Anda di halaman 1dari 11

Himalayan Economics and

Business Management
Open Access
Research Article
The Moderating Effects Financial Self Eficacy and Income Level on the
Relationship Between Financial Literacy and Millennial Saving
Behavior in Indonesia-Malaysia Border West Kalimantan
Rizki Ansori1, Maria Christiana Iman Kalis2, Muhammad Irfani Hendri3
1
Mahasiswa Prodi Doktor Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura, Pontianak,
Indonesia
2,3
Dosen Faculty of Economics and Business, Universitas Tanjungpura, Pontianak, Indonesia
Abstract: Penelitian ini mengeksplorasi efek moderasi dari Financial Self Eficacy dan Income
*Corresponding Author Level pada hubungan antara Financial Literacy dan Millenial Saving Behavior. Penelitian literasi
Rizki Ansori keuangan saat ini mengakui bahwa variabel ini dapat mempengaruhi hubungan saving behavior,
Article History namun sedikit penelitian telah dilakukan mengatasi dampak dari faktor ini. Menggunakan kumpulan
Received: 15.10.2023 data yang tersedia untuk umum sebanyak 200 responden Millenial di Indonesia khususnya di wilayah
Accepted: 20.10.2023 perbatasan Entikong Kalimantan Barat, saya berhipotesis bahwa faktor ini memiliki efek moderasi
Published: 30.10.2023 yang positif yang artinya dapat meningkatkan kekuatan dan arah hubungan.

Citations: Keywords: Formal Education, Financial Literacy Education, Financial Literacy, Millenial
Rizki Ansori, et al., (2023); The Saving Behavior, West Kalimantan Border.
Moderating Effects Financial Self
Eficacy and Income Level on the
Relationship Between Financial Literacy
and Millennial Saving Behavior in
Indonesia-Malaysia Border West
Kalimantan; Hmlyan Jr Eco Bus Mgn;
4(5), 124-134

PENDAHULUAN
Wilayah perbatasan seringkali menjadi titik kemampuan generasi milenial untuk menabung dan
pertemuan budaya, perdagangan, dan interaksi antara berinvestasi.
dua negara. Di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia
khususnya di Entikong Kamilantan Barat, perpaduan Di wilayah perbatasan yang memiliki karakteristik
budaya dan perubahan ekonomi global menciptakan unik ini, muncul pertanyaan tentang bagaimana literasi
lingkungan yang dinamis dan unik. Generasi milenial di keuangan, financial self-efficacy, dan tingkat pendapatan
wilayah perbatasan ini dihadapkan pada sejumlah berinteraksi dalam membentuk perilaku menabung
tantangan dan peluang yang berbeda dari yang dialami generasi milenial. Millennial saving di Indonesia wilayah
oleh generasi sebelumnya. Salah satu aspek penting perbatasan Kalimantan Barat Entikong dipengaruhi oleh
dalam kehidupan finansial generasi milenial adalah berbagai faktor, termasuk perubahan gaya hidup dan
literasi keuangan. Literasi keuangan mencakup kondisi ekonomi global. Pertama, millennial di wilayah
pemahaman tentang konsep dasar keuangan, pengelolaan perbatasan Kalimantan Barat memiliki pola konsumsi
uang, investasi, dan perencanaan keuangan. Generasi yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Mereka lebih
milenial di wilayah perbatasan ini diharapkan memiliki fokus pada pengalaman dari pada benda material,
literasi keuangan yang kuat untuk menghadapi berbagai sehingga cenderung menghabiskan uang mereka untuk
keputusan keuangan yang kompleks dan beragam, traveling, kuliner, atau aktivitas lainnya yang menarik.
termasuk investasi masa depan dan persiapan pensiun. Hal ini bisa menjadi penghambat dalam upaya mereka
Namun, literasi keuangan saja mungkin tidak cukup untuk menabung. Kedua, meskipun pendapatan
untuk memahami perilaku keuangan generasi milenial. millennial wilayah perbatasan Kalimantan Barat terus
Konsep "financial self-efficacy" atau keyakinan diri meningkat, biaya hidup juga semakin tinggi. Hal ini
dalam mengelola keuangan juga memiliki peran penting membuat mereka kesulitan untuk menabung dan
dalam membentuk keputusan keuangan individu. memperoleh keamanan finansial di masa depan. Ketiga,
Tingkat pendapatan juga dapat memengaruhi kondisi ekonomi global yang tidak stabil, seperti
pandemi COVID-19, turut mempengaruhi kebiasaan

