Anda di halaman 1dari 10

CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk
Provided by Rumah Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

ANALISIS TINGKAT LITERASI KEUANGAN


HURIYATUL AKMAL
Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol Padang
E-mail: huriyatulakmal@gmail.com

YOGI EKA SAPUTRA


Alumni Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol Padang
E-mail: yogiekasaputra@gmail.com

Abstract
The research theme is financial management. This study aims to measure the level of financial literacy. This
study used quantitative analysis. The sample was 100 people. Financial literacy is one of the key factors
in building a sound financial industry and trusted for a country. It can be seen from the commitment of
developed countries to seriously manage the issue of financial literacy as a strategic part in building a strong
economy. The results showed that financial literacy among respondents are in the medium category.

Keywords: Analysis, Literacy Rate, Finance

PENDAHULUAN uang yang telah diperoleh dari hasil kerjanya


Literasi keuangan atau “melek” keuangan lenyap tak berbekas, karena salah kelola (Fauzi,
termasuk 10 macam kecerdasan yang harus 2006).
dimiliki manusia. Orang yang tidak memiliki Maka dapat disimpulkan bahwa, kecerdasan
kecerdasan finansial, baik orang kaya maupun finansial mutlak diperlukan agar seseorang
menengah ke bawah, keuangan mereka dapat terus menikmati kesejahteraan. Semakin
langsung habis untuk membayar utang dan cepat memiliki kecerdasaan finansial yang
pengeluaran, sehingga tidak ada yang ditabung. tinggi, semakin sejahtera hidup seseorang. Bila
Namun berbeda dengan arus uang orang kaya, terlambat, tentu akan mengalami kesengsaraan
yang makin kaya dengan kecerdasan finansial dalam hidup (Fauzi, 2006). Kurangnya
yang mereka miliki. Semua penghasilan pengetahuan mengenai pengelolaan keuangan
mereka tidak dihabiskan, namun digunakan menjadi masalah serius bagi dunia. Termasuk
untuk memiliki aset sehingga memberikan Indonesia sendiri, menurut Master Card
pendapatan tambahan, kemudian mengelola dalam Indeks Financial Literacy 2014,
pengeluaran dengan baik, tidak terlalu banyak menggarisbawahi bahwa kemajuan dalam
berutang, serta hasilnya masih ada sisa untuk meningkatkan kesejahteraan keuangan tahun
ditabung. Tidak ada gunanya seseorang yang 2014, tetap stagnan di sebagian besar pasar di
cerdas dalam masa sekolah, memiliki emosi Asia Pasifik termasuk Negara Indonesia yang
yang baik, namun tidak dapat mengelola berada diurutan ke 14 dari 16 negara (Fauzi,
keuangannya dengan baik. Tanpa disadarinya, 2006).
236 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

Gambar 1. Financial Literacy Index Asia Pasific kongkrit yang terdapat dalam program inklusi
Begitupun dengan survei yang dilakukan keuangan OJK.
oleh OJK pada tahun 2013, hanya 21,84 persen Tingkat literasi keuangan yang tinggi
dari masyarakat Indonesia yang berumur di merupakan kebutuhan dasar bagi setiap
atas 17 tahun telah melek keuangan. Tingkat orang agar terhindar dari masalah keuangan.
penggunaan layanan keuangan formal hanya Kesulitan keuangan bukan disebabkan dari
59,74 %. Menurut survei Bank Dunia pendapatan semata (rendahnya pendapatan),
(world bank), Indonesia negara ketiga yang kesulitan keuangan juga dapat muncul jika
mempunyai tingkat literasi keuangan paling terjadi kesalahan dalam pengelolaan keuangan
lemah setelah India dan Cina dari seluruh seperti kesalahan penggunaan kredit, tidak
negara di dunia. adanya perencanaan keuangan dan tidak
Kondisi tersebut jelas kurang menguntungkan memiliki tabungan. Sehingga memiliki literasi
bagi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. keuangan yang tinggi merupakan hal vital
Sebab, tingkat kesejahteraan suatu masyarakat untuk mendapatkan kehidupan yang sejahtera.
sejalan dengan tingkat melek keuangan dan Edukasi finansial (financial education)
kedekatan masyarakat terhadap akses keuangan. dijadikan sebagai alat mengatasi permasalahan
Karena itu, kebutuhan pengembangan keuangan rendahnya tingkat melek keuangan. Namun
mikro dan program keuangan inklusif (financial masih merupakan tantangan besar diterapkan
inclusion) yang lebih efektif dan efisien, sangat di Indonesia. Edukasi finansial adalah proses
besar. Literasi keuangan merupakan langkah panjang yang memacu individu untuk memiliki
rencana keuangan di masa depan demi
Analisis Tingkat Literasi (Huriyatul Akmal & Yogi Eka Saputra) 237

