tuhan
harus dilakukan? Bagaimana caranya agar anak titipan-Mu ini bisa kehendaki.
berkembang sesuai dengan tujuan-Mu?
Selain itu, ketika seorang anak dilahirkan, dia tidak dilengkapi
Orangtua cenderung mencetak anaknya seperti yang ia inginkan;
dengan ‘buku manual/panduan’ yang khusus bagi dirinya. Padahal,
tetapi yang berbahagia adalah anak yang orangtuanya selalu
ketika kita membeli benda-benda elektronik, kita akan dimudahkan
mengarahkan untuk melihat apa yang Allah inginkan. ~Benny
untuk menggunakan alat-alat tersebut karena dilengkapi dengan
Solihin~
buku manual yang khas untuk produk tersebut.
Harus diingat oleh para orangtua bahwa proses membesarkan dan
B. Partner or Parent?
mengarahkan anak-anak kita ini bukanlah sebuah proses investasi
Peran mendidik anak tidak hanya hanya menjadi tanggung
dimana kita ingin anak menjadi apa yang kita inginkan sehingga
jawab ibu yang melahirkan. Peran ayah sangat dibutuhkan ketika
nantinya dapat dibanggakan dan menguntungkan.Tuhan memiliki
anak mulai bertumbuh. Seorang anak laki atau perempuan sangat
rancangan dan tujuan atas hidup anak-anak kita. Dia sendiri yang
membutuhkan sosok ayahnya untuk mengembangkan sisi maskulin
berhak menentukan apa yang akan terjadi dengan anak-anak kita
dan feminin. Banyak masalah isu gender saat ini disebabkan
nantinya. Tuhan sudah hadir di masa depan anak-anak kita.
ketidakhadiran ayah dalam proses pendidikan anak. Remaja laki-
Cukup banyak kasus ketika anak gagal memenuhi ambisi
laki perlu contoh yang dilihat untuk menjadi seperti apakah dia kelak

34 35
Psikologi Pendidikan di Tengah Keluarga Psikologi Pendidikan di Tengah Keluarga

(baik dalam dunia pekerjaan atau keluarga). Remaja perempuan anak. Anak duduk di kursi depan bersama ayahnya yang menyetir
punya impian seperti apakah seorang laki-laki yang kelak menjadi mobil, sementara ibunya di kursi belakang. Anak menjadi “dewa
pendamping hidupnya. Pendampingan seorang ayah dalam masa- kecil” dan pusat pengendali dalam keluarga. Perasaan anak lebih
masa krusial ini menentukan kehidupan berkeluarga di masa depan. dijaga ketimbang benar tidak perilakunya. Suami menegur istri
Saat ini masalah waktu menjadi hal yang sangat mahal di tengah karena anak sakit sementara istri memarahi suami ketika si anak
kesibukan orangtua bekerja mencari nafkah. Hubungan ayah dan jatuh. Suami istri saling menyalahkan di depan anak.
anak sebatas hubungan biologis dan pemberi nafkah. Tidak ada Disfunctional family ini bisa terjadi karena peran ayah lemah
hubungan kepercayaan seorang anak kepada ayahnya, sehingga keluarga ini tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Ayah
Kondisi ibu bekerja juga turut mempengaruhi tumbuh kembang tidak berfungsi sebagai pemimpin. Ibu tidak bergungsi sebagai
anak. Anak diasuh oleh pihak ke-3, sehingga nilai-nilai yang penolong. Anak tidak taat kepada orangtua.
ditanamkan tidak selaras. Istri dominan terhadap suami, suami Istri perlu menolong suami untuk berperan sebagai ayah. Secara
menjadi lemah dalam fungsinya sebagai kepala. Hal ini tercermin biologis, seorang wanita dipersiapkan menjadi ibu selama 9 bulan
melalui sinetron di televisi yang berjudul “Suami Takut Istri”. ketika ia mengandung bayinya. Bersamaan dengan itu pula sang Ibu
Fenomena seperti ini mengaburkan peran suami istri yang sudah menjalin “ikatan” dengan anak yang di kandungannya. Sedangkan
diatur oleh Tuhan dimana suami sebagai kepala dan istri sebagai ayah harus bekerja keras membangun ikatan itu setelah anak itu
penolong. lahir. Oleh sebab itu tugas istri adalah mendukung suami dan
Istri dituntut oleh Tuhan untuk tunduk pada otoritas suaminya. menempatkan suami sebagai pimpinan dalam keluarga yang dapat
Ini adalah pengaturan yang harus diterima dengan hati terbuka. dibanggakan dan dihormati anak-anak. Suami istri harus bekerja
Tetapi, pada sisi lain, suami juga dituntut Tuhan untuk melindungi sama sebagai tim (tidak ada kubu/pihak) sehingga tidak dapat diadu
pasangan dan anak-anaknya, untuk memimpin “perjalanan” domba oleh anak.
kehidupan keluarganya, dan untuk memenuhi kebutuhan mereka Tidak ada ayah yang baik tanpa menjadi suami yang baik lebih
(baik kebutuhan fisik, mental, dan spiritualnya). dulu. Demikian juga tidak ada ibu yang baik tanpa menjadi istri
Akibat kurangnya koordinasi dan lemahnya relasi di antara suami yang baik lebih dulu. Kunci menjadi good parent harus menjadi
istri, maka muncul masalah lain, yaitu terjadi kekacauan otoritas good partner lebih dahulu. Sebagaimana dalam Efesus 5:21 suami
dalam pengambil keputusan. Misalnya, anaklah yang menentukan istri merendahkan diri seorang kepada yang lain di dalam takut
restoran yang dipilih untuk makan siang bersama. Anak tidur akan Kristus. Inilah yang menjadi dasar bagi relasi suami istri dan
bersama ibunya di kamar utama sementara ayahnya tidur di kamar relasi orangtua anak (Efesus 5: 22-33; 6:1-4).

36 37
Psikologi Pendidikan di Tengah Keluarga Psikologi Pendidikan di Tengah Keluarga

Suami yang takut Tuhan akan dihormati istrinya. Istri yang mempertanyakan penyebab seorang tuna netra sejak lahir. Apakah
tunduk kepada Tuhan akan disayangi suaminya. Anak-anak akan dosanya atau dosa orangtuanya? Namun Yesus menjawab, bukan
menaati papa dan mamanya yang takut dan tunduk kepada Tuhan. dosa sebagai penyebab kebutaannya tetapi karena pekerjaan-
pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. Tuhan memiliki
rencana dan tujuan atas hidupnya. Tuhan dapat memakai apa saja
C. Anugerah Atau Musibah?
dan siapa saja untuk pekerjaan-pekerjaan-Nya di muka bumi ini.
Kalau kita mendapatkan anak-anak yang ‘normal’ dan baik,
1 Korintus 1:27-29 - Apa yang bodoh, lemah, hina, tidak dipandang
akan lebih mudah untuk menerima mereka sebagai anugerah dari
dan tidak dipilih oleh dunia namun DIPILIH ALLAH. Bayangkan
Tuhan. Tetapi, pada kenyataannya, cukup banyak anak-anak yang
Tuhan memilih anak-anak kita yang tidak masuk hitungan oleh
lahir dengan kekurangan atau kebutuhan khusus, entah itu masalah
dunia untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, yang kuat,
yang berkaitan dengan fisik atau non-fisik.
dan meniadakan apa yang berarti bagi dunia. Jangan sampai anak-
Jika situasi seperti ini terjadi pada keluarga kita, apakah kita
anak kita memegahkan diri di hadapan Allah sehingga bukan
masih bisa terus mensyukuri anak-anak kita sebagai anugerah?
mempermuliakan nama-Nya tapi memalukan nama-Nya.
Atau, kita katakan sebagai musibah?
Banyak hal yang bisa dipelajari dari anak berkebutuhan
Anak adalah pemberian khusus dari Tuhan yang telah berkarya
khusus. Karakter gembira dan kepolosannya dalam memandang
dan memilih secara rinci benih yang mana dari suami yang
kehidupannya. Walaupun mereka mendapat hasil kurang memuaskan
dipertemukan dengan sel telur istrinya.
pada pelajarannya di kelas, mereka tetap happy. Sebaliknya, anak-
Tuhan juga terus bekerja dalam proses pertumbuhan janin yang
anak yang ‘normal’ dan ambisius, menjadi sedih ketika mendapat
luar biasa ajaib dalam rahim ibunya. Ketika bayi itu dilahirkan,
angka 8 atau 9 sekalipun (karena tidak mencapai angka 10).
maka itu semua adalah karya Tuhan sendiri dan kepercayaan yang
Cukup sering kita dibuat tercengang oleh anak berkebutuhan
diberikan kepada sang ibu dan ayahnya.
khusus yang berprestasi malampaui kemampuan anak-anak
Walaupun terkadang ada anak lahir dengan tidak sempurna
normal. Tentunya di balik prestasi mereka ada pendampingan
dalam pandangan manusia, Tuhan memiliki rencana dan akan tetap
dan pengorbanan yang luar biasa dari orang-orang terdekat dalam
memelihara mereka. Seringkali orangtua merasa kuatir dan putus
kehidupan mereka.
asa karena membayangkan bagaimana ‘ujung kehidupan’ anak
Hee Ah Lee dari Korea Selatan, misalnya, telah membuat
tersebut. Orangtua harus menyadari bahwa anak tersebut bukan
seluruh dunia terpesona. Anak perempuan yang lahir dengan
kutukan dari Tuhan, apapun kekurangan dan masalah mereka.
keterbelakangan mental, kaki yang pendek, dan masing-masing
Dalam Yohanes 9:1-3, ketika murid-murid Yesus

38 39
Psikologi Pendidikan di Tengah Keluarga

tangannya hanya memiliki dua jari sehingga sering dijuluki sebagai


sindrom capit lobster, tumbuh menjadi pemain piano yang handal.
Dia telah melakukan konser-konser di berbagai negara di
dunia, termasuk di Gedung Putih bersama pianis ternama Richard
Clayderman dan juga di Jakarta beberapa tahun lalu. Semua yang Peran Ayah Dalam
menonton konsernya terpesona mendengar indahnya alunan
komposisi musik abadi karya Mozart, Chopin dll. Mereka semua Parenting Keluarga
pulang dengan hati penuh rasa syukur dan penuh dengan pujian Pdt. David Sudarto, D. Min.1
akan kebesaran Tuhan.
Tentunya prosesnya sangat tidak mudah. Di balik semuanya
ada keyakinan, keteguhan hati yang luar biasa, dan pengorbanan Pengantar
waktu, tenaga, dan emosi bertahun-tahun dari ibunya, Woo Kap Beberapa waktu yang lalu, tepatnya pada bulan Desember 2013,
Sun. Ibunya terus berdoa dan percaya akan potensi yang diberikan penulis melakukan sebuah penelitian kecil di jemaat di mana penulis
Tuhan kepada anaknya. Tanpa mengenal lelah dan dengan setia melayani. Penelitian bertujuan untuk mengetahui model parenting
mendampingi anaknya walaupun kemajuan Hee sangat lamban keluarga. Penelitian dilakukan dengan metode angket tertutup yang
pada tahun-tahun awal. Kesetiaan Woo Kap Sun untuk menjalankan melibatkan 49 orang jemaat berusia dewasa, antara 30-55 tahun.
panggilannya sebagai seorang ibu telah membawa kemuliaan bagi Salah satu pertanyaan yang diajukan kepada responden adalah
Tuhan, Sang Pemilik sejati dari Hee Ah Lee. apakah di dalam keluarga, ibu adalah yang dianggap bertanggung
Tuhan punya rencana yang indah, bagaimana pun kondisi anak- jawab mengasuh anak? Hasilnya adalah sebanyak 71,42% responden
anak kita saat lahir dan hadir dalam kehidupan keluarga kita. Mari menjawab “Ya”, dan sisanya (28,58%) menjawab “Tidak”.2 Data
kita terus menyadari bahwa anak-anak kita bukanlah musibah; sederhana ini mengindikasikan fakta bahwa cukup banyak orang
mereka adalah anugerah luar biasa yang diberikan Sang Pencipta yang mewarisi pemikiran bahwa dalam keluarga, ibu adalah pihak
Maha Agung. yang ditempatkan sebagai pihak yang bertanggungjawab dalam
urusan mengasuh anak. Fakta tersebut bisa jadi memiliki korelasi

1
Tulisan ini dipersembahkan dalam rangka emeritasi Pdt. Nurhayati Girsang, dimana penulis
adalah rekan yuniornya dalam pelayanan di GKI Jalan Gunung Sahari IV/8, Jakarta.
2
David Sudarto, “Menggagas Pendidikan Parenting di GKI Gunung Sahari, Jakarta: Dalam
Perspektif Parenting Yang Sadar Pada Realitas Keluarga Urban Masa Kini.” (Disertasi, STTJ,
2004), 99.
40 41
Peran Ayah Dalam Parenting Keluarga Peran Ayah Dalam Parenting Keluarga

dengan kajian Arief Budiman tahun 1985 mengenai pola pembagian Secara psikologis, hadir memenuhi kebutuhan psikologis. Secara
kerja pada sebagian besar masyarakat Indonesia yang disebutnya sosiologis, hadir memenuhi kebutuhan sosial. Dan secara teologis,
sebagai pembagian kerja secara gender. Pembagian kerja secara ia hadir untuk memenuhi kebutuhan spiritual bagi sang anak.
gender tersebut menempatkan laki-laki atau suami di sektor publik Seorang bapak, tidak memadahi disebut sebagai seorang ayah,
dan perempuan atau istri di sektor domestik. 3
hanya karena ia memiliki hubungan biologis dengan seorang anak.
Secara empiris memang tidak sulit menemukan fakta bahwa Ia baru layak disebut sebagai ayah, tatkala menjadi seorang bapa
anak-anak dalam sebuah keluarga di Indonesia acapkali dibesarkan yang sayang kepada anak-anaknya dan mengekpresikan kasih
dalam porsi keterlibatan ibu yang lebih besar dibandingkan dengan sayangnya itu secara utuh. Utuh berarti meliputi seluruh aspek
peran ayah yang sedemikian minim. Minimnya keterlibatan ayah kedirian seorang manusia, yang meliputi fisik, psikologi, sosial dan
disebabkan karena banyaknya anggapan bahwa jika seorang ayah spiritual. Karena itu, kelayakan seorang ayah hanya akan ditemukan
absen dalam urusan pengasuhan anak, maka hal tersebut acapkali jika ia benar-benar hadir dan menjadi bagian dari parenting atau
dianggap sebagai sesuatu yang lumrah saja. Memang, parenting yang pengasuhan anak.
dikelola secara gender, memberi ruang yang amat permisif terhadap Parenting itu sendiri sesungguhnya sebuah proses yang meliputi
alpanya kehadiran sosok ayah. Pertanyaannya adalah apakah hal interaksi orangtua untuk membesarkan atau merawat, mengasuh,
ini benar-benar masih dapat dipertahankan sebagai sesuatu yang melindungi, dan membimbing anak.4 Proses interaksi itu menunjuk
lumrah atau biasa untuk sebuah parenting yang sehat? pada segala tindakan yang dilakukan orang dewasa baik laki-laki
maupun perempuan kepada anak-anak dalam rangka merawat,
mengasuh, melindungi, mengajar, melatih kedisiplinan, serta
1. Siapakah Ayah?
memberi bimbingan atau panduan. Ayah hadir untuk menjalankan
Dari sudut pandang pengasuhan atau parenting, seseorang
parenting (lebih) dari sisi ‘bahasa’ maskulinitas atau kebapakan,
disebut ayah, sesungguhnya lebih dari sekedar karena telah
sementara seorang ibu menjalankannya (lebih) dari sisi ‘bahasa’
memiliki status atau predikat biologis bahwa seorang laki-laki telah
feminim atau keibuan.
dianugerahi seorang anak. Ayah sesungguhnya menunjuk pada
sejumlah peran ke-ayah-an (parenting) yang dituntut untuk dipenuhi
dari seorang bapak kepada anaknya. Peran itu meliputi peran 2. Peran Ayah Yang Diharapkan
atau kehadirannya baik secara biologis, psikologis, sosial maupun Ada yang beranggapan bahwa seorang ayah adalah seseorang
teologis. Secara biologis, hadir memenuhi kebutuhan secara fisik. yang harus menjalankan perannya dalam bagian tertentu dan

4
JaneBrooks, The Process of Parenting, 7th ed. (New York: McGrow Hill, 2008), 2-3.
Arif Budiman, Pembagian Kerja Secara Seksual (Jakarta: Gramedia, 1985), 53.
3
Dalam bahasa Indonesia, pengertian parenting dekat dengan pengertian mengasuh atau
pengasuhan.
42 43
Peran Ayah Dalam Parenting Keluarga Peran Ayah Dalam Parenting Keluarga

seorang ibu bagian tertentu pula. Jadi, tugas parenting dibagi Memang, baik secara fisiologis, biologis, anatomis maupun
menjadi dua wilayah yang tegas layaknya ‘garis demarkasi’, satu psikologis antara laki-laki dan perempuan dianugerahi perbedaan
wilayah untuk ayah dan satu wilayah lagi untuk ibu. Misalnya, soal oleh Allah. Perbedaan itu akan memberikan bentuk dan juga
ketegasan, kontrol dan urusan dalam mendisiplin anak, itu adalah ‘bahasa’ tersendiri dalam perannya sebagai ayah dan ibu dalam
bagian ayah, sementara bagian ibu adalah merawat, memberikan parenting. Perbedaan itu secara sederhana dapat dijelaskan sebagai
hiburan atau kehangatan. Dalam pembagian wilayah yang demikian berikut 6 :
tadi, maka jika ada urusan harus memarahi anak, maka urusan itu
2.1. Perbedaan fisiologis/biologis/anatomis
adalah urusan ayah, sementara ibu cukup mengadukan masalah
anaknya kepada ayahnya. ”Ayah, ini Toki bandel, nih. Marahin, dia!” Pria Wanita
Demikianlah contohnya. Benarkah pola dikotomis yang seperti itu?
Tubuh pria menonjolkan garis-garis Tubuh wanita lebih menonjolkan
Menurut penulis, anggapan tersebut perlu dilihat dengan sangat lurus, tegak, kuat, dan penuh otot- garis-garis melingkar, bulat, lambing
hati-hati, alasannya karena pola pengasuhan yang dikotomis tidak otot, kekar, yang melambangkan cinta, kelembutan, kasih, dan
keperkasaan dan kekuatan. perasaan aman.
sehat bagi perkembangan seorang anak. Anak akan memiliki bahan
(dan selalu) untuk membangun persepsi negatif terhadap sosok Dada lapang, bahunya lebar untuk Bahu relatif kecil dan melengkung,
seorang ayah karena ayahnya adalah orang yang suka marah, suka bekerja dan melindungi. buah dada berkembang dan
mengembung.
menghukum atau suka memberi kontrol. Parenting yang sehat
adalah parenting yang semua aspeknya seperti merawat, mengasuh, Pinggul agak kecil dibandingkan Pinggang menyempit dan
dengan bahu. pinggulnya menonjol bulat.
melindungi, mengajar, maupun melatih kedisiplinan dilakukan
Kaki kokoh, kuat, dan tegak lurus. Tulang pinggul lebih besar, paha
bersama-sama antara ayah dan ibu, hanya bahasanya yang mungkin besar dan kaki meruncing ke bawah.
berbeda. Alasan yang dibangun untuk pola dikotomis tersebut
Tangan penuh otot, kekar, kuat Tangan lembut dan lemas.
tidak memadahi juga jika didasarkan pada alasan bahwa memang dan keras.
seorang ayah hanya dapat melakukan bagian-bagian tertentu saja.
Suara besar, ada jakun pada leher. Suara kecil, leher rata.
Memang ada hal-hal tertentu yang tidak dapat dilakukan oleh
Alat kelamin tersembunyi di luar Alat kelamin tersembunyi di dalam
seorang ayah dan hanya bisa dilakukan oleh seorang ibu, namun rongga tubuh. rongga tubuh.
hal-hal itu adalah hal-hal yang bersifat kodrati saja, misalnya ibu
Ada rambut pada muka/kumis, Tidak ada rambut di dada dan kulit.
yang menyusui, hamil, atau melahirkan.5 dada, lengan, dan kulit kaki.

5
Myles Munroe & David Burroes, Kingdom Parenting (Shippensburg: Destiny Image, 2007), 101 6
http://parokisantoyusuf-senaning.blogspot.co.id/2015/06/psikologi-pria-dan-wanita-materi-
kpp. Diakses 29 Juni 2016.

44 45
Peran Ayah Dalam Parenting Keluarga Peran Ayah Dalam Parenting Keluarga

2.2. Perbedaan psikologis laki-laki memang masih menjadi pihak yang mendominasi sektor
ekonomi dibandingkan dengan peran perempuan.
Pria Wanita
1.1.2. Friend and play mate, teman bermain. Ayah dianggap
Pandangan luas dan keluar, gemar Pandangan lebih terarahkan ke
menjelajah dan menyelidiki alam dalam, gemar tinggal di rumah,
sebagai “fun parent” dimana tatkala bermain ayah banyak
sekitarnya. mengatur dan merawat. berhubungan dengan anak dalam memberikan stimulasi yang

Suka merusak, membongkar dan Suka menyayangi, merawat dan


bersifat fisik. Ayah adalah kawan bermain yang menyenangkan.
membangun dunia menjadi rumah memelihara rumah, menciptakan 1.1.3. Caregiver, pemberi perhatian. Ayah dianggap sering
tinggal. suasana di rumah menjadi tempat
tinggal yang membuat orang betah. memberikan stimulasi afeksi dalam berbagai bentuk, sehingga
memberikan rasa nyaman dan penuh kehangatan.
Mampu bekerja di luar, mencari Dalam bekerja, lebih perhatian
nafkah, menguasai dunia. untuk pribadi sesama manusia. 1.1.4. Teacher and role model, guru dan panutan. Sebagaimana
dengan ibu, ayah juga bertanggung jawab dalam hal apa saja yang
Suka mencoba, mencari, dan Butuh diperhatikan, senang dilihat
melihat-lihat. dan dicari. dibutuhkan anak untuk masa mendatang melalui pengajaran,
Aktif, mengambil inisiatif, suka Reaksi, menanggapi, lebih mudah latihan dan teladan yang baik bagi anak.
kritik dan protes. menerima dan menyayangi.
1.1.5. Monitor and disciplinary, pengawas dan pelatih kedisiplinan.
Intelek dan rasio lebih utama. Emosi dan perasaan lebih utama. Ayah memenuhi peranan penting dalam pengawasan terhadap anak,
Lebih melihat garis besar. Perhatian sampai detail-detail. terutama begitu ada tanda-tanda awal penyimpangan, sehingga
disiplin dapat ditegakkan.
Menurut beberapa ahli karena kekhasannya sebagai laki-laki, 1.1.6. Protector, pemberi perlindungan. Ayah mengontrol dan
maka kehadiran ayah dalam keluarga memiliki kecenderungan mengorganisasi lingkungan anak sehingga anak terbebas dari
peran yang khas atau menonjol pula, antara lain: 7 kesulitan/bahaya.
1.1.1. Economic provider, penyedia berbagai keperluan. Ayah 1.1.7. Advocate, pembela. Seorang ayah menjamin kesejahteraan
dianggap sebagai pendukung finansial dan perlindungan bagi anaknya dalam berbagai bentuk, terutama kebutuhan anak akan
keluarga secara ekonomi. Jika diperhatikan, dalam realitas sosial, pembelaan ketika berada di institusi di luar keluarganya.
7
J. Hart, The Meaning of Father Involvement for Children. http://fairfield.osn.edu/parent. 1999. 1.1.8. Resource, sumber dukungan. Dengan berbagai cara dan
J. L. McAdoo, Understanding Fathers: Human Services Perspectives in Theory and Practice.
http://npin.org/library/2001.
bentuk, ayah adalah sumber yang mendukung keberhasilan anak
R.W. Rilley & D. E Shalala, A Call Commitment: Fathers’ Involvement in Children’s Learning. dengan memberikan dukungan walaupun terkadang di belakang layar.
http://ed.qov/pubs/parents/calltocommit.2000.
Enjang Wahyuningrum, Peran Ayah Pada Pengasuhan Anak Usia Dunia. Makalah ilmiah ini
dimuat dalam ris.uksw.edu.

46 47
Peran Ayah Dalam Parenting Keluarga Peran Ayah Dalam Parenting Keluarga

1.1.9. Modeling adult male behaviour, model seorang laki-laki 3.2. Anak cenderung berkemampuan akademik yang lebih baik
dewasa. Ayah adalah representasi gambaran perilaku seorang lelaki Kedekatan dengan sosok ayah yang hadir dalam proses
dewasa bagi anak. pengasuhan, memberi dampak positif terhadap perkembangan
Kekhasan ayah dalam perilaku pengasuhan atau parenting juga kemampuan akademik seorang anak. Hal ini dikarenakan sosok
dapat terlihat dalam beberapa hal, antara lain: interaksi ayah-anak ayah yang adalah laki-laki, memiliki caranya yang khas dalam
berorientasi pada gerak dan bermain, membantu anak bereksplorasi berbagai interaksi di mana intelek dan rasio lebih menonjol.
dan menyukai tantangan, mampu mengajarkan sikap agresif dan Interaksi yang menonjol dalam hal intelektualitas itu dengan
asertif, mengajarkan kebijaksanaan serta kecepatan pengambilan sendirinya menstimulasi perkembangan kemampuan intelektualitas
keputusan, dan sebagai pendisiplin yang tegas. Dari seorang ayah, anak. Beberapa penelitian mengkonfirmasi bahwa anak yang
anak dapat belajar sifat maskulin sekaligus sebagai model pria memiliki kedekatan dengan ayah cenderung memiliki kemampuan
dewasa, dan karena ayah umumnya menonjolkan rasionalitas, ayah akademik yang lebih baik.8
merupakan peletak dasar kemampuan intelektual anak. 3.3. Anak terbekali untuk mandiri dan berani menghadapi
tantangan
3. Keuntungan Hadirnya Ayah Dalam Parenting Kehadiran ayah yang memiliki kekhasan dalam hal permainan
Bagi Anak yang menstimulasi fisik, proses mengambil keputusan yang
lebih cepat dan tegas, sering memberikan tantangan-tantangan
Para ahli mengkonfirmasi bahwa, kehadiran dan peran yang
bahkan syarat dalam memberi, ternyata berdampak positif bagi
khas seorang ayah dalam perilaku parenting ternyata memberi
terstimulasikannya pembentukan sifat mandiri dan berani pada
keuntungan atau manfaat yang sangat positif bagi perkembangan
pribadi anak. Apalagi terkadang ayah memiliki ‘rasa yang lebih
anak.
tega’ dibanding dengan ibu, hal ini menolong anak untuk berproses
3.1. Anak memiliki dasar kejelasan model seorang laki-laki
memiliki sifat berani dan kompetitif.
Dengan kehadiran sosok ayah dalam parenting, anak akan
3.4. Anak cenderung mengalami kebahagiaan yang utuh
memiliki gambaran yang amat jelas mengenai seorang laki-laki.
Ayah adalah pelindung atau protector dan juga pembela yang
Dan jika memiliki gambaran yang jelas, maka anak akan memiliki
turut serta menciptakan rasa aman (secure). Rasa aman ini adalah
kejelasan pula dalam proses mengidentifikasi dirinya. Bagi anak laki-
salah satu komponen dasar terbentuknya rasa percaya dan bahagia.
laki, ayahnya kemudian digambarkan laksana sosok pahlawan yang
Jika rasa aman ini absen maka digantikan oleh perasaan tidak aman,
menginspirasi dirinya kelak, sementara bagi bagi anak perempuan,
ayahnya digambarkan laksana ‘first love’. 8
National Parent Teachers Association, What Research Tell Us: Benefit of Family Involvement in
Education (2002), http://www.myschoolonline.com.
48 49
Peran Ayah Dalam Parenting Keluarga Peran Ayah Dalam Parenting Keluarga

cemas dan merasa terancam.9 sungguh-sungguh. Namun demikian, secara Kristiani, kehadiran
3.5. Anak cenderung memiliki kepatuhan sosial yang baik ayah dalam parenting tidak hanya karena alasan keuntungan
psikologis atau sosial belaka. Kehadiran seseorang sebagai ayah
Kehadiran ayah dalam parenting akan membiasakan anak
dalam parenting harus bermula dari kesadaran teologis sebagai
memiliki kepatuhan sosial yang baik. Hal ini dikarenakan
orangtua yang beriman kepada Allah mengamini bahwa parenting
kehadiran ayah yang menonjol dalam hal ketegasan, pengawasan
merupakan mandat dari Allah bagi keluarga.11
dan disiplin memberikan pengaruh positif untuk terbentuknya
kebiasaan patuh. Jika kehadiran ayah dalam parenting itu memberi Parenting yang dikerjakan oleh keluarga, baik sebagai ayah atau
pengaruh yang positif dalam soal kepatuhan sosial, maka tidak sebagai ibu, bukan hanya kewajiban hukum atau mandat sosial,
demikian halnya jika ia absen. Beberapa penelitian mengkonfirmasi namun sebagai mandat Ilahi. Keluarga adalah mitra Allah di bumi

bahwa absennya sosok ayah dalam parenting dapat menjadi salah untuk mengasuh, merawat, melindungi, dan membimbing anak
sebagai milik Allah. Dengan posisi keluarga sebagai mitra Allah
satu pintu bagi anak untuk menjadi anti sosial bahkan menjadi
ini, menurut Andar, teks-teks Alkitab yang berisi panggilan didik-
pelaku-pelaku kerusakan sosial.10 Selanjutnya, karena ayah adalah
mendidik seperti Ulangan 6:4-9 atau Amsal 29: 6,17; pada umumnya
media penghubung keluarga dan realitas sosial di luar, karena itu
memiliki konteks keluarga atau rumah tangga. Meskipun demikian,
kehadirannya memberi pengaruh positif yang merangsang anak
jemaat yang digambarkan dalam Kisah Para Rasul 2 atau Roma 16:5;
berelasi secara sosial secara baik.
1 Korintus 16:19; Kolose 4:15 atau Filemon 2 adalah perkumpulan
dalam konteks rumah tangga atau keluarga yang berfungsi sebagai
4. Menjadi Ayah Yang Kristiani kelas katekese. Keluarga menjalankan fungsi sebagai sekolah dan
Dari hasil penelitian sosiologis maupun psikologis, telah rumah ibadah di mana orangtua merangkap sebagai guru dan
ditemukan data-data bahwa kehadiran ayah dalam parenting pendeta.12
memberikan keuntungan positif bagi tumbuh kembang anak Parenting bagi keluarga Kristiani harus dilihat pula dalam
secara fisik, sosio-emosional, keterampilan kognitif, kemandirian perspektif teologis sebagai proses yang dipakai Allah untuk
maupun keterampilan sosial. Data-data tersebut tentu memberikan mengekspresikan diri-Nya dan cinta-Nya. Keluarga adalah sebuah
dorongan positif agar para ayah hadir dalam parenting dengan model yang dipakai oleh Allah untuk menggambarkan relasi antara
Allah dan umat-Nya.13
9
Heman Elia, “Peran Ayah Dalam Mendidik Anak,” Veritas: Jurnal Teologi SAAT 1/1
(April 2000): 105-113. 11
James C. Wilhoit & John M. Dettoni, Nurture That is Christian (Grand Rapids, Michigan:
10
M. Salis Yuniardi, Penerimaan Remaja Laki-laki dengan Perilaku Antisosial Terhadap Peran
Baker Books, 1995). 11.
Ayahnya dalam Keluarga (Penelitian Pengembangan Ipteks, Fakultas Psikologi-UMM: Malang, 12
Andar Ismail, Selamat Ribut Rukun: 33 Renungan tentang Keluarga (Jakarta: BPK Gunung
2009), 89. Lihat juga, penelitian ilmiah: Amaliah Hasanah, “Chichioya Fuzai: Analisis Tentang
Mulia, 2002), 87.
Fenomena Ketiadaan Sosok Ayah dalam Keluarga Jepang di Daerah Perkotaan” (Skripsi S. 13
Jack O. Balswick & Judith K. Balswick, The Family A Christian Perspective on the Contemporary
Hum., Universitas Indonesia: Jakarta 2003), 41-45.
Home (Grand Rapids, Michigan: Baker Books, 1999), 18.
50 51
Peran Ayah Dalam Parenting Keluarga

Dengan kesadaran bahwa parenting bagi seorang ayah adalah


bagian dari tanggung jawab sebagai keluarga kepada Allah, maka
kegiatan mencari nafkah atau kesibukan-kesibukan sosial lainnya
tidak boleh dijadikan alasan untuk melepaskan tanggung jawab
pengasuhan anak. Sebab jika seseorang mengabaikan tugas
pengasuhan, maka hal itu adalah bentuk pengabaian perintah Allah.
Peran Orangtua Dalam
Dengan menghayati bahwa kehadiran ayah dalam pengasuhan anak Mendampingi Anak
adalah perintah Allah sendiri, maka ia harus menjadi pekerjaan Berkebutuhan Khusus
yang diberi prioritas. Dengan menghayatinya sebagai mandat Allah
Dr. Angela Rahmi Sutanto Pekerti, M.A.
dan menjadikannya sebagai prioritas, maka kesungguhan dalam
menyediakaan waktu, tenaga dan perhatian akan terupayakan secara
layak (proper). Keunikan atau kekhasan laki-laki secara fisiologis,
Umumnya menjadi orangtua serta membesarkan anak dengan
biologis maupun psikologis tidak dapat pula dipakai sebagai alasan
baik tidak mudah, apalagi bila anak membutuhkan perawatan
untuk membatasi peran seorang ayah dalam parenting. Keunikannya
khusus. Orangtua yang mempunyai anak dengan kebutuhan
sebagai laki-laki justru menjadikan kehadirannya memiliki ‘bahasa’
khusus jelas menghadapi tantangan-tantangan sangat berat.
yang khas sebagai seorang ayah yang berbeda dengan ‘bahasa’
Menurut Mauro1, istilah kebutuhan khusus adalah suatu istilah
seorang ibu. Akhirnya setiap orangtua penting untuk mengamini
umum yang menaungi sejumlah besar diagnosis. Anak-anak
Firman Tuhan ini, “Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan
ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu” berkebutuhan khusus mungkin bisa menderita kesulitan belajar
(Amsal 29:17). ringan atau gangguan kognitif berat; alergi makanan atau penyakit
tak tersembuhkan; kelambatan perkembangan yang bisa segera
terkejar atau kelambatan menetap; serangan panik atau masalah
psikiatris yang berat. Ini berarti bahwa sebutan kebutuhan khusus
ini perlu untuk memahami si anak dan mendapatkan perawatan
yang dibutuhkan. Berdasarkan pemahaman itu dirumuskan
sasaran dan rencana perawatan yang tepat. Progam perawatan ini
perlu dipahami dan diterima oleh keluarga yang tengah menderita
tekanan mental dan emosional.

52 53
Peran Orangtua Dalam Mendampingi Anak Berkebutuhan Khusus Peran Orangtua Dalam Mendampingi Anak Berkebutuhan Khusus

Apa Artinya Mempunyai Anak Berkebutuhan Khusus? kelainannya masing-masing. Namun ada kesamaan umum yang
Mauro menyatakan bahwa kebutuhan khusus umumnya terkait dengan masalah semua orangtua yang mempunyai anak
didefinisikan dari hal-hal yang tidak dapat dilakukan anak – fase berkebutuhan khusus, antara lain, a) bagaimana mendapatkan
sejarah perkembangan yang tak tercapai, misalnya, pada usia perawatan tepat dan fasilitas yang sesuai; b) usaha menganjurkan
tertentu seharusnya sudah bisa bicara tetapi ternyata belum; tak bisa keluarga, sekolah, dan masyarakat agar bersedia menerima kondisi
makan makanan tertentu; ada kegiatan yang harus dihindari; dan anaknya; c) merencanakan hari depan yang tidak pasti; dan d)
pengalaman berharga yang tak akan dapat dialami oleh anak-anak menyesuaikan kegiatan-kegiatan rutin dan sasaran harapan.
ini. Semua kendala ini membuat keluarga merasa tertimpa musibah Tanpa terkecuali apakah masalah ini berkaitan dengan
dan mungkin membuat sebutan kebutuhan khusus sebagai sesuatu tantangan anak dalam perkembangan jasmani, pemikiran atau
yang tragis. Dengan tidak terpenuhinya fase perkembangan, pada bidang emosi kemungkinan besar dalam waktu singkat hari-hari
awalnya, orangtua biasanya menghadapi kenyataan yang sukar orangtua dipenuhi dengan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan
diterima. Bersamaan dengan kenyataan ini timbul perasaan- untuk perawatan istimewa anak berkebutuhan khusus ini. Kegiatan
perasaan yang sukar diatasi. Macam-macam perasaan akan melanda ini, antara lain, mencakup kunjungan ke dokter spesialis, macam-
hati orangtua. Perasaan kecewa, marah, bersalah, penasaran, macam terapi, dan hal-hal penting lainnya. Ada pula orangtua yang
kesendirian, impian dan harapan mengenai anak yang buyar. mencari pertolongan ke luar negeri. Hubungan dengan teman dan
Beberapa orangtua akan meratapi hilangnya kesanggupan sanak keluarga sering menjadi terputus atau tersisihkan.
si anak. Pada suatu saat akan tiba masanya dimana perasaan-
perasaan ini harus ditanggulangi agar bisa menerima kenyataan Perjalanan Iman
dan mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan. Ada juga Bila kehidupan berjalan seperti biasa dan kita tak pernah
keluarga-keluarga yang sejak awal menghadapi kebutuhan khusus mengalami suatu tragedi atau penderitaan yang bersifat pribadi
anak sebagai tantangan yang harus ditanggulangi. Tidak jarang kita dapat menjalankan ibadah dan mempunyai kepercayaan
mereka harus mengatasi berbagai kelemahan dengan ketabahan kepada Tuhan dengan mudah. Doty2 mengisahkan bahwa tidak
yang menakjubkan. Bila usaha mereka berhasil, kemenangan ini pernah terpikir dalam hatinya untuk mempertanyakan Tuhan
terasa lebih manis. atau Kekuasaan-Nya. Ia patuh pada Firman-Nya sebelum ia
Setiap anak berkebutuhan khusus berbeda satu dengan lainnya mendapat anaknya yang membutuhkan perawatan khusus. Pada
dan setiap keluarga adalah unik. Masalah anak unik dengan awalnya keberadaan anaknya yang membutuhkan perawatan

54 55
Peran Orangtua Dalam Mendampingi Anak Berkebutuhan Khusus Peran Orangtua Dalam Mendampingi Anak Berkebutuhan Khusus

khusus membawa Doty lebih dekat dengan Tuhan. Ia berdoa dan harus menderita dalam hidupnya? Seringkali orangtua mendengar
memohon kepada Tuhan agar Ia menyembuhkan anaknya. Ia ucapan-ucapan seperti, “Allah memberi Anda anak berkebutuhan
merasa bahwa dengan tekun dan terus-menerus berdoa Tuhan akan khusus karena Dia tahu Anda kuat,” atau “Allah tidak memberikan
memberi kesembuhan pada anaknya. Ia bertumpu pada ayat Matius apa-apa yang tak dapat Anda tangani.” Kata-kata tersebut yang
19:26 yang menyatakan “…bagi Allah segala sesuatu mungkin.” Ia bermaksud memberi penghiburan malah menjadi sumber rasa
merasa bahwa dengan setia hidup menurut perintah Tuhan dan bersalah dan menyalahkan. Bagaimanakah mungkin sesuatu yang
gigih berdoa Tuhan akan mengabulkan permohonannya. Dengan seharusnya begitu membawa kebahagiaan dapat membawa sesuatu
berlangsungnya waktu ketika penyembuhan tak kunjung datang yang begitu menyedihkan.
kepercayaannya mulai goyah. Ia merasa Tuhan tidak mendengar
ratapannya dan telah meninggalkannya.
Titik Balik
Ketika musibah sudah tak tertahankan, Doty mengakui bahwa
Goyahnya Kepercayaan beban terlalu berat dan ia membutuhkan bantuan. Pada saat-saat ini
Apa yang terjadi bila kejadian-kejadian ternyata tidak sesempurna ia memandang dan berserah kepada Tuhan. Ia mencari penghiburan
seperti yang kita impikan? Dunia orangtua menjadi jungkir balik. pada Tuhan yang Maha Kuasa dan memohon bimbingan-Nya.
Harapan-harapan memudar bersamaan dengan timbulnya perasaan Tuhan tidak memberikan musibah kepada umat-Nya. Bila umat-
cemas pada hari depan yang dalam sekejap menjadi tidak pasti dan Nya menderita Tuhan turut menderita bersama umat-Nya.
suram. Orangtua menangisi masa depan anak. Beberapa orangtua yang mempunyai anak berkebutuhan khusus
Pada saat-saat ini kepercayaan pun diuji. Kita tekun berdoa dan memberi kesaksian bahwa Tuhan memberinya kebijakan dan
memohon tetapi ketika kesembuhan tidak kunjung datang kita mulai kekuatan untuk menghadapi dan menerima kenyataan. Mereka
bertanya, “Di manakah Kau, Tuhan?” Kita merasa Tuhan tidak merasa Tuhan memberi kebijakan dalam mencari informasi
mendengarkan – kita merasa sendirian dalam menghadapi musibah sebanyak mungkin mengenai keadaan anak dan bagaimana
hidup. Kita mengambil tindakan atas dasar kekuatan sendiri. Beban menangani tantangan-tantangan yang dihadapi anaknya.
dunia dipikul di bahu sendiri dan dalam beberapa hal kita berusaha Tuhan memberi mereka keteguhan untuk memandang hari
menjadi tuhan kita sendiri. Kita berusaha mencari kesembuhan ke depan dari segi positif. Tuhan memberi kesadaran bahwa Dia
mana-mana dan mengambil alih kendali keadaan. Kita kecewa pada selama ini hadir dan menunggu. Mereka menyadari bahwa Dia
Tuhan Sang Pencipta. Mengapa Tuhan menciptakan anak kita yang yang memegang kendali.

56 57
Peran Orangtua Dalam Mendampingi Anak Berkebutuhan Khusus Peran Orangtua Dalam Mendampingi Anak Berkebutuhan Khusus

Mengatasi Hasil Diagnosis Bahwa Anak Berkebutuhan khawatir bahwa mengutarakan rasa amarah, depresi atau ketakutan
Khusus mungkin tidak disambut dengan baik atau tidak layak diutarakan.
Ketika mendengar hasil tes yang menyatakan bahwa anak Anda Keluarga atau teman-teman mungkin menganjurkan agar bersikap
mempunyai kebutuhan khusus timbul dalam diri Anda macam- tegar dan tetap positif, namun dengan demikian pengutaraan rasa
macam emosi yang menggoncangkan. Namun demikian keadaan duka menjadi tidak pada tempatnya. Penting diketahui bahwa
ini tidak usah menghancurkan hidup Anda. perasaan-perasaan tersebut di atas adalah wajar.

