Anda di halaman 1dari 11

Machine Translated by Google

Jurnal Internasional Penelitian Akademik dalam Bisnis dan Ilmu Sosial


Vol. 9 , 8 Agustus 2019, E-ISSN: 2222-6990 © 2019 HRMARS

Pengaruh Pengetahuan Keuangan dan Sikap Keuangan terhadap


Perilaku Keuangan di Kalangan Mahasiswa Universitas

Rusliza Yahaya, Zuraidah Zainol, Juliana Haji Osman @ Zainal Abidin,


Rosmini Ismail
Untuk Menautkan Artikel ini: http://dx.doi.org/10.6007/IJARBSS/v9-i8/6205 DOI: 10.6007/IJARBSS/v9-i8/6205

Diterima: 02 Mei 2019, Direvisi: 10 Juli 2019, Diterima: 30 Juli 2019

Diterbitkan Online: 04 Agustus 2019

Kutipan Dalam Teks: (Yahaya, Zainol, Abidin, & Ismail, 2019)


Mengutip Artikel ini: Yahaya, R., Zainol, Z., Abidin, JHO @ Z., & Ismail, R. (2019). Pengaruh Finansial
Pengetahuan dan Sikap Keuangan Terhadap Perilaku Keuangan Mahasiswa. Jurnal Internasional Penelitian
Akademik dalam Bisnis dan Ilmu Sosial, 9(8), 22–32.

Hak Cipta: © 2019 Penulis (s)


Diterbitkan oleh Masyarakat Riset Akademik Manajemen Sumber Daya Manusia (www.hrmars.com)
Artikel ini diterbitkan di bawah lisensi Creative Commons Attribution (CC BY 4.0). Siapa pun boleh mereproduksi,
mendistribusikan, menerjemahkan, dan membuat karya turunan dari artikel ini (baik untuk tujuan komersial maupun
non-komersial), tunduk pada atribusi penuh pada publikasi dan penulis asli. Ketentuan lengkap lisensi ini dapat
dilihat di: http://creativecommons.org/licences/by/4.0/legalcode

Vol. 9, No. 8, 2019, Hal. 22 - 32


http://hrmars.com/index.php/pages/detail/IJARBSS HALAMAN JURNAL

Syarat & Ketentuan lengkap akses dan penggunaan


dapat ditemukan di http://hrmars.com/index.php/pages/detail/publication-ethics

22
Machine Translated by Google

Jurnal Internasional Penelitian Akademik dalam Bisnis dan Ilmu Sosial


Vol. 9 , 8 Agustus 2019, E-ISSN: 2222-6990 © 2019 HRMARS

Pengaruh Pengetahuan Keuangan dan Keuangan


Sikap terhadap Perilaku Keuangan di Kalangan Perguruan Tinggi
Siswa

Rusliza Yahaya, Zuraidah Zainol, Juliana Haji Osman @ Zainal


Abidin, Rosmini Ismail
Universiti Pendidikan Sultan Idris, Malaysia

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji literasi keuangan di kalangan mahasiswa di Malaysia.
Secara khusus, penelitian ini mencoba untuk menguji hubungan antara pengetahuan keuangan dan
sikap keuangan, serta pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap perilaku keuangan di kalangan
mahasiswa. Data dikumpulkan dari sampel 370 mahasiswa melalui metode survei. Data dianalisis
dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat pengetahuan keuangan sedang. Responden yang
mengambil mata kuliah Manajemen Keuangan memiliki tingkat pengetahuan keuangan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak mengambil mata kuliah Manajemen Keuangan.
Pengetahuan keuangan berpengaruh signifikan terhadap sikap keuangan, dan sikap keuangan
berpengaruh signifikan terhadap perilaku keuangan. Di sisi lain, pengetahuan keuangan tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap perilaku keuangan. Studi ini memperkaya literatur dengan
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku keuangan dan memberikan saran untuk
dipraktekkan oleh perguruan tinggi dalam mengembangkan sikap keuangan yang baik dan perilaku keuangan mahasis
Kata Kunci: Literasi Keuangan, Pengetahuan Keuangan, Sikap Keuangan, Perilaku Keuangan,
Kesejahteraan Keuangan

pengantar
Literasi keuangan sangat penting saat ini karena pertumbuhan pasar keuangan. Oleh karena itu, untuk
membuat keputusan keuangan yang sehat, seseorang harus dibekali dengan pengetahuan dan sikap
keuangan yang baik. Sayangnya, dewasa muda saat ini terutama mahasiswa kurang mampu
menangani keuangan pribadi mereka sendiri (Chinen & Endo, 2012). Beberapa dari mereka mungkin
menemukan bahwa mereka kesulitan memenuhi kebutuhan dan kadang-kadang atau sering kekurangan
uang (Schors, 2016). Karena itu, orang akan mencari sumber keuangan eksternal untuk mendukung
permintaan sumber daya mereka dalam bentuk kredit seperti meminjam pinjaman atau membelanjakan
kartu kredit. Sebagian besar negara maju dan berkembang memiliki kekhawatiran tentang tingkat
tabungan yang rendah dan utang kartu kredit yang tinggi di kalangan individu (Borodich, Deplazes, Kardash, & Kovzik

23
Machine Translated by Google

Jurnal Internasional Penelitian Akademik dalam Bisnis dan Ilmu Sosial


Vol. 9 , 8 Agustus 2019, E-ISSN: 2222-6990 © 2019 HRMARS

telah menekankan pentingnya pendidikan keuangan karena sebagian besar generasi muda tidak siap
menghadapi tantangan keuangan di masa depan.

