Anda di halaman 1dari 5

Alamat Jl. Tumanurung Raya, Kel. Kalegowa, Kec. Somba Opu, Kab.

Gowa,
Sulawesi Selatan,Telepon 085397422244 Email: muhirwan684@gmail.com

Kabupaten Gowa, 5 Januari 2023


Perihal : Jawaban Termohon

Kepada Yth.
Majelis Hakim Pemeriksa dan Pemutus Perkara
Nomor 1151/Pdt.G/2022/PA.SGM
Di –
Pengadilan Agama Sungguminasa
Kabupaten Gowa

Perkenankan dengan hormat, kami bertanda tangan di bawah ini:


NURLINA BINTI B DG. LIMPO, NIK. 7306014203920003, Lahir di Ballaparang,
02 Maret 1992, Jenis Perempuan, Agama Islam, Status Kawin, Pekerjaan
Mengurus Rumah Tangga, Alamat, Romanglasa, RT/RW. 001/001,
Kelurahan/Desa Romanglasa, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa,
Sulawesi Selatan, Indonesia.
Dalam hal ini memilih domisili hukum pada Kantor Hukum Muh. Irwan S.H. &
Partners, dengan ini memberikan kuasa kepada:
MUH. IRWAN, S.Pd.I., S.H.
MUNAWIR, S.E., S.H.
YUSUF AKBAR SAFRILUDIN, S.H.
Advokat dan Konsultan Hukum di Kantor Hukum Muh. Irwan S.H. &
Partners, Alamat Jl. Tumanurung Raya, Kelurahan Pandang-pandang,
Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Telepon
085397422244 Email: muhirwan684@gmail.com, berdasarkan Surat Kuasa
Khusus tertanggal 23 Desember 2022 yang terdaftar pada Kepaniteraan
Hukum Pengadilan Agama Sungguminasa Nomor 368/SK/XII/2022/PA.Sgm
tanggal 29 Desember 2022 dalam perkara Cerai antara Mursalim bin Mansyur
T selaku Pemohon melawan Nurlina binti B Dg. Limpo selaku Termohon.
Bersama ini mengajukan Jawaban atas Permohonan Cerai tersebut:

DALAM KONVENSI
1. Bahwa benar Pemohon dan Termohon menikah pada tanggal 28
Februari 2021 dan tercatat pada Kantor Urusan Agama (KUA)
Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa sebagaimana dalam kutipan
Akta Nikah Nomor 30/10/II/2021 tertanggal 26 Februari 2021;
2. Bahwa benar setelah menikah, Pemohon dan Termohon hidup Rukun
dan tinggal di kediaman bersama di Dusun Romangsa, Desa Romangsa,
Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa dan sampai saat ini belum
dikaruniai anak;

Dormiunt Aliquando Leges, Nunquam Moriuntur


Alamat Jl. Tumanurung Raya, Kel. Kalegowa, Kec. Somba Opu, Kab. Gowa,
Sulawesi Selatan,Telepon 085397422244 Email: muhirwan684@gmail.com

3. Bahwa mengenai alasan-alasan perceraian secara limitatif diatur pada


Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (selanjutnya
disebut PP 9/1975) dan KHI. Pada Pasal 19 PP 9/1975 mengatur bahwa:
“Perceraian dapat terjadi karena alasan atau alasan-alasan:
a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat,
penjudi, dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan;
b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun
berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau
karena hal lain diluar kemampuannya;
c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau
hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung;
d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat
yang membahayakan pihak yang lain;
e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat
tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami/isteri;
f. Antara suami-isteri terus menerus terjadi perselisihan/pertengkaran
dan tidak ada harapan akan hidup rukun dalam rumah tangga”
Bahwa selain itu, Pasal 116 KHI secara limitatif juga mengatur alasan-
alasan perceraian, yaitu:
“Perceraian dapat terjadi karena alasan atau alasan-alasan:
a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat,
penjudi dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan;
b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun
berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau
karena hal lain diluar kemampuannya;
c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau
hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung;
d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat
yang membahayakan pihak lain;
e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat
tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami atau isteri;
f. Antara suami-isteri terus menerus terjadi perselisihan/pertengkaran
dan tidak ada harapan akan hidup rukun dalam rumah tangga;
g. Suami melanggar taklik talak, Peralihan agama atau murtad yang
menyebabkan terjadinya ketidak rukunan dalam rumah tangga.
4. Bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
(selanjutnya disebut PP 9/1975) dan Pasal 116 KHI pada poin 3 diatas,
maka alasan yang diajukan oleh Pemohon tidak memenuhi ketentuan
peraturan perundang-undangan;
Dormiunt Aliquando Leges, Nunquam Moriuntur
Alamat Jl. Tumanurung Raya, Kel. Kalegowa, Kec. Somba Opu, Kab. Gowa,
Sulawesi Selatan,Telepon 085397422244 Email: muhirwan684@gmail.com

