Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Muhammad Fachri Herawza

NIM : 201710110311203
KELAS : III E

TUGAS TERSTRUKTUR 6
(Partai Politik, Sejarah Partai Politik,
Sistem Partai Politik, Partai Politik di Indonesia)

Partai politik
Biasanya orang lebih suka menyebut singkatannya yaitu, parpol, ketika
berbicara tentang partai politik. Parpol dalam sosiologi adalah pranata sosial yang
bergerak di bidang politik. Singkatnya, parpol adalah lembaga politik. Pengertian ini
tentu saja kurang detail. Definisi sederhana yang sering diajarkan dalam kelas ilmu
politik adalah parpol merupakan sekumpulan orang yang terorganisir melakukan
aktivitas politik dengan orientasi merebut atau mempertahankan kekuasaan
melalui dukungan suara rakyat.
Cukup sering kita mendengar istilah ”parpol sebagai kendaraan politik”. Ini
berarti, parpol juga berperan sebagai instrumen guna meraih posisi strategis atau
jabatan dalam stuktur di pemerintahan. Untuk lebih memahami pengertian parpol,
kita perlu juga menyimak beberapa definisi yang pernah diusiulkan oleh para ahli
ilmu politik.
 Sigmund Neumann berpendapat bahwa parpol adalah organisasi dari
aktivitas-aktivitas politik yang berusaha mendapatakan kekuasaan
pemerintahan dengan merebut dukungan rakyat dalam konteks
persaingan dengan organisasi atau golongan lain yang memiliki
pandangan berbeda.
 Carl J. Friedrich mendefiisikan partai politik sebagai sekelompok
manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan
mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pemimpn
partainya dimana konsekuensinya, para anggota partai mendapat
keuntungan baik secara idiil maupun materiil.
 H. Soltou berpendapat bahwa parpol adalah sekelompok warga
negara yang terorganisir dan bertindak sebagai suatu kesatuan politik
yang memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih, menguasai
pemerintahan, dan melaksanakan kebijaksanaan umum.
Dari paparan mengenai pengertian di atas, kita bisa ambil kesimpulan bahwa
partai politik merupakan aktivitas terorganisir yang berorientasi meraih
kekuasaan di struktur pemerintahan suatu negara. Indonesia merupakan negara
yang pemimpinnya dipilih secara demokratis melalui pemilu setelah diusung oleh
partai politik. Artinya kekuasaan dalam struktur pemerintahan di Indonesia tak bisa
diperoleh, -kecuali segelintir saja yang berhasil melalui jalur independen-, tanpa
dukungan partai politik. Bagaimana perkembangan parpol di Indonesia?

Sejarah partai politik


Sebelum mengulas secara ringkas perkembangan parpol di Indonesia, saya
harus menyampaikan terlebih dahulu bahwa di dunia ini, sistem kepartaian yang
diterapkan oleh negara-negara di luar sana tidak selalu sama. Sistem kepartaian
bervariasi, dimana secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga, sebagai
berikut:
 Sistem partai tunggal, yaitu parpol yang eksis di suatu negara hanya
satu. Secara otomatis, pemerintah negara tersebut tidak memiliki
partai oposisi. Kontrol terhadap kekuasaan pemerintah dilakukan
dalam internal parpol itu sendiri. Beberapa negara yang menerapkan
sistem partai tunggal yaitu Kuba, Korea Utara, Cina, Pantai Gading,
dan Guinea
 Sistem dwi partai, yaitu hanya ada dua parpol yang eksis di suatu
negara. Oleh karena hanya ada dua partai, peran yang dimainkan
sangat jelas, satu partai sebagai penguasa, satunya lagi sebagai
oposisi. Kedua partai berkompetisi ”abadi” satu sama lain. Amerika
Serikat merupakan negara yang menerapkan sistem dwi partai.
 Sistem multipartai, yaitu parpol yang eksis lebih dari dua.
Jumlahnya persisnya bervariasi. Munculnya multipartai bisa
disebabkan oleh konteks sosial negara itu yang majemuk.
Kemajemukan bisa dilihat dari berbagai hal misalnya, dari ras, suku,
agama, kebudayaan, sampai ideologi. Indonesia adalah salah satu
negara yang menganut sistem multipartai.
Mengapa Indonesia menerapkan sistem multipartai?
Bahkan sejak sebelum Indonesia merdeka, kemajemukan sudah menjadi
karakter utama masyarakat di nusantara. Integrasi sosial yang diekspresikan melalui
sumpah pemuda pada 1928 menunjukkan bahwa kekuatan yang menyatukan bangsa
Indonesia adalah visi besar untuk merdeka ditengah keragaman yang ada dalam
berbagai bentuk, tak terkecuali keragaman ideologi.
Manifestasi kesadaran nasional untuk menjadi bangsa yang merdeka
memunculkan beberapa pola kepartaian dengan asas dan ideologi yang berbeda.
Sebagai contoh, Budi Utomo dan Muhammadiyah berasas sosial. Masyumi, Partai
Syarikat Islam Indonesia (PSII), Partai Katolik, dan Partai Kristen Indonesia
(Parkindo) berasakan pada agama. Partai Nasional Indonesia (PNI) berideologi
nasionalisme. Partai Komunis Indonesia (PKI) mengusung ideologi komunisme.
Beberapa parpol tersebut sudah mulai eksis sejak Indonesia masih berada di bawah
kekuasaan sistem kolonial Belanda. Ketika Jepang masuk, kegiatan partai politik
dilarang kecuali golongan Islam yang membentuk Partai Masyumi.
Pada 1945, setelah pemindahan kekuasaan sampai ke tangan para pendiri
bangsa Indonesia, parpol yang sudah disebutkan di atas hidup kembali. Persaingan
partai politik berlangsung secara terbuka. Saya akan menjelaskan dengan membagi
dinamika parpol dalam perpolitikan di Indonesia ke dalam beberapa fase politik agar
pembaca mudah mencerna.

