(Studi Kasus Pada Lembaga Perkreditan Desa Sangsit, Kecamatan Sawan, Kabupaten
Buleleng)
KADEK NOVIYANA
1617051173
FAKULTAS EKONOMI
TAHUN 2020
1
A. LATAR BELAKANG
dipengaruhi oleh adanya desa adat sebagai suatu lembaga sosial. Berdasarkan
Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2019 mengatakan bahwa desa adat
dalam aktivitasnya sangat berpengaruh terhadap peraturan desa yang biasanya disebut
dengan awig-awig atau pararem Desa Adat sebagai kesatuan masyarakat hukum adat
yang biasanya didasari dengan filosofi Tri Hita Karana yang berakar dari kearifan
lokal sad kerthi yang dijiwai dengan ajaran agama hindu dan nilai-nilai budaya serta
kearifan lokal yang hidup di bali. Desa adat yang memiliki kedudukan otonom
memiliki hak untuk mengelola sumber daya ekonomi yang dimiliki desa dengan
keuangan mikro yang biasanya disebut dengan Lembaga Perkreditan Desa (Ristiadi
2012).
Perkreditan Desa merupakan suatu badan usaha keuangan yang dimiliki oleh desa
dikenal dengan istilah LPD. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3
Tahun 2017 tentang Lembaga Perkreditan Desa yang menyatakan bahwa LPD
hukum adat yang merupakan Krama Desa Pakraman. Lembaga Perkreditan Desa
memiliki tanggung jawab yang sangat besar kepada masyarakat desa karena bertugas
2
untuk mengelola keuangan yang dimiliki oleh setiap banjar atau dusun yang terdapat
pada desa sehingga pengelolaan LPD harus baik dan sesuai dengan aturan yang
melalui adanya LPD. Dibalik perkembangan LPD di Bali yang cukup pesat, faktanya
masih banyak LPD yang tidak beroperasi. Hal ini dapat dibuktikan dari 8 unit LPD
pada tahun 1984 hingga tahun 2016 jumlahnya sudah mencapai 1.443 unit LPD.
laporan hasil kerja Pansus LPD DPRD Provinsi Bali yang menyatakan bahwa
terdapat 158 LPD di Bali yang mengalami kebangkrutan. Kabupaten Buleleng salah
satu yang menduduki peringkat ketiga yang banyak mengalami kebangkrutan pada
LPD (Balitribune.co.id). Dari 169 LPD yang beroperasi di Kabupaten Buleleng pada
tahun 2018 tercatat 22 LPD yang dikategorikan macet dikarenakan pengurus tidak
karena penelitian ini terjadi di buleleng khususunya di Desa Adat Sangsit yang
mencegah terjadinya fraud dan bahkan kecurangan di LPD Desa Adat Sangsit terjadi
dua kalinya sehingga, fenomena yang ditemui di desa Sangsit menarik untuk diteliti.
3
dapat dilakukan oleh pelanggan, kreditor, investor, pemasok, banker, pinjaman
Republik Indonesia (2017) fraud didefinisikan sebagai suatu jenis tindakan melawan
hukum yang dilakukan dengan sengaja untuk memperoleh sesuatu dengan cara
yang dikemukakan oleh Crowe Howarth (2011). Theory Fraud Pentagon merupakan
perluasan dari Theory Fraud Triangle tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi yang
menambahkan dua penyebab fraud yaitu kompetensi dan arogansi. Kompetensi yang
dipaparkan dalam Theory Fraud Pentagon memiliki makna yang serupa dengan
karena kecurangan tidak akan terjadi tanpa orang yang tepat dengan kompetensi yang
tepat untuk melaksanakan setiap detail dari kecurangan. Seseorang yang melakukan
suatu tindakan kecurangan karena dapat dikatakan adanya suatu tekanan (presuare),
karena mustahil untuk mengetahui apa yang dipikirkan oleh pelaku ketika akan
disebabkan oleh moralitas individu yang menunjukan bahwa level penalaran moral
4
individu dapat mempengaruhi seseorang akan melakukan kecurangan. Selain
karena adanya aturan akuntansi tersebut menghindari akan adanya kejadian yang
menyipang yang dapat merugikan organisasi. Jika suatu laporan keuangan yang
dibuat tidak sesuai dengan aturan akuntansi maka akan memunculkan tindakan yang
internal yang lemah atau kurangnya suatu pengawasan maka dapat memungkinkan
