Oleh:
A. Latar Belakang
menjadi suatu alat yang sangat berperan penting dalam dunia usaha. Pemrograman linier
(PL) memiliki pengertian sebagai suatu model umum yang dapat digunakan dalam
(Subagyo, 1983 : 9), dimana penerapan program linier ini pada umumnya meliputi
Suatu organisasi bisnis atau industri yang bergerak dalam bidang produksi dan
penjulan barang misalnya dalam kegiatan usahanya selalu merencanakan kegiatan yang
pada dasarnya ingin menghasilkan profit atau keuntungan yang besar namun
menggunakan biaya produksi dan penggunanaan bahan baku yang seminim mungkin.
Berhadapan dengan keinginan seperti ini, analisis program linier sangat mampu
memberikan jaminan solusi yang terbaik dengan dengan teknik pemodelan masalah
terlebih dahulu kemudian diselesiakan dengan salah satu teknik penyelesaian yang ada
Dalam kenyataannya, sebuah perusahaan atau pelaku usaha tidak selalu berhadapan
program linier. Ketika terdapat beberapa sasaran atau target yang ingin dicapai maka
semua target tersebut menjadi tujuan yang hendak dicapai. Permasalahan seperti itu
memproduksi dan melakukan penjualan air minum dalam kemasan yang bersih dan
sehat. Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan penjualan air
minum dalam kemasan, PT. Aguamor Timorindo Baumata berusaha untuk tetap menjaga
kualitas dengan menghasilkan hasil produksi yang bermutu, sehingga tetap mendapat
produksi dan penjualan air minum dalam kemasan, ada berbagai faktor yang mendukung
biaya-biaya operasional, tenaga kerja, dan harga jual hasil produksi. Namun, seiring
dengan perkembangan ekonomi sekarang ini maka harga bahan baku juga ikut
meningkat yang menyebabkan upah tenaga kerja pun ikut meningkat sedangkan
perusahaan tidak dapat menaikkan harga jual hasil produksi begitu saja. Hal ini tentunya
berdampak pada keuntungan yang diperoleh perusahaan. Dengan keuntungan yang tidak
maksimal, PT. Aguamor Timorindo Baumata harus bisa mempertahankan kualitas air
minum dalam kemasan hasil produksinya dan juga kualitas pelayanan bagi konsumen
serta untuk mempertahankam luas daerah pasar dari perusahaan pesaing dimana ada
kemasan. Perusahaan selama ini hanya menghitung keuntungan dari hasil penjualan air
memiliki lebih dari satu sasaran yang hendak dicapai. Goal Proggramming
merepresentasikan sebuah analisis yang cukup lengkap sebagai pertimbangan yang lebih
baik dalam pengambil keputusan daripada Program Linier. Hal ini dikarenakan setiap
sumber daya dan persediaannya dikontrol penggunaannya agar tetap tersedia dan
tentunya tidak ada waktu tunggu yang mengganggu kelancaran proses produksi. Analisis
ini mampu memberikan pertimbangan yang terbaik untuk semua komponen namun tidak
selalu optimal profitnya. Aplikasi Goal Proggramming sudah banyak ditemukan dalam
bidang-bidang lainnya.