Sejumlah orangtua menyatakan ada tahap-tahap gelombang Dari pengalaman penulis ketika melayani anak-anak
perasaan yang mereka lalui setelah mendengar hasil diagnosis bahwa berkebutuhan khusus dan pengakuan sejumlah orangtua lain, ada
anaknya mempunyai kebutuhan khusus. Tahap-tahap ini serupa di antara mereka yang harus mengalami hal ini dengan lebih dari
dengan tahap-tahap perasaan orang yang mengalami kedukaan. satu anak. Masa perkabungan mungkin bisa berlangsung hingga
dua tahun.
Pada awalnya orangtua pasti akan mengalami suatu masa
kedukaan. Sanford3 mengungkapkan bahwa dalam masa ini terjadi Namun ini tidak berarti orangtua telah selesai berduka. Rasa
rasa penolakan ketika mendengar anaknya mempunyai kebutuhan duka mungkin akan menyelinap lagi, misalnya antara lain ketika
khusus. Orangtua tidak percaya bahwa hal ini bisa terjadi pada orangtua diundang untuk menghadiri lulusnya anak teman mereka
anak mereka. Kemudian timbul rasa amarah, rasa bersalah atau dari universitas.
menyalahkan orang lain. Dan seringkali mereka marah pada Masa duka ini perlu dilalui, ambillah waktu untuk bergumul
Tuhan. Setelah itu datang masa tawar-menawar. Mereka merasa dengan pertanyaan “mengapa?” dan dengan impian yang buyar.
anak mereka dapat disembuhkan. Segala macam cara penyembuhan Sebaiknya masa ini dijalani sambil bergantung pada Tuhan dan
dan penanganan dijalani. Lalu datang tahap masa depresi. Dengan rahmat-Nya.
berjalannya waktu timbul rasa sedih dan rasa kehilangan. Pertanyaan “mengapa?” sampai saat tertentu harus diubah
Angan-angan dan cita-cita mengenai anaknya sebelum lahir dengan “Apa yang Kau kehendaki untuk aku lakukan?” Jangan
buyar. Anak yang “sempurna” telah tiada. Tahap ini dirasakan lupa bahwa sementara kita menjadi orangtua, kita juga anak Tuhan
seperti semacam masa berkabung. Sehabisnya masa berkabung yang Maha Pengasih dan penuh pengertian. Beberapa orangtua
datanglah masa penerimaan. mengatakan bahwa diagnosis hari ini tidak usah berarti kehidupan
Perasaan-perasaan duka seringkali dialami orangtua tetapi jarang anak akan tidak indah dan menarik.
diutarakan atau orangtua jarang bisa berbagi rasa. Mereka mungkin

58 59
Peran Orangtua Dalam Mendampingi Anak Berkebutuhan Khusus Peran Orangtua Dalam Mendampingi Anak Berkebutuhan Khusus

Beberapa Usaha Penanggulangan Yang Dapat Dalam usaha orangtua menanggulangi masalah anaknya
Membantu yang mempunyai kelainan, pada akhirnya merekalah yang

Pada suatu saat orangtua sudah lebih dapat menerima kenyataan paling mengetahui masalah anaknya. Orangtua sebaiknya

yang berbeda dengan harapan-harapan mereka. Tiba masanya menjadi semacam ahli dalam masalah khusus anaknya. Mereka

untuk memusatkan perhatian pada apa yang ‘ada’, bukan yang ‘tiada’. perlu meneliti dan mengikuti perkembangan baru mengenai
anak berkebutuhan khusus, terapi-terapi, macam-macam cara
Perasaan kesendirian akan berkurang bila orangtua bergabung
pembelajaran dan tehnik pendidikan. Mereka sebaiknya menjadi
dengan kelompok orangtua lain yang mempunyai anak berkebutuhan
pendukung gigih utama anaknya. Anak-anak ini terutama
khusus serupa. Di sini orangtua dapat saling berbagi pengalaman.
memerlukan kasih sayang, dorongan dan dukungan orangtua
Selain itu orangtua bisa saling tukar informasi dan berbagi sumber
sehingga mereka dapat memperoleh rasa harga diri, kepercayaan
dimana mereka bisa mendapat bantuan atau informasi lebih banyak
diri, dan mempunyai keyakinan diri dalam menghadapi keadaan
mengenai kebutuhan mereka. Namun perlu diingat bahwa setiap
yang sulit.
keluarga mempunyai cerita yang berbeda sehingga segala informasi
Dalam mencari bantuan dan pendidikan perlu diingat bahwa
harus disaring dan tidak terbawa hanyut dalam cerita anak lain.
pada akhirnya yang ingin dicapai bukan sukses akademik tetapi
Berilah kesempatan pada orang-orang di sekitar kita dan orang- kemandirian anak, dan kehidupan yang bahagia dan memuaskan.
orang dalam hidup kita untuk memberi uluran tangan untuk Pusatkan perhatian pada kekuatan anak, jangan hanya pada
membantu. Utarakan apa dan bagaimana sebaiknya mereka bisa kelemahannya saja.
membantu.
Anak berkebutuhan khusus akan bisa mengembangkan
Kadang kala suami dan istri mungkin mengolah situasi dengan potensinya seoptimal mungkin bila mereka memperoleh
cara yang berbeda. Keon menyatakan bahwa sang suami atau sang
4
pendidikan yang dapat menanggulangi kebutuhan khususnya. Ia
istri mungkin ingin melarikan diri dari situasi. Dalam hal ini pihak mungkin dapat bersekolah di sekolah umum dengan bantuan
lainnya, istri atau suamilah yang sebaiknya tetap teguh hati. Suami khusus dari ahli-ahli di luar waktu sekolahnya, atau sekolah umum
atau istri sama takut dan bingungnya. yang mempunyai program intervensi atau program pengayaan
Kedua orangtua jangan melalaikan diri sendiri. Kesehatan yang melayani kebutuhan khususnya, atau mungkin ia lebih
dan kebugaran diri harus dijaga agar bisa tetap tegar menghadapi cocok bersekolah di sekolah luar biasa yang melayani kebutuhan
masalahnya. khususnya. Orangtua sebaiknya mengambil peran aktif dan turut

60 61
Peran Orangtua Dalam Mendampingi Anak Berkebutuhan Khusus Peran Orangtua Dalam Mendampingi Anak Berkebutuhan Khusus

bertanggung jawab dalam pendidikan dan pertolongan yang bisa sendiri. Anak berkebutuhan khusus yang adalah adik/kakak,
diperoleh di sekolahnya, dan sebaiknya mereka juga memberi dengan sendirinya, akan memperoleh perhatian yang lebih besar
bantuan pada anaknya di rumah. dari orangtuanya. Situasi ini memberi tantangan dalam hidup
Bila anak telah jelas didiagnosis mempunyai kebutuhan khusus, bagi kakak/adik si anak berkebutuhan khusus, tetapi juga memberi
carilah spesialis yang ahli dalam anak-anak berkebutuhan khusus. kesempatan mengembangkan sifat-sifat yang baik. Mereka
Dapatkan terapi-terapi yang diperlukan sedini mungkin, mempunyai kemungkinan untuk berkembang menjadi orang
misalnya terapi wicara-bahasa, terapi okupasi, terapi fisio, yang sabar, baik hati dan suka menolong, penuh pengertian, dapat
terapi pendidikan dan perkembangan dan sebagainya. Menurut menerima keberbedaan, berwawasan dalam menghadapi berbagai
pengalaman penulis, perkembangan anak menjadi lebih positif bila tantangan, handal dan bersifat setia yang mungkin akibat dari biasa
semakin dini ia memperoleh intervensi dini dan terapi-terapi yang membela kakak/adiknya.
dibutuhkan. Kerja sama yang terpadu antara orangtua, guru, dan Namun, anak-anak ini seringkali juga mempunyai kesulitan-
para ahli yang membantunya sangat penting dalam menunjang kesulitan dalam mengatasi keadaan menjadi saudara dari kakak/
usaha penanggulangannya. adik yang berkebutuhan khusus. Mereka kadangkala merasa
khawatir dan takut kehilangan kakak/adiknya itu; mereka merasa
iri atas perhatian yang diberikan pada kakak/adiknya, dan marah
Kerja Sama Terpadu
karena tidak ada yang memperhatikan mereka; sebal karena harus
Suatu suasana pengertian mengenai masalah kebutuhan khusus
terus-menerus menjelaskan, mendukung, dan menjaga kakak/
perlu diciptakan di rumah dengan anggota keluarga lainnya, di
adik mereka; sebal karena tidak bisa melakukan hal-hal tertentu
gereja dengan guru Sekolah Minggu dan teman, dan di lingkungan
atau pergi ke tempat-tempat tertentu karena hambatan kakak/adik
teman-teman keluarga. Kerja sama yang seimbang adalah upaya
mereka; malu atas kelainan kakak/adik mereka; merasa berbeban
terpenting dalam penanggulangan anak berkebutuhan khusus
untuk menjadi atau melakukan sesuatu yang kakak/adiknya tidak
menuju keutuhan hidup bahagia dan hidup yang terpenuhi.
bisa lakukan; merasa bersalah karena perasaan-perasaannya yang
negatif terhadap kakak/adiknya atau merasa bersalah karena tidak
Di Rumah mempunyai kelainan yang sama.
Masing-masing anak yang mempunyai kakak dan/atau adik
yang berkebutuhan khusus juga mempunyai kebutuhan khususnya

62 63
Peran Orangtua Dalam Mendampingi Anak Berkebutuhan Khusus Peran Orangtua Dalam Mendampingi Anak Berkebutuhan Khusus

Di Gereja5 dilakukan di gereja-Nya – bukankah, antara lain, mereka yang


Gereja, tempat umat Kristen beribadah mungkin adalah tempat berkebutuhan khusus?
yang paling, atau paling tidak, sangat menantang bagi orangtua Di pihak lain orangtua perlu memohon hikmat Tuhan dalam
untuk membawa anaknya yang mempunyai kebutuhan khusus. pendekatannya dengan pendeta dan majelis gereja. Gereja melalui
Pada banyak gereja, umumnya anak bisa duduk diam dan tidak Komisi Anak perlu dengan terbuka dan jujur berdiskusi mengenai
mengganggu serta bisa berpartisipasi di Sekolah Minggu, atau mereka pelayanan di bidang anak berkebutuhan khusus ini.
bisa beribadah bersama dengan orangtuanya. Namun, seringkali Menurut Pendeta Luce6 yang bertugas melayani anak-anak
anak berkebutuhan khusus tidak bisa tinggal diam, guru Sekolah di gerejanya, ada tujuh penyebab utama mengapa gereja-gereja
Minggu dan teman-temannya merasa terganggu dan seringkali tidak mengikut-sertakan keluarga-keluarga yang mempunyai anak
marah atau mengecam orangtua karena membiarkan anaknya turut berkebutuhan khusus;
kegiatan di Sekolah Minggu atau beribadah bersama orangtuanya. 1. Ketidaktahuan
Kalau orangtua ingin supaya anaknya yang berkebutuhan khusus Pelayan-pelayan gereja tidak tahu bagaimana mendekati
ini belajar dan mendengar Firman Tuhan, seringkali guru, Komisi masalah. Namun kemungkinan besar ada banyak gereja,
Anak atau pendeta memohon pada orangtua untuk mendampingi pemimpin, dan keluarga dengan anak berkebutuhan khusus
anaknya di Sekolah Minggu. Keadaan ini membuat orangtua tak yang siap dan mau membantu dalam pelayanan anak-anak ini.
bisa turut beribadah bersama umat lainnya. Sedangkan mereka,
2. Kekhawatiran
yang harus menghadapi badai hidup dengan adanya tantangan dari
Faktor ini mungkin berkenaan dengan kurangnya
kebutuhan khusus anaknya, ingin sekali mendapatkan kesempatan
pengetahuan. Banyak di antara kita merasa khawatir
untuk merasakan damai Tuhan dalam ibadah Minggu.
mengenai sesuatu yang tak kita ketahui. Bagaimana
Banyak pendeta, guru Sekolah Minggu atau pejabat gereja tidak mengatasi kekhawatiran ini? Dengan menyadari bahwa ada
sadar bahwa dengan sikap yang tidak membuka kesempatan bagi kebutuhan tersebut dan melihat kehendak Tuhan.
anak berkebutuhan khusus untuk belajar mengenai Firman Tuhan
3. Kurangnya wawasan
seperti halnya anak–anak lain, menunjukkan tiadanya rasa belas
Anda harus bisa melihat keperluannya sebelum bisa
kasih pada sesamanya seperti yang diperintahkan oleh Tuhan
memenuhinya. Sebagai pimpinan, Anda harus membantu
Yesus. Bila gereja mau memprioritaskan pelayanan “yang paling
orang lain melihat keperluan itu sebelum melangkah menuju
hina” (Matius 25:40) – sebagaimana perintah Tuhan Yesus untuk
ke penyelesaian.

64 65
Peran Orangtua Dalam Mendampingi Anak Berkebutuhan Khusus Peran Orangtua Dalam Mendampingi Anak Berkebutuhan Khusus

4. Prioritas mengenai orang-orang berkebutuhan khusus. Untuk bisa mencapai


Untuk mempunyai pelayanan yang bermutu kepada kesadaran masyarakat ini diperlukan sejumlah besar orang dari
keluarga-keluarga dengan anak berkebutuhan khusus, hal berbagai sektor masyarakat untuk meningkatkan pemahaman
ini harus merupakan prioritas bukan hanya dari seksi anak mengenai apa dan siapanya yang mempunyai kebutuhan-kebutuhan
saja tetapi dari seluruh gereja. Anda harus mencurahkan khusus tersebut. Hal ini sudah diperjuangkan di berbagai negara
waktu, uang dan talenta yang cukup berarti pada pelayanan ini. maju sejak tahun 1982. Pengertian masyarakat mengenai orang-
5. Kerendahan hati orang berkebutuhan khusus misalnya bisa ditingkatkan, antara lain
Anda harus bisa cukup rendah hati untuk mengakui bahwa melalui penggunaan aktif teknologi informasi dan media massa.
Anda tidak mengetahui segalanya dan cukup rendah hati
untuk memohon bantuan dari para ahli baik dari dalam
kalangan gereja maupun dari yang di luar kalangan gereja. Daftar Pustaka
6. Ini tugas yang besar
1
Mauro, T. “What Are ‘Special Needs’?” Link: specialchildren.
Banyaknya pekerjaan dan dedikasi yang harus ditumpahkan about.com
ke dalam pelayanan anak berkebutuhan khusus adalah besar
2
Doty, M. (2011). “Why? My Personal Journey with Faith
and Raising a Child with Special Needs.” Link: http://articles.
sekali namun hasilnya luar biasa.
complexchild.com/Jan2011/00265.html
7. Kita tidak mengira bahwa satu jam bisa membuat perbedaan. 3
Sanford, T. “How to Cope” Link: focusonthefamily.com
Anak-anak berkebutuhan khusus ini sama kebutuhannya 4
Keon, J. “What I Would Tell You.” Link:whatiwould tell you.com
dengan khasnya anak-anak lain umumnya. Mereka 5
Smith, J. “The Hardest Place for Us to Take Our Special Needs? Our
memerlukan orang lain selain orangtuanya untuk Church” Link: lifenews.co
membangkitkan semangat hidup dan percaya pada dirinya, 6
Luce, S. “7 reasons why churches fail special needs kids” Link:
dan yang membela mereka, church leaders.com
7
“Basic Programme for Persons with Disabilities”(2002). Link: cao.

Di Masyarakat7 go.jp

Supaya ada kerjasama dari masyarakat, antara lain, harus


ada kampanye yang dilaksanakan dengan sistematik dan efektif

66 67
Pendidikan Kristiani Anak
DI GEREJA

68 69
Desain Kurikulum
Pendidikan Kristiani
Pdt. Tabita Kartika Christiani, Ph.D.*

Pengantar
Kurikulum disusun dengan pemikiran yang mendasar atau
fundamental. Maka wujud pertama kurikulum adalah desain
kurikulum, yang merupakan cetak biru (blue print) untuk program
edukatif yang memiliki prinsip-prinsip mengajar dan belajar yang
baik, ketentuan atau pedoman bagi berbagai aspek dari program,
dan ketentuan/ketetapan tentang alat-alat bantu edukatif.1

Desain Kurikulum
Desain kurikulum, yang disebut juga organisasi kurikulum,
adalah pengaturan bagian-bagian dari perencanaan kurikulum.
Adapun bagian-bagian atau komponen-komponen yang mesti
diatur dalam desain kurikulum adalah: 1) tujuan; 2) materi/
isi mata kuliah; 3) pengalaman pembelajaran; 4) pendekatan
penilaian. Keempat komponen ini berhubungan satu sama lain dan
1
Wyckoff, D. Campbell. Theory and Design of Christian Education Curriculum. Philadelphia:
The Westminster Press, 1961, p. 28.

70 71
Desain Kurikulum Pendidikan Kristiani Desain Kurikulum Pendidikan Kristiani

keempatnya semestinya ada secara seimbang dalam sebuah desain Ranah Kognitif Ranah Afektif Ranah Psikomotorik
kurikulum. Keempat komponen tersebut berakar dari teori klasik • Pengetahuan • Penerimaan • Gerakan reflex

Harry Giles,2 yang dapat digambarkan sebagai berikut: • Pemahaman • Penanggapan • Gerakan dasar
• Penerapan • Penilaian • Gerakan tanggap
• Analisis • Pengaturan • Kegiatan fisik
Tujuan • Sintesis • Bermuatan nilai • Komunikasi tidak
• Penilaian berwacana

Pengalaman Beberapa Teori Pendidikan Sebagai Pertimbangan


Materi/Isi pembelajaran Penyusunan Desain Kurikulum
Seperti dijelaskan di atas, keempat komponen desain kurikulum
Pendekatan dapat disusun dengan berbagai cara, sesuai dengan pemahaman
penilaian
pendidikan yang mendasarinya. Berikut ini disajikan berbagai teori
pendidikan yang dapat dijadikan pertimbangan untuk menyusun
Isi, sifat dan cara pengaturan keempat elemen ini dipengaruhi desain kurikulum: filsafat pendidikan, psikologi belajar, orientasi
oleh filosofi kurikulum dan berbagai teori belajar. Maka desain kurikulum, dan ideologi kurikulum. Teori-teori ini dapat dipilih,
kurikulum mencakup isu-isu filosofis atau teoritis dan praktis. tidak harus semuanya dipakai.
Perumusan tujuan yang sangat terinci dan hati-hati menunjukkan Secara mendasar ada empat macam filsafat pendidikan, yaitu
pemikiran modern. Tujuan dapat mengontrol peserta didik agar perenialisme, esensialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme.4
mencapai hasil yang diharapkan. Hal ini banyak dikritik, sehingga
• Perenialisme menekankan kebenaran absolut/universal,
pandangan post modern lebih menekankan undangan kepada
yang berlaku untuk semua orang tanpa terikat tempat dan
peserta didik untuk berpartisipasi dalam ketidakpastian yang
waktu. Jadi kurikulum disajikan sama untuk semua orang di
muncul; jadi lebih menekankan proses pembelajaran.
mana saja, dan kapan saja.
Dalam rangka perumusan tujuan, ranah (domain) tujuan mesti
• Esensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya,
dipertimbangkan. Benjamin Bloom mencetuskan teori taksonomi
pemberian pengetahuan dan keterampilan kepada naradidik
atau klasifikasi tujuan sebagai berikut:3
agar mereka menjadi anggota masyarakat yang berfungsi.
2
Ornstein, Allan C. Dan Francis P. Hunkins. Curriculum: Foundations, Principles, and Issues.
Boston: Pearson, 2004, p. 236. 4
Yulaelawati, Ella. Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi, Teori dan Aplikasi. Bandung: Pakar
3
Ibid., p. 59-70. Raya, 2004, p. 4-7.

72 73
Desain Kurikulum Pendidikan Kristiani Desain Kurikulum Pendidikan Kristiani

• Progresivisme menekankan pentingnya menghargai dan Maka diri naradidik kurang mendapat perhatian, kecuali
melayani keistimewaan individu naradidik, sehingga pencapaiannya dalam hal penguasaan materi pelajaran.
kurikulum berpusat pada siswa dengan berbagai variasi • Kurikulum yang berorientasi pada tujuan menekankan
pengalaman dan proses belajar. pentingnya tujuan yang mengarahkan tujuan akhir
• Rekonstruksivisme menekankan masa depan peradaban pendidikan.
manusia yang lebih baik, sehingga pendidikan merencanakan • Kurikulum yang berorientasi pada kompetensi menekankan
dan menentukan masa depan. Maka kurikulum menekankan penguasaan kompetensi naradidik. Kompetensi ini dicapai
hasil belajar, bukan proses. secara bertahap, sehingga proses pembelajaran sangat
Secara umum ada tiga jenis psikologi belajar: behavioris, kognitif, diperhatikan karena merupakan kompetensi yang terus
dan konstruktif.5 berkembang.
• Behavioris menekankan perubahan pola perilaku, yang Michael Schiro, seorang pakar pendidikan dari Boston College,
dilakukan melalui proses pengulangan/penguatan sampai Amerika Serikat, membagi kurikulum menjadi empat “ideologi”
menjadi otomatis. yaitu scholar academic ideology; social efficiency ideology; child study
• Kognitif menekankan proses berpikir, serta pemrosesan dan ideology; dan social reconstruction ideology.7
penyimpanan informasi. Scholar academic ideology adalah kurikulum yang menekankan
• Konstruktif menekankan pembangunan pengetahuan kemampuan akademis, intelektual, dan kognitif. Tujuan dari
berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang telah ada pendidikan dengan ideologi kurikulum scholar academic adalah
sebelumnya membentuk ahli-ahli yang dapat mengembangkan disiplin ilmu
tertentu, sehingga terus menerus dapat dihasilkan penemuan-
Ada tiga macam orientasi kurikulum, yaitu kurikulum yang
penemuan yang baru.
berorientasi pada bahan (subject matter oriented); kurikulum yang
berorientasi pada tujuan (objective oriented); dan kurikulum yang Social efficiency ideology menekankan kemampuan siswa
berorientasi pada kompetensi (competence oriented).6 menerapkan berbagai keterampilan dalam praktek. Biasanya
kemampuan dan keterampilan ini disesuaikan dengan kebutuhan
• Kurikulum yang berorientasi pada bahan menekankan
lapangan kerja. Jika diterapkan untuk tingkat sekolah menengah di
pentingnya pencapaian target-target materi pelajaran.
5
Ibid., p. 50-54. 7
Schiro, Michael. Curriculum for Better Schools: The Great Ideological Debate. Englewood
6
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia, Cliffs: Educational Technology Publications, 1978.
2010, p. 66-67.

74 75
Desain Kurikulum Pendidikan Kristiani Desain Kurikulum Pendidikan Kristiani

Indonesia, scholar academic ideology dipakai di SMA, sedangkan kognitif.


social efficiency ideology diterapkan di SMK. • Society sebagai sumber desain kurikulum meyakini bahwa
Child study ideology menekankan kepribadian, sikap dan sekolah adalah agen perubahan masyarakat, sehingga
perilaku naradidik, yang terus berkembang ke arah ideal yang kurikulum mesti berisi analisis sosial.
diharapkan masyarakat/institusi. Pendidikan ini berpusat pada • Eternal and divine sources sebagai sumber desain kurikulum
naradidik (learner-centered). Di Indonesia akhir-akhir ini banyak meyakini bahwa warisan tradisional dari masa lalu mesti
dikembangkan pendidikan karakter di sekolah-sekolah (dan diteruskan dari generasi ke generasi berikut. Pada masa
juga merambah ke Sekolah Minggu di gereja-gereja). Pendidikan kini semakin banyak orang mengaitkan pengetahuan dan
karakter menerapkan ideologi child study. spiritualitas.
Social reconstruction ideology menekankan peran naradidik • Knowledge sebagai sumber desain kurikulum meyakini
dalam perubahan sosial di tengah-tengah masyarakat. Jadi mereka bahwa disiplin ilmu memiliki struktur dan metode khusus,
belajar di sekolah sekaligus terlibat dalam transformasi sosial di sehingga materi kurikulum mesti sesuai dengan disiplin
tengah-tengah masyarakat. Sekolah tidak terasing dari masyarakat. ilmu tertentu.
Naradidik tidak hanya dipersiapkan untuk kehidupan di masyarakat • Learner sebagai sumber desain kurikulum meyakini
“kelak di kemudian hari” setelah lulus, melainkan kini dan di sini. bahwa setiap peserta didik belajar, membentuk sikap,
mengembangkan minat, dan mengembangkan nilai-nilai
Sumber-sumber Desain Kurikulum dalam dirinya. Bahkan pendidikan membantu peserta
Pemilihan teori-teori tersebut di atas sangat penting, agar desain didik untuk terlibat dalam proses konstruksi sosial dan
kurikulum menjadi jelas dan terarah, serta tidak membingungkan atau rekonstruksi pengetahuan.
tidak jelas identitasnya (tercampur aduk). Pemilihan teori-teori itu juga
mempengaruhi dan dipengaruhi sumber-sumber desain kurikulum:
Dimensi-dimensi Desain Kurikulum
science, society, eternal and divine sources, knowledge, dan learner.8
Desain kurikulum menyangkut pola pengorganisasian
• Science sebagai sumber desain kurikulum meyakini bahwa
komponen-komponen kurikulum. Apapun juga dari teori-teori
metode ilmiah dan hal-hal yang dapat diamati sajalah yang
tersebut di atas yang dipilih, ada dua dimensi yang mesti ada dalam
menjadi isi kurikulum. Peserta didik banyak berpikir secara
penyusunannya yaitu dimensi horizontal dan dimensi vertikal:
8
Ornstein, Allan C. dan Francis P. Hunkins. Curriculum: Foundations, Principles, and
Issues. Boston: Pearson, 2004, p. 237-240. • Dimensi horizontal atau scope (cakupan) terkait dengan

76 77
Desain Kurikulum Pendidikan Kristiani Desain Kurikulum Pendidikan Kristiani

penyusunan lingkup desain kurikulum yang meliputi hal-hal kelas/tingkat/semester berikutnya.


yang sejajar dan meluas. Menurut Ralph Tyler, scope terdiri
dari seluruh isi (konten), topik, pengalaman pembelajaran.9
Pendekatan-pendekatan Desain Kurikulum
Scope tidak hanya menunjuk pada segi kognitif, melainkan
Komponen-komponen kurikulum dapat diorganisasi dalam
afektif, psikomotorik, moral, dan spiritual juga. Diharapkan
berbagai cara. Ada tiga macam bentuk dasar desain kurikulum,
dalam dimensi scope ini tercapai suatu integrasi yang
yakni subject-centered design, learner-centered design, dan problem-
menghubungkan semua tipe pengetahuan dan pengalaman
centered design, masing-masing terdiri atas beberapa model
dalam perencanaan kurikulum.
turunannya.
• Dimensi vertikal atau sequence (urutan) terkait dengan
kontinuitas berdasarkan urutan tingkat kesulitan.
1. Subject-centered Design
Pengalaman memegang peranan penting dalam hal sequence,
sebab manusia belajar dari pengalamannya. Semakin banyak Pada pendekatan ini, kurikulum berpusat pada isi atau materi
pengalaman, semakin tinggi tingkat kesulitannya. Urutan yang akan diajarkan. Maka kurikulum terdiri atas sejumlah mata
tingkat kesulitan dapat berupa: belajar dari yang sederhana kuliah/mata pelajaran yang terpisah, sehingga sering dsebut juga
ke yang kompleks; belajar dengan prasyarat; belajar dari separated subject curriculum. Subject-centered design berkembang
keseluruhan/umum ke bagian-bagian/ khusus; dan belajar dari konsep pendidikan klasik yang menekankan pengetahuan,
secara kronologis. nilai-nilai dan warisan budaya masa lalu, dan berupaya untuk
mewariskannya kepada generasi berikutnya. Jadi filosofinya
perenialisme. Ada tiga variasi subject-centered design, yaitu: 
Diharapkan ada inter-relasi antara berbagai segi kurikulum, baik
a. Subject Design
dimensi horizontal maupun dimensi vertikal. Inter-relasi ini disebut
Pada model ini materi kuliah/materi pelajaran disajikan
artikulasi. Artikulasi horizontal menunjuk pada inter-relasi berbagai
secara terpisah-pisah dalam bentuk berbagai mata kuliah/
mata pelajaran/mata kuliah yang diterima oleh seorang peserta
mata pelajaran. Materi kuliah/materi pelajaran diambil
didik pada kelas/tingkat/semester tertentu. Artikulasi vertikal
dari pengetahuan, dan nilai-nilai yang telah ditemukan
menunjuk pada interrelasi suatu mata pelajaran/mata kuliah yang
oleh ahli-ahli sebelumnya. Peserta didik dituntut untuk
diterima peserta didik dari satu kelas/tingkat/semester tertentu ke
menguasai semua pengetahuan yang diberikan, entah mereka
9
Tyler, Ralph. Basic Principles of Curriculum and Instruction. Chicago: The University of
Chicago Press, 1949.

78 79
Desain Kurikulum Pendidikan Kristiani Desain Kurikulum Pendidikan Kristiani

menyukainya atau tidak, entah mereka membutuhkannya atau e. Process Design


tidak. Karena mata kuliah-mata kuliah atau mata pelajaran- Model ini menekankan proses atau prosedur dalam
mata pelajaran diberikan secara terpisah-pisah, maka peserta mempelajari suatu bidang studi, sebab tiap bidang studi
didik memahaminya secara terpisah-pisah pula, dan sulit memiliki metodologinya sendiri.
menghubungkan satu mata kuliah/mata pelajaran dengan
mata kuliah/mata pelajaran lain. Tidak jarang peserta didik
2. Learner-centered Design  
menguasai materi hanya sebagai hafalan secara verbalistis.
Pendekatan ini mengutamakan peserta didikyang belajar dan
b. Discipline Design
berkembang. Pengajar berperan menciptakan situasi belajar-
Pada model ini berbagai mata kuliah/mata pelajaran
mengajar, mendorong dan memberikan bimbingan sesuai dengan
dibedakan secara tegas, sehingga disebut sebagai disiplin.
kebutuhan, perkembangan, dan potensi peserta didik. Maka
Berbeda dari subject design yang menekankan penguasaan
kurikulum dikembangkan dengan beranjak dari peserta didik,
pengetahuan, discipline design menekankan pemahaman
bukan materi pengajaran. Bahkan peserta didik dilibatkan dalam
(understanding) atas berbagai fakta dan informasi. Peserta
pengembangan kurikulum. Beberapa variasi pendekatan ini
didik didorong untuk memahami logika atau struktur dasar
adalah:
suatu disiplin, memahami konsep-konsep, ide-ide dan
a. Child-centered Design
prinsip-prinsip penting, juga didorong untuk memahami cara
mencari dan menemukannya (modes of inquiry and discovery). Model ini berpusat pada kehidupan, kebutuhan, dan
minat peserta didik. Maka pada model ini peserta didik aktif
c. Broad Fields Design (Interdisciplinary Design)
dalam lingkungan hidupnya sehari-hari. Dengan demikian
Pada model ini beberapa mata kuliah/mata pelajaran yang
pengetahuan merupakan pengalaman personal, atau hasil
berdekatan atau berhubungan dijadikan satu bidang studi.
dari interaksi peserta didik dengan realita kehidupannya.
Dengan demikian peserta didik mendapatkan pemahaman
b. Activity atau Experience-centered Design 
yang menyeluruh dan tidak terspesialisasi.
Pada model ini struktur kurikulum ditentukan oleh
d. Correlation Design
kebutuhan dan minat peserta didik, dan disusun bersama
Model ini dikembangkan oleh mereka yang tidak ingin
oleh guru dan peserta didik. Maka tujuan yang hendak
mempraktekkan broad fields design, tapi melihat adanya
dicapai, sumber-sumber belajar, kegiatan belajar dan prosedur
korelasi antara berbagai bidang studi.

80 81
Desain Kurikulum Pendidikan Kristiani Desain Kurikulum Pendidikan Kristiani

evaluasi dirumuskan bersama oleh guru dan peserta didik. 3. Problem-centered Design  
Dalam model ini peserta didik mengenali problem nyata yang Pendekatan ini menekankan manusia dalam kesatuan sebagai
mereka hadapi, sehingga mereka melakukan proses belajar masyarakat, yang semestinya hidup dalam kesejahteraan. Namun
yang nyata, bermakna, hidup dan relevan dengan kehidupan dalam kenyataannya manusia menghadapi berbagai masalah
mereka. Activity design mengutamakan proses keterampilan bersama, sehingga harus dipecahkan bersama pula. Mereka
memecahkan masalah. berinteraksi dan bekerja sama dalam memecahkan masalah-
c. Romantic (Radical) Design  masalah sosial yang mereka hadapi, agar dapat meningkatkan
Pada model ini diyakini bahwa masyarakat masa kini kondisi kehidupan mereka. Maka materi kurikulum adalah
bersifat korup, represif, dan tidak dapat menyembuhkan masalah-masalah sosial yang dihadapi peserta didik sekarang dan
dirinya. Bahkan kurikulum sekolah dipakai untuk mengontrol antisipasi masa yang akan datang. Dengan demikian pendekatan
dan mengindoktrinasi peserta didik ke arah pandangan ini tetap memperhatikan kebutuhan, kepentingan dan kemampuan
tertentu, dan tidak mendidik mereka, serta membuat peserta didik. Beberapa variasi model desain kurikulum ini adalah:
mereka tidak toleran terhadap perbedaan. Maka model ini a. Life-situation Design
menekankan emansipasi peserta didik untuk mengenali Model ini menekankan fungsi-fungsi dan situasi-
situasi mereka, serta kompetensi yang mereka miliki dan situasi kehidupan (termasuk di dalamnya situasi kesehatan,
sikap yang dibutuhkan agar mereka dapat mengontrol hidup pekerjaan, kewarganegaraan, rekreasi dan lain-lain). Jadi
mereka sendiri serta belajar bersifat reflektif dan kritis. peserta didik dapat langsung menghubungkan apa yang
d. Humanistic Design dipelajari di sekolah dengan pengalaman hidup sehari-hari,
Model ini bertujuan agar individu-individu dapat menjadi dan terlibat dalam perbaikan situasi masyarakat.
pribadi-pribadi yang berfungsi secara penuh. Maka model ini b. Core Design 
menekankan potensi manusia, serta memampukan peserta Model ini berpusat pada pendidikan umum dan
didik terlibat dalam proses menjadi (becoming). Pendekatan berbasis pada problem-problem yang muncul dari aktivitas
ini juga terbuka terhadap spiritualitas manusia, yakni manusia pada umumnya. Sesuai dengan namanya, model
relasi kehidupan batin manusia dengan yang mahakuasa. ini mengintegrasikan berbagai bahan ajar, dan menyusun
Spiritualitas itu dialami melalui pengalaman-pengalaman suatu inti (core). Berbagai mata pelajaran/mata kuliah
berkualitas. dikembangkan di sekitar core tersebut. Di Indonesia ini

82 83
Desain Kurikulum Pendidikan Kristiani Desain Kurikulum Pendidikan Kristiani

disebut mata kuliah dasar/umum, yang diarahkan pada kelompok usia. Setelah itu ditentukan proses belajar-mengajar, yang
pengembangan pribadi dan sosial (pribadi yang sehat, baik, menggambarkan peran dan interaksi guru dan peserta didik dalam
matang, dan warga masyarakat yang mampu membina kerja proses belajar dan mengajar. Dari proses belajar mengajar tersebut
sama, toleran dan sebagainya). Sedangkan problem-problem ditentukan berbagai metode pembelajaran. Selanjutnya ditentukan
dalam masyarakat yang membutuhkan pemecahan anatara konteks kegiatan belajar-mengajar dalam kegiatan-kegiatan gereja
lain adalah kemiskinan, kekerasan, konflik, kelaparan, inflasi, yang mencakup keenam fungsi gereja (koinonia, marturia, diakonia,
rasialisme, dan sebagainya. kerygma, didache, dan leitourgia).
c. Social Problems and Reconstructionist Designs Desain kurikulum menjadi pedoman pengembangan dan praktik
Model ini mempelajari berbagai problem yang ada dalam kegiatan pendidikan Kristiani di gereja, seperti Sekolah Minggu atau
masyarakat, kemudian melakukan proyek aksi sosial yang kebaktian anak, kebaktian atau persekutuan remaja, kebaktian atau
bertujuan merekonstruksi masyarakat. Jadi kurikulum terkait persekutuan pemuda, kebaktian atau ibadah, pemahaman Alkitab
dengan perkembangan masyarakat dalam bidang sosial, dan diakonia, persekutuan doa, diskusi masalah aktual, dan lain-lain.
politik, ekonomi, dan sebagainya. Kurikulum bermaksud ikut Dengan memiliki desain kurikulum yang jelas dan tepat bagi
serta melakukan perubahan sosial menuju masyarakat yang jemaat setempat, diharapkan berbagai kegiatan dan program gereja
lebih adil. menjadi terarah, terpadu, dan berkesinambungan. Seluruh kegiatan
gereja mengarah ke tujuan yang sama, bukan berjalan sendiri-
sendiri. Maka anggota jemaat pun dapat bertumbuh dalam iman,
Unsur-unsur Desain Kurikulum
yakni bertumbuh dalam segala hal ke arah Dia yang adalah kepala
Desain kurikulum dimulai dengan penggambaran konteks
gereja.
gereja dan masyarakat, serta panggilan gereja dalam konteks
Unsur-unsur desain kurikulum anak dan remaja adalah sebagai
itu. Kemudian disusun tujuan kurikulum, yaitu apa yang hendak
berikut:
dicapai oleh anggota jemaat setelah mengikuti berbagai program
dan kegiatan gereja. Rumusan tujuan mencakup tujuan umum • Konteks Indonesia: lokal, nasional, global
dan tujuan tiap kelompok usia. Selanjutnya disusunlah skopa atau • Prinsip pengorganisasi: kata kunci kurikulum, yang
cakupan kurikulum yang menggambarkan hubungan manusia menyangkut kehidupan kristiani dalam situasi aktual yaitu
dengan Tuhan, sesama, diri sendiri, dan alam semesta. Dari konteks dunia
cakupan tersebut kemudian disusun materi kurikulum bagi setiap • Filsafat, pendekatan, atau model desain kurikulum

84 85
Desain Kurikulum Pendidikan Kristiani Desain Kurikulum Pendidikan Kristiani

• Tujuan kurikulum Daftar Pustaka


• Proses belajar mengajar Nasution, S. 2006. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara
• Metode pengajaran Ornstein, Allan C. dan Francis P. Hunkins. 2004. 4th ed.
• Pendekatan penilaian (evaluasi) Curriculum: Foundations, Principles, and Issues. Boston: Pearson.
Schiro, Michael. 1978. Curriculum for Better Schools. Englewood
Cliffs: Educational Technology Publications
Penutup
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan
Desain kurikulum sangat dibutuhkan gereja agar pembinaan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia
iman dapat dilakukan secara terarah dan berkesinambungan. GKI Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2012.
telah memiliki desain kurikulum yang dapat dipakai di segala aras, Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung dan Jakarta: Jurusan
baik sinode, sinode wilayah, klasis, maupun jemaat. Diharapkan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
melalui desain kurikulum ini anggota jemaat dapat bertumbuh Universitas Pendidikan Indonesia dan Rajawali Pers.
dalam iman, persekutuan, kesaksian dan pelayanan. Tyler, Ralph. 1949. Basic Principles of Curriculum and Instruction.
Chicago: The University of Chicago Press
Wyckoff, D. Campbell, 1961. Theory and Design of Christian
Education Curriculum. Philadelphia: The Westminster Press
Yulaelawati, Ella. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi,
Teori dan Aplikasi. Bandung: Pakar Raya

*Dosen Pendidikan Kristen pada Fakultas Teologi Universitas Kristen


Duta Wacana

86 87
Peran Sekolah Bina Iman
(SBI) Dalam Keluarga Kristen
Zaman Ini
Junianawaty Suhendra, Ph.D.

Generasi Yang Hilang


David Kinnaman dalam bukunya “You Lost Me” membukakan
mata banyak gereja di Amerika dan belahan dunia lainnya, bahwa
gereja telah banyak kehilangan generasi muda. Selain itu, George
Barna, ahli riset terkemuka di Amerika, mengemukakan dalam
surveinya bahwa tidak kurang dari 50% anak muda di Amerika
yang meninggalkan gereja dan bahkan imannya selepas dari SMA
atau bangku kuliah.
Apakah gereja-gereja di Indonesia mengalami hal tersebut?
Apakah anak-anak muda kita juga berpotensi untuk meninggalkan
gereja dan berbalik menolak Tuhan selepas mereka dari komisi
remaja atau pemuda? Harus diakui, fenomena ini menjadi hal yang
memprihatinkan para pemimpin gereja. Banyak upaya dilakukan,
dan setiap gereja mempunyai berbagai macam cara untuk
mempertahankan generasi muda. Upaya yang dilakukan mulai dari
pembinaan kelompok kecil, kebaktian kontemporer, sampai kepada

88 89
Peran SBI Dalam Keluarga Kristen Zaman Ini Peran SBI Dalam Keluarga Kristen Zaman Ini

berbagai macam upaya kontekstualisasi budaya anak muda. Salah


satu upaya yang dilakukan oleh Pdt. Nurhayati Girsang adalah Mandat Penting Yang Dilupakan
dengan memulai SBI (Sekolah Bina Iman) di GKI Gunung Sahari.
Firman Tuhan berkata, “Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah,
supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu
Apakah Sekolah Minggu Tidak Cukup? sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu (perbuatan tangan
Pertanyaan yang sering muncul di benak kita, “Apakah Sekolah Tuhan dan seluruh hukum Tuhan) hilang dari ingatanmu seumur
Minggu tidak cukup, sehingga perlu ada SBI?” Menjawab pertanyaan hidupmu. Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada
ini, kita harus kembali kepada visi Sekolah Minggu itu sendiri. cucu cicitmu semuanya itu” (Ulangan 4:9). Dengan jelas Firman
Robert Raikes merintis Sekolah Minggu bukan untuk keluarga Tuhan menunjukkan bahwa yang paling bertanggung jawab
Kristen, tetapi untuk anak-anak di masa depresi ekonomi di Eropa. dalam pendidikan iman anak adalah orangtua. Wadah pemuridan
Mereka tidak mempunyai kesempatan sekolah karena harus bekerja keluarga seharusnya dilakukan dalam konteks keluarga. Guru
di pabrik-pabrik, sehingga pada hari Minggu, mereka berkeliaran di Sekolah Minggu hanyalah perpanjangan tangan. Gereja membantu
jalan-jalan. Robert Raikes terbeban untuk memberikan pendidikan orangtua untuk mengajarkan hal-hal yang mungkin sulit dilakukan
sekolah di hari Minggu dan membawa mereka ke gereja untuk oleh orangtua, misalnya: pengajaran doktrin gerejawi atau menjawab
mengenal Tuhan dan belajar ajaran-ajaran Firman Tuhan. Setelah pertanyaan-pertanyaan teologis yang sulit. Namun, orangtua
Sekolah Minggu diadopsi oleh gereja dan berkembang seperti khususnya “ayah” mempunyai tanggung jawab untuk memimpin
sekarang ini, angka kehadiran jemaat bertambah. Namun, setelah anak-anaknya menjadi murid Kristus. Paulus mengingatkan para
generasi M (Millenium) muncul, ketika anak-anak ini keluar ayah, “Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di
dari rumah, satu demi satu mereka memilih untuk memegang dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran
kepercayaan yang berbeda dengan pengajaran Sekolah Minggu di dan nasihat Tuhan” (Efesus 6:4).
gereja. Mengapa? Pdt. Nurhayati Girsang menyadari hal ini. Dalam pelayanannya
Banyak gereja-gereja di Indonesia yang juga dirintis dari Sekolah yang setia di Sekolah Minggu GKI Gunung Sahari, beliau juga
Minggu. Namun, saat ini gereja-gereja seperti GKI pada umumnya, melihat ada mandat penting yang dilupakan, yaitu mandat yang
sudah menjadi gereja yang bukan hanya dewasa, tapi sudah sangat Allah berikan kepada orangtua. Pdt. Nur menyadari betul bahwa
matang. Generasi demi generasi sudah dilalui, namun apakah orangtua Kristen sekarang tidak boleh menjadikan Sekolah Minggu
mandat untuk para orangtua untuk memuridkan anaknya juga sebagai “Sunday child care.” Tidak cukup merasa aman ketika anak-
sampai dan dikerjakan dengan serius? anaknya dibaptis dan masuk kelas Sekolah Minggu. Orangtua

90 91
Peran SBI Dalam Keluarga Kristen Zaman Ini Peran SBI Dalam Keluarga Kristen Zaman Ini

tidak bisa hanya drop off anak-anaknya di Sekolah Minggu, dan dimintakan jadwal anak dalam seminggu, seberapa sibukkah
menyerahkan seluruh tanggungjawab pembinaan rohani hanya anak-anak? Dari satu les ke les lain, dari satu kegiatan ke kegiatan
kepada guru Sekolah Minggu. Apa yang bisa diharapkan dengan lain. Seberapa banyak dalam kegiatan tersebut orangtua hadir?
hanya pengajaran “pengetahuan” tentang Allah selama kurang dari Kadang justru orangtua memberikan kesibukan kepada anak,
2 jam seminggu? Pdt. Nur sadar, bahwa yang perlu diperlengkapi karena orangtua sendiri sibuk. Itulah kenyataan kehidupan di kota
sesungguhnya adalah “orangtua.” Orangtualah yang akan Jakarta. Gaya hidup semacam ini yang kadang membuat sulit guru
melanjutkan pengajaran-pengajaran yang diperoleh di gereja untuk Sekolah Minggu dan guru agama. Ibarat penabur yang menaburkan
diterapkan di rumah. benih yang baik di tanah yang berbatu, di jalan, atau di tanah yang
Alasan umum yang diajukan jemaat berkenaan dengan bersemak duri. Sebaik-baiknya benih yang ditabur, namun karena
mandat ini adalah: “Ah, kan anak-anak Sekolah Minggu banyak tanahnya tidak subur, maka benih itu tidak bisa tumbuh dengan
yang orangtuanya bukan orang Kristen”; “Aduh, orangtua sibuk”; sehat. Gaya hidup semacam ini yang kadang membuat kita tidak
“Rasanya pesimis sekali mengharapkan kehadiran orangtua, apalagi terlalu menganggap serius pesan Paulus kepada para pemimpin
keterlibatan mereka”; “Mau cari guru Sekolah Minggu saja susah, gereja (yang juga sama-sama sibuk): “Diaken haruslah suami dari
apalagi ditambah dengan SBI?” “Kegiatan gereja sudah banyak, satu istri dan mengurus anak-anaknya dan keluarganya dengan
mau tambah lagi?” “Masalah di gereja kompleks, banyak pendatang, baik” (1 Tim. 3:12) dan “supaya engkau menetapkan penatua-
dan banyak masalah-masalah lain selain masalah keluarga muda.” penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu,
Jika dirangkum dalam sebuah kalimat, kita bisa menyimpulkan yakni orang-orang yang tak bercacat, yang mempunyai hanya satu
bahwa, “Mandat penting tidak bisa dikerjakan karena masalah yang istri, yang anak-anaknya hidup beriman (mempunyai moral baik)
kompleks dan gaya hidup yang super sibuk.” dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup
tidak tertib” (Titus 1:5-6).
SBI (Sekolah Bina Iman) berperan sebagai retainer (penahan)
Gaya Hidup Terburu-buru
terhadap gaya hidup terburu-buru dan gaya hidup yang tidak
Marilah kita melihat kenyataan kehidupan masyarakat,
tertib. SBI yang seharusnya menjadi perantara antara “pengetahuan
khususnya di antara jemaat yang berusia di bawah 50 tahun. Bukan
tentang iman” dan “pengalaman hidup orang beriman,” seharusnya
hanya para pengusaha dan eksekutif yang mempunyai gaya hidup
akan menjadi pengingat bagi orangtua untuk slowing down. SBI-
terburu-buru, bahkan anak-anak balita pun demikian. Tes yang
lah yang akan mengingatkan orangtua untuk mengajarkan anak-
paling mudah adalah dengan cara mengumpulkan jadwal mingguan
anaknya mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan.
anak-anak. Jika saja orangtua dari murid-murid Sekolah Minggu
Di dalam komunitas SBI, orangtua yang “sadar pendidikan” secara

92 93
Peran SBI Dalam Keluarga Kristen Zaman Ini Peran SBI Dalam Keluarga Kristen Zaman Ini

bersama-sama berjalan melawan arus budaya hurried life (hidup diri dan anak-anak, membahas kehidupan seks anak menjelang
terburu-buru). Arus hurried life semakin hari menerpa anak-anak masa remaja, dan mempersiapkan anak untuk keluar dari rumah
kita dengan agresif: mulai dari ipad baby, budaya akselerasi, super sebagai orang yang dewasa rohani.
kids syndrome, generasi tween (anak-anak bergaya remaja), sampai Komunitas SBI seharusnya menjadi komunitas orangtua untuk
kepada trend violent pornographic addiction di kalangan remaja. bisa menemukan rasa ‘percaya diri’ dalam mendidik anak. Kadang
Gaya hidup terburu-buru sangat mengganggu kesempatan anak- kala orangtua menghindari peran sebagai pendidik anak-anak
anak mengalami kehadiran Allah secara nyata dalam hidup sehari- karena merasa tidak mampu, merasa telah gagal hidup sebagai
hari mereka. Tuntutan persaingan akademis dan prestasi, kadang murid Kristus, tidak banyak mengerti tentang Alkitab, penuh
menggeser kepentingan anak belajar tentang “hidup” itu sendiri. dengan kelemahan-kelemahan. Komunitas SBI-lah seharusnya
Anak-anak dipaksa dewasa secara pengetahuan, tetapi mereka yang mengingatkan orangtua, bahwa kita semua adalah orangtua
lambat untuk dewasa secara moral dan spiritualitas. Untuk itulah yang tidak sempurna, yang bergantung kepada kesempurnaan
SBI sangat dibutuhkan. Kegiatan-kegiatan di SBI mengingatkan kasih Allah. Kehadiran orangtua lain dalam kehidupan anak-
orangtua untuk menempatkan Firman Tuhan sebagai poros dalam anak, menjadi pelengkap sehingga anak-anak bisa melihat teladan
hiruk pikuk kehidupan keluarga. Tuhan Yesus menjadi Raja yang hidup yang bermacam-macam dari keluarga lain. Kesempatan
berada sebagai pusat keluarga, dan bukan Jesus in my pocket (yang interaksi dalam camp ayah dan anak laki-laki (father and son camp);
dikeluarkan hanya hari Minggu atau pada saat-saat dibutuhkan aktivitas ibu dan anak perempuan; malam khusus ayah bersama
saja). anak perempuannya (father and daughter dinner) dan pengayaan
Di SBI-lah, orangtua belajar untuk rela memaksa diri memangkas keluarga (family enrichment) merupakan kesempatan bagi setiap
aktivitas-aktivitas yang kurang penting demi bisa pulang ke rumah orangtua dan anak untuk meluangkan waktu bersama secara
lebih awal dan meluangkan waktu untuk menceritakan kisah-kisah berkualitas. Yang selalu harus diingat oleh orangtua adalah bahwa
Alkitab kepada anak, bermain dengan anak, mendoakan anak-anak waktu berkualitas tidak akan diperoleh tanpa menyediakan
sebelum tidur. Di SBI juga, orangtua bersama dengan rekan-rekan kuantitas waktu. Bagaimana orangtua dapat menyampaikan cinta
lain dalam Kelompok Tumbuh Bersama, memaksa diri untuk Saat kasihnya tanpa memberikan waktunya kepada anak?
Teduh, belajar Alkitab untuk bisa mengajarkannya kepada anak-
anak. Melalui SBI, orangtua diingatkan untuk tidak kehilangan Love Takes Time
kesempatan membicarakan masalah pergumulan anak di sekolah, Ada sebuah cerita tentang anak yang mempunyai ayah sangat
menghitung berkat Tuhan dan mensyukurinya, melihat perbuatan- sibuk dengan pekerjaannya. Setiap kali dia mengajak ayahnya
perbuatan Tuhan yang ajaib dalam keluarga, menghadapi dosa-dosa bermain dengannya, ayahnya selalu punya alasan, “Maaf anakku,

94 95
Peran SBI Dalam Keluarga Kristen Zaman Ini Peran SBI Dalam Keluarga Kristen Zaman Ini

papa harus hadir dalam rapat ini”; “Maaf anakku, lain kali ya, papa dalam prioritas.” Ketika anak-anak masih kecil, bersama-sama
harus menyelesaikan tugas ini,” dan lain-lain. Sampai akhirnya para ayah lain di SBI, suami saya meluangkan banyak waktu untuk
anaknya bertanya, berapa gaji papa dalam sehari. Lalu anak itu camping, main bola bersama, menghafalkan ayat Alkitab bersama,
mulai menabung dan memberikan uang tabungannya sebesar 3 merenungkan beberapa bagian Firman Tuhan bersama, melayani
jam gaji ayahnya. Ayahnya bingung dan bertanya, “Untuk apa ini?” dan melakukan pekerjaan misi bersama. Waktu itu sangat berharga.
Anak itu dengan penuh harap berkata, “Saya ingin membeli waktu Ketika anak-anak sudah dewasa, mereka barulah bisa menyatakan
papa agar bisa bermain dengan saya.” apresiasi untuk setiap pengajaran baik yang orangtua berikan pada
Anak kecil tidak bisa mengemukakan kebutuhannya. Setiap anak mereka. Beberapa anak yang sudah dewasa secara jujur mengatakan
diberikan orangtua, karena Tuhan tahu bahwa anak-anak kecil ini bahwa ketika masih kecil atau remaja, kadang mereka merasa
butuh model, pelindung, dan pengajar kebenaran yang mengasihi terpaksa dan “ogah-ogahan” ketika mendengar ajaran atau nasihat
tanpa syarat, yaitu orangtua. SBI-lah yang menjadi “penerjemah” orangtua. Akan tetapi ketika besar mereka mengakui bahwa itu
request (permintaan) dari anak-anak. SBI adalah agen Allah adalah hal terbaik yang mereka dapatkan sebagai bekal kehidupan
yang mengingatkan orangtua untuk kembali kepada peran yang mereka sebagai orang dewasa. Ajaran dan nasihat yang disampaikan
seharusnya, sesuai dengan rancangan Allah sejak mulanya. secara natural dalam faith talk (percakapan iman), bukan hanya
membantu anak mengambil keputusan bijak, tapi mempersiapkan
Dengan SBI, orangtua kembali diajak untuk terus menerus
gaya komunikasi sebagai orang beriman sampai mereka dewasa dan
mengevaluasi diri: “Ke arah mana seharusnya saya mendidik anak-
kembali menjadi orangtua.
anak saya?” “Apakah saya sudah memberi cukup waktu untuk
membawa pasangan dan anak-anak saya mengasihi Tuhan dengan Love takes time bukan hanya dalam hal-hal positif dan
segenap hati, jiwa, dan kekuatan?” (Ulangan 6:1-9). menyenangkan yang orangtua kerjakan bersama anak, tapi juga
di dalam hal disiplin. Tidak banyak orangtua Kristen yang punya
Suami saya seringkali mengutip kalimat dari John Ortberg, “Love
keberanian menghadapi dosa anak-anak. Supaya hidup aman,
takes time but hurried people does not have time.” Sebagai seorang
orangtua seringkali menghindari konflik dan membiarkan anak
pekerja awam, suami saya juga seringkali terperangkap dalam
hidup dalam dosa. Disiplin dan memberi nasihat membutuhkan
pekerjaan yang menyita waktu keluarga. Namun, dengan adanya
waktu dan keberanian. Orangtua yang berani mengobati anak-anak,
SBI (yang untuk Yayasan Eunike sekarang kami sebut sebagai Bina
mereka juga berani terluka. Orangtua yang berani menyelamatkan
Iman Keluarga Sahabat Kristus), suami saya selalu diingatkan,
anak, mereka juga berani kehilangan nyawa. Itulah kasih Kristus.
“Saya tidak boleh take it for granted anugerah yang berharga yang
Dan hanya dengan mewujudnyatakan kasih Kristus dalam relasi
Tuhan percayakan pada saya: keluarga. Dan berharap mereka
dengan anak, keluarga dapat menjadi saksi Kristus bagi dunia luar.
“memaklumi” saya, dan bukannya saya yang menempatkan mereka

96 97
Peran SBI Dalam Keluarga Kristen Zaman Ini Peran SBI Dalam Keluarga Kristen Zaman Ini

Time Flies maju, gravitasi bumi akan menariknya mundur.