dengan aturan yang berlaku yang dapat menjadikan aset Lembaga Perkreditan Desa
(LPD) sebagai agunan pada LPD lain yang tidak sesuai dengan badan pengawas
Berbagai kasus fraud yang terkait dengan LPD, baru-baru ini terjadi di Desa
Adat Sangsit pada tahun 2019. Ini merupakan kejadian yang kedua kali di LPD Desa
Adat Sangsit. Sebelumnya pernah mengalami kecurangan pada tahun 1994 yang
dilakukan oleh ketua dan karyawan LPD Desa Adat Sangsit. Kecurangan pertama
yang terjadi di LPD Adat Sangsit juga disebabkan karena tidak memasukan dana ke
sistem komputer yang dimiliki LPD, pihak yang menangani nasabah atau pengurus
nasabah dan angsuran tanpa adanya pencatatan di sistem komputer yang telah
disediakan pada LPD, sehingga banyak nasabah yang mengalami kerugian akibat
karyawan LPD yang melakukan tindak kecurangan, karena pada tahun 1994 belum
5
diberlakukannya aturan adat maka, karyawan yang melakukan tindak kecurangan
Pada tahun 2019, tepatnya pada tanggal 23 februari 2019 diketahui ada yang
tidak beres dalam transaksi keuangan LPD Desa Adat Sangsit. Ini diketahui setelah
salah satu nasabah ingin menarik uang di LPD Desa Adat Sangsit, namun 3 hari
lamanya tabungan yang ingin ditarik nasabah tidak kunjung cair. Akhirnya nasabah
tersebut datang ke Kantor LPD desa Adat Sangsit untuk menarik tabungannya. Saat
datang ke kantor LPD Desa Adat Sangsit, situasi LPD kurang baik dan nasabah
langsung berhadapan dengan ketua LPD untuk menarik tabungannya. Ketika ingin
menarik tabungan yang dimiliki sebesar Rp 600.000 namun tidak ada tabungan di
LPD Desa Adat Sangsit. Disanalah terungkapnya penggelapan dana yang dilakukan
oleh karyawan LPD Desa Adat Sangsit. Pelaku penggelapan dana dilakukan oleh tiga
karyawan LPD Desa Adat Sangsit. Ketiga karyawan ini saling bekerjasama untuk
yang berasal dari Banjar Dinas Peken kemudian diikuti oleh KS yang berasal dari
Banjar Dinas Tegal dan selanjutnya diikuti oleh pelaku AP yang berasal dari Banjar
(Balieditor.com)
Berbagai tindakan yang dilakukan oleh tiga oknum pegawai LPD, seperti
tidak memasukan dana ke sistem komputer yang dimiliki LPD, pihak yang
6
dengan memungut tabungan uang nasabah dan angsuran tanpa adanya pencatatan di
sistem komputer yang telah disediakan pada LPD tersebut dan karyawan hanya
memasukan di list tabungan milik nasabah secara manual tetapi tidak di data ulang
atau dimasukan ke dalam sistem yang telah ada pada LPD, sehingga banyak nasabah
yang mengalami kerugian dari dana yang digelapkan oleh pegawai LPD.
Bapak Jro Wayan Wisara selaku Kelian Adat Sangsit yang baru dilantik saat
miliiyar, dengan kejadian ini dirinya masih mencarikan jalan keluar terkait
permasalahan LPD tersebut dalam waktu dekat dan akan melakukan paruman adat
yang membahas ketiga oknum pegawai yang melakukan kecurangan tersebut. Seperti
yang diketahui saat melakukan Paruman di Pura Segara Bapak Jro Wayan Wisara
membahas tentang tindakan kecurangan yang dilakukan oleh tiga pegawai LPD dan
membahas tentang peraturan yang mengatur Desa Adat yang disebut dengan pararam
masyarakat yang bersangkutan baik secara tertulis maupun tidak tertulis yang
nantinya wajib dituruti oleh krama desa. Pararam atau awig_awig ini dibuat untuk
kesejahteraan Desa Adat. Awig-awig juga dapat menjadikan tolak ukur dalam
bertindak bagi masyarakat Desa Adat Sangsit yang secara langsung dapat
memberikan pengendalian internal pada desa tersebut. Awig-awig Desa Adat Sangsit
yang dinamakan dengan “Sukertha Tata Palemahan”. Salah satu isi dari aturan adat
yang disusun bersama krama desa yang melalui paruman desa yang memuat tentang:
“barang siapa yang melakukan tindakan menyimpang akan diberikan sanksi adat.