124
Rizki Ansori, et al., Hmlyan Jr Eco Bus Mgn; 4(5), (Sept-Oct)-124-134

menabung millennial di perbatasan Kalimantan Barat. individu yang memiliki tingkat literasi keuangan yang
Beberapa di antara mereka terpaksa mengalihkan tinggi cenderung memiliki perilaku menabung yang
tabungan mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari lebih baik dibandingkan dengan individu yang memiliki
atau menghadapi situasi darurat yang tidak terduga. tingkat literasi keuangan yang rendah. Hal ini dapat
Namun, di sisi lain, ada juga millennial di perbatasan dilihat dari kemampuan individu dalam memahami dan
Kalimantan Barat yang mulai menyadari pentingnya mengelola berbagai produk keuangan, seperti kartu
menabung dan mempersiapkan keuangan di masa depan. kredit, pinjaman, dan investasi. Peneliti telah
Mereka mencari informasi dan cara untuk mengelola menyerukan studi tambahan di bidang literasi keuangan
keuangan mereka dengan baik, seperti memanfaatkan untuk lebih baik memahami faktor-faktor yang
aplikasi keuangan atau belajar investasi. Hal ini memengaruhi kemampuan seseorang untuk membuat
menunjukkan bahwa semakin banyak millennial yang keputusan keuangan yang tepat (Hogarth dan Anguelov
menyadari pentingnya menabung untuk meraih 2013, Bernheim, Ray et al., 2015, Brown 2018).
kebebasan finansial di masa depan. Demikian pula, tingkat pendapatan seseorang juga dapat
memainkan peran dalam menentukan sejauh mana
Pengetahuan akan literasi keuangan sangat literasi keuangan memengaruhi perilaku menabung
diperlukan dalam menghadapi perubahan dan tantangan mereka (Lusardi dan Mitchell 2011). Maka,
global saat ini terlebih lagi generasi Millenial yang saat mempertimbangkan faktor-faktor moderasi potensial ini,
ini menjadi tonggak ekonomi Indonesia. Literasi penting untuk meneliti bagaimana literasi keuangan,
keuangan mungkin lebih penting sekarang daripada kepercayaan diri keuangan, dan tingkat pendapatan
sebelumnya, terutama untuk millenial yang lahir antara saling berinteraksi untuk mempengaruhi perilaku
tahun 1981 dan 1996 merupakan generasi dewasa menabung milenial. Memahami hubungan ini dapat
terbesar yang masih hidup (Dimock 2019). Penelitian ini membantu para pembuat kebijakan, pendidik keuangan,
difokuskan pada perilaku menabung generasi millennial, dan individu itu sendiri untuk mengembangkan strategi
hal ini penting karena generasi millenial saat ini menjadi yang lebih efektif untuk mempromosikan perilaku
salah satu kelompok yang paling rentan terhadap menabung yang sehat dan kesejahteraan keuangan di
masalah finansial, seperti kurangnya literasi finansial dan kalangan milenial.
kesulitan dalam menabung. Tidak diragukan lagi
millenial harus memanfaatkan fasilitas tabungan dan Konsistensi dari seluruh makalah penelitian ini
investasi lain untuk masa depan mereka dan tidak boleh adalah bahwa generasi millenial sebagian besar kurang
bergantung pada rencana pensiun yang kuno dan siap menghadapi tantangan keuangan ketika beranjak
program kesejahteraan sosial untuk dapat memberikan dewasa meskipun ada upaya untuk meningkatkan
penghasilan di masa pensiun. Pekerja yang lebih tua kemampuan melalui pendidikan sekolah menengah dan
mengandalkan rencana manfaat pasti (Define Benefit) perguruan tinggi program literasi keuangan serta sumber
dan Sosial Keamanan (Lusardi dan Mitchell 2014, pendidikan lainnya. Banyak penelitian menemukan
Topoleski dan Myers 2020). Perilaku menabung bahwa pendidikan literasi keuangan dapat meningkatkan
merupakan aspek penting dari keuangan pribadi yang pengetahuan, meskipun ada faktor lain seperti motivasi
dapat sangat mempengaruhi kesejahteraan keuangan (Mandell dan Klein 2007, Muizzuddin, Taufik et al.,
seseorang dalam jangka panjang. Namun, studi telah 2017), faktor sosial ekonomi (Chen dan Volpe 1998,
menunjukkan bahwa banyak individu, terutama milenial, Agnew dan Cameron-Agnew 2015, Bottazzi dan Lusardi
mengalami kesulitan dalam menabung uang, yang dapat 2020), jenis kelamin (Chen dan Volpe 1998, Jang, Hahn
menyebabkan ketidakamanan keuangan dan masalah dkk. 2014, Agnew dan Cameron-Agnew 2015, Bottazzi
terkait lainnya. Salah satu faktor yang dapat dan Lusardi 2020), faktor budaya dan suku bangsa (Chen
mempengaruhi perilaku menabung adalah literasi dan Volpe 1998, Jang, Hahn et al., 2014) dari faktor-
keuangan, yang mengacu pada pengetahuan dan faktor tersebut dapat mempengaruhi secara substansial.
pemahaman seseorang tentang konsep, produk, dan Penting juga untuk dicatat bahwa sementara literasi
praktik keuangan. Literasi keuangan telah terbukti keuangan dan program manfaat kesehatan masih belum
berhubungan positif dengan perilaku menabung, karena tersedia secara luas di sekolah dan tempat kerja, namun
individu yang lebih melek keuangan cenderung lebih ketika ditawarkan pemanfaatannya kurang baik dan
menyadari pentingnya menabung dan lebih terampil hasilnya tidak konsisten (Chen dan Volpe 1998, Mandell
dalam membuat keputusan keuangan yang berinformasi. dan Klein 2007, Jang, Hahn et al., 2014, Urban,
Schmeiser et al.,2020).
Namun, faktor lain mungkin mempengaruhi
hubungan antara literasi keuangan dan perilaku Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menabung. Misalnya, tingkat kepercayaan diri keuangan mengeksplorasi hubungan antara Financial Literacy dan
seseorang, yang merupakan keyakinan mereka dalam Millenial Saving Behavior. Penelitian ini berfokus pada
kemampuan mereka untuk mengelola sumber daya tiga variabel yang berbeda dan efek moderasi hubungan
keuangannya secara efektif, dapat memoderasi hubungan antara literasi keuangan dengan perilaku menabung
antara literasi keuangan dan perilaku menabung. Literasi milenial. Itu teori-teori yang mendasari yang disebutkan
keuangan sangat penting dalam mengelola keuangan penelitian ini berhubungan dengan variabel-variabel
pribadi. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa yang akan dipelajari dan akan menjelaskan perilaku
125
Rizki Ansori, et al., Hmlyan Jr Eco Bus Mgn; 4(5), (Sept-Oct)-124-134

