Anda di halaman 1dari 7

A.

TATA CARA SHOLAT PERSPEKTIF IMAM SYAFI’I

Sholat sebagai rukun iman kedua semestinya difokuskan dalam peribadatanya, karena hal
itu akan ditanya tentang pertanggungjawaban saat di alam barzakh. Sholat adalah tiang
agama yang menjadi benteng kokoh bagaimana kualitas iman seorang hamba. Apakah
sholatnya baik maka baik pula iman dan perangainya, namun bila sholatnya tidak baik atau
sering bolong bahkan menganggap remeh maka jelek iman dan perangainya. Rasulullah
SAW dalam hidupnya mendedikasikan hidupnya untuk beribah pada Allah seperti contoh
melaksanakan kewajiban sholat yang mana dibebankan kepada umat islam sejumlah lima
waktu. Meliputi sholat waktu dhuhur, ashar, magrib, isya dan shubuh, lima hal itu adalah
kewajiban sehari – hari mesti dilakukan umat islam di berbagai kondisipun, karena walaupun
dalam perjalanan ada tata cara sholat yang dikhususkanya yang disebut musafir dengan
persyaratanya. Atau ketika seseorang sakit ada cara bagaimana bisa melaksanakan sholat
seperti sholat duduk, berbaring dan sampai sebisanya.

Dalam islam sholat sebagai bagian dari fan fiqh terdapat macam melaksanakan sesuai
menurut imam yang empat yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali. Umat Indonesia yang
diketahui menggunakan madzab Syafi’i dalam melaksanakan ibadah pastinya
melaksanakanya ketentuan – ketentuanya dengan tidak mencampuri berbagai madzab yang
tidak ada alasan untuk melaksanakanya. Madzab Syafi’i di gunakan sampai sekarang karena
dari dahulu ulama – ulama nusantara menggunakanya. Terutama perihal sholat bagaimana
terlampir di kitab – kitab turats bagaimana melaksanakan sholat sesuai madzab Syafi’i.
Namun, dalam prakteknya terkadang muncul permasalahan baru dalam dinamika pelaksanaan
sholat yang membutuhkan keabsahan yang absolut bagaimana mengatasinya sesuai panduan
istinbathul hukmi menurut imam Syafi’i. Itu pasti terjadi mengingat fiqh sebagai rumpun
hukum islam bersifat dinamis yang konteksnya mengikuti konteks zaman. Ambil contoh
bagaiman masa dulu dalam penentuan waktu sholat masih terpusat matahari sedangkan masa
sekarang menggunakan jam yang mana efektif dengan perhitungan falaknya.

Oleh karena itu akan diuraikan dan dijabarkan bagaimana tata cara sholat lima waktu sesuai
madzab imam Syaf’i dengan kasus permasalahan yang sering terjadi dalam sholat. Penting
diketahui dan dipahami agar dalam pelaksanaan sholat tidak terjadinya salah kaprah.

a. Syarat Wajib Sholat

Syarat adalah hal yang harus dilakukan dan dipenuhi oleh orang mukallaf ( terebani syariat
agama ) untuk melaksanakn kewajiban shalat. Karena syarat wajib adalah langkah pertama
sebelum langkah menunaikan ibadah sholat lima waktu. Karena bila tidak terpenuhi dalam
pelaksanan sholat maka sholatnya tidak sah. Berikut syarat wajib sholat yang harus terpenuhi
yaitu ;

1. Beragama islam

Orang melaksanakan sholat harus islam, dimana orang tersebut telah bersyahadat masuk
islam. Tidak diterima amal seseorang dalam beribadah bila belum masuk islam. Karena
islam adalah agama yang diridhai Allah SWT seperti termaktub di surat Al Baqarah.
Sedangkan tentang dalil harus beragama islam seperti termaktub pada hadist diriwayatkan
Ibnu Umar RA. Bahwa Rasulullah SAW bersabda :

‫ أِم ْر ُت َاْنُاَقاِت َل الَّن اَس َح َّتى‬: ‫َقاَل َر ُسْو َل اِهللا َص َلى اُهللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم‬: ‫َع ْن ِاْبُن ُع َم ْر ِبْن الَخ َطاب َر ِض َي اُهللا َعنْـُهَم ا َقاَل‬
‫ َف ِاذا فَـ َع ُلوا َذ ِل َك َع َص ُم وا ِم ِّنى‬، ‫ َو يُـ ْؤ ُتوا الَّز َك اَة‬, ‫َو ُيِقْيُم وا الَّص َالَة‬، ‫ َو َاَّن ُمَحَّم ًدا َر ُس ْو ُل ِهللا‬, ‫َيْش َهُدوا أْن َال إَل َه إّال ُهللا‬
) ‫( رواه الُبَخ اِر ى َوُم ْس ِلُم‬.‫َو ِح َس ابُـُهْم َع َلى اِهللا‬، ‫ِد َم اَء ُهْم وأْم َو اَلُه ْم ِاَّالِبَح ِّق اِال ْس َالِم‬.