Karena merupakan pengembangan atau perluasan dari Program Linier maka seluruh
penyelesaiannya tidak jauh berbeda dengan PL (Siswanto, 2007: 431). Selain itu, dalam
dualitas serta Program Linier dan Goal Proggramming adalah “Kajian Masalah Linear
Damianus Samo yang dalam penelitian ini menampilkan dan menganalisis penyelesaian
grafik dan prosedur perhitungan metode simpleks untuk menyelesaikan masalah Goal
rangka Optimalisasi Ternak Ayam Broiler pada Perusahaan PT. Mitra Sinar Jaya
Kupang” oleh Yantonius Coo Sawu yang dalam penelitian ini menerapkan konsep Goal
Mitra Sinar Jaya Kupang, “Kajian Dualitas, Analisa Sensitifitas, dan Parametrik dari
Masalah Goal Progrmming” oleh Talisadika Maifa yang mengkaji secara lengkap
mengenai konsep dualitas, analisa sensitifitas, dan parametrik dari Goal Programming
pada Usaha Perumahan PT. Lopo Indah Permai Kupang” oleh Metti Enok yang dalam
konsep Goal Programming secara manual maupun dengan program komputer LINDO
Pendapatan Dari Usaha Produksi Air Minum Dalam Kemasan Pada PT. Aguamor
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah:
1. Bagaimana model dualitas dari produksi air minum dalam kemasan pada PT.
mungkin terjadi terhadap solusi optimal yang telah diperoleh sebelum terjadi
perubahan?
C. Tujuan Penelitian
Sebagaimana yang disebutkan dalam latar belakang dan rumusan masalah maka
tujuan yang ingin dicapai adalah menggunakan konsep Goal Programming untuk
mengopimalkan hasil produksi air minum dalam kemasan pada PT. Aguamor Timorindo
Baumata .
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi PT. Aguamor Timorindo Baumata sebagai alat analisis dan perhitungan dalam
lain.
3. Mengembangkan kemampuan penulis dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang
E. Definisi Operasional
1. Goal Programming merupakan pengembangan dari Program Linier yang mana model
ini mampu menyelesaikan kasus-kasus pemrograman linier yang memiliki lebih dari
2. Dualitas adalah sebuah konsep dalam pemrograman linier yang menjelaskan secara
matematis bahwa sebuah kasus PL terdiri dari masalah primal dan dual dan konsep ini
berguna untuk menginterpretasikan angka-angka yang terdapat pada tabel optimal dari
masalah primal.
3. Analisa sensitifitas adalah suatu analisis yang menjelaskan sejauh mana parameter-
parameter model pemrograman linier, yaitu koefisien fungsi tujuan dan nilai ruas
4. Analisa parametrik adalah suatu cara atau model untuk mencari dan menguraikan
suatu perubahan dalam pemrograman linier dalam rangka mendapatkan solusi optimal
parametrik.
A. Jenis Penelitian
teoritis.
B. Lokasi Penelitian
C. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur dalam penelitian ini mencakup beberapa tahapan yang dimulai
dengan penetapan tujuan yang ingin dicapai pada perusahaan dengan prioritas tujuannya
yang terbentuk kemudian diselesaikan dengan metode simpleks dan program komputer
LINDO untuk mendapatkan penyelesaian yang akurat untuk masalah yang ada. Setelah
Variabel-variabel data yang digunakan dalam data penelitian ini terdiri dari:
1. Variabel keputusan
Variabel keputusan adalah variabel yang belum diketahui. Variabelnya terdiri dari:
Banyaknya waktu kerja optimal yang dibutuhkan untuk satu kali produksi.
Sistem kendala adalah keterbatasan sumber daya yang tersedia. Variabelnya terdiri
dari:
No Variabel Indikator
1 Banyaknya tipe kemasan air minum Jumlah tipe kemasan air minum yang
yang diproduksi diproduksi
2 Banyaknya waktu kerja yang Jumlah tahapan yang dibutuhkan
dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap untuk membuat satu tipe kemasan
tahap pembuatan air minum pada setiap Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk
tipe kemasan menyelesaikan setiap tahapan.
3 Jumlah keuntungan yang diperoleh Biaya belanja bahan baku
untuk setiap tipe kemasan Upah tenaga kerja
Harga jual olahan per unit
4 Tenaga kerja Jumlah tenaga kerja yang diperlukan
untuk memproduksi air minum.
Pembagian jumlah tenaga kerja untuk
setiap tahap pembuatan air minum.
