Anda di halaman 1dari 15

PEMBAHASAN

A. KURVA BELAJAR

1. Pengertian Learning Curve


Learning curve adalah sebuah istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh T.P. Wright
untuk menandai suatu gejala yang terjadi bila orang mengerjakan pekerjaan yang sama berulang
kali. Semakin banyak unit pekerjaan yang dikerjakan, semakin cepat waktu rata – rata per unit
untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Sebenarnya, dalam kehidupan sehari – hari, gejala
semacam itu seringkali kita alami. Namun demikian, secara alamiah gejala learning curve
tersebut mulai diamati pada tahun 1925 dan kemudian baru dilaporkan pada tahun 1936.
Pada awalnya orang percaya bahwa bila seseorang melakukan suatu pekerjaan yang
sama secara berulang – ulang, maka karyawan tersebut akan menjadi semakin lancar dalam
menyelesaikan pekerjaan tersebut sejalan dengan pengalamannya. Dengan semakin lancarnya
pelaksanaan pekerjaan tersebut, maka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikannya pun
semakin cepat atau pendek. Dengan kata lain, bila suatu pekerjaan diulag secara tetap, maka
waktu yang digunakan akan menjadi lebih pendek dibanding dengan saat pertama kali
dikerjakan secara ajeg pula akan turun dengan tingkat tertentu sesuai dengan tingkat
pengalaman, adaptasi, dan belajarnya. Gejala ini menunjukkan adanya adaptasi pekerja terhadap
pekerjaan yang dihadapinya. Adaptasi terhadap pekerjaan tersebut didorong oleh keinginan
setiap individu pekerja untuk melaksanakan gerakan ekonomis. Gejala tersebut dapat dijelaskan
melalui “Kurva Belajar” atau “Kurva Pengalaman”.
Gejala Learning Curve terjadi pada setiap macam organisasi usaha manusia Learning
Curve adalah sebuah gejala yang universal. Selagi di situ ada manusia yang terlibat dalam
kegiatan, maka di situ pasti ada proses belajar betapa pun kecil kadarnya. Belajar adalah produk
pengalaman. Belajar hanya dapat terjadi melalui usaha untuk menyelesaikan suatu persoalan dan
oleh karena itu hanya terjadi selama kegiatan. Bagaimanapun juga, pengalaman sebelumnya
adalah ‘a significant role’ yang mengubah persepsi seseorang.

2. Konsep Learning Curve


Rumusnya adalah sebagai berikut :
Yx = K.Xⁿ
Dimana
- Y : waktu rata – rata atau jam kerja langsung rata – rata untuk x unit pekerjaan
- x : banyaknya unit yang dikerjakan
- a : waktu untukn mengerjakan unit yang pertama
- b : nilai eksponen yang berkaitan dengan learning rate
Pada bagian aritmatik, dengan koordinat linier, hubungan antara waktu rata-rata dengan
banyaknya unit yang diproduksi berupa sebuah kurva yang menurun dengan cepat dan kemudian
agak landai.

3. Estimasi Presentase Learning Curve

Jika produksi telah dilakukan beberapa kali maka presentase learning dapat dengan mudah
diperoleh dari catatan – catatan produksi. Semakin panjang atau banyak data historis yang
tersedia, maka estimasi dapat dapat lebih akurat. Oleh karena berbagai variasi masalah mungkin
saja terjadi selama tahapan produksi, maka banyak perusahaan tidak mengumpulkan data untuk
kepentingan analisis learning sampai semua unit selesai diproduksi. Lain dari itu penggunaan
analisis statistik juga dimungkinkan. Misalnya dengan mencari bentuk model yang paling cocok
untuk data – data historis yang ada apakah exponensial atau garis lurus. Jika diproduksi belum
pernah dilakukan, maka mengestimasi. Presentase learning menjadi hal yang sedikit memerlukan
pengamatan langsung, atau dengan salah satu cara berikut :

1) Mengasumsikan presentase learning sama dengan presentase learning pada industri


sejenis.
2) Mengasumsikan bahwa presentase learning sama dengan yang digunakan untuk
pembuatan produk yang sama atau mirip.
3) Menganalisis kemiripan dan perbedaaan antara saat permulaan produksi yang
diusulkan dan yang terjadi dan mengembangkan presentase learning yang sesuai
dengan situasi.

