Robert Nozick
Filsuf politik Amerika Robert Nozick, seorang liberal libertarian, terkenal karena buku
pertamanya Anarchy State and Utopia yang diterbitkan pada tahun 1974. Nozick adalah
pendukung individualisme abad kedelapan belas dan kapitalisme abad kesembilan belas. Dia
bukan seorang anarkis tetapi dipengaruhi oleh individualis-anarkis Murray Rothbard,
mengusulkan bentuk individualisme radikal dalam struktur negara. Bagi Nozick, “negara
minimal adalah negara yang paling luas yang dibenarkan” dan jika negara mencari peran yang
lebih luas daripada fungsi sempit memberikan perlindungan terhadap kekerasan, pencurian,
penipuan dan penegakan kontrak maka itu melanggar hak individu.
Inti dari karya Nozick adalah hak individu yang terlihat dari pernyataannya yang berani
pada kata pengantar bukunya bahwa “individu memiliki hak dan ada hal-hal yang tidak boleh
dilakukan oleh seseorang atau kelompok kepada mereka (tanpa melanggar hak mereka)”. Nozick,
khususnya, kritis terhadap John Rawls, bisa dibilang filsuf politik paling penting abad kedua
puluh yang bukunya, A Theory of Justice, menghasilkan lebih banyak diskusi dan komentar
daripada buku teori politik dan sosial lainnya yang diterbitkan sejak Perang Dunia II. Inti dari
kritik Nozick terhadap teori Rawls menargetkan metode berorientasi hasil akhir, tetapi teori
redistribusi, khususnya. Nozick sama sekali menolak gagasan redistribusi dan menyatakan
bahwa itu bertentangan dengan gagasan kepemilikan diri.
Dia lebih lanjut menekankan bahwa redistribusi membuat orang lain "sebagian-pemilik
Anda memberi] mereka hak milik di dalam diri Anda". Sebagai alternatif dari teori Rawls,
Nozick menyarankan teori haknya. Salah satu masalah utama dengan argumen Nozick adalah
"abstrak dari individualisme yang mereka asumsikan" dan individualisme, menurut Lukes,
adalah "lensa distorsi yang memuaskan intelek sambil menyederhanakan dunia". Nozick
mencoba untuk mengisolasi orang dengan individualisme yang bertentangan dengan fakta
bahwa "orang dibentuk oleh masyarakat di mana mereka disosialisasikan dan hidup". Artikel ini
akan mengeksplorasi teori keadilan Nozick, keadilan dalam kepemilikan, hak-hak individu dan
negara minimal, apakah konsep-konsep ini dapat berdiri sebagai teori universal dengan
mempertimbangkan literatur akademis di sekitarnya.
Libertarianisme
Libertarianisme adalah filosofi politik yang menyatakan bahwa peran negara dalam
masyarakat harus sangat dibatasi. Batasan tersebut terletak pada posisi perlindungan polisi,
pertahanan nasional, dan administrasi pengadilan. Sedangkan tugas-tugas lain yang biasa
dilakukan oleh pemerintah modern, seperti pendidikan, sosial asuransi, kesejahteraan, dan
sebagainya diambil alih oleh badan-badan keagamaan, amal, dan lembaga swasta lainnya yang
beroperasi di pasar bebas.
Liberalisme erat kaitannya dengan aliran lain di Amerika Serikat oleh mazhab Chicago
yang disebut sebagai Neo-Liberalisme. Pada dasarnya, Kedua aliran ini menginginkan
privatisasi dan deregulasi, berkampanye menentang negara kesejahteraan dan kebijakan
pemerataan distributif. Libertarianisme sejajar dengan fenomena individualisme di Amerika
Serikat seperti yang terlihat dalam gerakan menentang kebijakan fiskal. Di Inggris,
libertarianisme berkembang di bawah Margaret Thatcher dan di Amerika Serikat di bawah
Rondald Reagan.
Sejak 1971, ideologi ini telah menciptakan partai politiknya sendiri, yang bernama
Libertarian Party. Platform liberal yang berjuang untuk memotong pajak dengan menolak
subsidi negara untuk asuransi kesehatan juga sosial.
Konsep liberal inilah yang dikembangkan Nozick dengan kosnep dan pandangan yang
berbeda dari pemikir atau tokoh lain sebelumnya. John Stuart Mill misalnya adalah seorang
liberal sosialis. Dengan prinsip perbedaan Rawls memberi warna sosialis pada konsep
liberalismenya. Nozick memotong jembatan yang menghubungkan kebebasan dan keadilan
sosial. Ia hanya mengenal kebebasan setiap individu yang berpijak pada self-ownership atau
kepemilikan pribadi. Nozick memandang prinsip self-ownership sebagai warisan substansial
kultur Inggris Amerika yang tak dapat diganggu gugat.
