Anda di halaman 1dari 4

GEREJA DAN TATA GEREJA

A. Pendahuluan
Dalam tatanan kehidupan manusia, ketika didalamnya terdapat dua orang atau lebih maka berlakulah apa
yang disebut dengan lembaga atau institusi dimana dua orang atau lebih itu berada atau berhimpun. Pada lembaga
atau institusi tersebut dalam menjalnkan misinya memerlukan pengorganisasian. Secara makro dalam suatu institusi
organisasi terbagi dalam dua bagian besar, yaitu organisasi kemasyarakatan dan organisasi keagamaan. Kedua
bagian organisasi ini tidak dapat dipisahkan satu dengan yagn lain tetapi dapat saja dipilah-pilah. Sebgai contoh:
keluarga sebagai lembaga organisasi terkecil dan terdepan. Pada satu pihak menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
suatu organisasi keagamaan, tetapi pada pihak lain keluarga adalah juga bagian dari organisasi kemasyarakatan.
Karena itu keluarga sebagai lembaga terkecil sekalipun tidak dapat dimutlakkan menjadi bagian dari salah satu
organisasi makro yang ada. Tentang organisasi gereja dapat pula dilihat dari dua sudut pandang, yakni gereja
sebagai lembaga atau organisasi dan gereja sebagai persekutuan. Dalam hal ini, maka secara rinci Abineno (1995)
menyebutkan, bahwa:
“Gereja adalah persekutuan orang-orang yang dipilih, dipanggil dan ditempatkan di dunia ini untuk melayani
ALLAH dan melayani manusia”.
Lebih lanjut Abineno menyebutkan bahwa: “Gereja adalah umat Allah yang dipanggil keluar dari dalam kegelapan
kepada terangNya yang ajaib untuk memberitakan perbuatan-perbuatanNya yang besar (band. I Petrus 2:9). Dari
sudut pandang bentuk pemunculannya di dunia, pada satu pihak gereja adalah suatu perhimpunan manusia biasa
yang mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan, seperti Negara, parpol,
perkumpulan sosial dan lain-lain. Tetapi jika kita memandangnya dari sudut pandang hakekat gereja, gereja adalah
suatu persekutuan rohani dengan Yesus Kristus sebagai kepala.
Dari pemandangan dan pemahaman tersebut maka timbullah dualisme pemahaman yaitu dari sudut
pandang gereja sebagai persekutuan rohani dimana Yesus Kristus sebagai Kepala, peraturan-peraturan atau hukum
gereja (Tata Gereja) tidak diperlukan. Peraturan atau hukum gereja (Tata Gereja) hanya diperlukan hubunganya
dengan dengan gereja sebagai organisasi atau perhimpunan. Apapun pemahaman kita tentang gereja; apakah gereja
itu sebagai persekutuan ataupun gereja sebagai organisasi, keduanya tidak dapat dipisahkan karena keduanya
berbicara dan melibatkan manusia yang harus diatur dan ditata.