7
tersebut dan tidak dilayani di dalam pembuatan Surat Miskin dan lainnya”. Nomor
01/DAS/III/2019 yang mengatur tentang tim penyelamatan dan kesehatan LPD Desa
Adat Sangsit Dauh yeh yang menyatakan penanganan dari permasalahan LPD akibat
terjadinya fraud dapat dilakukan dengan cara musyawarah atau yang biasa disebut
dengan paruman desa dilakukan bersama prajuru adat, kertha desa, dan saba desa
yang biasanya dilaksanakan di Balay Agung Desa Adat Sangsit. Setiap melakukan
diberlakukannya hukum adat yang telah disepakati oleh desa tersebut yang diawali
dengan pembinaan selama tiga kali. Jika pembinaan yang dilakukan tidak membuat
jera pelaku maka, akan dibawa ke paruman desa yang akan menentukan apakah
masih layak untuk diberikan waktu atau berhenti menjadi warga desa Adat sangsit.
Dengan adanya aturan adat tersebut ketiga oknum pegawai yang melakukan
kecurangan di LPD Adat Sangsit membayar uang nasabah yang digelapkan dengan
cara mencicilnya setiap bulan ke LPD Desa Adat Sangsit. Setiap tahunnya pemucuk
akan melakukan paruman dan melaporkan hasil kinerja kepada krama desa dan
Perbedaan kecurangan yang terjadi di LPD Desa Adat Sangsit pada kejadian
yang pertama dan kedua terletak pada hukum adat yang berlaku di Desa Adat Sangsit.
Pada kejadian pertama tahun 1994 LPD Desa Adat Sangsit sudah memiliki aturan
adat atau awig-awig tetapi tidak diterapkan dengan baik oleh kelian adat Desa
Sangsit dan masyarakat tidak mengetahui bahwa Desa Sangsit memiliki awig-awig,
8
desa atau awig-awig masih saja ada tindakan yang menyimpang di Desa tersebut.
seiiring dengan pergantiannya kelian adat awig-awig Desa Adat Sangsit mulai
diterapkan secara tegas dan harus di patuhi oleh masyarakat untuk kesejahteraan
desanya. Jika dilihat dengan baik bahwa hukum Negara lebih tinggi jika
melakukan tindakan sudah sampai keranah hukum, tapi masih terjadi kecurangan di
LPD Desa Adat Sangsit yang tidak membuat jera pelaku yang melakukan tindakan
bahwa tindakan kecurangan tidak akan terjadi lagi kedepannya. Peneliti juga
meyakini ada faktor lain yang menyebabkan terjadinya tindak kecurangan. Hal ini
yang digunakan oleh seorang pemimpin maka akan dapat menurunkan resiko fraud,
sedangkan penelitian ini di LPD Desa Adat Sangsit gaya kepemimpinan yang
diterapkan pada LPD Adat Sangsit tidak diberlakukan sehingga pemimpin ikut serta
melakukan kecurangan pada kas yang dapat memicu bawahan untuk melakukan
tabungan di LPD Desa Adat Sulanyah Kecamatan Seririt sudah sesuai dan memadai,
sedangkan dalam penelitian ini LPD Desa Adat Sangsit mengalami kecurangan pada
proses pencatatan penerimaan kas dan pengeluaran kas yang dilakukan dengan
9
memalsukan list tabungan nasabah. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka dapat
karenakan adanya oknum pegawai yang menggelapkan uang nasabah dengan tidak
memasukan tabungan nasabah ke dalam sistem yang telah ada pada LPD, sehingga
banyak nasabah yang mengalami kerugian dari dana yang digelapkan oleh pegawai
LPD. Lembaga Perkreditan Desa merupakan lembaga non bank yang hanya
dsiproteksi dengan awig-awig atau pararam untuk mengatur tentang tata kelola LPD
sebagai milik Desa Adat, maka awig-awig atau pararam ini sangat berpengaruh
C. Pembatasan Masalah
E. Tujuan Penelitian
10
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang
menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: untuk memahami penyebab terjadinya
berikut:
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktik
b. Bagi Peneliti
11
berkaitan dengan kecurangan ( fraud) pada Lembaga Perkreditan Desa
(LPD).