Masalah keuangan menjadi masalah umum di kalangan dewasa muda. Masalah ini terjadi karena mereka
kurang memiliki pengetahuan keuangan dan harus membuat keputusan keuangan yang sulit di usia muda
terutama pada tahap awal karir mereka. Hal ini menyebabkan mereka membuat keputusan yang salah yang
pada akhirnya berdampak buruk pada kehidupan mereka. Oleh karena itu, pembuat kebijakan perlu menyusun
strategi yang efektif untuk mengurangi masalah tersebut serta membantu penduduk muda untuk mendapatkan
pengetahuan keuangan (Lusardi, Mitchell, dan Curto, 2010). Masalah keuangan tersebut juga muncul karena
keragaman dan perubahan yang sedang berlangsung di pasar keuangan dan industri jasa keuangan (Mandell
& Klein, 2009). Dengan demikian, literasi keuangan memainkan peran penting bagi individu dalam
mengidentifikasi dan membedakan berbagai penyedia, produk dan layanan untuk mencapai kesejahteraan
keuangan (Wagland & Taylor, 2009).

Anak muda saat ini sering menghadapi tantangan dalam kehidupan universitas karena kemampuan
manajemen keuangan mereka yang terbatas (Lusardi, et. al., 2010; Mandell & Klein, 2009). Sebaliknya, siswa
yang melek finansial lebih kecil kemungkinannya untuk menghadapi masalah keuangan karena mereka dapat
mengelola hutang dengan lebih baik dan lebih cenderung membuat pilihan yang tepat tentang uang seperti menabung untuk m
Banyak negara telah berfokus pada literasi keuangan di antara penduduknya dan mempromosikan literasi
keuangan dengan memberikan pendidikan keuangan (Bushan & Medury, 2013).
Apalagi, negara-negara maju telah menyadari bahwa dalam kondisi ekonomi saat ini, penting untuk
memastikan bahwa rakyatnya memiliki kemampuan keuangan yang lebih tinggi dari sebelumnya (Suchuahi, 2013).
Menurut Borodich, et. al., (2010), kaum muda khususnya, memiliki pengetahuan yang kurang tentang
manajemen keuangan yang mengarah pada pengambilan keputusan keuangan yang buruk. Ini adalah
masalah krusial karena masyarakat yang buta huruf secara finansial dapat menimbulkan beberapa masalah
dalam perekonomian negara. Meskipun banyak penelitian yang meneliti literasi keuangan di kalangan
mahasiswa (Chen & Volpe, 1998; Sabri & MacDonald, 2010; Cameron et al, 2013; Mohamad Shamsuri et al,
2017), relatif sedikit penelitian sebelumnya yang menghubungkan pengetahuan keuangan, sikap, dan perilaku
keuangan. Oleh karena itu penelitian ini akan mengkaji konstruk tersebut dengan menggunakan model
literasi keuangan yang dikembangkan oleh Potrich et al (2016).

Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji: 1. Tingkat literasi keuangan di kalangan mahasiswa.
2. Pengaruh pengetahuan keuangan terhadap sikap keuangan di kalangan mahasiswa.
3. Pengaruh pengetahuan keuangan dan sikap keuangan terhadap perilaku keuangan di kalangan
mahasiswa.

Tinjauan Literatur
Literasi keuangan adalah kemampuan untuk membuat penilaian yang baik dan membuat keputusan yang
efektif mengenai penggunaan dan pengelolaan uang. Definisi literasi keuangan sebenarnya tidak jelas dan
tidak pernah disepakati secara universal. Literasi keuangan berarti cara individu mengelola uang dapat
dilihat dari segi asuransi, investasi, tabungan dan dari segi penyusunan anggaran (Mahdzan & Tabiani, 2013).
Literasi keuangan berfokus pada tiga dimensi atau tiga aspek: pengetahuan keuangan, sikap keuangan dan
perilaku keuangan (OECD, 2012; Atkinson & Messy, 2012). Memang banyak faktor yang sebenarnya
mempengaruhi level
24
Machine Translated by Google

Jurnal Internasional Penelitian Akademik dalam Bisnis dan Ilmu Sosial


Vol. 9 , 8 Agustus 2019, E-ISSN: 2222-6990 © 2019 HRMARS

literasi keuangan di kalangan individu. Dalam lanskap keuangan yang penuh tantangan saat ini,
kebutuhan individu dan rumah tangga semakin meningkat, dan tentunya mendorong permintaan
akan berbagai jenis produk keuangan.