mendapatkan kesejahteraan sesuai dengan pola SNLK adalah pelajar, sebagai gerbang terdepan
dan gaya hidup yang mereka jalani. Sementara kecerdasan bangsa. Selain itu, pelajar ataupun
di Indonesia sendiri pendidikan keuangan mahasiswa akan menjadi sumber informasi
pribadi (personal finance) masih jarang ditemui yang berasal dari kaum intelektual untuk
baik itu di sekolahsampai perguruan tinggi. memberikan pemahaman keuangan kepada
Penelitian yang dilakukan Cole, Sampson, dan orang yang berada di sekelilingnya.
Zia tahun 2009 menemukan bahwa tingkat Mahasiswa merupakan salah satu
literasi finansial pada keluarga-keluarga di komponen masyarakat yang jumlahnya cukup
India dan Indonesia rendah. besar serta berperan penting bagi perubahan
Negara-negara maju seperti Amerika bangsa (agent of change).Menurut Lusardi,
Serikat, Kanada, Jepang, dan Australia termasuk mahasiswa sebagai generasi muda tidak hanya
negara yang memberikan edukasi finansial akan menghadapi kompleksitas yang semakin
kepada masyarakatnya, terutama mahasiswa meningkat dalam produk-produk keuangan,
dengan harapan literasi keuangan (financial jasa, dan pasar. Tetapi mereka lebih cenderung
literacy) masyarakat semakin meningkat harus menanggung resiko keuangan di masa
(Mendari dan Kewal, 2013). depan yang lebih dari orang tua mereka
Pendidikan sangat berperan penting (Lusardi and Mitchell, 2007).
dalam pembentukan literasi finansial, baik Mahasiswa umumnya memiliki kebebasan
pendidikan informal di lingkungan keluarga yang lebih besar untuk membuat keputusan
maupun pendidikan formal di lingkungan pribadi dalam keuangan. Banyak mahasiswa
perguruan tinggi. Dalam lingkungan keluarga, belajar dari trial and error, namun hal itu belum
tingkat literasi finansial ditentukan oleh peran mampu menjadikan mereka menjadi pelaku
orang tua dalam memberikan dukungan ekonom yang cerdas dalam kehidupan saat ini.
berupa pendidikan keuangan. Pembelajaran Mahasiswa dihadapkan pada permasalahan
di perguruan tinggi sangat berperan penting apakah mereka secara finansial sudah siap untuk
dalam proses pembentukan literasi finansial hidup mandiri, dan memulai sebuah keluarga.
mahasiswa. Pembelajaran yang efektif dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam
efisien akan membantu mahasiswa memiliki Bonjol Padang merupakan perguruan tinggi
kemampuan memahami, menilai, dan Islam tertua di Sumatera Barat memiliki sekitar
bertindak dalam kepentingan keuangan 9000 mahasiswayang berasal dari beberapa
mereka. daerah. Secara umum mahasiswanya berasal
Sebagai regulator pada industri keuangan, dari wilayah provinsi Sumatera Barat, seperti
OJK mengeluarkan program peningkatan dari Pesisir Selatan, Pasaman, Solok Selatan,
literasi keuangan dengan Strategi Nasional Agam, Batu Sangkar, Payakumbuh serta
Literasi Keuangan (SNLK). OJK menjadikan berasal dari provinsi tetangga seperti Riau,
salah satu sasaran kelompok masyarakat dalam Jambi, Bengkulu dan Sumatera Utara.
238 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