Dalam perjalanan menuju kampusnya di Wheaton, Illinois, Pertumbuhan anak tidak bisa menunggu dan tidak bisa
anak sulung saya menceritakan pengalamannya mengajar anak- dihentikan. Ketika kita berhenti berperan, mereka tetap terus
anak gangster yang ia layani di Los Angeles. Dia mulai membahas bertumbuh. Piring kotor di dapur bisa menunggu, janji makan
peranan pendidikan orangtua kepada anak-anak yang ia layani. malam dengan client bisa ditunda, tapi pertumbuhan anak tidak bisa
Dalam kesempatan itu saya bertanya: “Hal apa yang kamu ingat dari menunggu. Tanpa kita sadari bayi kecil yang belum bisa berjalan,
pendidikan yang papa mama berikan padamu?” Dia terdiam dan sudah mampu mengeluarkan mobil dari garasi untuk meluangkan
mencoba berpikir. Hati saya gusar, lalu saya berkata, “Waduh.... kamu malam Minggu bersama kekasihnya. Setiap orangtua akan sampai
gak ingat? Gagal-lah sudah mama mendidik kamu selama ini.” Lalu kepada masa menengok lagi ke masa lalu. Dan pada masa itu ada
dia mengatakan kalimat yang sangat menghibur saya, “Justru mama dua hal yang mungkin dia katakan: “Saya menyesal” atau “Saya
berhasil, karena mama sudah menanamkan nilai yang baik yang bersyukur.”
secara alami sudah menjadi identitas saya sekarang ini. Pendidikan

dari papa mama-lah yang membuat saya menjadi saya sekarang ini.”
Time flies. Setiap “dot” detik yang kita lalui dalam mendidik anak-
Hidup Dalam Penyesalan Atau Syukur
anak telah berbaur menjadi sebuah lukisan indah. Kita tidak bisa John Izzo, menuliskan hasil penelitiannya dalam buku “Five
melihat titik-titik itu lagi karena sudah berbaur bersama dengan Secrets You Must Discover Before You Die”. Dalam penelitiannya
warna-warna lain dalam hidup anak-anak kita. terhadap 235 orang berusia 60-106 tahun dari tukang cukur
Waktu terus bergerak, seiring dengan pergerakan pertumbuhan sampai orang-orang yang bertahan hidup dalam penyiksaan; dari
anak-anak kita. Kita tidak bisa kembali ke masa lalu, ke masa kepala suku Aborigin sampai presiden direktur yang berhasil.
anak-anak kita masih balita. Pertumbuhan anak-anak tidak bisa Mereka adalah orang-orang yang diakui telah memiliki hidup yang
menunggu. Ketika Anda ketinggalan handphone di rumah, Anda berarti. Izzo menanyakan sebuah pertanyaan penting: “Bagaimana
bisa kembali kapan saja, handphone Anda tidak akan mengembang menjalani hidup yang penuh arti?” Kemudian ia menyimpulkan 5
atau menciut, paling buruk jika handphone tidak digunakan dalam jawaban yang sama dan salah satunya adalah “Jangan meninggalkan
waktu lama adalah bahwa Anda perlu recharge (mengisi) atau penyesalan.” Suatu kalimat bijaksana yang harus diperhatikan oleh
meng-up grade (memperbarui). Berbeda dengan anak, pada saat semua orangtua.
kita tidak mendidiknya, anak-anak kita tidak berada di dunia netral Para hamba Tuhan, termasuk Pdt. Nurhayati Girsang, pasti
dan vacuum (kosong). Seperti mobil tanpa rem yang berada di jalan sudah bertemu banyak orang yang hidup dalam penyesalan.
menanjak, ketika tidak ada yang menginjak gas untuk bergerak Sebagai hamba Tuhan atau gembala, mereka pasti mengikuti

98 99
Peran SBI Dalam Keluarga Kristen Zaman Ini Peran SBI Dalam Keluarga Kristen Zaman Ini

perjalanan hidup jemaatnya: ketika muda hidup sembarangan, Anakku, … sejak kecil setiap malam mama menceritakan isi hati
setelah tua hanya memetik penyesalan. Itulah yang sering terjadi Tuhan
Kamu belum mengerti….
dalam kehidupan keluarga-keluarga muda. Ketika anak-anak kecil,
Mama mengajak kamu melihat penderitaan orang-orang dan
mereka tidak menjalankan komitmen dan mandat Allah secara melayani mereka
serius, ketika tua hanya hidup menyesali diri dan tidak bisa kembali Kamu belum mengerti…..
pada masa lalu. Mama menegurmu dan kadang juga menghukummu…. Kamu
menangis…
SBI memiliki peran untuk mendampingi orangtua hidup dalam
Kamu belum mengerti….
anugerah Allah. SBI tidak punya visi menjadikan anak-anak hebat, Kadang mama menjawab, “Tidak” untuk permintaan-permintaan
tapi mendorong orangtua untuk berlutut dan merendahkan diri yang berbahaya
menjalankan tugas tanggung jawab mendidik anak-anak yang Kamu berkata, “Mama jahat….!!!”
Hati mama sedih…. Kamu belum mengerti
Tuhan percayakan.
Marjorie Holmes adalah salah satu penulis yang dapat menyentuh Anakku,… ketika kamu berbuat dosa…..
hati para orangtua untuk kembali kepada anak-anaknya. Sebuah Hati papa mama hancur, sehancur hati Tuhan
judul “as tall as my heart” juga memberikan inspirasi pada saya Namun kamu belum mengerti….

untuk menuliskan puisi di bawah ini untuk anak-anak saya:


Kami terus berdoa, “Jadikan hatinya mengerti hati-Mu, Tuhan”
Sampai,……..suatu saat kamu datang
“Jadikan Impian-Mu Menjadi Impiannya” Dan berkata, “Papa, saya berdosa dan memohon pengampunan
(Junianawaty Suhendra) papa dan Tuhan.”
Air mata haru mengalir…. Mama berkata dalam hati,, “Akhirnya
Mendengar tangisanmu keluar dari perut mama, hati mama kamu mengerti….”
terharu dan ikut menangis....
tangisan bahagia Mama mulai berdoa, “Jadikan hatinya seperti hati-Mu, Tuhan”
Mama tidak selalu mengerti isi hatimu, dan kadang hal itu Karena hati kami tidak cukup bernilai kekal.
menyedihkan hatiku… Mama berbisik dalam hati, “Jadikan impian-Mu menjadi
Ketika kamu berteriak ketakutan melihat jarum akupuntur saat impiannya...”
kamu sakit Bels-Palsy,..
Ingin rasanya mama menggantikan tempatmu di situ… Suatu hari, kamu berkata… “Mama aku mau melayani orang
Ketika kamu remaja dan berkata, “Mama tidak mengerti…..” Afrika.”
kadang mama harus mengakui dan berkata, “Betul!” Dan itu Mama takut sekaligus bersyukur…. Dengan khawatir mama
menyedihkan hatiku. tetap berdoa, ‘Jadikan impian-Mu menjadi impiannya…. Karena

100 101
Peran SBI Dalam Keluarga Kristen Zaman Ini Peran SBI Dalam Keluarga Kristen Zaman Ini

impian mama tidak cukup bernilai kekal.” gereja. Apakah kita akan membiarkan anak-anak bertumbuh
Suatu hari lain, kamu berkata…”Mama aku mau melayani anak sendiri, kita lepaskan “pedal gas” dan membiarkan anak-anak
jalanan.”
ditarik gravitasi dosa? Anak-anak tidak bisa menunggu untuk
Sekali lagi mama takut sekaligus bersyukur… dengan malu mama
berdoa, “Impianku tidak cukup mulia untuk menjadi impiannya… bertambah besar dan dewasa. Kitapun semakin tua. Suatu saat kita
jadikan impian-Mu menjadi impiannya, Tuhan…” semua akan mengakhiri pertandingan hidup dan melihat lagi ke
dalamnya: apakah kita mengakhiri dengan kemenangan iman dan
Perjalanan hidup belum selesai…. Kamu masih bertumbuh terus syukur? Ataukah dengan penyesalan? Semoga di masa emeritus, Pdt.
menuju impian Tuhan
Nur dapat terus menjalankan passion-nya melalui SBI dan melihat
Kamu ingin menjalani hidup yang bernilai kekal…. Itulah
impianmu. generasi-generasi baru melanjutkan perjuangannya. Semoga
Dan mama semakin tua dan tetap berdoa, “Jadikan impian-Mu sebagai wanita yang lebih senior, beliau dapat menjadi mentor bagi
menjadi impiannya, ya Tuhan.” para orangtua dan guru-guru yang masih muda, dan dengan setia
menjalankan Titus 3:3-8. Semoga melalui SBI tidak ada generasi
Mengakhiri Pertandingan Dengan Kemenangan Iman muda yang berkata, “You Lost Me.”
Saya percaya, Pdt. Nurhayati Girsang adalah hamba Tuhan Paulus mengingatkan kepada Titus bahwa kelemahan keluarga,
yang mempunyai mimpi. Saya yakin diapun punya doa yang sama, jemaat, akan melemahkan kesaksian gereja di dalam menghadapi
“Jadikan impianMu menjadi cita-cita dan impian anak-anak.” Tidak penyesat-penyesat. Sebaliknya: keluarga sehat, gereja kuat.
ada impian yang lebih mulia daripada impian agar anak-anak di
GKI Gunung Sahari menjadi murid Kristus yang setia. Jikalau SBI Pdt. Nur, selamat melanjutkan perjuangan sampai Tuhan
adalah salah satu cita-cita dan impian Tuhan kita, sanggupkah kita mengumpulkan kita semua di rumah-Nya.
membiarkan api impian ini padam? Tidakkah kita tergerak untuk
melanjutkan perjuangan yang sudah dimulai oleh Pdt. Nurhayati
Girsang? Namun pertanyaannya adalah, “Siapakah yang akan
melanjutkan perjuangan beliau?”
Pepatah Afrika mengatakan, “Membutuhkan satu desa untuk
membesarkan seorang anak” (Igbo-Yoruba); “Satu lutut tidak
membesarkan seorang anak” (Tanzania); “Satu tangan tidak
mengasuh seorang anak” (Swahili). Tuhan sudah mendirikan suatu
komunitas yang terbaik untuk anak-anak di GKI Gunung Sahari:

102 103
Terapi Musik Untuk Anak
Berkebutuhan Khusus
Ir. Gracia Leonora Simanjuntak-Telaumbanua, MACM.

I. Lihatlah Sekelilingmu - Sebuah Pengantar

Lihatlah sekelilingmu,
pandanglah ke ladang-ladang.
Yang menguning dan sudah matang,
sudah matang untuk dituai!1

Tapi kapan ladang akan dituai jika tak pernah menguning


dan tak pernah matang?
Lihatlah sekelilingmu adalah sebuah ajakan untuk melihat
bukan hanya dengan mata tapi lebih dengan hati. Untuk
melihat bahwa ada anak-anak yang memerlukan perhatian,
pendidikan dan perlakuan khusus, karena mereka mempunyai
kebutuhan khusus. Tidak sedikit orang yang berusaha tidak
menganggap kehadiran mereka, tak sedikit juga yang berusaha

1
Lihatlah Sekelilingmu (Kidung Jemaat 4281), Syair dan Lagu: HA Pandopo (1984) ber-
dasarkan Yohanes 4:35 ©Yamuger

104 105
Terapi Musik Untuk Anak Berkebutuhan Khusus Terapi Musik Untuk Anak Berkebutuhan Khusus

menyembunyikannya. Ada beribu alasan yang diberikan, disesuaikan dengan kondisi khusus yang dimilikinya agar
mulai dari rasa malu, merasa direpotkan dan ada juga yang dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya.
merasa bahwa kehadiran mereka adalah sebuah beban. Tapi Ada beberapa istilah yang kerap digunakan untuk
sesungguhnya mereka ada di tengah-tengah kita, dan tidak mengartikan istilah anak dengan kebutuhan khusus
dipungkiri jumlahnya pun semakin bertambah nyata. yaitu children with special needs atau special needs children.
Sesungguhnya kebutuhan mereka pun nyata. Kebutuhan Secara sederhana diartikan sebagai anak yang lambat (slow)
untuk melengkapi kekurangan yang ada, dan kebutuhan untuk atau mengalami gangguan (retarded). Dulu anak-anak
mengoptimalkan kemampuan yang ada pada diri mereka. berkebutuhan khusus ini disebut anak cacat atau anak
Sehingga pada saatnya, mereka juga bersama-sama dengan kita terbelakang. Istilah ini dikenakan karena perbandingan
bergandengan tangan, melakukan bagiannya, hidup mandiri dengan kondisi anak-anak yang tidak memiliki kekhususan
dan berbagi dengan sesama. tersebut. Istilah cacat dan terbelakang diberikan karena
dianggap tidak sempurna serta tidak mampu sejajar dan

II. Mereka Ada di Tengah Kita dan Bagian dari Kita bersaing dengan anak yang dianggap normal. Keadaan
khusus dan juga cara pandang masyarakat seperti inilah yang
1. Istilah anak berkebutuhan khusus
membuat anak-anak tesebut kadang direndahkan, dikucilkan
Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan
bahkan disembunyikan tanpa pertolongan. Bahkan sering
karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada
dianggap aib dan beban di dalam keluarga dan di tengah
umumnya tanpa selalu menunjukkan ketidakmampuan
masyarakat dianggap tak berguna.
mental, emosi atau fisik. Karena karakteristik dan hambatan
Tidak dapat dipungkiri tanpa penerimaan akan keadaan
yang dimilikinya, anak-anak ini memerlukan perlakuan,
mereka, bantuan, perlakuan maupun pendidikan khusus
pelayanan dan pendidikan khusus sebagaimana layaknya
maka anak-anak ini akan tumbuh menjadi manusia tak
seorang manusia untuk dapat mengembangan diri serta
berdaya dan terlihat seperti tak mempunyai arti dan kontribusi
memaksimalkan kemampuan yang ada dalam dirinya.
sampai akhirnya hayatnya. Itu juga yang membuat keluarga
Dalam arti yang lebih luas, anak berkebutuhan khusus
sering menyembunyikan dan bahkan tak sedikit menolak
adalah anak yang perlu mendapat layanan khusus, baik
akan kondisi kekhususan anak karena takut akan kenyataan
bentuk layanan pendidikan, layanan sosial, bimbingan dan
serta kuatir akan beban dan gangguan. Ini terjadi karena
konseling serta bentuk layanan lainnya dimana layanan ini

106 107
Terapi Musik Untuk Anak Berkebutuhan Khusus Terapi Musik Untuk Anak Berkebutuhan Khusus

ketidaksiapan keluarga menerima keadaan khusus mereka. Keluarga dan masyarakat diharapkan turut memberi
Padahal anak-anak inipun tidak pernah mengharapkan lahir dukungan juga dengan memberi semangat, kesempatan,
dalam kondisi seperti itu. rangsangan, dorongan, fasilitasi pendidikan dan memberi
Selain itu dikenal juga dalam masyarakat dipakai istilah segala bentuk dukungan lain yang dibutuhkan untuk
“anak luar biasa” atau “anak berkelainan” karena menekankan membantu mereka mengasah potensi yang ada, untuk
perlunya perlakuan istimewa atau tidak biasa terhadap anak- berkembang optimal sehingga mereka mandiri dan bahkan
anak berkebutuhan khusus ini. dapat berkontribusi.

Belakangan ini digunakan istilah “anak berkebutuhan


khusus” (children with special needs) selain istilah diffable 2. Sikap masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus
(difference ability) yang telah berkembang luas sebelumnya. Secara garis besar perkembangan pandangan dan sikap
Ini merupakan salah satu perubahan istilah dimana masyarakat terhadap anak-anak berkebutuhan khusus ini
terjadi pergeseran makna yang meninggi (ameliorasi). dapat dipaparkan seperti berikut ini:
Dengan penghargaan tinggi terhadap perbedaan anak dan a. Masyarakat mengabaikan dalam arti anak
memusatkan perhatian pada kebutuhan anak secara khusus. berkebutuhan khusus dianggap sebagai manusia
Sehingga tidak hanya memberikan perlakuan khusus yang tidak berguna. Dengan demikian anak
atau pendidikan khusus, tapi juga memperhatikan segala berkebutuhan khusus sering diabaikan, tidak dirawat,
kemungkinan potensi yang dapat digali dari kekhususan disembunyikan bahkan mendapat perlakuan yang
yang dimiliki oleh anak-anak tersebut. tidak manusiawi karena dianggap beban dan aib.
b. Masyarakat melindungi anak berkebutuhan khusus
Istilah ini juga berpengaruh terhadap pandangan
dalam anggapan bahwa anak berkebutuhan khusus
masyarakat secara umum terhadap anak-anak berkebutuhan
adalah manusia yang memerlukan perlindungan
khusus. Pandangan yang menganggap mereka adalah
karena ketidakmampuan akibat kekhususan
manusia cacat yang merupakan beban, menjadi manusia
tersebut. Sehingga perlakuan yang diberikan lebih
berkebutuhan khusus yang memerlukan perlakuan khusus.
kepada memberikan perlakuan khusus yang tidak
Citra negatif dari istilah cacat dan terbelakang, berubah lebih mengupayakan kemandirian, tapi kepada pertolongan
positif menjadi berkebutuhan khusus yang dapat berkembang karena kasihan yang kadangkala tidak memandirikan
optimal sesuai dengan kondisi khususnya. tapi tetap membiarkan dalam ketergantungan.

108 109
Terapi Musik Untuk Anak Berkebutuhan Khusus Terapi Musik Untuk Anak Berkebutuhan Khusus

c. Masyarakat merasa penting untuk memberikan masyarakat. Anak berkebutuhan khusus seharusnya tetap
pendidikan dan mengupayakan pendidikan khusus dianggap merupakan bagian yang sama berharga dengan
bagi anak berkebutuhan khusus. Hal ini sejalan manusia lainnya di tengah-tengah masyarakat.
dengan kesadaran akan pentingnya mengajarkan Untuk mendukung dan memaksimalkan pendidikan yang
kemandirian bagi anak berkebutuhan khusus, agar diberikan, anak berkebutuhan khusus tetap memerlukan dan
tidak terus menerus tergantung pada orang lain, tapi diberikan terapi yang dibutuhkan sesuai dengan kekhususan
sekaligus juga mengembangkan potensi diri untuk yang mereka miliki, di antaranya adalah terapi musik.
tetap menghargai dirinya sendiri dan juga dihargai
orang lain sebagai makhluk ciptaan Allah yang mulia.
III. Terapi Musik Untuk Anak Berkebutuhan Khusus
1. Musik sebagai terapi
3. Dukungan masyarakat bagi anak berkebutuhan
Dalam upaya membantu anak-anak berkebutuhan khusus
khusus untuk dapat mengoptimalkan kemampuan atau potensi
Anak berkebutuhan khusus memiliki kecenderungan yang ada dalam dirinya maka mereka diberikan berbagai
untuk merasa rendah diri, mudah menyerah pada keadaan, terapi, di antaranya adalah terapi musik. Terapi musik itu
merasa kurang mampu, dan bahkan merasa tidak bisa sendiri adalah penggunaan musik (intrumen dan nyanyian)
bertahan hidup, yang mengakibatkan mereka selalu merasa dalam memunculkan hubungan antara anak (klien) dengan
dan berada dalam posisi inferior. Karena itu penerimaan terapis untuk mendukung dan menguatkan anak secara fisik,
masyarakat yang terbuka terhadap keadaan khusus mereka mental, sosial dan emosi, mengoptimalkan semua potensi,
dan pemberian pendidikan yang sesuai bagi kekhususan dan serta mengembangkan secara maksimal semua kemampuan
kebutuhan mereka merupakan bentuk dukungan masyarakat yang ada pada klien.
yang mereka perlukan. Terapi musik sebenarnya tidak hanya diberikan untuk
Pendidikan memiliki peran penting guna mengatasi anak-anak berkebutuhan khusus, tapi penggunaannya sudah
rasa inferior dan membangun kemampuan menyesuaikan sangat luas, termasuk untuk orang biasa (normal) dengan
diri, juga memberi ketrampilan pada anak berkebutuhan berbagai tujuan yang hendak dicapai. Terapi musik dapat
khusus, agar mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, meningkatkan kualitas hidup dari manusia biasa, antara lain
serta mampu berkarya, berkreasi dan berkontribusi bagi untuk meningkatkan kemampuan berpikir, memudahkan

110 111
Terapi Musik Untuk Anak Berkebutuhan Khusus Terapi Musik Untuk Anak Berkebutuhan Khusus

pemusatan pikiran atau konsetrasi, rileksasi, mengurangi menunjang perencanaan program dan pelaksanaan program
stress, dan sebagainya. Mengapa musik dapat digunakan terapi sesuai dengan tujuan dari setiap program maupun
sebagai terapi? masing-masing sesi terapi yang dilakukan.
Musik dipakai sebagai alat terapi karena manfaat musik Pemberian terapi musik dapat dilakukan dengan dua model
yang sangat luas, antara lain: musik dapat mengubah bentuk yaitu yaitu model aktif dan model reseptif. Dalam model
otak, musik dapat meningkatkan kemampuan berbahasa, aktif, terapis dan klien keduanya terlibat secara aktif di dalam
musik dapat mengembangkan fungsi mental, musik dapat kegiatan bermusik yang diprogramkan. Sedangkan dalam
menstimulasi gerakan dan mengembangkan kemampuan model reseptif, klien tidak melakukan kegiatan bermusik,
kordinasi fisik, musik dapat mengembangkan daya ingat kegiatan bermusik hanya dilakukan oleh terapis (terapis dapat
dan kemampuan penyimpanan informasi, musik dapat menyanyi, memainkan alat musik atau hanya memutarkan
membantu memahami Matematika dan ilmu pengetahuan lagu) dan klien hanya mendengar dan menganalisa, dengan
lainnya, mengembangkan kemampuan berkomunikasi atau tanpa melakukan aktivitas lainnya.
dan kemampuan mengekspresikan diri, membantu anak Terapi musik seharusnya diberikan oleh orang yang
untuk dapat bekerjasama, membantu kesehatan emosi dan mempunyai pendidikan khusus terapi musik dan mempunyai
fisik serta meningkatkan kreativitas, kemampuan berpikir, sertifikasi untuk mempraktekkannya pada klien sehingga
memudahkan pemusatan pikiran atau konsetrasi, rileksasi, semua program dan proses terapi yang dilakukan dapat
mengurangi stress, dan sebagainya. dipertanggungjawabkan. Orang yang mempunyai keahlian
Terapi musik juga dapat meningkatkan multi kecerdasan khusus ini disebut dengan musik terapis.
pada anak berkebutuhan khusus dan memungkinkan mereka
untuk memperoleh kepercayaan diri, harga diri dan motivasi
3. Tujuan dan manfaat terapi musik bagi anak
untuk hidup yang lebih baik.
berkebutuhan khusus
Terapi musik termasuk salah satu terapi yang unik karena
2. Disiplin ilmu model terapi musik dan musik terapis menggunakan musik bukan untuk tujuan musik tapi untuk
Terapi musik didasarkan atas tiga disiplin ilmu yaitu tujuan tertentu yang telah direncanakan atau diprogramkan
psikologi, kedokteran dan musik, selain itu tentu saja tetap oleh terapis sesuai kebutuhan klien.
diperlukan ilmu pendidikan dan ilmu-ilmu lainnya untuk

112 113
Terapi Musik Untuk Anak Berkebutuhan Khusus Terapi Musik Untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Jika terapi musik digunakan untuk membantu anak-anak ritmik, ditambah dengan tempo dan dinamika yang
berkebutuhan khusus, maka tujuan terapi musik tersebut dapat diubah dalam musik merangsang anak untuk
adalah untuk membantu mengoptimalkan seluruh potensi melibatkan banyak hal dalam dirinya, mengajak untuk
yang ada dalam diri anak-anak tersebut agar mempunyai berekspresi, bahkan termasuk merangsang imajinasi.
kepercayaan diri, mandiri, dapat berkarya, berkreasi dan Jika kita memainkan musik atau nyanyikan sebuah
berkontribusi. lagu yang menarik di depannya. Anak akan termotivasi
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh anak berkebutuhan untuk ikut terlibat secara aktif. Mungkin terlibat untuk
khusus melalui terapi musik, antara lain: memainkan alat musik, mencoba menyanyi, hanya
a. Musik memotivasi konsentrasi mendengarkan, menikmati musik, sedikit
bergerak, bergoyang, mencoba menari, atau cuma
Anak berkebutuhan khusus cenderung pasif.
merasakan ada sesuatu yang sedang terjadi.
Terutama di dalam berkomunikasi dan berinteraksi,
serta dalam inisiatif melakukan sesuatu. Dengan b. Membangun komunikasi
musik, anak-anak berkebutuhan khusus dipancing Bermain musik, termasuk menyanyi akan
untuk melakukan sesuatu (bermain musik setelah menghasilkan bunyi-bunyian yang menarik perhatian
mendengar nyanyian atau musik dimainkan) dan anak-anak berkebutuhan khusus. Melibatkan mereka
mulai menyatakan keinginannya untuk ikut terlibat dalam menghasilkan bunyi-bunyi dengan memainkan
dalam musik tersebut dengan memainkannya. Musik alat musik dan juga mengajak mereka bernyanyi
juga merangsang dan memotivasi anak berkebutuhan merupakan suatu pengalaman yang menarik bagi
khusus untuk bergerak dan melibatkan kemampuan anak-anak tersebut. Sebelum mengenal musik
geraknya, baik motorik kasar maupun motorik halus biasanya anak berkebutuhan khusus cenderung kurang
secara bertahap. peduli dengan lingkungannya, bahkan beberapa dari
Musik yang mengandung unsur melodi, harmoni, mereka selalu berada dalam kondisi yang seolah-olah
ritmik juga merangsang keterlibatan hal-hal lain terisolasi dari lingkungan sekitarnya. Sebagian dari
dari diri anak antara lain emosi, perasaan juga mereka ada juga yang sulit untuk berkonsentrasi dan
pikiran. Alunan turun naiknya melodi, suasana yang selalu bergerak. Dengan adanya musik yang menarik
diciptakan oleh harmoni, pergerakan ketukan dan merhatian mereka, perhatian dan konsentrasi mereka

114 115
Terapi Musik Untuk Anak Berkebutuhan Khusus Terapi Musik Untuk Anak Berkebutuhan Khusus

mulai ditarik untuk terpusat. Karena ketika musik Selain itu kegiatan bernyanyi menolong anak-anak
diperdengarkan, mereka mulai memperhatikan, berkebutuhan khusus untuk dapat mengembangkan
mendekat dan mencoba memainkannya dengan cara kemampuan bicaranya. Nyanyian mengandung kata,
mereka. Inilah cara mereka berkomunikasi. kalimat, aksen, dinamika yang sangat membantu
Musik juga memberi kesempatan bagi mereka untuk anak untuk dapat memperlancar ucapan, melafalkan
berinteraksi dengan orang lain dan berkomunikasi huruf, menambah kosa kata, mengenal aksen, bahkan
dengan cara tertentu. Mereka juga mulai belajar dan dapat belajar berekspresi dengan adanya dinamika di
dapat mengungkapkan diri dengan segala cara, baik dalam nyanyian. Sehingga melalui terapi musik, anak-
menggunakan anggota tubuh, suara, maupun alat anak berkebutuhan khusus tidak hanya dibantu untuk
musik yang disediakan. berkomunikasi non verbal tapi juga verbal.

Bagi sebagian anak-anak berkebutuhan khusus, c. Musik adalah pengalaman yang melibatkan indera
kadang-kadang kata-kata tidak memungkinkan atau tubuh
tidak begitu efektif untuk dipakai berkomunikasi. Anak belajar melalui empat cara yaitu visual
Hambatan berkata-kata pada anak-anak berkebutuhan (melihat), auditory (mendengar), tacticle (menyentuh
khusus ini bisa terjadi karena ada kelainan fisik atau atau meraba) dan kinestetis (melakukan). Bagi anak yang
gangguan mental, bisa juga karena trauma, stress atau memiliki keterbatasan dan hambatan tertentu, musik
memilih tidak berbicara karena alasan tertentu. Untuk membawa pengalaman yang melibatkan indera tubuh.
kondisi dimana kata-kata bukan menjadi pilihan utama Melihat bagi yang dapat melihat, mendengar bagi yang
dalam berkomunikasi, maka terapi musik menolong dapat mendengar, meraba bagi yang indera perabanya
mereka untuk berani berkomunikasi, mengungkapkan berfungsi dengan baik, Keterlibatan banyak indera
diri dan berekspresi dengan menggunakan bunyi- ini selain merangsang keterlibatan aktif anak, juga
bunyian yang dihasilkan oleh alat musik atau bereaksi menolong perkembangan fungsi indera tersebut dan
terhadap bunyi-bunyian yang diperdengarkan kepada memberikan pengalaman yang berpengaruh kepada
mereka. Ini merupakan salah satu bentuk komuniasi sistem tubuh dan perkembangan anak berkebutuhan
non verbal yang biasa dilakukan oleh anak-anak khusus, termasuk dalam hal mengembangkan pola
berkebutuhan khusus. belajar kinestetiknya.

116 117
Terapi Musik Untuk Anak Berkebutuhan Khusus Terapi Musik Untuk Anak Berkebutuhan Khusus

d. Melatih motorik tangan kiri dan kanan, atau memainkan kearah yang
Anak berkebutuhan khusus umumnya memiliki berbeda misalnya ketika tangan kanan memainkan
kelemahan fisik. Termasuk diantaranya adalah melodi dan tangan kiri memainkan akord di piano,
kelemahan dalam bergerak dan mengkordinasikan atau ketika tangan kanan memetik di badan gitar
gerakan. Latihan-latihan yang melibatkan gerakan dan tangan kiri menekan senar di leher gitar. Bahkan
yang dirangsang melalui musik menolong mereka ketika memainkan drum, anak-anak akan berlatih
untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar untuk sekaligus mengkordinasikan empat gerakan
maupun motorik halus. Salah satu diantaranya yang berbeda, yaitu memainkan snare drum oleh
adalah jari-jari yang terlalu rekat dan sulit untuk di tangan kiri, memukul tom tom dan juga ride cymbal
gerakkan. Dengan bermain piano, anak-anak dilatih oleh tangan kanan, memukul bass drum oleh kaki
untuk membuka jari-jarinya. Anak-anak yang gerakan kanan, dan memukul hi hat oleh kaki kiri. Dan
tangannya sering tidak terkendali, dilatih dengan umumnya dalam permainan drum, keempat bagian
memegang pemukul (stick) drum dan memukul tepat tubuh itu memainkan bagiannya dengan pola ritmik
pada drum. Gerakan-gerakan ini akan membantu yang berbeda.
untuk mempersiapkan mereka pada gerakan motorik Latihan-latihan koordinasi motorik dengan
yang lebih halus, misalnya untuk berhitung dengan memainkan alat-alat musik seperti kincringan (sejenis
jari, menunjuk, bahkan menulis, mewarnai atau tambourine), maracas, dan lain-lain seperti yang
menggambar. Musik yang dipadukan dengan gerakan disebutkan sebagai contoh di atas dapat menolong
tarian juga akan menolong mereka untuk melakukan perkembangan koordinasi tubuh anak karena
beberapa hal penting misalnya gerakan teratur mempengaruhi juga kerja otak.
mengikuti tempo yang teratur, baik tempo lambat e. Meredam emosi
maupun dalam variasi tempo lainnya.
Anak berkebutuhan khusus memiliki emosi yang
Secara teknis, memainkan alat musik dapat agak labil, bahkan kadang terlihat seperti tidak
mengembangkan koordinasi motorik. Misalnya terkendali. Emosi anak berkebutuhan khusus mudah
dengan melatih gerakan tangan kanan dan tangan kiri bergolak, mulai dari tenang hingga marah yang
secara bersamaan, dalam ritmik yang berbeda antara meledak-ledak. Adanya musik yang didengarkan

118 119
Terapi Musik Untuk Anak Berkebutuhan Khusus Terapi Musik Untuk Anak Berkebutuhan Khusus

dan dimainkan menolong mereka untuk lebih permainan bahkan gerakan dan tarian yang dipadukan
tenang, merasa nyaman dan lebih gembira. Pada dengan musik menolong anak untuk lebih mudah
saat mendengarkan atau memainkan lagu yang belajar akan berbagai hal.
disukainya, banyak dari mereka merasa nyaman dan g. Meningkatkan percaya diri
bahagia. Bahkan mereka lebih memilih memainkan
Setiap pencapaian yang berhasil dilakukan oleh
musik atau menyanyi atau bahkan hanya bergerak-
anak adalah merupakan suatu prestasi yang bukan
gerak mengikuti musik untuk menyalurkan perasaan
hanya perlu diapresiasi oleh orang lain, tapi juga sangat
atau emosi di dalam dirinya.
berarti bagi anak itu sendiri. Ketika anak berkebutuhan
f. Mengembangkan kognitif khusus berhasil ikut bernyanyi, menghasilkan bunyi-
Musik merangsang perkembangan dan bunyian, mengikuti pola ritmik tertentu dan bahkan
aktivitas otak, di berbagai bagian secara simultan. menyajikan sebuah karya musik di hadapan orang lain
Dengan banyaknya bagian otak yang dilibatkan dan mendapat apresiasi tentu saja akan menimbulkan
ketika mendengarkan musik dan melakukan perasaan dihargai. Anak merasa bangga karena semua
beberapa kegiatan seperti ikut memainkannya, upaya dan kerja kerasnya mendapat perhatian dan
melakukan gerakan, dan sebagainya terapi ini dapat apresiasi orang lain. Rasa bangga dan rasa dihargai ini
mengembangkan kemampuan kognitif, antara lain akan meningkatkan rasa percaya diri anak yang akan
seperti daya ingat, konsentrasi, pemahaman, analisa, memberi pengaruh besar bagi perkembangan diri
konsep, dan lain-lain. anak tersebut.
Metode atau cara-cara khusus yang diterapkan
dalam program terapi musik ini juga sangat IV. Terapi Musik di Sekolah Minggu
bermanfaat untuk memudahkan anak-anak belajar. 1. Pemanfaatan metode terapi musik di Sekolah Minggu
Adanya tahapan dan keteraturan juga metode repetisi
Walaupun saat ini kita jarang menemukan anak-anak
(pengulangan) yang ada dalam musik menolong
berkebutuhan khusus dalam Sekolah Minggu (GKI Gunung
proses peningkatan kemampuan otak anak.
Sahari) bukan berarti tidak ada anak yang berkebutuhan
Penggunaan beberapa alat musik yang dapat khusus. Ini juga mengundang pertanyaan, “Apakah memang
dimainkan, alat-alat peraga, simbol-simbol, gambar, tidak ada atau tidak diketahui atau tidak terlihat?” Seperti

120 121
Terapi Musik Untuk Anak Berkebutuhan Khusus Terapi Musik Untuk Anak Berkebutuhan Khusus

definisi tentang anak berkebutuhan khusus menurut The Sudah saatnya kita semua semakin peka untuk melihat
National Information Center for Children and Youth with tanda-tanda yang menunjukkan jika ada anak yang
Disabilities yaitu “children with special needs refer to children berkebutuhan khusus. Sehingga selain menjadi tempat yang
who have disabilities or who are at risk of developing disabilities“. ramah bagi anak-anak berkebutuhan khusus secara fisik,
Dalam definisi ini terkandung pengertian tentang resiko dengan menyediakan fasilitas khusus untuk membantu
berkebutuhan khusus, yang dapat terjadi bila tidak disadari keterbatasan fisik mereka, Sekolah Minggu juga dapat menjadi
maupun ditangani dengan baik sejak dini. tempat yang ramah bagi anak-anak yang berkebutuhan
Kelainan pada anak memang tidak semuanya dapat khusus secara mental intelektual dan emosi serta perilaku.
diketahui dengan mudah, terutama kelainan yang Seperti yang sudah kita ketahui bersama, terapi musik
menyangkut mental intelektual dan emosi serta perilaku. bukan hanya berguna untuk anak yang berkebutuhan khusus,
Kedua jenis kelainan ini tidak terlihat dengan mudah seperti tapi bagi semua anak. Karena tujuannya bukan hanya untuk
melihat adanya kelainan fisik. Dan kalaupun mulai terlihat penyembuhan tetapi lebih kepada menolong mengoptimalkan
tanda-tandanya, kadangkala orangtua tidak merasa bahwa itu kemampuan dan memaksimalkan perkembangan semua
adalah suatu kelainan yang perlu penanganan secara khusus, anak termasuk yang berkebutuhan khusus. Metode terapi
baik secara perlakuan ataupun pendidikan. Padahal jika tidak musik dapat diterapkan dalam penyelengggaraan Sekolah
ditangani dengan baik bukan tak mungkin pada saat dewasa Minggu. Apalagi hampir sebagian besar kegiatan di Sekolah
anak tersebut baru menunjukkan perilaku yang diakibatkan Minggu berupa nyanyian, yaitu pada saat pra ibadah,
oleh kelainan tersebut. Untuk anak dengan kelainan tuna mengumpulkan mainan sesudah free play time, mengajak
laras, sekiranya sifat pemarah, sifat tidak bisa mengendalikan melakukan kegiatan berdoa, membaca Alkitab, memulai
emosi, sifat pembangkang, sifat agresif yang dimilikinya cerita, semuanya dilakukan dengan nyanyian dan musik.
tidak ditangani sedini mungkin maka akan tumbuh menjadi
Guru Sekolah Minggu memang bukan terapis bagi anak
pribadi yang mungkin dapat mengakibatkan terjadinya
berkebutuhan khusus. Tapi mereka masih dapat melakukan
kekacauan, kerusakan, atau mungkin hal-hal lain yang lebih
sesuatu untuk mendukung anak-anak berkebutuhan khusus
buruk. Atau jika perilaku obsesif, sulit berkomunikasi dengan
dalam proses menggali potensi dalam diri mereka sehingga
orang lain, dan suka merusak pada anak dengan kelainan
mereka bisa tumbuh lebih baik, dapat mandiri, berkarya,
autis tidak ditangani sedini mungkin, anak ini mungkin saja
berkreasi dan berkontribusi. Meskipun bukan terapis, ahli
berkembang menjadi pribadi yang sulit dan anti sosial.