Literasi keuangan merupakan kombinasi dari pengetahuan, sikap, perilaku, kesadaran dan
kemampuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan keuangan dan bagi individu untuk
mencapai kekayaan (OECD, 2012). Dalam literatur, istilah literasi keuangan sering digunakan untuk
merujuk pada pendidikan keuangan dan pengetahuan keuangan. Namun, Potrich et al (2016)
menekankan bahwa literasi keuangan secara konseptual memiliki makna yang lebih dalam. Literasi
keuangan didefinisikan sebagai tingkat pengetahuan keuangan dan kemampuan untuk
menggunakan pengetahuan tersebut untuk meningkatkan posisi keuangan (Lusardi & Mitchell,
2014; Huhman & McQuitty, 2009). Huhmann dan McQuitty (2009) telah mengembangkan model
konseptual literasi keuangan, yang mencakup tiga komponen: kapasitas, pengetahuan awal, dan
kecakapan. Berdasarkan model ini, pendidikan keuangan berkontribusi terhadap literasi keuangan
melalui peningkatan kemampuan konsumen untuk belajar, memperoleh, dan menerapkan pengetahuan keuangan.

Beberapa penulis mendefinisikan literasi keuangan sebagai kemampuan keuangan, yang mengacu
pada kemampuan untuk menggunakan pengetahuan keuangan dan melakukan perilaku keuangan
yang diinginkan untuk mencapai kesejahteraan keuangan (Xiao, Chen & Chen, 2014). Anjali (2016)
berpendapat bahwa tingkat literasi keuangan seseorang bergantung pada kebutuhan dan perilaku
keuangan seseorang. Potrich dkk. (2016) mengemukakan bahwa literasi keuangan merupakan
gabungan dari tiga komponen yaitu pengetahuan keuangan, sikap keuangan dan perilaku keuangan.
Mereka mengembangkan tiga model literasi keuangan dan membuat perbandingan model untuk
menilai literasi keuangan siswa di Brasil. Model terbaik mereka menunjukkan bahwa sikap keuangan
dan pengetahuan keuangan mempengaruhi perilaku keuangan siswa.

Sudah banyak penelitian yang dilakukan di kalangan anak muda dan mahasiswa tentang literasi
keuangan. Ada banyak bukti bahwa pendidikan keuangan meningkatkan literasi keuangan dan
mendorong perilaku keuangan yang diinginkan individu (Lusardi & Mitchell, 2007).
Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa literasi keuangan yang lebih tinggi dan perilaku
keuangan yang baik menguntungkan bangsa (Chen & Volpe, 1998; Lusardi & Mitchell, 2007).
Pendidikan dan sikap finansial juga merupakan prediktor penting dari literasi keuangan. Sholehah
et al (2017) menemukan bahwa pengaruh keluarga, sikap keuangan dan pengetahuan keuangan
memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap literasi keuangan. Albeerdy & Gharleghi (2015)
menunjukkan bahwa pendidikan keuangan, instrumen sosialisasi keuangan dan sikap terhadap
uang berdampak langsung pada literasi keuangan mahasiswa di Malaysia. Mereka juga menemukan
bahwa pendidikan keuangan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap literasi keuangan.
Dalam studi lain, Ergun (2017) menyelidiki hubungan antara perilaku keuangan dan pengetahuan
keuangan mahasiswa di lima negara Eropa. Mereka menemukan bahwa pendidikan keuangan
meningkatkan literasi keuangan di kalangan mahasiswa dan mereka yang mengambil kursus
keuangan dari universitas lebih berpengetahuan daripada mereka yang mendapat informasi tentang
masalah keuangan dari media sosial.

Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki pengetahuan yang tidak memadai
untuk mengelola keuangan pribadi mereka secara efektif (Chen & Volpe, 1998; Sabri & MacDonald,
2010; Cameron et al, 2013; Mohamad Shamsuri et al, 2017). Memang, kebutuhan hidup dan finansial semakin tinggi
25
Machine Translated by Google

Jurnal Internasional Penelitian Akademik dalam Bisnis dan Ilmu Sosial


Vol. 9 , 8 Agustus 2019, E-ISSN: 2222-6990 © 2019 HRMARS

lembaga pendidikan saat ini sangat berbeda dengan masa lalu. Oleh karena itu, pengetahuan
dan keterampilan manajemen keuangan sangat penting di tingkat universitas (Chen & Volpe, 1998).
Namun demikian, paparan manajemen keuangan sangat terbatas dan minim sehingga mahasiswa
menghadapi masalah dalam kehidupan universitas mereka. Oleh karena itu, diperlukan
peningkatan literasi keuangan individu khususnya bagi mahasiswa tingkat akhir yang akan
memasuki dunia kerja agar memiliki sikap pengelolaan keuangan yang positif.