E. Jenis dan Sumber Data
Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data
yang diperoleh dalam bentuk angka mencakup jumlah tipe air minum dalam kemasan
yang diproduksi, jumlah tahapan yang dibutuhkan untuk membuat satu tipe air minum
dalam kemasan, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap tahapan,
biaya belanja bahan baku, upah tenaga kerja, harga jual air minum dalam kemasan per
unit, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi air minum, dan jumlah
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini merupakan sumber data primer. Data pimer adalah
data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian, dalam hal ini pada kantor PT.
teknik pengumpulan data melalui wawancara dimana peneliti mengumpulkan data dari
pihak PT. Aguamor Timorindo Baumata berkaitan dengan jumlah tipe air minum dalam
diperoleh untuk setiap tipe air minum dalam kemasan dan jumlah tenaga kerja.
Setelah data diperoleh, data akan dianalisa dengan langkah-langkah sebagai berikut:
terhadap solusi optimal yang telah diperoleh sebelum terjadi perubahan yaitu
keuntungan maksimum dan waktu kerja minimum yang dapat diperoleh bagi PT.
Aguamor Timorindo Baumata. Dalam hal ini, dianalisa sampai sejauh mana
Baumata.
Analisa ini bertujuan untuk mendapatkan keuntungan maksimum dan waktu kerja
hal ini, nilai parameter yang dihitung dibandingkan dengan jangkauan yang
diperbolehkan untuk setiap nilai ruas kanan fungsi kendala yang diperoleh dari hasil
Goal Programming (GP) merupakan suatu model perluasan dari model pemrograman
linier (PL), yang mana model ini mampu menyelesaikan kasus-kasus PL yang memiliki
lebih dari sati sasaran yang hendak dicapai (Siswanto, 2007: 341). Analisis dari Goal
Programming sendiri memiliki tujuan untuk meminimumkan jarak atau deviasi terhadap
tujuan, target, atau sasaran yang ditetapkan dengan usaha yang dapat ditempuh untuk
mencapai target atau tujuan tersebut secara memuaskan sesuai dengan syarat ikatan yang
ada.
Formulasi untuk Goal Programming pada dasarnya sama dengan formulasi untuk
terletak pada kehadiran sepasang variabel diviasional yang akan muncul di fungsi tujuan
dan fungsi-funsi kendala. Sehingga, konsep dasar program linier akan selalu melandasi
modelnya menjadi:
sebesar mungkin.
Fungsi tujuan ini tidak sesuai dengan format program linier sehingga diperlukan
variabel tambahan misalnya z yang mewakili nilai minimum diantara beberapa tujuan
z = minimum (z1,z2,...,zk)
Maksimumkan Z = z
Yang merupakan suatu fungsi tujuan program linier yang sah yakni dengan satu variabel
Definisi z secara langsung dipadukan dalam suatu model program linier. Hal ini
berarti bahwa;
𝑧 ≤ ∑𝑛𝑗=1 𝑐𝑗1 𝑥𝑗
𝑧 ≤ ∑𝑛𝑗=1 𝑐𝑗2 𝑥𝑗
𝑧𝑘 ≤ ∑𝑛𝑗=1 𝑐𝑗𝑘 𝑥𝑗
Pertidaksamaan ini merupakan kendala-kendala program linier yang sah (semua variabel
diletakkan di ruas kiri agar dalam bentuk yang sesuai). Definisi ini juga menunjukkan
bahwa satu atau lebih dari kendala-kendala ini akan bertahan dalam kesamaan yang
Dengan kendala
𝑥𝑗 ≥ 0 untuk j = 1, 2,..., n
z tidak akan negatif, maka suatu kendala non negatif dapat dimasukkan ke dalam model
Jika zk tidak diukur menurut unit yang sama maka zk harus dikalikan dengan kendala-
kendala yang sesuai untuk mengkonversinya menjadi ukuran unit yang sama. Bilamana
berubah menjadi:
dan DBi. Dimana DAi adalah variabel deviasional untuk menampung deviasi yang
berada di atas sasaran dan DBi adalah variasi deviasional untuk menampung deviasi
yang berada di bawah sasaran. Model umum dari Goal Programming adalah sebagai
berikut:
Minimumkan 𝑍 = ∑𝑚
𝑖=1 𝐷𝐵𝑖 + 𝐷𝐴𝑖
Syarat ikatan
.