5. Bahwa Termohon kaget pada saat ada relass Panggilan dari Pengadilan
Agama Sungguminasa, karena Termohon dapat menyelesaikan dan
mempertanggungjawabkan serta memberikan alasan terkait apa yang
kemudian menjadi tuduhan Pemohon kepada Termohon;
6. Bahwa sampai saat ini, Termohon masih sayang dan cinta kepada
Pemohon, sehingga dalam hal ini, Termohon memohon kepada Yang
Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini, agar tidak
mengabulkan Permohonan Pemohon dan menolak Permohonan
Pemohon secara keseluruhan;
7. Bahwa Pernikahan adalah hal yang surgawi dan pernikahan pertama
terjadi di Surganya Allah Swt. Sehingga permohonan Pemohon untuk
menceraikan Termohon sementara Termohon masih dalam kondisi
sayang dan cinta kepada Pemohon, adalah hal yang tidak dapat
Termohon Terima;
8. Bahwa sampai saat ini Termohon tidak pernah akan pernah menerima
cerai dari Pemohon apalagi dengan alasan yang tidak tepat dan sampai
saat ini tidak ada alasan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 9
Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan (selanjutnya disebut PP 9/1975) dan KHI Pasal 116
untuk agar dapat diterima Permohonan Pemohon;
9. Bahwa namun demikian, sebagai dasar dan pertimbangan hokum dalam
perceraian apabila Majelis Hakim mengabulkan Permohonan Pemohon,
maka dengan ini Termohon mengajukan Hak-hak yang berdasarkan
hokum wajib diterima Termohon dan dijabarkan dalam Rekonvensi.

DALAM REKONVENSI
1. Bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 diubah
dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2019 jo PERMA Nomor 3
Tahun 2017 jo SEMA Nomor 3 tahun 2018 jo SEMA Nomor 2 Tahun
2019 jo Kompilasi Hukum Islam mengisyaratkan hak-hak Perempuan
Pasca terjadinya perceraian, perempuan berhak mendapat:
a. Nafkah Iddah (nafkah dalam masa tunggu), adalah nafkah yang wajib
diberikan oleh mantan suami kepada mantan istri yang dijatuhi talak
selama mantan istri menjalani masa iddah (masa tunggu), kecuali jika
mantan istrinya melakukan nusyuz (pembangkangan).
b. Mut’ah (penghibur), pemberian dari mantan suami kepada mantan
istrinya yang dijatuhi talak baik berupa uang atau benda lainnya.
c. Nafkah Madhiyah (nafkah masa lampau), adalah nafkah terdahulu
yang dilalaikan atau tidak dilaksanakan oleh mantan suami kepada
mantan istri sewaktu keduanya masih terikat perkawinan yang sah.

Dormiunt Aliquando Leges, Nunquam Moriuntur


Alamat Jl. Tumanurung Raya, Kel. Kalegowa, Kec. Somba Opu, Kab. Gowa,
Sulawesi Selatan,Telepon 085397422244 Email: muhirwan684@gmail.com

