MANAJEMEN STRATEGI
“ BAB V ( IMPLEMENTASI STRATEGI DI INDONESIA DAN DI
SEKTOR PUBLIC ) & BAB XI ( BALANCED SCORECARD/BSC ) ( KARTU
SKOR BERIMBANG ) ”
DOSEN PENGAMPU ;
MANSUR ZAHRI M.M
DI SUSUN OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
Implementasi Manajemen Strategi Di Indonesia dan di sektor public & Balanced Scorecard.
Dalam makalah ini kami mengambil dari berbagai sumber dan referensi. Oleh karena
itu , kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
penyusunan makalah ini
Terima kasih saya ucapkan kepada Dosen Manajemen Strategi, terkhusus oleh Pak
Mansur Zahri M.M . Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari
sempurna dan benar. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2
Ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Proses manajemen strategi dijalankan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
organisasi pendidikan yaitu warganegara yang kompetitif dan berkualitas.
Nutt dan Backoff [1992] pada Salusu [2006: 496 - 498] menyatakan ada beberapa alasan
perlunya perubahan strategi yang juga sekaligus memberi petunjuk mengenai bagaimana
manfaat manajemen strategi untuk organisasi sektor publik ataupun organisasi nirlaba sebagai
berikut :
A. Organisasi sektor publik yang baru ataupun yang berkembang harus memikirkan
sasaran dan tujuan yang diprioritaskan.
B. Kebutuhan dalam mempertahankan stabilitas pembiayaan yang membutuhkan
strategi baru dalam mencari sumber dana baru
C. Keinginan dalam mengembangkan pelayanan, dengan seiring semakin tersedianya
sumber daya, mendorong manajemen untuk melakukan perubahan atas kebijakan,
prosedur, bahkan hingga prioritas kepada klien yang dilayani.
D. Perluasan peranan karena desakan oleh publik, guna memenuhi kebutuhan mereka.
Perubahan kepemimpinan umumnya diikuti dengan visi yang baru yang menuntut
para pemangku memahami kebijakan yang baru.
Mengapa organisasi sektor publik memerlukan manajemen strategis dalam melakukan
aktivitasnya?
Karena instansi atau organisasi sektor publik membutuhkan rencana yang strategis
untuk menggapai tujuan yang dirinci program dan aktivitas yang bisa bersinergi.
Terlebih lagi dengan struktur organisasi yang besar serta sangat kompleks, dengan
menerapkan manajemen strategi, para pemangku kepentingan bisa memotivasi serta
mengarahkan para pegawai yang kemudian bisa meningkatkan kinerja organisasi.
Sektor publik pun bisa merumuskan strategi ke masa depan dan melihat ancaman dan
peluang yang ada serta menetapkan tujuan yang jelas pada masa mendatang.
Dengan penerapan manajemen strategi, diharapkan instansi sektor publik dapat :
o Menjadi instansi yang reaktif didalam menghadapi suatu perubahan situasi.
o Mengelola sumber daya untuk hasil yang optimal.
o Mengubah orientasinya menjadi instansi yang berorientasi pada masa mendatang.
o Menjadikan instansi adaftif serta fleksibel, mengurangi alur birokrasi yang rumit dan
lebih terbuka atau transparan.
o Menjadikan instansi sektor publik mampu memenuhi ekspentasi para pengguna
layanan
Umumnya terdapat empat model strategi pada sektor publik yang dikenal [Joyce,1999] :
1.Model perencanaan klasik
2.Model perencanaan strategi visioner
3.Model bisnis
4.Model peramalan
Berikut ini beberapa pengertian Balanced Scorecard dari beberapa sumber buku:
• Menurut Kaplan dan Norton (1997:7), balanced scorecard adalah metode alternatif
yang digunakan perusahaan untuk mengukur kinerja perusahaan secara lebih komprehensif,
tidak hanya terbatas pada kinerja keuangan, namun meluas ke kinerja non keuangan, seperti
perspektif pelanggan, Proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
• Menurut Luis dan Biromo (2007:16), balanced scorecard adalah suatu alat manajemen
kinerja yang dapat membantu organisasi untuk menerjemahkan visi dan strategi ke dalam
aksi dengan memanfaatkan sekumpulan indikator finansial, non finansial yang kesemuanya
terjalin dalam suatu hubungan sebab akibat.
• Menurut Mulyadi, (2007:3), Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu Balanced
dan scorecard. Scorecard diartikan sebagai kartu skor, maksudnya adalah kartu skor yang
akan digunakan untuk merencanakan skor yang diwujudkan di masa yang akan datang.