.
Untuk i = 1, 2,..., m
j = 1, 2,..., n
Dan
𝑋𝑗 , 𝐷𝐴𝑖, 𝐷𝐵𝑖 ≥ 0
Dimana:
DAi dan DBi = Jumlah unit deviasi yang kekurangan (-) atau kelebihan (+) terhadap
tujuan bi.
suatu usaha untuk meminimumkan jumlah agregat dari semua deviasi positif dan negatif
yang individual dari tujuan yang ditetapkan. Jadi yang dinilai dan dianalisis dalam Goal
Programming bukanlah tingkat kegiatannya tetapi deviasi dari tujuan, sasaran, atau
timbangan atau bobot yang khusus pada tujuan-tujuan yang ingin dicapai dan pada
berbagai prioritas yang kita berikan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan atau sasaran-
sasaran tersebut.
C. Prosedur Simpleks Goal Programming
Keterangan:
1. Kolom pertama dalam tabel memberikan nilai cB yaitu harga dari vektor-vektor
2. Kolom kedua memberikan vektor-vektor yang ada dalam basis (sebanyak n).
3. Pada kolom ketiga b menyatakan nilai sebelah kanan pada fungsi kendala yang
teknologi fungsi kendala (xj) dan juga vektor-vektor buatan (kalau ada).
5. Baris pertama dari tabel memberikan harga yang sama dengan vektor-vektor yang
prioritas akan dimulai berdasarkan urutan prioritasnya mulai dari prioritas utama
(tertinggi) sampai prioritas terakhir. Hal ini dapat dilihat atau dijelaskan pada baris Zj-Cj
pertama kita lihat adalah baris Zj-Cj yang lebih besar dari nol berdasarkan prioritasnya
sebagai kolom kunci. Baris kunci atau vektor yang keluar dari tabel yang dipilih
𝑥𝐵𝑟 𝑥
berdasarkan = min 𝑖 {𝑦𝐵𝑖 , 𝑦𝑖𝑘 > 0}. Nilai Zj pada baris terakhir adalah harga
𝑦𝑟𝑘 𝑖𝑘
Untuk setiap tabel baru akan ditentukan nilai kuncinya berdasarkan perpotongan
kolom kunci dan baris kunci nilai-nilai pada tabel baru tersebut diperoleh dengan
Penentuan solusi yang feasibel berdasarkan pada tiap prioritas dimana setelah
prioritas pertama nilai Zj-Cj tidak ada lagi yang positif, dilakukan perhitungan untuk
prioritas kedua dan seterusnya dengan menggunakan perhitungan yang sudah dijelaskan
sebelumnya sampai pada prioritas terakhir dimana semua nilai Zj-Cj tidak ada lagi yang
positif.
Beberapa hal yang dapat ditemukan dalam pembentukan matriks dalam tabel yaitu:
a. Untuk setiap fungsi tujuan dengan bobotnya ditulis sebagai nilai Cj sesuai
prioritasnya.
b. Jika terdapat prioritas yang sama untuk dua tujuan maka nilai Zj merupakan hasil
perkalian b dan cB pada baris yang sama dan dijumlahkan dengan perkalian b dan cB
dua kemungkinan solusi yakni solusi tunggal dan solusi banyak. Dengan karakteristik
sebagai berikut:
2. Banyak penyelesaian diperoleh ketika nilai Zj-Cj ≥ 0 dikeluarkan dari tabel maka akan
Persoalan program linier terdiri dari primal dan dual, dimana pemecahan persoalan
1. Bila fungsi tujuan primal diminimumkan maka fungsi tujuan dual dimaksimalkan.
2. Koefisien-koefisien fungsi tujuan primal menjadi nilai ruas kanan kendala-kendala
dual.