12
G. KAJIAN TEORI
oleh Cressey (1953) yang mencetuskan bahwa fraud triangel dapat digunakan untuk
Cressey (1953). Dalam teori ini menambahkan dua penyebab fraud yaitu competence,
dijelaskan dalam teori fraud diamond. berikut gambaran terkait fraud diamond theory
Opportunity Rationalization
Fraud
Pentagon
Pressure Capability
Arrogance
13
Adapun Elemen-elemen penting dalam Fraud Pentagon Theory yaitu:
sifat superioritas atas hak yang dimiliki dan merasa bahwa pengendalian
2. Pengertian Fraud
These acts are not dependent upon the application of threats of violence or physical
14
property or service; to avoid payment or loss of services; or to secure personal o
business advantage.”
melanggar hukum (illegal act), yang dilakukan dengan sengaja untuk tujuan tertentu
misalnya menipu dan memberikan gambaran yang keliru (mislead) kepada pihak-
pihak lain, dilakukan oleh orang baik dari dalam organisasi maupun dari luar
2013).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa fraud merupakan suatu tindak
kecurangan yang dilakukan oleh seseorang baik secara sengaja atau tidak sengaja
yang nantinya dapat merugikan masyarakat maupun diri sendiri. Aspek-aspek yang
terkandung pada Fraud terdiri dari tiga yaitu adanya penipuan, adanya ketidak
jujuran dan adanya niat seseorang untuk melakukan tindak kecurangan. Wells, 2011
15
d. Menghilangkan informasi yang harus disajikan dan diungkapkan yang
a) Insentif atau tekanan, manajemen atau pegawai lain merasakan insetif atau
tindakan yang tidak jujur, atau mereka berada dalam lingkungan yang
jujur.
B. Jenis-jenis fraud
kepada perusahaan.
16
b) Management fraud yang merupakan manajemen puncak memberikan
A. Tipe-Tipe Fraud
kecuranganyaitu :
B. Kelompok Fraud
ada 2 yaitu:
17
a) Kecurangan terhadap Organisasi yang menyatakan bahwa Kecurangan
perusahaan.
perbuatan yaitu:
dressing.
18
c. Korupsi (Corruption). Jenis fraud ini yang paling sulit dideteksi karena
menyangkut kerja sama dengan pihak lain seperti suap dan korupsi, di
kesadaran akan tata kelola yang baik sehingga factor integritasnya masih
dipertanyakan. Fraud jenis ini sering kali tidak dapat dideteksi karena
misalnya pola hidup konsumtif dan aspek sosial seperti keluarga yang
19
dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang
20
suatu kegiatan-kegiatan entitas yang dapat dilaksanakan oleh manajemen
Kajian hasil penelitian yang relevan digunakan sebagai perbandingan dan acuan
Tabel 1
Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Nama/Ta Judul Penelitian Metode Penelitian Masalah Penelitian Hasil Pene
Ni Luh Ayu Faktor-Faktor Yang 1. Pendekatan yang digunakan Apa Penyebab terjadinya Menunjukan bah
Suaslioni Mempengaruhi dalam penelitian ini adalah Fraud dan bagaimana cara bentuk fraud yan
(2017 Terjadinya Fraud pendekatan kualitatif. penanggulangannya. LPD Desa
Pada LPD Desa 2. Subyek dalam penelitian ini Bontihing yait
Pakraman Bontihing. adalah Kepala LPD Desa penggandaan
Pakraman bontihing dan tabungan
karyawan LPD Desa penyelewengan
Pakraman Bontihing, dan penyebab terjad
yang dianggap pahan dan diklasifikasikan
mengetahui tindakan fraud empat yaitu
yang terjadi. lemahnya
organisasi dan
wewenang, kon
yang belum
moralitas yan
akibat adanya
(opportunity), d
efektifnya kine
internal LPD da
terhadap terjad
yaitu diselesaik
kekeluargaan
memperbaiki
pengendalian
21
menjadi terko
dalam penginp
pembuatan
keuangan,
mengoptimalkan
pengawasan
menerapkan prin
hatian dalam m
LPD.
