Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MASALAH POKOK PENDIDIKAN


Mata Kuliah : Dasar-dasar Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu : Nina Mardianan, M.Ed.

Disusun Oleh :

Kelompok 6
1. Annisa Zul ( NPM : 202001500235)
2. Dhian Novita (NPM : 202001500193)
3. Dewi Damayanti (NPM : 202001570001)
4. Lutfhie Firmansyah (NPM : 202001500165)
5. Muhammad Rija Satria (NPM : 202001500222)
6. Ramansyah Gumilang (NPM : 202001500219)
7. Sutaji (NPM : 202001500178)

Kelas X1B
BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan
hidayah-nya serta bimbingan-nya, akhirnya penulisan makalah ini dapat selesai.
Sholawat serta salam senantiasa kita limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad
SAW.

Penulisan makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-
dasar Ilmu Pendidikan. Dan dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa
sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas, makalah yang berjudul
“Masalah Pokok Pendidikan” ini masih jauh dari kata sempurna.

Kami berharap dari makalah ini dapat bemanfaat dan menambah wawasan
bagi pembaca serta penulis.

Demikian makalah ini kamu susun, kritik serta saran yang membangun
sangat diharapkan untuk melengkapi makalah ini, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, 23 September 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………... 1


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………….. 1
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Permasalahan Pokok Pendidikan………………………………………... 3

2.2 Solusi Permasalahan Pokok Pendidikan………………………………… 9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………….. 12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumberdaya manusia yang


unggul untuk pembangunan. Namun dewasa ini di Negara kita khususnya
dalam bidang pendidikan masih belum menampakkan hasil yang maksimal,
hal ini dikarenakan pendidikan selalu menghadapi masalah misalnya selalu
terdapat kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan hasil yang dapat
dicapai dari proses pendidikan itu sendiri. Masalah yang dimaksud sebagai
permasalahan pendidikan diantaranya yaitu :

a) Masalah pemerataan pendidikan,

b) Masalah mutu pendidikan,

c) Masalah efisiensi pendidikan,

d) Masalah relevensi pendidikan.

Dan keempat masalah tersebut akan dibahas dalam makalah ini beserta
upaya yang diharapkan dapat menanggulanginya. Selain itu kenyataan
semakin tertinggalnya pendidikan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa
lain, harusnya membuat kita lebih termotivasi untuk berbenah diri. Banyaknya
masalah pendidikan yang muncul ke permukaan merupakan gambaran praktek
pendidikan kita serta teguran bagi Negara kita untuk berbenah diri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja pokok permasalahan pendidikan?
2. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi pokok permasalahan
pendidikan?
3. Bagaimana solusi yang dapat dilakukan demi mengatasi permasalahan
pokok pendidikan saat ini ?

1
1.3 Tujuan Penulisan

Dengan adanya makalah ini diharapkan penyusun dan pembaca dapat lebih
mengetahui dan memahami tentang, yaitu :

1. Pokok permasalahan pendidikan yang terjadi saat ini


2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pokok permasalahan pendidikan
3. solusi untuk mengatasi permasalahan pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Permasalahan Pokok Pendidikan

Ada empat masalah pokok pendidikan yang telah menjadi


kesepakatan nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya.
Masalah yang dimaksud yaitu:
1. Masalah Pemerataan Pendidikan

Dalam sebuah negara,pendidikan selalu menjadi prioritas utama dalam


meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).Negara dengan
kualitas pendidikan yang baik akan mampu mengantarkan sukses dalam
pembangunan di berbagai bidang.Melalui pendidikan yang
berkualitas,Negara Indonesia akan memiliki bibit-bibit baru yang sehat
serta berkompeten.Sayangnya,untuk mewujudkan itu saat ini masih
banyak terdapat kendala yang dihadapi.Ada beberapa faktor yang menjadi
penyebab kegagalan mewujudkan pendidikan merata di seluruh Indonesia.

Gambar 2.1 Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Penduduk


Usia 15 Tahun ke Atas (%) Menurut Tipe Daerah, 2019.