manusia yang telah didokumentasikan memiliki dampak keterlibatan pasar saham yang lebih sedikit, dan
pada perilaku (Tversky dan Kahneman 1974, Kahneman kurangnya perencanaan pensiun (Lusardi dan Mitchell
dan Tversky 1979, Kahneman dan Tversky 1984). 2011). Berdasarkan bukti ini, pendidikan formal
Pemahaman yang lebih baik tentang cara orang membuat digunakan sebagai anteseden literasi keuangan dalam
keputusan, menetapkan tujuan, dan memotivasi diri model penelitian dan menjadi hipotesis pertama yang
mereka sendiri untuk bertindak membantu memahami diajukan seperti yang tercantum di bawah ini.
alasan di balik perilaku keuangan mereka generasi H1: Semakin tinggi Formal Education maka akan
millenial. Literasi keuangan yang akan dikaji dalam meningkatkan Financial Literacy.
tulisan ini adalah pendidikan formal dan pendidikan
literasi keuangan. Kedua variabel telah dipelajari dan Literatur tentang hubungan antara literasi keuangan
diidentifikasi memiliki korelasi positif dengan tingkat dan pendidikan tingkat literasi keuangan jelas dan
literasi keuangan seseorang (Lusardi 2008, Lusardi dan menyimpulkan bahwa program pendidikan keuangan
Mitchell 2011, Lusardi dan Mitchell 2011, Kaiser dan meningkatkan tingkat literasi keuangan (Lusardi 2008,
Menkhoff 2018, Frisancho 2019, Rothwell dan Wu 2019, Kaiser dan Menkhoff 2018, Frisancho 2019, Rothwell
Perkotaan, Schmeiser et al., 2020). Hasil penelitian dan Wu 2019, Urban, Schmeiser dkk. 2020). Penelitian
menunjukkan bahwa pendidikan yang lebih umum lain menunjukkan bahwa banyak ibu rumah tangga
dimiliki seseorang, semakin tinggi tingkat literasi bahkan tidak memiliki pemahaman paling dasar tentang
keuangannya (Lusardi dan Mitchell 2011). Demikian konsep keuangan yang harus dibuat mengenai keputusan
pula, semakin banyak pendidikan literasi keuangan yang tabungan dan investasi yang optimal sehingga
di alami seseorang, maka semakin tinggi tingkat menunjukkan tingkat literasi keuangan yang rendah dan
keuangan literasi (Lusardi 2008, Kaiser dan Menkhoff dapat menyebabkan hasil keuangan yang tidak
2018, Frisancho 2019, Rothwell dan Wu 2019, diinginkan (Lusardi dan Mitchell 2007). Oleh karena itu,
Perkotaan, Schmeiser et al., 2020). Dengan beberapa pendidikan literasi keuangan merupakan anteseden
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kedua dari literasi keuangan dan dinyatakan sebagai
wawasan literasi keuangan generasi millennial hipotesis kedua.
berpenghasilan rendah hingga sedang dan hubungan H2: Semakin tinggi Financial Literacy Education
literasi keuangan mereka terhadap perilaku menabung. maka akan meningkatkan Financial Literasi.
Selain itu, terdapat pengujian terhadap kesesuaian
pertanyaan Lusardi dan Mitchell (2005) untuk seseorang Penelitian di bidang literasi keuangan banyak
yang berpendapatan rendah dan sedang. Knoll dan Houts memahami faktor-faktor yang memengaruhi
(2012) telah mengindikasikan bahwa literasi keuangan kemampuan seseorang untuk membuat keputusan
sebagaimana yang diukur dengan pertanyaan-pertanyaan keuangan yang tepat (Hogarth dan Anguelov 2013,
ini, umumnya akan meningkatkan pendapatan dan Bernheim, Ray et al., 2015, Brown 2018). Banyak teori
dinyatakan bahwa hasil untuk pertanyaan ini akan yang dibahas sebelumnya meminta perhatian pada cara-
beragam. cara yang diyakini kemampuan seseorang, motivasi, dan
kemampuan menetapkan tujuan merupakan faktor
Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini psikologis yang dapat berdampak hasil keuangan.
merupakan gabungan dari Goal Setting Theory, Self- Dengan literatur yang jelas menghubungkan tingkat
efficacy Theory, dan Motivation Theory. Teori-teori ini literasi keuangan yang tinggi dengan perilaku keuangan
berhubungan dengan literasi keuangan dan model positif di ambil hipotesis berikut.
konseptual yang diajukan dalam penelitian ini karena
keterkaitan antara literasi keuangan dan perilaku. Ada H3: Semakin tinggi Financial Literacy maka akan
unsur kemanusiaan yang kuat dalam perilaku keuangan meningkatkan Millenial Saving Behavior
karena adanya faktor ikatan emosional yang dimiliki Self-efficacy, atau keyakinan pada kemampuan
orang dengan uang mereka, oleh karena itu literasi seseorang untuk menjadi keputusan yang optimal terkait
keuangan dan perilaku keuangan selanjutnya harus dengan literasi keuangan dan praktik manajemen
dilihat melalui berbagai sudut pandang termasuk keuangan yang disarankan proses psikologis yang
psikologis dan perilaku (Serido dan Shim 2017, terlibat dalam diri seseorang yang memiliki tingkat
American Psychological Association 2020, Hasler, efikasi diri yang tinggi dihubungkan dengan ketahanan
Lusardi et al., 2021). dalam menghadapi kesulitan bersama dengan seberapa
baik kemampuan sesorang pulih dari kegagalan
Korelasi antara tingkat pendidikan formal seseorang (Bandura 1994, Bandura 1997). Tautan ini telah dicatat
dan tingkat literasi keuangan (Lusardi 2008, Lusardi dan berdampak pada manajemen keuangan dan faktor
Mitchell 2011). Bukti menunjukkan bahwa tingkat penentu keberhasilan seseorang dalam mengelola
pendidikan formal yang rendah dikaitkan dengan tingkat keuangan pribadinya serta kemampuan mereka untuk
literasi keuangan yang rendah dan dengan ini orang mengelola tabungan dan biaya lainnya (Shim dan Siegel
dengan tingkat literasi keuangan yang rendah cenderung 1991, Hilgert dan Hogarth 2003).
membuat keputusan keuangan yang buruk seperti
memiliki akumulasi kekayaan yang lebih sedikit, H4: Financial Self-Efficacy secara positif
memiliki pinjaman dengan suku bunga yang lebih tinggi, memoderasi hubungan antara Financial Literacy dan
126
Rizki Ansori, et al., Hmlyan Jr Eco Bus Mgn; 4(5), (Sept-Oct)-124-134

Millenial Saving Behavior sehingga Self-Efficacy akan menyimpan lebih banyak uang. Namun, hal ini
memperkuat hubungan antara Financial Literacy dan tidak selalu terjadi dan masih ada faktor-faktor lain yang
Millenial Saving Behavior. dapat mempengaruhi perilaku menyimpan, seperti
kebiasaan pengeluaran dan prioritas keuangan individu.
Income level dapat dianggap sebagai variabel yang Lusardi dan Mitchell (2011) menunjukkan bahwa orang
mempengaruhi perilaku menyimpan (saving behavior) yang memiliki pendapatan yang lebih tinggi cenderung
seseorang, sehingga saving behavior dianggap sebagai memiliki tingkat literasi keuangan yang lebih baik
variabel dependen. Dalam hal ini, semakin tinggi income daripada orang yang memiliki pendapatan yang lebih
level seseorang, semakin besar kemungkinan mereka rendah

H5: Income Level secara positif memoderasi hubungan H8: Semakin tinggi Financial Self-Efficacy maka akan
antara Financial Literacy dan Millenial Saving Behavior meningkatkan Millenial Saving Behavior
sehingga Income Level memperkuat hubungan antara H9: Semakin tinggi Income Level maka akan
Financial Literacy dan Millenial Saving Behavior. meningkatkan Millenial Saving Behavior
H6: Semakin tinggi Financial Literacy maka akan Model penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang telah
meningkatkan Financial Self-Efficacy. dirumuskan, dapat disajikan sebagai berikut.
H7: Semakin tinggi Financial Literacy maka akan
meningkatkan Income Level.