1) Masa demokrasi liberal (1945-1959)


Masa ini ditandai dengan kebebasan mendirikan parpol. Peranan
partai politik sangat dominan dalam struktur pemerintahan. Namun
demikian, dominasi parpol justru menciptakan kerentanan terhadap
perpecahan. Masing-masing elit politik mementingkan golongannya
atau parpolnya yang mengusungnya. Pemerintahan berjalan tidak
stabil. Masa demokrasi liberal berakhir dengan dikeluarkannya Dekrit
Presiden pada 5 Juli 1959.
2) Masa demokrasi terpimpin (1959-1966)
Pada masa ini, peran Presiden sangat dominan dalam struktur
pemerintahan. Parpol melemah karena wewenangnya dibatasi
sebagaimana tertulis dalam Dekrit Presiden. Namun dinamika politik
meruncing pada rivalitas tiga kubu besar, yaitu antara Sukarno yang
didukung PNI, PKI yang berhaluan komunis, dan Militer. Periode ini
berakhir dengan adanya peristiwa yang disebut oleh rezim setelahnya
sebagai G 30 S / PKI.
3) Masa orde baru (1966-1998)
Parpol pada masa ini dirampingkan oleh rezim Orde Baru. Jumlah
partai disederhanakan menjadi tiga, yaitu Partai Persatuan
Pembangunan (PPP), Golongan Karya (Golkar), dan PDI (Partai
Demokrasi Indonesia. PPP merupakan gabungan dari NU, Parmusi,
PSII, dan Partai Islam. Golkar adalah partai penguasa. PDI
merupakan gabungan dari Parkindo, Partai Katolik, PNI, Murba, dan
PKI. Pada masa ini, wakil rakyat dipilih oleh Presiden. Masa orde
baru berakhir setelah peristiwa reformasi 1998.
4) Masa reformasi (1998-sekarang)
Masa ini dimulai setelah mundurnya Suharto dari kursi presiden.
Parpol yang semula tiga berkembang biak menjadi 48 yang ikut serta
pada pemilu 1999. Reformasi berhasil mengubah struktur politik
secara fundamental. Pemimpin pemerintahan, yaitu Presiden dan
Wakil Presiden serta wakil rakyat sejak pemilu 2004 dipilih langsung
oleh rakyat. Sampai saat ini, Indonesia masih mengadopsi sistem
multipartai kendati jumlahnya tidak selalu konsisten.
Dinamika parpol di Indonesia dibentuk oleh dinamika politik yang khas tiap
fase. Eksistensi parpol juga ditentukan oleh rezim yang berkuasa. Kita bisa lihat
bahkan sebelum merdeka, ketika Jepang datang menjajah. Hanya satu partai yang
diijinkan beraktivitas.
Fungsi partai politik
Sejauh ini, penjelasan di atas menunjukkan bahwa tujuan parpol pada
prinsipnya adalah meraih kekuasaan di pemerintahan. Parpol juga dapat berperan
sebagai kendaraan untuk meraih kekuasaan. Jika dilihat dari fungsinya, apakah
parpol hanya berfungsi untuk meraih atau mempertahankan kekuasaan politik di
pemerintahan? Menurut pakar politik Sigmund Neumann, fungsi parpol tidak hanya
itu. Berikut ini saya sebutkan beberapa fungsi partai politik beserta penjelasan
singkatnya.
 Parpol sebagai sarana rekruitmen politik, yaitu proses kaderisasi dan
upaya-upaya lain untuk meraup suara pemilih.
 Parpol sebagai sarana sosialisasi politik, yaitu penyampaian visi dan
misi politik kepada publik yang merupakan subjek dari kebijakan
politik.
 Parpol sebagai sarana pengatur konflik, yaitu penawar konflik yang
bersumber dari perbedaan kepentingan individual atau golongan.
 Parpol sebagai sarana komunikasi politik, yaitu proses
mempertahankan atau menolak argumentasi politik dalam
penyelenggaraan pemerintahaan.
Dari keempat fungsi parpol di atas, kita bisa lihat bahwa peran parpol sangat
mulia sekali. Seperti apa kinerja parpol sebenarnya harus ditelisik lebih lanjut. Fungsi
ideal parpol seperti yang disebutkan di atas boleh saja diajarkan. Apakah
implementasinya sesuai dengan fungsi idealnya adalah pelajaran yang lain.
1. System partai politik