Artinya : Abdullah putra Umar berkata berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda: aku
diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka bersyahadat bahwa tiada tuhan
melainkan Allah dan bahwa Muhammad itu Rasul Allah, dan mendirikan shalat dan
menunaikan zakat. Apabila mereka telah melakukan itu, maka berarti mereka elah
memelihara jiwa dan harta mereka dasriku, selain karena hak islam, sedang hisab mereka
terserah Allah. (HR. Bukhari Muslim).

2. Berakal

Orang sholat harus berakal karena disebut mukalaf ialah yang sudah pubertas dengan
mengetahui kewajiban syariat harus di lakukan. Tidak wajib sholat orang sedang sakit ayan atau
orang gila. Tapi ketika sembuh dan sadar wajib mengqodo’ nya. Seperti ada maqolah “ la
sholata liman la aqla lahu (tidak wajib sholat bagi siapa tak berakal ).

3. Baligh

Adalah waktu harus dipenuhi bagi laiki – laki ataupun perempuan. Dimana kadar waktu baligh
keduanya tidak bersaman. Ketika seseorang baligh maka beban syariat tidak ditangguhkan
kepada orang tuanya, melainkan kepadanya. Sebagaimana hadist nabi yaitu :

Artinya: Dari Amr bin Syu’aib dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata, nahwa Rasulullah SAW
bersabda, Perintahkan Anak- anak kalian mengerjakan shalat jika mereka mencapai usia tujuh
tahun, dan pukullah mereka jika tidak mengerjakan pada usia sepuluh tahun, serta pisahkan
tempat tidur mereka. (HR. Abu Daud dan Ahmad).

b. Syarat Sah Sholat

Syarat sah sholat adalah hal harus terpenuhi oleh orang mukallaf sebelum melaksanakan sholat.
Percuma seseorang beragama islam dan mengerjakan rukun sholat dengan semestinya namun
tidak memenuhi syarat – syarat sahnya sholat maka sholanya dipastikan tidak sah. Oleh sebab
itu akan dijelaskan syarat - syarat sahnya sholat.

1. Mengetahui Waktu Sholat

Seseorang harus tahu kapan waktuya sholat lima itu, karena bila belum saatnya waktu sholat
maka sholatnya tidak sah atas yang dikerjakan. Penetapan waktu sudah ditentukan dimana para
ulama telah berijma’ bahwa sholat yang lima itu memiliki waktu- waktu yang khusus dan
terbatas.

2. Suci Dari Hadast kecil dan Besar

Keadaan dimana seseorang bersih dan tak terkena hadast kecil seperti kotoran dari dua jalan,
sedangkan hadast besar ialah suci dengan melaksanakan mandi besar setelah junub, haid, nifas
dan bersetubuh. Sebagaimana hadist nabi sebagai penjelasan yaitu :

Artinya : Dari Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda. Allah idak menerima sholat
salah seorang dari kalian, apabila a berhadast. (HR. Abu Daud ).

Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a, beliau berkata, “Rasulullah SAW telah bersabda, “Allah tidak
menerima shalat salah seorang di antara kalian, apabila ia berhadats (tidak mempunyai wudhu)
sampai dia berwudhu”. (HR. Abu Daud)

3. Menutup Aurat

Menutup aurat adalah sebuah keharusan seorang muslim dalam menunaikan sholat. Aurat laki
– laki antara pusar sampai lututnya, sedangkan perempuan semua tubuhnya kecuali wajah,
telapak tangannya. Al Qur’an menjelaskan dalil kewajiban menutup aurat yaitu :

Artinya : Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan
dan minumlah dan janganlah berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang – orang
yang berlebihan. ( QS. Al A’raf 31 ).