3. Nilai ruas kanan kendala primal menjadi koefisien-koefisien fungsi tujuan dual.
variabel dual.
dual.
Selanjutnya, dalam kasus-kasus tertentu sering dijumpai tanda kendala “=”, oleh
karena itu:
1. Tanda kendala persamaan “=” pada model primal menjadikan variabel keputusan
pada model dualnya tidak dibatasi (bisa bernilai positif dan negatif)
2. Untuk kendala dengan variabel keputusan (xi) yang tidak memiliki batas dapat
untuk masalah dualnyapun telah didapatkan. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Nilai maksimum fungsi tujuan primal sama dengan nilai minimum fungsi tujuan dual.
2. Nilai optimal variabel keputusan primal sama dengan nilai dual price dual.
3. Nilai dual price primal sam dengan nilai optimal variabel keputusan dual.
Selanjutnya akan diubah masalah program linier biasa yang telah ada, seperti yang
dibahas di atas menjadi masalah Goal Programming untuk didapatkan bentuk primal-
Syarat ikatan
Untuk i = 1, 2,..., m
j = 1, 2,..., n
Dan
𝑋𝑗 , 𝐷𝐴𝑖, 𝐷𝐵𝑖 ≥ 0
Untuk memudahkan dalam membuat bentuk dual dalam Goal Programming maka
semua variabel deviasional yang ada dinyatakan dalam variabel x. Jelasnya sebagai
berikut:
1. Apabila dalam masalah primal Goal Programming yang ada memiliki variabel x
sebanyak 2 yaitu x1 dan x2 maka untuk variabel deviasional DA1, DB1, DA2, DB2,...,
2. Pada dasarnya langkah ini tidak berbeda ketika langsung dikerjakan dengan
menggunakan variabel deviasional yang ada secara langsung untuk mencari bentuk
dualnya karena hal ini hanya untuk memudahkan dalam mengekspresikan fungsi
Sehingga
Min 𝑍 = ∑𝑚
𝑖=1 𝑐𝑖 𝑥𝑖
Syarat ikatan
Dimana 𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑗 ≥ 0
Untuk i = 1, 2,..., m
j = 1, 2,..., n
Max 𝑏1 𝑦1 + 𝑏2 𝑦2 + ⋯ + 𝑏𝑛 𝑦𝑛
Syarat ikatan
optimal yang telah dihasilkan apabila nilai parameternya diganti dengan nilai lain yang
masih memungkinkan. Ada beberapa parameter yang jika diubah nilainya tidaklah
mengakibatkan perubahan solusi optimalnya namun ada pula parameter yang jika diubah
nilainya akan menghasilkan solusi optimal baru. Oleh karena itu maka salah satu tujuan
menunjukkan jangkauan nilai dari parameter yang mengakibatkan solusi optimal tidak
d. Nilai dual
Khusus untuk Goal Programming analisa sensitifitas hanya dapat dilakukan terhadap
nilai ruas kanan kendala sasarannya. Hal ini disebabkan bahwa dalam fungsi tujuannya
1 itu hanya berlaku untuk Goal Programming dengan prioritas dan hanya memiliki arti
kanan pada fungsi kendala sasaran akan ditunjukkan dengan permasalahan Goal
Programming 2 variabel yang akan diselesaikan dengan metode grafik maupun metode
ST
Penyelesaian:
Grafik 2.1
Penyelesaian optimlanya adalah sasaran pertama dan kedua terpenuhi dengan solusi
Jika terjadi perubahan pada ruas kanan misalkan pada sasaran kedua menjadi f – 2 maka
akan terjadi juga perubahan yang dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 2.2
Ketika ruas kanan pada sasaran kedua berubah menjadi f – k maka solusi optimalnya
masih tetap sama yaitu sasaran pertama dan kedua terpenuhi dengan x1 = (f – k) dan x2 =
menjadi lebih kecil (m – n) dibanding solusi awal sebelum perubahan. Dan nilai Z, serta
tabel berikut.
