LEMBAGA PENDIDIKAN
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita sehingga kita dapat menyelesaikan tugas mata kuliah ini.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah SIM
Pendidikan. Kamipun sangat berterimakasih kepada semua pihak khususnya
kepada Eti Rochaety dkk yang telah sangat membantu dari bukunya yang berjudul
Sistem Informasi Manajemen Pendidikan sehingga kami mampu menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Terlepas dari ini semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kakurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Akan tetapi
kami senantiasa berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar...............................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................iv
A. Latar Belakang.......................................................................................iv
B. Rumusan Masalah..................................................................................v
C. Tujuan Masalah......................................................................................v
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................1
A. Lingkungan Pendidikan.........................................................................1
B. Teknologi Informasi Untuk Mendorong Keunggulan Bersaing
Lembaga Pendidikan
...............................................................................................................
2
C. Menciptakan Keunggulan Bersaing Lembaga Pendidikan....................6
D. Teknologi Informasi Sebagai Aset Utama Lembaga Pendidikan
Dalam Jangaka Panjang
...............................................................................................................
9
Kesimpulan.......................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Ledakan informasi saat ini menimbulkan dampak yang sangat kuat terhadap
kompleksitas manajemen pada umumnya, khususnya manajemen pendidikan
pimpinan sebuah lembaga pendidikan pada dasarnya adalah pengolah informasi
yang dapat dipertanggungjawabkan secara moral.
iv
A. Rumusan Masalah
a. Apa itu lingkungan pendidikan?
b. Bagaimana peran teknologi informasi untuk mendorong keunggulan
bersaing lembaga pendidikan
c. Bagaimana menciptakan keunggulan bersaing lembaga pendidikan
d. Bagaimana teknologi informasi sebagai asset utama lembaga pendidikan
dalam jangka Panjang?
B. Tujuan Masalah
a. Mahasiswa diharapkan mampu memahami apa yang dimaksud dengan
lingkingan pendidikan
b. Mahasiswa diharapkan mampu memahami peran teknologi informasi
untuk mendoromg keunggulan bersaing lembaga pendidikan
c. Mahasiswa diharapkan mampu memahami tentang bagaimana
menciptakan keunggulan bersaing lembaga pendidikan
d. Mahasiswa diharapkan mampu memahami teknologi informasi sebagai
aset utama lembaga pendidikan dalam jangka panjang.
v
vi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Lingkungan Pendidikan
1
a. Sebuah lembaga pendidikan hanya dapat mengontrol domain internet
namun domain eksternal diluar kemampuan lembaga pendidikan tersebut.
Persaingan yang terjadi di antara lembaga pendidikan sebenarnya
melakukan pendayagunaan terhadap sumber daya yang dimiliki sehingga
menghasilkan jasa pendidikan yang lebih baik, harga terjangkau, kualitas
terbaik, dapat disajikan tepat waktu dari pesaingan yang berada diluar
jangkauan lembaga pendidikan tersebut.
b. Masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan sangat dipengaruhi oleh
yang berubah-ubah sewaktu-waktu. Perubahan terjadi secara cepat karena
terbukanya arus komunikasi dan informasi global dari mancanegara
persaingan yang terjadi cenderung menciptakan lingkungan yang berubah
secara cepat dan dinamis. Karena itu lembaga pendidikan dituntut untuk
cepat beradaptasi dengan lingkungan luar.
c. Pada abad informasi ini secara langsung maupun tidak langsung.
Kemajuan teknologi informasi ini akan memberikan dampak yang
signifikan terhadap entitas dalam mengoperasikan lembaga pendidikan.
d. Abad informasi diikuti oleh abad bioteknologi yang akan menghasilkan
lingkungan makro yang sama sekali jauh berbeda dengan yang ada pada
saat ini dan secara makro dampak tersebut akan berpengaruh terhadap
kehidupan setiap individu dalam proses bersosialisasi maupun berperilaku.