B. Perlunya Tata Gerja Dalam Gereja


1. Latar belakang Alkitab
Ketika gereja menghadapi berbagai krisis (baca: Pergumulan), orang (jemaat) bertanya: menurut tata
gereja sebenarnya bagaimana? Tapi pada pihak lain ada orang kemudian mengatakan: semua perturan (Tata
Gereja) umumnya sudah baik, tapi yang soal adalah orangnya (pemimpinnya) apakah ia benar-benar telah
mematuhi aturan-aturan yang ada atau tidak? Memang dalam kenyataan, kerap kali tata gereja diperalat hanya
untuk kepentingan tertentu. Sebagai contoh: “Ketika hendak melaksanakan sanksi terhadap seseorang, tata
gereja diperalat, tetapi ungkapan: tata gereja perlu direferensi, tata gereja tidak sesuai lagi dengan keadaan
jaman (saat ini).”
Kenyataan inilah yang kemudian orang lain juga mengatakan bahwa: gereja tidak perlu ditata gereja! Sudah
ada Alkitab! Cukup baca dan pahami Alkitab yang ada!. Tentang pertanyaan: perlukah tata gereja dalam
kehidupan bergereja? Dalam Alkitab ada bukti-bukti dimana pengorganisasian itu perlu. Perhatikan Keluaran
18; Kisah 6:1; Kor. 12-14 dan Efesus 4 dengan perkataan lain tata gereja adalah hasil perenungan kita akan
Berita Alkitab atau khotbah kita tentang struktur dan fungsi gereja yang disusun dalam bahasa peraturan. Alasan
pokok yang merupakan latar belakang Alkitab tentang perlunya tata gereja antara lain:
a. Memperlancar pelayanan
Belajar dari Keluaran 18:13-27 kita dapati bahwa perlunya penataan organisasi pelayanan antara
lain dimaksudkan untuk memperlancar pelayanan sebagaimana pendelegasian wewenang Musa kepada
para pemimpin seribu, pemimpin seratus, pemimpin lima puluh dan pemimpin sepuluh dimaksudkan untuk
kelancaran pelayanan.
b. Menjawab kebutuhan pelayanan
Dari bagian Alkitab yang dikutip tadi sebagai alasan perlunya tata gereja dapat dipelajari, bahwa
adanya atau perlunya tata gereja sebagaimana dialami oleh umat Allah dulu antara lain disebabkan oleh
adanya pelayanan. Untuk menjawab kebutuhan itulah sehingga diadakanlah tata gereja. Untuk menjawab
kebutuhan itu pula, maka tata gereja selalu harus terbuka dirobah dan direlevansikan. Itulah pula sebabnya
sehingga dalam sejarah GMIM kita sudah mengenal sepuluh tata gereja yakni: 1934, 1939, 1940, 1942,
1951, 1966, 1970, 1981, 1990 dan 1999.
c. Menerbitkan pelayanan gereja
Dalam suratnya kepada jemaat Korintus (1 Kor. 12 & 14). Paulus menasehatkan akan perlunya
ibadah-ibadah jemaat. Semua upaya penataan itu, menurut Paulus Perlu dilakukan agar” …. Segala sesuatu
berlangsung dengan sopan dan teratur” (1 Kor. 14:40). Sebab “Allah tidak menghendaki kekacauan
melainkan damai sejahtera” (1 Kor. 14:33).

2. Latar Belakang Gereja sebagai Organisasi


Gereja bersaksi dan melayani di dalam dunia. Pengertian itu menunjukkan bahwa gereja harus menata
pelayanannya sehingga pelayanannya dapat tercapai. Suatu organisasi tanpa ada peraturan (tata gereja/anggaran
dasar) akan kacau. Umat sebagai suatu komunitas sosial memerlukan kesepakatan-kesepakatan yang tertulis dan
memiliki kekuatan yang mesti dihormati dan dihargai oleh anggotanya. Inilah kensekuensi dari gereja sebagai
organisasi yang ada di dalam dunia. Ada yang bertanya: Apakah Alkitab tidak cukup untuk mengatur kehidupan
gereja? Pertanyaan ini mestilah dijawab: Alkitab bukanlah kumpulan undang-undang atau peraturan-peraturan.
Bahkan kalau ada peraturan tertulis dalam Alkitab itupun diberikan Tuhan Allah pada umatNya agar
dipergunakan sebagai peraturan organisme gereja. Sekali lagi bukan. Justru gerejalah yang menyusun peraturan-
peraturan gereja sebagaimana asas-asas suatu organisasi dan berdasarkan Alkitab.

C. Sifat-Sifat Tata Gereja


1. Tata Gereja Sebagai Alat
Sebagai alat berarti Tata Gereja bukan tujuan. Yang perlu dihindari bilamana kegiatan pelayanan
dilaksanakan seolah-olah hanya untuk memenuhi semua ketentuan gereja. Atau menjadikan semau peraturan gereja
itu sebagai suatu kekuatan ilahi yang mesti dilaksanakan dan diterapkan secara hurufiah. Memang tak dapat
disangkal umat Allah sering kali terjebak di dalam menerapkan peraturan-peraturan di dalam hidupnya. Di zaman
Tuhan Yesus, orang Yahudi tanpa sadar melaksanakan taurat itu secara hurufiah dan mereka itu biasa disebut farisi,
melaksanakan hukum dan peraturan secara mutlak. Bilamana Tata Gereja dipahami sebagai alat, itu menunjukan
bahwa Tata Gereja bukan utama. Sebab yang utama Tuhan Allah yang menyatakan diri dalam Yesus Kristus.
Sebagai alat Tata Gereja harus membawa isi, yakni kesaksian bahwa Tuhan Allah berkarya untuk membebaskan
umatNya melalui Yesus Kristus. Sebaliknya, perlu dihindari agar Tuhan Allah janganlah dijadikan sebagai alat
untuk menerapkan Tata Gereja.

