Anda di halaman 1dari 5

Ibadah yang Sejati – Roma 12:1-2

 Ada sebuah ungkapan yang terkenal dari AS. Ungkapan ini diungkapkan
oleh mantan presiden AS, John F. Kennedy. Ungkapan tersebut bunyinya:
"Jangan bertanya kepada negara apa yang negara berikan
kepadamu, tetapi bertanyalah pada dirimu apa yang sudah engkau
berikan kepada negara."
 Kalo kita coba ganti kata “negara” menjadi “Tuhan”. Ungkapan itu
menjadi, "Jangan bertanya kepada Tuhan apa yang sudah Tuhan berikan
kepadamu, tetapi bertanyalah pada dirimu apa yang sudah engkau berikan
kepada Tuhan.”
 Kalo Tuhan, sudah jelas, Dia memberikan diri-Nya bagi kita.
 FT dalam pembacaan kita (Roma 12:1-2) memberi tahu kita untuk
memberi hidup kita, sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan
berkenan kpd Tuhan krn itulah ibadah yang sejati
 Ibadah yang sejati adalah cara kita menjadi orang yang memuliakan nama
Tuhan.
 Ada dua ciri orang yang memiliki ibadah yang sejati, yaitu
mempersembahkan tubuhnya kepada Allah dan berubah menjadi tidak
sama dengan dunia.
Mempersembahkan Tubuh kepada Allah
 Ciri orang yang beribadah sejati atau orang yang memuliakan Allah dalam
hidupnya adalah orang yang mempersembahkan tubuhnya kepada Allah.
 Frasa Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah dalam ayat 1
bukan sekadar imbauan pd jemaat pada saat itu, tapi ini merupakan
ungkapan yang punya makna yang dalam
 Artinya, hal ini bukanlah pilihan. Ini bukan mengenai sesuatu yang kita
suka atau tidak suka, sadar atau tidak sadar. Apa pun keberadaan kita, jika
kita percaya kepada Kristus, tidak ada alasan untuk tidak
mempersembahkan tubuh kita bagi kemuliaan-Nya.
 Mempersembahkan tubuh kepada Allah kita lakukan karena kita
memahami kemurahan Allah. Dengan kata lain, perintah untuk
mempersembahkan tubuh didasarkan atas kemurahan Allah.
 Kita lihat pasal 12 diawali dengan kata "Karena itu”. Berbicara ttg sebab
dan akibat. Bahwa di pasal 1-11 ada peristiwa/keadaan yang
menyebabkan kita mengapa harus mempersembahkan tubuh kita kpd
Allah.
 Di mana secara sistematis/kronologis/berurutan dari pasal 1-11 dijelaskan
tentang dosa. Di mana semua manusia adalah orang berdosa. Tidak ada
manusia yang layak di hadapan Tuhan dan seharusnya mendapat murka
Allah.
 Akan tetapi kemudian, ada jalan keluar yang diberikan. Allah
memerdekakan manusia dari dosa. Dia mengubah manusia yang kotor
menjadi berkenan kepada Allah karena Yesus Kristus yang datang ke
dunia. Yesus Kristus datang mengorbankan diri-Nya bagi manusia.
 Kemudian manusia dibenarkan oleh iman. Lalu, Pasal 12 dimulai dengan
frasa "Karena itu...." Karena apa? Karena kita yang berdosa, najis, kotor,
tapi telah dibenarkan oleh Allah lewat iman tentunya, harus
mempersembahkan tubuh sbg persembahan yang hidup.
 Pasal 12 ini adalah penerapan praktis dr pembenaran oleh iman.
Prakteknya
 frasa "Karena itu, saudara-saudara" ditegaskan dengan kata "demi
kemurahan Allah". Ini berarti bahwa hanya oleh kemurahan Allah kita
dpt memiliki ibadah yang sejati.
 Kita tidak akan dapat sungguh-sungguh mempersembahkan tubuh
sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah
tanpa mengerti kemurahan Allah.
 Kemurahan Allah yang mana yang dimaksud di sini? Itu sudah dijelaskan
dalam pasal 1-11 mengenai pengorbanan Allah yang luar biasa bagi
manusia. Bahwa manusia berdosa, dan tidak layak sebenarnya, namun
Tuhan yang bertindak sendiri menggantikan kita sehingga kita dibenarkan
oleh iman
 Kemurahan Allah yang dikerjakan dalam Yesus Kristus itu membuat kita
dengan sukarela dan sukacita mempersembahkan tubuh kita untuk
kemuliaan Tuhan.
 Tubuh yang kita persembahkan kepada Tuhan haruslah tubuh yang kudus
dan berkenan kepada Allah. Ini bicara mengenai totalitas kita, seluruh
aspek kehidupan kita, termasuk fisik kita.
 Jadi, fisik juga harus diperhatikan dan dirawat supaya menjadi tubuh yang
hidup untuk kemuliaan Allah. Jangan menggunakan tubuh untuk hal-hal
yang tidak berkenan, karena Orang yang merasakan kemurahan Allah
pasti tidak akan terus-menerus membawa tubuhnya melakukan dosa.
 Mempersembahkan tubuh kepada Allah berbicara mengenai
totalitas. Hal ini berarti tidak ada yang tidak akan kita persembahkan
bagi Tuhan. Jika tubuh kita dipersembahkan, aspek kehidupan kita yang
lain pun harus ikut kita persembahkan. (waktu, pikiran, tenaga, bahkan
materi sekali pun)
 Bukan karena kita takut dihukum (krn upah dosa adalah maut) atau
dorongan motivasi yang lain, melainkan karena kemurahan Allah. Allah
sudah memberi yang terbaik, bahkan memberikan Putra-Nya yang
tunggal bagi kita. kita beri apa??
Ada sebuah ilustrasi antara babi dan sapi. Seekor babi ini marah kepada
manusia. Ia bercerita kepada sapi bahwa manusia itu tidak tahu diri.
“kenapa?” kata sapi, lalu babi menjelaskan:
"Coba bayangkan, manusia suka mengolah daging saya jadi cap cay, babi
guling, sate babi, dll. Mereka sangat menikmatinya. Namun, kalau manusia
marah, tetap saja ia menyebut-nyebut saya (dijadikan bahan
umpatan/ejekan). Mereka mengatakan kepada sesamanya "Babi lu!"
Memang tidak tahu diri manusia itu.
Lalu si sapi menjawab, "Oo. Manusia menyebut namamu menjadi umpatan
karena kamu hanya bermanfaat kalau sudah mati. Wkt km hidup, kamu
menyusahkan, kamu bau, jorok, malas, cm tahu makan dll. Coba lihat aku.
Waktu hidup aku mengabdi pada tuanku. Aku membajak sawah, memberi
manusia susu. Kalau aku mati, dagingku lebih mahal harganya. Hidup dan
matiku sangat bermanfaat. Jadilah seperti aku. Kata sapi
Nah bpk ibu, Melalui ilustrasi ini kita diingatkan untuk memberikan hidup
kita kepada Tuhan. Artinya hidup kita bisa dipakai oleh Tuhan, untuk
kemuliaan Tuhan, entah dalam persekutuan dan pelayanan kita. Kalau
hanya mati baru ada manfaatnya itu sama dengan apa? Babi. Kalau begitu
mari kita seperti sapi, semasa hidupnya bermanfaat, berbakti pada tuannya.
Maka bpk/ibu/sdr demi kemurahan Allah, persembahkan tubuh kita sbg
persembahan yang HIDUP yang punya manfaat bagi gereja, bagi pelayanan,
utamanya bagi kemuliaan Tuhan. Persembahan yang KUDUS, tidak tercela,
atau tercemar oleh dunia atau dosa, sehingga hidup kita BERKENAN
kepada Tuhan

Tidak Menjadi Serupa dengan Dunia


 Orang yang memiliki ibadah yang sejati dengan Tuhan adalah orang yang
mau berubah. Artinya, menjadi berbeda dengan dunia (Rm. 12:2).
 Karakternya menjadi tidak sama dengan karakter keduniawian sehingga
orang akan begitu mudah membedakan mana orang percaya, mana orang
tidak percaya.
 Kata "serupa” adalah kata yang gagasannya sama dengan "berubahlah”.
Kata ini (serupa) berasal dari bahasa Yunani "susxematisestai. dari kata
skema, artinya bentuk yang berubah- ubah. Saya memakai jas, ini adalah
skema. Jas ini membuat skema saya berubah. Kalau saya pakai baju yang
lain, skema saya berubah-ubah, tetapi dasarnya sama.
 Jadi, Roma 12:2 berkata jangan berusaha seperti dunia ini yang berubah-
ubah. Jangan seperti bunglon yang warna kulitnya berubah- ubah sesuai
lingkungan. Sebenarnya hal yang kedua ini menguatkan bagian pertama,
mempersembahkan tubuh, bukan hanya hiasan luar. Jangan hanya
"skema" seperti orang dunia ini, yang hanya luarnya yang berubah.
 Kata berubahlah yang dipakai dalam Roma 12:2 sebenarnya sama
dengan skema, memiliki arti bentuk, tetapi dalam makna yang berbeda.
Berubahlah berasal dari kata metamorfoustai. Jadi, berubah di sini bukan
hanya skema bentuk luar, melainkan metamorfoustai. Metamorfoustai itu
seperti kepompong menjadi ulat kemudian menjadi kupu-kupu. Bukan
hanya skema, tetapi bentuknya juga berubah. Hakikatnya berubah.
 Mari kita ubah karakter, kualitas hidup kita agar kita berbeda dari dunia.
Orang bisa melihat kita berubah bukan karena skema (hal2 kelihatan/di
luar).
 Dunia bisa melakukan lebih dari yang kita tampilkan secara skema.
Namun, dunia tidak bisa menampilkan lebih dari yang Yesus lakukan
dalam pembaruan morfe saya. Bentuk dalam hidup kita. Kualitas hidup
kita.
 Itu dikerjakan hanya dalam Yesus Kristus Tuhan. Dan sudah pasti dan
sudah jelas Kualitasnya berbeda.
 Dalam metamorfoustai, pembaharuan akan berdampak dalam skema kita
karena ada kesadaran untuk hidup teratur dan tertib sehingga skema juga
akan terpengaruh.
 Dalam Roma 12:2 dikatakan berubahlah melalui pembaruan budi. Kata
"baru" dalam bahasa Yunani ada dua. Kata pertama, neos. Kata itu berarti
baru dari segi waktu. kalo Inggris "new". Kata yang kedua adalah kainos,
yaitu baru menurut sifat.
 Mungkin sudah lama, tetapi baru. Selalu baru dari segi kualitas. Kita
disebut manusia baru bukan dari segi waktu, Walaupun sudah berpuluh-
puluh tahun menjadi orang Kristen, Anda adalah manusia baru, bukan dari
segi waktu, melainkan dari segi kualitas.
 Baru dari segi kualitas tidak bergantung dari waktunya. Kapan pun tetap
baru.
 Inilah yang dimaksudkan dengan pembaruan budi. Budi kita secara
kualitas selalu diperbarui menjadi serupa Kristus. Inilah ibadah sejati dan
menyenangkan hati Tuhan.
Bpk/ibu/sdr, pada akhirnya Ibadah yang sejati, bukan hanya tentang
rutinitas kebaktian, tiap hari Minggu, Selasa, Kamis, Jumat, dll. Ibadah
yang sejati adalah tentang totalitas kita, seluruh aspek kehidupan kita
yang memuliakan Tuhan. Dan komitmen kita untuk mau berubah secara
kualitas, bukan berubah dalam bentuk skema yang hanya kelihatan dr luar,
tapi berubah dalam bentuk metamorfos yang akan mempengaruhi apa yang
ada di luar.
"Jangan bertanya kepada Tuhan apa yang sudah Tuhan berikan
kepadamu, tetapi bertanyalah pada dirimu apa yang sudah engkau
berikan kepada Tuhan.”

Anda mungkin juga menyukai