Anda di halaman 1dari 6

Materi 7

Filsafat di Bidang Ilmu Pendidikan


Hakikat Ilmu Pendidikan
Ilmu Pendidikan adalah dua kata yang dipadukan, yakni Ilmu dan Pendidikan yang masing-
masing memiliki arti dan makna tersendiri. Ilmu adalah Pengetahuan tentang sesuatu
bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan
untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu. Dan Pendidikan
merupakan suatu upaya yang terencana, yang dilakukan untuk mengembangkan potensi
yang dimiliki oleh peserta didik.
Ilmu pendidikan adalah suatu kumpulan pengetahuan atau konsep yang tersusun secara
sistematis dan mempunyai metode-metode tertentu yang bersifat ilmiah yang menyelidiki,
merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik atau suatu proses bantuan yang
diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai
kedewasaannya dalam rangka mempersiapkan dirinya untuk kehidupan yang bermakna.
Peranan Dan Kedudukan Ilmu Pendidikan Dalam Penyelengaraan Pendidikan
-Ilmu pendidikan mempunyai Peranan sebagai perantara dalam membentuk masyarakat
yang mempunyai landasan individual, sosial dan nsurei dalam penyelenggaraan pendidikan.
-lmu pendidikan adalah ilmu yg mempelajari serta memproses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan; proses,cara, pembuatan mendidik. Ilmu pendidikan sebagai suatu
ilmu harus dapat bersifat:
Empiris, karena objeknya dijumpai dalam dunia pengalaman.
Rokhaniah, karena situasi pendidikan berdasar atas tujuan manusia tidak membiarkan
peserta didik kepada keadaan alamnya.
Normatif, karena berdasar atas pemilihan antara yang baik dan yang buruk.
Histories, karena memberikan uraian teoritis tentang sitem-sistem pendidikan sepanjang
jaman dengan mengingat latar belakang kebudayaan dan filsafat yang berpengaruh pada
jaman tertentu.
Praktis, karena memberikan pemikiran tentang masalah dan ketentuan pendidikan yang
langsung ditujukan kepada perbuatan mendidik.

Objek Ilmu Pendidikan


Peserta didik sebagai manusia menjadi obyek ilmu pendidikan yang bersifat material,
sedangkan usaha untuk membawa peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan atau
kedewasaan disebut obyek pendidikan yang bersifat formal.
Objek material dimaknai dengan suatu bahan yangmenjadi tinjauan penelitian atau
pembentukan pengetahuan. Objek material juga berarti halyang diselidiki, dipandang atau
disorot oleh suatu disiplin ilmu. Objek material mencakupapa saja, baik yang konkret
maupun yang abstrak, yang materil maupun yang non-materil.Bisa pula berupa hal-hal,
masalah-masalah, ide-ide, konsep-konsep dan sebagainya.

Objek formal adalah bidang yan menjadi keseluruhan ruang lingkup Garapan riset
pendidikan. Seperti upaya untuk mendidik, membimbing, dan melatih siswa menuju
perbaikan dan berkaitan dengan persoalan pendidikan. Objek formal juga berarti
suduttinjauan dari penelitian atau pembicaraan yang dilakukan oleh seseorang terhadap
suatu ilmu pengetahuan atau bisa dikatakan sudut pandang darimana objek material itu
disorot.

Pendekatan Metode dalam Ilmu Pendidikan


Metode berasal dari dua perkataan yaitu meta yang artinya melalui dan hodos yang artinya
jalan atau cara. Jadi metode artinya suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.
Tugas utama metode pendidikan adalah mengadakan aplikasi prinsip-prinsip psikologis dan
paedagogis sebagai kegiatan antarhubungan pendidikan yang terealisasi melalui
penyampaian keterangan dan pengetahuan agar siswa mengetahui, memahami,
menghayati dan meyakini materi yang diberikan, serta meningkatkan keterampilan olah
pikir.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan banyaknya macam-macam metode mengajar
antara lain :
a. Tujuan yang berbeda-beda dari masing-masing bidang studi.
b. Perbedaan latar belakang dan kemampuan masing-masing anak didik.
c. Pendidikan oriental, sifat, dan kepribadian serta kemampuan dari masing-masing guru.
d. Faktor situasi dan kondisi.
e. Tersedianya fasilitas pengajaran yang berbeda-beda.