Sedangkan Balanced artinya berimbang, untuk mengukur kinerja eksekutif secara berimbang
dari berbagi dimensi yaitu keuangan dan non keuangan jangka pendek dan jangka panjang,
intern dan ekstern..
Balanced scorecard sudah berevolusi dari yang asalnya hanya merupakan sistem
pengendalian kinerja, sekarang menjadi sebuah sistem manajemen strategi. Kaplan & Norton
(Using the Balanced Scorecard as a Strategic Management System, 1996) Dengan
menjadikannya sebagai sistem manajemen stratejik, balanced scorecard memiliki empat
proses manajemen, yaitu:
Translating the vision, yaitu bahwa balanced scorecard dapat menerjemahkan visi
perusahaan dalam bentuk sasaran strategis yang dikaitkan satu sama lain dengan
strategi maps. Sering kali visi dan misi perusahaan dibuat dengan bahasa yang kurang
membumi, sehingga sulit dimengerti oleh level operasional. Strategy maps yang
sudah dilengkapi oleh pengukuran kinerja (measures) relatif lebih mudah dimengerti
oleh level operasional.
communicating and linking, proses pembentukan balanced scorecard yang melibatkan
level operasional merupakan proses komunikasi (communicating) strategi perusahaan
kepada level operasional. Selain itu, level operasional juga dapat mengkaitkan strategi
perusahaan dengan pekerjaannya sehari-hari. Selain itu, BSC juga mengkaitkan
insentif perusahaan dengan pengukuran kinerjanya. Dengan pengukuran kinerja yang
sudah dikaitkan dengan strategi perusahaan, ditambah adanya insentif yang dikaitkan
dengan pengukuran kinerja, maka karyawan diharapkan akan lebih termotivasi untuk
menjalankan strategi perusahaan dalam pekerjaannya sehari-hari. Setiap karyawan
akan mengambil bagian dalam implementasi strategi perusahaan, sesuai dengan peran
sertanya dalam organisasi.
Business Planning, karena BSC sudah memiliki framework dalam proses budgeting
agar dapat terkait dengan strategi. Proses budgeting tetap digunakan karena ini
merupakan tools untuk mengalokasikan sumber daya perusahaan yang terbatas.
Bedanya, budget yang dibangun dengan framework BSC bukanlah pusat dari
pengukuran kinerja.
Feedback and learning, bahwa BSC memiliki sistem umpan balik (feedback). Sebuah
strategi bisnis dapat dilihat sebagai hipotesis dari hubungan sebab akibat (Kaplan &
Norton, Using the Balanced Scorecard as a Strategic Management System, 1996).
Hipotesis tersebut haruslah diuji, sehinga terjadi feedback apakah strategi yang
diformulasikan sudah menghasilkan outcome yang diinginkan atau tidak.
Proses Pengembangan BSC merupakan salah satu kekuatan besar dari semua
pendekatan. Oleh karena itu, sangat penting untuk secara khusus membahas siapa saja yang
berpartisipasi dan kapan. Tim harus terdiri dari paea manajemen level atas yang memahami
keseluruhan permasalahan perusahaan dimana masukan-masukannya akan sangat berguna
bagu proyek.
Begitu tim terbentuk, buat serangkaian rencana, tindak lanjuti penugasan untuk
menyelesaukan proyek. Jika perlu, seluruh tim harus di trauining ulang tentang konsep BSC
lebih mendalam dan bagaimana proses pembuatan BSC dilakukan.
Pada umumnya, sebagian besar perusahaan tidak memiliki satu set tolok ukur yang
seimbang, mereka terlalu terfokus pada tolok ukur keuangan jangka pendek dan
mengabaukan tujuan jangka panjang seperti kepuasan pelanggan/pegawai maupun
pertumbuhan.
Evaluasi sistem pengukuran organisasi dapat dilakukan dengan menggunakan yang
mencakup evaluasi terhadap berbagai tolok ukur dan sistem pengukuran yang digunakan
perusahaan saat ini. Dengan melengkapi berbagai instrument yang didasarkan pada The
Baldrige Criteria, akan terlihat karakteristik suatu sistem pengukuran yang efektif dan
seberapa jauh perusahaan terlibat dalam standard dan praktik BSC yang ada.
The Baldrige Criteria mencakup berbagai indikator kunci sebagai framework untuk
menilai kinerja organisasi; pelanggan, produk dan jasa, operasional, sumber daya manusia,
dan keuangan. Kriteria ini akan membantu perusahaan dalam menyelaraskan sumber daya
yang ada, meningkatkan komunikasi, produktivitas dan efektivitas serta mencapai tujuan
strategis. Kuesioner The Baldrige Criteria dapat dilihat di lampiran.
