Anda di halaman 1dari 2

Ibadah PP/Remaja Sabtu,19 Sept 21

Minggu 19 September 2021 – 16 Set.TRINITATIS


Ev. Pengkhotbah 10: 10 - 15
Hidup Dalam Didikan Tuhan
Mian/Mangolu Dibagasan Pangajarion ni Debata
==========================
1. Saudara/i, Allah tidak menciptakan kita untuk terus menerus bekerja entah itu
secara fisik maupun secara fisikis karena seperti besi akan ada waktu akan ada
waktu tertetnu iakan menjdi tumpul (10) (artinya : dalam segenap kehidupan kita,
kita sangat memerlukan pertolongan Allah ada memang saat dimana kita tidak
bisa tanpa pertolongan Allah. Didikan, pembaharuan itulah yang
mempertahankan kekuatan kita, itulahyang kemudian mempertahankan kegunaan
kita di dalam hidup.Maka didikan Tuhan akan menjdi kebutuhan kita yng amat
mendasar di dalam segala situasi termasuk di tengah-tengah covid-19 ini. Jangan
sampai kita tidak belajar apa-apa dari virus ini, Firau tidak belajar apa-apa dari
tulah yg terjadi di dalam hidupnya ia malah sibuk terusmengeraskan hatinya, yg
ada dia lelah bersama bangsa-bangsa orang mesir itu maka kita harus belajar
menemukan batu asah yang paling canggih yg paling mungkin supaya tidak
membuat hidup kitalelah dengan sia-sia.
2. Pengkotbah ini, disebut oleh banyak peneliti yang berasal dari pengalaman
salomo sendiri yg kalau kita liat kidung agung dihasilkan pada saat mudanya,
amsal dihasilkan pada saat ia setengah baya dan pengkotbah ini dihasilkan
setelah ia melalui masa-masa jaya. Muda yang penuh dinamika di hari tua
pengkotbah ini melihat dan menyadari ada kelelahan yang tidak perlu, ada
didikan dan hikmat Tuhan yang amat kita prlukan dalam kehidupan.
3. Maka firman Tuhan yg sampai kepada kita saat ini adalah bagaikan batu asah
bagi jiwa yang paling manjur di tengah-tengah kehidupan kita sebagai mahluk
ciptaan Allah. Kita perlu menukan batu asah ini setiap saat dalam kehidupankita.
Dan yg kedua kita juga harus siap menjdibatu asah bagi sekelilingkita, yang
menyegarkan orang yg penat sehingga raut wajah kita, senyuman kita suara kita
yg ceriabisa mengasah jiwa-jiwa yg lelah, jiwa-jiwa yg berbeban berat ditengah-
tengah kehidupan disekeliling kita.
4. Pengkotbah pasal 10 ini berbicara kebodohan/bodoh sebenarnya tidak dalam arti
pengetahuan secara akademik. Kata bodoh disini medekati arti “bebal” jadi
bukan soal dia sekolah atau tidak, sarjana atau tidak. Ini lebih kepada orang yang
sangat teramat pintar tetapi hatinya bebal, itulah yg sedang digumuli kita
pengkotbah ini.
5. Maka pertama-tama berhentilah menumbulkan sesama kita, jadilah batu asah
bagi jiwa-jiwa mereka. Banyak orang di tengah-tengah kehidupan ini sibuk
menumbulkan sesama, “Udalah, sudah ku tanya siapa kau, kayak mana rupanya
hebatmu,, dll”. Dan yang lebih sulitnya lagi tanpa kita sadari kita menumbulkan
diri kita sendiri “ Aku ini kan orang bodoh, aku gak tau apa-apa, gak pintar-pintar
amat, merasa selallu tidak bisa.

1
Ibadah PP/Remaja Sabtu,19 Sept 21
6. Saudar/i, hidup dalam didikan Allah kita menemukan batu asah yg paling tepat
dalam kehidupan kita yaitu apa ? Persekutuan kita dengan Allah, hubungan yg
amat sangat pribadi dan dalam kepada Allah dan disitulah kita mengasah jiwa-
jiwa kita.
7. Ay. 11 ini hendak menjelaskan kepada kita seperti pribahasa yang sudah sering
kita dengar “menyesal kemudian tiada arti”. Jika kerbau sudah di curi, apa
gunanya mengunci pintu kandang, apa gunanya kata-kata mantera jika yang
dikawatirkan sudah terjadi.Jangan anggap remeh didikan dan ajaran Tuhan, Dia
memberikan firmanNya sebagai pedoman dalam hidup kita, supaya kita tidak
tersandung dan jatuh.
8. Ayat 12-15 berbicara tentang mulut atau pembicaraan orang bodoh. Jadi, fokus
utama pembahasan pada bagian ini adalah tentang orang bodoh. Oleh karena itu,
nasihat yang sebenarnya mau diberikan adalah jangan menjadi orang bodoh.
Berpikirlah dahulu baik-baik sebelum kita berbicara atau sebelum kita
mengeluarkan perkataan. Ingatlah bahwa perkataan itu bisa jauh lebih menusuk,
melukai, dan menyakiti daripada pedang yang tajam. (Jolo ni dilat bibir asa
nidok hata.)
9. Belajar adalah rekonstruksi mental atau melihat ulang segala sesuatu dengan
yang berbeda. Belajar adalah memandang arti dan peristiwa sedemikian rupa
sehingga menimbulkan arti yang baru dan hubungan yang baru, Belajar adalah
proses di mana orang mengidentikkan diri atau menirukan perilakuyg baik..
10. Kita memiliki harapan dan cita-cita yang tinggi, dan kita juga telah bekerja keras
untuk mengusahakan agar cita-cita kita tercapai, tetapi jika kita tidak berhikmat,
maka kita sama saja dengan orang bodoh, yang melakukan usaha yang sia-sia.
Seperti yang diumpamakan oleh Tuhan Yesus di Matius 7: 26“Tetapi setiap
orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama
dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.”

11. Maka apapun yang menjadi harapan dan cita-cita kita dalam hidup ini, tidak
cukup hanya berharap dengan kata-kata, tidak cukup juga hanya dengan kerja
keras, tetapi lebih dari pada itu semua hendaklah kita menjadi orang yang
bijaksana dengan menjadi orang yang selalu mau untuk dituntun Tuhan dengan
firmanNya. Oleh Karena itu Hiduplah dalam didikan Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai