NIM : 210101110006
RESUME DISKUSI 1
Tipologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pengelompokan berdasarkan tipe atau
jenis secara lebih spesifik. Hasan Langgulung menggungkapkan, bahwa tidaklah mungkin
dibayangkan ada pendidikan Islam, sistem pendidikan Islam yang mempunyai ciri-ciri, filsafat
dan tujuan-tujuannya, yang mencerminkan ideologi kehidupan dalam masyarakat Muslim
tanpa adanya teori pendidikan Islam, atau pemikiran (filsafat) pendidikan Islam.
Pemikiran pendidikan Islam adalah serangkaian proses kerja akal dan kalbu yang
dilakukan secara bersungguh-sungguh dalam melihat berbagai persoalan yang ada dalam
pendidikan Islam dan berupaya untuk membangun sebuah paradigma pendidikan yang mampu
menjadi wahana bagi pembinaan dan pengembangan peserta didik secara paripurna. Pemikiran
pendidikan Islam, dari waktu ke waktu, mengalami perubahan seiring perubahan zaman dengan
berbagai faktornya.
Penerapan perenialisme dalam pendidikan agama Islam antara lain dalam menentukan
tujuan pendidikan mengacu pada sumber kebenaran abadi yaitu Al Quran dan Hadits.
Pewarisan budaya juga menjadi satu hal yang urgen dalam perenialisme, hal ini bertujuan untuk
terus melestarikan budaya masa lalu yang dianggap paling ideal. Materi pembelajaran lebih
berpusat pada tradisi dan hasil pemikiran ulama terdahulu. Pengembangan kurikulum seperti
halnya yang digunakan dalam perenialisme yaitu model subject centered. Materi yang harus
dicantumkan antara lain wawasan pemikiran ulama-ulama terdahulu, mewariskan budaya masa
lalu, serta bagaimana mempertahankan peserta didik pada kebenaran fitrah Islam tanpa
memandang agama lain sebagai agama yang salah (truth claim). Dalam pemilihan metode yang
banyak dipilih adalah metode pengajaran Nabi Muhammad dalam mengajarkan agama Islam.
1. Pengertian Essensialisme
Secara etimologi esensialisme berasal dari bahasa inggris yakni essential yang berarti
inti atau pokok dari sesuatu, dan isme berarti aliran, mazhab atau paham. Essensialisme adalah
istilah yang kurang jelas dan mencakup paham yang meneliti essensi, yaitu apa yang membuat
sesuatu adalah sesuatu tersebut, berlawanan dengan kontingensi, yaitu sesuatu yang hanya
kebetulan, yang ketiadaannya tidak akan meniadakan sesuatu tersebut. Essensialisme memiliki
arti yang berbeda dalam biologi dan filsafat.
Aliran Filsafat Esensialisme adalah suatu aliran filsafat yang menginginkan agar
manusia kembali kepada kebudayaan lama. Mereka beranggapan bahwa kebudayaan lama itu
telah banyak memperbuat kebaikan-kebaikan untuk umat manusia. Yang mereka maksud
dengan kebudayaan lama itu adalah yang telah ada semenjak peradaban manusia yang
pertamatama dahulu. Akan tetapi yang paling mereka pedomani adalah peradaban semenjak
zaman Renaissance, yaitu yang tumbuh dan berkembang disekitar abad 11, 12, 13 dan ke 14
Masehi. Didalam zaman Renaissance itu telah berkembang dengan megahnya usaha-usaha
untuk menghidupkan kembali ilmu pengetahuan dan kesenian serta kebudayaan purbakala,
terutama di zaman Yunani dan Romawi purbakala.
a) Belajar pada dasarnya melibatkan kerja keras dan dapat menimbulkan keseganan dan
menekankan pentingnya prinsip disiplin.
b) Inisiatif dalam pendidikan harus ditekankan pada pendidik bukan pada anak didik.
c) Inti dari proses pendidikan adalah asimilasi dari subjek materi yang telah ditentukan.
Aliran atau teori pendidikan progresivisme adalah teori pendidikan yang memfokuskan
pentingnya pendidikan sebagai sarana “kemajuan” atau liberasi peserta didik.Kemajuan atau
progres tersebut adalah kemajuan dalam arti bahwa pendidikan yang dilakukan oleh aliran ini
beranjak dari aliran pendidikan tradisional yang selalu menekankan pada otoritas pendidik dan
otoritas teks yang berlebihan.
Dalam pandangan progresivisme pendidikan merupakan suatu sarana atau alat yang
dipersiapkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik supaya tetap bertahan terhadap
semua tantangan kehidupannya yang secara praktis akan senantiasa mengalami kemajuan
Selain itu proses pendidikan dilaksanakan berdasarkan pada asas pragmatis artinya pendidikan
harus dapat memberikan ke permanfaatan bagi peserta didik terutama dalam menghadapi
persoalan yang ada di lingkungan masyarakat.