4. Asumsi Learning Curve

Teori kurva pengalaman didasarkan pada tiga asumsi:


1. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu atau unit produk
tertentu akan berkurang setiap kali tugas tersebut dilakukan.
2. Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu akan menurun pada
suatu tingkat penurunan.
3. Pengurangan waktu akan mengikuti pola yang dapat diprediksi.

5. Contoh soal

Sebagai contoh, perusahaan mungkin membutuhkan 1000jam untuk merakit pesawat


terbang yang ke-100, tetapi hanya membutuhkan 700jam untuk merakit pesawat terbang yang
ke-200 karena para manajer dan pekerja menjadi lebih efisien seiring dengan pengalaman
produksi yang mereka peroleh. Hal ini berlawanan dengan skala ekonomis, yang berarti
penurunan biaya rata-rata pada saat output perusahaan meningkat per periode waktu.

Kurva Pembelajaran
Biaya rata-rata ($)

Kurva Pembelajaran

250 F

200 G

150 H

100 200 300 400

Total Kumulatif (Q)

Kurva tersebut mengindikasikan bahwa biaya rata-rata adalah sekitar $250 untuk memproduksi
unit ke-100 (titik F), sekitar $200 untuk unit ke-200 (titik G), dan sekitar $165 untuk unit ke-400
(titik H). Biaya rata-rata menurun pada tingkat penurunan yang semakin berkurang sehingga
kurva pembelajaran cembung terhadap daerah asal. Hal ini merupakan bentuk yang biasa dari
kurva pembelajaran, dimana perusahaan biasanya mencapai penurunan paling besar dalam input
rata-rata ketika proses produksi relative baru dan penurunan yang lebih sedikit ketika perusahaan
sudah dewasa.

Kurva pembelajaran dapat dinyatakan secara aljabar sebagai berikut:

C=aQb

dimana C adalah biaya input rata-rata untuk unit output ke-Q, a adalah biaya rata-rata dari unit
output pertama, dan b akan negatif karena biaya input rata-rata menurun seiring meningkatnya
output total secara kumulatif. Semakin besar nilai absolut b, semakin cepat penurunan biaya
input rata-rata. Dengan mencari logaritma dari kedua sisi, maka diperoleh

log C = log a + b log Q

Dalam bentuk logaritma di atas, b adalah kemiringan dari kurva pembelajaran.


Kurva pembelajaran telah dialami oleh berbagai sektor manufaktur dan jasa, dari memproduksi
pesawat terbang, peralatan, bangunan kapal, penyaringan produk minyak bumi, hingga operasi
pabrik pembangkit listrik. Kurva pembelajaran juga dipakai untuk meramalkan kebutuhan
personel, mesin, dan bahan mentah, serta untuk menjadwalkan produksi, menentukan harga jual
output, bahkan untuk mengevaluasi harga dari setiap pemasok.

Seberapa cepat kurva pembelajaran (biaya input variabel) menurun dapat berbeda
antarperusahaan dan akan lebih besar dengan semakin rendahya pergantian karyawan, semakin
sedikitnya interupsi produksi, dan semakin besarnya kemampuan perusahaan untuk mentransfer
pengetahuan produksi dari produk lain yang serupa. Biaya rata-rata secara tipikal menurun
sebesar 20 hingga 30 persen untuk setiap penggandaan output kumulatif bagi sebagian besar
pengalaman produksinya saja untuk menurunkan biaya namun mencari lebih jauh lagi dari
industri mereka untuk memperoleh pandangan bagaimana meningkatkan produktivitas.