Sebelumnya IAIN Imam Bonjol memiliki discuss money and financial issues without (or
despite) discomfort, plan for the future and
lima fakultas akhir Desember 2015 diresmikan
respond competently to life events that affect
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI). everyday financial decisions, including events
FEBI yang terdiri dari dua jurusan yaitu in the general economy”.
Ekonomi Islam dan Manajemen Perbankan Literasi keuangan (financial literacy)juga
Syariah merupakan fakultas yang bersentuhan dapat dipahami sebagai pengetahuan dan
langsung dengan keuangan. Tentu fakultas ini kemampuan untuk mengelola keuangan guna
sangat berperan penting dalam meningkatkan meningkatkan kesejahteraan. Sedangkan
literasi keuangan mahasiswa atau sebagai garda personal financial literacy didefenisikan sebagai
terdepan dalam memberikan edukasi finansial pengetahuan mengenai konsep-konsep
kepada mahasiswa maupun untuk orang keuangan. Personal financial literacy mencakup
sekeliling mereka. Oleh sebab itu, mahasiswa pengetahuan dasar mengenai keuangan
FEBI harus terlebih dahulu harus memiliki pribadi (basic personal finance), pengetahuan
literasi keuangan yang baik. mengenai manajemen uang (cash management),
Keputusan-keputusan ekonomi pengetahuan mengenai kredit dan utang,
merupakan suatu kemutlakan semakin hari pengetahuan mengenai tabungan dan investasi
membutuhkan kecermatan. Setiap orang serta pengetahuan mengenai risiko.
dituntut untuk dapat membuat keputusan Remund menyatakan empat hal yang
yang cerdas. Kualitas keputusan yang dibuat paling umum dalam finansial literasi adalah
tersebut sangat tergantung dari perangkat penganggaran, tabungan, pinjaman, dan
pengetahuan yang dimiliki oleh setiap investasi (Remund, 2010). Sedangkan
orang. Hanya saja pada kenyataannya tidak Jumpstart Coalition membagi pengetahuan
semua orang memiliki literasi ekonomi yang keuangan dalam topik-topik pendapatan,
memadai guna membuat keputusan yang pengelolaan uang, tabungan dan investasi,
cerdas. Beberapa tahun terakhir istilah literasi dan pinjaman atau kredit. Byrne (2007) juga
keuangan mulai diteliti oleh banyak pihak. mengatakan bahwa pengetahuan keuangan
Istilah literasi keuangan yang dikemukakan yang rendah akan menyebabkan perencanaan
literatur dan oleh para pakar keuangan tidak keuangan yang salah dan menyebabkan bias
ada satupun yang persis sama. dalam pencapaian kesejahteraan di saat usia
Literasi keuangan berkaitan dengan tidak produktif lagi. Chen and Volpe (1998)
kompetensi seseorang untuk mengelola menjabarkan literasi keuangan ke dalam 4
keuangan. Literasi finansial didefinisikan dimensi yaitu:
sebagai berikut (Huston, 2010): a) Manajemen keuangan pribadi (personal
“The ability to read, analyzes, manage and finance) merupakan proses perencanaan
communicate about the personal financial
condition that affect material well-being. It
dan pengendalian keuangan dari unit
includes the ability to discern financial choices, individu atau keluarga
Analisis Tingkat Literasi (Huriyatul Akmal & Yogi Eka Saputra) 239