Di Malaysia, pemerintah berupaya meningkatkan literasi dan kemampuan keuangan negara


dengan mengintegrasikan Program Transformasi Ekonomi (ETP) ke dalam kurikulum sekolah.
Selain itu, konseling kredit dan lembaga pengelola utang (AKPK) tersedia bagi mereka yang
membutuhkan nasihat keuangan (Bank Negara Malaysia, 2013). Tujuan dari program yang
diluncurkan adalah untuk menciptakan kesadaran finansial dan meningkatkan pengetahuan
finansial di kalangan masyarakat Malaysia. Anehnya, terlepas dari segala upaya, tingkat
kebangkrutan masih mengkhawatirkan di Malaysia. Kasus kepailitan meningkat dari 16.228
kasus pada tahun 2010 menjadi 19.588 kasus pada tahun 2016 (Departemen Kepailitan, 2016).
Kecenderungan meningkatnya kasus kebangkrutan menunjukkan bahwa ada masalah yang
belum terpecahkan dan ada kebutuhan untuk meningkatkan keterampilan keuangan Malaysia.
Penelitian ini penting karena kami percaya bahwa pengetahuan keuangan berhubungan dengan
sikap keuangan. Dalam beberapa tahun terakhir beberapa program telah dikembangkan untuk
mempromosikan dan meningkatkan pendidikan keuangan kepada pelajar Malaysia. Sayangnya,
masih sedikit yang diketahui tentang apakah pengetahuan keuangan benar-benar terkait dengan
sikap keuangan dan perilaku keuangan individu. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk
menganalisis hubungan antara pengetahuan keuangan dengan sikap keuangan, serta pengaruh
pengetahuan keuangan dan sikap keuangan terhadap perilaku keuangan mahasiswa. Dengan
memahami masalah ini dapat berkontribusi pada faktor mana yang memiliki peran penting dalam
mendidik materi keuangan di kalangan mahasiswa. Dengan demikian, dapat memberikan beberapa masukan unt

Metodologi
Sebanyak 370 mahasiswa dari perguruan tinggi terpilih dipilih sebagai sampel penelitian ini.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan survei kuesioner. Semua item pengukuran
diadaptasi dari penelitian sebelumnya. Instrumen yang digunakan adalah seperangkat kuesioner
yang terdiri dari empat bagian. Bagian A terdiri dari kuesioner untuk mengumpulkan informasi demografis.
Bagian B terdiri dari dua puluh pertanyaan dengan skala likert lima poin (1=tidak pernah,
5=selalu) yang akan mengukur perilaku keuangan. Pertanyaan-pertanyaan ini akan digunakan
untuk menganalisis perilaku mahasiswa mengenai penggunaan kredit pribadi, konsumsi
terencana, investasi dan tabungan. Semakin tinggi skor, semakin baik perilaku keuangan siswa.
Bagian C akan mengukur pengetahuan keuangan. Bagian ini terdiri dari dua puluh item tentang
keuangan pribadi yang diadaptasi dari Sabri et al (2010). Pertanyaan terkait dengan pengetahuan
responden tentang catatan keuangan, kredit, tabungan, investasi, nilai waktu uang, surat wasiat,
asuransi, pensiun, dan pengetahuan umum lainnya tentang keuangan pribadi. Tiga pilihan
jawaban diberikan kepada responden yaitu “benar”, “salah”, dan “tidak yakin”. Setiap jawaban
yang benar akan mendapat skor 1 poin, sedangkan untuk jawaban yang salah dan tidak pasti
tidak ada poin yang diberikan. Semakin tinggi skor, semakin baik tingkat pengetahuan keuangan.
Bagian terakhir dari kuesioner, Bagian D terdiri dari sembilan pertanyaan untuk menilai sikap
keuangan. Pertanyaan menggunakan skala Likert lima poin yang berkisar dari 1 (sangat tidak
setuju) hingga 5 (sangat setuju). Skor yang lebih tinggi menunjukkan sikap keuangan yang baik.
26
Machine Translated by Google

Jurnal Internasional Penelitian Akademik dalam Bisnis dan Ilmu Sosial


Vol. 9 , 8 Agustus 2019, E-ISSN: 2222-6990 © 2019 HRMARS

Alpha Cronbach digunakan untuk menilai keandalan skala. Sebelum melakukan analisis reliabilitas, semua
item bernada negatif dalam skala dibalik. Skor alfa Cronbach untuk skala pengetahuan keuangan (0,69),
skala sikap keuangan (0,89) dan skala perilaku keuangan (0,84) cukup memadai, menunjukkan reliabilitas
skala yang tinggi.

Hasil
Tabel 1 menyajikan ringkasan profil demografis responden. Dari total 370 responden, 77,3 persen adalah
perempuan, dan 22,7 persen adalah laki-laki. Responden dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu fakultas
bisnis dan manajemen (46,8 persen) dan fakultas lainnya (53,2 persen). Informasi demografis juga
menunjukkan bahwa 39,5 persen responden memiliki skor CGPA di atas 3,50 dan hanya 30,3 persen
responden yang pernah mengikuti Kursus Manajemen Keuangan.