2. Tata Gereja Bukan Untuk Menghakimi


Tata gereja bukan dipergunakan untuk membela, mengadili atau menghakimi anggota-anggota gereja
karena melanggar peraturan, tetapi juga Tata Gereja bukan untuk dijadikan sebagai alat untuk tujuan tertentu. Tata
gereja adalah mengatur dan menertibkan pelayanan. Pemahaman teologis kita adalah Tuhan Allah sebagai hakim
yang agung dan Dialah yang berhak menghakimi umatNya. Jadi Tata gereja bukanlah hakim yang dapat mengatakan
benar salahnya seseorang. Karena itu pelaksanaan suatu Tata Gereja kembali pada umat (manusia) sebagai
pelaksananya.

3. Tata Gereja Bersifat Kudus


Mengapa Tata Gereja itu bersifat kudus? Tata gereja disusun dengan pendalaman-pendalaman dan
pembahasan-pembahasan secara teologis serta penelaan-penelaan Alkitab yagn khusus. Gereja itu adalah kudus
karena di dalamnya bersekutu orang-orang yang dipanggil Allah. Tata gereja disusun dengan pendalaman-
pendalaman serta pembahasan-pembahasan keadaan situasi di masanya. Kondisi perubahan sosial menjadi acuan
dalam rangka mendengar apa kata Alkitab, kemudian disusunlah formulasi-formulasi menjadi susunan Tata Gereja.
Jadi Tata Gereja itu perlu dilaksankan dan ditaati, sebab peraturan-peraturan itu kudus.

D. Pokok-Pokok Penting Dalam Tata Gereja 2007


Tata Gereja 2007 terdiri dari Tata Dasar dan peraturan-peraturan beserta penjelasannya, yaitu: Peraturan
tentang Jemaat; Peraturan tentang Wilayah; Peraturan tentang Sinode; (kelompok aturan tentang lingkungan
pelayanan); Peraturan tentang Khusus; Peraturan tentang Pekerja Tetap; Peraturan tentang Penggembalaan
(Kelompok aturan tentang orang dalam pelayanan); Peraturan tentang Perbendaharaan; Peraturan tentang
Pengawasan Perbendaharaan; dan Peraturan tentang Atribut (kelompok aturan tentang saran pelayanan).
1. Pemahaman tentang Gereja
Alinea pertama peraturan dalam Tata Gereja 1999 memberikan rumusan tentang gereja, dengan
mengungkapkannya sebagai berikut:“…….. Orang-orang percaya di semua tempat dan dari segala zaman
mengakui dan menghayati adanya suatu gereja yangesa, kudus, am dan rasuli seperti keesaan Allah yaitu Bapa,
Anak, Roh kudus; yang adalah perwujudan Tubuh Kristus di dunia ini dan adalah kelanjutan gereja mula-mula.
Gereja mengaku Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja dengan mendasarkan semua keputusan dan
penyelenggaraan panggilanNya pada kehendak dan pemerintahan Yesus Kristus, serta menampakkan seesaan
gereja sebagai syarat mutlah dalam menunaikan tugas-tugas gereja”.
(Pembukaan Peraturan Dasar alinea pertama).
Pemahaman ini bersumber dari Alkitab, sekalipun memang di dalam Alkitab tidak ada definisi yang baku
tentang gereja. Yang ada hanyalah gambaran atau lukisan atau citra tentang gereja; misalnya lukisan tentang
tubuh Kristus. Jadi pemahaman Tata Gereja kita mengenal arti gereja, diambil dari citra yang dominant dalam
Alkitab.
Ciri gereja berdasarkan pemahaman ini adalah:
a. Kristokrasi
Semua keputusan dan penyelenggaraan pelayanan GMIM didasarkan pada hakekat Kristus seperti
disaksikan dalam Alkitab.

b. Partisipasi
Gereja sebagai Tubuh Kristus mempunyai banyak anggota dan masing-masing anggota diberi fungsi (band.
I Kor. 12 & 14). Artinya meskipun di dalam gereja berlaku pemerintahan Kristus (Kristokrasi), namun pada
pihak lain berlaku juga demokrasi, dalam arti ada pertisipasi umat. Akrena itu salah satu dalam
penyelenggaraan organisasi-organisasi gereja ialah adanya sifat partisipasi demokrasi.

