Anda di halaman 1dari 6

PITTA SITORUS

YEHEZKIEL 36:22-32
Seperti biasanya, dalam khotbah Pdt. Billy yang saya rangkum beberapa kali ini
bahwa ciri khas dari awalan ia berkhotbah adalah akan dimulai dengan membahas
naskah teks sebelum dari teks yang akan dibahasa saat ini. Sama halnya dengan
bagian ini, yang mana ia mentatakan bahwa sebelum kita mengulas bagian ini, kita
perlu mengawalinya dengan membahas latar belakangnya. Tentunya kita telah
mengetahui dalam perjanjian lama terdapat tiga nabi besar yakni Yesaya, Yeremia dan
Yehezkiel dan juga terdapat dua belas nabi kecil. Adapun penyebutan kedua istilah ini
bukan dilihat dari seberapa besar kuasa ataupun kehebatan nabi tersebut, melainkan
disebut nabi besar karena dilihat dari panjang kitab yang ditulis, contohnya saja
Yehezkiel yang termasuk kedalam nabi yang menulis cukup panjang, salah satunya
adalah bagian yang dibahas dalam video ini yakni pasalnya yang ke-36.
Dalam pasal 36 ini, Yehezkiel menubuatkan tentang pembaharuan bangsa Israel
yang ada pada zaman exael (pembuangan) dan dinubuatkan kalau mereka akan
kembali.
Mengapa disebut pembuangan?
Disini Pdt. Billy mengungkapkan satu pertanyaan oleh karena kata pembuangan seperti
tidak cocok apabila kita melihat dari segi kondisi bangsa-bangsa tempat bangsa Israel
dibuang. Bahkan dikatakan pada bangsa-bangsa tersebut kondisi kehidupannya
(quality of life) sama sekali tidak kalah dari bangsa Israel sehingga jika orang datang
kesana tidak bisa hidup layak. Namun kenyataan yang terjadi bahwa dikatakan bangsa
Israel terbuang misalnya kenegara Babilonia. Sehingga kita bisa mempertanyakan
“mengapa memakai istilah pembuangan?”. Namun ternyata apa yang kita maksudkan
hanyalah dari segi kondisi ekonomi dan kesejahteraan jasmanian, berbeda dengan apa
yang orang Israel maksud. Kondisis terbuang disini adalah karena negara yang mereka
datangi itu tidak terdapat satupun bait Allah, karena mereka pikir itu jauh lebih penting
daripada kondisi kehidupan. Dan satu hal yang perlu ditekankan disini adalah bahwa
bangsa Israel menyadari itu ketika mereka telah jauh terbuang dari hadirat Tuhan,
situasi tersebut membuat mereka menjadi merasa dipermalukan karena mereka tidak
menaati torah (pengajaran) dan menjadi pelanggar-pelanggar torah disini Pdt. Billy
mengatakan bahwa mereka telah masuk kedalam cofenant breaker dan bukan cofenant
keeper. Ia juga mengatakan agak sulit untuk didalam menerjemaahkan maksud dua
istilah tersebut, namun didalam konteks teologi cofenant Israel itu diikat dengan
perjanjian dengan Tuhan. “Yahweh berjanji untuk menjadi Allah Israel tetapi Israel juga
adalah umat Yahweh” sehingga harus saling memiliki dan berkomitmen. Ini juga
diistilahkan seperti pernihakan, pernikahan antara Yahweh dan umatnya inilah yang
disebut cofenant relationship namun yang terjadi adalah Israel menjadi cofenant
breaker.
Selanjutnya ketika kita membaca juga dari perspektif seperti didalam tulisan
Samuel, Raja-Raja dan sebagainya itu dengan jelas mengatakan alasan mengapa
Israel akhirnya dibuang ketangan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan.
Jawabannya adalah karena Israel tidak taat, mereka mendua hati karena ada berhala.
Berhala disini bukan berarti tanpa Yahweh, jadi ada Yahweh dan berhala, bukan Tuhan
satu-satunya, inilah yang dimaksud dengan mendua hati. Ini mirip dengan situasi
kehidupan kita saat ini secara khusus orang Kristen, yang mana mungkin Yesus gak
lengser dari kehidupannya namun disamping Yesus ada juga yang lain misalnya seperti
kekayaan, kekuasaan, pengetahuan, status sosial dan lain sebagainya. Jika kembali ke
konteks bangsa Israel, memang mereka tetap menempatkan Yesus diurutan yang
paling atas, namun disamping Yesus mereka menjadikan para baal, asitoret dan
berhala-berhala lainnya, inilah yang membuat Tuhan murka oleh karena keadaan
mereka yang seperti itu sehingga membuang bangsa Israel dari hadirat-Nya.
Kita juga harus mengerti bahwa didalam pengertian pada saat itu waktu bangsa
Israel dibebaskan dari bangsa Mesir, sebenarnya pertarungan yang terjadi bukan hanya
Israel yang dijajah dengan Mesir si penjajah melainkan ini termasuk pertarungan
kosmik yakni pertarungan dewa-dewa dengan pertarungan melawan Yahweh, inilah
demonstrasi tulah satu persatu dan inilah yang menjadi pertarungan drama kosmik atau
kepalsuan dewa-dewa Mesir melawan ke otentikan Yahweh sebagai Allah satu-satunya
yang benar. Selanjutnya kita juga melihat didalam kalimat Tuhan yang mengatakan
“Bukan karena kamu Aku bertindah hai kaum Israel, tetapi karena nama-Ku yang kudus
yang kamu najiskan ditengah-tengah bangsa-bangsa dimana kamu datang” jadi dari
ayat ini kita mengetahui bahwa ini bukanlah tentang Israel melainkan nama Tuhan.
Selanjutnya Pdt. Billy mengatakan bahwa salah satu yang dapat kita tekankan dalam
bagian ini yaitu mengenai visi tentang kemuliaan Allah. Karena pada dasarnya banyak
orang yang hidup hanya untuk hidupnya sendiri, misalnya ketika ia mengalami
penderitaan, masalah yang berat sehingga ia mengeluhkan semua itu dan
mempertanyakan kepada Tuhan, atau bahkan menyalahkan Tuhan, karena fokusnya
adalah dirinya sendiri.
Selanjutnya adalah gambaran mengenai dosa, didalam Alkitab ada banyak
gambaran dimensi mengenai dosa. Dan salah satu dimensi yang mungkin ada dipikiran
kita adalah pelanggaran moral misalnya tentang pembunuhan. Namun dalam alkitab
dimensi dosa ada banyak sekali dan bukan hanya sekedar pelanggaran moral saja,
disini Pdt. Billy mengatakan bahwa jika orang Kristen hanya mengerti dosa dari
sebagian kecil itu maka sangat disayangkan, karena jika kita membaca dalam bagian
Yehezkiel ini dosa dimengerti sebagai hancurnya visi kemuliaan Tuhan. Maka dalam
bagian ini kita juga bisa melihat kekonsistenan bahwa semuanya adalah hanya tentang
nama Tuhan. Lalu setelah itu kita menjadi mempertanyakan “Ini Tuhan terlalu egosi
atau sangat mengharapkan banget apa ya untuk dipuji dan dimuliakan” oleh karena
semuanya hanya tentang nama-Nya hanya tentang kemuliaan-Nya. Namun jika kita
berpikir seperti itu, apakah kita tidak bisa melihat kebawah, melihat kepada diri kita
bahwa dengan mengatakan hal tersebut kita sudah termasuk kedalam orang yang
egois, mengapa? Karena kita lupa bahwa posisi Tuhan adalah posisi yang paling atas
atau paling tinggi, Ia tidak bisa memperjuangkan kemuliaan-Nya sendiri, dan kalau
Tuhan memperjuangkan kemuliaan yang lain berarti ada tuhan selain Dia, sehingga
menjadi tidak ada habisnya. Sehingga yang benar adalah memang sudah berhenti di
Tuhan sendiri, Tuhan tidak bisa punya goal yang lain selain Dirinya sendiri karena Dia
Tuhan. Lain halnya dengan kita yang adalah ciptaan, yang mana nature kita itu tidak
mungkin ada pada diri kita sendiri karena kita adalah ciptaan yang diciptakan bukan
hanya self center atau harus menuju keluar dan disini Pdt. Billy mengistilahkannya
dengan kata konsentrik yang menuju kepada Tuhan yang adalah pusatnya.
Sehingga dari beberapa penjelasan diatas kita bisa kembali kedalam konteks
Yehezkiel ini yang mana orang Israel yang dinubuatkan akan dibaharui oleh karena
Tuhan memperjuangkan restorasi umat Israel. Dan disini Tuhan ingin agar mereka tidak
berpikir bahwa pembaharuan yang mereka terima itu oleh karena jasa-jasa mereka.
Sama seperti waktu mereka jatuh, itu mereka jatuh oleh karena kesalahan mereka
sendiri dan waktu mereka dikembalikan ketanah perjanjian itu karena nama Yahweh.
Setelah itu disini Pdt. Billy juga mengatakan bahwa penderitaan atau pembuangan yang
Israel terima adalah memang oleh karena dosa mereka sendiri, namun kita juga
disarankan untuk tidak menghakimi orang yang ketika ia mengalami penderitaan
dengan mengatakan bahwa itu oleh karena dosanya, karena kesimpulan yang mutlak
seperti itu bisa berakibat fatal, kita bisa melihat kisah hidup Ayub yang dirinya
sendiripun tidak tahu letak kesalahannya dimana namun tetap saja ia mendapatkan
pencobaan dan kita juga tidak bisa mengatakan hal yang sebaliknya bahwa
penderitaan itu tidak ada kaitannya dengan dosa karena kita bukan didalam posisi
Tuhan. Sehingga yang benar adalah biarlah orang itu melihat atau intropeksi dirinya
mengapa bisa mengalami keadaan itu, jika memang oleh karena dosanya ya berarti dia
harus bertobat, juga jika mungkin seperti Ayub yang merasakan tidak ada kesalahan
yang ia lakukan sehingga harus menerima penderitaan itu, ya mungkin itu adalah
karena Tuhan mengizinkan ujian itu terjadi supaya ia belajar sesuatu. Sehingga kita
tidak bisa memutlakkan kondisi seseorang ketika mengalami penderitaan apakah oleh
karena dosa, namun yang pasti dalam bagian ini bangsa Israel dibuang oleh karena
dosa mereka sendiri.
Selanjutnya adalah ketika kita membaca dalam ayat-ayat selanjutnya disini juga
dibahas mengenai bangsa-bangsa lain yang juga perlu belajar mengenai kemuliaaan
Allah. Waktu Yahweh mengembalikan Israel ini juga supaya bangsa-bangsa lain tahu
bahwa Allah itu memang powerfull dan bukan powerless, Ia sanggup mengembalikan
Israel disamping ketidaktaatan mereka untuk kembali ketanah perjanjian dan semua ini
memang hanya karena Tuhan agar selain Israel, bangsa-bangsa lain juga mengetahui
kekudusan Tuhan itulah maksud ayat “Aku menjunjukkan kekudusan-Ku kepadamu
dihadapan bangsa-bangsa”.
Selanjutnya dalam ayat ke-25 Tuhan mengatakan bahwa “Aku akan
mencurahkan kepadamu air jernih...” Pdt. Billy menjelaskan bahwa apa yang dikatakan
Tuhan ini merujuk kepada kehadirat Tuhan kepada bangsa Israel setelah Ia
memperbaharui mereka dan ini juga disebut dengan inner transformation atau ini
adalah yang dimaksud atau merujuk kepada ayat selanjutnya yakni ayat 26 bahwa
Tuhan akan memberikan kepada Israel hati yang baru dan roh yang baru dan akan
menjauhkan hati yang keras dari mereka dan memberikan hati yang taat. Jadi apa yang
dimaksud air disini bukanlah hanya sekedar simbol melainkan sebagai bukti kehadiran
Tuhan untuk inner tranformation dari bangsa Israel. Jadi disini selain berbicara tentang
reseptivness atau hati yang baru juga berbicara mengenai kerelaan. Ketika kita
bertumbuh, didalam kehidupan kita mengikut Tuhan kita mengerjakan apa yang tadinya
itu kategori tanggungjawab itu lama-lama nantinya akan menjadi enjoyment didalamnya
(inilah yang namanya proses).

Kesimpulan:
- Jika fokus pada daftar resolution kita adalah hanya berputar dalam kondisi better of
life (kondisi hidup yang baik) sebenarnya kita udah masuk circle orang yang tidak
percaya
- Rusaknya kemuliaan Tuhan adalah oleh karena dosa yang kita perbuat
- Apakah benar tujuan dan falsafah kehidupan kita itu adalah untuk kemuliaan Tuhan
atau justru hal lain seperti kita lebih perduli akan keadaan kita sendiri daripada
nama Tuhan.
- Ketika manusia hanya berputar didalam dirinya sendiri, maka persoalan akan
menjadi tidak habis-habis, hal ini terjadi oleh karena ia tidak layak menjadi pusat
tapi ia memaksa menjadikan dirinya sebagai pusat.
- Disini juga digambarkan bahwa ketika manusia itu menjadikan dirinya pusat, ia jadi
tidak akan lebih bahagia dibandingkan orang yang memusatkan dirinya kepada
kemuliaan Tuhan, dan disini bukan karena keegoisan Tuhan melainkan justru
karena kemurahan hati Tuhan kita boleh mementingkan kemuliaan Tuhan. karena
sebetulnya jika saja Tuhan mau kita tidak berbagian didalam-Nya gampang sekali
sehingga tidak usah saja ada penebusan sehingga tidak ada satu orangpun yang
sudah jatuh kedalam dosa yang mempunyai kesempatan untuk bertobat sehingga
masuk kedalam neraka, namun yang Tuhan lakukan adalah membagikan
kesempatan itu.
- Ketika Tuhan telah memberikan hati yang baru kita, maka perlu adanya respon dari
kita dengan inner transformation didalam kehidupan kita
- Jangan sampai kita tidak sadar bahwa dengan penolakan-penolakan kita akan
firman membuat hati kita keras dan kita menjauh dari Tuhan sehingga kita mirip
dengan bangsa Israel yang terbuang jauh dari hadirat Tuhan.
- Ketika kita bertumbuh, didalam kehidupan kita mengikut Tuhan kita mengerjakan
apa yang tadinya itu kategori tanggungjawab itu lama-lama nantinya akan menjadi
enjoyment didalamnya (inilah yang namanya proses). Inilah the power orang yang
bisa mentransformasi kewajiban menjadi enjoyment. Yang tadinya kewajiban yang
memberatkan namun karena dilakukan oleh karena cintanya kepada Tuhan untuk
kemuliaan Tuhan akhirnya ada enjoyment, dan ini tidak mungkin terjadi kalau tidak
ada hati yang baru.

Anda mungkin juga menyukai