Oleh:
Aris Fauzin, S.E.I., MH.
Silva Fatmawati
A. Pendahuluan
Solat berasal dari bahasa arab yang artinya “do’a”. Sedangkan menurut
istilah solat adalah ibabadah yang dimulai dengan bacaan takbiratul
ikhrom dan diakhiri dengan menugacap salam dengan syarat dan ketentuan
tertentu. Segala perbuatan dan perkataan yang termasuk rukun solat
mempunyai arti dan makna tertentu yang bertujuan untuk mendekatkan
hamba dengan penciptnya.
Solat tertentu dianjurkan untuk dilaksanakan bersama-sama
(berjam’ah). Dalam pelaksanaannya setiap muslim diharuskan mengikuti
apa yang telah Nabi Muhammad SAW ajarkan, yaitu dengan meluruskan
dan merapatkan barisan, antara bahu, lutut dan tumit saling bertemu. Salah
satu solat yang dilakukan secara berjam’ah ialah solat jumat.
Solat Jum’at adalah solat yang diwajibkan pada waktu hari jum’at dan
bukanlah solat dzuhur sebagaimana dipahami oleh sebagian umat muslim.
Atau solat jum’at merupakan aktivitas ibadah yang wajib dilaksanakan
secara berjama’ah bagi lelaki muslim setiap jum’at yng menggantikan
solat dzuhur. Terdapat beberapa hikmah dalam melaksanakan solat jum’at
diantaranya sebagai lambang persatuan umat islam, do’a-do’a yang
dipanjatkan akan dikabulkan lebih cepat dan sebagai sarana syiar islam
atau dakwah Islam.
Lalu, apa yang menjadi syarat sah solat jum’at dalam perpektif
madzhab Imam Syafi’i? Dan apa pandangan Imam Syafi’i mengenai solat
jum’at yang dikerjakan di pabrik? Untuk itu penulis akan mencoba
menjelaskan tentang hal tersebut.
B. Solat Jum’at di Pabrik
Perlu diketahui bahwa tidak semua pekerjaan terlarang saat shalat
Jum'at dilaksanakan. Ada pekerjaan dengan karakteristik tertentu yang
bisa menjadi alasan bolehnya meninggalkan shalat Jum'at dan
menggantinya dengan shalat Dhuhur seperti penjaga keamanan kaum
muslimin dll. Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Jumu’ah : 9.
ِ ِا َذا ن ُْو ِد َي ِل َّلصلَو ِة ِم ْن ي َ ْو ٍم ْاجلَ ْم َع ِة فَ ْس َع ْوا ِاىَل ِذ ُك ِر
هللا َو َذ ُروا ْال َب ْي َع
“Apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka
bersegeralah kalian kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. “
Shalat Jum'at hukumnya fardhu atas setiap hamba mukallaf (yang
diberi beban syariat), laki-laki, dan orang yang muqim. Ini berdasarkan
ayat yang mulia. Anda tidak boleh meninggalkannya dikarenakan
pekerjaan meskipun Anda dilarang oleh pemilik pekerjaan (untuk
melaksanakan shalat Jum'at) sebab tidak boleh taat kepada makhluq dalam
rangka bermaksiat kepada sang pencipta.
Maka, bagi setiap karyawan laki-laki yang berada di pabrik,
hendaklah melaksanakan solat jum’at dalam keadaan apapun atau bahkan
saat dilarang oleh pemilik atau atasan sekalipun. Karena, solat jum’at
hukumnya adalah wajib, dan arti dari kata wajib adalah mendapatkan
pahala jika dikerjakan dan akan mendapat dosa jika ditinggalkan.
E. Kesimpulan
Solat Jum’at adalah solat yang diwajibkan pada waktu hari jum’at
dan bukanlah solat dzuhur sebagaimana dipahami oleh sebagian umat
muslim. Shalat Jum'at hukumnya fardhu atas setiap hamba mukallaf (yang
diberi beban syariat), laki-laki, dan orang yang muqim. Standart pelaksaan
solat jum’at adalah 40 orang menghitung imam menurut pendapat kuat
dalam madzhab Syafi’i.
Ada tiga pendapat mengenai keabsahan solat jum’at yang
dilaksanakan di pabrik yang pertama adalah pendapat para ulama
Syafi’iyyah, kedua pendapat Imam Syafi’i dan yang terakhir adalah
pendapat Imam Hanafi.
Semoga dengan ini, dapat membuka cakrawala kita mengenai
keberagaman dalam menjalankan ibadah sebagai layaknya orang muslim,
aamiin. Wallahu’alam.