Tabel 1 Profil Demografi Responden

Profil Keterangan Frekuensi (N) 84 Persentase (%)


Jenis kelamin Pria 22.7
Perempuan 286 77.3
Fakultas Bisnis 173 46.8
Fakultas lainnya 197 53.2
CGPA Kurang dari 104 28.1
3,0 3,01 – 3,50 120 32.4
3.50 – 4.00 146 39.5
Manajemen keuangan Ya 112 30.3
Kursus
Tidak 258 69.7

Tabel 2 menunjukkan hasil tanggapan benar pengetahuan keuangan. Pengetahuan keuangan diukur dengan
menguji jawaban yang benar pada 20 pertanyaan. Responden ditanya apakah masing-masing dari dua
puluh item pengetahuan keuangan itu benar, salah, atau tidak yakin. Hasilnya terungkap bahwa responden
memiliki skor yang sangat rendah pada pertanyaan tentang asuransi dan tabungan. Hanya enam persen
responden yang menjawab benar pada item “membeli asuransi adalah bentuk investasi terbaik”. Untuk item
“tabungan adalah sisa pendapatan setelah dikurangi pengeluaran”, hanya 12,2 persen yang mengetahui
jawaban yang benar.

Analisis deskriptif dihitung untuk keseluruhan dan untuk setiap pertanyaan pengetahuan keuangan untuk
mengkaji lebih lanjut tingkat pengetahuan keuangan responden. Untuk menghitung ringkasan indikator
pengetahuan keuangan siswa, skor untuk semua item dijumlahkan. Skor rata-rata adalah 10,32 dengan
standar deviasi 2,58. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat pengetahuan
keuangan sedang. Tiga skor cut-off digunakan untuk menentukan tingkat pengetahuan keuangan.
Responden dengan skor 0-6 dianggap memiliki tingkat pengetahuan keuangan yang rendah. Responden
yang memiliki skor 7-12 dianggap memiliki tingkat pengetahuan keuangan sedang. Responden dengan skor
13 sampai 20 dianggap memiliki tingkat pengetahuan keuangan yang tinggi. Hasil yang ditunjukkan pada
Tabel 3 menunjukkan mayoritas (71,6 persen) responden dinilai memiliki

27
Machine Translated by Google

Jurnal Internasional Penelitian Akademik dalam Bisnis dan Ilmu Sosial


Vol. 9 , 8 Agustus 2019, E-ISSN: 2222-6990 © 2019 HRMARS

tingkat pengetahuan keuangan sedang sedangkan hanya 20,8 persen yang dinilai memiliki tingkat pengetahuan
keuangan tinggi. Sisanya 7,6 persen dinilai memiliki tingkat pengetahuan keuangan yang rendah.

Tabel 2 Statistik deskriptif item pengetahuan keuangan

Jawaban Benar
(persentase) 61,0
Membeli barang dagangan secara kredit akan mengurangi daya beli di masa depan

Kenaikan harga akan menurunkan daya beli 88.1


Neraca mencerminkan posisi keuangan 72.6
Pemilik kartu kredit dapat membeli tanpa batas 75.1
Kita memiliki pengeluaran berlebih jika kita menggunakan tabungan kita untuk membeli kebutuhan sehari-hari 79.1
Penghematan menjadi dua kali lipat nilainya setelah sepuluh tahun 49.2
Tabungan adalah sisa penghasilan setelah dipotong 12.2
pengeluaran
Bunga mempengaruhi nilai simpanan di masa yang akan datang 83,0
Laporan laba rugi menggambarkan pendapatan dan beban pada tanggal tertentu 17,5

Will tidak diperlukan untuk keluarga 83.8


Membeli asuransi adalah bentuk investasi terbaik 6.0
Suku bunga rekening Tabungan lebih tinggi dari suku bunga rekening deposito 30.0

Asuransi jiwa melindungi pemegang polis dari beban keuangan 27.3


Kartu kredit meningkatkan daya beli seseorang 25.6
Seseorang dapat membelanjakan 20% di atas penghasilan bersihnya untuk 17.6
membayar cicilan bulanan
Penarikan tunai menggunakan kartu kredit adalah sumber keuangan berbiaya rendah 46.2
Semua jenis investasi selalu menghasilkan keuntungan 67.9
Kita bisa mengambil pinjaman untuk investasi 33.8
Kontribusi Employee Provident Fund cukup untuk pensiun 74.6
Sebuah keluarga harus memiliki tabungan darurat minimal 3 bulan dari pendapatan 84.9
keluarga

Tabel 3 Tingkat pengetahuan keuangan


Kategori Frekuensi 28 Persentase
Rendah 7.6
Sedang 265 71.6
Tinggi 77 20.8

Uji-t sampel independen dilakukan untuk membandingkan skor pengetahuan keuangan untuk pria dan wanita.
Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam nilai laki-laki (M=9.90, SD=3.00) dan perempuan (M=10.25,
SD=2.43); t(368)= -1.69, p=0.09 (dua sisi).