B. KURVA BELAJAR PADA BIDANG MANUFAKTUR DAN JASA

1. Kurva Belajar
Kurva belajar atau kurva pengalaman (learning curve) adalah sebuah kurva garis yang
menunjukkan hubungan antara waktu yang diperlukan untuk produksi dan jumlah komulatif unit
yang diproduksi. Teori pembelajaran atau pengalaman telah diaplikasikan secara luas di dunia
bisnis. Di dunia manufaktur, kurva pengalaman dapat digunakan untuk mengestimasikan waktu
untuk mendesain produk dan produksi, serta biayanya. Pengalaman/ pembelajaran individual
akan berdampak pada perbaikan hasil ketika orang mengulang suatu proses dan memperoleh
ketrampilan atau efisiensi dari pengalaman mereka. Kurva belajar juga berarti kurva yg
menggambarkan perkembangan kemajuan belajar, baik disebabkan oleh proses kemajuan dl
belajar maupun disebabkan oleh pelatihan
Di dunia manufaktur, kurva pengalaman dapat digunakan untuk mengestimasi waktu untuk
mendisain produk dan produksi, serta biayanya. Kurva pengalaman penting dan menjadi bagian
yang integral dalam perencanaan strategi perusahaan. Keputusan harga, investasi dan biaya
operasi didasarkan pada kurva pengalaman. Kurva pengalaman juga diaplikasikan selain pada
level individu, juga pada level organisasi. Pengalaman/pembelajaran individual akan berdampak
pada perbaikan hasil ketika orang mengulang suatu proses dan memperoleh ketrampilan atau
efisiensi dari pengalaman mereka. Dengan demikian “practice makes perfect”. Sementara
pengalaman atau pembelajaran organisasional merupakan hasil dari latihan sebagaimana dalam
pengalaman atau pembelajaran individual, tetapi juga datang dari perubahan administrasi,
peralatan, dan disain produk.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja individu berdasarkan
kurva pembelajaran yakni :
- Perekrutan / pemilihan pekerja yang memadai. Sebuah tes harus diberikan untuk
membantu memilih pekerja. Tes ini harus mewakili pekerjaan yang direncanakan : tes
ketangkasan untuk perakitan kerja, tes kemampuan mental untuk pekerjaan mental, dan
sebagainya.
- Pelatihan yang memadai, semakin efektif pelatihan, semakin cepat laju pembelajaran.
- Motivasi. Peningkatan produktivitas berdasarkan kurva pembelajaran tidak tercapai
kecuali ada hadiah atau reward. Hadiah dapat berupa uang (individu atau kelompok
rencana insentif) atau nonmeneter (karyawan penghargaan bulan,dll).
- Spesialisasi pekerjaan; sebagaimana diketahui bahwa semakin sederhana tugas, semakin
cepat belajar. Sejauh faktor kebosanan tidak mengganggu. Namun, jika faktor kebosanan
telah berubah menjadi faktor yang bersifat mengganggu, maka mendesain ulang tugas
perlu dilakukan.
- Hanya melakukan satu atau sedikit pekerjaan pada satu waktu. Pembelajaran akan lebih
cepat untuk pekerjaan yang dilakukan satu per satu hingga selesai pada satu waktu
daripada melakukan banyak pekerjaan secara simultan secara bersamaan.
- Gunakan alat atau peralatan yang membantu atau mendukung kinerja.
- Menyediakan akses cepat dan mudah untuk bantuan. Manfaat pelatihan diwujudkan dan
dilanjutkan dengan senantiasa menyediakan pendampingan.
- Mengijinkan pekerja untuk membantu mendesain ulang tugas – tugas mereka

Konsep learning curve (kurva pembelajaran) menyatakan bahwa:


- Bertambahnya pengalaman sampai pada batas tertentu dapat meningkatkan efisiensi.
- Bila jumlah produksi meningkat dua kali maka waktu yang diperlukan untuk mengerjakan
satu satuan unit produk berkurang dengan tingkat konstanta tertentu.
2. Learning Curve
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja individu dan tingkat pembelajaran.
Setidaknya ada dua unsur yakni :
1) Tingkat pembelajaran.
2) Tingkat kinerja atau performance awal
Sebagai ilustrasi, misalnya ada dua pelamar A dan B. keduanya menjalani tes mekanis
sederhana yang diberikan oleh departemen personalia sebagai bagian dari aplikasi mereka untuk
bekerja di perakitan bidang manufaktur. A memiliki titik awal performance waktu jauh lebih
cepat dari B tetapi memiliki tingkat belajar lebih lambat dari B. meskipun B memiliki
performace awal yang lebih rendah dari A. tetapi jelas merupakan pilihan yang baik karena
memiliki tingkat belajar yang lebih cepat daripada A. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
pembelajaran merupakan hal penting selain tingkat kinerja awal. Studi Miguel A. Requero dan
W.B. Hirschman pada perusahaan pesawatan terbang untuk pekerjaan perakitan dan pekerjaan
mesin menemukan bahwa :
 Apabila konsep belajar dikaitkan dengan orang, maka semakin kecil proporsi manusia,
maka semakin berkurang kapasitas untuk belajar,
 Learning curve pada akhir kontrak menunjukkan kurva belajar yang justru menaik
(memburuk). Hal ini dapat terjadi bila pekerja dipindahkan ke bagian lain dan
menyebabkan kegiatan menjadi tidak efisiensi.
 Gejala kurva menaik (memburuk) dapat terjadi di tengah kontrak. Gejala tersebut terjadi
karena pemberhatian kegiatan sementara, sebagai misal karena disebabkan oleh
pengenalan perubahan model, atau memindahkan kegiatan pada tempat yang baru. Segera
setelah kegiatan tersebut dimulai lagi, kurva akan menurun dengan cepat dan mendekati
slope kurva yang lama.

3. Konsep Learning Curve dalam kegiatan operasional perusahaan

Menurut Ahyari (1986: 121-123), manajemen perusahaan-perusahaan pada umunya sudah


selayaknya apabila berusaha untuk dapat mengetahui dengan pasti seberapa banyaknya waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu oleh karyawan atau sekelompok
karyawan ini akan mempunyai hubungan yang erat dengan masalah penentuan skedul produksi
dalam perusahaan yang bersangkutan tersebut. Waktu yang diperlukan oleh para karyawan yang
bekerja dalam suatu perusahaan tersebut pada umumnya akan lebih pendek apabila para
karyawan yang bekerja di dalam suatu perusahaan tersebut akan dapat menyelesaikan produk
yang sama atau pengulangan penyelesaian produk lebih cepat daripada waktu yang dipergunakan
untuk menyelesaikan produk tersebut yang pertama kalinya. Seorang karyawan yang
melaksanakan pekerjaan yang sama secara berulang-ulang, maka waktu yang dipergunakan
untuk menyelesaikan satu unit pekerjaan tersebut akan semakin pendek bertambah banyakanya
jumlah unit pekerjaan yang sama tersebut dikerjakan oleh karyawan yang bersangkutan.

Pada mulanya konsep learning curve ini berasal dari perusahaan pesawat terbang. Namun
kemudian konsep ini dapat dikembangkan dalam berbagai macam jenis industri lain, yang
tentunya dengan penerapan disesuaikan dengan setiap jenis industri yang mempergunakannya.
Dalam hal ini belum tentu terapan yang sesuai dengan salah satu jenis industry tersebut akan
sesuai pula dengan industri yang lainnya.

Teori dasar yang dipergunakan dalam permasalahan ini adalah, bahwa sebenarnya
apabila terdapat seseorang karyawan yang berulang-ulang mengerjakan pekerjaan yang sama,
maka karyawan tersebut akan menjadi semakin lancar di dalam menyelesaikan pekerjaan
tersebut. Dengan semakin lancarnya pelaksanaan pekerjaan oleh karyawan yang bersangkutan ini
maka berarti waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut akan menjadi
semakin pendek. Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan proses produksi suatu produk akan menjadi semakin pendek apabila karyawan
tersebut sudah melaksanakan proses produksi untuk produk tersebut berulang kali. Dengan
demikian apabila ditinjau dari segi produk perusahaan, maka kebutuhan jam kerja karyawan
untuk memproduksikan produk tersebut akan menjadi semakin pendek, sehingga biaya tenaga
kerja untuk memproduksi produk tersebut menjadi menurun. Hal ini berarti bahwa efisiensi
tenaga kerja dalam perusahaan tersebut akan dapat ditingkatkan.