122 123
Terapi Musik Untuk Anak Berkebutuhan Khusus Terapi Musik Untuk Anak Berkebutuhan Khusus

ilmu kedokteran, ahli psikis,dan ahli musik tapi Guru Sekolah lingkungan yang terkendali dimana pengungkapan diri bisa
Minggu dapat melakukan bagiannya dengan pendekatan terjadi”
musik termasuk nyanyian. Untuk itulah Guru Sekolah Minggu kelas batita dipanggil
Jika musik yang digunakan di Sekolah Minggu dapat untuk berperan dalam merancang dan mempersiapkan
ditata dan diprogramkan dengan baik, maka semua nyanyian ibadah, menyusun program nyanyian dengan baik,
atau musik yang dimainkan dalam ibadah anak atau Sekolah termasuk di dalamnya memilih nyanyian yang sesuai
Minggu dapat berfungsi seperti terapi musik yang ditujukan serta menyajikannya dengan baik, yaitu menyanyikan dan
untuk anak-anak Sekolah Minggu. Hal ini tentu saja harus mengiringi dengan baik, dengan instrumen, gerakan, tarian
dirancang dengan baik tanpa melupakan tujuan utama ataupun kreativitas lainnya.
hadirnya nyanyian dan musik dalam ibadah anak, yaitu
sebagai bagian dari ibadah anak, sebagai media perjumpaan
2. Mempersiapkan ibadah kelas Sekolah Minggu Batita
anak dan Tuhan-nya, bagian dari pengajaran juga bagian
(Bawah Usia Tiga Tahun) berbasis metode terapi
yang berperan dalam mengekspresikan iman anak pada
musik
Tuhan maupun pada sesama.
Love God, Love Children, Love Music! Dengan mencintai
Early detection saves lives! Ternyata tidak hanya berlaku bagi
Tuhan, mencintai anak serta mencintai musik, guru dapat
penderita kanker. Tapi berlaku juga untuk penanganan bagi
mempersiapkan kelas Sekolah Minggu dengan sungguh-
anak-anak berkebutuhan khusus. Seperti yang disampaikan
sungguh.
pada seorang ahli yang bernama Ortiz, yang mengatakan
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
bahwa musik bagi anak-anak berusia di bawah tiga tahun
menyusun nyanyian dengan menerapkan metode terapi
memberi pengaruh sebagai berikut: “memotivasi anak
untuk berlatih, meningkatkan kepekaan tubuh, mengaktifkan musik, yaitu:

tumbuhnya keterampilan motorik kasar, meningkatkan a. Pahami tujuan dan sasaran dari penyelenggaraan
kordinasi, mengembangkan rasa percaya diri, bertindak (ibadah) Sekolah Minggu hari itu (termasuk tema).
sebagai katalis dalam berimprovisasi, memperkenalkan dan b. Kenali anak-anak murid yang terdaftar di kelas
mempertahankan struktur dalam kegiatan yang teratur, itu beserta kekhususan dan kebutuhannya untuk
berfungsi sebagai sumber kebahagiaan dan kesenangan, penetapan tujuan penerapan metode terapi musik.
mendorong terjadinya hubungan sosial dan menciptakan

124 125
Terapi Musik Untuk Anak Berkebutuhan Khusus Terapi Musik Untuk Anak Berkebutuhan Khusus

c. Susun daftar nyanyian dengan berpatokan pada merancang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, bukan
syarat-syarat berikut ini: sekedar gerakan atau tarian tanpa tujuan. Misalnya:
• Liturgi: nyanyian dipilih sesuai dengan unsur • Gerakan yang akan merangsang perkembangan
liturgi yang dilayankan. motorik kasar maupun halus dari anak- anak sesuai
• Pastoral: syair nyanyian sesuai dengan Firman dengan usianya, baik berupa gerakan bertepuk,
Tuhan, ajaran yang akandisampaikan dan tema bergoyang, berjalan, melompat, berjinjit, mengangkat
pada hari itu. tangan, memainkan jari-jari tangan, meniru gerakan
binatang dan lain-lain (contoh: lagu Happy Ya Ya Ya,
• Musikal: nyanyian yang dipilih harus indah
Kling Klong, Jari-jariku Dapat Berdoa, S’lamat Pagi
dimana melodi, ritmik maupun harmoninya
Tuhan, Belalai Gajah, Marilah Kita Berjinjit, dll.).
mendukung hal-hal yang hendak dicapai di
dalam program terapi musik yang dirancang di • Koreografi gerakan yang melibatkan kerjasama
dalam program Sekolah Minggu sesuai dengan dengan cara berjabat tangan, memegang tangan atau
kebutuhan dan kekhususan kelas tersebut. membentuk lingkaran, atau membuat barisan sambil
memegang pundak akan menolong anak dalam
d. Persiapkan dan laksanakan dengan baik serta
proses perkembangan sosial (contoh: lagu Senyum
lakukanlah evaluasi!
dan Bermuka Gembira, Kereta Apiku Menuju Sekolah
Minggu, Jalan Serta Yesus, Lingkaran Besar-Lingkaran
3. Penggunaan gerakan, tarian dan alat peraga dalam
Kecil). Bahkan dapat merangsang perkembangan
terapi musik di Sekolah Minggu
afeksi seperti gerakan memegang tangan, merangkul
Selain mempersiapkan dan memilih nyanyian yang sesuai dan lain-lain (contoh : lagu Yesus Sayang Semua).
dalam konsep penerapan program terapi musik, guru harus
• Gerakan berhitung dengan melibatkan tangan dan
sangat mempertimbangkan dan menyiapkan kreasi berupa
jari ketika menyanyikan lagu yang berisi hitungan dan
permainan musik bersama, gerakan, tarian dan alat peraga.
angka akan menolong anak-anak yang mengalami
Mempersiapkan kreasi berupa gerakan atau tarian untuk kesulitan dalam konsep menghitung (contoh: lagu
nyanyian-nyanyian tertentu juga merupakan tantangan Tanganku Ada Dua, Hari Penciptaan, Ada Seorang
yang besar karena mewajibkan guru Sekolah Minggu untuk Gembala Menghitung Domba).

126 127
Terapi Musik Untuk Anak Berkebutuhan Khusus Terapi Musik Untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Penggunakan alat peraga dan alat bantu lainnya seperti V. Lihatlah Sekelilingmu - Sebuah Perenungan
gambar, kartu, boneka dan lain-lain dapat juga dilakukan
ketika menyanyikan lagu-lagu tertentu. Sebagai contoh
Milik siapa ladang itu?
menggunakan kartu yang berisi tulisan nama masing-masing
Untuk siapa tuaiannya?
anak ketika menyanyikan lagu pengecekan kehadiran anak
Milik Allah dan untuk Allah-
(lagu Mana-Apa Kabar?). Selain menolong anak untuk
Isi dunia kerajaan-Nya.
memperkenalkan diri, mengenal teman-temannya, juga
belajar mengenal huruf, paling tidak huruf yang membentuk
Lihatlah sekelilingmu,
namanya sendiri. Untuk anak-anak tunanetra adanya
pandanglah ke ladang-ladang.
alat peraga yang berbentuk sesuatu yang bisa diraba akan
Yang menguning dan sudah matang,
menolong mereka dalam membayangkan konsep tentang
sudah matang untuk dituai!2
bentuk suatu benda.
Selain jenis-jenis musik dan nyanyian yang melibatkan
Ladang itu akhirnya menguning, dan siap untuk dituai karena
banyak gerakan sejalan dengan gerak melodi riang dan
kasih dan kemurahan Tuhan, serta untuk kemuliaan Tuhan.
pola ritmik lincah dengan tempo cepat, guru Sekolah
Kasih Tuhan juga yang menggerakkan, sehingga kita semua
Minggu juga harus menyiapkan nyanyian dengan suasana
bergandengan tangan, ikut membantu, mendukung dan mendoakan.
lebih tenang,lambat dan lembut. Baik ketika memilih
Marilah kita memberi perhatian bukan karena keanehan, memberi
musik yang diputar pada saat pra–ibadah (free-play), saat
bantuan bukan karena sekedar kasihan, memberi pertolongan yang
berdoa, maupun pada saat-saat tertentu lainnya. Hal ini
tidak menyebabkan ketergantungan, memberi pendidikan untuk
juga akan menolong anak-anak untuk lebih tenang, lebih
mengoptimalkan kemampuan, dan memberi dukungan untuk
fokus dan belajar berkonsentrasi. Mari kita mencoba dan
mencapai kemandirian.
terus mengembangkan pemanfaatan metode terapi musik
Dalam kekhususan mereka, mereka juga mempunyai bagian.
di dalam penyelenggaraan Sekolah Minggu, sehingga semua
Berbagi keteguhan dalam ketekunan. Berbagi pengharapan dalam
anak-anak kita termasuk yang berkebutuhan khusus dapat
iman. Berbagi kasih dalam rahmat. pengampunan.
berkembang dengan baik dalam segala hal.
2
Lihatlah Sekelilingmu (Kidung Jemaat 428:3), Syair dan Lagu: H.A. Pandopo (1984) ber-
dasarkan Yohanes 4:35 ©Yamuger

128 129
Terapi Musik Untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Berbagi sukacita di dalam hidup penuh kedamaian. Berbagi makna


dalam kehadiran. Berbagi syukur dan pujian atas kemurahan Tuhan.

Daftar Pustaka Creative Teaching


American Music Therapy Association (2016). http://www.
musictherapy.org/ Capehart, Jody (2005). Teaching With Heart,
for Sunday School
Pdt. Drs. Paulus Lie, S.Th., M.Min.
a Guide to Cherishing and Challenging Children in the Christian
Classroom, Heart Shaper Book Publisher Inc., Manila,Phil.
Davis, William B., Gfeller, Kate E., Thaut, Michael H. (1999). An
Persembahan
Introduction to Music Therapy: Theory and Practice, McGraw-Hill,
New York, Langka, pendeta jemaat yang mau memperhatikan pelayanan
anak, namun Pdt. Nurhayati Girsang termasuk salah satu pendeta
Ortiz, John M.(1999) Nurturing Your Child with Music, How
yang sangat peduli pada pembinaan dan pelayanan anak, karena
sound awaraness creates happy,smart and confident children,
itulah penulis bersedia berpartisipasi dalam buku emeritasi ini,
Beyond Words Publishing Inc., Oregon.
sebagai kenang-kenangan bagi Pdt. Nurhayati Girsang.
Sheppard, Phillip. (2007). Music Makes Your Child Smarter -
Peran Musik Dalam Perkembangan Anak, PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta Pendahuluan
Untuk membina anak-anak sangat dibutuhkan kreativitas dari
para guru Sekolah Minggu (GSM), atau sering juga disebut “pelayan
anak”, agar anak-anak dapat bertumbuh secara holistik melalui
seluruh program pembinaan anak, khususnya melalui program
Kebaktian Anak setiap hari Minggu (atau Sekolah Minggu,
selanjutnya akan disebut KA) yang menyenangkan.
Di satu sisi kita bersyukur karena “dunia anak” (TV/film/gadget,
games, tempat bermain dll.) makin semarak dan menarik, menjadi
sarana hiburan bagi anak-anak kita, namun di sisi lain kita juga

130 131
Creative Teaching for Sunday School Creative Teaching for Sunday School

amat prihatin dengan keluhan beberapa pengurus Komisi Anak, (1) belajar melalui kehidupan kita
“Jumlah anak SM gereja kami terus menurun dari tahun ke tahun.” (2) belajar dalam organisasi, institusi, asosiasi, jaringan
Karena itulah topik kreativitas mengajar di Sekolah Minggu ini (3) belajar berfokus pada kebutuhan nyata
begitu penting dibahas karena kreativitas dibutuhkan agar anak- (4) belajar dengan seluruh kemampuan otak
anak senang-rindu-setia hadir serta bertumbuh secara holistik (5) belajar bersama
melalui pelayanan anak di gereja-gereja kita. (6) belajar melalui multi media, teknologi, format, dan gaya
Kreativitas makin diperlukan untuk membina Generasi (7) belajar langsung dari berpikir
Platinum/Generasi Z/Generasi Digital Native yang lahir sesudah (8) belajar melalui pengajaran/pembelajaran
tahun 2000. (9) belajar melalui sistem pendidikan kita yang akan berubah
cepat untuk membantu belajar sepanjang hayat dan
Perhatikan beberapa ciri generasi ini, mereka suka:
masyarakat belajar, dan,
• Kebebasan, dan tidak suka terkekang
(10) belajar bagaimana belajar
• Bermain, tidak suka hanya bekerja/melakukan sesuatu
• Ekspresif, tidak hanya reseptif
Mengamati perkembangan Generasi Z dan megatrend tersebut,
• Cepat, mereka enggan menunggu, mereka generasi yang
maka para pelayan anak perlu mengembangkan metode anak aktif
aktif tidak suka pasif
dan kreatif dalam Kebaktian Anak. Metode ini melibatkan anak
• Mencari/browser, bukan tunggu instruksi
untuk terlibat aktif dalam keseluruhan kegiatan pelayanan anak,
• Unggah, bukan hanya unduh informasi
antara lain:
• Interaktif, bukan hanya komunikasi searah
• Berkolaborasi, tak hanya berkompetisi Anak belajar bagaimana belajar mandiri. Misalnya anak belajar
memperbaiki diri melalui sebuah renungan/cerita, anak belajar
bersaat teduh dan membangun dirinya secara mandiri, anak belajar
Karena itu para pelayan anak untuk generasi Z ini perlu lebih
nilai-nilai iman dari seorang tokoh dan menerapkannya untuk
mengerti siapa mereka dan lebih kreatif untuk melayani generasi
dirinya sendiri.
yang sangat kreatif ini.
Anak belajar menceritakan pengalaman-pengalaman nyata
Perhatikan juga “Megatrend Tentang Belajar”, dalam bukunya
hidupnya dan saling belajar mengambil hikmah dari suatu
itu, Endang Abutarya (2007) mengetengahkan sepuluh megatrend
pengalaman yang terjadi dalam kehidupan nyata.
tentang belajar untuk saat ini dan ke depannya. Kesepuluh trend
tentang belajar yang terdapat dalam buku tersebut adalah: Anak belajar menyatakan kebutuhan nyata apa yang ia butuhkan,

132 133
Creative Teaching for Sunday School Creative Teaching for Sunday School

apa yang sedang dalam pergumulan diri dan keluarganya, dan anak-anak untuk hadir.
menentukan sikap diri terkait hal tersebut. Berbicara tentang kreativitias mengajar (creative teaching), maka
Anak belajar bersama, sharing, berdiskusi dalam kelompok kecil kita berbicara tentang keseluruhan unsur Kebaktian Anak (bukan
dan saling melayani. hanya bercerita), karena itu sebelum kita berbicara tentang bercerita
Anak belajar menghafal ayat dan intisari pengajaran, secara kreatif, kita perlu memperhatikan seluruh unsur Kebaktian
menceritakan kembali (agar seluruh kemampuan otaknya Anak yang juga membutuhkan kreativitas, misalnya:
terstimulasi untuk berkembang), serta mengaplikasikannya dalam • Kreativitas dalam liturgi Kebaktian Anak, liturgi
konteks tertentu. perlu disusun, dikemas dan dilayankan secara kreatif,
sehingga tidak monoton, melainkan selalu dirasakan segar
Anak dilibatkan dalam berorganisasi di kelas, maupun dalam
dan mengarahkan secara tepat pada tema dan tujuan
kepanitiaan tertentu.
pembelajaran minggu itu.
Anak ikut terlibat sebagai petugas multi media di kelas,
• Kreativitas dalam pujian, agar suasana puji-pujian membuat
mendiskusikan pergumulannya menghadapi era digital, berani
suasana KA menjadi hidup, menarik, dan anak-anak dapat
menceritakan pendapatnya (sikap kritis) terhadap apa yang ia lihat
mengerti makna teks dalam pujian yang dinyanyikan, dan
dan dengar.
menghayati bahwa pujian tersebut adalah untuk memuliakan
Karena itulah perlu suatu model Kebaktian Anak yang lebih Tuhan yang kita sembah, sebagai ungkapan syukur atas
“maju” dan kreatif. kasih dan berkat Tuhan kepada anak-anak. Juga, agar anak
mengetahui bagaimana wujud konkret penerapan makna
Kebaktian Anak yang kreatif… teks pujian dalam kehidupan mereka sehari-hari, karena itu
“Adik-adik, minggu depan, kita akan mengadakan pesta balon. kreasi pujian perlu dan harus tepat!

Datang dan ajak teman, ya... Ingat, Kebaktian Anak minggu • Kreativitas dalam bercerita, agar anak-anak mendapatkan
depan amat istimewa, lho. Di kelas kita ini, akan kedatangan tamu nasihat, ajaran, motivasi, teguran, dan penghiburan melalui
istimewa, yaitu Pangeran Bungsu, seorang pangeran dari Negeri firman Tuhan yang diceritakan dan direnungkan.

Damai. Datang dan ajak teman ya untuk menikmati kebaktian • Kreativitas dalam penerapan cerita dalam hidup sehari-
istimewa tersebut....” hari anak-anak di masa kini, bagian inipun perlu kreativitas
agar anak-anak benar-benar dapat menerapkan firman yang
Contoh kreativitas di atas akan membuat Kebaktian Anak
ia telah dengar dan bertumbuh secara holistik.
menjadi amat menarik, ditunggu-tunggu anak dan menggerakkan
• Kreativitas dalam membangun karakter anak agar makin

134 135
Creative Teaching for Sunday School Creative Teaching for Sunday School

sesuai dengan nilai-nilai Kristiani yang diajarkan Alkitab, pujian, dll dengan mengikuti berbagai training Pemahaman
yang dalam kehidupan sehari-hari nampak melalui etika Alkitab (PA), pelatihan, studi banding, group discussion,
dan etiket yang baik, serta nampak dari gaya hidup, nilai- membaca buku/buku panduan mengajar, dll.
nilai, cara pandang yang benar. • Pelayan anak juga dapat belajar berbagai macam teknik
• Kreativitas dalam membangun keakraban/kebersamaan, kreatif dalam mengajar, usaha ini dapat diawali dengan
melalui berbagai acara kebersamaan seperti penyambutan membaca dan “meniru” ide yang disajikan dalam berbagai
anak yang baru hadir, perayaan ulang tahun, perayaan “situs khusus pelayanan anak” dan buku/buku panduan
kelulusan, doa bersama sebelum ujian, dan berbagai guru (misalnya penulis dalam buku-bukunya membuat
peristiwa penting anak-anak lainnya. “ratusan” usulan ide kreatif dalam KA). Guru kemudian
• Kreativitas dalam mengajarkan bagaimana berdoa dan mengembangkan ide-ide tersebut, sehingga menghasilkan
mengajarkan berbagai hal tentang doa, agar anak-anak ide-ide baru. Jika ide baru tersebut di up-load atau di share-
menyukai berdoa baik di kelas, di rumah, dan dimanapun. kan ke guru lain, maka ini menjadi “bank ide” yang berguna
bagi pelayan-pelayan anak lainnya.
• Kreativitas dalam membaca Alkitab agar anak-anak suka
membaca Alkitab. • Guru belajar psikologi perkembangan anak sehingga tahu
apa yang dibutuhkan dan diinginkan anak-anak, dan dengan
• Juga dibutuhkan kreativitas dalam: presensi, membuat
bijaksana menjawab semua kebutuhan anak tersebut melalui
publikasi, tata ruang kelas, membangun suasana kelas,
materi yang sesuai. Dan secara kreatif mengajarkannya
dll.
kepada anak-anak, sehingga anak-anak terus bertumbuh
Pendek kata, semua unsur liturgi KA membutuhkan kreativitas,
dan berkembang secara sehat.
karena kreativitas akan meningkatkan kualitas dan efektivitas
mengajar, anak-anak akan menyerap lebih banyak pengajaran dan
Pelayan anak perlu belajar berani mengembangkan sendiri
nilai-nilai melalui kreativitas yang menarik dan tepat (sesuai usia
ide/gagasan kreatifnya sendiri. Dapat diawali dengan belajar
anak).
dari ide/gagasan orang lain, mencoba/mempraktekkannya, lalu
memperbaiki dan mengembangkan ide/gagasan tersebut, dengan
Bagaimana meningkatkan kreativitas seorang pelayan demikian kita akan terus menerus belajar: belajar mencoba, dan
anak? belajar mengembangkan, atau belajar lebih kreatif! Karena itulah
• Pelayan anak dapat belajar mengembangkan metode anak berikut ini penulis memberikan beberapa ide untuk membuat SM
aktif: dalam bercerita, dalam berdoa, dalam memimpin lebih kreatif.

136 137
Creative Teaching for Sunday School Creative Teaching for Sunday School

Manajemen pelayanan anak perlu secara kreatif komisi anak menjadi hidup karena didukung (dan dicintai)
memberdayakan seluruh potensi jemaat semua unsur warga jemaat.
Selain kreativitas diperlukan untuk membuat Kebaktian Anak
menjadi menarik, kreativitas juga sangat diperlukan untuk me- Creative teaching dalam bercerita (bercerita metode
manage pelayanan anak agar lebih berkualitas, misalnya melalui anak aktif)
memberdayakan seluruh potensi jemaat, sebagai contoh di Bercerita adalah cara terbaik untuk menumbuhkan kerohanian
antaranya: anak-anak dan untuk membentuk karakter/kepribadian anak.
• Kreativitas dalam melibatkan anak-anak dalam KA, Melalui cerita, anak-anak dapat bertumbuh tanpa merasa
sehingga mereka berpartisipasi aktif, baik sebagai pendoa, digurui, bertumbuh melalui proses pembelajaran dan KA yang
pemimpin pujian, kolektan, pemerhati anak baru, penyambut menyenangkan.
tamu/teman yang datang, sebagai singers, pengurus kelas, Beberapa kreasi berikut kiranya dapat menjadi contoh praktis
maupun piket kebersihan. membuat cerita menjadi lebih mengena dan menarik!
• Kreativitas dalam melibatkan orangtua murid dalam 1. Kreasi “Siapa Penceritanya?” (Kreasi “tokoh” yang akan
pelayanan anak. Dengan mendata keahlian/keterampilan/ terlibat dalam cerita)
pengetahuan orangtua anak yang dapat dipakai mengajar di
a. Cobalah beberapa kreasi yang menantang pelayan anak
KA, misalnya: seorang dokter dapat dilibatkan memberikan
untuk berani bermain peran sebagai tokoh yang akan
cerita tentang virus flu, seorang ibu yang menceritakan
bercerita.
fungsi garam dalam proses memasak (demo masak di kelas),
b. Sebagai ”tokoh dalam cerita” tersebut. Pilihlah 1 tokoh
seorang ahli bangunan bercerita tentang proses membangun.
yang ada dalam suatu cerita, dan berceritalah seolah-olah
Mereka dapat dijadwalkan sesuai dengan tema cerita/tema
Anda-lah tokoh tersebut, tentu saja lebih menarik jika
minggu yang sesuai.
kostumnya disesuaikan.
• Kreativitas dalam melibatkan sumber-sumber daya gereja
c. Sebagai “tokoh di luar cerita”, misalnya Anda menjadi
lainnya untuk ikut terlibat dan mendukung pelayanan anak.
seorang pangeran dari negeri dongeng tertentu yang
Misalnya kepanitiaan camp anak, kepanitiaan Natal Anak,
datang di kelas dan berdialog dengan anak-anak.
panitia Paskah Anak, dll.; dapat juga melibatkan semua
d. Sebagai “tokoh popular” yang datang berkunjung ke KA,
komisi/badan pelayanan/warga jemaat/orangtua murid, juga
misalnya: sebagi seorang tokoh film, atau tokoh kartun
melibatkan anak-anak sendiri, sehingga seluruh kegiatan
(misalnya tokoh yang populer dalam dunia anak-anak)

138 139
Creative Teaching for Sunday School Creative Teaching for Sunday School

e. Sebagai “tokoh imajiner” yang bercerita: a. sebuah taman bunga (dengan menempel banyak
• Sebuah boneka yang bercerita (misalnya boneka gambar bunga di ruangan), maka pencerita dapat
“kermit” dll.) berperan sebagai misal sebagai pak petani perawat
bunga.
• Seekor binatang yang bercerita (tentu saja persiapkan
kostum atau alat peraganya) b. sebuah pantai (dengan gambar laut dan kapal-kapal),
maka si pencerita dapat berperan sebagai seorang
f. Sebagai “tim pencerita”, misalnya:
nelayan.
• Drama guru-guru, atau drama anak-anak, atau drama
c. sebuah istana (dengan gambar istana), si pencerita
campuran guru dengan anak
dapat berperan sebagai raja.
• Bisa juga tim ini bersifat imajiner, misalnya guru dan
d. Pengaturan dekorasi yang sesuai dengan cerita Alkitab
boneka, atau guru dan sebuah gambar binatang
yang akan diceritakan.

2. Kreasi “Alur cerita”


4. Metode anak aktif dalam bercerita, metode ini akan
Alur (atau urutan) penggambaran adegan-adegan dalam
membuat efektivitas suatu cerita menjadi lebih baik.
cerita akan lebih menarik jika kita kreasikan, jadi tidak harus
Inti dari metode anak aktif dalam bercerita adalah anak
urut mengikuti urutan cerita dalam Alkitab. Namun dapat
dilibatkan untuk aktif selama cerita.
dikreasi urutan alur ceritanya menjadi sbb., misalnya:
a. Anak diberi suatu peran/tugas tertentu selama cerita
a. mulai cerita dari bagian awal – tengah – akhir
• Kreasi olah pikir, anak mendapatkan tugas/kuis kecil
b. mulai cerita dari bagian tengah – awal – akhir
yang jawabannya ada dalam cerita, sehingga mereka
c. mulai cerita dari bagian akhir – awal – tengah – akhir
terdorong untuk mendengarkan cerita dengan seksama.
• Kreasi uji keterampilan, misalnya di tengah bercerita
3. Kreasi dekorasi, tata ruang dan perlengkapan
guru menyampaikan beberapa pertanyaan, dan anak
KA akan menjadi lebih hidup dan menarik, jika dibantu
harus menulis jawabannya di sebuah kertas.
dengan dekorasi dan tata ruang yang sesuai dan menarik,
• Kreasi jajak pendapat, misalnya anak harus berdiri
misal ruangan kelas dilengkapi dengan perlengkapan
menghadap ke depan jika ia berpendapat “setuju”
multimedia seperti TV/LCD, atau ruangan kelas di setting
dan menghadap ke belakang jika berpendapat “tidak
(didekor) bagaikan:

140 141
Creative Teaching for Sunday School Creative Teaching for Sunday School

setuju” atas jajak pendapat yang diminta guru saat • terang (jadilah terang dunia), lampu
bercerita. • miniatur, misal miniatur rumah Yahudi, miniatur Bait Allah
• Kreasi perilaku, anak diminta menirukan perilaku • Binatang/tumbuhan yang terkait dalam cerita
yang baik dari tokoh cerita. • Boneka/muppet, wayang, peraga
• Multi media dan sarana audio visual: LCD, video/film/klip,
• Kreasi suara dan bunyi-bunyian, anak diminta
sound slide, tape/cassette
menirukan suara/bunyi yang terkait dengan isi cerita.
b. Anak dilibatkan sebagai salah satu tokoh dalam cerita
Demikian beberapa contoh sederhana dan praktis dalam
• Kreasi drama: cerita Alkitab didramakan, dan anak
mengajar kreatif. Kiranya para pelayan anak berani terus belajar
dilibatkan sebagai salah satu tokohnya. Anak dapat
dan mengembangkan terus ide/gagasan kreatifnya, agar pelayanan
diberi teks naskah cerita sebagai panduan drama.
anak semakin menjadi berkat bagi anak-anak sehingga mereka
• Kreasi belajar “seandainya aku adalah dia, maka aku
terus tumbuh dalam segala hal ke arah Kristus!
akan…”
c. Anak mengikuti suatu simulasi/permainan sederhana
“dengan teguh berpegang kepada kebenaran
• Kreasi simulasi agar melaluinya anak belajar nilai-
di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal
nilai/pengajaran
ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala”
• Kreasi permainan/game (Efesus 4:15)

Kreatif memanfaatkan media yang ada di sekitar anak


sebagai alat bantu mengajar
• Barang bekas: koran/majalah bekas, barang-barang bekas
• Tanaman hidup dan alam sekitar untuk menumbuhkan
kecintaan anak pada alam
• Papan tulis, papan flannel, papan flip chart
• Peta, gambar, potret
• Barang/model sesuai cerita, misalnya:
• roti, makanan, garam (cerita garam dunia)

142 143
Creative Teaching for Sunday School

Daftar Pustaka
Anderson, leith, 1998. A Church for 21st Century: Bringing
Change to Your Church, Bethany House Publishers, Minneapolis,
Minnesota.
Endang Abutarya, 2007. Megatrend Tentang Belajar. https://
akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/02/23/10-megatrend-
tentang-belajar/comment-page-2/
Halim, Makmur, 2000. Gereja di Tengah-tengah Perubahan
Dunia, edisi 1. Yayasan Penerbit Gandum Mas, Jawa Timur.
Paulus Lie, 2006. Mereformasi Sekolah Minggu. Yayasan Andi,
Yogyakarta.
Paulus Lie, 2010. Mereformasi Gereja. Yayasan Andi, edisi 1. Pendidikan Kristiani Anak
Yayasan Andi, Yogyakarta.
Paulus Lie, 2003. Metode Anak Aktif Dalam Bercerita, edisi 1.
Yayasan Andi, Yogyakarta.
DI SEKOLAH

144 145
Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen1:
Penghayatan dan Penalaran Akan
Allah Alkitab
Pdt. Em. Kuntadi Sumadikarya, M.Th.

Pendahuluan
Sub-judul yang dipilih penulis juga tak kurang ambisius
dibandingkan judulnya. Di tengah ragam penghayatan dan
penalaran akan Allah, yang tentu saja semua diklaim bersifat
Alkitabiah, tulisan ini mencari penjelasan bahwa bukan “Allah
Alkitabiah” melainkan “Allah Alkitab”. Bedanya terletak pada
obyektivitas: “Allah Alkitabiah” mengindikasikan karakter doktrinal,
sedangkan “Allah Alkitab” mengindikasikan karakter eksegese
ilmiah. Apakah ambisi tersebut meraih maksudnya atau tidak
sepenuhnya berpulang kepada pembaca. Penulis terinspirasi dan
terwarnai kuat oleh tulisan-tulisan Marcus J. Borg dan metode
Biblika sosio-historisnya.

1
Judul yang diberikan Panitia Emeritasi Pdt. Nurhayati Girsang “Pesan Gereja bagi Pendidi-
kan di Sekolah Kristen” buat penulis terlalu ambisius. Ada dua sebab: pertama, penulis yang
sudah pendeta emeritus tidak lagi berada dalam jajaran struktur gereja (GKI), karena itu
tidak dalam posisi memberi “pesan gereja”; kedua, penulis juga tidak dalam disposisi apapun
untuk memberi pesan kepada “pendidikan sekolah Kristen”

146 147
Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen: Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen:
Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab

Allah Menciptakan Manusia, Manusia Juga Menciptakan kesan bahwa kata “Allah” merujuk kepada semacam pribadi yang
Allah terpisah dari dunia. Karena “Keberadaan Agung” itu tak ada di sini
Alkitab menyatakan bahwa manusia dibuat dengan “gambar melainkan di tempat lain, “di luar sana”, melampaui dunia; maka
dan rupa Allah”. Tak hanya itu.Tanpa dapat disangkali manusia juga Allah bukanlah realitas yang dapat dialami. Cara menalar ini disebut
terus menerus menciptakan banyak “gambar dan rupa Allah”. Mulai “Teisme Supranatural”. Bentuk teisme ini terasa akrab bagi banyak
dari penghayatan anak-anak sampai penalaran orang dewasa. Mulai orang Kristiani. Dalam kalimat pembukaan Doa Bapa Kami, “Bapa
dari orang sederhana sampai intelektual. Hal mana terjadi bukan kami yang ada di surga”, terasa dan terbayang betul Sang Bapa itu
saja dalam Kristianitas, melainkan dalam semua iman dan agama berada jauh di sana. Namun manakala ini dijadikan konsep tentang
di dunia. Tindakan imani dan insani ini mesti dilihat sebagai upaya Allah ia dapat menjadi tak adekuat. Konsep ini baru separuh dari
manusia mencari makna imannya. Pada masa silam pihak Kristiani Allah Alkitab. Ia bicara hanya tentang Allah yang transenden,
banyak menghakimi tindakan semacam ini sebagai pemberhalaan. Itu Allah yang di seberang sana. Allah berada dalam terang yang tak
memang bisa terjadi. Namun dewasa ini kita dituntut melihatnya secara terhampiri.
baru. Dalam Kristianitas, dengan teologi yang terus berkembang, Di pihak lain, Alkitab juga bicara tentang kehadiran Allah
bagaimana manusia membuat gambar dan rupa (penghayatan dan di mana-mana dan di dalam segala sesuatu. Ini paling ringkas
penalaran) Allah, juga ikut berkembang. Pemahaman terhadap diungkapkan Paulus di Areopagus: “Sebab di dalam Dia kita
Alkitab makin lama makin baik karena penelitian-penelitian obyektif hidup, kita bergerak, kita ada” (Kis. 17:28). Perhatikanlah bahasa
teologi pendidikan religius maupun teologi Biblika sosio-historis. ini menegaskan bahwa kita hidup di dalam Allah, kita bergerak
Sebab itu juga ada peluang menyempurnakan gambar dan rupa di dalam Allah dan kita ada di dalam Allah. Namun banyak kali
tentang Allah yang dibuat manusia sehingga makin sejalan dan makin kita seperti ikan yang mencari di mana adanya lautan, sementara
adekuat dengan Allah Alkitab, yakni Allah yang menyatakan diri-Nya tanpa disadarinya ia hidup di dalam lautan itu. Jadi Allah bukan
kepada manusia. berada di tempat lain, tetapi setepatnya di sini di sekitar, di antara
dan di dalam kita, Dia merangkum segala sesuatu. Ungkapan sejajar
tercatat dalam Mzm.139. Pemazmur bertanya,“Ke mana aku dapat
Paradoks Dua Kategori Penalaran
pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?”
Konsep Allah dalam Pengakuan Iman Rasuli, Nicea-Konstantinopel
Jawabannya adalah tanpa peduli ke manapun pemazmur pergi, Allah
dan Athanasius2 mengalir kepada Kristianitas umumnya, memberi
ada di sana. Pemazmur menguraikannya lagi, “Jika aku mendaki ke
2
Tiga Pengakuan Iman Ekumenis GKI dan umumnya gereja-gereja di dunia.

148 149
Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen: Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen:
Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab

langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia saja melampaui dunia, tetapi juga hadir di dunia. Pencerahan abad
orang mati, di situpun Engkau. Jika aku terbang dengan sayap fajar, ke-16 memperkenalkan cara berpikir baru tentang dunia-semesta,
dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu sebagai sistem materi dan energi tertutup yang beroperasi menurut
akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku”(Mzm. hukum alam. Akibatnya adalah Pencerahan menyingkirkan Allah
139:7-10).Sebagian besar dari kita pernah mendengar mengenai ini: dari dunia-semesta; dunia didesakralisasi. Pengertian bahwa Allah
Allah di mana-mana, Allah Mahahadir (omnipresent). Ungkapan “di mana-mana”, Allah immanen, dipudarkan. Panenteisme diganti
teknisnya, Allah immanent. Allah tinggal di dalam segala sesuatu oleh Teisme Supranatural.
dan segala sesuatu tinggal di dalam Allah. Ada lagi alasan penting tentang paradoks ini. Bagi Teisme
Kaum Kristiani sudah berabad-abad menghayati Allah adalah Supranatural, Allah tak ada di sini oleh karena itu, Ia tak dapat
transenden sekaligus immanen; melampaui dunia semesta sekaligus dialami atau dijumpai, kecuali dalam terobosan supranatural alias
hadir di dalamnya. Cara berpikir ini disebut Panenteisme. “Pan” mujizat. Itu sebabnya mengapa begitu banyak orang Kristiani
adalah kata Yunani yang berarti semuanya, segalanya, teisme dari merindukan terjadinya mujizat. Sebab Allah ini dipercaya, tapi
kata teos (Allah) dan sisipan en berarti di dalam. Panenteisme tak dapat dijumpai. Kita hanya akan mengenal dan menjumpai
menegaskan bahwa segala sesuatu ada di dalam Allah dan juga Allah kalau kita mati. Selama hidup di dunia ini kita hanya dapat
menegaskan bahwa Allah melebihi segala sesuatu. Seperti kita percaya saja. Motonya terkenal sekali “nanti di sana” (ingatlah
rasakan tidaklah penting orang tahu atau tidak tentang “Teisme nyanyian klasik yang indah “Oh Yerusalem, Kota Mulia… hatiku
Supranatural” dan “Panenteisme”, tetapi penting bahwa kedua rindu ke sana”). Sedangkan bagi Panenteisme, Allah ada di sini, di
penalaran itu mengungkapkan “gambar dan rupa Allah Alkitab” sekeliling dan di antara kita, sekalipun Allah melebihi segala sesuatu
yang seharusnya dihayati dan dinalar oleh manusia. Keduanya itu (ingatlah lagu NKB 216, “Tuhan Engkaulah hadir dalam hidupku,
bukan bertentangan, melainkan paradoks.Paradoks adalah sesuatu sama dengan udara kuhirup kasih-Mu”). Nalar ini membuka
atau situasi yang terdiri dari dua hal bertentangan dan tampaknya peluang berjumpa dengan Allah, mengalami Allah. Dan motonya
mustahil menyatu, tetapi sesungguhnya benar dan mungkin. menjadi “kini dan di sini”. Dalam GKI diajarkan keduanya: nanti
Marcus J. Borg mengamati bahwa dalam beberapa abad terakhir di sana dan kini di sini. GKI menerima paradoks itu secara utuh.
banyak orang Kristiani berpikir tentang Allah yang hanya transenden. GKI tidak berkecenderungan membuang “nanti di sana” karena
Perubahan ini disebabkan oleh pencerahan abad ke-16. Sebelum itu GKI menghargai warisan spiritualnya, tetapi juga tidak bersikeras
orang Kristiani menghayati dan menalar tentang Allah yang bukan hanya “kini dan di sini”. GKI tidak terjebak pada pencerahan

150 151
Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen: Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen:
Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab

(Enlightenment) abad ke-16 karena sadar dirinya sudah berada di orang dewasa, tak setara dengan kebutuhan SM. Namun demikian
abad ke-21. pengaruh arsitektur batin SM justru jauh lebih kuat dan menetap
ketimbang pembinaan bagi usia sesudah anak-anak.

Penghayatan Anak-anak Tentang Allah


Penulis juga mengamati dengan rasa paradoks apa yang terjadi di Terbitnya Konsep - Allah Pada Anak-anak dan
Sekolah Minggu (SM) dan sesudahnya. Di satu pihak, bangga bahwa Bertahannya Pada Orang Dewasa
apa yang disemai di SM begitu kuat melekat erat bahkan sampai usia Penelitian terbatas yang dilakukan oleh Ted Slater4 mendapati
lanjut. Di lain pihak, sedih bahwa kenyataan itu sebenarnya merujuk kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut: penelitian tersebut
kepada stagnasi, tak ada progresi yang selayaknya bagi “alumni” SM. mengindikasikan bahwa anak-anak membentuk representasi
Penelitian Ronald Goldman, pakar pendidikan religius, menyatakan mental akan Allah pada usia 6 tahun. Ini sejalan juga dengan hasil
bahwa sekalipun anak-anak hanya berkapasitas penghayatan non- penelitian James Fowler.5 Para peneliti mencatat bahwa walaupun
konseptual tentang Allah, namun pada usia remaja mereka sudah anak mungkin sudah mulai membentuk gagasan akan Allah, anak
memiliki kapasitas untuk mengembangkan penalaran tentang tersebut bukan selalu percaya bahwa Allah ada. Banyak faktor
Allah.3 Dalam banyak hal itu umumnya kurang terjadi. Di GKI mempengaruhi pemahaman anak akan Allah, termasuk pengaruh
kurang ada kurikulum dan guru yang adekuat bagi usia remaja eksternal (keluarga, budaya) dan pengaruh internal (pemahaman
dan pemuda, yang dapat menolong mereka mengembangkan batin). Sebagai contoh anak yang dibesarkan dalam keluarga
penalaran secara sinambung. Begitu pula halnya dengan orang Protestan cenderung memiliki konsep akan Allah yang sangat
dewasa muda, dewasa dan usia lanjut. Ini disebabkan karena kita antropomorfis. Allah antropomorfis adalah Dia yang seperti manusia
mewarisi SM model Eropa (Belanda), yang hanya untuk pedagogi dengan tindakan insani dan keterbatasan-keterbatasan fisik, Dia
anak-anak. Kita tidak mewarisi SM model Amerika yang mencakup hidup di tempat tertentu dan biasanya jauh, yang disebut surga.
andragogi orang dewasa. Para pemimpin di GKI, juga gereja-gereja Sementara anak-anak dalam keluarga Yahudi cenderung memiliki
lain, belum sanggup “mematahkan” pengaruh dari guru-guru SM konsep akan Allah yang semi-antropomorfis, atau mungkin berfokus
kita, demi menuntun orang dari penghayatan kepada penghayatan kepada perkataan (Torah). Anak-anak Katolik Roma cenderung
plus penalaran akan Allah Alkitab. Padahal anehnya arsitektur menghayati gambar dan rupa Allah dalam sejumlah simbol. Ini
gedung gereja justru umumnya dibangun sesuai dengan kebutuhan 4
http://www.tedslater.com/archives/personal/papers/slater_children_god_concept.pdf.
3
Ronald Goldman, Religious Thinking from Childhood to Adolescence, (London: Routledge Diakses 20 Maret 2016.
and Kegan Paul, 1964). Dan Readiness for Religion, (London: Routledge and Kegan Paul, 1965)
5
James W. Fowler, Stages of faith: The Psychology of Human Development and the Quest for
Meaning, (New York, NY: Harper & Row, 1981).
152 153
Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen: Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen:
Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab

mendukung fakta bahwa konsep anak-anak akan Allah sangatlah pada sebagian anak, usia fisik tak selalu sejalan dengan usia
dipengaruhi oleh iman keluarga mereka dan lingkungan mereka. spiritual, karena itu selalu ada pengecualian. Namun semua teori
Secara umum, gambar dan rupa Allah pada anak-anak berubah perkembangan menegaskan perkembangan yang beruntun dan tak
dari fisik, antropomorfis kepada semi-fisik lalu kemudian kepada memungkinkan loncatan tahap.
non-fisik. Ketika anak-anak menjadi remaja, konsep mereka Tahap pertama: usia dua tahun pertama. Pada masa ini
akan Allah makin banyak kehilangan kualitas dan keterbatasan- pemahaman anak-anak akan Allah amat kabur dan biasanya terkait
keterbatasan insani dan menjadi supranatural. Ini yang oleh Piaget dengan orangtua. Pada tahap ini belajar berdoa dapat menjadi
disebut pergeseran dari tahap pemikiran pra-operasional ke tahap ikatan di antara orangtua, anak dan Allah. Ini adalah tahap sensori
pemikiran formal operasional. motorik pada teori Piaget.
Jadi para peneliti menjabarkan pergeseran ini ke dalam pelbagai Tahap kedua: usia 10 tahun pertama. Ketika anak mencapai
tahap. Ada pakar yang membaginya menjadi lima tahap. Di usia 30 bulan mereka biasanya mulai membedakan relasi tipe
mana di tahap pertama Allah dilihat sebagai kekuatan fisik (ingat sebab akibat. Mereka banyak bertanya kepada orangtua, “Apa
betapa meriahnya kutipan orang dewasa, “Jika Allah di pihak ini? Siapa yang membuat? Mengapa? Dari mana?” Jika orangtua
kita, siapakah lawan kita?”). Di tahap kedua Allah dilihat sebagai menjawabnya, “Allah yang membuatnya. Allah adalah Pencipta”
pemberi keuntungan (ingat betapa orang dewasa mendambakan Maka Allah dipandang oleh anak sebagai Pencipta. Dalam proses
berkat materi). Di tahap ketiga Allah dilihat sebagai sahabat pribadi membentuk konsep akan Allah, anak-anak sering menghayati-Nya
(ingatlah betapa popular bagi orang dewasa nyanyian ‘What a friend pertama-tama dalam rangka fisik, karena keberadaan non-fisik
we have in Jesus’). Di tahap keempat Allah dilihat sebagai pemberi secara alamiah sulit bagi mereka memvisualisasikannya. Sebaliknya
aturan (ingatlah bagaimana orang dewasa memandang Tuhanlah anak-anak tidak sulit memahami keberadaan tak-biasa seperti
yang menentukan segala sesuatu, entah baik maupun buruk). Lalu monster, dan superhero, karena mereka dilihat dan dipahami sebagai
di tahap lima dan terakhir Allah dilihat sebagai pemberi energi, makhluk fisik. Dengan asosiasi ini banyak anak melihat Allah
yang mendukung tindakan moral pribadi mandiri. Ada pula pakar sebagai jenis superhero. Ketika anak-anak mendekati usia enam
lain yang membagi perkembangan konsep akan Allah ini dalam atau tujuh tahun, mereka cenderung berada di tengah tahap “pra-
tiga, lima atau enam tahap. Namun dari studi-studi tersebut Slater religius” di mana konsep Allah menjadi antropomorfis walaupun
membaginya hanya dalam empat tahap: masa bayi, masa anak- masih keruh. Ini berkaitan dengan tahap pra-operasional Piaget.
anak, masa pra-remaja dan remaja. Boleh jadi perkembangan Mereka cenderung melihat Allah sebagai laki-laki yang berbusana

154 155
Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen: Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen:
Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab

Palestina dengan jenggot putih, berambut panjang dan memakai itu baik?” Mereka mungkin menjawab, “Karena Dia memberikan
sandal. Anak-anak ini juga cenderung melihat Allah identik dengan saya benda-benda.” Bagi banyak orang dewasa, tak banyak berbeda
Yesus (ingatlah betapa banyak orang dewasa juga mengidentikkan halnya. Allah baik kalau Dia melakukan apa yang menyenangkan
Allah dan Yesus, bahkan berdoa ‘kepada’ dan bukan hanya ‘di dalam bagi dirinya. Bahkan ungkapan popular “menyenangkan Allah”
Yesus’). Allah ada di surga, yakni suatu tempat yang berwujud di diam-diam berarti menyenangkan dirinya sendiri.
atas bumi ini. Allah memiliki ciri insani, seperti kelembutan dan Tahap ketiga: usia pra-remaja. Selama tahap ini anak-anak
kebaikan. Kadang-kadang Yesus dilihat seperti anak magang cenderung menjadi “sub-religius” dan konsep mereka akan Allah
di mana Allah pembimbingnya. Bagi tahap ini Allah itu magis. menjadi kurang konkret. Hal-hal yang sebelumnya mereka
Jika doa dipanjatkan kepada-Nya secara benar baik bentuk dan asumsikan kini dipertanyakan (ingatlah betapa sebagian terbesar
sikap, maka doa-doa ini akan berhasil guna (ingatlah bagaimana orang dewasa tak pernah mempertanyakan apa yang mereka
ada ajaran bagi orang dewasa yang menekankan agar memohon miliki sebelumnya dan menerima begitu saja apa yang diajarkan
dalam doa berulang dan panjang, sejelas-jelasnya, entah mobil kepada mereka). Ini berkaitan dengan bagian kemudian dari
atau rumah yang diminta kepada Allah). Pikiran magis ini adalah tahap operasional-konkret Piaget. Anak-anak dalam kategori
karena keterbatasan pikiran dan juga lingkungan (ingatlah betapa ini cenderung menjadi lebih resah akan imannya. Mereka
banyak orang dewasa yang terobsesi akan mujizat-mujizat luar mendapatkan lebih banyak pengetahuan akan Allah dan hal-hal
biasa). Barulah kemudian anak-anak sanggup memahami bahwa spiritual daripada anak-anak masa sebelumnya. Anak-anak tahap
Allahlah, bukan doa-doa yang memberi keajaiban. Perayaan religius ini berusaha membuang pandangan terbatas akan Allah yang
seperti Paskah, Natal serta doa makan, doa tidur, berpengaruh sudah mereka dapatkan. Mereka mulai membedakan antara Allah
besar pada anak di tahun-tahun ini. Anak-anak yang lebih muda mereka dan Allah dari orangtua mereka. Anak-anak ini mungkin
dibandingkan dengan anak-anak yang lebih tua lebih cenderung memvisualisasikan Allah melakukan sesuatu yang “suci” atau yang
memiliki kesan positif akan Allah bahkan Allah itu menyenangkan. unik religius, seperti berdoa. Allah mungkin dilihat memiliki
Allah tersenyum dan bermain dengan hewan-hewan. Anak-anak lingkaran suci (halo) di atas kepala-Nya dan mungkin mengambang
yang lebih muda cenderung mempunyai pandangan egosentris di atas tanah atau berjalan di awan-awan. Mereka mungkin memiliki
akan Allah. Seandainya ditanyakan, “Mengapa menurut mereka gambaran mental akan Allah sebagai Allah yang sangat tua dan
Allah itu ada?” Maka mereka mungkin menjawab, “Karena Dia Yesus cenderung dilihat sebagai Pribadi yang terpisah dari Allah.
yang membuat saya.” Kalau mereka ditanyakan, “Mengapa Allah Allah bercahaya semi-fisik. Allah digambarkan menurut tindakan-

156 157
Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen: Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen:
Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab

Nya seperti misalnya “Allah mengasihi”, ”Allah menolong”, “Allah Remaja cenderung berpikir tentang kehidupan sesudah kematian
mengawasi kita”. Relasi anak-anak ini kepada Allah cenderung dan hakikat keberadaan lebih daripada anak-anak yang lebih muda.
menjadi kurang mekanis dan makin personal. Penulis harus segera mengingatkan di sini, bahwa semua teori
Tahap keempat: remaja dan sesudahnya. Anak-anak di usia perkembangan disusun, seperti kata Fowler, bukan untuk menjadi
dasawarsa kedua cenderung berada di tahap “religius pribadi”. alat penghakiman. Semua tahap absah pada tahapnya. Teori-
Di situ tahapan pemahaman spiritual lebih abstrak mencakup teori perkembangan spiritualitas disusun untuk mendapatkan
kemungkinan tafsiran non-harfiah (ingatlah betapa banyak peta ziarah demi menyusun pendidikan yang lebih mematangkan
orang dewasa masih tetap melekat kepada cara tafsir harfiah). Ini peserta didiknya. Bahkan Søren Kierkegaard, teolog unik Denmark
terkait dengan tahap formal operasional-abstrak dari Piaget. Allah yang saleh berucap, “When the believer has faith, the absurd is not
pertama-tama dilihat sebagai semi-fisik, dan ketika makin besar, the absurd.” GKI yang menganut pandangan inklusif dan pluralis
remaja cenderung melihat-Nya makin non-fisik. Kalau mereka juga tidak menghakimi perbedaan penghayatan dan penalaran
diminta menggambarkan Allah, misalnya, mereka mungkin iman. Namun mengalami kemajuan (progresi) selalu adalah lebih
menjawab, “Yang benar saja, siapakah yang dapat menggambarkan baik daripada kemandegan (stagnasi) atau kemunduran (regresi).
Roh?” Selama usia belasan ini konsep remaja akan Allah mulai
kehilangan aspek materi di mana Allah dipandang semakin tak- Bagaimana Allah Dipahami
terlihat dan spiritual. Remaja mulai berpikir tentang praktik-
Jika kita mendengar kata ”Allah,” sadar tak-sadar pikiran
praktik simbolis makin kurang harfiah, memandang simbol-
kita selalu membayangkan sesuatu. Kata “Allah” ini penting
simbol makin kurang konkret dan semakin abstrak. Pra-remaja
dalam Alkitab dan oleh sebab itu sentral bagi Kristiani.6 Ada dua
misalnya, mungkin masih memikirkan perjamuan yang diambil
pemahaman mengenai Allah dalam tradisi Kristiani, yakni di dalam
dari cawan plastik sebagai “meminum darah dari cawan mainan”.
Alkitab dan tradisi Kristiani.7 Yang pertama merujuk Allah kepada
Sedangkan remaja di pihak lain akan cenderung mulai memandang
keberadaan (being) melampaui semesta, keberadaan lain di luar
ritus ini sebagai upacara yang lebih mistis. Remaja memandang
semesta. Rujukan ini menggambarkan keberadaan yang sangat baik,
Allah sebagai Sahabat, Kekasih, Ayah, Penolong, Penyelamat,
dapat didekati, peduli, menghiburkan, Pembimbing, Guru, Pandu 6
Adalah naif manakala sebagian pandangan Muslim beranggapan bahwa kata “Allah” adalah
monopoli Islam hanya karena kata itu berasal dari bahasa Arab. Orang-orang Kristiani Arab
dan berbelarasa serta pengampun. Relasi antara Allah dan Yesus menyebut Tuhan mereka adalah “Allah” dalam ungkapan-ungkapan sama dengan Muslim:
“Allahuakbar,” “insyaallah,” dst.
menjadi lebih jernih. Remaja cenderung menolak agama institusi. 7
Karen Armstrong, A History of God (New York: Knopf, 1994), The Case for God (New York:
Knopf, 2009).