3
Gambar 2.2 Presentase Anak Tidak Bersekolah, 2019.

Gambar 2.3 Jumlah Sekolah Menurut Provinsi dan Jenjang Pendidikan,


Tahun Ajaran 2018/2019

Dari gambaran statistik diatas mengenai tingkat yang ditamatkan


tertinggi ,anak tidak sekolah, dan pembangunan sekolah berdasarkan
provinsi maka dapat disimpulkan :

4
a. Jumlah anak tidak bersekolah lebih banyak di daerah pedesaan
dibandingkan dengan daerah perkotaan.
b. Masih minimnya perhatian pemerintah untuk pelosok
daerah.Pemerintah dinilai masih kurang dalam memperhatikan
pendidikan yang ada di pelosok daerah.Hal ini bisa dilihat ketika
pihak pemerintah lebih mengutamakan upaya pembangunan di
berbagai sekolahan perkotaan.
c. Kesalahan dalam penilaian kualitas SDM.Selama ini kita sering
membedakan kualitas SDM antara yang ada di kota dengan yang di
desa.Penilaian itu sangat salah.Setiap manusia memiliki kecerdasan
yang sama,yang membedakan adalah ketajaman dalam
berpikir.Ketika seseorang dinilai cerdas,itu karena sering
mendapatkan pendidikan yang mumpuni atau bisa dikatakan otak
mereka sering terasah,berbeda dengan mereka yang jarang bahkan
tidak mendapatkan pendidikan yang layak maka akan cenderung
tumpul dalam berpikir.
d. Kurangnya sinkronisasi hubungan antara pemerintah pusat dengan
pemetintah daerah.Pemerintah pusat terlalu fokus pada
pembangunan pemerintahan yang ada,sehingga melupakan
pembangunan yang ada di pemerintah daerah.
e. Masih minimnya pemerintah dalam memfasilitasi pendidikan di
daerah.Dalam memberikan fasilitas,pemerintah dinilai kurang
maksimal sehingga pendidikan anak di daerah terkesan asal-asalan.

2. Masalah Mutu Pendidikan


Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum
mencapai taraf seperti yang diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan
pertama dilakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen tenaga
terhadap calon luaran, dengan sistem sertifikasi. Selanjutnya jika luaran
tersebut terjun ke lapangan kerja penilaian dilakukan oleh lembaga
pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem tes unuk
kerja(performance test). Lazimnya sesudah itu masih dilakukan pelatihan/

5
pemagangan bagi calon untuk penyesuaian dengan tuntutan persyaratan
kerja di lapangan.
Hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui proses
belajar yang bermutu. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit
diharapkan terjadinya hasil belajar yang bermutu. Jika terjadi belajar yang
tidak optimal menghasilkan skor ujian yang baik maka hampir dipastikan
bahwa hasil ujian belajar tersebut adalah semu. Ini berarti bahwa pokok
permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah pemrosesan
pendidikan. Selanjutnya kelancaran pemrosesan pendidikan ditunjang oleh
komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan,
kurikulum, Adapun penyebab rendahnya mutu pendidikan di negara kita
adalah sebagai berikut :
1. Rendahnya kualitas pendidik atau pengajar. Pendidik seharusnya
harus mempunyai motivasi untuk memperbaharui keilmuannya dengan
lebih banyak membaca dari media tulis maupun dari media elektronik.
Maka tidak heran bila guru senior ilmunya ketinggalan oleh guru muda
atau guru yang lebih muda, baik usianya maupun pengalaman kerjanya.
Jadi bagaiman kulitas pendidikan akan meningkat bila gurunya enggan
membaca.
2. Kurangnya sarana dan prasarana belajar. Guru sebagai pendidik
dituntut harus selalu menggunakan alat peraga untuk setiap melaksanakan
KBM. Mungkin bisa diatasi dengan membuat alat peraga sederhana, tapi
tidak semua guru bisa membuat alat peraga. Jadi alangkah baiknya bila
pemerintah yang menyediakan alat peraga semua mata pelajaran berikut
petunjuk pemakaiannya. Juga terbatasnya buku sumber dan buku
penunjang pembelajaran baik bagi siswa maupun bagi guru turut andil
dalam rendahnya mutu pendidikan.
3. Kurang relevannya kurikulum yang dibuat pemerintah khususnya
untuk daerah terpencil atau daerah pedesaan. Karena biasanya sebelum
kurikulum itu diberlakukan diuji cobanya selalu di daerah perkotaan saja,
tidak pernah di uji coba di daerah terpencil atau di pedesaan. Seharusnya