2. Partai politik di Indonesia


Periode Periode Demokrasi Jumlah Partai
Pemerintahan
1908-1942 Zaman kolonial Multipartai
1942-1945 Zaman pendudukan Jepang Tidak ada
22 Agustus 1945-14 Sistem presidensiil Satu partai (PNI)
November 1945 1. 22 Agustus 1945 Multipartai
2. 3 November 1945
14 November 1945- Demokrasi parlementer Mulai system
1950 parlementer
1950-1959 14 November 1945 Pemilu dengan
1955 lebih dari 20 partai
1959-1965 Demokrasi terpimpin Dikeluarkan
1959 penpres 7/1959
1960 (mencabut aklumat
pemerintah 3
November 1945
dan melakukan
penyederhanaan
partai). Hanya 10
partai yang diakui
(PKI, PNI, NU,
Partai Katolik,
Partindo, Parkindo,
Partai Murba,
PSSII Arudji, IPKI,
Partai Islam Perti),
sedangkan
Masjumi dan PSI
dibubarkan pada
tahun 1960.
Dibentuk front
Nasional yang
mewakili semua
kekuatan politik
termasuk PKI,
Front Nasional
inimemberikan
kesempatan kepada
golongan
fungsional dan
ABRI yang
sebelumnya kurang
berprtisipasi. PKI
dapat masuk ke
Front Nasional
karena didasarkan
prinsip
NASAKOM
1965-1998 Demokrasi Pancasila PKI dan Partindo
1966 dibubarkan
7 Juli 1967 Konsesnsus
1967-1969 nasional 100
1973 anggota DPR
1977,1982,1987,1992, 1997 diangkat
Eksperimen
1982
Dwipartai dan
1984
Dwigroup
1996 dilakukan
dibeberapa
Kabupaten di Jawa
Barat, namun
dihentikan pada
awal 1969.
Penggabungan
partai menjadi tiga
orsospol (9 partai +
1 Golongan Karya)
pemilu hanya
diikuti 3 orsospol
(system multipartai
terbatas) Pancasila
satu-satunya asas
(asas tunggal)
NU Khittah
PDI pecah
1998 21 Mei 1998 Reformasi dengan
multipartai
1998-sekarang Reformasi Multi partai
Pemilihan umum
(Pemilu)
Langsung, One
Man One Vote

Sumber:
http://sosiologis.com/partai-politik
http://teoripolitik.com/sejarah-partai-politik-di-indonesia/
https://nasional.kompas.com/read/2018/02/20/13275281/partai-politik-yang-
bertarung-di-pemilu-dari-masa-ke-masa

Anda mungkin juga menyukai