b) Bentuk simpanan di Bank yang dapat sikap yang berbeda pula. Persepsi positif
dilakukan dalam bentuk tabungan terhadap karakteristik atau sifat obyek akan
(sebagian pendapatan mastyarakat yang membentuk sikap positif pula dan dalam hal
tidak dibelanjakan disimpan sebagai ini termasuk persepsi terhadap pengelolaan
cadangan guna berjaga-jaga dalam jangka keuangan. Lebih lanjut, Gutter menyatakan
pendek), deposito berjangka (simpanan bahwa mahasiswa yang mempunyai status
pada bank yang penarikannya hanya sosial ekonomi yang tinggi juga memiliki
dapat dilakukan dalam jangka waktu tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku
tertentu), sertifikat deposito (deposito keuangan yang tinggi.
berjangka yang bukti simpanannya dapat Mahasiswa yang berkesempatan
diperdagangkan), dan giro (simpanan pada mengenyam pendidikan di perguruan
bank yang dapat digunakan sebagai alat tinggi, terutama pada fakultas Ekonomi dan
pembayaran). bisnis, tentunya memperoleh kesempatan
c) Asuransi adalah salah satu bentuk memliki pengetauan keuangan yang lebih
pengendalian resiko yang dilakukan dibandingkan mahasiswa-mahasiswa yang
dengan cara mengalihkan/transfer risiko berada pada fakultas lainnya. Kesempatan
dari satu pihak ke pihak lain (dalam hal memperoleh pengetahuan tersebut tentunya
ini adalah perusahaan asuransi). Definisi memiliki impikasi terhadap pengetahuan
asuransi yang lain adalah merupakan suatu keuangan mereka. Pembelajaran di perguruan
pelimpahan resiko dar pihak pertama tinggi sangat berperan penting dalam proses
kepada pihak lain. pembentukan literasi finansial mahasiswa.
d) Investasi merupakan suatu bentuk Melalui kombinasi berbagai metode pengajaran,
pengalokasian pendapatan yang dilakukan media dan sumber belajar yang direncanakan
saat ini untuk memperoleh manfaat dengan baik dan sesuai dengan kompetensi,
keuntungan (return) di kemudian hari diharapkan mampu memberikan bekal kepada
yang bisa melebihi modal investasi yang mahasiswa untuk memiliki kecakapan di
dikeluarkan saat ini. bidang keuangan, sehingga mahasiswa menjadi
siap dan mampu menghadapi kehidupan
Dalam konteks literasi keuangan pada
mereka saat ini maupun masa depan yang
pelajar dan mahasiswa, Ahmadi (2007)
semakin kompleks (Widayati, 2012).
mengemukakan bahwa status sosial ekonomi
orang tua mempunyai pengaruh terhadap METODOLOGI PENELITIAN
tingkah laku dan pengalaman anak-anaknya. Penelitian ini menggunakan pendekatan
Perbedaan tingkat status sosial ekonomi kuantitatif yang bersifat deskriptif yang
akan berdampak pada munculnya perbedaan mencoba mengambarkan, memaparkan dan
persepsi atas suatu obyek fisik atau obyek menafsirkan suatu fenomena yang terjadi sesuai
perilaku, yang pada akhirnya membentuk
240 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

dengan data yang ada dilapangan (Arikunto, × 100%


2010). Populasi dalam penelitian ini adalah
5. Menentukan rentang = angka persentase
mahasiswa FEBI IAIN Imam Bonjol Padang
tertinggi – angka persentase terendah
BP 2012-2015 sebanyak 1293 orang. Sampel
penelitian diambil menggunakan pendekatan 6. Menentukan interval =
probability sampling dengan teknik simple Interval = Range (R) : Jumlah kategori
random sampling dengan alat bantu Slovin. = 75 % / 4
Dalam penelitian ini peneliti mengambil nilai = 25 %
10% untuk standar error (e) maka sampel yang
Untuk mengetahui tingkat kategori
diperlukan adalah :
tersebut selanjutnya skor yang diperoleh
n=
(dalam %) dengan analisis deskriptif persentase
n= dikonsultasikan dengan tabel kriteria sebagai
berikut:
Jadi, sampel dari penelitian ini sebanyak
100 mahasiswa FEBI IAIN Imam Bonjol Tabel 1. Kriteria Analisis Deskriptif Persentase