Gambar 1 Model Penelitian


Sumber: Data Penelitian 2023

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif sampel. Model kuesioner yang digunakan dalam
dengan metode survey sebagai desain penelitian. penelitian ini dengan pengukuran skala Likert 7 point.
Penelitian ini dilakukan secara acak pada generasi
millenial yang berusia diatas 27 tahun sampai 42 tahun Populasi pada penelitian ini adalah seluruh generasi
di Entikong perbatasan Kalimantan Barat. Objek millenial di Entikong perbatasan Kalimantan Barat.
penelitian yang diangkat dalam penelitian ini yaitu Sampel dalam penelitian ini adalah generasi millenial
Financial Literacy dan Millenial Saving Behavior yang dan telah memenuhi kriteria pemilihan sampel. Adapun
dipengaruhi oleh Formal Education dan Financial kriteria sampel yang ditentukan bagi responden
Literacy Education. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu generasi millenial yang berusia
penelitian ini yaitu data kuantitatif dan sumber data yang diatas 27 tahun dan memiliki rekening di bank. Alasan
digunakan yaitu data primer. Data kuantitatif yang adanya penentuan kriteria sampel dalam penelitian ini,
digunakan dalam penelitian ini berupa score yang agar responden yang mengisi kuesioner memang benar-
diperoleh dari jawaban atas pertanyaan kuesioner yang benar generasi millenial yang dapat menabung
diberikan kepada generasi millenial yang memenuhi dikarenakan pemahaman akan literasi keuangan dan
kriteria sampel di Indonesia. Metode pegumpulan data obyek penelitian lebih tepat sasaran. Jumlah sampel yang
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner. digunakan pada penelitian ini adalah 200 orang dari jenis
Kuesioner yang disebar berupa daftar pertanyaan kelamin laki-laki dan perempuan.
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Financial
Literacy pada Millenial Saving Behavior. Kuesioner Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian
akan disebarkan secara langsung oleh peneliti melalui ini yaitu regresi linier berganda dengan alat bantu
media sosial dan memberikan lembaran kuesioner yang SmartPLS 3.0. Analisis Partial Least Square (PLS)
harus dijawab oleh generasi millenial yang dijadikan digunakan dalam penelitian ini guna mengetahui
hubungan antara dua variabel independen (Formal

127
Rizki Ansori, et al., Hmlyan Jr Eco Bus Mgn; 4(5), (Sept-Oct)-124-134

Education dan Financial Literacy Education) dengan analisis. PLS juga tidak perlu didasarkan atas banyak
variabel mediasi (Financial Literacy) dan variabel asumsi sehingga data tidak diharuskan berdistribusi
dependen (Millenial Saving Behavior) dengan di normal multivariant. Kelebihan lainnya dari PLS ini
moderasi (Financial Self-Efficacy dan Income Level). dapat melakukan analisis teori yang dikatakan masih
Alasan menggunakan PLS sebagai teknik analisis data, lemah, hal ini dikarenakan Partial Least Square dapat
dikarenakan dalam menggunakan analisis ini tidak digunakan untuk melakukan prediksi dengan
didasarkan asumsi bahwa jumlah sampel harus besar, menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antara variabel
jumlah sampel kurang dari 100 dapat juga dilakukan laten (Ghozali & Latan, 2014).

Gambar 2. Model Penelitian


Sumber: Data Penelitian 2023
Tahapan analisis data menggunakan PLS pada enam cara, yaitu uji R-Square, uji Path Coefficient, uji T,
penelitian ini dilakukandengan melihat outer model dan uji predictive relevance, uji fit model, dan uji effect size.
inner model. Outer model dilakukan untuk melihat nilai Jika nilai t statistik lebih besar daripada 1,96 pada
validitas dan reliabilitas dalam suatu model penelitian. signifikansi 5%, maka variabel independent tersebut
Uji validitas selanjutnya akan terbagi manjadi dua uji, berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
yaitu convergent validity dan discriminant validity. dependen, dan begitupun sebaliknya (Noviyanti &
Sedangkan Uji reliabilitas dapat diukur dengan dua cara Nushasanah, 2019).
yaitu melihat dari nilai composite reliability dan
cronbach’s alpha. Inner model merupakan analisis yang HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan untuk menguji hipotesis dalam melihat Penelitian ini di tujukan kepada generasi millenial di
pengaruh antara variable laten independen yaitu Formal Entikong perbatasan Kalimantan Barat Indonesia
Education (X1) Financial Literacy Education (X2) melalui media sosial, namun yang bersedia mengisi
Financial Literacy (X3) dengan variabel laten dependen kuesioner penelitian hanya 237 responden. Berikut
yaitu Millenial Saving Behavior (Y) dengan dimoderasi merupakan data penyebaran kuesioner yang dapat dilihat
oleh Financial Self-Efficacy (M1) dan Income Level pada Tabel 1 berikut.
(M2). Evaluasi model struktural dapat dilakukan dengan

Tabel 1. Data Penyebaran Kuesioner


Keterangan Jumlah Kuesioner
Total kuesioner yang tersebar 237
Kuesioner yang tidak diterima 0
Pengembalian kuesioner 0
Kuesioner yang tidak memenuhi kriteria 37
Kuesioner yang digunakan penelitian 200
Tingkat pengembalian kuesioner (Response Rate) = 0/237x100% 0
128
Rizki Ansori, et al., Hmlyan Jr Eco Bus Mgn; 4(5), (Sept-Oct)-124-134