Ni Ketut Ayu Pengaruh Moralitas 1. Pada penelitian ini Mengetahui pengaruh Moralitas indiv
Tri Astuti, individu, Ketaatan mengunakan pendekatan moralitas individu, berpengaruh
(2017). Aturan Akuntansi, dan Kuantitatif. ketaatan aturan akuntansi, kecendrungan
Efektivitas 2. Subyek pada penelitian ini dan efektivitas (fraud) akuntan
Pengendalian Internal yaitu Seluruh Kepala dan pengendalian internal aturan
Terhadap Bendahara LPD di terhadap kecendrungan berpengaruh
Kecendrungan Kabupaten Buleleng. kecurangan (Fraud) signifikan
Kecurangan (Fraud) akuntansi pada Lembaga kecendrungan
Akuntansi Pada Perkreditan Desa (LPD) di (fraud)
Lembaga Perkreditan Kabupaten Buleleng. efektivitas p
desa di Kabupaten internal berpeng
Buleleng dan signifikan
kecendrungan
(fraud) akuntan
aturan akuntansi
Ni Putu Mas Menelaah Faktor- 1. Pendekatan yang digunakan faktor-faktor penyebab Hasil
Agustin Faktor Penyebab dalam penelitian ini yaitu terjadinya menunjukan bah
Frasilia Terjadinya Fraud kualitatif. Fraud /kecurangan Studi faktor penyebab
(2015) (Studi Kasus pada PT. 2. Subyek pada penelitian ini kasus pada PT.BPR Kapal Fraud pada PT.
BPR Kapal Basak yaitu Pimpinan Cabang Pursada Cabang Singaraja. Basak Pursad
Pursada Kantor PT.BPR Kapal Basak Singaraja
Cabang Singaraja). Pursada, Staf dalam bank, diklasifikasikan
dan pihak terkait yang empat yaitu
dianggap paham dan lemahnya
mengetahui tentang kasus pengendalian
Fraud. perusahaan, kon
yang belum
moralitas kolek
akibat adanya
(opportunity), d
efektifnya kine
internal perusaha
22
Ketut Catur Prosedur Pencatatan 1. Pendekatan yang digunakan Bagaiaman Prosedur Hasil
Eka Sari Penerimaan dan dalam penelitian ini yaitu Pencatatan Penerimaan menunjukan
Dewi (2018) Pengeluaran Kas Pada kualitatif. dan Pengeluaran Kas Pada Prosedur
Lembaga Perkreditan 2. Subyek yang digunakan Lembaga Perkreditan Penerimaan
Desa (LPD) Adat dalam penelitian ini yaitu Desa (LPD) Desa Adat Pengeluaran K
Sulanyah Kecamatan Lembaga Perkreditan Desa Sulanyah Kecamatan Lembaga Perkre
Seririt. Adat Sulanyah Kecamatan Seririt (LPD) Desa Ad
Seririt dan Objek penelitian Kecamatan Ser
adalah prosedur pencatatan prosedur dianta
penerimaan dan Pencatatan Pene
pengeluaran kas. Pada Tabung
Pencatatan Pene
Pada Depos
Pencatatan Peng
Pada Tabung
Pencatatan Peng
Pada Pencairan
(5) Pencatatan P
Kas Pada Penca
dan (6)
Penerimaan
Pengeluaran Kas
I Putu Aditya Pengaruh 1. Pendekatan yang digunakan Mengetahui pengaruh Hasil
Prastika Eka Pengendalian Internal, dalam penelitian ini yaitu pengendalian internal, pengendalian
putra dan Budaya Organisasi kuantitatif. budaya organisasi dan budaya organ
Made Yenni dan moralitas pada 2. Subyek dalam penelitian ini Moralitas pada moralitas b
Latrini. Kecendrungan (fraud) yaitu Kepala Lembaga Kecendrungan (fraud) di negatif pada ke
(2018) di LPD Se-Kabupaten Perkreditan desa (LPD). LPD Se-Kabupaten kecurangan (fra
Gianyar Gianyar. Se-Kabupaten G
Kennedy Analisis Fraud 1. Pendekatan yang Mengetahui bagaimana Hasil
Samuel Diamond Dalam digunakan dalam pengaruh fraud diamond menunjukkan
Sihombing Mendeteksi Financial penelitian ini yaitu dalam mendekteksi variabel stabilita
(2014) Statement Fraud: Kuantitatif. statement fraud pada yang diproksikan
Studi Empiris Pada 2. Subyek dalam penelitian perusahan manufaktur oleh perubahan
perusahaan ini yaitu Perusahaan hyang terdaftar di Bursa aset, variabel
Manufaktur Yang manufaktur yang sudah Efek (BEI). eksternal yang
terdaftar di Bursa Efek go public atau terdaftar oleh
Indonesia (BEI) di Bursa Efek Indonesia rasio leverage, s