2
pilihan masyarakat saat ini adalah lembaga pendidikan yang telah
memiliki perangkat teknologi informasi sangat memadai dalam berbagai
aktivitas lembaga operasional lembaga pendidikan tersebut. Hal itu
disebabkan oleh salah satu unsur penilaian masyarakat tentang kualitas
pendidikan saat ini dapat dilihat dari kemampuan sebuah lembaga
pendidikan dalam menyajikan jasa pendidikan di antaranya dalam
menggunakan teknologi informasi. Sebagai contoh salah satu perguruan
tinggi dalam menyajikan berbagai fasilitas pendukung kelancaran proses
belajar mengajar bekerja sama dengan pihak perbankan untuk
menggunakan sebuah kartu ATM (automatic teller mechines) yang pada
umumnya digunakan untuk penarikan uang tunai, tetapi bagi mahasiswa di
perguruan tinggi tersebut sekaligus dapat digunakan untuk mengakses
kepentingan yang berhubungan dengan perkuliahan mahasiswa, seperti
mengakses nilai-nilai mata kuliah dimana mahasiswa tidak perlu datang
langsung ke bagian administrasi akademik untuk menanyakan nilai,
mereka hanya cukup sedikit waktu untuk meng-click file tertentu maka
dalam hitungan detik data yang dibutuhkan akan terlihat secara jelas.
3
1. Persaingan antar lembaga pendidikan yang sudah ada (rivalry among
existing institution)
Ancaman pertama biasanya datang dari pesaing lama, yaitu kumpulan
lemabaga pendidikan yang menawarkan program pendidikan relative sama
dimata masyarakat penggunaka jasa pendidikan. Secara prinsipil strategi
yang dijalankan terhadap program pendidikan yang sama ini bagaimana
menciptakan program pendidikan yang harganya terjangkau, kualitasnya
baik, dan disajikan tepat waktu (on time). Yang menjadi ancaman disini
adalah jika para pesaing telah menggunakan teknologi informasi untuk
menyajikan program pendidikan yang cheaper, better ataupun faster.
Lembaga pendidikan yang telah mendayagunakan teknologi informasi
tersebut akan memiliki dua domain kegiatan. Pertama front office, dimana
dalam penggunaan teknologi informasi dalam kaitannya dalam proses
penyajian dan pelayanan secara langsung, seperti pendidikan melalui
electronic commerce (e-commerce), pembayaran pendidikan lewat internet
banking, permintaan jasa pendidikan melalui call center. Kedua back
office, penggunaan teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi
seperti penggunaan internet untuk sarana informasi dan kolaborasi,
perkembangan system administrasi bebas kertas (paperless office),
pemakaian system informasi eksekutif antarpimpinan lembaga pendidikan,
serta system pendukung keputusan.
2. Ancaman dari lembaga pendidikan pendatang baru (threat of new
entrant)
Datangnya para pesaing baru dalam dunia pendidikan merupakan jenis
ancaman kedua bagi setiap lembaga pendidikan. Dalam era globalisasi
informasi lembaga pendidikan baru adalah lemabga pendidikan yang
secara fisik datang dan berada pasa lingkungan (local, regional, maupun
nasional). Lembaga pendidikan tersebut berada di negara lain dan
kekuatan informasinya dapat menawarkan program pendidikan melalui
jalur komunikasi internet. Misalnya, lembaga pendidikan yang
menawarkan program pendidikannya kepada calon mahasiswa di seluruh
4
dunia melalui internet dengan metode pembayaran credit card. Jika
ternyata lebih terjangkau, maka mahasiswa di banyak wilayah gerografis
akan berpindah.
3. Ancaman dari lembaga pendidikan yang menawarkan jasa pendidikan
pengganti (threat of substitute educations service)
Ancaman ini datang dari kemampuan teknologi informasi untuk
menciptakan program pendidikan pengganti. Sebagai contoh program
pendidikan yang ditawarkan oleh sebuah lembaga pendidikan kepada para
pelanggannya melakukan download (pemindahan file dari lembaga
pendidikan ke pengguna jasa pendidikan) terhadap materi belajar, artikel,
atau buku-buku referensi yang dapat dibeli dengan harga yang lebih
terjangkau dibandingkan dengan membeli buku dalam bentuk fisik.
Lembaga pendidikan yang menawarkan jasa pendidikan semacam ini di
Indonesia cukup banyak, tetapi yang lebih menarik bagi pengguna jasa
pendidikan )masyarakat) kita terutama program pendidikan yang
ditawarkan oleh lembaga-lembaga pendidikan internasional. Disamping
memiliki daya jual, mereka juga menawarkan nilai tambah yang tidak
dapat diterima oleh lembaga pendidikan local.