Tingkat penggunaan kuesioner (Usable Response Rate) = 200/237x100% 84,39%


Sumber: Data Penelitian 2023

Tabel 2. Karakteristik Responden


Keterangan Jumlah (Orang) Persentase
Jenis Kelamin
Laki-laki 101 50,5%
Perempuan 99 49,5%
Total 200 100%
Usia
< 27 tahun 0 0%
27 th – 42 th (millenial) 200 100%
> 42 tahun 0 0%
Total 200 100%
Rekening di bank
Ya 200 100%
Tidak 0 0%
Total 200 100%
Penghasilan sebulan
< 5 juta 143 71.5%
5 – 10 juta 41 20,5%
> 10 juta 16 8%
Total 200 100%
Pendidikan terakhir
SD 45 22,5%
SMP 21 10,5%
SMA 33 16,5%
D3 8 4%
S1 87 43,5%
S2 6 3%
S3 0 0%
Total 200 100%
Pekerjaan
PNS 27 13,5%
BUMN 7 3,5%
Swasta 125 62,5%
Tidak/Belum bekerja 41 20,5%
Total 200 100%
Pendidikan terakhir Ayah/Ibu
SD
SMP 48 24%
SMA 28 14%
D3 78 39%
S1 0 0%
S2 46 23%
S3 0 0%
Total 0 0%
200 100%
Sumber: Data Penelitian 2023
Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar
kuesioner di media sosial dan telah di isi sebanyak 237 Berdasarkan Tabel 2, dilihat bahwa karakteristik
orang responden. Responden yang memenuhi kriteria responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan
sampel yaitu sebesar 200 orang yang usia generasi bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki.
millenial, sehingga kuesioner yang terkumpul sebanyak Karakteristik responden berdasarkan usia menunjukkan
200 orang responden. Adapun ringkasan mengenai bahwa mayoritas responden berusia 27-42 tahun
karakteristik responden pada penelitian ini dapat dilihat (millenial). Karakteristik responden memiliki rekening
pada Tabel 2. di bank. Karakteristik responden berdasarkan
129
Rizki Ansori, et al., Hmlyan Jr Eco Bus Mgn; 4(5), (Sept-Oct)-124-134

penghasilan mayoritas dibawah 5 juta sebulan. orangtua ayah atau ibu mayoritas tamatan SMA.
Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dalam
menunjukkan bahwa mayoritas responden dengan menganalisa data dengan mendeskripsikan maupun
tingkat pendidikan S1. Karakteristik responden memberikan gambaran terkait data yang telah terkumpul
berdasarkan pekerjaan mayoritas bekerja swasta. (Sugiyono, 2017:206). Hasil statistik deskriptif pada
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir penelitian ini disajikan pada Tabel 3 sebagai berikut.

Tabel 3. Hasil Deskriptif Statistik


Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Formal Education 200 3 7 5,895 1,032
Financial Literacy Education 200 3 7 6,010 0,874
Financial Literacy 200 1 7 5,140 1,464
Financial Self Efficacy 200 1 7 5,615 1,372
Income Level 200 2 7 6,210 1,048
Millenial Saving Behavior 200 2 7 5,780 1,096
Sumber : Data Penelitian 2023
Hasil uji statistik deskriptif pada Tabel 3 manfaat dalam pengetahuan pengelolaan keuangan yang
menunjukkan bahwa variable Formal Education (X1) dapat dilihat melalui nilai rata-rata cenderung kearah
memiliki nilai minimum sebesar 3, nilai maksimum nilai maksimal. Variabel Financial Self-efficacy
sebesar 7, dan memiliki nilai rata-rata 5,895. Hal ini (Moderasi) mempunyai nilai minimum sebesar 1, nilai
menunjukkan bahwa generasi millenial memiliki maksimum sebesar 7, dan nilai rata-rata sebesar 5,615.
kepercayaan dan menyadari Formal Education akan Hal ini menunjukkan bahwa generasi millenial
memberikan manfaat dalam pengetahuan pengelolaan menganggap bahwa Financial Self-efficacy akan
keuangan yang dapat dilihat melalui nilai rata-rata memberikan dampak manfaat dalam pengetahuan
cenderung kearah nilai maksimal. Variabel Financial pengelolaan keuangan yang dapat dilihat melalui nilai
Literacy Education (X2) memiliki nilai minimum rata-rata cenderung kearah nilai maksimal. Variabel
sebesar 3, nilai maksimum sebesar 7, dan nilai rata-rata Income Level (Moderasi) mempunyai nilai minimum
sebesar 6,010. Hal ini menunjukkan bahwa generasi sebesar 2, nilai maksimum sebesar 7, dan nilai rata-rata
millenial menganggap bahwa Financial Literacy sebesar 6,210. Hal ini menunjukkan bahwa generasi
Education akan memberikan manfaat dalam pengetahuan millenial menganggap bahwa Income Level akan
pengelolaan keuangan yang dapat dilihat melalui nilai memberikan dampak manfaat dalam pengetahuan
rata-rata cenderung kearah nilai maksimal. Variabel pengelolaan keuangan yang dapat dilihat melalui nilai
Financial Literacy (X3) memiliki nilai minimum sebesar rata-rata cenderung kearah nilai maksimal.
1, nilai maksimum sebesar 7, dan nilai rata-rata sebesar
5,140. Hal ini menunjukkan bahwa generasi millenial Penelitian ini menggunakan uji Analisis Partial Least
menganggap bahwa Financial Literacy akan memberikan Square (PLS) yang dapat dilihat melalui dua pengukuran
manfaat dalam pengetahuan pengelolaan keuangan yang yaitu melalui outer model dan inner model. Outer model
dapat dilihat melalui nilai rata-rata cenderung kearah dapat disebut juga dengan measurement model yang
nilai maksimal. Variabel Millenial Saving Behavior (Y) bertujuan untuk menilai validitas dan reliabilitas dalam
mempunyai nilai minimum sebesar 2, nilai maksimum suatu model penelitian. Dalam melakukan outer model
sebesar 7, dan nilai rata-rata sebesar 5,780. Hal ini dapat dilihat dari beberapa uji. Convergent validity yang
menunjukkan bahwa generasi millenial menganggap bertujuan untuk mengetahui validitas dari setiap
bahwa Millenial Saving Behavior akan memberikan hubungan antara indikator terhadap variable latennya.

Tabel 4. Hasil Uji Convergent Validity (Loading Factor)


Financial Financial Millenial
Financial Formal Income Moderating Moderating
Literacy Self Saving
Literacy Education Level Effect 1 Effect 2
Education Efficacy Behavior
FE1 0,795
FE2 0,904
FE4 0,809
FL1 0,741
FL2 0,865
FL3 0,874
FL4 0,903
FL5 0,786
FLE1 0,856
FLE2 0,830
FLE3 0,701
130
Rizki Ansori, et al., Hmlyan Jr Eco Bus Mgn; 4(5), (Sept-Oct)-124-134

FLE4 0,748
FLE5 0,755
FSE1 0,770
FSE2 0,773
FSE3 0,845
FSE4 0,709
FSE5 0,820
Financial
Literacy
*
1,385
Financial
Self
Efficacy
Financial
Literacy
1,138
* Income
Level
IL1 0,872
IL2 0,726
IL3 0,772
IL5 0,863
MSB1 0,833
MSB2 0,876
MSB5 0,893
Sumber : Data Penelitian 2023
Berdasarkan hasil uji loading factor pada Tabel 4 dilihat melalui uji fornell larcker. Hasil uji fornell larcker
menunjukkan bahwa seluruh indikator setiap variabel pada Tabel 5 menunjukkan bahwa seluruh indicator dari
telah memenuhi uji convergent validity yang dapat variabel telah memenuhi uji discriminant validity yang
dilihat dari nilai loading factor lebih besar dari 0,70 pertama karena nilai korelasi variabel ke variabel itu
sehingga dapat dikategorikan validitas dari setiap sendiri lebih besar daripada korelasi variabel ke variabel
hubungan antara indikator terhadap variabel latennya lainnya sehingga dapat dilanjutkan ke uji reliabilitas. Uji
tinggi dan dapat dilanjutkan ke uji Discriminant Validity. reliabilitas bertujuan untuk mengukur keandalan,
Discriminant validity bertujuan untuk melihat kekuatan keakuratan, maupun konsistensi dari instrumen yang
hubungan indikator dengan variabel latennya yang dapat digunakan dalam suatu penelitian.