Tahun 2010-2012 (BEI) selama periode yang diproks
2010-2012 perubahan dalam
rasio piutang d
rasionalisasi yan
dengan perubaha
rasio akrual to
23
mempengaruhi
laporan keuanga
Ayu Nanda Pengaruh Keefektifan 1. Pendekatan yang Untuk mengetahui Hasil peneli
Widayasari Pengendalian Internal, digunakan dalam pengaruh variabel membuktikan ba
(2017) Kesesuaian penelitian ini adalah keefektifan pengendalian parsial variabel
Kompensasi, dan kuantitatif dengan internal, kesesuaian pengendalian in
Budaya Organisasi mengunakan skala likert kompensasi, dan budaya kesesuaian
terhadap 2. Subyek dalam penelitian organisasi terhadap (X2), budaya
Kecenderungan ini yaitu seluruh LPD kecenderungan (X3) berpengaru
Kecurangan (fraud) kecamatan sukasada kecurangan (fraud) pada kecenderungan
pada Lembaga dengan 39 responden. Lembaga Perkreditan (fraud) pada
Perkreditan Desa Desa (LPD) SeKecamatan Perkreditan De
(LPD) SeKecamatan Susut. SeKecamatan Su
Susut. hasil thitung mas
sebesar 4,357
tingkat signifik
2,331 dengan
signifikansi 0
2,525 dengan
signifikansi 0,01
Krisna Pengaruh 1. Pendekatan yang untuk mengetahui Hasil dari pen
Saputra Pengendalian intern digunakan dalam pengaruh pengendalian menunjukan b
(2015). Kas, implementasi penelitian ini yaitu intern kas, implementasi pengendalian
Good Governance dan kuantitatif dengan good governance dan berpengaruh
Moralitas Individu menggunakan skala moralitas individu negatif terhadap
terhadap fraud. likert. terhadap fraud. implementasi
( (Studi Empiris pada 2. Subyek dalam penelitian governance b
LPD di Kabupaten ini yaitu pegawai bagian signifikan negat
Buleleng Bagian keuangan pada LPD di fraud. (3) morali
Timur) Kabupaten Buleleng berpengaruh
Bagian Timur, di mana negatif terhadap
jumlah responden
sebanyak 40 orang.
Ayu Diah Pengaruh Efektifitas 1. Pendekatan yang Untuk mengetahui Hasil Peneli
Utari (2019) Pengedalian Internal, digunakan dalam pengaruh efektifitas menunjukan b
Moralitas Individu penelitian ini adalah pengedalian internal, efektifitas p
Dan Whistleblowing kuantitatif moralitas individu dan internal berpeng
Terhadap 2. Subyek dalam penelitian whistleblowing terhadap terhadap kec
Kecenderungan ini yaitu 21 Lembaga kecenderungan kecurangan, (2)
Kecurangan (Fraud) Perkreditan Desa di kecurangan individu b
Pada Lembaga Kecamatan Buleleng positif
Perkreditan Desa di kecenderungan
Kecamatan Buleleng. (3) whi
24
berpengaruh
terhadap kec
kecurangan pad
Perkreditan
Kecamatan Bule
0. Emy Pengaruh Tekanan, 1. Pendekatan yang Untuk membuktikan Hasil
Suryandari Kesempatan, digunakan dalam pengaruh variabel menunjukkan b
(2019) Rasionalisasi penelitian ini yaitu tekanan, kesempatan, Tekanan b
(Triangle) dan kuantitatif. rasionalisasi dan positif terhada
Efektifitad Penerapan 2. Subyek dalam penelitian efektivitas penerapan kecurangan, 2) K
Pengendalian Internal ini yaitu para karyawan pengendalian internal berpengaruh
Terhadap Tindak yang bekerja pada 8 terhadap tindak terhadap tindak k
Kecurangan Fraud LPD Di Kecamatan kecurangan di LPD Se- 3) R
(Studi Pada Se- Negara Kecamatan Negara. berpengaruh
Kecamatan Negara). terhadap tindak k
4) Efektivitas
pengendalian
berpengaruh
terhadap tindak k
H. METODE PENELITIAN
Dalam suatu penelitian, data merupakan faktor pendukung untuk mengkaji suatu
permasalahan yang akan diteliti. Data-data yang akan digunakan dapat diperoleh
1. Rancangan Penelitian
Dilihat dari sifat dan tujuannya penelitian yang digunakan yaitu penelitian
dengan metode atau pendekatan studi kasus (Sugiyono, 2017). Studi kasus atau
suatu kasus tertentu untuk diamati dan dianalisis secara cermat dan tuntas.