28
Machine Translated by Google

Jurnal Internasional Penelitian Akademik dalam Bisnis dan Ilmu Sosial


Vol. 9 , 8 Agustus 2019, E-ISSN: 2222-6990 © 2019 HRMARS

Independent sample t-test dilakukan untuk membandingkan skor pengetahuan keuangan responden yang
telah mengambil mata kuliah Manajemen Keuangan dan yang belum. Terdapat perbedaan skor yang signifikan
antara responden yang mengikuti mata kuliah Manajemen Keuangan (M=11.18, SD=2.32) dan responden yang
tidak mengikuti mata kuliah Manajemen Keuangan (M=9.95, SD=2.60); t(368)=4.292 , p=0.000 (dua sisi).

Pengaruh pengetahuan keuangan terhadap sikap keuangan siswa diselidiki dengan menggunakan regresi
linier sederhana. Analisis awal dilakukan untuk memastikan tidak ada pelanggaran terhadap asumsi
normalitas, linearitas, multikolinearitas, dan homoskedastisitas. Hasil pada Tabel 4 menunjukkan nilai R2
sebesar 0,036 (adjusted R2 sebesar 0,033). Ini berarti bahwa pengetahuan finansial menjelaskan 3,6 persen
varian sikap finansial. Tabel ANOVA menunjukkan nilai F (1, 368) = 13,546, p<0,000, nilai yang sangat signifikan.

Tabel 4 Analisis regresi linier sederhana

Model R R2 Disesuaikan St. Kesalahan F Sig


R2 Perkiraan
0,188 0,036 0,033 0,49219 13.546 0.000

Variabel Standar T Sig


Beta
Catatan Pengetahuan 0,188 3.681 0.000
Finansial: *p<.05, **p<.01, ***p<.001
Analisis regresi berganda dilakukan untuk menilai efek simultan dari pengetahuan finansial dan sikap finansial
terhadap perilaku finansial siswa. Hasil pada tabel 5 menunjukkan nilai R2 adalah 0,158, nilai yang signifikan,
F(2,367) = 34,53, MSresidual=0,188, p<0,001. Kesalahan standar estimasi adalah 0,43. Hasilnya mengungkapkan
bahwa model menjelaskan 15,8% dari varian perilaku keuangan. Ini mengungkapkan bahwa ada potensi besar
bahwa faktor lain menjelaskan perilaku keuangan siswa. Nilai beta variabel sikap keuangan terbesar (0,368)
dan signifikan. Ini berarti bahwa sikap finansial memberikan kontribusi unik terkuat secara statistik untuk
menjelaskan perilaku keuangan. Namun, pengetahuan keuangan tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan
terhadap perilaku keuangan.

Tabel 5 Analisis regresi berganda


Model R R2 Disesuaikan St. Kesalahan dari F Sig
R2 Perkiraan
0,398 0,158 0,154 0,43352 34.53 0.000

Variabel Standar T Sig


Beta
Pengetahuan Keuangan 0,03 0,617 0,538
Sikap Keuangan 0,391 8.023 0.000
Catatan: *p<.05, **p<.01, ***p<.001

29
Machine Translated by Google

Jurnal Internasional Penelitian Akademik dalam Bisnis dan Ilmu Sosial


Vol. 9 , 8 Agustus 2019, E-ISSN: 2222-6990 © 2019 HRMARS

Diskusi dan kesimpulan


Studi ini menganalisis literasi keuangan di kalangan mahasiswa di Malaysia. Penelitian ini juga
mengidentifikasi pengaruh pengetahuan keuangan dan sikap keuangan terhadap perilaku keuangan
mahasiswa. Secara umum, hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden memiliki tingkat
pengetahuan keuangan sedang. Responden memiliki skor yang sangat rendah pada item mengenai
asuransi dan tabungan. Mereka tidak memahami tujuan memiliki asuransi karena sebagian besar dari
mereka beranggapan bahwa memiliki asuransi adalah salah satu bentuk investasi. Temuan juga
menunjukkan responden yang telah menyelesaikan mata kuliah Manajemen Keuangan memiliki
pengetahuan keuangan yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang tidak mengambil mata kuliah
Manajemen Keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan keuangan berpengaruh
signifikan terhadap sikap keuangan, dan sikap keuangan berpengaruh signifikan terhadap perilaku
keuangan. Namun, penelitian ini menemukan bahwa pengetahuan keuangan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhad

Hasil penelitian ini sejalan dengan Ergun (2017) bahwa mengikuti mata kuliah Manajemen Keuangan
memang memberikan dampak positif dan signifikan terhadap pengetahuan keuangan. Temuan kami
menyoroti bahwa mata kuliah Manajemen Keuangan harus ditekankan di universitas sebagai bagian dari
kurikulum. Kursus dan seminar keuangan menyadarkan mahasiswa akan pentingnya perilaku keuangan
yang baik (Borden et al., 2008). Konsisten dengan Gill dan Bhattacharya (2017), penelitian ini menemukan
bahwa pengetahuan keuangan berpengaruh signifikan terhadap sikap keuangan. Potrich et al (2016) dan
Yong, Yew and Wee (2018) menemukan bahwa pengetahuan keuangan dan sikap keuangan berpengaruh
positif terhadap perilaku keuangan. Namun, konsisten dengan Hancock et al. (2013), penelitian ini
menemukan bahwa hanya sikap keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap perilaku keuangan.
Sebaliknya, pengetahuan keuangan bukanlah prediktor yang signifikan dari perilaku keuangan.
Studi sebelumnya juga mengamati bahwa pengetahuan keuangan tidak secara langsung terkait dengan
perilaku keuangan yang baik (Borden et al, 2008; Hancok et al, 2013; Henader & Cuder, 2019; Tang &
Baker, 2016). Ditemukan bahwa pengetahuan keuangan itu penting tetapi tidak cukup untuk menghasilkan
perilaku yang baik. Oleh karena itu, tampaknya hanya memiliki pengetahuan keuangan yang baik tidak
dapat diterjemahkan ke dalam perilaku kehati-hatian yang konsisten (Borden et al. 2008). Penting untuk
dicatat bahwa model dalam penelitian ini hanya menjelaskan 15,8% dari varian perilaku keuangan. Hasil
ini menyiratkan bahwa ada faktor lain yang akan berkontribusi terhadap perilaku keuangan. Studi lebih
lanjut yang memasukkan lebih banyak variabel sebagai faktor prediksi potensial untuk perilaku keuangan
disarankan, dan penelitian selanjutnya mungkin ingin menguji pengaruh pengetahuan keuangan terhadap
perilaku keuangan jangka pendek dan jangka panjang. Penting untuk mengidentifikasi faktor perilaku
keuangan karena mempengaruhi kesejahteraan keuangan individu.

Penelitian ini mengeksplorasi literasi keuangan berdasarkan pendekatan perilaku. Studi ini memberikan
wawasan wawasan bagi siswa, pembuat kebijakan dan pendidik tentang pengetahuan keuangan, sikap
keuangan, dan perilaku keuangan. Studi ini berkontribusi pada literatur yang ada tentang kebutuhan
untuk memasukkan kursus keuangan dalam kurikulum universitas. Studi ini telah menunjukkan bahwa
mahasiswa kurang memiliki pengetahuan keuangan. Dengan demikian, penting untuk memberikan kursus
keuangan yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan keuangan, sikap keuangan, dan perilaku
keuangan mahasiswa.

Ucapan Terima Kasih


Penelitian ini didanai oleh Universiti Pendidikan Sultan Idris di bawah Geran Penyelidikan Universiti
(Research Code: 2018-0025-107-1).
30
Machine Translated by Google

Jurnal Internasional Penelitian Akademik dalam Bisnis dan Ilmu Sosial


Vol. 9 , 8 Agustus 2019, E-ISSN: 2222-6990 © 2019 HRMARS

Penulis yang sesuai


Rusliza Yahaya
Dosen senior
Universitas Pendidikan Sultan Idris
35900, Tanjung Malim, Perak
Malaysia Email:
rusliza@fpe.upsi.edu.my

Referensi
Albeerdy, MI, & Gharleghi, B. (2015). Penentu literasi keuangan di kalangan mahasiswa di
Malaysia. Jurnal Internasional Administrasi Bisnis, 6(3)15-25 Anjali, D. (2016). Literasi
keuangan di kalangan wanita. Sebuah studi sampel di distrik kamrup Assam. Jurnal
Internasional Tinjauan Ekonomi dan Bisnis, 4(2), 144-147.
Bank Negara Malaysia (2013). Laporan Tahunan. Bank Sentral Malaysia, Kuala Lumpur
Borden, LM, Lee, SA, Serido, J., & Collins, D. (2008). Mengubah pengetahuan keuangan,
sikap, dan perilaku mahasiswa melalui partisipasi seminar. Jurnal Masalah Keluarga
dan Ekonomi, 29, 24-40 Borodich, S., Deplazes, S., Kardash, N., & Kovzik, A. (2010).
Analisis perbandingan tingkat literasi keuangan di kalangan pelajar di AS, Belarusia, dan
Jepang. Jurnal Riset Ekonomi dan Pendidikan Ekonomi, 11(3), 71-86.