158 159
Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen: Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen:
Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab

keberadaan tertinggi, mahakuasa dan mahatahu. Di masa silam kurang spektakular ketimbang di zaman Alkitab. Selain itu Allah
keberadaan ini menciptakan semesta, lalu Allah dan semesta berelasi disebutkan sebagai sosok laki-laki: Bapa, Raja, Tuan. Namun
satu dengan lainnya seperti seniman dengan seni, pematung dengan mengingat bahwa manusia – laki-laki dan perempuan – diciptakan
patungnya, disainer dengan disainnya. Namun sekalipun berelasi “menurut gambar-Nya” (Kej.1:26-27), tidaklah berlebihan jika
mereka terpisah satu dari lainnya, seperti pembuat dan buatannya. Teologi Feminis mengklaim Allah juga sebagai perempuan. Jika
Yang kedua kata “Allah” tidak merujuk kepada keterpisahan dari demikian maka dapat disimpulkan bahwa sebutan laki-laki bagi
semesta, melainkan kepada kehadiran suci di sekitar kita, yakni suatu Allah dalam Alkitab disebabkan budaya patriarki waktu itu dan
realitas yang melampaui dunia ruang-waktu dari materi dan energi. yang masih terus dominan sampai hari ini. Rujukan definisi dan
Bahkan Ia juga hadir di mana-mana dan menyerap segala sesuatu kamus juga menyebutkan Allah sebagai “Yang-Nyata.” Eksistensi
ke dalam dunia ruang-waktu. Jadi Allah tidak berada di tempat lain, Allah atau non-eksistensi Allah adalah “bukti” dari eksistensi-
atau di atas sana, di luar sana, di seberang sana; melainkan berada di Nya. Orang Kristiani mempercayai eksistensi Allah. Orang Ateis
sini namun sekaligus lebih daripada sekadar di sini. tidak mempercayai eksistensi Allah. Entah positif atau negatif
Dalam banyak definisi dan kamus, Allah disebutkan sebagai kepercayaan dan ketidak-percayaan ini merujuk kepada eksistensi
“keberadaan”. Seperti dikatakan di atas, Keberadaan ini terpisah adidaya yang bukan semesta ini, entah diakui atau tak diakui. Ketika
dari semesta, seperti semesta juga terpisah satu dari lainnya. Borg berbicara dengan seorang Ateis yang mengatakan, “Aku tidak
Namun juga Allah adalah “keberadaan berpribadi” yang tak ada di percaya kepada Allah.” Borg berkata, “Jelaskanlah kepada saya Allah
sini tetapi di surga. Keberadaan berpribadi bukan merujuk kepada yang kau tidak percayai ini.” Ternyata gambaran tentang eksistensi
keberadaan saja tetapi kepada keberadaan dengan karakteristik Allah yang nyata ini tak terlalu jauh, kecuali satu positif dan lainnya
pribadi. Allah seperti manusia, yang berpikir, berkehendak, negatif.
mengetahui, bertindak, mencintai, peduli dan biasanya juga Selanjutnya dalam bahasa Alkitab dan sejarah gereja,
menghakimi dan menghukum. Dari yang terakhir ini muncul Allah sering dibicarakan seperti satu Pribadi. Dia disebutkan
rujukan akan sosok otoritatif Allah. Selain itu, juga sosok-sosok bukan saja sebagai Bapa, Raja, Gembala, Hakim, Bunda, dst.
lain dari Allah. Intervensionis yakni Allah yang sering ikut campur Bukankah menyebut Allah sebagai pribadi manusia (baca:
tangan atau intervensi. Intervensi itu hanya dapat dilakukan kalau mempermanusiakan) mestinya dihindarkan? Borg mengatakan,
Allah ini terpisah dari semesta. Intervensi Allah dihayati Kristiani “Tidak!” Tidak salah dengan mempersonifikasi Allah. Itu adalah
sampai sekarang sekalipun dalam kadar yang makin lama makin bahasa dalam ibadah, refleksi dan relasi. Masalah menjadi timbul

160 161
Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen: Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen:
Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab

manakala personifikasi Allah dipahami secara harfiah atau semi- Yang-Kudus saat melihat “semak duri menyala, tetapi tidak dimakan
harfiah. Jika begitu pemahamannya, maka itu adalah paham Teisme api,” Musa bertanya siapa nama Allah, jawab-Nya, “AKU ADALAH
Supranatural. Sebaliknya menghindari personifikasi Allah akan AKU.” Kalimat ini adalah tautologi, bagian pertama sama dengan
cenderung merujuk Allah kepada “itu” (it), yakni realitas yang lebih bagian kedua, jadi tak menjelaskan apa-apa kecuali bahwa Allah
rendah dari manusia. Dalam Alkitab dipakai juga kiasan-kiasan melampaui segala nama. Kedua, Yahudi yang melarang segala
yang lebih rendah dari mempermanusiakan. Misalnya seperti penggambaran realitas Allah merujuk kepada titik penghayatan
(maaf) “memperhewankan” Allah misalnya sebagai tanduk lembu yang sama, sebagaimana juga larangan menyebut nama Allah.
hutan, burung rajawali, singa, domba, merpati dst. juga sejajarnya Islam juga melarang segala bentuk penggambaran Allah, tetapi
dengan tumbuhan seperti (maaf) semak duri, bunga bakung, pokok tidak melarang penyebutan nama-Nya. Kristianitas mistis biasa
anggur, dst. Juga seperti (maaf) “memperbendakan” Allah misalnya menyebut Allah sebagai Yang-Satu, Yang-Kudus, tak-terungkapkan,
sebagai gunung batu, benteng, batu penjuru, terang, dst. Namun melampaui segala bahasa. Dengan perkataan lain, dari kita dituntut
pemahaman akan Allah Alkitab mesti menyadari bahwa merujuk kerendahan hati dan keheningan dalam berbahasa tentang Allah.
lebih rendah dari personifikasi berarti tanpa roh dan tidak hidup. Itu yang banyak diabaikan ketika orang Kristiani merasa akrab
Untunglah gaya bahasa memperhewankan dan memperbendakan dengan Allah, seolah-olah Allah ini “cuma” sahabat untuk disapa
hanya dipakai dalam arti metafora. Perujukan bahasa kepada Allah dengan “Selamat pagi, selamat siang, selamat sore….”
yang melebihi personifikasi lebih tepat, ketimbang yang lebih Di atas sudah dikatakan sosok Allah sebagai sosok otoritatif,
rendah dari personifikasi. intervensionis, Bapa dan Yang-Nyata. Ada tiga lagi gambaran Allah
Dua hal lagi yang perlu dikatakan adalah sebagai berikut. yang perlu disimak. Pertama, sosok Allah yang tak-peduli. Ratapan-
Pertama, realitas Allah melampaui segala kata-kata, melampaui ratapan di dalam Alkitab khususnya Mazmur melihat realitas seperti
bahasa, melampaui segala konsep. Dengan bagus misalnya Lao Tzu ini. Pada abad ke-7 dan abad ke-8 ada paradigma tentang Allah yang
filsuf China abad ke-6 SM mengungkapkan: “Tao (yang suci) yang tak peduli ini. Pandangan ini disebut Deisme yang dipengaruhi masa
dapat diberi nama bukanlah Tao yang kekal.” Sekali kita memberi- Pencerahan. Meskipun terus mengakui keberadaan Allah, namun
Nya nama, kita tidak bisa lagi membicarakan-Nya dengan benar, Allah yang “pada mulanya” menciptakan segala sesuatu itu telah
karena realitas ini tidak dapat diungkapkan dalam kata-kata. menarik Diri dan membiarkan semesta berjalan menurut hukum
Pemahaman ini berakar mendalam pada pemahaman Yahudi, alam. Sekalipun ini bukan pandangan yang biasa pada Kristianitas
selanjutnya mengalir kepada Kristianitas. Ketika Musa mengalami umumnya, namun dalam praktik, diam-diam itu terterapkan

162 163
Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen: Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen:
Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab

tanpa sadar. Ketika orang percaya melakukan pekerjaannya juga berisikan teks dan konteks dominan lain, yakni Allah sebagai
dan profesinya sehari-hari tanpa memikirkan campur-tangan sosok Pemurah, Pencinta dan Berbela-rasa. Menjalani kehidupan
Tuhan dengan cara unik tertentu, maka pada dasarnya ia sedang dengan paradigma ini bukanlah menjalani hidup untuk memenuhi
menganut Deisme. Allah dipisahkan dari dunia semesta sehari- persyaratan keselamatan, melainkan dengan memperdalam relasi
hari. Seorang teolog malah lebih keras mengatakan orang Kristiani dengan Allah. Dengan paradigma ini kita menyadari hasrat berelasi
menjadi Kristiani pada hari Minggu, tetapi menjadi Ateis dari Senin dengan Allah. Allah bukan ditakuti dan dibuat senang, melainkan
sampai Sabtu. Borg juga menyebutnya sebagai “Ateisme praktis.” dipeluk dan dicintai. Spiritualitas yang tak berbasis ketakutan, tetapi
Kedua, sosok Allah sebagai Pengawas dan Pengancam. Meskipun jelas-jelas melenyapkan ketakutan terhadap apapun yang terjadi.
bahasa Kristianitas bicara tentang Allah Penyayang, banyak orang Bukankah ada 365 kali ungkapan “jangan takut” muncul dalam PL
percaya melihat karakter Allah secara berbeda. Kutukan dan dan PB. Itu cukup menegaskan bahwa bagi orang percaya ketakutan
hukuman Allah begitu ditakutkan. Seorang penatua GKI pernah dilenyapkan setiap hari sepanjang tahun.
berucap, “Saya tak pernah berani menolak tugas apapun di gereja,
saya takut Tuhan akan menyentil saya.” Ayat terkenal Yoh.3:16 Yesus Mengalami Roh dan Allah
menegaskan “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
Bagaimana Yesus mengalami Allah oleh Roh, merupakan
…” tetapi juga menegaskan “supaya setiap orang yang percaya
kunci penting memahami Allah Alkitab, sekaligus penting dalam
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
mematangkan gambaran orang percaya akan Allah. Yohanes
Begitu popularnya ayat ini sehingga kita dapat berkata dalam
memuatkan pernyataan teologis untuk fokus seperti ini. “Tetapi
ayat itu kasih Allah ternyata bersyarat (conditional), yakni “kalau”
Yesus berseru kata-Nya, “Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan
percaya. Sebaliknya barangsiapa tak percaya logikanya binasa.
percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku;
Lebih celaka lagi, mereka yang mengikuti paham Allah Pengawas
dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus
dan Pengancam ini senang dengan ancaman terhadap orang tak
Aku.” (Yoh.12:44-45) bahkan pernyataan yang lebih tegas lagi.
percaya. Penghayatan ini adalah penghayatan agama-berbasis
“Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yoh.14:9).
ketakutan. Buktinya banyak tersebar dalam PL dan PB dan terasa
Penyataan Allah dalam Kristianitas berbeda dengan agama-
begitu dominan. Paham seperti ini juga bergema terus menerus
agama lain. Contoh terdekat adalah Yudaisme dan Islam. Penyataan
dari mimbar, meneror orang percaya, apalagi orang tak percaya.
Allah bagi Yahudi adalah Torah, Musa adalah pengantaranya.
Sampai seorang teolog pernah berkata, “Para pendeta itu adalah
Penyataan Allah bagi Islam adalah Al Quran, Muhammad adalah
kayu api yang terus menjaga panasnya neraka.” Ketiga, PL dan PB

164 165
Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen: Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen:
Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab

pengantaranya. Pengantara bukan Penyataan itu sendiri. Namun anti kekayaan. Semua Injil membahas makna kehadirannya. Yosefus
dalam Kristianitas, penyataan Allah muncul sebagai Pribadi, yaitu (sejarawan kuno Yahudi) memberi ruang cukup luas bagi Yohanes.8
Yesus dan bukan sebagai kitab suci. Menyebutkan hal ini sama Pentingnya sosok ini bukan karena peran institusional, sebab
sekali bukan masalah superioritas, tetapi masalah perbedaan. Yohanes bukan pejabat di lembaga manapun. Bahkan sebenarnya
Keunikan ini membuat fokus kita tertuju kepada Yesus dalam hal dia anti-institusi. Menurut Injil-injil, Yohanes berpakaian seperti
memahami Allah Alkitab. Bagaimana manusia-Yesus ini mengalami Nabi Elia, seorang nabi besar dalam Alkitab Yahudi, yang membawa
Allah menjadi pembelajaran signifikan bagaimana Allah dipahami. keruntuhan sebuah kerajaan. Yohanes merendahkan peran Bait
Biblika sosio-historis mengabaikan cerita-cerita tentang masa bayi Allah sebagai mediator akses kepada Allah. Dia memproklamasikan
dan masa kanak-kanak Yesus yang memang langka dalam Injil-Injil. pertobatan dan baptisan dengan mengabaikan institusi Bait
Cara itu termasuk cerita spektakular tentang kelahiran-Nya dan Allah. Dia mengritik secara publik Raja Herodes Antipas dengan
pengalaman usia 12 tahun-Nya di Bait Allah. Sepertinya ini sejalan akibat dia ditangkap dan dieksekusi. Markus menjelaskan misi
dengan masalah kapasitas pembentukan kapasitas konseptual Yohanes, yakni “baptisan pertobatan demipengampunan dosa”.
tentang Allah, sebagaimana dipaparkan di atas. Dia mengambil-alih peran institusional Bait Allah dalam hal
pengampunan dosa. Yohanes adalah nabi anti-Bait Allah, kemudian
Yesus Selaku Anak Magang seperti kita tahu, Yesus mengikuti jejak Yohanes dalam hal ini. Yesus

Apa yang kita tahu adalah pada usia 20-an, Yesus meninggalkan juga menunjukkan kadar “anti-Bait Allah.” Yang penting dijelaskan

Nazaret dan pergi ke padang gurun di mana bekerja seorang nabi, d sini adalah “baptisan pertobatan”. Dalam Kristianitas masa kini

Yohanes Pembaptis. Ziarah Yesus ini mengasumsikan sesuatu yang “pertobatan” dipahami sebagai penyesalan dari dosa-dosa pribadi.

bermakna guna memenuhi dan memperdalam hasrat religius-Nya. Namun dalam Yudaisme kuno pertobatan mempunyai dua arti.
Apalagi hal lain yang menarik bagi-Nya di padang gurun sehingga Pertama, “pertobatan” terasosiasi dengan pulang kembali dari
meninggalkan rumah dan keluarga-Nya selain untuk bergabung pembuangan. Jadi pertobatan adalah kembali, mengikuti jalan
dengan seorang nabi? Mungkin ekskursi sejenak tentang Yohanes Tuhan yang memimpin dari pembuangan ke Tanah Perjanjian.
Pembaptis berguna di sini. Kedua, dalam akar kata Yunani “pertobatan” berarti “melampaui
pikiran sendiri” atau melampaui pemahaman konvensional tentang
Yohanes adalah sosok pesohor penting di abad pertama
Yudaisme. Yohanes ini pengkhotbah KKR seperti Billy Graham apa artinya kehidupan dengan Allah.

abad pertama. Bedanya Billy Graham itu kaya sedangkan Yohanes 8


Antiquities 18.116-19.

166 167
Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen: Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen:
Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab

Yohanes juga bicara tentang sosok yang akan datang yang Yesus Mengalami Allah: Visi dan Audisi
…”lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali “Masa magang” Yesus kepada Yohanes, tampaknya diakhiri
kasut-Nyapun aku tidak layak.” Kalimat “Dia yang akan datang” dengan baptisan oleh Yohanes atas Yesus. Markus bercerita ketika
menggemakan suara Nabi Maleakhi (Mal. 3:1). Bergabung keluar dari air, Yesus melihat (visi) “langit terkoyak” lalu “Roh
dengan Yohanes berarti Yesus bergabung dengan gerakan protes seperti burung merpati turun ke atas-Nya” dan Yesus mendengar
dan pembaruan (anti-establishment). Kebersamaan-Nya dengan audio (suara) dari langit “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi,
Yohanes amat bermakna bagi Yesus. Semua Injil bercerita tentang kepada-Mulah Aku berkenan” (Mrk.1:10-11). Langit yang terkoyak
permulaan kehidupan dewasa Yesus bersama-sama Yohanes. menggemakan pengalaman serupa dari Nabi Yehezkiel (Yeh.
Terkesan sangat sekilas dan kita tak tahu berapa lama, tetapi itu 1:1). Roh yang turun ke atas Yesus menggemakan pengalaman
membuat Yesus menjadi pengikut Yohanes. Yohanes adalah guru- Trito Yesaya (Yes. 61:1). Suara Allah, “Engkaulah Anak-Ku yang
Nya dan mentor-Nya. Yesus sangat menghargai Yohanes. Mat.11:11 Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan” merupakan gejala yang
dan Luk.7:28 memuat penghargaan yang sangat tinggi dari Yesus cukup dikenal di kalangan Yudaisme, bahkan mereka mempunyai
bagi Yohanes. Lalu apa pandangan Yohanes atas Yesus? Tampaknya sebutan khusus “bath qol” atau “anak dari suara.” Suara Allah ini
Yohanes tidak mengira atau berpikir bahwa Yesus adalah sosok mengingatkan kita kepada gejala yang sama yang berbicara kepada
“yang akan datang” itu. Pengenalan Yohanes bahwa Yesus adalah Elia seperti “bunyi angin sepoi-sepoi basa” (1 Raj. 19:12-13). Namun
sosok “yang akan datang” sejatinya ditambahkan oleh Matius pembedaan penting adalah Markus menceritakan pengalaman
atas Markus. Bukankah ketika Yohanes dipenjara dan mendengar Yesus ini sebagai suara Allah kepada Yesus secara pribadi. Tak ada
aktivitas yang dikerjakan Yesus, Yohanes mengirim utusan untuk orang lain yang melihat langit terkoyak, atau Roh seperti merpati
bertanya “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami turun atau mendengar suara. Suara Allah itu sangat pribadi kepada
menantikan orang lain?” (Mat.11:3, Luk.7:19). Ini mengasumsikan Yesus, “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku
bahwa Yohanes tak berpikir tentang kemungkinan Yesus adalah berkenan. “Lain dengan penuturan Matius, suara Allah itu didengar
“yang akan datang” itu, sampai dia di dalam penjara. Jadi kita dapat secara publik, orang-orang lain ikut mendengarnya; “Inilah Anak-
mengatakan dengan aman, bahwa di satu pihak Yohanes perintis Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan” (Mat. 3:17).
jalan bagi Yesus. Di pihak lain Yohanes adalah guru Yesus dan Yesus Implikasinya adalah, inilah saat di mana Yesus sadar bahwa Dia
adalah muridnya. Justru dalam kebersamaan dengan Yohanes itulah diurapi Roh, dipenuhi Roh. Menurut Markus inilah permulaan
dilaporkan bahwa Yesus mengalami Allah. cerita Yesus, pengalaman akan Roh Allah. Penelitian Biblika sosio-

168 169
Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen: Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen:
Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab

historis tidak mempunyai keraguan akan pengalaman Yesus ini. historis? Menurut Borg, dari sumber-sumber yang paling tuapun
Menyusul baptisan-Nya, Roh yang turun atas-Nya membawa (Q dan Markus) hal mana tak dapat dipastikan. Namun semua Injil
Dia ke padang gurun di mana Dia menghabiskan 40 hari di sana. Sinoptik9 mengisahkannya, kemungkinan sosio-historisnya tak
Padang gurun adalah kawasan yang gundul, yang terbagi oleh dapat dipastikan namun menjadi mungkin.
lembah-lembah di antara bukit-bukit batu, dipenuhi gua-gua, Sesudah menyelesaikan puasa 40 hari dan menepis pencobaan
bebatuan dan bermandikan teriknya matahari. Markus menulis Iblis, Yesus mulai beraktivitas. Injil-injil Sinoptik memberitakan
singkat, “…empat puluh hari lamanya, dicobai oleh Iblis. Ia berada aktivitas itu secara bervariasi, namun ada sejumlah kilasan yang
di sana di antara binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat dapat diangkat di mana seluruh aktivitas Yesus berlandaskan
melayani Dia” (Mrk. 1:12-13). Di sana dengan pimpinan Roh, Yesus pengalamannya dengan Roh Allah dan karena itu mengalami Allah.
berpuasa. Setelah beberapa hari hidup hanya dengan air saja, kimia 1. Yesus mengajar dengan kuasa. Ini menyebabkan para
tubuh mulai berubah dan sering berakibat kondisi kesadaran yang pengikut-Nya “Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya,
tak-biasa, termasuk penglihatan. Di padang gurun itu ternyata sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa,
terjadi perjumpaan Yesus dengan Iblis yang mencobai-Nya tiga tidak seperti ahli-ahli Taurat” (Mrk.1:22). Istilah ”kuasa”
kali dan makin memuncak. Namun demikian tampaknya Roh dalam ungkapan Yahudi adalah gevurah,10 kuasa Allah.
terus berada bersama-Nya. Yesus berhasil mematahkan pencobaan Yesus bicara dari mulut gevurah, yakni dari mulut Roh.
Iblis yang menurut Matius dan Lukas, memakai pengandaian, Dalam dialog imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat yang
“Jika Engkau Anak Allah, …” Bukannya Yesus menampik Dia mempertanyakan darimana kuasa Yesus (Mrk.11:29-30),
adalah Anak Allah, tetapi menepis cobaan mendapatkan status itu Yesus membalas dengan bertanya sekaligus menyiratkan
karena mengikuti kehendak Iblis. Yesus malahan menurut Matius kuasa-Nya sama dengan kuasa Yohanes Pembaptis, yakni
dan Lukas menampik cobaan Iblis dengan kesetiaan-Nya kepada dari Allah. Dalam pengajaran-Nya Yesus sering memakai
Firman Allah, “Ada tertulis …” Yesus terus mengingat pengalaman- ungkapan “Aku berkata kepadamu…” menunjukkan kuasa
Nya yang mendengar suara Allah, “Engkaulah Anak-Ku yang yang ada pada-Nya. Yesus juga sering mengombinasikan
Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” Apakah kisah pencobaan ungkapan ini sebagai ungkapan lateral atau out of the box.
di padang gurun ini memiliki dasar sosio-historis? Bahwa Yesus “Kamu telah mendengar bahwa …, tetapi Aku berkata
pergi ke padang gurun selama 40 hari? Ya. Apakah interaksi
9
Injil-injil Sinoptik adalah Inji-injil yang memuat banyak cerita sejajar tentang Yesus, yakni
perjumpaan dengan Iblis yang mencobai juga berdasar sosio- Markus, Matius dan Lukas.
10
Ephraim E Urbach, The Sages, (Jerusalem: The Hebrew University Magnes Press; Re-
printed 1975), pp.85-86.

170 171
Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen: Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen:
Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab

kepadamu …” demi menegaskan kesadaran Yesus bahwa Ia berdoa kepada Allah” (Luk. 6:12). Sesi doa Yesus yang
Dia mentransenden kuasa tradisi dengan bicara dari mulut panjang bukan berbasis-kata-kata, seperti yang biasanya kita
Allah. lakukan. Doa panjang seperti ini adalah doa kontemplatif
2. Yesus menyembuhkan oleh kuasa Roh Allah. “Tetapi yang digenangi keheningan. Dalam doa kontemplatif
jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka persekutuan dan persatuan dengan Allah didapatkan. Bagian
sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu” tradisi Yahudi mengenal doa kontemplatif ini. Banyak orang
(Mat.12:28/Luk.11:20). dewasa Kristiani tak mengenal doa kontemplatif dan masih
terus terobsesi dengan doa berbasis-kata-kata, malahan
3. Yesus hadir dan orang merasakan kehadiran Roh pada-
dapat dikatakan juga berdoa dengan (maaf) pola kata dan
Nya. Ini sejajar dengan Musa yang turun dari Sinai dengan
kalimat yang klise.
muka berkilauan, pertanda ada kehadiran Yang-Lain
bersamanya. Peristiwa transfigurasi adalah pengalaman 5. Yesus sangat akrab dengan Allah. Dia menyapaAllah
lain yang juga sama, di mana Yesus berkilau-kilauan di dengan sebutan “Abba” kata Aram yang dipakai anak-anak
mata murid-murid terdekat-Nya. Ketiga Injil Sinoptik menyapa bapanya. Kata ini mengandung sifat relasional,
mengungkapkan bagaimana Farisi dan ahli Taurat kekeluargaan, keakraban. Walaupun Paulus menulis dalam
mengatakan, ““Ia kerasukan Beelzebul” dan “Dengan bahasa Yunani, tetapi dua kali ia memakai kata Aram “Abba”
penghulu setan Ia mengusir setan” (Mrk. 3:22/Mat. 12:24/ (Rom. 8:15; Gal. 4:6). Para pakar PB sepakat bahwa Paulus
Luk. 11:15). Ini adalah pengakuan mereka bahwa ada kuasa menggunakannya dalam perspektif sapaan Yesus kepada
Yang-Lain pada Yesus, hanya menyebutnya “penghulu Allah. Penyapaan Allah seperti ini langka dalam tradisi
Setan”. Yahudi. Itu sejalan dengan apa yang dihayati Yesus ketika
mengucapkan “Dan janganlah kamu menyebut siapapun
4. Yesus berdoa kontemplatif. Dalam PB mudah ditemukan
bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang
berita-berita pendek tentang Yesus menarik diri untuk
di sorga” (Mat.23:9). Yesus mau menegaskan bahwa “Abba”
berdoa pribadi. “Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia
hanyalah merujuk kepada Allah.
bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan
berdoa di sana” (Mrk.1:35). “Setelah Ia berpisah dari mereka, 6. Yesus adalah Nabi. Entah dari pandangan orang-orang lain
Ia pergi ke bukit untuk berdoa” (Mrk. 6:46). “Pada waktu itu atau dari diri-Nya sendiri, Yesus adalah seorang nabi. Sebuah
pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman sebutan bagi Yesus yang jarang dibicarakan di kalangan

172 173
Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen: Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen:
Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab

Kristiani sendiri. ...“Kata orang, siapakah Aku ini?” Jawab William James mendefinisikan pengalaman mistis sebagai
mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada “kondisi kesadaran yang tak biasa dan di atas segalanya
juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: ditandai oleh kesatuan (union) dan iluminasi (illumination),
seorang dari para nabi” (Mrk. 8:27-28). Ketika Yesus rekoneksi dan melihat secara baru.12 Pertama-tama apa yang
menerima sikap bermusuhan dari orang-orang Nazaret, Dia dimaksud dengan kesatuan dan rekoneksi paling bagus jika
berucap ““Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di dibandingkan dengan kesadaran biasa. Kesadaran biasa
tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di ditandai oleh keterpisahan, perbedaan diri dari realitas
rumahnya (Mrk. 6:4). Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, selebihnya. Kesadaran ini muncul saat lahirnya kesadaran
Yesus berkata, “Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus diri, perasaan menjadi diri yang terpisah. Dalam kesadaran
meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya biasa sehari-hari ini kita mengalami diri kita sebagai “di sini”
seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem” (Luk.3:33). dan dunia sebagai “di sana.” Ini adalah dunia pembedaan
Sederhananya tugas seorang nabi adalah mengamati dan obyek-subyek. Begitu biasanya sampai diterapkan dalam
mengatakan apa yang salah pada manusia dan dunia ini tata-bahasa: “Aku (subyek) melihat kamu (obyek).” Ini
dari perspektif luhur serta dan memberitakan apa yang adalah dunia batas-batas diri, yakni diri yang terpisah.
benar dan luhur untuk perubahan manusia dan dunia. Yesus Dunia ini bisa menjadi dunia keterasingan mendalam
melakukan hal itu dengan sekuat tenaga-Nya sepanjang atau dunia kepuasan dan kesenangan. Apapun juga
hidup-Nya selaku manusia. kesadaran bisa ini mengandung rasa terpisah. Sebaliknya
7. Yesus adalah Mistikus Yahudi. Sekalipun dalam masyarakat dalam pengalaman mistis, rasa terpisah ini digantikan
dan kamus-kamus serta doktrin Kristiani kata “mistik” dengan rasa koneksi. Dalam pengalaman ini batas-batas
mendapatkan konotasi negatif terkait pedukunan dan diri untuk sementara waktu melunak atau melenyap.
klenik, namun teologi Biblika sosio-historis memandangnya Apa yang disebut “langit-langit ego” yakni rasa hidup di
lebih positif bertolak dari alasan yang jelas. Mistisisme` dalam atau terselubung, menjadi runtuh. Langit-langit itu
merujuk kepada “pengetahuan yang dialami akan Allah.” menjadi bocor dan terembesi atau bahkan lenyap sama
Ungkapan Latin untuk ini “cognitio Dei experimentalis.”11 sekali. Daripada mengalami keterpisahan, lebih baik kita
Seorang mistikus mengetahui Allah dari pengalamannya. mengalami rekoneksi. Rasa kekhususan diri mungkin tetap
11
Bernard McGinn, The Foundation of Mysticism: Origins of Fifth Century (New York: Cross- William James, The Varieties of Religious Experience (New York: McMillan, 1961), p.320,
12
road, 1991) p.289. 328

174 175
Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen: Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen:
Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab

ada di tengah rekoneksi (pengalaman persekutuan), tetapi lainnya misalnya terperangkap oleh kelimpahan materi.
juga mungkin lenyap sama sekali (pengalaman kesatuan). Seorang mistikus juga mengetahui lebih banyak, yakni
Semua inilah yang terjadi pada Yesus selaku mistikus, selain mengetahui kedekatan akses kepada Allah. Kedekatan
sosok lain diri-Nya dalam tradisi. Karakteristik kedua dari ini bukanlah kemudahan seolah-olah akses kepada Allah
pengalaman mistis menurut William James adalah adanya itu mudah; melainkan bahwa Allah dapat diakses dengan
iluminasi, yakni suatu cara pandang baru dalam melihat. pengalaman tanpa perantara, yakni tanpa institusi dan
Gambaran-gambaran dari buta jadi melihat, gelap menjadi tradisi. Mistikus berdiri dalam relasi yang tak tergoyahkan
terang adalah pengalaman mistis yang teranyam dalam dengan Allah. Mistikus tak harus menjadi anti-institusi
teks-teks kitab suci. Misalnya teriakan Ayub, “Hanya dari atau tradisi, tetapi ia tahu bahwa institusi dan tradisi tak
kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi memiliki monopoli atas akses kepada Allah. Seperti Yesus
sekarang mataku sendiri memandang Engkau” (Ay. 42:5) tidak meniadakan Taurat, tetapi menggenapinya. Yesus
atau ungkapan lagu “Amazing Grace” yang sangat dicintai tidak sekedar meniadakan apa yang tertulis, melainkan
oleh umat Kristiani di seluruh dunia, “Once I was blind, but mengemukakan esensi terdalamnya. Atas alasan-alasan
now I see” (berdasar pada Yoh. 9:25). Kita juga mengingat inilah mistikus sering dicurigai dan dieksekusi oleh para
ungkapan lagu NKB 183 “Dulu ‘ku mencari hanya kurnia, pemimpin institusi dan tradisi religius di mana mereka
kini ‘ku beroleh yang memb’rikannya.” Atau “Dulu ‘ku meraih hidup. Bukankah begitu juga yang terjadi atas Yesus Sang
tangan Tuhanku, kini bahkan Dia yang menggandengku.” Mistikus ini?
Pengalaman mistis Paulus dalam peristiwa di jalanan Dalam makna mistik seperti inilah, Yesus disebut
Damaskus menggambarkan hal sejajar, “Dan seketika itu mistikus Yahudi. Laporan dari Injil-injil sangat selaras
juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dengan profil seperti ini. Yesus bukan saja mengalami
dapat melihat lagi” (Kis. 9:18). Jadi mistikus adalah seorang Allah, tetapi hal itu mendasari panggilan-Nya, aktivitas-
yang melihat serta sering mengalami Yang-Suci dan yang Nya dan pengajaran-Nya. Dia bicara dan mengajar oleh
hidupnya berubah secara signifikan karenanya. Tidak semua Roh, Dia menyembuhkan oleh Roh, Dia mengerjakan bela-
orang yang mengalami ini adalah mistikus. Sebagian tidak rasa Allah akan keadilan. Yesus selaku mistikus Yahudi
mengintegrasikan pengalaman ini ke dalam kehidupannya, juga berdiri dalam tradisi Alkitab Yahudi dengan hasrat
entah karena jarang mengalaminya atau karena alasan besar akan keadilan. Allah yang Yesus alami bukan Allah

176 177
Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen: Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen:
Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab

“generik” melainkan Allah Israel, Allah Torah dan Allah selaku mistikus Yahudi sepenuhnya berdiri dalam tradisi
para nabi. Walaupun banyak mistikus hidup menyendiri nabi-nabi Yahudi. Lukas menggambarkan dengan sangat
dengan sedikit koneksi kepada dunia, namun secara baik bagaimana Yesus memulai pekerjaan-Nya. Pernyataan-
intrinsik dia tidak hidup di dunia lain. Otherworldly - Nya menegaskan tradisi nabi-nabi serta sentuhan Allah
tak ada pada mistisisme. Banyak mistikus terlibat secara pada-Nya. “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah
mendalam dengan kehidupan dunia karena pengalaman mengurapi Aku, … “ kalimat selebihnya adalah kata-kata
mistisnya. Yesus memang sering menarik diri untuk berelasi panggilan kenabian-Nya, “… untuk menyampaikan kabar
dan berdoa kepada Allah Bapa-Nya, tetapi Dia terlibat baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus
langsung dalam kehidupan di dunia; bahkan bukan hanya Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-
dunia manusia miskin-kaya, terdidik dan tak-terdidik, orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta,
pejabat-rakyat jelata; melainkan juga dunia “burung pipit untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk
dan bunga bakung,” dunia “kebun anggur dan domba,” memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” (Luk.
dunia “batu-batu yang dibuang dan bantal batu yang hilang 4:18-19). Kalimat ini terinspirasi langsung dari Trito Yesaya
daripada-Nya” dan dunia “jalan yang sempit dan pintu (Yes. 61:1-2, 58:6).
yang sesak”. Pengalaman mistis bukan saja mengubah cara
mistikus melihat. Pengalaman itu juga memberdayakan, Penutup
karena dalam mengalami realitas, mistikus memiliki fondasi
Jelajah tuturan tulisan ini jelas tidak singkat. Namun menurut
yang lebih besar dari dirinya atau dunia. Pemberdayaan
hemat penulis paparan ini diperlukan untuk memperlengkapi
melahirkan keberanian dan sering menjadi protes belarasa
bagaimana orang percaya boleh meraih “gambar dan rupa” Allah
terhadap cara dunia sebagaimana adanya dan mendorong
yang makin lama makin matang, bukan lagi hanya endapan sekolah
visi lain akan dunia yang seharusnya. Yesus memang terlibat
minggu. Juga perlu bagi para pendidik membantu peserta didiknya
mendalam dengan dunia ini, tetapi visinya adalah Kerajaan
menjalani ziarah mengalami Allah dan menciptakan “gambar dan
Allah. Bagi mistikus, dunia ini memiliki nilai positif. Dunia
rupa” Allah yang makin matang.
adalah ciptaan Allah yang baik dan lari dari dunia ini
Sebagaimana ungkapan pendidikan Kristiani “anak-anak
bukanlah pilihan. Dunia dipenuhi oleh kemuliaan Allah. Di
bukan orang dewasa kecil,” begitu juga “orang dewasa bukan anak-
situlah manusia hidup, namun dunia perlu diubahkan. Yesus
anak yang berbadan besar.” Orang dewasa, baik individu maupun

178 179
Pesan Gereja Bagi Pendidikan di Sekolah Kristen:
Penghayatan dan Penalaran Akan Allah Alkitab

komunitas, ditantang untuk meninggalkan apa yang disebut second


hand religion, second hand faith, dan second hand spirituality dan
beranjak kepada first hand religion, first hand faith, dan first hand
spirituality. Yang second hand adalah semua corak agama, iman dan
spiritualitas yang dibangun atas sumber-sumber penting namun Menyekolahkan Anak
takbisa-tidak tiba pada diri kita hanya sebagai second hand,yakni
agama, iman dan spiritualitas yang berasal dari orangtua, guru
di Sekolah Negeri
Sekolah Minggu, pendeta, evangelis, ayat-ayat hafalan dan kutipan, Sebuah kesaksian dan pengalaman
khotbah dan renungan, kesaksian-kesaksian hebat orang lain. Pdt. Royandi Tanudjaya, M.ST.
Sebaliknya paparan bagaimana Yesus sendiri mengalami Allah,
bertindak dan beraktivitas dengan segala kemampuan-Nya bertolak
dari pengalaman dengan Allah itu, bahkan memberikan darah dan Apa sih yang biasanya diinginkan dan dibayangkan oleh orangtua
nyawa-Nya karena pengalaman-Nya akan Allah itu; itulah first hand Kristen atas pendidikan anak atau anak-anaknya? Lazimnya yang
religion, first hand faith, dan first hand spirituality. diinginkan atau dibayangkan oleh orangtua Kristen adalah agar
anak atau anak-anaknya bisa bersekolah di sekolah Kristen sejak
usia kanak-kanak, atau jenjang Taman Kanak-kanak sampai usia
remaja atau jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA).
Setelah itu biasanya orangtua Kristen cenderung akan memberi
kebebasan kepada anak atau anak-anaknya untuk meneruskan
ke perguruan tinggi mana saja. Perguruan tinggi Kristen atau
non Kristen tidak terlalu dipentingkan lagi. Sebab, yang lebih
dipentingkan adalah perguruan tingginya bermutu, entah itu negeri
atau swasta. Dan selebihnya adalah sesuai dengan minat atau bakat
anak atau anak-anaknya sendiri.
Alasannya? Biasanya terdengar klise, tapi bukannya tanpa
kebenaran sama sekali! Yaitu, supaya iman anak atau anak-anak
dari orangtua Kristen, apalagi yang sudah menerima baptis kudus

180 181
Menyekolahkan Anak di Sekolah Negeri Menyekolahkan Anak di Sekolah Negeri

semasa anak, dapat tetap terpelihara dan bertumbuh seiring dengan Internet adalah gara-garanya
pertumbuhan kepintaran akal budinya di sekolah. Sehingga paling Siapakah yang menyangka, bahwa internet dapat menjadi salah
tidak, sampai pada jenjang SMA biarlah anak atau anak-anak dapat satu faktor pembeda antar generasi orangtua dengan generasi anak-
mempertanggung-jawabkan sendiri imannya dalam pengakuan anaknya? Tapi itulah yang terjadi. Saya yang – menurut teori generasi
percaya, atau sidinya secara pribadi. termasuk generasi “Ledakan Kelahiran Bayi” atau “Baby Boomers”
Setelah pengakuan percaya atau sidi anak atau anak-anaknya, (lahir tahun 1946 – 1964) – mulai mengenal komputer dan internet
barulah orangtua Kristen (boleh jadi terkesan egois) merasa plong pada tahun 1980-an, tidak sedemikian menguasai komputer dan
hatinya. Sebab, maklumlah, saat mengantar anak atau anak-anaknya mengenal internet seperti anak-anak kami yang termasuk generasi
menerima baptis anak, orangtua diikat oleh janji mereka kepada Y (lahir tahun 1981-1994).
Tuhan. Janji itu mengikat mereka dengan tanggung jawab untuk Kedua anak perempuan kami sejak bersekolah di jenjang SMP
mendidik anak atau anak-anaknya dalam iman sampai mereka telah mengenal dan harus menggunakan komputer dan/atau
dapat mengaku percayanya sendiri. Apabila gagal memenuhi memanfaatkan internet untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Namun,
tanggung jawab ini, bukan main rasa bersalah orangtua kepada segera terlihat, anak bungsu kami tampaknya lebih menyukai dan
anak atau anak-anaknya dan kepada Tuhan! menguasai komputer dan internet daripada anak sulung kami. Dan,
Saya dan istri pun sama dan tidak berbeda dengan kebanyakan karena internet juga, jalan hidup anak bungsu kami jadi berbeda
orangtua Kristen pada umumnya. Malah, sebagai seorang Pendeta, dengan jalan hidup yang ditempuh oleh kakaknya.
saya punya rasa tanggung jawab yang lebih besar untuk memajukan Selulus dari SMP Kristen, anak sulung kami meneruskan
Sekolah Kristen. Caranya, bukan hanya dengan mendorong sekolahnya di SMA Kristen juga. Tidak demikian dengan adiknya.
agar sebanyak mungkin orang, teristimewa yang Kristen, untuk Selulus dari SMP Kristen, anak bungsu kami sebenarnya sudah
menyekolahkan anak atau anak-anak mereka di sekolah Kristen, diterima tanpa tes di SMA Kristen, tapi ia tidak melanjutkan
tetapi lebih dari itu dengan memberi teladan. sekolahnya di sana. Ia sendiri memilih untuk melanjutkan
Maka sejak kanak-kanak, kami pun menyekolahkan kedua anak sekolahnya di SMA Negeri 8 Jakarta, jalan Taman Bukit Duri Tebet,
perempuan yang Tuhan percayakan kepada kami di sekolah Kristen. Jakarta Selatan.
Semuanya tampak berjalan lancar seperti yang kami inginkan Bagaimana hal itu dapat terjadi? Hal tersebut berawal mula dari
dan bayangkan sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP). Saat internet juga. Saat browsing di internet, ia menemukan SMA Negeri
anak kami memasuki SMA, sesuatu yang tak pernah saya dan istri 8 dan terkejut menjumpai data yang memperlihatkan bahwa sekitar
inginkan atau bayangkan justru terjadi atas salah seorang anak 80 persen siswa lulusannya diterima di perguruan-perguruan tinggi
perempuan kami.