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subyek
25
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara
holistic, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada satu
Dalam hal ini penelitian dilakukan LPD Desa Adat Sangsit. Penelitian ini
difokuskan pada kecurangan (fraud) yang terjadi pada LPD Desa Adat Sangsit.
melakukan penelitian baik penelitian dari tahap awal maupun tahap hasil. Adapun
26
Rancangan Penelitian
Gambar :
Merumuskan Masalah
Mengkaji Teori
Mengumpulkan Data
Penarikan Kesimpulan
2. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini yaitu bapak Jro Wayan Wisara selaku Ketua Adat
Desa Adat Sangsit dan Bapak Ketut Swastama selaku Pengurus Tata Usaha
Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Adat Sangsit. Dimana peneliti memilih orang-
27
peneliti yang mengetahui mengapa kecurangan fraud bisa terjadi serta bagaimana
dan dapat mengakibatkan suatu kerugian bagi suatu entitas ataupun bagi
yang dimiliki oleh setiap banjar atau dusun yang terdapat pada Desa
28
tersebut sehingga pengelolaan LPD harus baik dan sesuai dengan aturan
Desa.
yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian ini adalah
1. Teknik Wawancara
melalui tatap muka dan Tanya jawab langsung antara pengumpul data
29
(Lampiran 1). Adapun uraian tujuan dari wawancara kepada informan,
sebgai berikut.
di Desa Adat Sangsit dan Kelian Adat juga orang yang paham
pada LPD.
Sangsit)
30
2. Teknik Pengamatan / Observasi
3. Teknik Dokumentasi
dilakukan pada bukti transaski seperti bukti kas keluar dan bukti kas
31
Adat Sangsit yang diabadikan dengan gambar melalui kamera
Menurut Sugiyono (2012; 89) analisis data adalah proses mencari dan
menyusun data yang dilakukan secara sistematis yang dapat diperoleh dari hasil
2011: 91) mengemukakan terdapat 3 langkah dalam analisis data, yaitu reduksi data,
1. Reduksi Data
penting, dicari tema dan polanya. Sehingga data yang direduksi akan
membuang data yang dianggap tidak penting atau tidak diperlukan dan
32
penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti akan banyak menemukan
yang berlaku di Desa Adat Sangsit. Dalam penelitian ini juga akan
2. Display Data
apa yang terjadi berdasarkan dengan apa yang telah dipahami. Proses
3. Verifikasi Data
mentah agar suatu kesimpulan yang diambil lebih kuat dan bisa untuk
33
dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian ini peneliti melakukan
34
DAFTAR PUATAKA
Abdullahi, R., Mansor, N., & Nuhu, M. S. (2015). Fraud Triangle Theory and Fraud
Diamond Theory: Understanding The Convergent and Divergent for Future
Resarch. European Journal of Business and Management.
35
Akuntansi, FEB Universitas Diponegoro Semarang.