Setelah visi komprehensif dan konsep bisnis dirumuskan, kemudian perlu dipilih
perspektif untuk membangun scorecard funansial, pelanggan, proses internal bisnis,
pembelajaran dan petumbuhan.
Tujuan dari langkah ini adalah untuk menerjemahkan visi ke dalam istilah nyata dari
perspektif yang telah disusun dan dengan demikian akan mencapai keseimbangan
keseluruhan yang merupakan ciri unik dari model dan metode ini.
Suatu strategi menjelaskan aturan-aturan, kejadian-kejadian, dan keputusan-keputusan
yang diperlukan perusahaan untuk beralih dari situasi saat ini kepada apa yang diinginkan
perusahaan di masa mendatang.
Langkah ini berarti berpindah dari deskripsi dan strategi-strategi yang diuraikan di
atas ke diskusi dan penetapan apa yang dibutuhkan visi untuk berhasil dan faktor-faktor apa
saja yang berpengaruh besar dalam hasil.
Contoh dari faktor-faktor kunci keberhasilan adalah :
- Tidak adanya produk cacat
- Tenaga kerja yang terlatih
- Fleksibilitas mengadopsi perubahan kondisi pasar
Cara yang cocok untuk memulai bagian ini adalah dengan membentuk kelompok
diskusi untuk menentukan, missal, lima faktor paling penting untuk mencapai sasaran-sasaran
strategis yang telah dirumuskan sebelumnya.
Langkah 10 : Mengembangkan tolok ukur, identifikasi sebab dan akibat, dan
menyusun keseimbangan
Langkah ini, sama seperti langkah yang lainnya, dikumpulkan semua ide tanpa ada
pengecualian untuk kemudian disusun prioritas untuk tolok ukur yang terlihat lebih relevan,
yang bisa diawasi, dan memadai.
Dalam langkah ini, tolok ukur diusulkan, kemudian kemungkinan mengambil tolok
ukur dipelajari, sementara pada waktu yang sama struktur diperiksa untuk konsistensi yang
logis.
Tiap-tiap tolok ukur yang digunakan harus memiliki sasaran. Suatu perusahaan
membutuhkan sasaran jangka pendek dan panjang sehingga ia akan memeriksa bagiannya
secara kontinyu dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan pada waktunya. Perlu
disiptakan proses tanggung jawab untuk sasaran-sasaran yang disusun dan kinerja yang
diukur.
3.1 kesimpulan
Implementasi Strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan yang dibutuhkan
untuk dapat menjalankan perencanaan strategis. Implementasi strategis merupakan proses
dimana beberapa strategi dan kebijakan diubah menjadi tindakan melalui pengembangan
program, anggaran dan prosedur. Pihak-pihak yang berperan dalam mengimplementasikan
manajemen strategi sangatlah berperan dalam menetukan sukses atau tidaknya implementasi
strategi, meskipun mereka hanya sedikit dilibatkan dalam pengembangan strategi
perusaahaan. Perubahan visi, misi, tujuan, strategi, dan kebijakan-kebijkan penting
perusahaan lainnya perlu dikomunikasikan secara jelas dan transparan kepada seluruh
manajer operasional.
Untuk dapat mendukung implementasi strategi yang telah disusun, maka para manajer
divisi dan wilayah fungsionanl harus bekerja sama dengan rekan manajer lainnya dalam
mengembangkan program,anggaran, dan prosedur yang diperlukan untuk hal tersebut. Salah
satu tujuan yang harus dicapai dlam implementasi strategi adalah sinergi diantara berbagai
fungsi dan unit bisnis yang ada. Hal ini merupakan alasan mengapa banyak perusahaan pada
umumnya melakukan reorganisasi setelah melakukan akuisisi.
Balanced Scorecard adalah sebuah sistem manajemen untuk mengukur kinerja
perusahaan secara lebih komprehensif. Balanced Scorecard diciptakan untuk mengatasi
problem tentang kelemahan sistem pengukuran kinerja eksekutif yang hanya berfokus pada
perspektif keuangan saja dan cenderung mengabaikan perspektif non keuangan. Balanced
scorecard sudah berevolusi dari yang asalnya hanya merupakan sistem pengendalian kinerja,
sekarang menjadi sebuah sistem manajemen strategi.
DAFTAR PUSTAKA