Padang. Pengumpulan data menggunakan Kategori Interval Data (%)

instrumen angket yang disebar kepada 100 Rendah < 60


Sedang 60 ≤ 80
responden. metode analisis deskriptif untuk
Tinggi > 80
mendapatkan gambaran tingkat literasi Sumber: Chen & Volpe (1998)
keuangan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Chen and Volpe (1998) mengkategorikan
Bisnis Islam IAIN Imam Bonjol Padang.
literasi keuangan personal menjadi 3 kelompok,
Analisis data mengunakan tingkatan yang
yaitu 1) < 60% yang berarti individu memiliki
digunakan OJK yaitu Well literate, Suff literate,
pengetahuan tentang keuangan yang rendah
Less literate dan Not literate. Tingkatan di atas
2) 60%–79%, yang berarti individu memiliki
diperoleh dengan teknik analisis data sebagai
pengetahuan tentang keuangan yang sedang
berikut:
3) > 80% yang menunjukan bahwa individu
1. Menghitung skor tertinggi
memiliki pengetahuan keuangan yang tinggi.
Skor tertinggi = jumlah butir soal × skor Selanjutnya, penarikan kesimpulan diperoleh
butir tertinggi (sangat setuju) dengan menggunakan rumus :
2. Menghitung skor terendah
Skor terendah = jumlah butir soal × skor % rata – rata =
butir terendah (sangat tidak setuju)
HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Menentukan angka persentase tertinggi
Hasil dari pengolahan data penelitian
× 100% mengenai tingkat literasi keuangan
4. Menentukan angka persentase terendah
Analisis Tingkat Literasi (Huriyatul Akmal & Yogi Eka Saputra) 241

mahasiswa FEBI IAIN Imam Bonjol Padang Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa
dikelompokkan dalam dua aspek yaitu: menurut sebagian besar mahasiswa, mereka tidak
a. Aspek keterampilan mengetahui dengan pasti kemana uang mereka
dihabiskan setiap bulannya.
b. Aspek pengetahuan
Tabel 5. Meminjam Uang Teman di Akhir Bulan
Deskripsi selanjutnya dapat dilihat pada Untuk Melengkapi Kebutuhan
tabel berikut: Kategori Frekuensi Presentase
Tabel 2. Penganggaran Keuangan dan Mencatat Sangat Setuju 19 19
Setiap Pengeluaran Setuju 38 38
Tidak Setuju 35 35
Kategori Frekuensi Presentase Sangat Tidak Setuju 8 8
Sangat Setuju 36 36 Jumlah 100 100
Setuju 42 42
Tidak Setuju 21 21 Berdasarkan tabel 5 diatas dapat diketahui
Sangat Tidak Setuju 1 1
bahwa menurut sebagian dari mahasiswa,
Jumlah 100 100
mereka cenderung meminjam uang temannya
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diketahui di akhir bulan untuk melengkapi kebutuhannya.
bahwa menurut sebagian besar mahasiswa
Tabel 6. Merencanakan Program Investasi Secara
merasa perlunya membuat anggaran keuangan Teratur Tiap Bulan Untuk Mencapai Tujuan
dan mencatat setiap pengeluaran dalam Tertentu
kehidupan sehari-hari. Kategori Frekuensi Presentase

Tabel 3. Pengeluaran Setiap Bulan Dibawah Sangat Setuju 50 50


Setuju 41 41
Pendapatan Tidak Setuju 8 8
Kategori Frekuensi Presentase Sangat Tidak Setuju 1 1

Sangat Setuju 3 3 Jumlah 100 100


Setuju 23 23
Tidak Setuju 49 49 Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui
Sangat Tidak Setuju 25 25
bahwa sebagian besar mahasiswa yakin ingin
Jumlah 100 100
merencanakan program menabung/investasi
Berdasarkan tabel 3 diatas dapat diketahui secara teratur tiap bulan untuk mencapai
bahwa menurut sebagian besar mahasiswa, tujuan tertentu.
pengeluaran setiap bulan mereka tidak melebihi Tabel 7. Memiliki Tabungan yang Cukup Untuk
dari pendapatan yang diperoleh. Membiayai Pengeluaran Tak Terduga
Tabel 4. Memiliki Kontrol Terhadap Alokasi Kategori Frekuensi Presentase
Keuangan Sangat Setuju 49 49
Setuju 45 45
Kategori Frekuensi Presentase Tidak Setuju 6 6
Sangat Setuju 12 12 Sangat Tidak Setuju - -
Setuju 46 46 Jumlah 100 100
Tidak Setuju 26 26
Sangat Tidak Setuju 16 16
Jumlah 100 100
242 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