c. Universal
Artinya bahwa gereja itu berada di segala waktu dan tempat. Inilah yang mendasari cita-cita gereja
oikumene. Dengan kata lain, bagi GMIM, keesaan gereja syarat mutlak. Hubungan universal gereja dilihat
dari nama gereja yaitu Gereja Masehi Injili di Minahasa. Kata di menunjukkan pada sifat pengakuan
GMIM sebagai gereja yang universal. Ketertiban pemahaman ini dihubungkan dengan pemahaman Bait
Allah (Efesus 2:21), bangun (Efesus 2:21, 4:12, 16) dan kesatuan suami istri sebagai tanda dari kesatuan
Jemaat dan Kristus (Efesus 5:22-23). Hal ini menunjukkan bahwa gereja sebagai tubuh Kristus memerlukan
ketertiban.

d. Pertumbuhan
Sebagai Tubuh maka gereja itu berkembang atau bertumbuh terus menerus (Efesus 2:21 dan Kol. 2:19).

e. Kesatuan
Mendapat tekanan sebagaimana kesatuan dalam tubuh.

2. Fungsi Gereja
Fungsi gereja dalam Tata Gereja 2007 (Per. Dasar Bab III 7 ayat 2-4) adalah membaharui, membangun dan
mempersatukan gereja menyaksikan dan memberikan Injil kepada segala makhluk dan melayani demi keadilan,
kedamaian dan keutuhan ciptaan. Untuk dapat melaksanakan tugas di atas, maka Tata Gereja kita memberikan
petunjuk tentang perlunya usaha memperlengkapi para anggota serta usaha untuk mengelola semua sumber
daya yang ada.

3. Struktur GMIM
Tata gereja tahun 2007 menganut tiga aras pelayanan yaitu jemaat, wilayah dari sinode. Perangkat-
perangkat pelayanan GMIM berada di ketiga lingkungan pelayanan tersebut (lihat bagan struktur GMIM).
Secara rinci struktur organisasi dan mekanisme kerja Badan Pekerja Majelis Jemaat, struktur organisasi dan
mekanisme kerja Badan Pekerja Majelis Wilayah, serta struktur organisasi dan mekanisme kerja Badan Pekerja
Majelis Sinode (lihat bagan). Di samping itu dalam Tata Gereja 2007 diuraikan juga tentang Struktur Organisasi
Pelayanan GMIM.

E. Bentuk Tata Gereja


Tidak seperti Tata Gereja 1990 yang menjadi dasar bagi peraturan-peraturan di mana peraturan-peraturan
adalah penjabaran dari Tata Gereja. Tata Gereja 2007 terdiri dari peraturan dasar mengatur tentang segala hal yang
bersifat umum yang dijabarkan pada peraturan-peraturan di mana peraturan-peraturan itu tidak boleh bertentangan
dengan peraturan dasar. Peraturan dasar terdiri dari pembukaan yang memuat empat alinea. Alinea pertama tentang
ekklesiologi (pemahaman tentang gereja), alinea kedua tentang keberadaaan dan panggilan GMIM di segala waktu
dan tempat, ketiga tentang keberadaan GMIM yang berada dalam perjalanan waktu dan sejarah sehingga Tata
Gereja juga memungkinkan untuk berada dalam perjalan waktu dan sejarah sehingga Tata Gereja juga
memungkinkan untuk berada dalam perjalanan waktu dan sejarah sehingga Tata Gereja juga memungkinkan untuk
disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan, serta keempat tentang maksud, fungsi serta arti Tata Gereja bagi GMIM.
Penjabaran dari peraturan dasar dalam Tata Gereja 2007 dituangkan ke dalam peraturan-peraturan yang
dikelompokkan atas tiga bagian yaitu:
1. Kelompok aturan tentang lingkungan pelayanan terdiri dari peraturan tentang jemaat, peraturan tentang wilayah
dan peraturan tentang sinode.
2. Kelompok aturan orang dlam pelayanan terdiri dari peraturan tentang pelayanan kategorial, peraturan tentang
pelayan khusus, peraturan tentang pekerja GMIM, serta peraturan tentang penggembalaan dan disiplin.
3. Kelompok aturan tentang sarana pelayanan terdiri dari peraturan tentang perbendaharaan, peraturan tentang
pengawasan perbendaharaan dan peraturan tentang atribut.

F. Penutup
Uraian tentang Tata Gereja dalam tulisan ini dititikberatkan pada pemahaman umum tentang perlunya suatu
Tata Gereja dalam kehidupan gereja serta sifat-sifat dari suatu Tata Gereja.
Uraian serta pemahaman lebih dalam tentang Tata Gereja GMIM 2007 dapat kita pelajari dalam buku Tata
Gereja 2007 yang sudah diedarkan.

Anda mungkin juga menyukai