4. Menghadap Kiblat
Tidak sah seorang muslim melaksanakan sholat dengan tidak mengetahui arah dimana kiblat
sholatnya. Sebagaimana keterangan Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 144.

c. Rukun – Rukun Sholat

Rukun sholat adalah hal mesti dilakukan ketika melaksanakan shlat. Dalam madzab Syafi’i rukun
sholat berjumlah 13 atau 18 sesuai hitungan dengan tuma’ninahnya. Yang tahap pelaksanaanya
harus berurutan sesuai urutan bilanganya. Berikut urutan rukun rukun – sholat harus dikerjakan
secara urut sesuai madzab fiqh Syafi’i yaitu :

1. Niat

Adalah hal mesti dilakukan dengan dibarengin pekerjaanya, tempatnya di hati dan harus
disengaja dan berbarengan pekerjaan. Kalau tidak maka bukan disebut niat, melainkan azam
( Niat tanpa melakukan bersama ).

2. Berdiri bagi yang mampu ( kalau tidak bisa bisa duduk , bahkan bisa berbaring )

3. Takbiratul Ihram

4. Membaca Al Fatihah ( Sesuai Makhroj dan sifatul hurufnya )

5. Ruku ( Dengan Tuma’ninah )

6. I’tidal ( Dengan Tuma’ninah )

7. Sujud 2 kali dalam setiap rakaat

8. Duduk diantara dua sujud

9. Duduk Tasyahud Akhir

10. Membaca Tasyahud Akhir

11. Sholawat kepada Nabi Muhammad SAW

12. Salam Pertama

13. Berurutan.

d. Studi Kasus

Setelah mengetahui bagaimana tata cara sholat sesuai madzb fiqh syafi’i yang berisikan syarat
wajib, sah dan rukunya. Maka sepatutnya mengkaji permasalahan – permasalahan terjadi di
kehidupan sehari – hari orang muslim dalam melaksanakan sholatnya. Disini akan dipaparkan
bagaimana kasus itu ada dan terjadi dan bagaimana jawaban dari tokoh – tokoh fiqh
menjawabnya sesuai ketentuan madzab fiqih tersebut.

1. Tidak membaca lafads “al” pada salam awal tasyahud akhr

Terkadang dalam rutinitas beribadah masyarakat dalam pelaksanaan sholat teruntuk saat
tasyahud akhir seorang imam hanya membaca ‘ salamualaikun warohmatullahi wa barakatuh “.
Yang Mana seharusnya “Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh “. Kebiasaan tersebut
terkadang menjadi sering dilakukan terutama diwaktu sholat shubuh dimana terkadang masih
ada kantuk dalam pelaksanaan sholat shubuh tersebut.

Maka dalam melakukan hal tersebut kondisi sholatnya tidak sah, dikarenakan sebagaimana
kelengkapan membaca lafal al fatihah yang diwajibkan, ada keterangan yaitu :

) ‫فال بجوز إسقط حرف من هذا وال إبدال حرف منه بغيره (حاشية البيجوري‬

Tidak boleh menggugurkan huruf dari lafads( salam tersebut) dan tidak pula mengganti hurufnya
dengan merubahnya. Juga sebagaimana keterangan dalam kitab kifayatul akhyar yaitu :

‫ ألن األحديث قد ص&&حت بأن&&ه ص&&لى هللا‬: ‫ قال النووي‬:‫ثم أقله السالم عليكم فال يجزي سال م عليكم وال سال مي وال سالم عليهم‬
‫عليه وسلم كان يقول السالم عليكم ينقل عنه خال فه فلو قال شيأ من ذل&ك متعم&دا بطلت ص&الته (كفاي&ة األخي&ار في ح&ل غ&ا ي&ة‬
)‫اإلختصار‬

Menukil dari ceramah KH. Marzuki Mustamar bahwa masyarakat melaksanakan sholat, dan
imam membaca salam awal salamu alaikum itu sholatnya tidak sah, karena lafads al tersebut
wajib diucapkan dan jelas didengarkan makmum.

2. Kentut setelah salam pertama tasyahud akhir

Terkadang dalam sholat terutama di pesantren dengan kegiatan all day, santri dengan padatnya
kegiatan pesantren tidak bisa mengatur waktu. Mereka kadang mendekati waktu kegiatan wajib
makan dulu sehingga menghasilkan angin hasil pencernaan makanan di perut saat kegiatan
terutama sholat berjamaah di masjid. Tidak jarang waktu sholat di tahan dan setelah baca salam
awal tasyahud akhir mereka keluarkan kentutnya. Lalu bagaimana hukumnya dengan demikian
itu dan apakah sholatnya sah?.

Menyikapi hal itu para ulama berbeda pendapat, mayoritas ulama mengatakan bahwa orang
yang sholat dan ditutup dengan satu salam maka sholatnya sah, dikarenakan hukum salam
pertama adalah wajib, sedangkan salam kedua tidak wajib. Namun, sebagian ulama menyatakan
bahwa sholat dengan salam pertama tidak sah karena salam kedua adalah wajib juga seperti
salam pertama. Intinya ijma ulama cukup salam pertama dan telah dilaksanakan rukun –
rukunya tersebut. Sebagaimana definisi sholat itu sendiri yaitu :

)‫و شرعا كما قال الرفعي أقوال وأ فعال مفتتحة بالتكبير مختتمة بالتسليم (حاشية البيحور‬

3. Tidak Tuma’ninah

Dalam keseharian terkadang timbul masalah bagaimana thuma’ninah dan kadarnya dalam
sholat. Itu sering terjadi bagaimana seorang menegur kepada orang yang lain sebagai imam
ambil contohnya. Dimana ia menyalahkan bagaimana thuma’ ninahnya. Seperti kurang lama
durasinya, padahal kadar dan bagaimana thuma’ninah itu sendiri dijelaskan dalam kitab – kitab
fiqh da kadar durasinya bisa dinilai singkat. Seperti keterangan pada kitab nihayatuz zain ini.

‫ واإلعت&&دال و الس&&جود ان والجل&&وس بينهم&&ا ول&&و في نق&&ل وهي‬،‫ (طمأنينةفي كل)من األركان األربعة ال&&تي الرك&&وع‬: ‫و تا سعها‬
‫ و من نهوض إلى اال عتدال والجل&&وس بحيث يس&&تقر ك&&ل عض&&و‬، ‫سكون األعضاء بعد حركتها من هوي من الركوع وا لسجود‬
)‫محله بمقدارالتلفظ بسبحان هللا (نهاية الزين‬

Intinya gerakan thuma’ninah harus diamnya anggota tubuh dengan durasi berpatokan
membaca subhanaallah.

4. Banyak gerakan ketika sholat

Mungkin ini salah satu permasalahan yang sering terjadi, banyaknya gerakan tak sepatutnya
dilakukan dan di teruskan, seperti menggaruk – garuk, memijit – mijit jari, . Mayoritas ulama
berpendapat gerakan yang boleh dilakukan tidak melebihi 3 gerakan, jika lebih dapat
membatalkan sholat. itu mafhum diketahui dan diakui, namun bila dikerjakan secara terpisah
atau jeda lama sebagian ulama membolehkanya. Juga terdapat gerakan ringan yang
diperbolehkan namun makruh hukum mengerjakanya seperti mengedipkan mata berkali- kali.
Penjelasan ini di temukan pada kitab fathul mu’in dan fathul qorib yaitu :

.‫ وإال فكل مرة على م&&ا اس&&تظهر ه ش&&يهنا‬، ‫ إن اتصل أحد هما باآلخر‬: ‫ أي‬، ‫وإمرار اليد وردها على التوالى بالحك مرة واحدة‬
)‫(فتح المعين‬

)‫ المتولى كثالث خطواة عمد أو سهوا (فتح القريب المجيب‬، ‫العمل الكثير‬

C. KETENTUAN – KETENTUAN WAKTU SHOLAT LIMA WAKTU

Dalam syarat wajib sholat terdapat mengetahui waktu sholat untuk melaksanakan sholat
sesuai waktu. Dimana waktu sholat diketahui dengan ciri – ciri yang dinukil dari kitab – kitab
fiqh yaitu menggunakan sinar cahaya matahari. Sedangkan cara sekarang tinggal berpatokan
pada jam yang mana telah di dikaji oleh lembaga falakiyah pemerintah. Namun, dalam
pelaksanaanya sholat itu ada beberapa waktu didalamnya yang bila melaksanakan sholat
berbeda derajat, pahala antara mengerjakan di awal waktu maupun di akhir. Mungkin bisa
diketahui contoh seperti makruh tahrim atau makruh tanzih dalam pelaksanaan sholat ashar.
Dan bagaimana asal penamaan sholat itu dinamakan. Oleh sebab itu akan dijelaskan
ketentuan – ketentuan waktu sholat dan penamaanya.

a. Dhuhur

Dinamakan sholat dhuhur menurut imam Nawawi karena tampaknya di tengah hari atau
siang hari. Dimana tergelincirnya matahari yang mana membuat bayangan bayangan benda
sama denganya. Sholat dhuhur

Anda mungkin juga menyukai