Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Orang-orang Yunani dulu kala mempunyai banyak cerita dan dongeng


takhayul. Mitos tersebut meskipun jauh dari kebenaran rasional, tetapi sudah
merupakan percobaan untuk mengerti tentang rahasia alam ini. Mitos-mitos 
tersebut sudah memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang timbul
dalam hati mereka.

Pada abad ke-6 SM mulai berkembang di Yunani suatu sikap baru, dimana
orang mulai mencari jawaban-jawaban tentang rahasia-rahasia alam semesta.
Rasio mulai menggantikan mitos dan logika menggantikan legenda.

Dengan demikian, lahirlah filsafat Yunani, di mana mereka tidak mencari-


cari lagi keterangan-keterangan tentang alam semesta ini dalam cerita-cerita
mitos, tetapi mereka mulai berpikir sendiri, untuk memperoleh keterangan-
keterangan yang memungkinkan mereka mengerti kejadian-kejadian dalam alam
ini.

Dengan demikian, filsafat merupakan suatu pandangan rasional tentang


segala sesuatu. Oleh karena itu, filsafat bagi orang Yunani pada masa itu bukan
merupakan ilmu pengetahuan yang terpisah dari ilmu pengetahuan yang lainnya,
melainkan meliputi segala pengetahuan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud pengetahuan menurut aliran yunani kuno?
2. Bagaimana sejarah pengetahuan menurut aliran yunani kuno?
3. Siapa tokoh aliran yunani kuno?
4. Bagaimana pendapat tokoh-tokoh aliran yunani kuno?

1
C. TUJUAN
1. Dapat memahami dan mengetahui definsi pengetahuan menurut aliran
yunani kuno.
2. Dapat mengetahui sejarah pengetahuan menurut aliran yunani kuno.
3. Dapat mengetahui tokoh alirah yunani kuno.
4. Dapat memahami pendapat tokoh-tokoh aliran yunani kuno.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI PENGETAHUAN ALIRAN YUNANI KUNO


Secara etimologis  kata filsafat dari kata Yunani filosofia, yg berasal
dari kata kerja filosofein yang berarti mencintai kebijaksanaan. Kata filsafat juga
berasal dari kata Yunani philosophis yg berasal dari kata kerja philein yg berarti
mencintai / philia yg berarti cinta, dan sophia yg berarti kearifan. Dari kata
tersebut lahirlah kata Inggris philosophy yg biasa diterjemahkan “cinta kearifan”.
Berbicara tentang kelahiran dan perkembangan filsafat pada awal
kelahirannya tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan (ilmu) pengetahuan
yang munculnya pada masa peradaban kuno (masa yunani). Dalam sejarah filsafat
biasanay filsafat yunani dimajukan sebagai pangkal sejarah filsafat barat, karena
dunia barat (Eropa Barat) dalam alam pikirannya berpangkal kepada pemikiran
yunani. Pada masa itu ada keterangan-keterangan tentang terjadinya alam semesta
serta dengan penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan.
Para ahli pikir tidak puas akan keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan
melalui budinya.
Terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat yunani ini lahir, yaitu:
1. Bangsa yunani yang kaya akan mitos (dongeng), dimana mitos dianggap
sebagai awal dari uapaya orang untuk mengetahui atau mengerti. Mitos-mitos
tersebut kemudian disusun secara sistematis yang untuk sementara kelihatan
rasional sehingga muncul mitos selektif dan rasional, seperti syair karya Homerus,
Orpheus dan lain-lain.
2. Karya sastra yunani yang dapt dianggap sebagai pendorong kelahiran
filsafat yunani, karya Homerous mempunyai kedudukan yang sangat penting
untuk pedoman hidup orang-orang yunani yang didalamnya mengandung nilai-
nilai edukatif.
3. Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di
lembah sungai Nil, kemudian berkat kemampuan dan kecakapannya ilmu-ilmu

3
tersebut dikembangkan sehingga mereka mempelajarinya tidak didasrkan pada
aspek praktis saja, tetapi juga aspek teoritis kreatif.
Dengan adanya ketiga faktor tersebut, kedudukan mitos digeser oleh logos
(akal), sehingga setelah pergeseran tersebut filsafat lahir.
Periode yunani kuno ini disebut dengan periode filsafat alam, disebut
demikian karena pada periode ini telah ditandai dengan banyaknya muncul para
ahli pikir tentang alam, dimana seluruh arah dan perhatian pemikirannya kepada
apa yang diamati pada keadaan alam sekitarnya. Para pemikir ini membuat
sejumlah pernyataan-pernyataan tentang gejala alam yang bersifat filsafati, yaitu
berdasarkan akal pikir dan tidak berdasarkan pada mitos atau dongeng-dongeng.
Yunani pada masa itu di anggap sebagai gudang ilmu dan filsafat, karena
bangsa yunani pada masa itu tidak lagi mempercayai hal-hal yang berbau mitos-
mitos. Bangsa yunani ini juga tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan
pada sikap menerima begitu saja, namun mereka menumbuhkan sikap yang
senang menyelidiki sesuatu secara kritis. Sikap ini lah yang menjadi cikal bakal
tumbuhnya ilmu pengetahuan modern. Sikap kritis dan tidak mudah untuk
menerima ini lah yang menjadikan bangsa yunani tampil sebagai ahli pikir
terkenal sepanjang masa.
Pemerintahan Yunani Kuno sering di sebut sebagai cikal bakal
pemerintahan demokratis, ini dapat di pahami karena di Negara ini menerapkan
kehidupan sosial politik yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.         Setiap warga negara memiliki otonomi dalam bidang hukum dan
memiliki kemerdekaan ppolitik untuk mengemukakan pendapat.
b.        Ada negara-negara bagian yang disebut polis, kondisi polis pada saat itu
sangat kondusif untuk perkembangan intelektual