Bentuk Metode Pendidikan :


Metode Diakronis/ Sosiohistoris : Metode ini memberi kemungkinan adanya studi
komparatif tentang berbagai penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan, sehingga
peserta didik memiliki pengetahuan yang relevan, memiliki hubungan sebab-akibat, atau
kesatuan integral.
Metode Sinkronis-Analitis : Metode yang memberi kemampuan analitis teoritis yang sangat
berguna bagi perkembangan keimanan dan mental-intelek. Metode ini tidak semata-mata
mengutamakan segi pelaksanaan atau aplikasi praktis. Teknik pengajarannya meliputi
diskusi, lokakarya, seminar, kerja kelompok, resensi buku, lomba ilmiah.
Metode problem-solving : Metode ini merupakan pelatihan peserta didik yang dihadapkan
pada berbagai masalah suatu cabang ilmu pengetahuan dengan solusinya. Metode ini dapat
dikembangkan melalui teknik simulasi, micro teaching, dan critical incident. Kelemahan
metode ini adalah perkembangan pikiran peserta didik mungkin hanya terbatas pada
kerangka yang sudah tetap dan akhirnya bersifat mekanistik.
Metode Empiris : Suatu metode mengajar yang memungkinkan peserta didik mempelajari
sebuah ilmu melalui proses realisasi, aktualisasi, serta internalisasi norma-norma dan kaidah
islam melalui proses aplikasi yang menimbulkan suatu interaksi sosial.

Permasalahan Filsafat Ilmu dan Tanggung Jawab Moral Keilmuan


Ilmu dan Masyarakat
Sains dan teknologi adalah hal terbaik yang dapat dituntut oleh masyarakat. Sejak Revolusi
Industri pada abad ke-18, ilmu pengetahuan mengalami kemajuan. Beberapa sektor yang
dipromosikan oleh teknologi adalah energi,ilmu fisika, informasi dan komunikasi.
Infrastruktur sosial telah dikembangkan dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menyadari kereta api elektronik dan metode transportasi lainnya, metode transportasi ini
sebenarnya memberikan metode transportasi yang lebih baik bagi masyarakat. Dulu hampir
semuanya analog, tapi berkat ilmu pengetahuan dan teknologi, sekarang kita semakin
digital.
Tanpa masyarakat, tidak akan ada ilmu pengetahuan dan teknologi, itulah sebabnya
penemuan alat dan peralatan tertentu dapat membantu mencapai tujuan besar.
Masyarakat tidak dapat melakukannya tanpa industri kita saat ini. Masyarakat
membutuhkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penciptaan komputer adalah karya seni
pribadi, yang merupakan tonggak sejarah dan telah membuat kemajuan besar dalam
membantu masyarakat.

Ilmu dan Budaya


“kebudayaan” berasal dari kata sanskerta budhayah, yaitu bentuk jamak darai budhi yang
bearti “budi” atau “akal”. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan “hal-hal yang yang
bersangkutan dengan akal”. Sedangkan kata “budaya” merupakan perkembangan majemuk
dari “budi daya” yang bearti “daya dari budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, dengan
“kebudayaan” yang bearti hasil dari cipta, karsa dan rasa.
Era globalisasi saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan tumbuh sangat pesat begitu juga
dengan sosial budaya.Perkembangan ilmu ini sangat mempengaruhi perkembangan
budaya.Dahulu manusia berpergian dengan menggunakan kuda atau onta, sekarang
manusia berpergian menggunakan motor, mobil dan sejenisnya.Sruktur sosial masyarakat
dahulu cukup dikepalai oleh kepala suku, namum dengan perkembangan ilmu, stuktur sosial
masyarakat dikepalai oleh raja atau presiden dengan konsep yang lebih sistematis.
unsur-unsur kebudayaan dalam tujuh unsur universal, yakni: Bahasa, Sistem teknologi,
Sistem mata pencaharian, Organisasi sosial, Sistem pengetahuan, Religi, Kesenian