Tabel 5. Hasil Uji Discriminant Validity dan Reliabilitas


Composite Average Variance
Cronbach's Alpha rho_A
Reliability Extracted (AVE)
Financial Literacy 0,892 0,903 0,920 0,699
Financial Literacy
0,839 0,867 0,886 0,609
Education
Financial Self Efficacy 0,843 0,846 0,889 0,616
Formal Education 0,787 0,798 0,875 0,701
Income Level 0,826 0,854 0,884 0,657
Millenial Saving
0,836 0,837 0,901 0,753
Behavior
Moderating Effect 1 1,000 1,000 1,000 1,000
Moderating Effect 2 1,000 1,000 1,000 1,000
Sumber : Data Penelitian 2023
Hasil uji composite reliability dan cronbach's alphapada Literacy Education (X2), dan Financial Literasi (X3)
Tabel 5 menunjukkan bahwa seluruh indikator dari dengan variabel laten dependen yaitu Millenial Saving
variabel telah memenuhi uji reliabilitas yang dapat Behavior (Y) di moderasi oleh Financial Self-Efficacy
dilihat dari nilai composite reliability dan cronbach’s dan Income Level. Dalam melakukan inner model dapat
alpha lebih besar dari 0,70 sehingga telah memenuhi dilihat dari beberapa uji sebagai berikut. Uji koefisien
syarat reliabel. Pengukuran yang selanjutnya dalam uji determinasi (R2) bertujuan untuk menguji seberapa jauh
PLS dapat dilihat pada evaluasi model struktural (inner kemampuan variabel independen dalam menjelaskan
model). Inner model dilakukan untuk menguji hipotesis variasi yang terdapat pada variabel dependen dalam
yang bertujuan melihat pengaruh antara variabel laten suatu model dan terdapat pengaruh dari variabel lain
independen yaitu Formal Education (X1), Financial diluar model.
131
Tabel 6. Hasil Uji R-Square, Path Coefficient, Uji T, dan Effect Size (f 2)
Path T Statistics P Hypothesis Effect
R R Square
Coefficients (|O/STDEV|) Value Size
Square Adjusted
(f2)
Financial Literacy 0,295 0,287
FLE FL -0,004 0,053 0,958 H2 Ditolak 0,000
Financial Self
0,411 0,408
Efficacy
FE  FL 0,545 8,427 0,000 H1 Diterima 0,327
Income Level 0,103 0,098
FL  FSE 0,641 12,072 0,000 H6 Diterima 0,698
Millenial Saving
0,591 0,581
Behavior
FL  IL 0,321 4,324 0,000 H7 Diterima 0,115
FL  MSB -0,111 1,190 0,235 H3 Ditolak 0,017
FSE  MSB 0,566 4,691 0,000 H8 Diterima 0,191
IL  MSB 0,323 3,563 0,000 H9 Diterima 0,097
Moderasi 1  MSB 0,016 0,240 0,811 H4 Ditolak 0,000
Moderasi 2  MSB -0,027 0,254 0,800 H5 Ditolak 0,001
Sumber : Data Penelitian 2023
Hasil uji R2 pada Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai signifikan pada MSB. Kemudian variabel ILMSB
R-Square untuk pengaruh Financial Literacy sebesar memiliki nilai T statistik lebih besar dari 1,96. Hal
0,295 atau 29,5%. Hal tersebut menunjukkan Financial tersebut berarti variabel IL berpengaruh secara signifikan
Literacy berpengaruh sebesar 29,5%. Sedangkan sisanya pada MSB. Kemudian variabel Moderasi1MSB
sebesar 71,5% dipengaruhi oleh variabel lain di luar memiliki nilai T statistik lebih kecil dari 1,96. Hal
model. Selain itu R-Square untuk pengaruh Financial tersebut berarti variable Moderasi1 tidak berpengaruh
Self -Efficacy 0,411 atau 41,1%. Hal tersebut secara signifikan pada MSB. Kemudian variabel
menunjukkan Financial Self-Efficacy berpengaruh Moderasi2MSB memiliki nilai T statistik lebih kecil
sebesar 41,1%. Sedangkan sisanya sebesar 59,9% dari 1,96. Hal tersebut berarti variabel Moderasi2 tidak
dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. R-Square berpengaruh secara signifikan pada MSB.
untuk pengaruh Income Level sebesar 0,103. Hal
tersebut menunjukkan Income Level berpengaruh Sementara itu, nilai path coefficient yang terlihat
sebesar 10,3%. Sedangkan sisanya sebesar 89,7% pada Tabel 6 menyatakan bahwa variabel FLEFL
dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. Unruk nilai mempunyai nilai path coefficient lebih kecil dari 0. Hal
R-Square pengaruh Millenial Saving Behavior 0,591. tersebut membuktikan bahwa variabel FLE berpengaruh
Hal tersebut menunjukkan Millenial Saving Behavior negatif pada FLE. Kemudian variabel FEFL memiliki
berpengaruh sebesar 59,1%. Sedangkan sisanya sebesar nilai path coefficient lebih besar dari 0. Hal tersebut
41,9% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. membuktikan bahwa variabel FE berpengaruh positif
pada FL. Variabel FLFSE memiliki nilai path
Hasil uji T pada Tabel 6 memperlihatkan bahwa coefficient lebih besar dari 0. Hal tersebut membuktikan
variabel FLEFL mempunyai nilai T statistik lebih bahwa variabel FL berpengaruh positif pada FSE.
kecil dari 1,96. Hal tersebut berarti variabel FLE tidak Variabel FLIL memiliki nilai path coefficient lebih
berpengaruh secara signifikan pada FL. Kemudian besar dari 0. Hal tersebut membuktikan bahwa variabel
variabel FEFL memiliki nilai T statistik lebih besar FL berpengaruh positif pada IL. Variabel FLMSB
dari 1,96. Hal tersebut berarti variabel FE berpengaruh memiliki nilai path coefficient lebih kecil dari 0. Hal
secara signifikan pada FL. Kemudian variabel FLFSE tersebut membuktikan bahwa variabel FL berpengaruh
memiliki nilai T statistik lebih besar dari 1,96. Hal negatif pada MSB. Variabel FSEMSB memiliki nilai
tersebut berarti variabel FL berpengaruh secara path coefficient lebih besar dari 0. Hal tersebut
signifikan pada FSE. Kemudian variabel FLIL membuktikan bahwa variabel FSE berpengaruh positif
memiliki nilai T statistik lebih besar dari 1,96. Hal pada MSB. Variabel ILMSB memiliki nilai path
tersebut berarti variabel FL berpengaruh secara coefficient lebih besar dari 0. Hal tersebut membuktikan
signifikan pada IL. Kemudian variabel FLMSB bahwa variabel IL berpengaruh positif pada MSB.
memiliki nilai T statistik lebih kecil dari 1,96. Hal Variabel Moderasi1MBS memiliki nilai path
tersebut berarti variabel FL tidak berpengaruh secara coefficient lebih besar dari 0. Hal tersebut membuktikan
signifikan pada MSB. Kemudian variabel FSEMSB bahwa variabel Moderasi1 berpengaruh positif pada
memiliki nilai T statistik lebih besar dari 1,96. Hal MSB. Variabel Moderasi2MSB memiliki nilai path
tersebut berarti variabel FSE berpengaruh secara coefficient lebih kecil dari 0. Hal tersebut membuktikan

