ARTIKEL
oleh
Resti Dyah Fitriana
150431806275
1
pancasila. Pendidikan ekonomi dirasa perlu diperhatikan dan disisipkan
pada mata pelajaran siswa jenjang Sekolah Dasar karena dalam
konteksnya manusia sebenarnya tidak akan terlepas dari permasalahan-
permasalahan ekonomi. Tetapi, perlu dipertimbangkan ekonomi seperti
apa yang harus diajarkan kepada siswa agar dapat membentuk karakter
yang sesuai dengan pancasila dan mencerminkan sikap jati diri bangsa
Indonesia. Berdasarkan uraian di atas, artikel ini akan membahas tentang
“ Bagaimana Pendekatan dan Strategi dalam Membelajarkan Konsep
Ekonomi Pancasila Pada Anak Sekolah Dasar”
1. Konsep Ekonomi untuk Anak Sekolah Dasar
Scarcity (Kelangkaan)
Kelangkaan adalah keterbatasan sumber daya (barang) yang dihadapkan
dengan keinginan manusia yang tidak terbatas. Konsep kelangkaan merupakan
dasar dari pemahaman mengenai ekonomi. Suatu konsep tentang keinginan
manusia terhadap barang dan jasa yang lebih besar daripada yang dapat dipenuhi,
dapat diperkenalkan melalui pengalaman pembelajaran di sekolah. Nantinya,
pengalaman tersebut dapat dihubungkan dengan kehidupan anak dalam keluarga
dan masyarakat.
Antara Keinginan dan Kebutuhan
Untuk membantu anak memahami konsep kelangkaan, anak perlu belajar
untuk membedakan antara keinginan dengan kebutuhan, dan bagaimana
menghemat waktu, barang, dan penggunaan jasa.
Pengambilan Keputusan
Kemampuan untuk mengambil keputusan yag bijak merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan dengan pembelajaran tentang kelangkaan. Manusia
tidak mungkin memiliki segala sesuatu yang diinginkan (yang mungkin bukan
sesuatu yang sebenarnya dibutuhkan). Oleh karena itu, manusia perlu
memutuskan tentang apa saja yang merupakan kebutuhan dan apa saja yang hanya
sebagai keinginan.
Konsep Produksi
Konsep produksi berkaitan erat dengan konsep kelangkaan. Fungsi
produksi adalah untuk permintaan atau keinginan konsumen yang tidak terbatas.
2
Konsep pertukaran uang juga berkaitan erat dengan produksi ekonomi. Dalam
pembelajaran tentang produksi ini, anak juga dapat mengembangkan konsep:
menjadi konsumen, fungsi uang perbedaan antara barang dan jasa, serta proses
produksi.
Konsumen
Untuk belajar menjadi konsumen yang bijak, anak perlu diberikan
kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan jual beli dan memutuskan sesuatu yang
akan dibelinya dengan mengajak anak mempertimbangkan beberapa hal,
misalnya: “Apakah benda ini merupakan sesuatu yang dibutuhkan atau hanya
merupakan keinginan?”, “kalau uangnya digunakan untuk membeli benda ini,
apakah uang yang kumiliki masih cukup untuk membeli yang lain?”
Konsumen Terhadap Jasa
Pada awalnya, anak hanya mengetahui bahwa uang hanya diperlukan
untuk membeli suatu benda karena anak seringkali tidak dilibatkan saat orang tua
membayar jasa dokter, guru, pustakawan, pengasuh, tukang kebun, dan
sebagainya. Untuk menumbuhkan pengertian pada anak bahwa setiap pelayanan
yang diterima membutuhkan biaya, anak dapat dilibatkan saat orang tua
melakukan pembayaran terhadap jasa yang digunakan.
Produksi Barang dan Penyediaan Jasa
Walaupun semua orang adalah produsen jasa dan barang, tetapi tidak
semua orang adalah produsen. Keterkaitan antara konsep kelangkaan, permintaan
dan kebutuhan, tanggung jawab konsumen dalam menggunakan uang merupakan
konsep yang membentuk produsen.
Anak dapat mulai mengembangkan konsep tentang produsen dengan memahami
tugas atau pekerjaan yang mereka lakukan di rumah dan di rumah, dan pekerjaan-
pekerjaan yang dilakukan oleh orang tua mereka.
Mempersiapkan Karier
Sejak dini (usia prasekolah dan dasar), anak dapat dikenalkan tentang
pentingnya menjadi bagian dari masyarakat yang poduktif, dan mulai diberikan
pendidikan karier.
Pendidikan karier sangat ideal untuk diberikan di kelas pra sekolah dan dasar
karena masa ini merupakan masa pembentukan perilaku, penanaman nilai, dan
3
keterampilan- keterampilan hidup yang sangat penting yang akan menjadi bekal
saat anak dewasa. Pendidikan karier yang diberikan pada masa itu akan lebih
memberikan gambaran yang lebih tentang fungsi dari perilaku yang baik,
perkembangan keterampilan dan nilai.
2. Pendidikan Ekonomi Pancasila pada Anak Sekolah Dasar
Peserta didik pada Sekolah Dasar pada umumnya berada pada kisaran usia
7-12 tahun. Di mana pada usia ini, karakter merupakan pembawaan dari
lingkungan keluarga, lingkungan sekitar dan lingkungan sekolah. Pendidikan di
Sekolah Dasar merupakan salah satu awal dari penanaman karakter karena masih
di dalam tahap perkembangan di dalam dirinya. Oleh sebab itulah peran guru juga
menjadi ujung tombak, karena mereka lah yang langsung berhadapan dengan
peserta didik, dan harus memberikan contoh sesuai pancasila dalam berperilaku
ekonomi. Menjadi seorang guru tidak selalu hanya menyampaikan meteri
pelajaran saja, tetapi juga harus menjadi inspirasi serta teladan bagi anak didiknya.
Jika karakter seorang anak yang sudah terbentuk dari masa kecil sampai
lingkungan sosial seperti contoh pada sekolah dasar, maka kelak generasi
Indonesia akan menjadi generasi yang memiliki karakter sehingga menjadi
penerus bangsa dengan masyarakat yang jujur, adil, dan bertanggung jawab.
Pendidikan karakter dalam upaya membentuk masyarakat ekonomi yang
berpancasila berarti mengupayakan seluruh kehidupan bangsa berdasarkan nilai-
nilai yang terkandung dalam pancasila. Pancasila mengajarkan bahwa dalam
hidup bermasyarakat kita harus menjunjung tinggi ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan dan keadilan. Pancasila sebagai ideologi bangsa, dalam
kegiatan pembelajaran ekonomi dapat diuraikan sebagai berikut:
Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
Menunjukkan bahwa pola perekonomian digerakkan oleh rangsangan-rangsangan
ekonomi, sosial dan moral yang sangat tinggi, yaitu moral manusia yang
beragama sehingga para pelaku ekonomi tidak akan semena-mena karena adanya
pengawas tunggal, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Sila kedua:Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Ada kehendak kuat dari seluruh masyarakat untuk mewujudkan pemerataan-
pemerataan sosial sesuai asas-asas kemanusiaan.
4
Sila ketiga: Persatuan Indonesia
Prioritas kebijaksanaan ekonomi adalah penciptaan perekonomian nasional yang
tangguh. Ini berarti nasionalisme menjiwai setiap kebijaksanaan ekonomi.
Sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.
Koperasi merupakan soko guru perekonomian dan merupakan bentuk paling
konkrit dari usaha bersama.
Sila kelima: Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Hal ini menunjukan adanya tujuan yang jelas dan tegas dalam pelaksanaan
kebijaksanaan ekonomi untuk mencapai keadilan ekonomi dan keadilan sosial.
3. Pendekatan Membelajarkan Konsep Ekonomi Pancasila pada Anak
Sekolah Dasar
Pendidikan ekonomi memiliki kewajiban untuk membentuk karakter siswa
sebagai bagian dari masyarakat Indonesia. Masyarakat sebagai makhluk ekonomi
yang berperilaku berdasarkan pancasila. Meskipun pada jenjang Sekolah Dasar
belum ada materi atau mata pelajaran khusus yang membahas ekonomi,
menumbuhkan sikap dan perilaku ekonomi yang berlandaskan pancasila perlu
dilakukan.
Pendekatan yang sesuai untuk digunakan dalam membelajarkan konsep
ekonomi pancasila pada anak Sekolah Dasar adalah dengan pendekatan
kontekstual. Pendekatan kontekstual merupakan satu konsep belajar di mana guru
menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Nurhadi, 2002)
4. Strategi Membelajarkan Konsep Ekonomi Pancasila pada Anak Sekolah
Dasar
Guru menyajikan konsep-konsep ilmu ekonomi dalam bentuk cerita yang
sesuai dengan kehidupan nyata peserta didik. Guru dapat mengaitkan konsep-
konsep ekonomi yang dihubungkan dengan kehidupan anak dalam keluarga dan
masyarakat. Dengan menggunakan contoh yang sesuai dengan fakta atau keadaan
alami peserta didik, konsep-konsep ekonomi yang diajarkan lebih mudah diterima
dan dipahami oleh peserta didik.
5
Selain itu, guru mengajak peserta didik untuk melakukan simulasi kecil
berkaitan dengan kegiatan ekonomi sehari-hari. Peserta didik diminta
memerankan berbagai peran yang ada di masyarakat sebagai pelaku ekonomi.
Apabila dengan simulasi ini terlalu sulit dipahami, guru menyederhanakan
pembelajaran ekonomi di kelas dengan menggunakan contoh-contoh yang biasa
terjadi di kehidupan keluarga ataupun kegiatan di kelas. Dengan kegiatan ini
diharpkan peserta didik diharapkan lebih mudah memahami konsep-konsep
ekonomi berkaitan dengan kehidupan mereka sehari-hari.
Kesimpulan
Di jenjang Sekolah Dasar, konsep ekonomi belum terstruktur dan berdiri
sebagai mata pelajaran tersendiri. Namun, pengetahuan mengenai ekonomi perlu
diajarkan kepada peserta didik karena peserta didik merupakan bagian dari pelaku
ekonomi dimana mereka tidak bisa terlepas dari permasalahan-permasalahan
ekonomi. Guru memerlukan pendekatan dan strategi yang harus digunakan agar
konsep ekonomi yang diajarkan kepada siswa tidak terlepas dari Pancasila sebagai
ideologi bangsa. Kaitannya dengan tujuan pembelajaran ini, artikel ini membahas
mengenai pendekatan dan strategi pembelajaran yang digunakan untuk
membelajarkan konsep-konsep ekonomi pancasila pada anak Sekolah Dasar.
Daftar Rujukan
Anonim. 2010. Sistem Ekonomi Berlandaskan Pancasila.(Online)
http://rumahmateri.blogspot.co.id/2010/04/sistem-ekonomi-berlandaskan-
pancasila.html, diakses tanggal 12 Nopember 2015
Mubyarto. 1991. Ekonomi Pancasila. Jakarta: LP3S
Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual. Jakarta: Depdiknas.
Santosa, Awan. 2005. Pendidikan Ekonomi Pancasila. (Online)
http://awansantosa.blogspot.co.id/2005/05/pendidikan-ekonomi-pancasila-
another.html., diakses tanggal 12 Nopember 2015
Seefeldt, Carol. 2010. Social Studies for The Preschool/Primary Child 8th
Edition. Pearson Education.