NOMOR 0514/Pdt.G/2011/PA.TA
DUDUK PERKARA
Pengadilan Agama Tulung Agung yang memeriksa dan mengadili perkara pada tingkat
pertamma dalam telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara:
PEMOHON , umur 41 tahun, agama Islam, pekerjaan Dagang, tempat tinggal di kabupaten
Tulungagung, sebagai PEMOHON;
LAWAN
TERMOHON , umur 39 tahun, agama Islam, pekerjaan Karyawan Swasta, tempat tinggal di
kabupaten Tulungagung, sebagai TERMOHON;
Bahwa Pemohon dengan surat gugatannya tertanggal 08 Maret 2011 yang telah terdaftar
di Pengadilan Agama Tulungagung dengan register perkara Nomor 0514/Pdt.G/2011/PA.TA
mengemukakan dalil-dalil sebagai berikut:
PUTUSAN PENGADILAN
10. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 1.358.000
(satu juta tiga ratus lima puluh delapan ribu rupiah)
ANALISIS
Pemaksaan hubungan seksual pada dasarnya tidak sejalan dengan kebiasaan masyarakat
yang baik. Perbuatan ini tidak sesuai dengan hati nurani manusia. Terlah banyak peraturan-
peraturan yang dibuat untuk menghapus perilaku buruk terhadap perempuan. Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga merupakan
bentuk usaha pemerintah untuk menghilangkan kekerasan dalam keluarga yang sebagain besar
korbannya adalah wanita. Sedangkan hal tersebut bertolak belakang dengan Hukum Islam, dalam
Hukum Islam seorang istri tidak boleh menolak apabila suami menginginkan hubungan intim,
sebagaimana arti dari hadist dari Abu Hurairah.
Artinya: “Apabila seorang laki-laki mengajak istrinya ke ranjangnya, lalu istri tidak
mendatanginya, hingga dia (suaminya) bermalam dalam keadaan marah kepadanya, maka
mailakat melaknatnya hingga pagi tiba.”
Hadist tersebut menunjukkan wajibnya seorang wanita memenuhi keinginan suami dalam
masalah jima’, sekalipun sang istri dalam keadaan sibuk dengan urusan rumah yang penting,
tidak boleh meninggalkan suami atau bersikap masa bodoh terhadapnya.
Maka dalam duduk perkara Putusan diatas penulis berpendapat bahwasanya permohonan
Pemohon kepada hakim merupakan keputusan yang tepat. Hal tersebut jelas keterangan
Termohon dalam duduk perkara Termohon kurang dapat melayani pemohon dengan baik dengan
alasan terlalu letih. Pemohon mengambil keputusan untuk menikah lagi (poligami) merupakan
tuntunan dalam syairat Islam. Karna pada dasarnya lebih baik berpoligami dari pada berzinah.
Maka dari itu, permohonan Permohon untuk berpoligami dapat dibenarkan dan selaran dengan
firman Allah dalam Al Quran surat an-Nisa’ ayat 3 yang artinya:
“Dan jika kamu takut tidak dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perenpuan yang yatim
(bila kamu mengawininya), maka kawinlah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi; dua, tiga
atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinlah) seorang
saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak
berbuat aniaya”