Jadi menurut Nozick, setiap individu memiliki hak atas kepemilikan, tukar dan pilihan
bebas untuk menghadiahkan sesuatu kepada orang lain. Pilihan bebas ini membatalkan setiap
pola distribusi. Nozick menjelaskan tesis ini dengan contoh tentang pemain bola basket
kenamaan Wilt Chamberlain. Anggaplah, pada awal mula terdapat sebuah distribusi yang
egaliter. Wilt Chamberlain hanya mau bermain jika setiap penonton bersedia membayar tiket
masuk seharga 25 sen. Akhirnya 1 juta orang memutuskan untuk menonton. Mereka bersedia
membayar tiket masuk. Dengan demikian tatanan egaliter berubah. Wilt Chamberlain menjadi
lebih kaya dengan jumlah kekayaan 250.000 dollar. Apakah ini dianggap tidak adil? Setiap
penonton secara suka rela telah membayar 25 sen. Siapa yang tak mau membayar, tidak harus
menonton Chamberlain bermain. Setiap orang memiliki secara legal apa yang ia sudah miliki.
Pembayaran suka rela membatalkan pola distribusi. Dengan itu aturan yang muncul tidak dapat
dianggap tidak adil.
Teori hak
Mengabaikan teori keadilan distributif, Nozick, yang dipengaruhi oleh Locke, mengajukan "teori
hak" keadilannya. Menurut Nozick Jika dunia sepenuhnya adil, maka
1. Seseorang yang memperoleh suatu kepemilikan sesuai dengan asas keadilan
dalam perolehan berhak atas kepemilikan tersebut.
2. Seseorang yang memperoleh suatu kepemilikan sesuai dengan asas keadilan dalam
pengalihan, dari orang lain yang berhak atas kepemilikan tersebut, berhak atas kepemilikan
tersebut.
3. Tidak seorang pun berhak atas kepemilikan kecuali dengan penerapan (berulang) dari 1 dan
2”.
Sederhananya, kepemilikan seseorang adalah adil jika diperoleh melalui (1) hanya perolehan asli
atau (2) hanya transfer atau (3) melalui perbaikan ketidakadilan dalam dua pengertian.
Keadilan dalam perolehan: “Keadilan dalam perolehan” menyatakan bahwa seseorang yang
memperoleh kepemilikan secara adil berhak atas kepemilikan itu, yaitu bagaimana hal-hal yang
sebelumnya tidak dimiliki oleh siapa pun dapat diperoleh oleh seorang individu.
Menurut Nozick, tindakan awal perampasan memberikan hak yang tidak
terbataspenggunaan dan disposisi. Ketika ditanya bagaimana pembawa mendapatkan properti
mereka, Nozick menjawab, itu adalah proses sejarah. Dia berjuang untuk menentukan dalam
menentukan secara tepat mana dari beberapa metode awal akuisisi awal yang lebih
disukai. Kecenderungannya pada teori kerja Locke tentang akuisisi properti terbukti. Menurut
Locke, suatu batasan harus ditempatkan pada jumlah sumber daya yang dapat diekstraksi dari
alam oleh siapa pun, "cukup dan baik" harus dibiarkan agar orang lain aman. Nozick mencoba
merumuskan kembali batas ini dalam kerangka dasar kesejahteraan tertentu. Dia, bagaimanapun,
gagal menyebutkan di mana baseline ini perlu diperbaiki. Titik awal yang dibuat Locke adalah
bahwa bumi adalah milik bersama sedangkan Nozick mencoba menjelaskan bagaimana apa yang
tidak dimiliki dapat menjadi milik pribadi. Seseorang mungkin dengan kuat berargumen bahwa
prinsip perolehan ini tidak cocok di dunia teknologi modern ini dan tampaknya membenarkan
ketidakadilan sebelumnya atau setidaknya berlaku untuk metode yang sangat diperdebatkan.
Nozick mengandaikan begitu saja hak-hak individu dan tidak memberi pendasaran.
Untuk itu Nozick merujuk pada John Locke. Ha-hak yang diandaikan oleh Nozick adalah hak-
hak negatif. Akan tetapi Nozick lupa kalau pemenuhan hak-hak negatif mengandaikan
pengakuan akan hak-hak sosial. Basis-basis sosial dari “prinsip penghargaan terhadap martabat
pribadi” seperti diungkapkan oleh John Rawls luput dari perhatian Nozick. Prinsp penghargaan
terhadap pribadi manusia tidak hanya berpijak pada apa yang dipikirkan setiap individu. Ia
juga bergantung dari pengakuan orang lain dan basis-basis sosial yang disediakan oleh sebuah
komunitas. Libertarianisme adalah filsafat politik untuk orang-orang kaya, terutama orang-
orang kaya di Amerika Serikat. Ia tidak menawarkan sebuah ideal keadilan yang universal.
Sumber Pustaka:
Gusti, Otto. 2021. Robert Nozick (1938-2002): Teori Keadilan Libertarian. BANERA.ID.
Diakses pada 18 September 2021.
Salahuddin, A. 2018. Robert Nozick’s Entitlement Theory of Justice, Libertarian Rights and
the Minimal State: A Critical Evaluation. Jurnal of Civil & Legal Sciences, Vol. 7(1): 234