182 183
Menyekolahkan Anak di Sekolah Negeri Menyekolahkan Anak di Sekolah Negeri

negeri ternama, seperti UI, ITB, IPB, Unpad dan UGM. Padahal pengaruh negatif terhadap perkembangan imannya? Apakah pihak
pada masa itu (sampai kini?) persentase lulusan SMA Kristen sekolah akan memfasilitasi dirinya untuk mendapatkan pelajaran
yang diterima di perguruan-perguruan tinggi negeri relatif kecil agama Kristen, atau malah memaksa dirinya untuk mengikuti
jumlahnya. Rupanya ia tertarik untuk membuka peluang yang lebih pelajaran agama bukan Kristen? Apakah pihak sekolah juga masih
besar bagi dirinya untuk bisa melanjutkan sekolahnya di salah satu memperbolehkan dirinya mengenakan seragam sekolah yang
perguruan tinggi negeri ternama. umum sifatnya, atau mengharuskan dirinya mengenakan seragam
Tanpa sepengetahuan kami, orangtuanya, anak bungsu kami sekolah yang mengikuti kaidah agama tertentu?
lalu mencoba sendiri peruntungannya dengan mendaftarkan Kami mencurahkan segala kekuatiran kami itu kepada anak
dirinya ke SMA Negeri 8. Apalagi syarat pendaftarannya ternyata bungsu kami. Tapi ia menjelaskan kepada kami alasannya. Pertama,
relatif mudah, yaitu hanya mencantumkan namanya dan nilai hasil memilih SMA Negeri 8 itu terkait dengan masa depannya. Ia ingin
Ujian Akhir Negeri (UAN) –nya di SMP sebelumnya. Tidak perlu lebih berpeluang dapat melanjutkan sekolahnya nanti di salah satu
mencantumkan agamanya atau sukunya. Hanya berdasarkan nilai perguruan tinggi negeri ternama. Bahkan, bila beruntung, selama
UAN itu maka akan dipilih dan diterima sekitar 300 orang yang bersekolah ia masih bisa juga berpeluang untuk ikut pertukaran
nilainya lebih tinggi di atas nilai rata-rata UAN para siswa yang siswa ke luar negeri. Kedua, SMA Negeri 8 yang dipilihnya pun
mendaftarkan diri. Dan, ternyata ia diterima! termasuk sekolah unggulan, jika bukan sekolah yang terbaik di
antara Sekolah Negeri sejenis di Jakarta. Ketiga, sebagai seorang
anak Pendeta, ia tidak ingin membebani orangtua dan gereja
Antara kekuatiran dan konsistensi
dengan biaya studi yang tinggi, terlebih pada saat memasuki dan
Ketika anak bungsu kami memberitahu, bahwa dirinya diterima
menjalani studi di perguruan tinggi. Keempat, ia meyakinkan kami,
di SMA Negeri 8, dan ingin melanjutkan sekolahnya di sana, kami
bahwa hal-hal yang negatif terkait dengan iman dan agama tidak
terkejut. Langsung terlintas bayangan kekuatiran tentang apa kata
akan terjadi atas dirinya. Singkat kata, tekadnya sudah bulat untuk
orang di gereja, bila mereka mendengar dan mengetahui bahwa
melanjutkan sekolahnya di sekolah negeri, dan bukan di sekolah
seorang anak Pendeta bersekolah di SMA Negeri dan bukan di SMA
Kristen.
Kristen. Apakah sebagai keluarga Pendeta, kami tidak menjadi batu
Sebagai orangtua, saya dan istri dalam berbagai kesempatan
sandungan, karena kami menjadi contoh yang kurang baik?
sering menanamkan nilai-nilai kehidupan yang bersifat Kristiani
Di samping itu, sebagai orangtua, kami juga mempunyai
atau mulia-manusiawi. Di antaranya, kami suka mengajarkan atau
kekuatiran yang lain. Apabila ia bersekolah di SMA Negeri, apakah
mengingatkan anak-anak kami, bahwa mereka harus menjadi
teman-temannya yang mayoritas bukan Kristen nanti akan memberi
orang yang pintar, bahkan boleh menjadi apa saja yang baik, tetapi

184 185
Menyekolahkan Anak di Sekolah Negeri Menyekolahkan Anak di Sekolah Negeri

selebihnya mereka harus menjadi seorang Kristen yang baik. Bahwa tahunan sekolah relatif jauh lebih murah bila dibandingkan
salah satu ukuran keberhasilan dari proses belajar mereka adalah dengan di sekolah swasta. Jumlah rupiahnya pun tidak berubah
apabila mereka tidak selalu menurut kepada orangtuanya, tetapi selama tahun-tahun bersekolah di sana. Para orangtua yang
dapat mengemukakan alasannya yang paling bertanggung-jawab. menyekolahkan anaknya di sana jadi tidak harus dipusingkan lagi
Bahwa semakin tambah usia, terlebih mulai usia remaja-pemuda, dengan biaya sekolah yang biasanya terus naik setiap semester dan/
mereka akan semakin kami perlakukan sebagai teman lebih dari atau setiap tahun, seperti biasanya terjadi di sekolah-sekolah swasta,
sebagai anak. termasuk di sekolah-sekolah Kristen.
Justru karena semuanya itu, membuat kami tidak bisa menolak Ketiga, pergaulan di antara sesama siswa sangat baik dan sangat
dan hanya bisa menerima, menghargai serta menghormati multi-kultur. Barangkali juga karena SMA Negeri 8 itu adalah salah
keputusannya, dengan segala akibatnya yang bisa terjadi atas kami satu sekolah negeri unggulan, sehingga para siswa yang bersekolah
sebagai keluarga Pendeta. di sana pun tidak sedikit, pada umumnya berasal dari golongan
kelas menengah ke atas, dan berbagai latar belakang budaya yang
berbeda. Ada yang berasal dari keluarga dokter, pengusaha, dosen,
Kenyataan yang dialami
pejabat tinggi pemerintahan, dan lain sebagainya. Status sosial
Selama studinya di SMA Negeri 8 ternyata inilah pelajaran-
dan budaya keluarga mereka tampaknya ikut mempengaruhi pola
pelajaran berharga yang kami dapatkan sebagai orangtua.
pikiran mereka yang tidak sempit, dan mempengaruhi pola perilaku
Pertama, secara umum tidak ada diskriminasi terhadap anak
mereka. Anak saya sangat akrab dengan teman-teman sekelasnya,
kami dalam bentuk dan cara apa pun. Satu-satu bentuk diskriminasi,
sehingga bukan hanya selama studi, bahkan selepas studi di sana
jika boleh disebut demikian, hanya pada masa orientasi studi. Pada
pun hingga kini, pada waktu-waktu tertentu, mereka suka membuat
masa awal sekolah, ada pembinaan “Kecerdasan Spiritual” kepada
acara kumpul bersama. Mereka memiliki jejaring persahabatan
semua siswa baru selama beberapa hari. Isi pembinaan itu ternyata
yang terus berkelanjutan dan yang sungguh indah.
sangat kuat bernuansa agama tertentu. Akibatnya, sejumlah siswa
Keempat, iman Kristianinya terus bertumbuh dan berkembang.
yang beragama lain, termasuk anak saya, menyatakan keberatan
Selama studinya, pihak sekolah memfasilitasi adanya pelajaran
atasnya. Keberatan mereka diterima oleh pihak sekolah. Mereka
agama Kristen, dan kegiatan persekutuan sesama siswa Kristen.
hanya mengikuti sebagian pembinaan itu pada hari pertama.
Sementara itu, anak kami pun tetap aktif dalam berbagai kegiatan
Pada hari-hari berikutnya, mereka diperkenan untuk tidak harus
remaja di gereja. Ia masih sempat mengikuti pelajaran katekisasi,
mengikuti lagi pembinaan tersebut oleh pihak sekolah.
dan mengaku percaya dalam sidi di gereja. Pendek kata, selama
Kedua, uang sumbangan awal sekolah dan uang bulanan atau
studi di sekolah negeri, ia nyaris tidak penah mengalami pengaruhi

186 187
Menyekolahkan Anak di Sekolah Negeri Menyekolahkan Anak di Sekolah Negeri

negatif apa pun dan dari siapa pun di sekolah terhadap dirinya yang perkembangan iman anak atau anak-anaknya yang bersekolah di
disebabkan karena perbedaan iman atau agama. Pengalaman ini sekolah negeri dapat dikurangi sedemikian rupa, lewat pengajaran
sangat mencengangkan kami sebagai orangtuanya. dan teladan hidup orangtua terhadap mereka melalui pelbagai
Kelima, melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi negeri aktivitas mereka di rumah (termasuk di dalamnya ibadah rutin
ternama di Indonesia memang menjadi lebih mudah. Seluruh keluarga), dan di gereja (termasuk di dalamnya keikut-sertaan
murid sekelas anak kami yang kebetulan adalah kelas akselerasi dalam pelayanan).
dan jumlahnya belasan orang diterima di perguruan tinggi negeri Dalam hal orangtua Kristen, karena berbagai faktor – termasuk
ternama, dan tidak sedikit yang diterima di beberapa perguruan faktor ekonomi – tidak selalu dapat atau mampu menyekolahkan
tinggi negeri ternama sekaligus. Anak kami sendiri diterima di anak atau anak-anaknya di sekolah swasta Kristen yang sungguh-
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dan Universitas Indonesia, sungguh diinginkannya, mereka tidak perlu sedemikian kecewa,
Jakarta. Niatnya untuk ikut juga ujian masuk Institut Teknologi apa lagi berputus asa.
Bandung tidak kesampaian, karena waktu ujiannya bersamaan Mungkin Tuhan berkehendak lain. Sebagai salah satu (dan bukan
dengan waktu pendaftaran ulang di Universitas Indonesia. Supaya satu-satunya) jalan keluar, mungkin Tuhan menghendaki anak atau
lebih aman, ia memilih mendaftarkan ulang di Universitas Indonesia anak-anak mereka untuk bersekolah di sekolah negeri yang sudah
yang sudah pasti menerima dirinya sebagai calon mahasiswa dikenal baik, kalau bukan yang berkategori unggulan. Semoga
daripada memilih mengikuti lagi ujian masuk Institut Teknologi dengan jalan itu, anak atau anak-anak mereka tetap menemukan
Bandung yang belum pasti akan menerima dirinya. masa depan yang penuh pengharapan!

Akhir kata
Sejauh muncul dari kesadaran dan keinginannya sendiri,
membiarkan anak atau anak-anak kita bersekolah di sekolah negeri
tidak selalu buruk, atau seburuk yang kita, orangtua, bisa atau biasa
bayangkan dan kuatirkan.
Paling tidak, dari pengalaman anak kami di SMA Negeri 8,
keuntungan-keuntungannya jauh lebih banyak daripada kerugian-
kerugiannya yang nyaris atau bahkan tidak ada.
Segala kekuatiran orangtua terhadap pertumbuhan dan

188 189
Bagaimana Orangtua Memperlengkapi
Anak-Anaknya Bersekolah di Sekolah
Negeri (Non Kristen)?
Sri Mulyaningsih, S.Pd., M.M.

Setiap keluarga terbentuk karena anugerah Tuhan sehingga


setiap hal yang dijalani harus selalu mengandalkan pimpinan
Tuhan. Dan anak-anak merupakan bagian dari keluarga yang sangat
penting. Melalui anak-anak, Tuhan memberikan kepercayaan
kepada orangtua yang melahirkannya untuk mendidik, mengajar
dan mengantar anak-anak mereka kepada masa depan yang baik
serta memiliki iman yang teguh.
Sebagai orangtua, baik ayah maupun ibu mempunyai tanggung
jawab yang sama dalam mendidik anak-anaknya, mulai dari bayi,
anak-anak, remaja, pemuda bahkan sampai dewasa. Orangtua
mempunyai peran dan ‘tugas’ yang berbeda-beda dalam tiap-tiap
tahap tersebut.
Pendidikan di rumah oleh orangtua merupakan dasar yang
penting bagi anak agar anak siap dan dapat menghadapi dunia di
sekelilingnya. Mendidik anak bukanlah suatu hal yang mudah dan
hal ini menjadi suatu tantangan tersendiri bagi orangtua. Pada
zaman dahulu, para orangtua dalam mendidik anak-anaknya lebih

190 191
Bagaimana Orangtua Memperlengkapi Anak-Anaknya Bagaimana Orangtua Memperlengkapi Anak-Anaknya
Bersekolah di Sekolah Negeri (Non Kristen)? Bersekolah di Sekolah Negeri (Non Kristen)?

mengandalkan insting dan pengalaman yang diperoleh dari nasihat tersebut menjadi salah satu bagian yang cukup penting dalam
atau ajaran dari orangtua mereka, lingkungan dan masyarakat. memilih sekolah bagi anak-anaknya? Hal tersebut pada umumnya
Namun kini orangtua bisa mendapatkan berbagai sarana dan lebih banyak dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa jika anak-
sumber untuk membantu mereka dalam mendidik anak-anaknya. anak bersekolah pada sekolah Kristen maka mereka berada pada
Saat ini banyak sekali dijumpai buku-buku, media audio visual lingkungan yang tepat dengan teman-teman yang seiman dan
maupun seminar yang bertopik tentang pengetahuan dan cara- pengajaran yang sesuai dengan iman Kristen. Tidak sedikit pula,
cara mendidik anak. Di dalamnya juga diberikan kiat-kiat tentang pilihan tersebut sebenarnya dilatarbelakangi oleh kekhawatiran
bagaimana memilih lembaga pendidikan bagi anak-anak mulai dari orangtua yang berasal dari perasaan tidak aman.
pendidikan prasekolah sampai perguruan tinggi. Seorang teman bercerita tentang anaknya yang bersekolah
di salah satu SD Katolik di Jakarta yang jaraknya tidak jauh dari
Pilih Sekolah Kristen atau Sekolah Negeri? rumahnya. Setelah lulus anaknya memilih untuk meneruskan
pendidikannya di sebuah SMP Negeri dengan alasan bahwa anak
Memilih sekolah untuk anak merupakan suatu problematika
ini ingin berbaur dengan anak-anak yang berbeda kepercayaan
tersendiri bagi para orangtua. Umumnya para orangtua
dan merasakan berbagai fasilitas di sekolah negeri yang menjadi
akan berkonsultasi terlebih dahulu sebelum memilih sekolah
pilihannya tersebut. Memang sekolah negeri tersebut memiliki
bagi anak-anaknya. Mereka menginginkan agar anak-anak
berbagai prestasi yang dapat dinilai baik. Dengan pertimbangan
mereka mendapatkan pendidikan yang terbaik, tapi juga harus
jarak rumah dan sekolah yang dekat, prestasi sekolah yang baik
memperhatikan hal-hal lain yang kadang-kadang muncul sebagai
dalam berbagai event baik secara individu maupun sekolah serta
bahan pertimbangan bagi orangtua dalam memilih sekolah, antara
kemampuan sang anak yang memenuhi syarat untuk bersekolah
lain kondisi keuangan keluarga, lingkungan, dan lokasi. Lokasi
di SMP Negeri tersebut, maka sang orangtua memutuskan untuk
sekolah yang dekat dengan rumah menjadi salah satu pertimbangan
memenuhi keinginan putranya bersekolah di SMP Negeri.
karena jarak tempuh dari rumah ke sekolah yang jauh merupakan
kendala yang cukup serius pada saat ini (di Jakarta) karena “Saya tidak masalah jika anak saya bersekolah di sekolah negeri
kemacetan sudah mulai dijumpai sejak pagi dan terus berlanjut ataupun non Kristen.” Begitulah kalimat yang diucapkan oleh
sampai sore bahkan kadang malam hari. Pada umumnya pula seorang ibu yang menyekolahkan kedua putrinya di SMA negeri.
orangtua Kristen akan cenderung memilih sekolah atau lembaga Sejak kecil, kedua anaknya telah terbiasa dengan semua aktivitas di
pendidikan yang berbasiskan pendidikan Kristen. gereja, mulai dari Sekolah Minggu lalu beranjak remaja dan pemuda,
setiap hari besar gerejawi selalu diikutinya. Doa dan membaca
Apakah yang melatarbelakangi para orangtua sehingga hal
Firman Tuhan bersama-sama keluarga rutin dilakukan sehingga

192 193
Bagaimana Orangtua Memperlengkapi Anak-Anaknya Bagaimana Orangtua Memperlengkapi Anak-Anaknya
Bersekolah di Sekolah Negeri (Non Kristen)? Bersekolah di Sekolah Negeri (Non Kristen)?

iman Kristiani telah tertanam dengan kuat dalam diri kedua dalam bidang keagamaan tentu saja.
putrinya. Kedua putrinya bisa mengikuti semua kegiatan di sekolah
Lalu bagaimana dengan peluang untuk masuk Perguruan Tinggi
dengan baik, aktif dalam berbagai kegiatan OSIS bahkan menjadi
Negeri? Jalur masuk Perguruan Tinggi Negeri bisa dipersiapkan
pengurus OSIS. Kedua putrinya dapat berbaur dengan teman-
sejak semester 1 sampai semester 5 dengan melalui jalur undangan.
temannya tanpa ada sekat atau perbedaan SARA. Sang orangtua
Hal ini merupakan peluang yang sama bagi setiap siswa berprestasi,
melakukan jalinan komunikasi yang baik dengan sesama orang
baik yang bersekolah di sekolah swata maupun sekolah negeri.
tua dan wali kelas serta guru, aktif pula mengikuti perkembangan
Apabila anak-anak sejak awal sudah tekun maka peluang bisa
kegiatan-kegiatan yang dilakukan kedua putrinya. Ternyata kedua
diterima di Perguruan Tinggi Negeri sangat terbuka lebar. Oleh
putrinya bisa berprestasi dengan baik di sekolah dan lulus serta
karena itu anak-anak harus tekun dalam belajar karena syarat utama
mendapatkan Perguruan Tinggi Negeri yang baik pula.
jalur undangan untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri adalah nilai
rapor yang stabil dan bagus dari semester 1 sampai semester 5,
Apa Keuntungan Menyekolahkan Anak di Sekolah bahkan kalau mungkin terus meningkat. Dalam hal ini, sekolah juga
Negeri? terus memantau perkembangan dan menjaga prestasi belajar anak
Ternyata banyak keuntungan yang tidak disadari sebelumnya, melalui guru bidang studi, wali kelas dan guru BK. Pada umumnya
yang bisa didapatkan dengan menyekolahkan anak di sekolah sekolah negeri lebih berpartisipasi untuk mengikuti jalur undangan
negeri. Saat ini sekolah negeri mempunyai kualitas pendidikan yang ini dibandingkan dengan sekolah swasta.
tidak kalah bersaing dengan sekolah swasta, dan yang lebih penting,
sekolah negeri mendapatkan fasilitas penuh dari pemerintah dan Bagaimana Mengatasi Kekhawatiran Akan Pergaulan
bebas uang sekolah serta buku-buku pelajaran yang akan digunakan dan Pendidikan Agama Anak yang Bersekolah di
telah disediakan pemerintah. Hal tersebut berarti orangtua bisa Sekolah Negeri?
mengalihkan dana yang dialokasikan untuk membayar uang
Dalam pergaulan, peran orangtua sangat diperlukan yaitu melalui
sekolah dan buku kepada keperluan lain yang dapat menunjang
komunikasi yang intens dan kedekatan dengan anaknya. Orangtua
pendidikan sang anak seperti les pelajaran tambahan atau kursus
bisa berkomunikasi dengan anaknya saat mereka pulang sekolah
yang menunjang hobi atau bakat anak.
dan bercerita tentang apa saja yang dilakukan dan dialaminya di
Adanya berbagai kegiatan ektrakurikuler yang harus diikuti oleh sekolah. Salah seorang teman saya yang menyekolahkan anaknya
setiap siswa memungkinkan pembauran dari anak-anak dalam di sekolah negeri bercerita bahwa pada setiap kesempatan, ia selalu
pergaulan sehingga pergaulan eksklusif bisa diminimalisir kecuali memperbincangkan tentang Firman dan kasih Tuhan kepada

194 195
Bagaimana Orangtua Memperlengkapi Anak-Anaknya Bagaimana Orangtua Memperlengkapi Anak-Anaknya
Bersekolah di Sekolah Negeri (Non Kristen)? Bersekolah di Sekolah Negeri (Non Kristen)?

anaknya. “Saya dan bapaknya tidak pernah bosan menceritakan Pengalaman lain adalah bahwa anak-anak yang berprestasi
tentang Tuhan Yesus dan Firman-Nya,” begitu katanya. Setiap adalah mereka yang mendapatkan perhatian dan bimbingan
bangun tidur, mereka selalu berdoa bersama dan mengucap serta bekal yang baik dari orangtuanya di rumah. Iman yang kuat
syukur demikian juga di malam hari selalu bersama-sama berdoa, ditanamkan orangtuanya kepada mereka. Mereka aktif dalam
membaca dan merenungkan Firman Tuhan. Dengan berbekal hal kegiatan kerohanian Kristen di sekolah dan menjadi berkat dalam
tersebut teman saya dan suaminya merasa nyaman dan aman saat bidang musik, melalui paduan suara ataupun kegiatan ekstra
mengantarkan anaknya pergi ke sekolah. Sangatlah penting bagi kurikuler lainnya. Perilaku merekapun telah menjadi kesaksian bagi
orangtua untuk menanamkan pendidikan agama bagi anak-anaknya teman dan guru di sekolah. Seringkali mereka yang mempunyai
sejak kecil melalui doa, pujian, dan membaca Alkitab. Saat anak prestasi luar biasa adalah mereka yang justru secara ekonomi
sudah memasuki masa batita dan balita, para orangtua harus sudah ada di bawah yang untuk bersekolah mendapatkan bantuan dana
mulai mengenalkan Tuhan kepada anak-anaknya dengan membawa dari pihak lain. Akan tetapi tidak menutup mata bahwa ada pula
mereka untuk beribadah di gereja melalui Sekolah Minggu. anak-anak yang justru menjadi batu sandungan dan berpredikat
trouble maker. Hal ini dilatarbelakangi dari rumah antara lain
Firman Tuhan yang didapatkan anak dari orangtuanya dan yang
karena kurangnya perhatian dari orangtua dan kebanyakan karena
diterimanya dari guru Sekolah Minggu di gereja akan membekali
masalah yang terjadi di antara orang tua sendiri.
anak untuk menghadapi berbagai permasalahan yang mungkin
muncul saat ia bersekolah. Begitu juga dengan adanya komunikasi Semua siswa di sekolah negeri mendapatkan hak yang sama

dan kedekatan antara orangtua dan anak akan membuat anak lebih dalam proses belajar mengajar. Dalam hal pendidikan agama,

siap, lebih kuat dan tidak mudah putus asa saat berhadapan dengan sekolah negeri memberikan fasilitas dan perhatian yang cukup baik
terhadap anak-anak yang beragama non muslim yaitu jumlah jam
masalah ataupun komunitas yang mempunyai keragaman dan
pelajaran agama yang diterima oleh anak-anak non muslim sama
kompleksitas yang tinggi.
dengan jumlah jam pelajaran agama Islam yang diterima anak-
Hal lain yang dilakukan teman saya untuk mengatasi
anak yang beragama muslim. Sejak kurikulum 2006, jam pelajaran
kekhawatirannya mengenai pergaulan anaknya di sekolah negeri
agama Kristen tidak lagi diluar jam pelajaran seperti sebelumnya
adalah dengan melakukan komunikasi dengan sesama orangtua
misalnya di hari Jumat setelah pelajaran selesai, sehingga dalam hal
murid yang beragama Kristen dan guru agama serta wali kelas.
ini tidak ada lagi perbedaan jam pulang bagi anak-anak. Karena
Dalam interaksi ini terjadi tukar informasi kegiatan sekolah yang
jumlah siswa yang beragama muslim lebih banyak maka anak-
diikuti anaknya, bagaimana sikap dan perilaku anak di sekolah maupun
anak muslim menerima pelajaran agama langsung di kelas masing-
bila ada masalah maka bisa dicari pemecahannya bersama-sama.
masing, sedangkan anak-anak yang beragama Kristen/Katolik

196 197
Bagaimana Orangtua Memperlengkapi Anak-Anaknya
Bersekolah di Sekolah Negeri (Non Kristen)?

biasanya menerima pelajaran agama di ruang/kelas khusus untuk


yang beragama Kristen.
Sekolah juga memberikan perhatian dan fasilitas ketika anak-
anak dan guru serta karyawannya yang non muslim memperingati
hari besarnya atau mengadakan perayaan-perayaan seperti Natal
atau Paskah. Di samping itu adapula pembinaan iman melalui
retreat yang diadakan setahun sekali dengan pendampingan dari
guru agama Kristen maupun guru-guru yang beragama Kristen.

Bagaimana Selanjutnya?
Bagaimana selanjutnya pilihan para orangtua? Menyekolahkan Pendidikan Kristiani Anak
DI MASYARAKAT
anak di sekolah Kristen atau sekolah negeri pada intinya adalah
sama, yaitu adalah anak perlu diperlengkapi secara rohani dan
mental dalam menghadapi dunianya agar mereka tetap memelihara
imannya dan menjadi terang serta berkat dimanapun mereka
ditempatkan – di sekolah swasta ataupun sekolah negeri. Dan itu
menjadi tugas dan panggilan para orangtua.

198 199
Menanamkan Nilai-nilai
Pluralisme Dalam Diri Anak
Pdt. Melani Ajub, M.Pd.

Akhir-akhir ini semakin marak kita saksikan berbagai peristiwa


teror dan kekerasan yang didorong oleh keyakinan atau agama
yang menganggap orang yang berbeda iman/aliran dapat dijadikan
sasaran kekerasan/kekejaman mereka. Begitu banyak tragedi
kemanusiaan terjadi, oleh karena aksi teror dan kekerasan, sehingga
terjadi gelombang migran yang mencari suaka dan kehidupan yang
lebih layak di negara-negara Eropa. Semua peristiwa tragedi itu
menunjukkan betapa pentingnya kita menghayati kemanusiaan
dengan benar sehingga mampu bersikap bijak terhadap segala
perbedaan yang ada.
Tentunya bagi kita bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai
suku dan latar belakang bukanlah hal yang baru bila membicarakan
soal pluralisme. Namun saat ini upaya menanamkan nilai pluralisme
sudah menjadi perhatian dunia yang serius mengingat kejadian-
kejadian mengerikan yang ada di depan mata dan terjadi di
berbagai belahan dunia yang sebelumnya selalu aman dan tenteram.
Untuk itu upaya menanamkan nilai pluralisme bukan hanya urusan

200 201
Menanamkan Nilai-nilai Pluralisme Dalam Diri Anak Menanamkan Nilai-nilai Pluralisme Dalam Diri Anak

pemerintah atau sekolah semata, namun juga harus menjadi bagian yang sehat jiwanya (well-adjusted toddlers) ternyata setelah dewasa
dari pola asuh dan didikan orangtua di rumah. Sebab rumah adalah menjadi orang-orang yang berhasil. Itu berarti pengasuhan anak-
tempat yang paling efektif untuk menanamkan nilai-nilai, apalagi anak pada usia dini dan penanaman nilai menjadi sangat penting
pada anak-anak usia dini mengingat lima tahun pertama dalam dan saling berkaitan erat.
hidup anak adalah tahun-tahun keemasan oleh karena apa yang
ditaburkan, pasti akan tumbuh. Oleh karena itu orangtua sangat
Menanamkan Nilai-nilai Pluralisme
berperan dalam menanamkan dan menumbuhkan nilai-nilai dalam
Respon terhadap keberagaman dan perbedaan bukan
diri anak, jauh lebih penting dibandingkan institusi sekolah, para
hanya mengenai kemajemukan agama saja, namun juga respon
guru, dan lain-lain.
terhadap semua isu, yang dapat dibedakan dalam tiga tipologi,

yaitu eksklusivisme, inklusivisme dan pluralisme. Singkatnya,
Pentingnya Penanaman Nilai-nilai Sejak Usia Dini ekslusivisme adalah suatu sikap satu melawan semua; inklusivisme
Ada pepatah yang mengatakan bahwa mengajarkan anak-anak adalah satu di atas semua, pluralisme adalah satu dengan dan di
kecil ibarat seperti menulis di atas batu, yang akan terus berbekas antara semua.
sampai tua. Karena itu penanaman nilai-nilai sejak usia dini sangat Diana L. Eck dalam bukunya Ecountering God: A Spiritual
penting. Usia dini merupakan masa kritis bagi penanaman nilai- Journey from Bozeman to Banaras, punya cara lain dalam
nilai yang akan berbuahkan karakter kuat di masa depan. menganalisis tiga tipologi tersebut. Pertama, ada respon yang
Thomas Lickona, pakar pendidikan mengatakan, ”A child is the bersifat ekslusif: komunitas dan tradisi kita, pemahaman kita
only known substance from which a responsible adult can be made.” tentang realitas, perjumpaan kita dengan Allah adalah satu-satunya
Itu berarti kegagalan penanaman nilai-nilai pada usia dini akan kebenaran, mengesampingkan yang lain. Kedua, ada respon yang
membentuk pribadi yang bermasalah di masa dewasanya kelak. bersifat inklusif: cara kita melihat segala sesuatu adalah puncak dari
Melalui penelitian yang dilakukan oleh Universitas Otago, New “yang lain” atau setidaknya cukup luas untuk mencakup “yang lain”.
Zealand pada tahun 1972, ditunjukkan bahwa anak-anak yang Respon ketiga bersifat pluralis: kebenaran tidak secara ekslusif atau
ketika usia 3 tahun telah didiagnosa sebagai “uncontrollable toddlers” inklusif dimiliki oleh suatu tradisi atau komunitas tertentu, namun
(anak yang sulit diatur, pemarah dan pembangkang), ternyata ketika terbuka kesempatan untuk dialog dan keterlibatan. Ini tidak berarti
usia 18 tahun menjadi remaja yang bermasalah dan agresif, bahkan menyerahkan komitmen kita, namun orang pluralis bersikap
terlibat dalam tindakan kriminal. Sebaliknya anak usia 3 tahun terbuka.

202 203
Menanamkan Nilai-nilai Pluralisme Dalam Diri Anak Menanamkan Nilai-nilai Pluralisme Dalam Diri Anak

Eck menggambarkan bagaimana orang memilih untuk berkata bisa memperkaya hidup dan kebersamaan kita.
tentang Allah. Sikap ekslusif berkata, “Allah kami”, sikap inklusif Oleh karena itu dalam rangka menanamkan nilai-nilai
berkata “Allah kita”. Sedangkan sikap pluralis berkata, “Allah pluralisme, perlulah dibangun suatu kebiasaan berdialog di tengah
bukanlah untuk kita miliki, karena Allah adalah cara kita berbicara keluarga. Relasi antara orangtua dan anak bukanlah satu arah, hanya
mengenai suatu realitas yang tak dapat dibatasi oleh satu tradisi semata-mata nasihat dan instruksi, namun dua arah. Dialog yang
agama manapun, termasuk tradisi kita sendiri.” harus dikembangkan bukan saja antara orangtua dan anak, namun
Dalam bukunya, Hope menuliskan bahwa menjadi seorang juga dengan orang-orang yang ada di lingkungan keluarga; antara
Asia secara alami menuntut adanya dialog dengan orang-orang anak dan anak, bahkan antara anak dengan orang lain di tengah
dari beragam warna kulit, kepercayaan, ras, bahasa dan sebagainya. keluarga (significant other), seperti pembantu, tukang kebun, supir,
Oleh karena Asia merupakan tempat kelahiran dan kedudukan dari dan lain-lain.
berbagai agama besar di dunia, maka menjadi orang Asia berarti Hope dalam bukunya mengambil metafora percakapan di
berada di antara sesama dari agama-agama lain. Kebutuhan alami meja makan (mealtable sharing) yang memungkinkan tidak saja
untuk berdialog telah menjadi jalan hidup bagi orang Asia. terjadinya dialog, namun bahkan multilog. Bahwa suatu keluarga
Dialog yang dimaksud adalah dialoque of being, yaitu bisa menyediakan ruang dalam percakapan di meja makan untuk
bagaimana menjadi suatu kehadiran positif di antara yang lain berbagi kehidupan dan pengalaman hidup. Chuck Lathrop dalam
demi kebersamaan. Lalu dialoque of ideas, yaitu berbagi dan bukunya In Search of a Round Table, mengatakan bahwa berkeliling
bertukar pikiran agar saling memahami dan memperluas wawasan. di meja makan berarti tidak ada tempat duduk istimewa, tidak ada
Juga dialoque of doing, yaitu melakukan aksi bersama dalam yang pertama dan yang terakhir, tidak ada yang lebih baik dan
menjawab kebutuhan dan keprihatinan yang ada di masyarakat tidak ada yang di pojok. Berkeliling di meja makan berarti bersama
tanpa membeda-bedakan. Bahkan dialoque of experiences, yaitu dengan, menjadi bagian dari kebersamaan dan satu.
membagikan kedalaman pengalaman kemanusiaan yang mendalam Tentunya tidak hanya terbatas di meja makan atau ruang makan,
untuk saling memperkaya spiritualitas. namun yang penting terjadi dialog, tukar pikiran, saling berbagi
Bob Mc Cahill, seorang imam dari Amerika yang pernah pengalaman yang mengisi ruang-ruang keluarga kita, baik di ruang
melayani di Filipina dan Bangladesh, dalam bukunya Dialoque of duduk, di ruang tamu, bahkan di ruang tidur. Percakapan orangtua
Life, menuliskan bahwa ketika kita hidup bersama dengan orang dan anak, anak dan saudaranya di ruang tidur sangat privasi dan
lain yang berbeda dan ketika kita mengkomunikasikan harapan dan sangat efektif untuk dipakai menanamkan nilai pluralisme ketika
ketakutan satu sama lain, maka terjadilah dialog kehidupan yang membahas pengalaman hari ini.

204 205
Menanamkan Nilai-nilai Pluralisme Dalam Diri Anak Menanamkan Nilai-nilai Pluralisme Dalam Diri Anak

Kisah Yesus Dalam Alkitab berbagai perbedaan yang ada. Kita dipanggil untuk keluar dari
Yesus seringkali dikisahkan sedang bercakap-cakap dengan zona nyaman dan mengambil resiko berada di tengah keragaman
para murid dan orang banyak di meja makan. Bahkan oleh karena dengan berbagai persoalan yang ada. Bahkan kita dipanggil untuk
kebiasaan itulah Yesus dikritik, “Mengapa Ia makan bersama-sama memberikan inspirasi yang berlandaskan kasih Kristus, sehingga
dengan pemungut cukai dan orang-orang berdosa?” Atau bahkan siap berbeda dari pandangan umum yang sangat diskriminatif.
Yesus disebut, “Ia seorang pelahap dan peminum” (Mrk. 2:16, Luk. Bahkan terutama supaya kita memiliki kearifan hidup dan
7:34). Di mata orang banyak, agak mengherankan bahwa Yesus menemukan dunia yang diisi dengan keindahan.
duduk semeja dengan orang yang tidak bermoral dan berdosa.
Yesus juga menjungkirbalikkan hubungan sosial tradisional di Peran Orangtua Sebagai Teladan
sekitar meja makan dalam percakapannya dengan Zakheus, Simon, Anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang memiliki nilai-
dan perempuan yang mengurapi kepala Yesus. nilai luhur bila ia tumbuh dalam lingkungan yang mempraktekkan
Yesus melakukan semua itu dengan perpektif yang baru untuk nilai-nilai tersebut. Aristotle mengatakan, ”People do not naturally
menunjukkan bahwa orang-orang yang selama ini dikucilkan atau or spontanesously grow up to be morally excellent or practically wise.
tidak masuk hitungan justru memperoleh bagian dalam Kerajaan They become so, if at all, only as the result of lifelong personal and
Allah (bandingkan Mat. 22:1-10). Yesus mengasihi dan berbelas community effort.” Keluarga adalah tempat pertama dan utama
kasih pada semua orang tanpa memandang bulu. Dengan minta di mana seorang anak dididik dan dibesarkan. Karena itu peran
minum kepada seorang perempuan Samaria, makan bersama orangtua dalam penanaman nilai kepada anak sangat besar dan
Zakheus yang merupakan pemungut cukai yang dibenci, justru akan berdampak panjang sampai pada usia dewasa di kemudian
Yesus memperlihatkan konsep inklusivisme di meja makan Allah hari.
dalam kerajaan-Nya. Komunitas meja makan Yesus merupakan Pakar behavior theory, Albert Bandura mengatakan bahwa, ‘anak
perwujudan visi social alternative yang didasarkan pada kasih yang belajar dari contoh yang ia lihat’. Atau dengan kata lain, ‘anak adalah
merobohkan tembok pemisah, serta menciptakan rekonsiliasi. peniru ulung’. Contoh nyata adalah dalam diri Ahok, Gubernur
Yesus mematahkan batas penghalang agama dan sosial, sebab DKI Jakarta. Sungguh mengherankan bagaimana seorang yang
bertentangan secara spiritual dengan yang Ia ajarkan. sering kali disebut ‘non pribumi’, bahkan double minority, sebagai
Teladan Yesus bagi kita sangat jelas, agar kita bersikap dan orang Tiong Hoa Kristen justru memiliki kecintaan pada tanah air
berperilaku sama, yaitu berani menembus batas yang selama ini yang begitu besar. Ia mau bekerja keras sebagai pemimpin sekaligus
kokoh memisahkan sebagian orang dengan orang lain oleh karena pelayan masyarakat, dimana segala kebijakannya adalah untuk

206 207
Menanamkan Nilai-nilai Pluralisme Dalam Diri Anak Menanamkan Nilai-nilai Pluralisme Dalam Diri Anak

kebaikan semua kalangan, bukan hanya yang menguntungkan dirinya adalah juga anugerah di dalam memahami misteri kehidupan.
dirinya. Ternyata semua nilai-nilai yang dimiliki Ahok diajarkan
oleh orangtuanya yang sangat peduli kepada rakyat kecil dan bahkan
Orangtua Perlu Mengajarkan Prinsip-prinsip Penting
selalu mau berbagi dengan masyarakat yang membutuhkan. Apa
Dalam Penanaman Nilai
yang dilihat dan dialami Ahok semasa dia kecil langsung melekat
1. Mengajarkan prinsip saling menghormati dan menghargai.
dan membentuk dia sampai menjadi seperti sekarang ini.
Misalnya memberi salam kepada orang yang lebih tua,
Demikian juga dengan menanamkan nilai-nilai pluralisme
atau mendahului orang lain dalam memberi hormat,
kepada anak, sangat efektif bila dimulai dari orangtua yang
tidak menunggu. Juga menghormati orang lain yang
mempraktekkan apa yang ia ajarkan. Misalnya orangtua mau
memiliki keyakinan iman yang berbeda. Karena seringkali
bergaul dengan berbagai kalangan, maka anak melihat orangtuanya
konflik yang terjadi muncul dari kesalahpahaman atau
bercakap-cakap dengan tukang kebun, tukang koran, dsb. Atau
ketidakmampuan untuk menghadapi perbedaan, serta
anak menyaksikan orangtuanya memberi bantuan kepada tetangga
didorong oleh kecenderungan dikendalikan oleh stereotip
yang berbeda agama dan latar belakang. Anak diajak orangtuanya
dan prasangka yang tidak benar.
bersilahturahmi dengan tetangga yang sedang merayakan ibadah
2. Mengajarkan dengan contoh.
penting agamanya.
Cara yang paling efektif untuk mengajarkan anak adalah
Kesempatan seperti di atas menjadi sangat berkurang ketika
dengan memberikan contoh konkrit mengenai prilaku
saat ini orang cenderung tinggal di perumahan dengan cluster
bagaimana seharusnya. Misalnya orangtua menegur anak
yang eksklusif, tidak ada pemulung atau tukang sayur yang bisa
bila memanggil temannya dengan nama julukan yang
lewat di depan rumah karena penjagaan satpam yang ketat. Lalu
buruk, karena akan menyakiti hatinya. Orangtua juga tidak
anak bersekolah di sekolah yang eksklusif yang hanya bertemu
pernah memberi julukan tertentu kepada anak yang dapat
dengan teman-teman dari kelas menengah ke atas yang naik turun
menyinggung perasaan anaknya.
mobil dan jarang berelasi langsung dengan masyarakat kalangan
bawah yang berbeda dari dirinya. Orangtua perlu menyadari hal 3. Mendorong anak untuk merefleksikan tindakannya.
ini dan mendorong anak masuk dalam komunitas yang beragam, agar Ketika anak melakukan sesuatu yang tidak baik, anak perlu
anak terbiasa dengan perbedaan. Anak perlu dilatih untuk bersikap dibimbing untuk berpikir tentang akibat dari perbuatannya.
terbuka dan toleran terhadap mereka yang berbeda. Anak juga perlu Hal ini akan membuat anak peka akan perasaan orang lain
mengembangkan kesadaran bahwa semua orang yang berbeda dengan dan berpikir tentang konsekuensi dari tindakannya.

208 209
Menanamkan Nilai-nilai Pluralisme Dalam Diri Anak Menanamkan Nilai-nilai Pluralisme Dalam Diri Anak

4. Mengajarkan anak untuk mengemban tanggung jawab. dengan demikian kita harus memperlakukan semua orang dengan
Anak yang sejak kecil diberi tanggung jawab akan berkembang baik sebagai tanggung jawab kita kepada Tuhan.
menjadi anak yang altruistic, yaitu peduli kepada orang lain.
Sifat altruistic adalah sifat yang bertentangan dengan sifat “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu
egoistic. Tanggung jawab juga bisa diajarkan orangtua dengan seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” (Kol 2:23).
memperkenalkan pekerjaan sosial di luar rumah, misalnya
mengajak anak terlibat dalam kerja bakti, dan lain-lain.
Semuanya harus dimulai dari diri orangtua sendiri yang
mempraktekkan apa yang ia ajarkan. Misalnya orangtua memiliki
Daftar Pustaka
relasi yang luas dari berbagai kalangan yang beragam, tidak hanya Antone, Hope S., Pendidikan Kristiani Kontekstual:
terbatas. Anak diikutsertakan dalam berbagai kesempatan yang mempertimbangkan realitas kemajemukan dalam pendidikan
mempertemukannya dengan kalangan yang berbeda dan beragam agama, Jakarta, BPK Gunung Mulia, 2015.
dan belajar menghadapi perbedaan dengan bijak. Thomas, Gary, Sacred Parenting: Tanggung jawab mengasuh anak
Mother Teresa memiliki kepedulian yang besar yang membentuk hati para orang tua, Yayasan Gloria, 2013.
menginspirasi dunia. Ternyata ia belajar dari ibunya, karena sejak Megawangi Ratna, Pendidikan Karakte : Solusi yang tepat untuk
kecil ibunya mengajak Agnes kecil (nama kecil Teresa) untuk membangun bangsa, Indonesia Heritage Foundation, 2004.
menengok tetangganya yang sakit terbaring sendirian di ranjang.
Kemudian ibunya merawat, membersihkan luka si sakit dan
menyuapinya. Agnes kecil cuma melihat dan menemani ibunya,
namun ternyata apa yang dialami di masa kecil mengubahnya
menjadi seorang Mother Teresa yang memilih keluar dari tembok
biara dan mendirikan ordo baru untuk meraih orang-orang yang
tersisih dan terabaikan.
Orangtua harus mengajarkan anak untuk mempraktekkan nilai-
nilai pluralisme, bukan hanya karena itu suatu kewajiban, namun
terutama karena semua orang adalah ciptaan Tuhan yang agung dan

210 211
Mendidik Anak Untuk
Mencintai Lingkungan Hidup
Haskarlianus Pasang, Ph.D.1

Krisis lingkungan yang melanda dunia, termasuk Indonesia


saat ini sudah memasuki tahap yang mengkhawatirkan. Beberapa
contoh antara lain pemanasan global - yang memicu perubahan
iklim, pencemaran air, polusi udara, sampah yang tidak tertangani,
kekeringan, banjir, hilangnya keanekaragaman hayati, punahnya
satwa langka, dan kelaparan. Tanpa adanya pemahaman yang
benar mengenai apa itu lingkungan hidup dan kaitannya dengan
kehidupan manusia di bumi yang diikuti oleh perubahan mendasar
dalam gaya hidup dan praktik pembangunan yang akrab lingkungan,
maka kelangsungan bumi Indonesia menjadi tanda tanya besar.
Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan pentingnya pendidikan
lingkungan bagi anak-anak sejak dini dengan memadukan antara
pemahaman Kristen mengenai siapa manusia dan mandat yang

1
Haskarlianus Pasang, PhD: anggota jemaat GKI Bogor Baru, Ketua Yayasan Pendar Pagi,
Trainer Langham Preaching Indonesia, bekerja di Golden Agri Resources sebagai Head of Pol-
icy and Compliance, dan penulis buku “Mengasihi Lingkungan – Bagaimana orang Kristen,
Keluarga dan Gereja Mempraktikkan Kebenaran Firman Tuhan untuk Menjadi Jawaban atas
Krisis Ekologi dan Perubahan Iklim di Bumi Indonesia”

212 213
Mendidik Anak Untuk Mencintai Lingkungan Hidup Mendidik Anak Untuk Mencintai Lingkungan Hidup

diberikan Allah sejak penciptaan dengan pendidikan lingkungan, lainnya. Sebab itu, dalam pendidikan lingkungan hidup, baik dalam
baik formal maupun informal untuk menghasilkan pola perilaku pendidikan formal di sekolah maupun non-formal di rumah, gereja
yang baru. Pola perilaku yang baru itu diharapkan sejalan dengan dan masyarakat, sangat diperlukan untuk menguraikan unsur utama
maksud semula Allah menciptakan manusia, sehingga keutuhan lingkungan fisik dan hayati dan keterkaitan di antaranya, termasuk
ciptaan semakin terwujud sambil menantikan tibanya langit dan peran manusia di dalamnya.
bumi baru saat Kristus datang kembali. Mari kita mulai pelajaran
ini dengan terlebih dahulu memahami apa lingkungan hidup dan
B. Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup
tujuan pendidikan lingkungan hidup.
Pentingnya pendidikan lingkungan hidup (PLH) lahir setelah
pertemuan global mengenai Manusia dan Lingkungan tahun 1972
A. Apakah Lingkungan Hidup Itu? di Stockholm, Swedia. Desakan untuk mengembangkan pendidikan
Kita bersyukur karena definisi lingkungan hidup sudah ada lingkungan mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi
dalam undang-undang negara kita, yaitu Undang-undang No. 32 didorong oleh kenyataan terjadinya kemerosotan dan kerusakan
tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan lingkungan secara global yang dipandang akan membahayakan
Hidup. Lingkungan hidup didefinisikan sebagai “kesatuan ruang kelangsungkan hidup manusia dan alam yang mendukungnya.
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk Dalam buku Panduan dan Materi Pendidikan Lingkungan Hidup
manusia dan perilakunya, yang memengaruhi alam itu sendiri, Tingkat Pendidikan Dasar di Provinsi Gorontalo, Ani Kartikasari
kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta dan Lynn Clayton (2014) menjelaskan bahwa ada tiga tujuan utama
makhluk hidup lain.” PLH, yaitu pertama, meningkatkan kesadaran dan kepedulian
Dari definisi ini ada dua unsur utama lingkungan hidup, yaitu mengenai keterkaitan lingkungan hidup dengan aspek ekonomi,
unsur fisik (tanah, air, udara) dan unsur hayati (makhluk hidup sosial, politik di perkotaan dan pedesaaan.
termasuk tumbuhan, hewan dan manusia). Menariknya, manusia Kedua, memberi kesempatan bagi setiap orang untuk
termasuk dalam kategori makhluk hidup, dimana perilaku manusia, mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan sehingga dapat
baik positif maupun negatif dapat memengaruhi alam, kelangsungan mengembangkan sikap/perilaku, motivasi dan komitmen untuk
perikehidupan dan kesejahteraan manusia itu sendiri dan makhluk bekerja secara individu dan kolektif dalam mengatasi masalah
hidup lain. Di sini terlihat bahwa unsur fisik, makhluk hidup lain lingkungan sekarang dan mencegah munculnya masalah baru.
dan manusia saling terkait, bahkan saling tergantung satu dengan Ketiga, menciptakan kesatuan perilaku yang baru bagi individu,

214 215
Mendidik Anak Untuk Mencintai Lingkungan Hidup Mendidik Anak Untuk Mencintai Lingkungan Hidup

kelompok dan masyarakat yang peduli lingkungan. dan tumbuh menjadi pencinta lingkungan apabila pendidikan
Untuk mencapai tiga tujuan utama di atas, menurut Kartikasari lingkungan menggunakan kombinasi pelajaran di kelas, di luar
dan Clayton, ada empat pertimbangan yang mendasari perlunya kelas dan pengalaman serta latihan langsung dengan menggunakan
PLH, khususnya bagi anak-anak, generasi penerus yang lingkungan setempat sebagai wadah pendidikan.
meminjamkan bumi ini kepada kita: pertama, pertimbangan
hakikat alam. Alam dengan segala isinya dan interaksi unsur- C. Tanggung Jawab Orangtua Mendidik Anak Mencintai
unsurnya sudah ada sebelum manusia menghuni bumi. Kisah Lingkungan
penciptaan alam merupakan bagian penting dalam berbagai budaya Mengingat penting dan strategisnya orangtua bagi anak-anak,
masyarakat dan tradisi berbagai agama, termasuk di Indonesia. maka Efesus 6:4 secara khusus menyebutkan peran ayah untuk
Sebagai satu kesatuan, alam dan setiap unsur di dalamnya memiliki mendidik anak-anak: “Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan
hak untuk ada, hak mendasar untuk hidup dan melakukan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di
fungsinya tanpa harus bermanfaat atau tidak bagi manusia. Hak itu dalam ajaran dan nasihat Tuhan.” Melalui ayat ini terlihat sangat
harus dijaga dan dipertahankan! jelas bahwa pendidikan anak-anak adalah tanggung jawab orangtua
Kedua, pertimbangan kelangsungan hidup manusia. – ayah dan ibu. Sebab itu, setiap orangtua Kristen harus menyadari
Pemenuhan kebutuhan pokok manusia hanya dapat terjadi karena bahwa Tuhan memerintahkan mereka untuk mendidik anak-anak,
adanya hubungan timbal balik antara manusia dengan alam dan teristimewa dua aspek dari ayat diatas, yaitu pertama, ajaran
keanekaragaman hayatinya. Hubungan saling ketergantungan Tuhan. Dari bahasa yang digunakan orangtua berperan melatih
antara unsur-unsur alam merupakan fondasi bagi suatu ekosistem, anak-anak dengan disiplin agar mereka tumbuh sebagai anak-
dan alam yang kita nikmati saat ini adalah hasil pemeliharaan anak yang takut akan Tuhan. Penekanan disiplin di sini bertujuan
nenek moyang kita dan diwariskannya kepada kita. Akanlah kita untuk membimbing anak-anak agar berada pada jalan yang benar.
mewariskan alam yang utuh atau rusak kepada anak cucu kita, Bahasa dan penekanan ini digunakan baik oleh Allah Bapa di surga
sangat tergantung pada PLH saat ini. Ketiga, pertimbangan moral dan di bumi untuk mendidik anak-anak (Ibr. 12:5-10). Kedua,
atau etika. Pertimbangan ini sangat penting, khususnya bagi nasihat Tuhan. Makna kata nasihat terkait dengan pendidikan
orang Kristen terkait mandat budaya dari Allah sejak penciptaan formal, dimana orangtua berfungsi sebagai pendidik utama yang
sehingga akan dibahas secara terpisah. Keempat, pertimbangan memfasilitasi pendidikan anak-anak agar mereka tumbuh secara
psikologis dan pengajaran. Anak-anak dapat belajar dengan cepat mental, intelektual, sosial, dan rohani.