Berdasarkan kepada adanya kenyataan tentang perpendekan waktu penyelesaian kerja


tersebut, maka manajemen perusahaan yang bersangkutan akan dapat mengadakan penyusunan
skedul proses produksi dengan lebih baik. Hal ini disebabkan oleh karena manajemen
perusahaan akan dapat memperkirakan waktu penyelesaian produk yang lebih cermat, sehingga
tidak terdapat pembuangan waktu kerja sia-sia dalam perusahaan tersebut. Dengan adanya
konsep ini maka manajemen perusahaan tersebut dapat menyusun perkiraan waktu untuk
penyelesaian produk perusahaan yang lebih baik dengan jalan melihat kepada jumlah produk
yang diproduksi dalam perusahaan yang bersangkutan tersebut.

Penurunan waktu penyelesaian produk ini hanya berlaku bagi penyelesaian produk yang
prosesnya merupakan proses ulangan bagi karyawan yang bersangkutan. Penurunan waktu
penyelesaian atau yang sering disebut sebagai peningkatan efisiensi kerja para karyawan
perusahaan tersebut tidak berlaku bagi para karyawan yang memproses produk perusahaan untuk
pertama kalinya, atau melaksanakan proses produksi untuk produk baru. Untuk hal semacam ini
maka manajemen perusahaan yang berangkutan harus memperhitungkan kembali dari titik awal,
baru kemudian untuk produk yang kedua dan seterusnya akan dapat diharapkan terdapat
penurunan waktu penyelesaian produk oleh para karyawan perusahaan yang bersangkutan
tersebut.

Beberapa anggapan dasar yang dipergunakan di dalam penerapan theory learning curve ini antara
lain adalah,

a. Jumlah waktu yang dipergunakan oleh para karyawan di dalam menyelesaikan suatu jumlah
pekerjaaan tertentu yang ada di dalam perusahaan tersebut akan selalu berkurang apabila
pekerjaan-pekerjaan tersebut telah dilaksanakan.
b. Waktu yang dipergunakan untuk menyelesaikan satu unit pekerjaan akan mengalami
penurunan dengan tingkat penurunan tertentu.
c. Penurunan waktu tersebut akan mengikuti suatu pola yang bersifat khusus dan yang dapat
diperkirakan, misalnya akan mengikuti fungsi eksponensial.

Beberapa penelitian yang telah dilaksanakan di dalam industry pesawat terbang


menunjukan bahwa dalam penyelesaian proses produksi yang dilaksanakan di dalam perusahaan
akan terdapat penurunan waktu penyelesaian sebesar 20% untuk setiap dua kali jumlah produk.
Dengan demikian waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan unti produk yang kedua adalah
sama dengan 80% dari waktu yang digunakan untuk menyelesaikan produk yang sama pertama.
Dengan demikian pula untuk penyelesaian produk yang ketiga akan memerlukan waktu 80% dari
waktu penyelesaian produk yang kedua. Dengan demikian maka manajemen perusahaan yang
bersangkutan akan dapat memperkirakan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan proses
produksi untuk penyelesaian produk dalam jumlah berapapun dalam perusahaan tersebut.

C. IMPLIKASI STRATEGIS KURVA BELAJAR


1. Implementasi learning curve dalam kegiatan operasional perusahaan.
a. Contoh Aplikasi Learning Curve/ Kurva Belajar/ Kurva Pengalaman pada Seleksi Karyawan

Seorang pelamar sedang diuji untuk menempati posisi operator pengetikan buku. Manajemen
merasa bahwa posisi siap kerja bila telah mengetik 1.000 lembar. Diharapkan waktu yang
diperlukan untuk mengetik lembar yang ke 1.000 adalah 4 menit. Jika pelamar tersebut saat di
test mengetik untuk lembar pertama, dia memerlukan waktu 10 menit, dan untuk menyelesaikan
pengetikan lembar kedua memerlukan waktu 9 menit. Apakah sebaiknya pelamar tersebut
diterima? Mengapa?

