Anda di halaman 1dari 3

Aurellia & Partners

KANTOR ADVOKAT
jl. Smp 5 no.89 rt.14, Giri Mukti,Penajam
Sitikhumairah@gmail.com , Telp (085248167260 )

Rabu, 20 Nov 2023

Perihal : Jawaban Tergugat Cerai

Kepada Yth.

Majelis Hakim Pengadilan Agama Penajam Paser Utara

Ditempat

Assalamua’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Yang bertanda tangan dibawah ini, kami

Siti Khumairah S.H., M.H;

Aurellia Salsa Billa S.H., M.H;

Rizky Alam Bintang Arjuna S.H., M.H;

Advokat/Penasehat Hukum dari Kantor Hukum “Aurellia & Partners”, beralamat di di jl. Smp 5 no.89
rt.14, Giri Mukti,Penajam, kabupaten Penajam Paser Utara, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 24
Oktober 2023 (terlampir), bertindak untuk dan atas nama tergugat :

Nama : Fahrul

NIK : 6471056598438645

Tempat/Tgl Lahir : Balikpapan, 15 Agustus 1988

Agama : Islam

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Jl. Provinsi Km. 09 Kelurahan Lawe-Lawe Kecamatan Penajam Kabupaten


Penajam Paser Utara

Dengan ini perkenankan tergugat menyampaikan jawaban atas Gugatan Cerai tertanggal 24 Oktober
2023 dengan pokok sebagai berikut :
Aurellia & Partners
KANTOR ADVOKAT
jl. Smp 5 no.89 rt.14, Giri Mukti,Penajam
Sitikhumairah@gmail.com , Telp (085248167260 )

1. Bahwa benar, Penggugat dan Tergugat adalah suami istri yang sah, tercatat pada Kantor Urusan
Agama Kecamatan Babulu Kabupaten Penajam Paser Utara , sebagaimana tercatat dalam Akta
Nikah No…0251/012/V/2015 tertanggal 14 Februari 2015.
2. Bahwa perkawinan antara Penggugat dan Tergugat dilangsungkan berdasarkan kehendak kedua
belah pihak dengan tujuan membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah yang
diridhoi oleh Allah SWT. “Dasar hukum perkawinan menurut KUA adalah Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan sebagaimana diubah dengan Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2019, Ps 2 UU Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut
hukum masing-masing agamanya dan kepercayaan”.
3. Bahwa benar selama masa perkawinan, Penggugat dan Tergugat telah berkumpul sebagaimana
layaknya suami-isteri dan belum dikaruniai seorang anak. “ Pasal 32 Undang-undang Nomor 1
tahun 1974 tentang perkawinan yang berbunyi, Suami istri harus mempunyai tempat kediaman
yang tetap dan tempat kediaman tersebut ditentukan bersama oleh suami dan istri. Pasal ini juga
dikuatkan oleh Pasal 78 kompilasi hukum islam yang berbunyi, Suami istri diharuskan untuk
mempunyai tempat kediaman tetap yang ditentukan oleh suami istri bersama. Jadi setelah
menikah, penggugat dan tergugat tinggal dirumah kediaman bersama sesuai dengan dasar hukum
yang telah disebutkan diatas”.
4. Bahwa tidak benar tergugat (Fahrul) selama pernikahan tidak memenuhi tanggung jawab lahir
dan
batin, karena saudara tergugat (Fahrul) pada tahun (2015-2019) masih memenuhi tanggung
jawab lahir dan batin sebagai suami sah penggugat (Eca). “Suami memiliki kewajiban untuk
menafkahi istri sesuai dengan kemampunannya. Hal ini diatur dalam Kompilasi hukum islam
(KHI) Ps 80 ayat 2 dan 4 yang menyatakan bahwa suami wajib melindungi istrinya dan
memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuan. Selain
itu dalam (KUHPer) Ps 107 ayat 2 juga diatur bahwa suami wajib untuk melindungi istrinya dan
memberikan kepada istrinya segala apa yang perlu dan patut sesuai dengan kedudukan dan
kemampuan si suami. Jika suami tidak menafkahi istri, maka istri dapat mengajukan gugatan ke
Pengadilan Negeri atau Pengadilan Agama (tergantung dari agama yang dianut oleh pasangan
suami istri tersebut). Besaran nafkah yang harus diberikan suami kepada istri adalah yang makruf
atau sewajarnya yang sekiranya cukup untuk menenuhi kebutuhan sehari-hari”.
5. Bahwa perselisihan dan pertengkaran mulai terjadi pada bulan april tahun 2020, puncaknya saat
tergugat (Fahrul) terkena PHK dan (Eca) tidak bisa memiliki anak.
6. Bahwa benar atas permasalahan dan kemelut rumah tangga yang dihadapi, pihak keluarga dari
Penggugat/Tergugat sudah berusaha untuk mendamaikan Penggugat dan Tergugat namun usaha
tersebut tidak membuahkan hasil. “ Perceraian di Indonesia adalah UU No 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan dan peraturan pemerintah No 9 tahun 1975. Berdasarkan UU tersebut dimungkinkan
salah satu pihak yaitu suami atau istri melakukan gugatan perceraian. Pasal 39 UU perkawinan
menyebutkan bahwa perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan setelah
pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan dapat dilakukan dengan
Aurellia & Partners
KANTOR ADVOKAT
jl. Smp 5 no.89 rt.14, Giri Mukti,Penajam
Sitikhumairah@gmail.com , Telp (085248167260 )

alasan yang cukup kuat seperti tidak dapat lagi menjalani hidup rukun sebagai suami dan istri dan
Pasal 115 KHI menyatakan bahwa perceraian hanya dapat dilakuka di depan sidang pengadilan
agama setelah pengadilan agama tersebut berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah
pihak”.

Maka berdasarkan uraian di atas, Tergugat mengajukan permohonan kepada Pengadilan Agama
Penajam Paser Utara berkenan memberi putusan untuk :

1. Tergugat tidak keberatan untuk melakukan PERCERAIAN akan tetapi sebagai akibat hukum
dari percerairan harta berasama yang diperoleh selama pernikahan akan dibagikan secara merata
kepada tergugat.
2. Membebankan seluruh biaya perkara kepada penggugat

Demikian jawaban Tergugat terhadap gugatan Penggugat.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Hormat kami,

Kuasa Hukum Tergugat

Siti Khumairah S.H., M.H;

Aurellia Salsa Billa S.H., M.H;

Rizky Alam Bintang Arjuna S.H., M.H;

Anda mungkin juga menyukai