Sesat Fikir
Dalam logika ada banyak jenis penalaran yang sepintas benar, tetapi setelah diteliti,
penalaran tersebut sebetulnya salah. Inilah yang disebut “kesesatan” (Latin: fallacia, Inggris:
fallacy). Secara sederhana kesesatan dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu kesesatan
formal dan kesesatan material.
Kesesatan formal adalah kesesatan yang dilakukan karena bentuk (forma) penalaran yang
tidak tepat atau tidak sahih. Sebaliknya, kesesatan material adalah kesesatan yang terutama
menyangkut isi (materi) penalaran. Kesesatan ini dapat terjadi karena faktor Bahasa
(kesesatan bahasa) yang menyebabkan kekeliruan dalam menarik kesimpulan dan juga
dapat terjadi karena memang tidak adanya hubungan logis atau relevansi antara premis dan
kesimpulannya (kesesatan relevansi).
Jadi “Kesesatan Bahasa” adalah kesesatan berpikir yang terjadi karena faktor bahasa yang
menyebabkan kekeliruan dalam menarik kesimpulan. logical fallacy atau sesat pikir adalah
tipe argumen yang terlihat benar, namun sebenarnya mengandung kesalahan dalam
penalarannya.
Penggunaan sesat pikir dan penolakan terhadap argumentasi yang baik berpotensi merusak
tatanan kehidupan masyarakat apabila hal tersebut sudah sangat mengakar dalam kegiatan
pengambilan keputusan dalam aspek kebijakan publik, pemerintahan, penyusunan
aturan,dan penegakan hukum. Seseorang yang terlatih untuk berargumentasi logis dan
berpikir kritis dapat membedakan argumen yang baik dan yang buruk.
Ada tiga karakteristik logical fallacy:
a) ada kesalahan logika berpikir
b) ada dalam argument
c) ada kesan “menipu”
Macam-macam Logical fallacy:
a) Fallacyad hominem
b) argumentum ad populum (bandwagon)
c) Hasty Generalization (Overgeneralization)
d) Post Hoc Ergo Propter Hoc
e) slippery slope.
f) false dicotomy (black or white)

kesesatan karena bahasa


Kesesatan karena bahasa Disebabkan karena ambiguitas kata (biasanya homonim), atau bisa
juga karena sebuah kalimat yang berpeluang untuk menghasilkan tafsiran yang berbeda-
beda.
Beberapa Bentuk Kesesatan Bahasa
- Kesesatan Aksentuasi
Dalam berbahasa pengucapan terhadap kata-kata tertentu perlu diwaspadai karena ada
suku kata yang harus diberi tekanan. Perubahan dalam tekanan terhadap suku kata dapat
menyebabkan perubahan arti.
-Kesesatan Ekuivokasi
Term ekuivok adalah item yang mempunyai lebih dari satu arti. Karena itu bila dalam suatu
penalaran terjadi pergantian arti sebuah term yang sama, maka terjadilah kesesatan
penalaran.
-Kesesatan Amfiboli
Kesesatan ini terjadi bila konstruksi suatu kalimat sedemikian rupa, sehingga artinya
menjadi bercabang. Sebuah pernyataan bersifat amfiobi, jika artinya menjadi tidak
jelaskarena letk sebuah kata atau term tertentu dalam konteks kalimatnya.
- Kesesatan Metaforis
Antara arti kiasan dan arti sebenarnya terdapat suatu hubungan yang bersifat analog.
Artinya terdapat unsur persamaan dan sekaligus perbedaan di antara kedua arti itu. Tetapi,
bila dalam suatu penalaran arti kiasan disamakan dengan arti sebenarnya, maka akan
timbullah kesesatan metaforis.
kesesatan karena relevansi
Kesesatan relevansi adalah sesat pikir yang terjadi karena argumentasi yang diberikan tidak
tertuju kepada persoalan sesungguhnya, tetapi terarah kepada kondisis pribadi dan
karakteristik personal seseorang (lawan bicara) yang sebenarnya tidak relevan untuk
kebenaran atau kekeliruan isi argumennya.

Daffa Rizky Dwinardi

Anda mungkin juga menyukai