216 217
Mendidik Anak Untuk Mencintai Lingkungan Hidup Mendidik Anak Untuk Mencintai Lingkungan Hidup

Dari pengajaran Alkitab, menjadi jelas bahwa orangtua fisik manusia benar-benar sama dengan Allah. Oleh karena
adalah pendidik utama anak-anak mereka; bukan sekolah atau itu istilah ’segambar’ dalam ayat tersebut perlu dipahami
perguruan tinggi. Dalam perspektif demikian, maka akan sangat sebagaimana maksud awalnya dalam sejarah manusia
menggembirakan bila pelatihan dan disiplin yang diterapkan di dimana cerita itu disampaikan. “Dicipta segambar dengan
rumah keluarga Kristen berjalan secara alami, sehingga pada Allah” seperti diuraikan pada Kejadian 1:26 tidak berarti kita
akhirnya anak-anak menerima pelatihan dan disiplin dari Tuhan memiliki kemiripan, apalagi kesamaan fisik dengan Allah.
Yesus Kristus sendiri. Mengingat pendidikan anak tidak semata- Segambar dengan Allah lebih pada aspek kualitas, khususnya
mata mengajarkan nilai-nilai kehidupan, tetapi juga mengenal karakter dan potensi ilahi. Dari sudut karakter kita mewarisi
kebenaran Allah dan membangun persekutuan dengan-Nya, maka karakter Allah yang penuh kasih, murah hati, lemah lembut,
rumah keluarga Kristen menjadi tempat yang paling ideal dimana sabar dan lain-lain (bandingkan dengan buah Roh di Galatia
anak-anak dapat melihat langsung bagaimana orangtua mereka 5:22-23). Sedangkan dari sudut potensi ilahi kita mewarisi
mempraktikkan apa yang mereka ajarkan dan nasihatkan. Hal ini kuasa mencipta, menyembuhkan, memulihkan hubungan
juga berlaku dalam PLH, dimana orangtua mengajarkan kebenaran yang rusak. Kita mencerminkan kemuliaan Allah melalui
firman Tuhan terkait penciptaan, makna manusia dicipta segambar keserupaan dengan Allah. Artinya orang lain (seharusnya)
dengan Allah dan peran manusia dalam mengusahakan dan dapat melihat perwujudan Allah melalui karakter orang
memelihara alam ciptaan Tuhan. percaya yang hidup sesuai standar dan gaya hidup ilahi.
Setelah jelas bingkai dan bertanggung jawab PLH terhadap Ada tiga makna “dicipta segambar dengan Allah”:
anak-anak, maka sekarang kita siap beranjak pada kerangka PLH a. Memiliki hubungan (relationship) dengan Allah.
dalam perspektif Firman Tuhan. Allah mencipta manusia untuk bersekutu dengan Dia,
sehingga hubungan yang putus dengan Allah pada
D. Kerangka Pendidikan Lingkungan Dalam Perspektif dasarnya keluar dari desain awal penciptaan. Kita
Firman Tuhan dengan mudah dapat melihat di sekitar kita perbedaan

1. Siapa sebenarnya orang Kristen itu? antara orang yang memiliki dan tidak memiliki
persekutuan dengan Allah. Karena dicipta segambar
Di antara seluruh ciptaan, hanya manusia yang disebut
dengan Allah dan memiliki persekutuan yang akrab
sebagai “diciptakan segambar dengan Allah” (Kej. 1:26,27).
dengan Allah seperti yang didemonstrasikan Kristus,
Pernyataan ini tentunya bukan dalam arti bahwa secara

218 219
Mendidik Anak Untuk Mencintai Lingkungan Hidup Mendidik Anak Untuk Mencintai Lingkungan Hidup

maka orang Kristen memiliki potensi ’mencipta’ diletakkan Allah sejak semula tetap berjalan sesuai
dengan memulihkan hubungan-hubungan yang rusak; disain penciptanya untuk kepentingan manusia dan
sebagai pembawa damai. seluruh ciptaan.
b. Hidup dan berperan dalam komunitas (community). Adalah tugas orangtua Kristen untuk memahami makna
Kejadian 1:26 menyatakan ”Marilah kita mencipta di atas, mempraktikkan dan selanjutnya mengajarkan
manusia – laki-laki dan perempuan”. Artinya Allah kepada anak-anak yang dipercayakan Tuhan kepada
mencipta komunitas sejak awal yang beranggotakan mereka. Mungkin ada yang bertanya bagaimana caranya
laki-laki dan perempuan. Karena Allah yang mencipta mencerminkan kemuliaan Allah kalau kita mewarisi dosa
komunitas, maka laki-laki dan perempuan menemukan turunan dan hidup dalam dosa? Karya Kristus melalui
diri dan makna dari tujuan hidupnya ketika berada pengorbanan-Nya di kayu salib-lah yang menebus manusia
dalam komunitas. dari kuasa dosa, sehingga setiap orang yang percaya kepada
c. Manusia diberi mandat khusus oleh Allah. Dalam Kristus (baca: orang Kristen) akan dikembalikan kepada
Kejadian 1:28 ada dua kata kunci yang digunakan maksud Allah mencipta manusia; persekutuan dengan Allah
Allah, yaitu ’taklukan’ dan ’berkuasa’. Yang menarik dipulihkan. Sebab itu, orangtua Kristen harus menjadi murid
adalah kata ’berkuasa’ dari bahasa aslinya tidak Kristus baru dapat melakukan fungsinya dengan benar
menggunakan kata ’domination’ atau dominasi, tetapi seturut Firman Tuhan.
’dominion’. Artinya, dalam menerapkan kuasa yang
diberikan Allah manusia harus melihatnya dari sisi 2. Tanggung jawab orang Kristen terhadap lingkungan
tanggung jawab dibanding sisi penggunaan kuasa itu
Tanggung jawab orang Kristen terhadap lingkungan
sendiri yang cenderung egoistis dan berpusat pada diri
tercermin melalui mandat yang dipercayakan Allah sejak
sendiri. Mandat yang diberikan Allah adalah sebagai
penciptaan. Adam dan Hawa yang mewakili manusia secara
perawat Taman Allah dengan mengusahakan dan
keseluruhan menerima perintah untuk ’menaklukkan’ dan
memeliharanya (Kej. 2:15). Tanggung jawab merawat
’menguasai’ bumi (Kej. 1:26-28). Mereka diberi tiga tanggung
Taman Allah (baca: bumi) sama artinya dengan
jawab khusus, yaitu a) mengolah/mengusahakan (cultivate),
tanggung jawab menjaga keseimbangan lingkungan,
b) menjaga atau merawat Taman Allah, dan c) memberi nama
agar fungsi-fungsi ekologis dan lingkungan yang
kepada binatang-binatang yang ada di Taman Eden; Taman

220 221
Mendidik Anak Untuk Mencintai Lingkungan Hidup Mendidik Anak Untuk Mencintai Lingkungan Hidup

Allah. Mandat budaya ini dapat diuraikan sebagai berikut: dengan sumberdaya alam dan lingkungan, tetapi semua
• Mengolah dan mengusahakan. Kata “mengolah” dan aspek kehidupan. Prinsip ini perlu ditanamkan dalam diri
“mengusahakan” mengindikasikan adanya: a) perubahan anak-anak sejak dini. Hal itu akan menjadi lebih efektif
(change), b) pertumbuhan (growth) dan c) pengembangan bila pendidik, khususnya orangtua, bersama guru sekolah
(development). Pertumbuhan dan perubahan yang dan pemimpin rohani di gereja (GSM, majelis jemaat dan
dimaksud bersifat positif dan konstruktif bagi alam, pendeta) membina dan memimpin dengan teladan.
artinya aktivitas mengolah atau mengusahakan alam pada • Menjaga. Kata “menjaga” (keeping) memiliki beberapa
dasarnya bertujuan untuk mendukung kelangsungan arti, yaitu menjaga (preserve), melindungi (protect) dan
proses alami dan pencapaian produksi lain untuk memelihara (maintain). “Menaklukkan” Taman Eden pada
memenuhi kebutuhan sandang pangan yang tidak dasarnya berarti menopang kebaikan dan keindahan yang
mengorbankan kepentingan ciptaan lainnya. Pengertian telah Allah ciptakan, sambil secara aktif ‘melayani’ melalui
tentang konsep ini dalam bahasa Ibrani lebih tegas. Kata tindakan pengelolaan untuk meningkatkan kualitas yang
mengolah atau mengusahakan berasal dari kata ’abad’ terbaik dari taman itu (baca: bumi). Kata Ibrani “samar”
dalam bahasa Ibrani yang berarti ’melayani’ (to serve) atau diterjemahkan sebagai “keep” dalam bahasa Inggris,
lebih harfiah berarti ’menghambakan diri pada’ (to be slave adalah kata yang sama yang digunakan dalam ucapan
to). Bagi masyarakat berbasis pertanian adalah sangat berkat dalam Bilangan 6:22-24. Dalam konteks ini, kita
umum memikirkan terminologi “cultivate” dengan cara melihat bahwa Tuhan menyuruh Musa untuk menyatakan
demikian, yaitu melakukan tugas pelayanan sehingga kebun kepada Harun dan anaknya untuk memberkati bangsa
atau ternak memberikan hasil terbaik untuk memenuhi Israel dengan ucapan: ”Tuhan memberkati engkau dan
kebutuhan manusia. Dalam konteks kita di dunia modern, melindungi (samar) engkau. Tuhan menyinari engkau
kehadiran orang Kristen seharusnya membuat perubahan dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia.
ke arah yang lebih baik;menghadirkan pertumbuhan dan Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi
perkembangan; bukan sebaliknya. Orang Kristen pada engkau damai sejahtera”. Dalam konteks kita saat ini,
dasarnya adalah agen perubahan dalam konteks masing- Tuhan sebenarnya mengutus kita memasuki kehidupan
masing. Apapun yang dikerjakannya memiliki makna sehari-hari setelah berjumpa dengan-Nya dalam ibadah
mengolah dan mengusahakan, bukan saja yang terkait setiap minggu untuk menyinari, memberkati dan

222 223
Mendidik Anak Untuk Mencintai Lingkungan Hidup Mendidik Anak Untuk Mencintai Lingkungan Hidup

menghadirkan damai sejahtera di manapun Dia mengutus Namun setelah menciptakan manusia yang dicipta ’menurut
dan menempatkan kita. Orang Kristen adalah penjaga, gambar dan rupa Allah’ (Kej. 1:26), ’Allah melihat segala yang
pelindung dan pemelihara sesamanya dan ciptaan lainnya dijadikannya itu sungguh amat baik’ (Kej. 1:31). Melalui
karena memiliki hubungan khusus dengan pencipta-Nya. ayat-ayat di atas, ada beberapa fakta yang dapat kita pelajari.
• Manusia dilibatkan dalam proses penciptaan dengan Pertama, kualitas alam yang diciptakan Allah mencerminkan
memberi nama. Dengan memberi nama berarti Adam Penciptanya. Walaupun dunia yang kita diami saat ini telah
memiliki pengenalan yang benar akan binatang yang diberi rusak akibat kejatuhan manusia dalam dosa, bumi masih tetap
nama (Kej. 2:19-20). Adam juga mempraktikkan otoritas menceritakan kemuliaan Allah sebagai Penciptanya (Mzm.
yang diberikan Tuhan kepadanya dengan memberikan 19:1-2). Tidak sulit untuk menangkap maksud Pemazmur.
nilai (value) terhadap ciptaan Allah, sehingga ciptaan Di sekitar kita banyak pemandangan dan kejadian alam yang
itu dihargai dan diperlihara. Ini sangat penting, karena akan merangsang respon dalam hati kita untuk mengagumi
segala sesuatu yang kita nilai berharga akan diperlakukan sekaligus merasa takut kepada ’siapa’ yang berada di balik
khusus dan diberi perhatian. Pelajaran “memberi nilai” semua ciptaan. Perasaan positif ini muncul karena di dalam
pada sesuatu agar dihargai perlu ditanamkan kepada alam raya ada keteraturan, keindahan dan keunikan dan
anak-anak sejak dini. juga karena kedahsyatan sebuah gempa bumi, banjir atau
peristiwa alam lainnya. Bukankah semua itu mencerminkan
kuasa dan karakter Sang Pencipta, Allah semesta alam?
3. Allah menciptakan ciptaan yang baik
Kedua, Allah menghendaki pujian dari ciptaan-Nya.
Melalui Kejadian 1 dan 2 kita belajar mengenai karya
Dalam konteks ini, tidak berarti bahwa Dia tidak lengkap
penciptaan, mulai dari langit dan bumi, terang, cakrawala,
tanpa ciptaan-ciptaan dan pujian dari ciptaan-Nya. Hal lain
daratan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda penerang,
yang perlu diperjelas di sini adalah bahwa pujian kepada
binatang-binatang di dalam air, burung-burung, binatang-
Pencipta tidak hanya terbatas diberikan oleh manusia atau
binatang di darat dan manusia. Berdasarkan hubungannya
ciptaan yang bernyawa, tetapi juga merupakan tugas seluruh
dengan Allah, seluruh ciptaan dapat dikelompokkan menjadi
ciptaan lainnya, seperti diungkapkan dalam Mazmur 148:7-
dua, yaitu manusia dan ciptaan lainnya.
13 bahwa semua yang di tempat tinggi: segala malaikat-Nya,
Setelah Allah menciptakan ciptaan-ciptaan lainnya, ’Allah
segala tentara-Nya, matahari, bulan, bintang, langit yang
melihat bahwa semuanya itu baik’ (Kej. 1:10, 18, 21, 25).

224 225
Mendidik Anak Untuk Mencintai Lingkungan Hidup Mendidik Anak Untuk Mencintai Lingkungan Hidup

mengatasi langit, air ...... , dan semua di bumi: ular-ular di rumah dan di kelas, maupun melalui praktik lapangan dan wisata
naga, samudera raya, api, hujan es, salju dan kabut, angin - kepada anak-anak tentang keindahan dan wujud dari ciptaan
badai, gunung-gunung dan segala bukit, binatang-binatang Allah yang baik sehingga mereka menghargai dan mencintainya
liar dan segala hewan, binatang melata dan burung-burung sebagaimana Allah pencipta mencintai semua ciptaan-Nya, ada dua
yang bersayap, raja-raja di bumi, segala bangsa, pembesar- aspek lain yang sangat penting menjadi muatan PLH, yaitu:
pembesar dan semua pemerintah dunia, teruna dan anak dara,
orang tua dan muda. Mazmur 119:91 memproklamasikan
4. Ciptaan menampakkan keanekaragaman dan kesaling-
bahwa ’segala sesuatu melayani Engkau’ (Tuhan), dan dalam
tergantungan
Kitab Wahyu kita diberi penglihatan tentang surga, dimana
Allah menciptakan ciptaan-Nya penuh dengan
‘semua makhluk yang di surga dan yang di bumi dan yang
keanekaragaman sejak semula dan Dia menciptakan
di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di
kesalingtergantungan di antara berbagai ciptaan tersebut.
dalamnya’ bergabung memuji Allah (Why. 5:13).
Misalnya, antara air dan makhluk hidup di dalamnya, antara
Kenyataan bahwa Allah menciptakan ciptaan yang baik
burung dan langit, antara manusia yang diciptakan dalam
adalah tema sentral dari Perjanjian Lama dan Perjanjian
citra Allah dengan seluruh ciptaan lainnya (Kej. 1:20,24; Mzm.
Baru. Namun apa sebetulnya maksud dari ciptaan yang baik
104:24-25; Kej. 1:29-30; Mzm. 104:14-17, 21, 27, 28).
tersebut? Menurut Ron Elsdon (1992) dalam bukunya Green
Terjemahan lama untuk kalimat: ‘dunia serta yang diam
House Theology-Bibical Perspective on Caring for Creation,
di dalamnya’ dalam Mazmur 24:1 adalah ‘segala yang duduk
dalam Perjanjian Lama, paling sedikit terdapat lima makna
di dalamnya’. Kalimat ini mengandung makna kekayaan dan
yang berbeda mengenai ciptaan Allah, yaitu: 1) Ciptaan
keanekaragaman dari segenap ciptaan. Kondisi keanekaragaman
menyaksikan Penciptanya, 2) Ciptaan menampakkan
ini telah tercermin sejak awal penciptaan dan hal itu diungkapkan
keanekaragaman dan saling ketergantungan, 3) Ciptaan
antara lain sebagai berikut:
Allah adalah ciptaan yang indah, 4) Ciptaan memberi
sukacita bagi Penciptanya, 5) Ciptaan memenuhi kebutuhan a. Berfirmanlah Allah: ”Hendaklah dalam air berkeriapan
manusia. makhluk yang hidup dan hendaklah burung beterbangan
di atas bumi melintasi cakrawala” (Kej. 1:20).
b. Berfirmanlah Allah: ”Hendaklah bumi mengeluarkan
Selain mengajarkan dan menunjukkan - baik melalui pelajaran
segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang

226 227
Mendidik Anak Untuk Mencintai Lingkungan Hidup Mendidik Anak Untuk Mencintai Lingkungan Hidup

melata dan segala jenis binatang liar” (Kej. 1:24). Pemazmur juga memahami bahwa ada dan terjadi
c. ”Lihatlah laut itu, besar dan luas wilayahnya, di situ kesalingtergantungan di antara sesama ciptaan, dimana
puncaknya adalah adanya ketergantungan dari seluruh ciptaan
bergerak, tidak terbilang banyaknya, binatang-binatang
kepada Penciptanya. Pemazmur menguraikan kenyataan itu
yang kecil dan besar” (Mzm. 104:25).
dalam ayat-ayat berikut:
Ketiga ayat di atas menunjukkan bahwa: pertama, Allah
a. Mazmur 104:10-15: “Engkau yang melepas mata-mata
menciptakan makhluk hidup yang beraneka ragam, baik yang
air ke dalam lembah-lembah, mengalir di antara gunung-
hidup di air, daratan maupun udara (cakrawala); kedua, ciptaan
gunung, memberi minum segala binatang di padang,
yang beraneka ragam tersebut memiliki tempat yang khusus
memuaskan haus keledai-keledai hutan, di dekatnya diam
(habitat, relung atau niche-nya) dan masing-masing melakukan
burung-burung di udara, bersiul di antara daun-daunan.
fungsi yang khusus dalam tatanan ciptaan. Jadi ide penyeragaman
Engkau memberi gunung-gunung minum dari kamar-
di alam seperti budidaya tanaman monokultur atau introduksi
kamar loteng-Mu, bumi kenyang dari buah pekerjaan-
jenis ternak atau ikan ke habitat yang samasekali berbeda pada
Mu. Engkau yang menumbuhkan rumput bagi hewan
dasarnya bertentangan dengan ide awal penciptaan.
dan tumbuh-tumbuhan untuk diusahakan manusia, yang
Selain keanekaragaman, Allah juga menciptakan
mengeluarkan makanan dari dalam tanah dan anggur
kesalingtergantungan di antara sesama ciptaan. Hal ini tercermin
yang menyukakan hati manusia, yang membuat muka
dari Kejadian 1:29,30: Berfirmanlah Allah: ”Lihatlah, Aku
berseri karena minyak dan makanan yang menyegarkan
memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji
hati manusia.”
di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya
b. Mazmur 104:19-21: “Engkau yang telah membuat bulan
berbiji; itulah yang akan menjadi makananmu. Tetapi kepada
menjadi penentu waktu, matahari yang tahu akan saat
segala binatang di bumi dan segala burung-burung di udara
terbenamnya. Apabila Engkau mendatangkan gelap, maka
dan segala yang merayap di bumi, Kuberikan segala tumbuh-
haripun malamlah; ketika itulah bergerak segala binatang
tumbuhan hijau menjadi makanannya”. Dari ayat ini jelas bahwa
hutan. Singa-singa muda mengaum-aum akan mangsa
manusia pada dasarnya memiliki ketergantungan dengan ciptaan
dan menuntut makanannya dari Allah.”
lain, demikian pula sebaliknya. Dan kelanjutan hidup seluruh
ciptaan di bumi hanya akan terjadi jika prinsip saling tergantung c. Mazmur 104:22-23: “Apabila matahari telah terbit,
tersebut diterima, dihargai, dipelihara dan dipraktikkan. berkumpullah semuanya dan berbaring di tempat

228 229
Mendidik Anak Untuk Mencintai Lingkungan Hidup Mendidik Anak Untuk Mencintai Lingkungan Hidup

perteduhannya; manusia pun keluarlah ke tempat berbiji, itulah yang akan menjadi makananmu’, dan ‘makanan
pekerjaannya dan ke usahanya sampai petang.” yang menyegarkan hati manusia’ (Mzm. 104:15). Pemazmur
d. Mazmur 104:27-30: “Semua menantikan Engkau supaya dalam Mazmur 65:10 juga menyaksikan bahwa. ‘Engkau
diberikan makanan pada waktunya. Apabila Engkau mengindahkan tanah itu, mengaruniainya kelimpahan, dan
memberikannya, mereka memungutnya, apabila Engkau membuatnya sangat kaya. Batang air Allah penuh air; Engkau
membuka tangaan-Mu, mereka kenyang oleh kebaikan. mengaruniakan gandum bagi mereka ...’ dan Pengkhotbah
Apabila Engkau menyembunyikan wajah-Mu, mereka 3:11-13 mengatakan bahwa, ‘Ia membuat segala sesuatu
terkejut; apabila Engkau mengambil roh mereka, indah pada waktunya .... Dan bahwa setiap orang dapat
mereka mati binasa dan kembali menjadi debu. Apabila makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala
Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta dan Engkau jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah’.
membaharui muka bumi.” Ayat-ayat tersebut menunjukkan bahwa ciptaan memiliki
Ayat-ayat di atas menunjukkan dengan jelas prinsip kapasitas untuk memenuhi kebutuhan manusia dan Pencipta
kesalingtergantungan dan keteraturan yang diletakkan Allah mengharapkan ciptaan yang diciptakan cukup lengkap
dan berlaku sejak dunia diciptakan. Kondisi ini seharusnya itu untuk memperkaya kehidupan manusia pada berbagai
berlangsung terus (baca: berkelanjutan) walaupun intervensi tingkat kehidupan, mulai dari kebutuhan dasar (makanan,
manusia terjadi melalui pengelolaan dan pemeliharaan. air, pakaian) hingga kebutuhan khusus seperti emas, damar
Pemazmur – dan seharusnya orang Kristen juga – mengakui dan batu krisopras, dll.
dengan jujur bahwa Allah-lah pencipta, pemilik dan penentu Sangat menarik memperhatikan urutan-urutan
kehidupan seluruh ciptaan, termasuk langkah-langkah penciptaan, dimana Allah mencipta segala sesuatu selama
pembaruan di bumi. lima hari pertama sebelum manusia dicipta pada hari ke-6.
Hal ini pada dasarnya hendak mengisyaratkan dua makna
penting: a) Allah begitu peduli dengan manusia yang dicipta
5. Ciptaan memenuhi kebutuhan manusia
segambar dengan-Nya, sehingga Dia mempersiapkan segala
Allah menciptakan ciptaan lain untuk memenuhi
sesuatunya sebelum mencipta manusia; b) Ciptaan lain yang
kebutuhan manusia. Kejadian 1:29 menunjukkan instruksi
dicipta dengan baik oleh Allah untuk memenuhi kebutuhan
Allah bahwa ‘Segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di
manusia.
seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya

230 231
Mendidik Anak Untuk Mencintai Lingkungan Hidup Mendidik Anak Untuk Mencintai Lingkungan Hidup

Dari seluruh uraian di atas, tampak jelas bahwa Allah ada perbedaan yang nyata antara mereka yang Kristen atau dididik
yang menciptakan manusia segambar dengan-Nya adalah secara Kristen dengan orang kebanyakan. Perusakan lingkungan
Allah yang juga menciptakan ciptaan yang beraneka ragam terus terjadi, bahkan semakin parah. Kerusakan itu tidak langsung
dan saling bergantung satu dengan lainnya, dan yang dapat terjadi dalam skala besar, tetapi mulai dari hal-hal kecil dan
memenuhi kebutuhan manusia. sepele di rumah, seperti membuang sampah sembarangan, boros
air dan listrik seolah-olah sumber daya tersebut tidak ada nilai

E. Membentuk Spiritualitas Ekologis Dalam Diri Anak- dan batasnya, dll. Hal yang sama terjadi juga di gereja, dimana
anak pengelolaan sumber daya dari Tuhan melalui persembahan jemaat
seolah-olah tidak terbatas jumlahnya, sehingga listrik dan AC
Pedidikan lingkungan hidup dalam konteks pendidikan Kristen
digunakan semaunya, aset gereja ditelantarkan, dll. Kita tidak perlu
sebenarnya bertujuan untuk membentuk spiritualitas ekologis (SE)
heran bila anggota jemaat mempraktikkan hal yang sama, bahkan
dalam diri orang Kristen, termasuk anak-anak. Karena kata “ekologi”
dalam skala yang lebih masif bila ada kesempatan di luar rumah dan
sendiri berarti interaksi antara organisme, termasuk manusia
gereja; di tempat kerja!
dengan dengan lingkungan sekitarnya, maka tujuan membentuk SE
pada dasarnya melampaui pendekatan yang dikedepankan selama Transformasi pola perilaku lama menjadi baru hanya mungkin
ini, seperti konsep “go green”, “back to nature”, atau “mencintai terjadi kalau orang Kristen sudah lahir baru dan menjadi manusia
lingkungan hidup”. baru (Rom. 12:1; 2 Kor. 5:17). Tanpa adanya hubungan dan
persekutuan baru dengan Allah, seperti disain semula penciptaan,
Konsep SE, seperti dijelaskan pada bagian D, berawal dari kodrat
sangat sulit mengharapkan anak-anak Kristen mencerminkan
manusia yang dicipta segambar dengan Allah, diberi mandat untuk
karakter ilahi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk mencintai
“mengusahakan dan memelihara bumi” yang dicipta dengan baik,
lingkungan hidup. Oleh sebab itu, cakupan PLH seharusnya
kesalingtergantungan dengan ciptaan lain dan ciptaan lain dicipta
mencakup aspek-aspek sebagai berikut:
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kegagalan PLH selama ini
antara lain, karena pendidikan hanya menekankan aspek teknis, 1. Pelajaran dasar mengenai sejarah umat manusia yang
moral, aturan dan program tanpa menyentuh esensinya. memuat empat peristiwa utama, yaitu: pertama, penciptaan
langit dan bumi segala isinya, termasuk manusia yang
Celakanya, pendidikan Kristen, baik di rumah, di gereja
menggambarkan ’yang baik’; kedua, kejatuhan manusia
maupun di sekolah, seolah tidak berdaya dan sudah dicetak sama
dalam dosa akibat ingin seperti Allah, yang mewakili ’yang
dengan dunia. Hasilnya tidak terlalu mengherankan, karena tidak

232 233
Mendidik Anak Untuk Mencintai Lingkungan Hidup Mendidik Anak Untuk Mencintai Lingkungan Hidup

jahat’; ketiga, penebusan melalui kematian Kristus di kayu menjadi murid Kristus, sehingga pada waktunya mereka
salib yang menggambarkan ’yang baru’. Setelah ditebus secara pribadi meneladani Kristus seumur hidupnya.
Kristus, kita juga harus menyelamatkan ciptaan lain. 4. Untuk menggugah dan menumbuhkan kepedulian (hati,
Keempat, akhir zaman dimana Kristus akan datang kembali perasaan), maka dibutuhkan pelajaran mengenai alam dan
yang mencerminkan ’yang sempurna’. Keempat bingkai bagaimana unsur-unsurnya berfungsi, serta kaitannya
tersebut adalah kerangka Firman Tuhan, dimana melalui dengan kelangsungkan kondisi sosial dan ekonomi
masing-masing sisinya, anak-anak diajar untuk melihat sifat masyarakat. Dengan pengetahuan ini, anak-anak akan
dasar ciptaan secara utuh dan tidak terpisahkan. Melalui terdorong mencari solusi dan inovasi agar fungsi-fungsi
keempat realitas tersebut anak-anak akan memiliki cara lingkungan tetap berjalan sebagaimana mestinya. Dalam
pandang yang benar. Cara pandang Kristen mengenai pelajaran anak-anak perlu belajar unsur-unsur utama
kehidupannya dalam dunia ini dengan cakrawala yang lingkungan fisik seperti tanah, air dan udara. Demikian
benar, karena realitas tersebut menyediakan perspektif yang pula unsur hayati seperti interaksi antar tumbuhan, hewan
benar untuk melihat seluruh proses yang terbentang antara dan juga dengan lingkungan hidup yang menjadi tempat
dua kekekalan; antara penciptaan dan akhir zaman. hidupnya. Tidak ketinggalan anak-anak perlu memahami
2. Dalam kerangka ini, beberapa aspek yang telah dijelaskan di langkah-langkah untuk mencegah kerusakan dan
atas menjadi bagian yang tidak terpisahkan, termasuk siapa mempertahankan manfaat dan fungsi lingkungan. Pelajaran
orang Kristen dan tanggung jawabnya terhadap lingkungan seperti ini tidak selalu harus dilakukan sekolah, namun
serta keunikan dari ciptaan Allah lainnya dalam kaitannya orangtua, guru Sekolah Minggu bahkan pendeta dapat
dengan manusia. melakukannya. Banyak bahan pelajaran mengenai unsur-
3. Pelajaran mengenai mandat budaya seperti diuraikan unsur di atas yang tersedia secara melimpah di toko buku
pada poin 2 di atas. Hal ini sangat penting, karena berfungsi dan juga di internet; yang dibutuhkan hanya komitmen dan
fondasi untuk membangun dan mentransformasi pola kemauan untuk mendidik anak.
perilaku baru yang sejalan dengan pertumbuhan iman anak- 5. Kombinasi antara pelajaran dalam ruangan dan kegiatan
anak. Transformasi itu akan terjadi dengan efektif melalui di alam akan membuat PLH menjadi menarik dan
proses pemuridan, dimana anak-anak dididik di dalam menginspirasi anak-anak. Dengan praktik langsung di
kelompok kecil, baik di rumah maupun di gereja dan sekolah lapangan dan sambil bermain, anak-anak akan menyerap

234 235
Mendidik Anak Untuk Mencintai Lingkungan Hidup

pelajaran dengan efektif. Salah satu contoh pelajaran


lingkungan yang baik adalah seperti dilakukan Nixon Watem
di Raja Ampat, Papua Barat (http://video.metronews.com/
play/2016/05/03/523033/kofaduru-kofiau-2).
6. Pelajaran paling efektif adalah dengan melihat contoh dan Tantangan Pendidikan Anak
teladan. Orangtua di rumah adalah guru dan teladan hidup
di Tengah Berkembangnya
yang pertama dan utama dalam PLH. Bila orangtua ingin
anak-anaknya menjadi serupa dengan Kristus dan memiliki Teknologi Informasi
spiritualitas ekologis, maka mereka harus terus belajar dan Pdt. Martin Elvis, D. Min.
mempraktikkan mandat budaya yang dipercayakan Allah
dan selanjutnya meneruskan kepada generasi berikutnya.
Guru di sekolah, guru Sekolah Minggu, majelis jemaat dan Perkembangan Teknologi Informasi
pendeta adalah pendidik lain yang memegang peranan Perkembangan teknologi informasi sangat pesat dan tidak
penting dan Tuhan hadirkan dalam komunitas anak-anak. dapat kita bendung. Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia, populasi pengguna internet di Indonesia telah mencapai
88,1 juta, yang terdiri dari: wilayah Sumatera mencapai 18,6 juta,
Sebagai penutup, Fracis Schaeffer (1912-1984) pernah berkata:
Jawa-Bali mencapai 52,0 juta, Kalimantan mencapai 4,2 juta,
“jika saya memiliki persekutuan yang benar dengan Allah, maka
Sulawesi mencapai 7,3 juta, Nusa Tenggara, Papua dan Maluku
saya harus memperlakukan segala sesuatu yang Dia ciptakan sama mencapai 5,9 juta.1 Data dari We Are Social, pada bulan Januari 2015,
seperti Dia memperlakukan mereka”. Mari kita evaluasi perlakuan menunjukkan bahwa 72 juta orang di Indonesia sudah memiliki
kita terhadap ciptaan Allah dengan mengevaluasi persekuatan kita akun aktif di sosial media dan sebanyak 62 juta di antaranya telah
dengan Allah, Pencipta mereka. Selanjutnya, mari menghidupi mengakses melalui ponsel.2
mandat budaya yang dipercayakan Allah dan berkomitmen untuk
membentuk spiritualitas ekologis anak yang dipercayakan Tuhan
1
Profil Pengguna Internet Indonesia 2014. APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet In-
dalam keluarga dan pelayanan kita, agar mereka tumbuh menjadi donesia) https://beta.apjii.or.id/downfile/file/PROFILPENGGUNAINTERNETINDONESIA
murid Kristus yang memuliakan Allah, Sang Pencipta dengan 2014.pdf (diakses tanggal 21 April 2016)
2
Christine Franciska: #Tren Sosial: Apa rahasia sukses di media sosial? http://www.bbc.com/
mengasihi lingkungan dan sesamanya seperti Allah mengasihi mereka. indonesia/multimedia/2015/02/150226_trensosial_viral_secret (diakses tanggal 21 April
2016)

236 237
Tantangan Pendidikan Anak di Tengah Berkembangnya Teknologi Informasi Tantangan Pendidikan Anak di Tengah Berkembangnya Teknologi Informasi

Perkembangan teknologi informasi di satu pihak membuat Pengajaran dari Kitab Suci atau Media Teknologi
komunikasi begitu cepat dan mudah dilakukan, jarak yang jauh Informasi?
antar pulau menjadi begitu dekat, bukan hanya komunikasi audio Kitab Suci dalam Ulangan 6:4-9 Tuhan berfirman kepada
(suara) saja, melainkan juga dapat berkomunikasi audio-visual orangtua untuk mengajarkan berulang-ulang kepada anak-
(suara dan video) secara langsung (real-time). Dahulu memerlukan anaknya agar mereka mengasihi TUHAN dengan segenap hati
perangkat keras yang besar seperti personal komputer, sekarang dan dengan segenap jiwa dan dengan segenap kekuatan. Itulah
dapat dilakukan melalui sebuah gadget yang kecil. Namun perintah yang terutama, sehingga anak-anak sejak kecil memiliki
ironisnya, komunikasi secara face to face (tatap muka) semakin iman dan mengasihi TUHAN. Jika perintah yang penting ini
langka dan sekarang telah digantikan oleh komunikasi lewat tidak dilaksanakan, maka akan diambil alih oleh media teknologi
aplikasi sosial media. Akibatnya keluarga dalam satu rumahpun informasi yang setiap hari menanamkan sesuatu kepada anak-
dalam berkomunikasi menggunakan aplikasi media sosial saja, anak kita dengan bahasa komunikasi yang menarik, tidak
sehingga tidak banyak waktu untuk bertatap muka lagi. Itulah yang bosan-bosannya dan tidak pernah berhenti. Banyak pengajaran
kita sebut sebagai internet paradoks: ‘mendekatkan yang jauh dan dan konsep hidup yang bertentangan dengan Firman Tuhan
menjauhkan yang dekat’. seperti: hedonisme, pornografi, kekerasan, balas dendam,
Dengan akses informasi yang begitu cepat, dari dalam dan penipuan, cara bunuh diri, bullying, dan lain sebagainya.
luar negeri, serta penggunaan aplikasi dari smartphone yang Contoh dalam sebuah games pembunuhan: pemain berusaha untuk
sangat menarik, membuat semua orang ingin memiliki perangkat membunuh musuhnya, divisualkan dengan menembak musuh.
komunikasi smartphone, terutama anak-anak. Ketertarikan dan Dalam permainan ini dituntut kecepatan dan kejelian untuk
saling mempengaruhi dalam komunitas mendorong mereka untuk melihat musuh muncul dan menembaknya. Secara tidak sadar akan
meminta orangtua membelikannya bagi mereka. Begitu anak-anak tertanam dalam diri anak-anak: konsep bunuh atau terbunuh (kill
memiliki smartphone, mereka akan masuk ke dunia maya (virtual or be killed). Jika kemudian anak-anak ikut kelas Sekolah Minggu
world), suatu dunia baru bagi mereka, bebas mengakses apa yang lalu guru mengajarkan kita harus mengasihi musuh, maka akan
mereka suka, menerima informasi apa saja, bisa diakses dua puluh sulit bagi anak-anak yang sudah terbiasa main games membunuh
empat jam sehari, dan merupakan tren gaya hidup anak-anak masa diminta untuk menerima konsep pengampunan dan mengasihi
kini. musuh. Sebab jika itu mereka lakukan di dunia games, pastilah
mereka “terbunuh” dan kalah dalam bermain.

238 239
Tantangan Pendidikan Anak di Tengah Berkembangnya Teknologi Informasi Tantangan Pendidikan Anak di Tengah Berkembangnya Teknologi Informasi

Tantangan Anak-anak Masa Kini Bagaimana Melayani Anak-anak Pada Masa Kini?
Dalam sebuah survei kepada anak-anak Tunas Remaja, satu dari Pendekatan pelayanan untuk anak-anak remaja bukan dimulai
enam anak-anak sudah mengenal pornografi, bahkan seorang anak dari pendekatan mengatur perilaku dan kebiasaan seperti yang
sempat minta dipindahkan sekolah karena teman-temannya sering dilakukan oleh beberapa teori yang ada, tetapi dimulai dengan
berkata kasar dan sering membicarakan hal-hal porno. Ironisnya membangun pemahaman iman Kristen yang berpusat pada
hal ini justru terjadi di sekolah Kristen. TUHAN. Menurut Matthew Eppinette:
Dari data objektif hasil wawancara dan survei kepada orangtua
maupun anak-anak ditemukan pengaruh negatif yang nyata seperti: Amatlah penting bagi kita untuk mengenal bukan hanya terhadap
kecanduan main games, perubahan perilaku seperti suka berontak, ancaman dari kehadiran teknologi, tetapi juga kesempatan untuk
marah-marah, berkata kasar, melalaikan tugas sekolah, tidak masuk taat kepada mandat budaya yang Tuhan berikan. Seorang teolog
sekolah, berani berbohong, bahkan ada anak usia SD yang berani menegaskan, “Masalah tidak terletak pada teknologi itu sendiri,
memukul ibunya. Ada juga anak-anak yang berpikir tentang bunuh melainkan pada kerangka moral yang berkurang, yang olehnya
diri. dapat berkata kepada kita bagaimana dengan nenar menolak
Sehubungan dengan pengaruh negatif multimedia, Larry W. atau menerimanya.”4
Poland dalam pembahasan mengenai “Kristus dan Kultur: Orang
Kristen dan Media” menulis sebagai berikut:
Kebanyakan pendekatan pelayanan untuk anak-anak hanya
Saya pribadi bisa membuktikan mental, fisik dan rohani yang menyertakan kerohanian sebagai salah satu pelengkap, bukan yang
seakan mati rasa yang terjadi setelah saya menonton televisi utama. Sedangkan Kitab Suci dalam Ulangan 6:4-9 menempatkan
untuk jangka waktu yang lama, bahkan ketika tontonannya berisi TUHAN sebagai pusat dan yang utama. Melalui Firman Tuhan kita
hal yang menstimulir dan menegangkan . . . Saya memperhatikan percaya bahwa semua manusia berdosa, hanya melalui penebusan di
bahwa saya mengalami efek-efek bawah sadar yang serupa setelah dalam Kristus kita disucikan dan dibebaskan dari perhambaan dosa.
mendengar musik sekuler dan menonton film sekuler untuk Setelah itu kita perlu hidup menaati pimpinan Roh Kudus sehingga
waktu yang lama – merasakan ketumpulan rohani dan ketiadaan kita tidak hidup menurut keinginan daging kita. Masalah kecanduan
kehidupan.3 terhadap media teknologi informasi serta penyalahgunaannya tidak

3
Larry W. Poland, “God and Culture” dalam Allah dan Kebudayaan (D. A. Carson dan John 4
“Human 2.0; Transhumanism as a Cultural Trend” dalam Everyday Theology (ed. Kevin J.
D. Woodbridge, ed. Surabaya: Momentum, 324:1997). Vanhoozer, Charles A. Anderson, Michael J. Sleasman;Grand Rapids: Baker, 204:2007).

240 241
Tantangan Pendidikan Anak di Tengah Berkembangnya Teknologi Informasi Tantangan Pendidikan Anak di Tengah Berkembangnya Teknologi Informasi

hanya terletak pada masalah kurangnya pendidikan, kurangnya pada pintu gerbangmu.”
perhatian, kurangnya disiplin, dan lain sebagainya, melainkan Pendidikan yang sangat penting adalah pendidikan yang
masalah pada akar dosa dalam keinginan daging manusia yang mengajarkan anak-anak untuk mengasihi TUHAN. Inilah yang
cenderung memuaskan dirinya sendiri dan tidak peduli dengan menjadi fondasi dasar dari segala pengajaran di pendidikan umum
tugas dan tanggung jawabnya terhadap orangtua dan TUHAN. di sekolah. Tugas pengajaran ini tidak dapat diserahkan kepada
pendidikan umum di sekolah atau ke gereja saja, melainkan menjadi
Pendidikan Anak-anak Masa Kini tugas orangtua pula.