Pembahasan:

Learnig Rate = (9 menit/ 10 menit) x 100% = 90%

Dengan menggunakan daftar koefisien pada Table of LC Unit Improvement Factor/ Tabel
Faktor Perbaikan Learning Curve/ Kurva Belajar/ Kurva Pengalaman untuk LC 90% pada unit
ke-1.000 diperoleh koefisien sebesar 0,3499. Dengan demikian waktu yang siperlukan oleh
pelamar tersebut untuk menyelesaikan pengetikan lembar ke 1.000 adalah 0,3499 x 10 menit =
3,499 menit

Jadi pelamar tersebut dapat diterima karena ia diperkirakan dapat menyelesaikan pengetikan
lembar yang ke-1.000 dalam waktu 3,499 menit lebih cepat dari waktu yang diharapkan oleh
perusahaan yaitu 4 menit.

b. Contoh Aplikasi Learning Curve/ Kurva Belajar/ Kurva Pengalaman pada Estimasi
Kebutuhan Tenaga Kerja

PT Kapal Indonesia mendapat kontrak untuk membuat 11 kapal boat, dan telah
menyelesaikan 4 buah. Pada saat membuat empat buah boat tersebut, untuk boat yang pertama,
manajer operasi mempekerjakan 225 orang setiap orang bekerja 40 jam per minggu, kemudian
untuk membuat boat yang kedua, manajer operasi mengurangi tenaga kerjanya sebanyak 45
orang. Berdasarkan hal tersebut, manajer operasi merencanakan akan terus mengurangi tenaga
kerjanya, dan untuk membuat boat yang kesebelas ia akan mempekerjakan 110 orang.
Analisislah apakah rencana tersebut memadai?

Pembahasan:

Diketahui:

Kebutuhan tk untuk membuat boat pertama 225

Kebutuhan tk untuk membuat boat kedua 225-45 = 180

LC = 180/225 = 0,8 = 80%

Ditanya;

Kebutuhan tk untuk membuat boat ke-11 (Yx)

Jawab:

Mencari rasio perbaikan per unit pada LC 0,8 untuk produk ke-11 pada tabel. Oleh karena
produk ke-11 tidak ada pada Table of LC Unit Improvement Factor/ Tabel Faktor Perbaikan
Learning Curve/ Kurva Belajar/ Kurva Pengalaman maka dilakukan interpolasi untuk angka
terdekat yakni produk ke 10 (0,4765) dan ke-12 (0,4493), diperoleh faktor perbaikan sebesar
0,4629.

Selanjutnya untuk menentukan jumlah kebutuhan tk untuk boat yang ke-11 adalah:

0,4629 x 225 = 104,15 = 104 orang.

Dengan demikian manajer telah mengestimasi terlalu rendah 4 orang.


c. Contoh Aplikasi Learning Curve/ Kurva Belajar/ Kurva Pengalaman pada Estimasi Biaya
Produk

PT Kapal Indonesia membuat kapal boat unit yang pertama pada tingkat biaya 500.000 US$
yang terdiri dari 200.000 bahan, dan 300.000 untuk tenaga kerja. PT Kapal Indonesia
mengambil keuntungan sebesar 10% dari total biaya. Bila ada kontrak kerja, PT Kapal Indonesia
menggunakan LC 70%. Tentukan berapa harga penawaran yang diberikan untuk usulan kontrak
membuat tiga kapal boat?

