Gowa,
Sulawesi Selatan,Telepon 085397422244 Email: muhirwan684@gmail.com
Kepada Yth.
Majelis Hakim Pemeriksa dan Pemutus Perkara
Nomor 1151/Pdt.G/2022/PA.SGM
Di –
Pengadilan Agama Sungguminasa
Kabupaten Gowa
DALAM KONVENSI
1. Bahwa benar Pemohon dan Termohon menikah pada tanggal 28
Februari 2021 dan tercatat pada Kantor Urusan Agama (KUA)
Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa sebagaimana dalam kutipan
Akta Nikah Nomor 30/10/II/2021 tertanggal 26 Februari 2021;
2. Bahwa benar setelah menikah, Pemohon dan Termohon hidup Rukun
dan tinggal di kediaman bersama di Dusun Romangsa, Desa Romangsa,
Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa dan sampai saat ini belum
dikaruniai anak;
5. Bahwa Termohon kaget pada saat ada relass Panggilan dari Pengadilan
Agama Sungguminasa, karena Termohon dapat menyelesaikan dan
mempertanggungjawabkan serta memberikan alasan terkait apa yang
kemudian menjadi tuduhan Pemohon kepada Termohon;
6. Bahwa sampai saat ini, Termohon masih sayang dan cinta kepada
Pemohon, sehingga dalam hal ini, Termohon memohon kepada Yang
Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini, agar tidak
mengabulkan Permohonan Pemohon dan menolak Permohonan
Pemohon secara keseluruhan;
7. Bahwa Pernikahan adalah hal yang surgawi dan pernikahan pertama
terjadi di Surganya Allah Swt. Sehingga permohonan Pemohon untuk
menceraikan Termohon sementara Termohon masih dalam kondisi
sayang dan cinta kepada Pemohon, adalah hal yang tidak dapat
Termohon Terima;
8. Bahwa sampai saat ini Termohon tidak pernah akan pernah menerima
cerai dari Pemohon apalagi dengan alasan yang tidak tepat dan sampai
saat ini tidak ada alasan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 9
Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan (selanjutnya disebut PP 9/1975) dan KHI Pasal 116
untuk agar dapat diterima Permohonan Pemohon;
9. Bahwa namun demikian, sebagai dasar dan pertimbangan hokum dalam
perceraian apabila Majelis Hakim mengabulkan Permohonan Pemohon,
maka dengan ini Termohon mengajukan Hak-hak yang berdasarkan
hokum wajib diterima Termohon dan dijabarkan dalam Rekonvensi.
DALAM REKONVENSI
1. Bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 diubah
dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2019 jo PERMA Nomor 3
Tahun 2017 jo SEMA Nomor 3 tahun 2018 jo SEMA Nomor 2 Tahun
2019 jo Kompilasi Hukum Islam mengisyaratkan hak-hak Perempuan
Pasca terjadinya perceraian, perempuan berhak mendapat:
a. Nafkah Iddah (nafkah dalam masa tunggu), adalah nafkah yang wajib
diberikan oleh mantan suami kepada mantan istri yang dijatuhi talak
selama mantan istri menjalani masa iddah (masa tunggu), kecuali jika
mantan istrinya melakukan nusyuz (pembangkangan).
b. Mut’ah (penghibur), pemberian dari mantan suami kepada mantan
istrinya yang dijatuhi talak baik berupa uang atau benda lainnya.
c. Nafkah Madhiyah (nafkah masa lampau), adalah nafkah terdahulu
yang dilalaikan atau tidak dilaksanakan oleh mantan suami kepada
mantan istri sewaktu keduanya masih terikat perkawinan yang sah.
DALAM KONVENSI
1. Menolak Permohonan Pemohon untuk seluruhnya;
2. Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara;
Dormiunt Aliquando Leges, Nunquam Moriuntur
Alamat Jl. Tumanurung Raya, Kel. Kalegowa, Kec. Somba Opu, Kab. Gowa,
Sulawesi Selatan,Telepon 085397422244 Email: muhirwan684@gmail.com
DALAM REKONVENSI
1. Mengabulkan Gugatan Penggugat Rekonvensi/Termohon Konvensi;
2. Menetapkan menurut hokum bahwa Tergugat Rekonvensi/Pemohon
Konvensi membayar nafkah iddah, Nafkah Mut’ah dan nafkah madyah
kepada Pengggugat Rekonvensi/Termohon Konvensi;
3. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar Nafkah iddah,
Nafkah Mut’ah dan nafkah madyah kepada Pengggugat
Rekonvensi/Termohon Konvensi masing-masing sebesar:
a. Nafkah iddah Rp. 45.000.000,- (empat puluh lima juta) rupiah
perbulan;
b. Nafkah mut’ah Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta) rupiah
c. Nafkah Madyah Rp. 15.000.000,- x 6 bulan = Rp. 90.000.000,-
(Sembilan puluh juta) rupiah;
Dengan total sebesar Rp. Rp. 155.000.000,- (seratus lima puluh lima juta
rupiah) yang dibayarkan secara langsung dan tunai dan diserahkan
kepada Penggugat Rekonvensi/Termohon Konvensi pada saat
pengucapan talak oleh Tergugat Rekonvensi/Pemohon Konvensi;
4. Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dijalankan lebih dahulu
walaupun ada perlawanan, banding, ataupun kasasi.
5. Menghukum Ter mohon Rekonvensi/Pemohon Konvensi membayar
segala biaya perkara.
Apabila Pengadilan Agama Lamongan berpendapat lain, mohon agar
memberikan putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Hormat kami,
Kuasa Hukum Termohon,