2. Bahwa berdasarkan Pasal 41 Huruf “c” undang-undang Nomor 1 Tahun


1974 tentang perkawinan Jo Pasal 149 Huruf “a” dan “b” dan Pasal 152
Kompilasi Hukum Islam maka sebagai Konsekuensi Yuridis terhadap
cerai talak hakim secara ex officio dapat menghukum Pemohon
konvensi/Termohon Rekonvensi memberikan Mut’ah yang layak serta
nafkah, maskah dan kiswah selama masa iddah kepada Termohon;
3. Bahwa berdasarkan Pasal 158 huruf “b” Kompilasi Hukum Islam
menegaskan bahwa Mut’ah wajib diberikan oleh Bekas suami dengan
syarat Perceraian itu atas kehendak suami dan Pasal 160 KHI
menegaskan bahwa bersarnya Mut’ah disesuaikan dengan kepatutan
dan kemampuan suami;
4. Bahwa agar lebih jelas terkait berapa nafkah yang wajib diberikan oleh
Pemohon kepada Termohon, maka dibawah ini dijelaskan fakta terkait
penghasilan Pemohon:
a. Bahwa selama menikah, Pemohon memiliki 3 Unit mobil dengan
rincian 1 Unit mobil Pick Up dan 2 Unit mobil Truk;
b. Bahwa 3 Unit mobil tersebut menghasilkan nafkah setiap harinya
paling sedikit Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) karena Termohon
setiap hari diberikan nafkah setiap harinya oleh Pemohon adalah
senilai Rp. 1.000.000,- sehingga apabila di jumlah dalam 1 bulan,
Penghasilan Pemohon berkisar antar RP. 25.000.000,- sampai
dengan 30.000.000,-;
c. Bahwa penghasilan bersih yang diterima Termohon dari Pemohon
setiap bulannya adalah Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah);
5. Bahwa berdasarkan dalil Rekonvensi poin 1 dengan mempertimbangkan
dalil Rekonvensi Poin 2, Poin 3 dan poin 4, maka nafkah yang wajib
diberikan kepada Termohon adalah sebagai berikut:
a. Nafkah iddah Rp. 45.000.000,- (Empat puluh lima juta) rupiah selama
masa iddah;
b. Nafkah mut’ah Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta) rupiah
c. Nafkah Madyah Rp. 15.000.000,- x 6 bulan = Rp. 90.000.000,-
(Sembilan puluh juta) rupiah;
6. Bahwa nilai yang diajukan oleh Termohon adalah nilai yang sangat wajar
mengingat penghasilan Pemohon diatas adalah fakta yang sebenarnya;
Berdasarkan alasan/dalil-dalil di atas, dengan ini mohon agar Ketua Pengadilan
Agama Sungguminasa c.q. Majelis Hakim segera memeriksa dan mengadili
perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi:

DALAM KONVENSI
1. Menolak Permohonan Pemohon untuk seluruhnya;
2. Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara;
Dormiunt Aliquando Leges, Nunquam Moriuntur
Alamat Jl. Tumanurung Raya, Kel. Kalegowa, Kec. Somba Opu, Kab. Gowa,
Sulawesi Selatan,Telepon 085397422244 Email: muhirwan684@gmail.com

DALAM REKONVENSI
1. Mengabulkan Gugatan Penggugat Rekonvensi/Termohon Konvensi;
2. Menetapkan menurut hokum bahwa Tergugat Rekonvensi/Pemohon
Konvensi membayar nafkah iddah, Nafkah Mut’ah dan nafkah madyah
kepada Pengggugat Rekonvensi/Termohon Konvensi;
3. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar Nafkah iddah,
Nafkah Mut’ah dan nafkah madyah kepada Pengggugat
Rekonvensi/Termohon Konvensi masing-masing sebesar:
a. Nafkah iddah Rp. 45.000.000,- (empat puluh lima juta) rupiah
perbulan;
b. Nafkah mut’ah Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta) rupiah
c. Nafkah Madyah Rp. 15.000.000,- x 6 bulan = Rp. 90.000.000,-
(Sembilan puluh juta) rupiah;
Dengan total sebesar Rp. Rp. 155.000.000,- (seratus lima puluh lima juta
rupiah) yang dibayarkan secara langsung dan tunai dan diserahkan
kepada Penggugat Rekonvensi/Termohon Konvensi pada saat
pengucapan talak oleh Tergugat Rekonvensi/Pemohon Konvensi;
4. Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dijalankan lebih dahulu
walaupun ada perlawanan, banding, ataupun kasasi.
5. Menghukum Ter mohon Rekonvensi/Pemohon Konvensi membayar
segala biaya perkara.
Apabila Pengadilan Agama Lamongan berpendapat lain, mohon agar
memberikan putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Hormat kami,
Kuasa Hukum Termohon,

MUH. IRWAN, S.Pd.I., S.H.

MUNAWIR, S.E., S.H.

YUSUF AKBAR SAFRILUDIN, S.H.

Dormiunt Aliquando Leges, Nunquam Moriuntur

Anda mungkin juga menyukai