Pembahasan

Diketahui:

Biaya material = 200.000

Biaya tk = 300.000

LC = 70% = 0,7

Dengan menggunakan Table of LC Unit Improvement Factor/ Tabel Faktor Perbaikan Learning
Curve/ Kurva Belajar/ Kurva Pengalaman untuk LC 70% produk ke 1, 2 dan 3 berturut-turut
diperoleh koefisien sebesar 1, 0,7 dan 0,5682

Jawab:

Biaya untuk boat pertama

Material = 200.000

Tk = 300.000

Total = 200.000 + 300.000 = 500.000

Biaya untuk boat kedua

Material = 200.000

Tk 300.000 x 0,7 = 210.000

Total = 200.000 + 210.000 = 410.000

Biaya untuk boat ketiga

Material = 200.000

Tk 300.000 x 0,5682 = 170.460

Total = 200.000 + 170. 460 = 370.460


Total biaya untuk membuat tiga boat = 500.000+410.000+370.460 = 1.280.460

Dengan pertimbangan Mark-up 1.280.460 x .10 = 128.046

maka Harga Jual tiga buah boat sebesar 1.280.460 + 128.046 = 1.408.506

d. Contoh Aplikasi Learning Curve/ Kurva Belajar/ Kurva Pengalaman untuk Mengestimasi
Waktu Penyelesaian Pekerjaan

1). Untuk membuat satuan pertama produk H diperlukan waktu 100.000 JTKL dan manajemen
menerapkan LC 80%. Tentukan waktu yang di[perlukan untuk membuat produk yang ke-8!

Pembahasan

Bila tidak menggunakan Table of LC Unit Improvement Factor/ Tabel Faktor Perbaikan
Learning Curve/ Kurva Belajar/ Kurva Pengalaman, maka digunakan rumus:

Jadi untuk membuat produk yang ke-8 diperlukan waktu 51,192 JTKL

2). Misalnya sebuah perusahaan video game telah memiliki pengalaman learning curve sebesar
90%. Perusahaan membutuhkan waktu 4500 jam untuk memproduksi unit produk yang pertama
dan ingin memperkirakan waktu produksi unit produk yang ke-60, maka:

R = log 90 – log 10 / log 2

= 1,954243 – 1 / 0,30103

Maka Y60 = Yn = (Y1)nR

= 4500 x 603,169925 jam

e. Contoh Learning Curve pada Produksi Pesawat Terbang (Sumber: Handoko, 1999:320)

Sebuah contoh berikut ini akan menggambarkan bagaimana learning curve dapat membantu
dalam pembuatan keputusan manajerial. Perusahaan VAJ mempunyai tawaran kontrak untuk 100
unit produk A. Produk A merupakan jenis produk baru bagi perusahaan, dan dalam percobaan
pembuatannya, unit produk pertama ternyata memerlukan 75 jam tenaga kerja langsung. Biaya
tenaga kerja langsung sebesar Rp. 5000,- setiap jam. Manager produksi perusahaan
memperkirakan bahwa akan berlaku learning curve 80%. Biaya-biaya langsung lainnya Rp.
50.000,- per unit. Langganan menghendaki harga per unit sebesar Rp. 200.000,-. Manager
perusahaan harus membuat keputusan apakah kontrak diterima atau tidak.

Pertama, perlu dihitung jam tenaga kerja langsung rata-rata per produk:
Log Y = -0,322 log75 + log100

= -0,322 (1,87506) + 2

= 1,39623

Y = 24,9017 jam tenaga kerja langsung.

Setelah itu, dapat dilakukan perhitungan biaya langsung per produk sebagai berikut:

Biaya tenaga kerja langsung = 24, 9017 x Rp. 5000 = Rp. 124.508,50

Biaya-biaya langsung lainnya = Rp. 50.000

Biaya langsung total per produk = Rp. 174.508,50

Jadi perusahaan akan memperolah kontribusi laba sebesar: (Rp. 200.000 – Rp. 174.508,50) =
Rp. 25.491,50 atau, kontribusi laba total sebesar (100 x Rp. 25.491,50) = Rp. 2.549.150. Atas
dasar data ini manager sendiri yang dapat membuat keputusan, dengan memperhatikan factor-
faktor lainnya yang relevan.