6
kurikulum itu diuji coba juga di pedesaan terpencil selain di perkotaan
sebagai pembanding. Baru dianalisis kelebihan dan kekurangannya.
4. Kurang pedulinya pihak orang tua siswa terhadap pendidikan
anaknya khususnya di daerah pedesaan. Seharusnya orang tua siswa
sepenuhnya membebankan pendidikan anaknya terhadap guru, karena
guru mendidik anak hanya sekitar 5 – 7 jam di sekolah. Orang tua siswa
harus memperhatikan anaknya di rumah, tanyakan apakah ada PR tidak ?
Kalau ada PR suruh dikerjakan bila perlu dan bisa alangkah baiknya bila
orang tua membimbing anaknya dalam membuat PR. Bila tidak ada PR
tetap anak disuruh belajar walau besoknya tidak ada ulangan atau tes
formatip maupun sumatif.
5. Siswa kurang motivasi dalam belajar, bila hal ini terjadi ini adalah
tugas bersama yaitu guru dan orang tua untuk menumbuhkan dan
meningkatkan motivasi siswa dalam belajaran. Beri pengertian dengan
bahasa sederhana dan komunikatif pentingnya belajar untuk bekal hidup
dan masa depan sebagai jembatan untuk menuju cita-cita.

3. Masalah Efisiensi Pendidikan


Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu
sistem pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk
mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran
dikatakan efisiensinya tinggi. Jika terjadi yang sebaliknya, efisiensinya
berarti rendah.
Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting ialah:
a. Bagaimana tenaga kependidikan difungsikan.
b. Bagaimana prasarana dan sarana pendidikan digunakan.
c. Bagaimana pendidikan diselenggarakan.
d. Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga.
Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembangan
tenaga kerja.
Masalah Efisiensi dalam Penggunaan Prasarana dan Sarana

7
Penggunaan prasarana dan sarana pendidikan yang tidak efisien bisa
terjadi antara lain sebagai akibat kurang matangnya perencanaan dan
sering juga karena perubahan kurikulum.

4. Masalah Relevansi Pendidikan


Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem
pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan
pembangunan, yaitu masalah-masalah seperti yang digambarkan dalam
rumusan tujuan pendidikan nasional.
Luaran pendidikan diharapkan dapat mengisi semua sektor pembangunan,
yaitu yang beraneka ragam seperti sektor produksi, sektor jasa, dan lain-
lain. Baik dari segi jumlah maupun dari segi kualitas. Jika sistem
pendidikan menghasilkan luaran yang dapat mengisi semua sektor
pembangunan baik yang aktual (yang tersedia) maupun yang potensial
dengan memenuhi kriteria yang dipersyaratkan oleh lapangan kerja, maka
relevansi pendidikan dianggap tinggi.
Untuk di Indonesia sendiri, masalah Relevansi Pendidikan masih
sangat memprihatinkan pasalnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat
jumlah pengangguran terbuka pada Agustus 2019 sebesar 5,28% atau
mencapai 7,05 juta orang. Angka pengangguran tersebut naik secara
jumlah dibandingkan Agustus 2018 sebesar 7 juta orang atau turun secara
persentase sebesar 5,34%.

Gambar 2.4.

8
Penyebab ketidakrelevansian Pendidikan :
1. Lembaga pendidikan
Lembaga pendidikan di Indonesia kualitasnya bermacam-macam, lebih
tepatnya tidak merata. Ketimpangan kualitas pendidikan antar desa dan
kota, antar Jawa dan luar Jawa mengakibatkan mutu pendidikan yang
kurang berkualitas bagi daerah-daerah terluar dan terdepan.
2. Proses pendidikan
Kurikulum sekolah yang terstruktur dan sarat dengan beban
menjadikan proses belajar menjadi kaku dan tidak menarik. Pelaksanaan
pendidikan seperti ini tidak mampu memupuk kreatifitas siswa untuk
belajar secara efektif. Sistem yang berlaku pada saat sekarang ini juga
tidak mampu membawa guru dan dosen untuk melakukan pembelajaran
serta pengelolaan belajar menjadi lebih inovatif.
3. Hasil pendidikan
Didikan yang dihasilkan dari sistem ini kurang inovatif pola pikirnya.
Keterampilannya kurang berkualitas. Sehingga tidak siap untuk mengikuti
perkembangan zaman dan memenuhi kebutuhan pembangunan.

2.2 Solusi Permasalahan Pokok Pendidikan

Berikut beberapa cara yang bisa dijadikan sebagai solusi dalam pokok
masalah pendidikan di Indonesia :

a. Pembangunan gedung sekolah secara merata.Seperti kita ketahui


bersama,saat ini pembangunan gedung sekolahan yang selalu
diutamakan adalah yang berada di perkotaan.Bangunan gedung
sekolahan yang lama dilakukan rehabilitasi sehingga menelan
biaya yang besar.Daripada dana tersebut digunakan untuk
membiayai program rehabilitasi gedung yang sudah ada
sebelumnya,alangkah bijaknya kalau dimanfaatkan atau dialihkan
untuk pembangunan gedung sekolahan yang belum ada di setiap
penjuru pelosok daerah.Sudah saatnya pembangunan gedung
sekolahan dibuat merata tanpa membedakan mana yang berada di
kota maupun mana yang berada di desa.Semua memiliki hak dan

9
kesempatan yang sama untuk memperoleh fasilitas gedung
sekolahan demi kenyamanan dalam belajar.
b. Pembagian buku-buku pelajaran secara gratis.Buku adalah sumber
ilmu.Ketika pemerintah memberlakukan biaya setinggi-tingginya
untuk harga sebuah buku,itu sama artinya dengan membatasi
kemauan seseorang dalam membuka wawasan pengetahuan
mereka.Pihak pemerintah harusnya menjalankan sebuah program
pembagian buku secara gratis kepada seluruh anak-anak yang ada
di Indonesia.Tentu saja program ini harus dibarengi dengan
program minat baca buku.Karena kualitas minat baca di Indonesia
masih tergolong sangat rendah.Hal ini lah yang menjadi penyebab
mengapa negara Indonesia tidak maju dan berkembang.Melalui
buku,Indonesia pasti bisa membuka wawasan dunia.
c. Program pembagian peralatan sekolah secara gratis.Telah kita
ketahui bersama bahwa masih banyak warga negara yang tidak
mampu dalam memenuhi kebutuhan peralatan sekolah.Anak-anak
sekolah di seluruh penjuru tanah air berhak mendapatkan fasilitas
peralatan sekolah dari pemerintah secara gratis.Hal ini
dimaksutkan untuk menunjang kegiatan belajar mereka,selain itu
sebagai bentuk pemberian dukungan agar mereka lebih
bersemangat dalam menuntut ilmu di sekolahan.
d. Pemenuhan kebutuhan guru di berbagai pelosok daerah.Guru
merupakan elemen penting dalam dunia pendidikan.Tanpa adanya
guru yang berkualitas maka mustahil seorang anak dapat terdidik
dengan baik.Ketika banyak guru honorer yang bekerja secara
ikhlas di berbagai daerah,maka seharusnya pihak pemerintah
tanggap dalam menyejahterakan kehidupan mereka yaitu dengan
memberikan tunjangan guru sewajarnya.Hal ini perlu dilakukan
agar guru dapat lebih bersemangat lagi dalam mendidik dan
mengajar anak-anaknya.Bagi guru PNS yang sering melakukan
pelanggaran kode etik pegawai,maka tidak ada salahnya untuk
ditugaskan berdinas di pelosok daerah.Tentu saja hal ini