4. Kekuatan tawar-menawar pemasok/masyarakat yang membutuhkan jasa
pendidikan (bargaining power of suppliers)
Jika ancaman sebelumnya datang secara langsung dari para pesaing
lembaga pendidikan yang bersangkutan, ancaman keempat berasal dari
komponen rekanan yang berupa pemasok. Dalam hal ini masyarakat calon
pengguna jasa pendidikan (calon siswa) atau calon penyaji jasa pendidikan
(pendidik) berkepentingan untuk menyajikan jasa pendidikan yang
berkualitas. Jika masyrakat tersebut memutuskan hubungan atau tidak
memilih lagi lembaga pendidikan tertentu maka lembaga pendidikan yang
bersangkutan tidak akan survive bahkan akan mengalami penurunan
jumlah siswa. Oleh karena itu, lembaga pendidikan yang ingin
mempertahankan eksistensinya harus berorientasi kepada program
5
pendidikan yang betul-betul dibutuhkan oleh masyarakat (cheaper, better,
faster).
5. Kekuatan tawar-menawar pembeli (bargaining power of buyer)
Komponen ancaman berikutnya beasal dari (masyarakat) pengguna jasa
pendidikan. Masyarakat pengguna jasa pendidikan memiliki kekuatan jauh
lebih besar dalam menentukan jenis maupun kualitas jasa pendidikan yang
ditawarkan.
6
3. Ekstranet, jaringan yang dibangun sebagai alat komunikasi antarlembaga
pendidikan dan lembaga pendukungnya, seperti departemen pendidikan,
masyaralat, pemerintah, dan dunia usaha.
3. Efisiensi
7
oleh masing-masing lembaga pendidikan, biaya akan menjadi lebih mahal.
Jika disediakan secara bersama-sama biayanya akan menjadi lebih murah
dan hasilnya akan menjadi lebih optimal.
8
Masih banyak alasan untuk memutuskan diadakannya kerja sama, baik
dengan lembaga pendidikan yang sama maupun lembaga lain yang dapat
menunjang kelancaran aktivitas lembaga pendidikan tersebut. Salah
satunya adalah bagaimana meningkatkan citra lembaga pendidikan. Besar
sekali minat masyarakat untuk menjadi pengguna jasa sebuah lembaga
pendidikan dikarenakan telah mengimplementasikan teknologi informasi
yang lebih baik. Memahami paradigma seperti ini, lembaga pendidkan
yang ingin membangun citra lembaga pendidikan yang lebih baik harus
membangun jaringan kerja sama dengan pihak lain seperti bekerja sama
denga perusahaan e-commerce untuk membuka e-mail atau web site.
Akibat adanya jaringan kerja sama tersebut, citra lembaga pendidikan
semakin baik dan berkembang sesuai dengan tuntutan par apengguna jasa
pendidikan dan sejalan dengan penngkatan kinerja lembaga pendidikan
berdasarkan kompetensinya.
9
tinggi keguruan maupun fakultas keguruan. Membuat kesepakatan tentang
kutikulum untuk lembaga pendidikan tenaga kependidikan.
10
2. Pengetahuan mengenai dunia pendidikan biasanya diperoleh dari hasil
interaksi antar-SDM yang terlibat dalam dunia pendidikan, dan
mengetahui proses operasional lembaga pendidikan yang menggunakan
bantuan teknologi informasi serta kemungkinan untuk mengingatkan nilai
tambah bagi lembaga pendidikan tersebut.
3. Orientasi pada pemecahan masalah. Hal ini tidak terbatas pada
karakteristik SDM Secara tradisional yang hanya terpaku pada tugas-tugas
rutin. Akan tetapi, SDM yang dibutuhkan cenderung merupakan kumpulan
orang yang selalu berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah
yang terjadi pada lembaga pendidikan.
2. Teknologi
3. Relasi
11
Yang dimaksud dalam hal ini adalah hubungan teknologi informasi
dengan pihak manajemen lembaga pendidikan sebagai pengambil
keputusan (decesion maker). Menjalin suatu relasi berarti membagi resiko
dan tanggung jawab . Dalam mewujudkan relasi ini harus didukung oleh
pemimpin tertinggi dari lembaga pendidikan sehingga akan bertanggung
jawab pada aplikasi teknologi informasi yang berorientasi terhadap proses
bukan berdasarkan fungsi organisasi. Disamping itu, pimpinan teknologi
lembaga pendidikan diharapkan mampu memutuskan skala prioritas
pengembangan dan implementasi dari teknologi informasi berdasarkan
skala kepentingan lembaga pendidikan, serta harus dituangkan dalam cetak
biru (blueprint) panduan perencanaan dan pengembangan sistem informasi
manajemen pendidikan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
12
Berdasarkan paparan sebelumnya tentang bagaimana teknologi
informasi untuk keunggulan bersaing lembaga pendidikan, penulis
menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
13