D. KETERBATASAN KURVA BELAJAR

1. Keterbatasan Penggunaan Learning Curve

Di luar industri-industri pesawat terbang dan elektronik, learning curve jarang digunakan karena
berbagai keterbatasan. Keterbatasan pertama adalah bahwa produk-produk biasanya tidak
seluruhnya baru. Bahkan pesawat terbang baru tidak sepenuhnya berbeda dengan model-model
sebelumnya. Begitu juga untuk industry baru, seperti televisi pada tahun 1950an, yang
tergantung pada tabung-tabung dan sirkuit elektronik telah sangat dikenal oleh para pembuat
radio. Hal ini menyulitkan kita untuk menetapkan titik awal bagi perhitungan learning curve.

Keterbatasan lain adalah bahwa kurva-kurva hanya bersangkutan dengan tenaga kerja langsung.
Dalam hal mesin-mesin sangat berpengaruh, suatu kurva 80% mungkin terlalu rendah, dan
manajemen perlu menggunakan kurva 85 atau 90%. Masalahnya adalah pembuatan keputusan
mana kurva yang digunakan, 80, 85, 90 atau lainnya?

Masalah ketiga adalah bahwa learning curve mungkin membesar-besarkan penghematan tenaga
kerja. Untuk mencapai pengurangan-pengurangan biaya tenaga kerja langsung, diperlukan
teknisi industrial, para penyelia, dan lain-lain yang membuat perbaikan-perbaikan. Tetapi para
spesialis ini adalah tenaga kerja tidak langsung, dan biaya-biaya mereka biasanya ditambahkan
ke biaya overhead, tidak biaya langsung. Oleh karena itu, banyak perusahaan kemudian mencoba
untuk memperhitungkan hal ini dengan pembebanan waktu para spesialis pada pekerjaan-
pekerjaan tertentu. Cara ini tidak hanya merupakan prosedur akuntansi biaya yang baik, tetapi
kontrak-kontrak pemerintah sering mensyaratkannya untuk dilakukan.

Satu lagi masalah dalam penggunaan learning curve adalah bahwa ada kecenderungan salah
interpretasi terhadap penghematan-penghematan yang diperkirakan kecuali perusahaan merubah
caranya dalam menyusun laporan-laporan akuntansi biaya. Untuk menggunakan kurva secara
benar, biaya-biaya persiapan yang terjadi sebelum kontrak dimulai harus dipisahkan dan
dikeluarkan dari perhitungan. Bila hal ini dibebankan pada kontrak dan kemudian dimasukkan
dalam perhitungan biaya untuk unit pertama yang diproduksi, unit-unti pertama akan mempunyai
biaya besar. Begitu juga, semua jam kerja harus dibebankan pada produk-produk yang menerima
benefit dari kerja tersebut. Bila sebagian jam kerja dalam bulan Maret digunakan untuk produk-
produk yang akan dilaksanakan dalam bulan April atau Mei, jam-jam kerja ini harus dibebankan
pada produk-prodk bulan April atau Mei dan bukan pada produk-produk bulan Maret.

2. Keterbatasan Kurva Belajar

a. Karena kurva belajar berbeda pada setiap perusahaan dan industri, maka perkiraan untuk
setiap organisasi harus dibuat, bukannya menerapkan kurva belajar perusahaan atau industry
lain.

b. Kurva belajar berdasar waktu yang diperlukan untuk memproduksi harus akurat, perlu
adanya evaluasi ulang.

c. Budayakerja, bisamengubahkurvabelajar. Contoh: Ketika proyek hamper selesai, usaha dan


minat pekerja menurun dan mengurangi kemajuan kurva.
DAFTAR PUSTAKA

Go-phelz.blogspot.com/pengukuran-kerja/ di akses pada tanggal 22 september jam 17.00 WIT.


http://www.kamusbesar.com/53657/kurva-belajar di akses pada tanggal 22 september jam 17.00
WIT.
Id.wikipwdia.org/wiki/learning-curve/ di akses pada tanggal 22 september jam 17.00 WIT.
Modul learning curve, praktikum Analisis dan Pengukuran Kerja.
Ochimblogs.blogspot.com di akses pada tanggal 22 september jam 17.00 WIT.

Anda mungkin juga menyukai