10
dimaksutkan agar mereka lebih bertanggung jawab dalam
mengemban tugasnya.
e. Peningkatan fasilitas infrastruktur akses menuju sekolahan.Saat ini
masih banyak kita jumpai anak-anak yang pergi bersekolah harus
melewati berbagai medan jalan yang berbahaya bagi mereka.Tak
jarang dari mereka yang pergi ke sekolah dengan menyeberangi
sungai,berjalan di jembatan yang rapuh,hingga bergelantungan
melalui pohon dan tebing yang curam.Dalam hal ini pihak
pemerintah wajib menelusuri satu per satu kondisi akses jalan
menuju sekolahan,sehingga tahu mana yang seharusnya
diutamakan untuk pembangunan fasilitas infrastruktur akses
menuju sekolahan.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Dalam usaha pemerataan pendidikan, diperlukan pengawasan yang
serius oleh pemerintah. Pengawasan tidak hanya dalam bidang
anggaran pendidikan, tetapi juga dalam bidang mutu, sarana dan
prasarana pendidikan. Selain itu, perluasan kesempatan belajar
pada jenjang pendidikan tinggi merupakan kebijaksanaan yang
penting dalam usaha pemerataan pendidikan.
2. Pelaksanaan program belajar dan mengajar dengan inovasi baru
perlu diterapkan. Hal ini dilakukan karena cara dan sistem
pengajaran lama tidak dapat diterapkan lagi.
3. Sistem pendidikan Indonesia dapat berjalan dengan lancar jika
kerja sama antara unsur-unsur pendidikan berlangsung secara
harmonis. Pengawasan yang dilakukan pemerintah dan pihak-pihak
pendidikan terhadap masalah anggaran pendidikan akan dapat
menekan jumlah korupsi dana di dalam dunia pendidikan.
4. Peningkatan mutu pendidikan akan dapat terlaksana jika
kemampuan dan profesionalisme pendidik dapat ditingkatkan.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.kompasiana.com/arwo/58c9dab16ea8346d048b4569/solusi-
pemerataan-pendidikan-di-seluruh-indonesia
2. http://wahdaniaekosa17.blogspot.com/2018/11/makalah-permasalahan-
pokok-pendidikan_30.html?m=1
3. https://makalahnih.blogspot.com/2014/09/makalah-masalah-
pendidikan.html
4. http://dehasjsunda.blogspot.com/2012/05/penyebab-rendahnya-mutu-
pendidikan-di.html
5. https://www.bps.go.id/publication/download.html?
nrbvfeve=MWRlYjU4OGVmNWZkYmZiYTMzNDNiYjUx&xzmn=aHR
0cHM6Ly93d3cuYnBzLmdvLmlkL3B1YmxpY2F0aW9uLzIwMTkvMT
EvMjkvMWRlYjU4OGVmNWZkYmZiYTMzNDNiYjUxL3BvdHJldC1
wZW5kaWRpa2FuLXN0YXRpc3Rpay1wZW5kaWRpa2FuLWluZG9uZ
XNpYS0yMDE5Lmh0bWw
%3D&twoadfnoarfeauf=MjAyMC0wOS0yMCAyMToxMzo0OA%3D
%3D
6. https://katadata.co.id/agustiyanti/finansial/5e9a4e558c461/pengangguran-
bertambah-jadi-705-juta-orang-per-agustus-tertinggi-smk#:~:text=Badan
%20Pusat%20Statistik%20(BPS)%20mencatat,persentase%20sebesar
%205%2C34%25.
7. https://www.bps.go.id/pressrelease/2019/11/05/1565/agustus-2019--
tingkat-pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-5-28-persen.html
8. http://karyakitadress.blogspot.com/2016/12/makalah-masalah-relevansi-
pendidikan-di.html

13

Anda mungkin juga menyukai