Peraturan Baliprov. 2017. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2017 tentang Lembaga
Perkreditan Desa. Diakses di https://jdih.baliprov.go.id/produk-
hukum.peraturan/24744
Peraturan Baliprov.2019.Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2019 tentang Lembaga
Perkreditan Rakyat Provinsi Bali. Diakses di
https://jdih.baliprov.go.id/produk-hukum.peraturan/24744
Saputra, Gede Krisna Saputra, Nyoman Ari Surya Darmawan, Gusti Ayu
purnamawati. 2015. Pengaruh Pengendalian Intern Kas, Implementasi Good
Governance, Dan Moralitas Indivitu Terhadap Kecurangan Fraud (Studi
Empiris Pada LPD Kabupaten Buleleng Bagian Timur). E-Journal S1 Ak
Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 3 No. 1
Siregar, Santi Lina. (2017). Literatur Review: Perilaku Korupsi dan Penyebabnya,
Fundamental Management Journal, ISSN: 2540-9816 (print) 2540-9220
(online) Volume:2 No.1.
Sihombing, K. S. 2014. Analisis fraud diamond dalam mendeteksi financial statement
fraud : studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2012. Universitas Dipenogoro, Semarang.
Suaslioni, Atmadja dan Wahyuni. 2017. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Terjadinya Fraud Pada LPD Desa Pakraman Bontihing. E-Journal S1 AK.
Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 8 No. 2
Sulistyowati, A.2011. “Keuangan Pedesaan Dari Untuk masyarakat Adat”. Kompas,
28 Januari 2011. Halaman:35.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke-17.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suryandari, Ni Putu Emy Suryandari, Made Arie Wahyuni, I Putu Julianto. 2019.
Pengaruh Tekanan, Kesempatan, Rasionalisasi (Triangle) dan Efektifitad
Penerapan Pengendalian Internal Terhadap Tindak Kecurangan Fraud (Studi
Pada Se-Kecamatan Negara). -Journal S1 AK. Universitas Pendidikan
Ganesha. Vol. 10 No.1
Tunggal, Amin Widjaja. 2012. Pedoman Pokok Audit Internal. Jakarta: Harvarindo.
Tuanakotta, Theodorus M. 2013. Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif. Jakarta:
Salemba Empat.
36
TribunBali.2018.Pengurus LPD Gerokgak Terindikasi Tilep Dana Nasabah Hingga.
Tersedia pada (http://www.bali.tribunnews.com) diakses pada pada 1 mei
2018.
Utari, Indah Sri. (2011). Faktor Peyebab Korupsi, Pendidikan Anti Korupsi untuk
Perguruan Tinggi, Kementrian P&K Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi.
Utari, Ni Made Ayu Diah Utari, Edy Sujana, Adi Yuniarta. 2019. Pengaruh
Efektifitas Pengedalian Internal, Moralitas Individu Dan Whistleblowing
Terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Pada Lembaga Perkreditan
Desa di Kecamatan Buleleng. E-Journal S1 AK. Universitas Pendidikan
Ganesha. Vol. 10 No.2
Wells, J. T. 2011. Principles of fraud examination. 3 edition. Wiley & Sons, Inc.
Widyaswari, I Dewa Ayu Nanda Widyaswari, Gede Adi Yuniarta, Edy Sujana. 2017.
Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal, Kesesuaian Kompensasi, dan
Budaya Organisasi terhadap Kecenderungan Kecurangan (fraud) pada
Lembaga Perkreditan Desa (LPD) SeKecamatan Susut. E-Journal S1 Ak
Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 8 No.2
Wolfe, David T., dan Hermanson, Dana R. 2004. The Fraud Diamond: Considering
the Four Elements of Fraud. CPA Journal, Dec 2004, Vol. 74, Issue 12
37
LAMPIRAN-LAMPIRAN
38
LAMPIRAN 1
Daftar Pertanyaan:
Saya mau bertanyak Sudah berapa lama bapak/ibu bekerja di LPD Adat
Sangsit?
kecurangan?
39
11. Bagaimana dengan pendidikan sumber daya manusia (pegawai) di LPD Adat
Sangsit?
12. Apakah ada dampak dalam korupsi ini terhadap LPD dan Pegawai?
13. Bagaimana dengan sistem komputer yang ada di LPD Adat Sangsit? apakah
14. Bagaimana cara menerapkan sistem pengendalian internal agar tidak terjadi
15. Apakah tugas dan fungsi bagian keuangan dan kasir sudah berjalan dengan
baik?
17. Solusi apa yang bapak/ibu akan lakukan agar LPD Desa Adat Sangsit tidak
40
41