Dari tabel simpleks dapat dilihat bahwa nilai dualnya mempengaruhi nilai Z dan
variabel keputusannyapun berubah. Dan karena masih dalam daerah layak maka nilai
dualnya tidak berubah tetap sebesar n. Sehingga perubahan-perubahan ruas kanan yang
terjadi dalam Goal Programming dapat juga diselesaikan secara simpleks, metode ini
Perubahan nilai Z adalah jika ruas kanan kendala sasaran bertambah 1 maka nilai Z
akan bertambah sebesar nilai dualnya dan juga sebaliknya jika berkurang 1 maka nilai
Nilai ruas kanan dari kendala sasaran ini hanya akan bisa dinaikkan atau diturunkan
sesuai dengan jangkauannya. Hal ini dapat dilihat dari informasi yang diperoleh dari
Pendekatan ratio ini nantinya menunjukkan bahwa ratio negatif terbesar itulah
banyaknya penambahan yang diperbolehkan untuk kendala sasaran I saat ini. Sebaliknya
ratio yang positif terkecil menunjukkan besarnya ruas kanan kendala sasaran I boleh
diturunkan.
tentang perubahan satu parameter yang terjadi dalam satu masalah Goal Programming.
Jika terjadi perubahan-perubahan satu atau lebih parameter secara berkelanjutan pada
beberapa interval maka digunakan pendekatan lain yang biasa disebut dengan analisa
Diganti dengan
𝑥 ⨂ = 𝐵 −1 ∙ 𝑏
Membandingkan dengan jangkauan yang diperoleh untuk setiap nilai ruas kanan
fungsi kendala yang bisa diperoleh dari hasil yang ditampilkan program LINDO.
G. Program LINDO
LINDO/PC adalah versi populer dari paket LINDO yang dikembangkan oleh Linus E.
berinteraksi dengan komputer dalam arti sekali program dimasukkan dalam komputer,
linier tersebut. Solusi optiimum dan semua informasi yang berkaitan dengan masalah
tersebut ditampilkan pada monitor komputer. Langkah pertama yang harus dilakukan
matematika sesuai dengan metode penyelesaian yang akan digunakan. Kemudian baris
pertama dimasukkan (input) fungsi tujuannya dan baris selanjutnya di bawah perintah
SUBJECT TO dimasukkan (input) syarat ikatannya atau fungsi kendala dan diakhiri
maksimum) atau penurunan biaya (fugsi minimum) agar variabel keputusan yang
Merupakan pertambahan nilai optimal sebesar harga bayangan apabila pada baris
Merupakan rentang koefisien fungsi tujuan tanpa perubahan hasil optimal variabel
keputusan.
Merupakan rentang nilai ruas kanan tanpa perubahan hasil optimal variabel
keputusan.
Nilai fungsi tujuan pada prioritas pertama dimasukkan kembali ke dalam perhitungan
prioritas kedua dan seterusnya untuk dipertimbangkan kembali sampai pada prioritas
terakhir. Untuk menu bantuan menjalankan LINDO, pada input ketik COM dan akan
Output dari program ini dapat dikelompokkan dalam dua bagian yaitu pertama adalah
informasi dasar mengenai solusi optimal. Setelah mencetak nilai dari slack dan surplus
serta dual price, LINDO/PC akan menanyakan apakah perlu menampilkan analisa
sensitivitas? Jika respon yang diberikan adalah Y atau YES maka informasi hasil analisis
mengenai koefisien fungsi tujuan (Objective function coefficient) dan nilai sisi kanan