Bushan, P. & Medury, Y. (2013). Literasi keuangan dan determinannya. Jurnal Internasional
Teknik, Aplikasi Bisnis dan Perusahaan, 13(145), 155.
Chen, H. & Volpe, RP (1998). Analisis literasi keuangan pribadi di kalangan perguruan tinggi
siswa. Tinjauan Jasa Keuangan, 7(2), 107-108.
Chinen, K., & Endo, H. (2012). Pengaruh sikap dan latar belakang terhadap kemampuan
keuangan pribadi: survei siswa di Amerika Serikat. Jurnal Manajemen Internasional, 29 (1), 33-
45.
Departemen Kebangkrutan Malaysia (2016). Laporan Tahunan BHEUU
2016 Ergun, K. (2017). Literasi keuangan di kalangan mahasiswa: Sebuah studi di delapan
negara Eropa. Jurnal Internasional Studi Konsumen, 42, 2-15.
Gill, A., & Bhattacharya, R. (2017). Interaksi sikap keuangan dan pengetahuan keuangan:
Bukti keluarga Hispanik berpenghasilan rendah. Jurnal Ekonomi Atlantik, 45,
497-510
Hancok, A.M, Jorgensen, BL, & Swanson, MS (2013). Mahasiswa dan penggunaan kartu
kredit: Peran orang tua, pengalaman kerja, pengetahuan keuangan, dan sikap kartu kredit.
Jurnal Masalah Keluarga dan Ekonomi, 34, 369-381
Henager, R., & Cude, BJ (2019). Literasi keuangan lulusan SMA: Perilaku keuangan jangka
panjang dan pendek berdasarkan kelompok umur. Jurnal Masalah Keluarga dan Ekonomi, 40, 564-
575
Huhmann, BA, & McQuitty, S. (2009). Sebuah model numerasi keuangan konsumen.
Jurnal Internasional Pemasaran Bank, 27(4), 270-293
Lusardi, A. & Mitchell, OS (2007). Literasi keuangan dan kesiapan pensiun: bukti
dan implikasi untuk pendidikan keuangan. Ekonomi Bisnis, 42(1), 35-44.
Lusardi, A., Mitchell, OS & Curto, V. (2010). Literasi keuangan di kalangan muda. Jurnal Urusan
Konsumen, 44(2), 358-380.

31
Machine Translated by Google

Jurnal Internasional Penelitian Akademik dalam Bisnis dan Ilmu Sosial


Vol. 9 , 8 Agustus 2019, E-ISSN: 2222-6990 © 2019 HRMARS

Lusardi, A. & Mitchell, OS (2014). Pentingnya ekonomi literasi keuangan: teori dan bukti, Jurnal
Sastra Ekonomi, 52(1), 5-44.
Mahdzan, NS & Tabiani, S. (2013). Dampak literasi keuangan pada tabungan individu: studi
eksplorasi dalam konteks Malaysia. Transformasi dalam Bisnis & Ekonomi, 12(1), 41-55.

Mandell, L. & Klein, LS (2009). Dampak pendidikan literasi keuangan terhadap perilaku keuangan
selanjutnya. Jurnal Penyuluhan dan Perencanaan Keuangan, 20(1), 15-24.
Mohd. Shamsuri, G., Ilyani, A., Aishah, SM, Afizah, NMA, & Azmi, M. (2017). Literasi keuangan
pribadi di kalangan siswa SMA di Raub, Pahang, Malaysia. Jurnal Teknik dan Ilmu Terapan
12(7), 1830-1834.OECD. (2005). Rekomendasi tentang prinsip dan praktik yang baik untuk
pendidikan dan kesadaran keuangan. Diambil dari http://www.oecd.org.finance/financial-
education/35108560.pdf Potrich, ACG, Vieira, KM, & Mendes-Da-Silva, W. (2016).
Pengembangan model literasi keuangan untuk mahasiswa. Kajian Riset Manajemen, 39(3), 356-376.

Sabri, MF & MacDonald, M. (2010). Perilaku menabung dan masalah keuangan di kalangan
mahasiswa: peran literasi keuangan di Malaysia. Komunikasi Lintas Budaya, 6(3), 103-110.

Sucuahi, W. (2013). Penentu Literasi Keuangan Pengusaha Mikro di Davao City.


Jurnal Internasional Riset Akuntansi, 1(1), 45.
Tang, N., & Baker, A. (2016). Harga diri, pengetahuan finansial, dan perilaku finansial. Jurnal
Psikologi Ekonomi, 54, 164-176
Wagland, SP, & Taylor, S. (2009). Dalam hal literasi keuangan, apakah gender benar-benar merupakan
isu. Jurnal Bisnis & Keuangan Akuntansi Australasia, 3(1), 13-25.
Xiao, JJ, Chen, C., & Chen, F. (2014). Kemampuan finansial konsumen dan kepuasan finansial.
Penelitian Indikator Sosial, 118(1), 415-432.
Yong, C., Yew, S., & Wee, C. (2018). Pengetahuan keuangan, sikap dan perilaku dewasa muda
yang bekerja di Malaysia. Institusi dan Ekonomi, 10(4), 21-48.

32

Anda mungkin juga menyukai