Orangtua masa kini berusaha supaya anak-anaknya Pengajaran agar anak-anak mengasihi TUHAN akan menjadi
mendapatkan pendidikan yang terbaik, jika memungkinkan di fondasi iman, sehingga anak-anak dengan iman dapat menolak
sekolah internasional. segala tantangan masa kini, termasuk tantangan dari dampak
perkembangan teknologi informasi, yang dapat menyeret mereka
Pendidikan anak-anak masa kini di tengah berkembangnya
hidup di dalam dosa, hidup tidak tertib, dan melalaikan tugas dan
teknologi informasi sebenarnya tidak dimulai dari bangku sekolah,
tanggung jawabnya.
melainkan dari rumah.
Namun sebelum orangtua dapat mengajar anak-anak untuk
Ulangan 6:4-9 menulis:
mengasihi TUHAN, orangtua harus terlebih dahulu hidup sesuai
“Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu
Firman TUHAN.
esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
Ulangan 11:18-20 menulis:
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa
yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau “Tetapi kamu harus menaruh perkataan-Ku ini dalam hatimu
perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang dan dalam jiwamu; kamu harus mengikatkannya sebagai
kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di
duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, dahimu. Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu
apabila engkau sedang berbaring dan apabila engkau bangun. dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu
Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau
tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan berbaring dan apabila engkau bangun.”
haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan

242 243
Tantangan Pendidikan Anak di Tengah Berkembangnya Teknologi Informasi Tantangan Pendidikan Anak di Tengah Berkembangnya Teknologi Informasi

Anak-anak masa kini memerlukan role model, iman yang dunia pendidikan yang tidak berpusat kepada Tuhan Yesus.
diajarkan dari orangtua kepada anak-anak seperti yang tertulis Selain pendidikan di rumah, yang membangun fondasi iman
dalam 2 Timotius 1:5 “Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus anak, tentunya peranan pendidikan di gereja (Sekolah Minggu),
ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois pendidikan di sekolah, dan pendidikan berbasis masyarakat yang
dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam juga merupakan bagian holistik dari pendidikan anak yang sangat
dirimu.” penting. Oleh sebab itu perlu diperhatikan secara komprehensif,
Anak-anak yang tumbuh dengan kekurangan kasih sayang akan mulai dari meletakkan dasar pendidikan iman lalu membangun di
menjadi anak-anak yang bermasalah ketika mereka menginjak atasnya pendidikan umum.
usia remaja dan pemuda. Untuk mengisi kekosongan akan kasih,
mereka akan mencari perhatian di luar, mengikuti pergaulan buruk Kesimpulan
demi bisa diterima oleh suatu komunitas, rentan dan tidak memiliki
Tantangan pendidikan anak di tengah berkembangnya teknologi
iman untuk menolak segala yang tidak berkenan kepada TUHAN.
informasi tidak hanya berasal dari tantangan luar yang diakibatkan
Apakah sedemikian penting pengajaran Firman Tuhan untuk oleh dampak buruk berkembangnya teknologi informasi semata,
mengasihi TUHAN dengan segenap hati, dan dengan segenap jiwa melainkan juga tantangan dari dalam, yaitu orangtua yang tidak
dan dengan segenap kekuatan? Bukankah pendidikan tinggi di mengajarkan perintah utama TUHAN. Jika orangtua tidak
sekolah umum lebih penting? mengajarkan fondasi iman yang begitu penting, maka pengajaran ini
Penulis pernah mengadakan percakapan dengan seorang remaja akan diambil alih oleh media teknologi informasi yang sarat dengan
yang mengikuti pendidikan di salah satu sekolah internasional. berbagai hal yang akan menyeret anak-anak kita meninggalkan
Dari percakapan itu, penulis mengetahui bahwa banyak sekali imannya dan hidup di dalam dosa.
pemahaman yang bergeser dari iman menjadi bergantung kepada
rasio. Segala sesuatu menjadi relatif dan tidak ada kebenaran yang
absolut. Apa yang benar atau tidak, dinilai oleh diri sendiri, bukan
berdasarkan apa yang Firman Tuhan katakan. Kalau itu adalah hasil
pendidikan yang ada, maka kita akan menghasilkan anak-anak yang
pintar tetapi tidak hidup dalam kebenaran. Pusat hidupnya adalah
diri sendiri, bukan TUHAN. Ini adalah bahaya terbesar dalam

244 245
It Takes the Whole Village to
Raise a Child
Linayati Tjindra, S.I.Kom.*

Kutipan di atas, terusung popularitasnya saat Hillary Clinton


di tahun 1996 (statusnya saat itu adalah Ibu Negara, sebagai istri
dari Bill Clinton Presiden Amerika Serikat ke-42, periode tahun
1993-2001), menerbitkan buku berjudul “It Takes A Village”, yang
berisikan nilai-nilai pengasuhan keluarga terhadap anak.
Ideologi “Butuh Sekampung untuk Membesarkan Seorang
Anak” diyakini berasal dari peribahasa suku Igbo dan Yoruba di
Nigeria. Di budaya suku-suku Benua Hitam, metode pengasuhan
anak memang tidak dimonopoli oleh satu rumah atau satu keluarga
atau satu orang. Seorang anak dalam pertumbuhannya, selain
dibesarkan keluarga inti, wajib “digelandang” untuk tinggal di
rumah kakek nenek, paman, bibi, tetangga, tetua suku, hingga tokoh
pendidik yang dihormati dan diakui keahliannya, seperti: pandai
besi, peternak, peladang, pemburu, atau penenun.
Dipercaya bahwa metode membesarkan anak secara “berjamaah”
ini dilatarbelakangi oleh kondisi lingkungan Afrika yang ganas dan
liar. Pembekalan dengan berbagai kemampuan, baik dalam hal

246 247
It Takes the Whole Village to Raise a Child It Takes the Whole Village to Raise a Child

pengetahuan (soft skill) maupun keterampilan (hard skill), dalam masuk bagi predator anak. Dari sejumlah kasus kekerasan anak,
diri seorang anak diharapkan dapat menjadi bekal utama baginya orang terdekat yang dipercaya justru menjadi pelaku kekerasan
untuk menghadapi keganasan dunia. Kondisi politik, militer, konflik anak: ayah kandung, ibu kandung, ayah tiri, ibu tiri, pacar ayah,
kelompok militan anti toleran yang mencuat di Afrika pada dekade pacar ibu, pembantu/pengasuh anak, kakek, guru mengaji, guru di
belakangan ini kian melengkapi multi kompleksnya tantangan sekolah, guru ekstra kurikuler, hingga tetangga.
untuk bertahan hidup bagi seorang anak di wilayah tersebut. Perkembangan terkini dan diprediksi di hari nanti, pengasuhan
anak kian “terkotak”, masuk dalam ranah eksklusivitas, baik dari
Pengasuhan Berjamaah vs Eksklusif segi strata, religi, maupun etnis. Sedari dilahirkan di rumah bersalin
eksklusif, anak tumbuh besar di komplek perumahan eksklusif,
Bagaimana di Indonesia? Sebenarnya metode pengasuhan
bersekolah hingga kuliah di lembaga pendidikan eksklusif. Tidak
berjamaah seorang anak juga terjadi di Indonesia. Lazim seorang
sedikit ditemukan realita adanya seorang alumni baru yang masuk
anak dibesarkan tidak hanya oleh orangtua kandung, tapi juga
satu perusahaan mengalami culture shock saat mengetahui betapa
oleh kakek-nenek, paman-bibi, saudara kandung atau tiri, sepupu,
beraneka rekan kerjanya yang datang dari religi berbeda, strata sosial
saudara jauh, hingga tetangga.
dan etnis yang belum pernah dia ketahui sebelumnya. Ironis bila
Pengasuhan ‘keroyokan’ ini memiliki plus minus tersendiri.
dalam dunia pekerjaan pun ia diisolasi dalam lingkungan eksklusif,
Beberapa teori dan pendapat ahli psikologi mengkhawatirkan
hingga wafatnya pun dimakamkan di pemakaman eksklusif.
terjadinya pengaburan nilai (value shift), seperti degradasi tanggung
Pengasuhan anak yang serba eksklusif di saat nanti, niscaya
jawab orangtua kandung, kadar emosi yang berbeda pada pengasuh
menjadikan bangsa ini rentan akan konflik horisontal di masa
yang bukan orangtua kandung, tingkat penerimaan diri anak
nanti. Sudah ada sejumlah survei dengan responden warga kota
(minder bila mengetahui dirinya diasuh bukan orangtua kandung,
besar di negeri ini yang mencuatkan hasil memiriskan, dimana ada
atau melakukan perbandingan dengan teman sebayanya yang
sejumlah penduduk dengan signifikan merasakan tidak nyaman
diasuh orangtua kandung), serta praktek perundungan (bullying)
bertetangga dengan yang berbeda agama dan memilih untuk
yang cenderung didapatkan anak yang diasuh bukan orangtua
berada di komunitas seiman. Refleksi dari kemunculan kompleks
kandung.
perumahan khusus penghuni seiman di beberapa tempat, sekolah
Nilai plus dari pengasuhan bersama – yang digemari oleh aktivis
apalagi, merambah hingga ke rumah sakit, restoran, salon, dan
anak – adalah seorang anak diawasi bersama sehingga meminimalir
seperti yang sempat disebutkan sebelumnya: pemakaman.
terjadinya kekerasan pada anak (verbal, fisik, seksual). Namun bagai
dua sisi keping mata uang, pengasuhan bersama juga menjadi pintu

248 249
It Takes the Whole Village to Raise a Child It Takes the Whole Village to Raise a Child

Perkembangan Dunia Digital tetap terhubung dengan lingkar pertemanan maya, mengecek data,
Generasi anak sekarang tidak bisa dibanding-bandingkan mencari referensi, menonton film, mendengar musik, dan bermain
dengan generasi terdahulu. Hentikan kata-kata seperti “Waktu game – menjadikan anak bagai terhipnotis. Kekhawatiran muncul
ayah kecil dulu…” atau “Dulu mama mana pernah begitu...” Karena bahwa mereka bakal tumbuh menjadi anak asosial, tidak paham
memang mereka tidak hidup di zaman itu. Anak-anak kita hidup di etika dalam menghadapi orang yang lebih tua, tidak peka dengan
zaman sekarang, era digital. Televisi bukan lagi kotak ajaib sumber pranata masyarakat, tidak peduli dengan lingkungan sekitar, dan
hiburan tunggal, tapi youtube, yang membebaskan mereka memilih mengalami kelelahan fisik ataupun mental (akibat terpapar radiasi
apa yang ingin ditonton (tanpa harus menunggu jam acara diputar yang meski dalam kadar kecil namun bisa berakumulasi dalam
atau rebutan remote). Karir tidak lagi menjadi PNS atau pegawai hitungan tahun).
kantoran berdasi, tapi memulai bisnis online (e-commerce) atau Juga derasnya informasi yang masuk tanpa filter, dapat
start-up. Mereka bisa berkantor di mana saja – di atas tempat tidur, menjerumuskan anak ke dunia pornografi, perdagangan manusia
teras rumah, garasi, café, taman publik, atau kantor berbagi (sharing (trafficking), kekerasan atau pelacuran (fisik maupun psikologis),
office) – dengan busana bebas. dan pencucian otak (brainwashing) nilai-nilai ekstrim/militan
Berbagai sendi kehidupan diramalkan akan berubah secara masif. yang intoleran. Baru-baru ini pemerintah negara Amerika Serikat
Segenap aktivitas akan dilakukan secara online. Belanja, sekolah, menggelar program kerja sama dengan negara-negara berkembang
kursus bahasa, konsultasi, transaksi keuangan, kegiatan bisnis, yang masuk dalam daftar area di mana simpatisan teroris atau
dokumentasi, kreasi visual, transfer data, mencari referensi, hingga kelompok militan berasal – dan salah satunya Indonesia –untuk
pemeriksaan kesehatan. Profesi yang dikejar generasi kini pun melakukan sosialisasi ke anak-anak usia sekolah guna meminimalir
akan terdengar aneh dan dipertanyakan tingkat kesejahteraannya. terjadinya perekrutan via jalur maya kepada mereka yang masih
Pernah mendengar istilah seiyuu? Itu adalah profesi pengisi suara gampang diperdaya dan belum kuat fondasi iman serta pengetahuan
untuk karakter anime Jepang yang tidak bisa dipandang sebelah agamanya.
mata. Penghasilannya setara kepala cabang bank dan kompetisi
untuk mengisi ranah pekerjaan ini sangatlah tinggi. Jadi, terimalah Pendidikan Holistik
kenyataan bahwa zaman sudah berubah. Kita pun dituntut untuk Penulis setuju dengan tema besar dari penulisan buku ini, yakni
bisa mengikuti perubahan itu tanpa harus hanyut terbawa arus. “Pendidikan anak yang holistik harus dilandasi oleh pendidikan
Lagi-lagi perkembangan zaman selalu diiringi efek samping. di lingkungan keluarga, gereja (Sekolah Minggu), sekolah, dan
Ketergantungan terhadap perangkat gawai (gadget) untuk dapat pendidikan berbasis masyarakat (community base)”. Inilah

250 251
It Takes the Whole Village to Raise a Child It Takes the Whole Village to Raise a Child

pemaduan metode pendidikan eksklusif dan inklusif. Orangtua aneka komunitas, saat ini jumlah dan pergerakan swadaya publik
tetap sadar akan kewajibannya sebagai orangtua dan turut serta dalam mengkoordinir kekuatan massa melakukan aktivitas sosial
dalam pengasuhan sang anak yang menjadi tanggung jawabnya dengan tujuan tertentu sangat beraneka dan menghadirkan pilihan
(tidak diserahkan begitu saja ke pengasuh atau kakek nenek). Seperti tak terbatas, mulai dari pecinta hewan, pemanfaatan lahan untuk
yang diingatkan Salomo dalam tulisannya pada Amsal pasal 29 ayat berkebun, peminat tokoh heroik, penggemar bebatuan, hingga
17: “Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketentraman pemerhati toilet.
kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.” Komunitas pemerhati anak-anak pun cukup banyak. Terbagi
Pendidikan berbasis masyarakat (community base) adalah dalam spesifikasi anak difabel, buruh anak, anak korban perdagangan
satu metode pendidikan yang muncul mendampingi pendidikan (trafficking), anak yatim piatu, anak panti asuhan, anak jalanan,
berbasis pemerintah (government base). PBM diyakini melengkapi anak pengungsi, anak korban konflik, anak berkebutuhan khusus,
kekurangan dari pendidikan formal (sekolah), seperti pengembangan anak dengan HIV AIDS, dan masih banyak lagi.
karakter siswa, jiwa sosial, mental kepemimpinan, kebijakan lokal Dalam prinsip teologi, semua manusia adalah sama derajatnya,
(local wisdom), keagamaan, soft skill dan hard skill. PBM juga demikian juga dengan anak-anak. Mereka adalah makhluk berharga
mendorong peran serta masyarakat untuk berpartisipasi dalam karya Tuhan yang diciptakan seturut citra-Nya (Homo Imago Dei),
pembentukan karakter warganya dalam skala kecil, komunitasnya sebagaimana yang dituliskan dalam Kejadian 1:26. Karenanya
dalam skala menengah, dan bangsanya dalam skala besar. setiap anak berharga. Satu jiwa adalah satu jiwa. Penelantaran,
Beberapa contoh pendidikan berbasis masyarakat di antaranya: kekerasan, perundungan (bullying) terhadap satu anak – apapun
PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) yang ada di setiap latar belakangnya, strata sosialnya, kelengkapan fisiknya – adalah
kelurahan dan menjadi program utama yang didanai pemerintah, kasus yang perlu ditangani segera, bahkan harus dicegah sebelum
pesantren, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TBM (Taman terjadi.
Bacaan Masyarakat), kursus keterampilan bagi pemuda, kaum Sehubungan dengan itu, penanaman paham inklusif, nilai
tani, kaum nelayan, kaum ibu, dan masih banyak lagi. Termasuk pluralis, toleransi, ke-‘bhineka tunggal ika’-an, jiwa filantropi,
juga lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang digerakkan oleh dan keteladanan untuk merangkul semua pihak seperti yang
masyarakat dan menggerakkan masyarakat. diteladankan Yesus sendiri – dapat ditanamkan kepada anak-anak
sedari dini. Salah satunya dengan program yang melibatkan anak
Anak Sekolah Minggu dan Marjinal “normal” dengan anak “marjinal”, dalam hal ini anak-anak kita
Selini dengan perkembangan media sosial yang memunculkan yang sebagian besar dibina di Sekolah Minggu dengan anak-anak

252 253
It Takes the Whole Village to Raise a Child It Takes the Whole Village to Raise a Child

yang selama ini terpinggirkan dari masyarakat (marjin = pinggir, Anak Kini, Pemimpin Nanti
garis batas), seperti anak jalanan, anak pemulung, anak pengemis, Karakter anak yang sehat jiwa sosialnya – dalam arti banyak
anak pengamen, anak asongan, anak gerobak, anak pengungsi, anak bermain, banyak teman, banyak bersosialisasi, banyak bergerak,
korban konflik, dan lainnya. banyak melihat-mendengar-meraba-mencium-merasa (panca
Berbagai program dan aktivitas selama ini digelar bagi kedua indra) – akan lebih sehat secara jasmani dan rohani, seimbang
kelompok anak yang kontras latarnya - baik yang bersifat momentum (balance), dan ceria. Sensitivitasnya terbentuk agar tidak menjadi
(sekian jam) atau periodikal (1 semester atau 1 tahun) - berupa manusia yang kaku dan apatis.
belajar bersama, penyerahan donasi, dongeng, masak bersama lalu Anak yang kerap berorganisasi, bakal terbentuk kemampuan
makan bersama, karyawisata, nonton film, atau kegiatan sederhana kepemimpinannya (leadership), berani dalam menghadapi masalah,
sesuai natur anak yakni bermain. cepat menangani problema dan mengambil solusinya. Mereka tahu
Anak-anak yang dilibatkan dalam kegiatan bersama dengan realita yang ada di lapangan. Bahwa masih ada orang-orang di
anak marjinal, diyakini dapat menumbuhkan aneka karakter positif sekitar yang perlu penanganan, bukan dunia mimpi yang terlihat
yang berguna dalam pembentukan inner-persona mereka sebagai begitu sempurna di layar televisi.
bekal tumbuh kembangnya menjadi manusia dewasa yang memiliki Pembentukan dan penggemblengan anak sedari dini untuk
kepekaan sosial dan kepedulian lingkungan. Anak juga dilatih akan bersosialisasi serta terlibat dalam kegiatan sosial, merupakan
pentingnya berbagi, bagaimana berkomunikasi, dan mengenal satu upaya pembibitan jangka panjang yang berkenaan dengan
kehidupan. kehidupan gereja. Individu yang berani bersuara, membuat program
Anak pun bisa melihat sendiri bahwa ada rekan sebayanya yang menyentuh realita lapangan, dan memiliki toleransi tinggi
yang kurang seberuntung dia – dalam hal pendidikan, fasilitas dengan kesadaran bahwa komunitas Kristen adalah minoritas yang
tempat tinggal, kelengkapan orangtua dan keluarga, kuantitas dan ada di negara dengan populasi muslim terbesar di dunia.
kualitas makanan sehari-hari, penyaluran hobi, hingga akses untuk Kesadaran ini menentukan nasib gereja di hari nanti, karakter
hiburan. Penulis kerap mendapat informasi dari banyak orangtua pemimpin Kristiani seperti apa di masa depan, dan bagaimana
yang sepulang dari aktivitas bersama anak marjinal asuhan Sahabat role model Yesus Kristus terefleksi pada para pemimpin gereja. Di
Anak, bahwa anak mereka berubah. Lebih menghargai makanan, sinilah korelasi pentingnya pembentukan karakter anak di masa
lebih menghargai mainannya, lebih menghargai sekolah, lebih kini – salah satunya dengan aktivitas sosial bersama kaum marjinal
menghargai kamar tidurnya, dan menghargai orangtuanya. – memiliki kontribusi akan nasib gereja dan kekristenan di hari
nanti.

254 255
It Takes the Whole Village to Raise a Child

Kiranya Tuhan senantiasa memberkati pelayanan Sekolah


Minggu di gereja di manapun, karena pelayanan anak adalah
pelayanan super strategis. Pelayanan hulu yang menyentuh langsung
ke individu calon pemimpin masa depan. Kiranya semakin banyak
juga anak-anak Tuhan yang tersentuh hatinya dan memberikan diri
sepenuh hati untuk pelayanan anak, seperti yang telah ditunjukkan
oleh Pdt. Nurhayati Girsang selama ini.

Salam SAHABAT!

Pelayanan Anak di
*Pendiri dan pembina Yayasan Sahabat Anak
GKI GUNUNG
SAHARI

256 257
Sekilas Sejarah
Sekolah Minggu
GKI Gunung Sahari

Sekolah Minggu di GKI Gunung Sahari sudah mulai ada sekitar


tahun 1947. Saat itu Sekolah Minggu Anak-Anak (waktu itu Komisi
Anak-Anak) berlokasi di SR Tanah Nyonyah (sekarang SDK 3 BPK
Penabur, Jl. Gunung Sahari 90A). Kemudian pada tahun 1950 ketika
Gereja Senen (sekarang GKI Gunung Sahari/GKI Gunsa) sudah
memiliki tempat ibadah yang tetap yaitu di jalan Laan Kadiman
No.8 (sekarang jalan Gunung Sahari IV), maka pelayanan Sekolah
Minggu diadakan juga di tempat tersebut.
Pada awalnya jumlah Anak Sekolah Minggu (ASM) dan Guru
Sekolah Minggu (GSM) masih sangat sedikit. Guru-guru yang
mangajar saat itu di antaranya adalah Pdt. Lie Beng Tjoan, Lie
Tji Kiet, Siem Tjien Ho, Kho Im Liam, Tio Tjing Hian, Maria Tio,
Ibu Messah, Ibu Lina Halim, Ibu Ben Maleachi, Paul Kurniadi dll.
Pada waktu itu Pusat Sekolah Minggu ditempatkan di SDK 3 BPK
Penabur, jalan Gunung Sahari 90A, karena ruangan di GKI Gunsa
IV No. 8 belum mencukupi kebutuhan yang ada seperti tempat
untuk perkumpulan GSM dan kelas persiapan GSM.

258 259
Sekilas Sejarah Sekolah Minggu GKI Gunung Sahari Sekilas Sejarah Sekolah Minggu GKI Gunung Sahari

Pada tanggal 5 Oktober 1960, Komisi Anak GKI Gunsa juga anak-anak pulang. Pada setiap kelas ada “guru” yang memberitakan
membuka Pos PI sebagai tempat pelayanan Sekolah Minggu anak- Firman dan memimpin puji-pujian, yang disebut Tante dan Om
anak. Awalnya rumah Pdt. Lukito Handojo (alm.) dipakai untuk yang didampingi dengan satu orang asisten. Pada waktu itu pusat
kelas Sekolah Minggu di jalan Tanah Tinggi 1 dan kemudian dibuka kegiatan Sekolah Minggu ditempatkan di SDK 3 BPK Penabur, Jalan
juga Pos Salemba Tengah (Matraman). Selain itu ada Sekolah Gunung Sahari 90A, karena ruangan di GKI Gunsa IV No. 8 belum
Minggu Anak yang diadakan di rumah Ny. Tjung Kwie Lien (alm.) mencukupi kebutuhan yang ada, seperti tempat untuk perkumpulan
di Pangarengan Kali Pasir yang pada tahun 1979 pelaksanaannya GSM dan kelas persiapan GSM.
digabungkan dengan Sekolah Minggu Tanah Tinggi karena Tokoh/inisiator SM adalah dr. Lukas Hartanto dan Bapak Paul
jumlah anak-anak yang hadir semakin berkurang seiring dengan Kurniadi. Bapak Paul Kurniadi merupakan salah seorang tokoh
bertambahnya usia mereka. Para tokoh SM yang melayani dari GSM yang sangat mengayomi guru-guru SM - sebagai orangtua
tahun 1951 – 1964 di antaranya adalah Pdt. Lie Beng Tjoan, Lie sekaligus rekan sekerja yang mendorong dan mendukung semangat
Tji Kiet, Sim Tjin Ho, Kho Im Liam, Tio Tjing Hian dan Maria Tio. para GSM. Beliau banyak membina dalam bercerita dan bernyanyi.
Kelas SM dimulai dari usia 4 tahun (kelas Frobel) sampai 15 Sedangkan Ibu Lina Gumulya dan Pdt Em. Flora Dharmawan
tahun dan tetap dibina untuk menjadi guru SM karena ketika itu adalah tokoh mentor GSM yang baik. Pdt. Em. Flora Dharmawan
belum ada Komisi Remaja. Pedoman SM yang digunakan berasal mulai aktif di SM sejak tahun 1974. Saat itu beliau mendampingi
dari Bina Warga. Sebelum seseorang melayani sebagai guru SM, dan memimpin para guru Sekolah Minggu.
mereka dipersiapkan/dibina selama 2 tahun oleh Bapak Lie Tji Pada tahun 1970-an jumlah ASM dan GSM mulai bertambah
Kiet. Persiapan atau pembinaan tersebut diadakan seminggu sekali banyak. Meskipun banyak GSM, yang ada melayani akan tetapi
yaitu setiap hari Kamis selama 2 jam (pk. 15.00-17.00) dengan hanya sedikit yang benar-benar aktif dan bertanggung jawab.
materi “Teknik mengajar/mendampingi anak kecil”. Suasana kelas Pada waktu itu belum ada pembinaan GSM yang ada adalah kelas
persiapan yang nyaman dan akrab menyebabkan para GSM selalu persiapan mengajar. Tuhanlah mengirimkan hamba-hamba-Nya
dengan sukacita mengharapkan datangnya hari Kamis. Setelah untuk melayani di ladang-Nya, Tuhan pulalah yang menopang
diperbolehkan praktek di kelas Frobel, mereka sangat senang sekali perjalanan dan keberadaan Sekolah Minggu di GKI Gunsa. Melalui
karena disebut sebagai “asisten” dengan tugasnya menyiapkan Pdt. Nurhayati Girsang, Tuhan kembali mengirimkan hamba-
bangku-bangku kecil di sekeliling pohon mahoni di halaman SD. Nya yang berkomitmen dalam pelayanan di SM GKI Gunsa. Pdt.
Setelah lonceng berbunyi, mereka memimpin anak-anak (ada Nurhayati Girsang mulai terpanggil melayani di SM sejak tahun
sekitar 3 kelas dengan peserta 5 – 8 anak setiap kelasnya) berbaris 1988 dan sampai saat ini walaupun sudah memasuki masa emeritasi/
masuk kelas, melakukan absen dan membagikan gambar sebelum pensiun, beban pelayanan di SM masih berkobar dalam diri beliau.

260 261
Sekilas Sejarah Sekolah Minggu GKI Gunung Sahari Sekilas Sejarah Sekolah Minggu GKI Gunung Sahari

Pada tahun 1980-an, Sekolah Minggu GKI Gunsa mulai Minggu pukul 10.00 (paralel dengan Kebaktian Umum III). Ada
mengadakan Pembinaan Guru Sekolah Minggu. Kelas pembinaan lima kelas yang dibuka untuk batita, balita, kelas kecil (kelas 1-3
GSM sendiri baru mulai baku pada tahun 1988 dan dilakukan secara SD) dan kelas besar (kelas 4 SD - 1 SMP). Mulai tahun 2006, Pusat
tetap sampai sekarang, yang dikenal dengan istilah kelas calon guru Sekolah Minggu dipindahkan dari SDK 3 ke Gereja Gunung Sahari
(cagur). Pdt. Nurhayati Girsang mulai mengembangkan pembinaan IV No. 8 yang sekaligus menjadi tempat semua GSM berkumpul
GSM pada tahun 1990 dan kemudian merintis SBI pada tahun 2003 setelah mengajar dan melakukan persiapan mengajar untuk minggu
dan terus mengembangkannya sampai saat ini. berikutnya. Pusat Sekolah Minggu SDK 3 berganti nama menjadi
Beberapa tempat yang sempat menjadi pos/cabang SM sampai Cabang SDK 3.
dengan tahun 2006 adalah : Hingga saat ini KA telah membuka 37 kelas SM, dengan jumlah
1. Pusat, Jl.Gunung Sahari 90A, pukul 08.30-09.30 GSM aktif melayani 117 orang dengan kehadiran rata-rata 500
ASM. Saat ini lokasi SM dan pos/cabang yang digunakan adalah:
2. Cabang Gereja I, Jl.Gunung Sahari IV No. 8, pukul 08.00-09.00
1. Pusat, Jl. Gunung Sahari IV No. 8, pukul 08.00-09.00 dan pukul
3. Cabang Gereja II, Jl.Gunung Sahari IV No. 8, pukul 17.00-18.00
10.00 -11.00
4. Cabang Thoyib, Jl. Maphar II/77A, pukul 08.30-09.30
2. Cabang SDK 3, Jl. Gunung Sahari 90A, pukul 08.00-09.00
5. Cabang Krekot, Jl. A Gg I/4-5 Karang Anyar, pukul 08.30-09.30
3. Cabang Thoyib, Jl. Maphar II/77A, pukul 08.30-09.30
6. Cabang Tanah Tinggi, Jl.Tanah Tinggi 1/1, pukul 08.15-09.15
Menurut Pdt. Em Flora Dharmawan, visi/misi Komisi Anak
7. Cabang Pintu Air, Jl. Pintu Air V/37, pukul 08.15-09.15
perlu dikembangkan terus mengingat The Sunday School is the
8. Cabang Sumur Batu, Jl. A3/12 RT12/RW01, pukul 08.15-09.15
Church of Tomorrow. SM di GKI Gunsa terus berproses sampai
9. Cabang Matraman, Jl. Penegak No. 9, pukul 08.15-09.15
sekarang. Tantangan utama SM saat ini adalah permasalahan
10. Cabang Sunter Indah, Jl. Sunter Indah Blok KA2/24, pukul narkoba, gadget, pornografi. Harapan ke depan untuk Komisi Anak
08.15-09.15 adalah GKI Gunsa dapat mempersiapkan pemimpin-pemimpin
Seiring dengan perkembangan GKI Gunsa, pada tanggal 12 Maret masa depan untuk gereja dan masyarakat.
2006 pusat kegiatan Sekolah Minggu mulai menempati gedung baru
di jalan Gunung Sahari IV No. 8. Dengan menempati lokasi di GSP
1, 2 dan, 3 Komisi Anak membuka 21 kelas Sekolah Minggu setiap
Narasumber: Pdt. Em. Flora Dharmawan, Ibu Annie Ting, Ibu Lily
pk. 08.00 dan beberapa cabang secara bertahap ditutup. Kemudian
Ribrianto
pada tanggal 23 Juli 2006, Komisi Anak membuka kelas Sekolah

262 263
Sekolah Bina Iman (SBI)
GKI Gunung Sahari

Pada awalnya banyak orangtua serta jemaat umum yang


beranggapan bahwa Sekolah Minggu (SM) tidak ubahnya sebagai
tempat penitipan anak, yaitu agar para orangtua/jemaat bisa
beribadah dengan baik, tidak terganggu oleh anak-anak. Namun
seiring dengan berjalannya waktu, SM terus berbenah diri dalam
pelayananannya, di antaranya melalui penempatan Pengerja khusus
SM, memperjelas visi, misi SM, pembaharuan kurikulum serta pola
rekruitmen para pengajar SM (Guru Sekolah Minggu/GSM), dsb.
Melalui semua itu peran SM serta kehadirannya bagi jemaat GKI
Gunung Sahari (GKI Gunsa) semakin dirasakan.
Hingga pada dekade terakhir ini perkembangan teknologi yang
semakin “dahsyat” melanda anak-anak usia dini antara lain adalah
acara televisi yang 24 jam, gadget serta aneka games yang begitu
memikat, sementara itu banyak orangtua yang terlalu sibuk bekerja.
Dengan adanya tantangan yang semakin berat tersebut, gereja
melihat bahwa SM saja belumlah cukup, gereja ingin mengembalikan
peran orangtua dalam perkembangan spiritualitas anak.

264 265
Sekilas Sejarah Sekolah Bina Iman (SBI) GKI Gunung Sahari Sekilas Sejarah Sekolah Bina Iman (SBI) GKI Gunung Sahari

Masa emas atau yang dikenal dengan istilah “Golden Age” 3. Membina iman anak untuk mempersiapkan pemimpin masa
adalah masa-masa dimana kemampuan otak anak untuk menyerap depan yang berwatak Kristiani.
informasi sangat tinggi. Apapun informasi yang diberikan akan 4. Membantu orangtua dalam membimbing anak melalui metode
berdampak bagi si anak di kemudian hari. Walaupun beberapa ahli pendidikan Kristiani.
menyebutkan adanya perbedaan tentang periode waktu “Golden
SBI sendiri pada awalnya dimulai di GKI Kayu Putih pada sekitar
Age”, ada yang menyebut anak berusia di bawah 2 tahun, anak
tahun 2001. tidak lama kemudian tahun 2003 mulai dirintis di GKI
berusia di bawah 5 tahun, bahkan ada yang menyebutnya sebagai
Gunsa. Ketika itu Fony Salim (Ketua Komisi Anak), mengutus
anak yang berusia di bawah 8 tahun. Namun dari berbagai periode
beberapa personil GSM untuk magang SBI di GKI Kayu Putih, di
waktu yang ada, pada umumnya mereka sepakat bahwa awal
lain pihak GKI Kayu Putih justru banyak mengirimkan personil ke
pertama kehidupan anak merupakan masa emas mereka. Oleh
GKI Gunsa untuk training GSM (calon GSM) dari 1998 - 2015.
karena itu masa “Golden Age” sering pula dikenal dengan “masa-
Pada bulan Juli 2006, SBI di GKI Gunsa pertama kali diuji-
masa penting anak yang tidak bisa diulang”. Pada masa inilah
cobakan pada kelas Batita Cabang SDK 3 dengan jumlah 10 anak
para orangtua diajak untuk dapat mendidik dan mengoptimalkan
dan 4 guru SBI. Kemudian pada bulan Juli 2007, kelas uji-coba
kecerdasan anak, baik secara intelektual, emosional dan terlebih
diperluas pada kelas Batita di GKI Gunsa selama 1 tahun dengan
secara spiritual.
menggunakan kurikulum SBI. Melihat antusias orangtua murid
SBI (Sekolah Bina Iman) merupakan partner (mitra) bagi
yang sangat mendukung dan melanjutkan dengan kurikulum SBI
orangtua dalam hal membimbing anak untuk tumbuh menjadi
ini, serta untuk lebih memaksimalkan kegiatan belajar mengajar
pribadi yang menyerupai Kristus, sehingga mereka sanggup
SBI, maka SBI secara resmi dibuka pada Juli 2008 di hari Sabtu
menghadapi tantangan zaman. Dengan kata lain, idealnya semua
dengan 24 murid berusia 1 – 4 tahun; dan diberi nama SBI Yesus
gereja memiliki SBI, karena tujuan SBI pada dasarnya adalah
Sahabatku. Sampai saat ini, kegiatan belajar mengajar SBI Yesus
mengembalikan peran orangtua dalam membimbing spiritualitas
Sahabatku diadakan 1 kali dalam seminggu pada hari Sabtu jam
anak karena anak-anak adalah masa depan gereja (Tunas Zaitun).
10.00-12.00.
Visi SBI adalah menjadi sekolah bina iman yang anak didiknya
Kegiatan yang dilakukan di SBI antara lain free play/saat teduh,
memiliki karakter Kristiani yang tangguh. Sedangkan misi SBI
menyanyi/memuji Tuhan, mendengar cerita Firman Tuhan, berdoa,
adalah:
makan bersama, adapula aktivitas seperti menempel, menggunting,
1. Membimbing anak untuk mengenal Kristus sedini mungkin. mewarnai dan lain-lain. Di samping kegiatan dalam kelas, SBI
2. Membina anak secara teratur agar memiliki karakter Kristiani. juga mengadakan kegiatan pembelajaran di luar kelas, Family Day,

266 267
Sekilas Sejarah Sekolah Bina Iman (SBI) GKI Gunung Sahari

kegiatan outing di akhir tahun ajaran, camping Jumat-Sabtu di gereja,


tea party bersama orangtua, Retreat Anak usia 7-8 tahun, KTB untuk
orangtua SBI yang dilakukan setiap bulan, kebaktian komitmen dan
dedikasi orangtua SBI beserta guru SBI yang dilakukan setiap tahun
ajaran baru.
Untuk tahun ajaran 2016/2017, SBI telah memiliki 11 kelas
dengan 34 pengajar, jumlah anak terdaftar adalah 105 anak,
dan orangtua sebanyak 75 orang. Kita terus doakan agar SBI di
GKI Gunsa akan semakin berkembang sehingga anak-anak kita
bertumbuh dan memiliki karakter Kristus.
Profil
PENDETA
NURHAYATI
GIRSANG

268 269
Panggilan Pelayanan
Pendeta Nurhayati Girsang

Panggilan Pelayanan
Sekitar tahun 1976, seorang pemudi bernama Nurhayati
menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi.
Melihat kenyataan bahwa dalam kehidupan jemaat (waktu itu
belum di GKI), masih banyak anggota jemaat yang belum yakin
akan keselamatannya maka beliau terbeban untuk menolong
mereka. Dan beliau menyadari bahwa untuk menolong mereka,
beliau harus diperlengkapi dan salah satu sarananya adalah dengan
masuk Sekolah Teologia.
Sesungguhnya panggilan itu tanpa beliau sadari sudah ada sejak
usia 5 atau 6 tahun yaitu ketika datang di Sekolah Minggu beliau
sangat senang mendengar cerita Yesus menyambut anak-anak kecil
dan beliau merasa iri (positif) bila melihat gambar anak-anak Yahudi
yang duduk di pangkuan Tuhan Yesus. Dan saat beliau masih SD
kelas 6 SD atau sekitar SMP kelas satu, beliau rindu sekali membaca
firman Tuhan dan melakukannya setiap malam meskipun dengan
lampu semprong karena pada waktu itu listrik belum ada di kota

270 271
Panggilan Pelayanan Pendeta Nurhayati Girsang Panggilan Pelayanan Pendeta Nurhayati Girsang

kelahirannya. Oleh karena itu ketika banyak teman kakaknya yang untuk berjudi dan minum minuman keras.
menanyakan tentang cita-citanya, beliau dengan spontan selalu c. Tahun terakhir bekerja di Laboratorium Mikrobiologi (1977),
mengatakan, “Cita-cita saya ingin menjadi pendeta.” beliau menemukan seorang anak berusia antara 11-13 tahun
Sesudah lulus SLTP dan pindah ke Jakarta pada bulan Desember menderita penyakit kotor yang diakibatkan oleh bakteri nesseria
1967, beliau masuk Sekolah Asisten Analis Medis. Oleh karena gonorchoe (GO) karena berhubungan seks dengan wanita tuna
pergaulan dan ketidaktahuan gereja sehingga panggilan Tuhan susila pada malam takbiran di Puncak sementara ia meminta ijin ke
tersebut terlupakan dan setelah lulus dari SAA, beliau tidak masuk orangtuanya bahwa ia pergi mau latihan VG di gereja. Pengalaman
Sekolah Teologia, tetapi bekerja di Laboratorium Mikrobiologi RS ini mengubah fokus panggilan pelayanannya menjadi pelayanan
Sumber Waras. untuk anak-anak.
Pencobaan yang berat dialami pada tahun 1976 dan dapat Pada usia 26 tahun, beliau mengikuti pendidikan Teologi
diatasi oleh pertolongan Tuhan yaitu lewat persekutuan karyawan Seminari Teologia Baptis Indonesia – Semarang, dan menyelesaikan
di RS Sumber Waras tempat beliau bekerja dan di asrama putri program D3 pada usia 29 tahun. Setelah itu beliau melayani di GKI
serta perkenalan dengan Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia Hok Im Tong Bandung pada tahun 1982-1983 kemudian kembali ke
(LPMI) yang pada waktu itu bernama Campus Cruscade. Panggilan GKI Beringin (Sinwil Jateng) Semarang pada tahun 1984-1988 dan
Tuhan kembali dirasakan setelah terlupakan selama 9 tahun. pada tahun 1987, beliau melanjutkan studi program S1 di STTBI
Pada saat di Sekolah Teologi, kerinduan untuk diperlengkapi dan menyelesaikan studinya dalam usia 38 tahun.
agar dapat melayani Tuhan dikuatkan melalui 3 peristiwa yang Beliau meninggalkan Semarang pada akhir Juni 1988.
terjadi di antara tahun 1976-1978: Rencananya akan melayani di RS sebagai tenaga pastoral counseling
a. Ketika bercakap-cakap dengan teman-teman sesama anggota oleh karena kecewa dengan intrik-intrik komunikasi di dalam
jemaat di GKPS, bahwa banyak orang yang tidak percaya atau tidak gereja (keterbatasan dalam pengalaman pelayanan). Akan tetapi
memahami keselamatan di dalam Kristus. panggilan Tuhan tidak dapat diingkari (sesudah ada komunikasi
hampir 1 tahun) kembali melayani sebagai pengerja kategorial lokal
b. Ketika adik beliau yang dulu berprofesi sebagai perawat
pada waktu itu di GKI Gunung Sahari IV/8 dan mulai mendampingi
bedah gagal menolong seorang supir metromini yang terlindas oleh
Komisi Anak pada bulan Agustus 1988. Sesudah 8 tahun dengan
bisnya sendiri ketika sedang mengganti ban bus yang kempis. Perut
status yang belum jelas, pada bulan Januari 1996 beliau diangkat
bapak tersebut sobek dan akhirnya meninggal, Peristiwa tersebut
menjadi Tenaga Kategorial Sinodal (sekarang TPG) dan 1 tahun
memotivasi beliau untuk menginjili awak bis yang seringkali tak
kemudian yaitu pada bulan April 1997 diteguhkan sebagai Penatua
bertanggung jawab dengan penghasilannya yang sering digunakan

272 273
Panggilan Pelayanan Pendeta Nurhayati Girsang Panggilan Pelayanan Pendeta Nurhayati Girsang

Khusus (PntK). Sesudah itu mengikuti matrikulasi di STT Jakarta sebabnya meskipun dalam usia yang cukup lanjut beliau mengikuti
selama 2 semester. Sesudah 2 ½ tahun melayani sebagai Penatua studi untuk memperlengkapi diri menghadapi tantangan tersebut
Khusus, beliau ditahbiskan sebagai Pendeta pada bulan Oktober di Fakultas Psikologi Universitas Soegijapranata program strata
1999 dengan fokus pelayanan di Komisi Anak. dua jurusan Psikolgi Perkembangan pada tahun 2005 – 2006.
Bahkan menjelang emeritasi beliau menemukan tantangan-
Tantangan Pelayanan di GKI Gunsa tantangan baru yang masih perlu dihadapi antara lain : perhatian
kepada orangtua yang berusia lanjut usia (di atas 80 tahun), daftar
Pada awalnya Kak Nur (panggilan akrab Pdt. Nurhayati Girsang
anggota jemaat yang bermasalah, membandingkan daftar anggota
di kalangan GSM), mengalami kesulitan berkaitan dengan situasi
jemaat anak usia Sekolah Minggu dengan daftar anak yang terdaftar
KA dan para personil GSM, karena Kak Nur harus menjalani
di Sekolah Minggu. Dengan melihat semuanya itu tepatlah apa
sendiri, mencari dan mempelajarinya (saat itu praktis tanpa
yang dikatakan dalam Ratapan 3:22-23 “Tak berkesudahan kasih
mentor). Namun seiring dengan perjalanan waktu dan belajar dari
setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi;
pengalaman, saat ini hal-hal tersebut sudah hampir tidak masalah
besar kesetiaan-MU!” dan Firman Tuhan inilah yang menjadi ayat
lagi. Akan tetapi tantangan yang sampai saat ini masih dirasakan
tema Kebaktian Emeritasi Pdt. Nurhayati Girsang.
berat adalah memotivasi GSM untuk memiliki data ASM yang
benar dan akurat.
Mengenai tantangan dari luar/eksternal yang sempat terlintas
saat awal-awal adalah banyaknya jemaat yang tinggal di pinggiran
kota Jakarta yang kemungkinan dapat berdampak besar pada
menurunnya jumlah ASM, namun dalam perjalanan waktu
ternyata hal tersebut tidak terlalu berdampak signifikan. Saat ini
justru tantangan yang terberat adalah kemajuan IT yang negatif,
pelecehan seksual, pornografi, pornoaksi, di lain pihak banyak para
orangtua yang sibuk/tidak punya waktu dan tidak memperlengkapi
diri untuk membina anak dalam hal spiritual. Selain itu dalam hal
kemajuan teknologi juga ada gap antara orangtua dengan anak dalam
hal pemahamannya, banyak juga orangtua yang “gaptek”, sementara
disisi lain anak begitu “pintar” dalam menguasai teknologi. Itulah

274 275
Panggilan Pelayanan Pendeta Nurhayati Girsang Panggilan Pelayanan Pendeta Nurhayati Girsang

BIODATA 1986 – 1987 : Guru Agama Kristen SMA Negeri 1, Semarang


1988-1991 : Pembina Komisi Anak GKI Gunung Sahari
Nama : Nurhayati Girsang
Januari 1991 : Pengerja Kategorial Anak GKI Gunung Sahari
Tempat/tanggal lahir : Seribudolok, 30 September 1952
Januari 1995 : Tenaga Kategorial SW Jabar GKI Gunung Sahari
Keluarga : Anak ketujuh dari delapan bersaudara dari
20 April 1997 : Penatua Khusus Pendamping Komisi Anak
Bpk. J. Girsang dan Ibu L. Saragih
GKI Gunung Sahari
1999-2002 : Bidang Pembinaan Klasis Jakarta Selatan
PENDIDIKAN
1999-sekarang : Pendeta Pendamping Komisi Anak
1982 : D3 Teologia Seminari Teologia Baptis Indonesia, Semarang
GKI Gunung Sahari
1990 : S1 Teologia Seminari Teologia Baptis Indonesia, Semarang
2008-2010 : Ketua Umum Majelis Jemaat GKI Gunung Sahari
2007 : S2 Sains Psikologi Perkembangan Universitas Katolik Soegijapranata,
Semarang 2010-2011 : Pendeta Konsulen GKI Camar
2010-2012 : Ketua Bidang Pembinaan Klasis Jakarta Selatan

PENEGUHAN/PENAHBISAN 2015-2016 : Ketua Umum Majelis Jemaat GKI Gunung Sahari

Februari 1984 : Peneguhan Penatua di GKI Beringin Semarang


20 April 1997 : Peneguhan Penatua Khusus di GKI Gunung Sahari
25 Oktober 1999: Penahbisan Pendeta di GKI Gunung Sahari

JABATAN GEREJAWI DAN PELAYANAN


1982-1983 : Pengerja Lokal GKI SW Jabar Gardujati, Bandung
1982 – 1983 : Guru Agama Kristen SMPK dan SMAK Tri
Mulya, Bandung
1984-1988 : Penatua GKI SW Jateng Beringin, Semarang
1984 – 1987 : Guru Agama Kristen SMPK Yayasan Sekolah
Kristen Indonesia (YSKI), Semarang

276 277
Pdt. Nurhayati
278 Girsang, S.Th., M.Si. Keluarga besar Pdt. Nurhayati Girsang 279
Pdt Nurhayati Girsang bersama rekan-rekan Pendeta
GKI Gunung Sahari pada Retreat Bina Kader Aktivis.

Pdt Nurhayati Girsang


dalam pelayanan Sakramen Pdt. Nurhayati Girsang dalam
Pemberkatan Nikah. pelayanan kedukaan.

Pdt. Nurhayati Girsang sebagai


pembicara dalam acara Camp Anak Pdt. Nurhayati Girsang dalam
Sekolah Minggu kelas tunas. pelayanan Sakramen Baptis Anak.

Pdt. Nurhayati Girsang bersama-sama dengan rekan Guru Sekolah


280 281
Minggu dalam acara kebersamaan Guru Sekolah Minggu.

Anda mungkin juga menyukai