Berdasarkan tabel 7 diatas dapat diketahui Tabel 11. Saya Melindungi Diri Dari Kerugian
Bencana Dengan Asuransi
bahwa sebagian besar mahasiswa ingin memiliki
Kategori Frekuensi Presentase
tabungan yang cukup untuk membiayai
Sangat Setuju 22 22
pengeluaran tak terduga. Setuju 45 45
Tidak Setuju 32 32
Tabel 8. Menabung di Rekening Bank Merupakan Sangat Tidak Setuju 1 1
Cara Mengelola Uang Dengan Baik Jumlah 100 100
Kategori Frekuensi Presentase
Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui bahwa
Sangat Setuju 41 41
Setuju 47 47 menurut sebagian dari mahasiswa melindungi
Tidak Setuju 12 12
Sangat Tidak Setuju - - diri dari kerugian bencana dengan asuransi.
Jumlah 100 100 Tabel 12. Konsumtif Cara yang Tidak Baik dalam
Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui Mengelola Keuangan

sebagian besar mahasiswa merasa setuju bahwa Kategori Frekuensi Presentase

menabung direkening bank merupakan cara Sangat Setuju 19 19


Setuju 42 38
mengelola keuangan dengan baik. Tidak Setuju 26 35
Sangat Tidak Setuju 13 8
Tabel 9. Menyisihkan Pendapatan Untuk
Jumlah 100 100
Ditabungkan
Kategori Frekuensi Presentase Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui
Sangat Setuju 37 37 bahwa menurut sebagian dari mahasiswa,
Setuju 48 48
Tidak Setuju 14 14 konsumtif adalah cara yang tidak baik dalam
Sangat Tidak Setuju 1 1
mengelola keuangan.
Jumlah 100 100
Interprestasi data penelitian dilakukan
Berdasarkan tabel 9 diatas dapat diketahui
untuk menarik kesimpulan bagaimana tingkat
bahwa menurut sebagian besar mahasiswa mereka
literasi keuangan mahasiswa FEBI IAIN Imam
cenderung menyisihkan pendapatannya untuk
Bonjol Padang, dengan mengunakan rumus
ditabungkan.
sebagai berikut:
Tabel 10. Memahami Asuransi Adalah Bentuk
Melek Keuangan a. Skor maksimal Positif
Kategori Frekuensi Presentase = Jumlah butir soal positif × skor butir
Sangat Setuju 19 19 tertinggi (sangat setuju)
Setuju 38 38
Tidak Setuju 35 35 = 11 × 4
Sangat Tidak Setuju 8 8
= 44
Jumlah 100 100

Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa b. Skor minimal positif


menurut sebagian mahasiswa mengatakan = Jumlah butir soal positif × skor butir
bahwa asuransi adalah bentuk melek keuangan. terendah (sangat tidak setuju)
= 11 × 1
= 11
Analisis Tingkat Literasi (Huriyatul Akmal & Yogi Eka Saputra) 243

c. Skor maksimal negatif = 3


= Jumlah butir soal negatif × skor butir e. Persentase butir
tertinggi (sangat tidak setuju) % butir = × 100
= 3×4
f. Penarikan kesimpulan
= 12
d. Skor minimal negatif % rata-rata =

= Jumlah butir soal negatif × skor butir Jumlah total % skor diperoleh dari
tertinggi (sangat setuju) pengelolahan data dengan keterangan tanda
= 3×1 (*) merupakan item negatif, sebagai berikut:
Tabel 13. Skorsing Jawaban Responden dan Persentase Butir
Jumlah Jawaban Responden
Butir Skor Persentase
SS S TS STS
1 36 42 21 1 313 78,25
2* 3 23 49 25 296 74
3* 12 46 26 16 246 61,5
4* 19 38 35 8 232 58
5 50 41 8 1 340 85
6 49 45 6 0 343 85,75
7 41 47 12 0 329 82,25
8 37 48 14 1 321 80,25
9 30 54 13 3 314 78,5
10 22 45 32 1 288 72
11 19 42 26 13 267 66,75
Total Skor 822,25