132
Rizki Ansori, et al., Hmlyan Jr Eco Bus Mgn; 4(5), (Sept-Oct)-124-134

bahwa variabel Moderasi2 berpengaruh negatif pada menunjukkan bahwa variabel Moderasi1 memiliki
MSB pengaruh kecil terhadap variabel MSB. Pengaruh
variabel Moderasi2MSB sebesar 0,001, hal tersebut
Sedangkan, jika dilihat dari hasil nilai P Values, menunjukkan bahwa variabel Moderasi2 memiliki
variabel FLEFL memiliki nilai P Values lebih besar pengaruh kecil terhadap variabel MSB.
dari 0,05. Hal tersebut membuktikan bahwa variabel FLE
tidak berpengaruh secara signifikan pada FL. Kemudian SIMPULAN
variabel FEFL memiliki nilai P Values lebih kecil dari Simpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini
0,05. Hal tersebut membuktikan bahwa variabel FE berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dijelaskan
berpengaruh secara signifikan pada FL. Kemudian yaitu H1 diterima bahwa Formal Education berpengaruh
variabel FLFSE memiliki nilai P Values lebih kecil positif pada Financial Literacy. Hal ini berarti semakin
dari 0,05. Hal tersebut membuktikan bahwa variabel FL tinggi Formal Education maka akan meningkatkan
berpengaruh secara signifikan pada FSE. Kemudian Financial Literacy, H6 diterima bahwa Financial
variabel FLIL memiliki nilai P Values lebih kecil dari Literacy berpengaruh positif pada Financial Self-
0,05. Hal tersebut membuktikan bahwa variabel FL Efficacy. Hal ini berarti semakin tinggi Financial
berpengaruh secara signifikan pada IL. Kemudian Literacy maka akan meningkatkan Financial Self-
variabel FLMSB memiliki nilai P Values lebih besar Efficacy, H7 diterima bahwa Financial Literacy
dari 0,05. Hal tersebut membuktikan bahwa variabel FL berpengaruh positif pada Income Level. Hal ini berarti
tidak berpengaruh secara signifikan pada MSB. semakin tinggi Financial Literacy maka akan
Kemudian variabel FSEMSB memiliki nilai P Values meningkatkan Income Level, H8 diterima bahwa
lebih kecil dari 0,05. Hal tersebut membuktikan bahwa Financial Self-Efficacy berpengaruh positif pada
variabel FSE berpengaruh secara signifikan pada MSB. Millenial Saving Behavior. Hal ini berarti semakin tinggi
Kemudian variabel ILMSB memiliki nilai P Values Financial Self-Efficacy maka akan meningkatkan
lebih kecil dari 0,05. Hal tersebut membuktikan bahwa Millenial Saving Behavior, H9 diterima bahwa Income
variabel IL berpengaruh secara signifikan pada MSB. Level berpengaruh positif pada Millenial Saving
Kemudian variabel Moderasi1MSB memiliki nilai P Behavior. Hal ini berarti semakin tinggi Income Level
Values lebih besar dari 0,05. Hal tersebut membuktikan maka akan meningkatkan Millenial Saving Behavior.
bahwa variabel Moderasi1 tidak berpengaruh secara
signifikan pada MSB. Kemudian variabel Melihat masih adanya keterbatasan dalam penelitian
Moderasi2MSB memiliki nilai P Values lebih besar ini, maka saran yang dapat diberikan peneliti terkait hasil
dari 0,05. Hal tersebut membuktikan bahwa variabel penelitian ini yaitu bagi generasi Millenial agar dapat
Moderasi2 tidak berpengaruh secara signifikan pada meningkatkan perilaku menabung dan kesadaran akan
MSB. pentingnya pengelolaan keuangan jika dilihat dari
manfaat yang didapat dari literasi keuangan tersebut.
Effect size (f2) bertujuan untuk memperjelas Selain itu, saran yang dapat diberikan oleh peneliti bagi
seberapa besar pengaruh dari variabel independen peneliti selanjutnya, diharapkan untuk memperluas
terhadap variabel dependen. Jika nilai effect size 0,02 jangkauan penelitian dengan melakukan penelitian pada
maka memiliki pengaruh yang kecil, apabila 0,15 maka jumlah yang lebih banyak lagi respondennya. Penelitian
memiliki pengaruh pengaruh menengah, dan nilai 0,35 selanjutnya juga dapat mengembangkan model
maka memiliki pengaruh yang besar. Hasil uji effect size penelitian dengan menambahkan variabel lain.
(f2) pada Tabel 6 menunjukkan bahwa pengaruh variabel
FLEFL sebesar 0,000, hal tersebut menunjukkan REFERENSI
bahwa variabel FLE memiliki pengaruh kecil terhadap 1. Anderson, C. (1986). "Hierarchical Moderated
variabel FL. Pengaruh variabel FEFL sebesar 0,327 Regression Analysis: A useful tool for retail
hal tersebut menunjukkan bahwa variabel FE memiliki management decisions." Journal of Retailing 62(2):
pengaruh besar terhadap variabel FL. Pengaruh variabel 186-203.
FLFSE sebesar 0,698, hal tersebut menunjukkan 2. Anderson, A., et al., (2017). "Precautionary savings,
bahwa variabel FL memiliki pengaruh besar terhadap retirement planning and misperceptions of financial
variabel FSE. Pengaruh variabel FLIL sebesar 0,115, literacy." Journal of Financial Economics 126(2):
hal tersebut menunjukkan bahwa variabel FL memiliki 383-398.
pengaruh kecil terhadap variabel IL. Pengaruh variabel 3. Bandura, A. (1977). "Self-Efficacy: Toward a
FLMSB sebesar 0,017, hal tersebut menunjukkan Unifying Theory of Behavioral Change."
bahwa variabel FL memiliki pengaruh kecil terhadap Psychological Review 84(2): 191-215.
variabel MSB. Pengaruh variabel FEMSB sebesar 4. Bandura, A. (1994). "Self-efficacy." Encyclopedia
0,191, hal tersebut menunjukkan bahwa variabel FE of human behavior 4: 71-81.
memiliki pengaruh menengah terhadap variabel MSB. 5. Bernheim, B. D., et al., (2015). "Poverty And Self-
Pengaruh variabel ILMSB sebesar 0,097, hal tersebut Control." Econometrica 83(5): 1877-1911.
menunjukkan bahwa variabel IL memiliki pengaruh 6. Brown, J. (2018). "Millennials and Retirement:
kecil terhadap variabel MSB. Pengaruh variabel Already Falling Short." National Institute on
Moderasi1MSB sebesar 0,000, hal tersebut Retirement Security.
133
Rizki Ansori, et al., Hmlyan Jr Eco Bus Mgn; 4(5), (Sept-Oct)-124-134