Dari data yang diperoleh mengenai Bonjol Padang berada pada kategori sedang yaitu
interprestasi literasi keuangan mahasiswa FEBI dari interpretasi data dapat dilihat mahasiswa
IAIN Imam Bonjol Padang secara umum, memiliki pengetahuan namun kurang terampil
maka penarikan kesimpulan didapatkan dalam mengelola keuangan pribadi mereka.
mengunakan rumus: Literasi keuangan mahasiswa itu sendiri dapat
% Rata-Rata = dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
pembelajaran keuangan di perguruan tinggi,
= status sosial ekonomi orang tua, pendidikan
= 74,75 % pengelolaan keuangan keluarga dan lainnya.
Pembelajaran keuangan di perguruan
Dari hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa
tinggi telah memberikan pengetahuan
literasi keuangan mahasiswa FEBI IAIN Imam
mahasiswa dalam memahami keuangan
244 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

secara umum, namun perguruan tinggi tidak Bryne, A. 2007. Employee Saving and Investment
dapat membuat mahasiswa terampil dalam Decisions in Defined Contribution Pension
mengelola keuangan dengan baik. Diyakini Plans: Survey Evidence from the U.K,
di perguruan tinggi lebih banyak memberikan Financial Services Review. 16: 19-40.
pemaham teori dari pada prakteknya. Sehingga
Chen, Haiyang and Ronal P. Volpe. 1998. An
sangat dituntut perguruan tinggi menyediakan
Analysis of Personal Financial Literacy
akses tempat mahasiswa bisa secara langsung
Among College Students, Financial
mengaplikasikan teori yang mereka dapatkan.
Services Review, 7 (2): 107-128.
Selain itu, status sosial ekonomi orang tua
serta merta tidak bisa dihindari dampaknya Fauzi, Dodi Ahmad. 2006. Cerdas Finansial,
terhadap literasi keuangan seseorang. Orang Sekarang!. Jakarta: Edsa Mahkota.
yang mempunyai status ekonomi menengah Huston, S.J. 2010. Measuring Financial Literacy,
ke atas tentu lebih sering mengelola keuangan Journal of Consumer Affairs, 44 (2): 296.
secara tidak langsung mereka mempunyai
tingkat literasi yang tinggi, dari pada masyarakat Lusardi, A. and Olivia S. Mitchell. 2007. Baby
yang berpendapatan menengah kebawah. Boomer Retirement Security: The Roles of
Planning, Financial Literacy, and Housing
Mempunyai tingkat literasi keuangan
Wealth, Journal of Monetary Economics, 54
yang baik merupakan hal yang perlu dimiliki
(1): 205-224.
setiap individu, untuk kesejahteraan hidup di
masa akan datang. Sehingga perguruan tinggi Mendari, Anastasia Sri dan Suramaya Suci
diharapkan dapat mendorong masyarakat Kewal. 2013. Tingkat Literasi Keuangan
kampus untuk melek keuangan melalui mata Di Kalangan Mahasiswa STIE Musi,
kuliah serta penyelengaraan kegiatan yang Jurnal Economia, 9 (2): 130-140.
berkaitan dengan literasi keuangan.
Remund, D. L. 2010. Financial Literacy
KESIMPULAN Explicated: The Case for a Clearer Definition
Berdasarkan penelitian dan analisis data in an Increasingly Complex Economy,
yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Journal of Consumer Affairs, 44 (2): 276.
tingkat literasi keuangan mahasiswa FEBI IAIN Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010.
Imam Bonjol Padang berada pada sedang. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis
DAFTAR PUSTAKA dalam Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset.
Ahmadi, A. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: Widayati, Irin. 2012. Faktor-Faktor Yang
Rineka Cipta. Mempengaruhi Literasi Finansial
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineska Universitas Brawijaya, Jurnal Asset: Jurnal
Cipta. Akuntansi dan Pendidikan, 1 (1): 89-99.

Anda mungkin juga menyukai