7. Daoud, J. (2017). "Multicollinearity and Regression 20. Kaiser, Tim and Lukas Menkhoff (2018). Active
Analysis." Journal of Physics: Conference Series. learning fosters financial behavior: Experimental
8. David W. Rothwell & Shiyou Wu, (2019). evidence. DIW Discussion Paper No. 1743.
"Exploring the Relationship between Financial 21. Keynes, M. (1936). “The General Theory of
Education and Financial Knowledge and Efficacy: Employment, Interest and Money.”
Evidence from the Canadian Financial Capability 22. Lusardi, Annamaria & Mitchell, Olivia S., 2011.
Survey. "Financial literacy around the world: an overview,"
9. Dimock, M. (2019). Defining generations: Where Journal of Pension Economics and Finance,
Millennials end and Generation Z begins. Pew Cambridge University Press, vol. 10(04), pages 497-
Research Center, 17(1), 1-7. 508, October.
10. Doric, D., et al., (2009). "On measuring skewness 23. Lusardi, A., & Mitchell, O. (2014). The Economic
and kurtosis." Quality and Quantity 43: 481- 493. Importance of Financial. Literacy: Theory and
11. Dwinta CY. (2018). “Pengaruh Locus Of Control, Evidence. . Journal of Economic Literature, 52(1).
Financial Knowledge, Income Terhadap Financial 24. Lusardi, A. (2019). "Financial literacy and the need
Management Behavior”. Jurnal Bisnis Dan for financial education: evidence and implications."
Akuntansi 12 (3), 131 -44. Swiss Journal of Economics and Statistics.
12. Fahmi, I. (2020). The Effect of Financial Literacy, 25. Prahastiwi, D. D., & Widowati, E. (2020). The
Financial Self-Efficacy, and Financial Anxiety on Effect of Financial Literacy, Financial Attitude, and
Millennial Saving Behavior. International Journal of Financial Self-Efficacy on Millennial Saving
Scientific and Technology Research, 9(6), 1476- Behavior. Jurnal Manajemen Bisnis Dan
1482. Kewirausahaan, 8(1), 52-63.
13. Frisancho. (2019). “The impact of financial 26. Sa’diyah, L., & Hidayati, Y. (2021). The Influence
education for youth.” Economic of Education of Financial Literacy, Financial Self-Efficacy, and
Review, vol. 78(5):101918. Financial Attitude on the Investment Decision of
14. Hair, J., et al., (1998). Multivariate Data Analysis. Young Adults in Indonesia. Journal of Accounting
Upper Saddle River, NJ, Prentice Hall. and Investment, 22(1), 18-28.
15. Hair, J., et al., (2017). A Primer on Partial Least 27. Shrestha, N. (2020). "Detecting Multicollinearity in
Squares Structural Equation Modeling (PLSSEM0. Regression Analysis." American Journal of Applied
Los Angeles, CA, SAGE Publication Mathematics and Statistics 8(2): 39-42.
16. Hair, J., et al., (2019). Multivariate Data Analysis. 28. Topoleski, J. J. and E. A. Myers (2020). ‘Retirement
Andover, Hampshire, United Kingdom, Cengage and Pension Provisions in the Coronavirus Aid,
Learning. Relief, and Economic Security Act (CARES Act).'
17. Hasler, A., et al., (2021). "Financial Anxiety and Congressional Research Service: In Focus.
Stress among U.S. Households: New Evidence from 29. Vanderstoep, S. and D. Johnston (2009). Research
the National Financial Capability Study and Focus Methods for Everyday Life. San Francisco, CA,
Groups." FINRA Investor Education Foundation. Jossey-Bass.
18. Hogarth, J. and C. Anguelov (2013). "Can the Poor 30. Wahyuni, E. S. (2020). The Effect of Financial
Save?" Association for Financial Counseling and Literacy and Financial Self-Efficacy on Millennial
Planning Education 14(1). Investment Decision Making. Jurnal Manajemen
19. Justine S. Hastings & Brigitte C. Madrian & William Teori dan Terapan, 13(3), 176-184.
L. Skimmyhorn, 2013. "Financial Literacy, 31. Wright, D. and J. Herrington (2011). "Problematic
Financial Education, and Economic Outcomes," standard errors and confidence intervals for
Annual Review of Economics, Annual Reviews, skewness and kurtosis." Behavior Research
vol. 5(1), pages 347-373, 05. Methods 43: 8-17.

134

Anda mungkin juga menyukai