B. SEJARAH PENGETAHUAN ALIRAN YUNANI KUNO


Pada tahap awal kelahirannya filsafat  menampakkan diri sebagai
suatu bentuk mitologi, serta dongeng-dongeng yang dipercayai oleh Bangsa
Yunani, sehingga pada zaman Yunani Kuno dipandang sebagai zaman keemasan
filsafat, karena pada zaman ini orang memiliki kebebasan untuk berpendapat atau

4
mengungkapkan ide-idenya. Pada masa itu, Yunani dipandang sebagai gudang
ilmu dan filsafat, karena bangsa Yunani sudah tidak lagi mempercayai mitos-
mitos. Bangsa Yunani juga tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan
pada sikap receptive attitude (sikap menerima begitu saja) melainkan
menumbuhkan sikap yang senang menyelidiki atau kritis. Sikap kritis inilah yang
menjadikan bangsa Yunani berada pada barisan terdepan dalam ilmu
pengetahuan.

Filsafat zaman Yunani kuno muncul setelah abad ke-6 SM dengan


mencakup zaman Pra Socrates dan zaman keemasan filsafat. Filsafat pra-socrates
ditandai oleh usaha mencari asal (asas) segala sesuatu ("arche").  Tidakkah di
balik keanekaragaman realitas di alam semesta itu hanya ada satu azas? Thales
mengusulkan: air, Anaximandros: yang tak terbatas, Empedokles: api-udara-
tanah-air.  Herakleitos mengajar bahwa segala sesuatu mengalir ("panta rei" =
selalu berubah), sedang Parmenides mengatakan bahwa kenyataan justru sama
sekali tak berubah. Namun tetap menjadi pertanyaan: bagaimana yang satu itu
muncul dalam bentuk yang banyak, dan bagaimana yang banyak itu sebenarnya
hanya satu?  Pythagoras (580-500 sM) dikenal oleh sekolah yang didirikannya
untuk merenungkan hal itu. Democritus (460-370 sM) dikenal oleh konsepnya
tentang atom sebagai basis untuk menerangkannya juga.  Zeno (lahir 490 sM)
berhasil mengembangkan metode  reductio ad absurdum untuk meraih kesimpulan
yang benar.

Secara umum dapat dikatakan, para filosof pra-Socrates berusaha


membebaskan diri dari belenggu mitos dan agama asalnya. Mereka mampu
melebur nilai-nilai agama dan moral tradisional tanpa menggantikannya dengan
sesuatu yang substansial. Filsafat Pra Socrates adalah filsafat yang dilahirkan
karena kemenangan akal asas atas dongeng atau mite-mite yang diterima dari
agama yang memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu.

Puncak filsafat Yunani dicapai pada Socrates, Plato dan Aristoteles.


Filsafat dalam periode ini ditandai oleh ajarannya yg "membumi" dibandingkan

5
ajaran-ajaran filosof sebelumnya. Seperti dikatakan Cicero (sastrawan Roma)
bahwa Socrates telah memindahkan filsafat dari langit ke atas bumi. Maksudnya,
filosof pra-Socrates mengkonsentrasikan diri pada persoalan alam semesta
sedangkan Socrates mengarahkan obyek penelitiannya pada manusia diatas bumi.

C. TOKOH ALIRAN YUNANI KUNO


Filsafat zaman Yunani kuno muncul mencakup zaman Pra Socrates dan
zaman keemasan filsafat
a. Pra Socrates, tokoh-tokoh filsuf pada masa itu yaitu:
1. Aliran Miletos/Madzhab Milesian
a. Thales
b. Anaximander
c. Anaximenes
2. Aliran Phythagoras
a. Xenophanes
b. Heraklitus (Herakleitos)
3. Aliran Elea
a. Parmenides
b. Zeno
c. Melissos
4. Aliran Pularis
a. Empedokles
b. Anaxagoras
5. Aliran Atomis
a. Leukippos
b. Demokritos
6. Aliran Sofisme
a. Protagoras
b. Grogias
c. Hippias

6
d. Prodikos
e. Kritias

b. Zaman keemasan filsafat, tokoh-tokoh filsuf pada masa itu yaitu:


1. Socrates (470-400 S.M)
2. Plato (428-348 S.M)
3. Aristoteles ((384-322 S.M)

D. PENDAPAT TOKOH-TOKOH ALIRAN YUNANI KUNO


a. Filsafat Pra Socrates
1. Aliran Miletos/Madzhab Milesian
Aliran ini disebut Aliran Miletos karena tokoh-tokohnya merupakan warga asli
Miletos, di Asia Kecil, yang merupakan sebuah kota niaga yang maju. Berikut
beberapa tokoh yang termasuk kedalam Aliran Miletos atau dikenal pula dengan
istilah Madzhab Milesian:
a. Thales
Thales hidup sekitar 624-546 SM. Ia adalah seorang ahli ilmu termasuk ahli
ilmu Astronomi. Ia berpendapat bahwa hakikat alam ini adalah air. Segala-
galanya berasal dari air. Bumi sendiri merupakan bahan yang sekaligus keluar dari
air dan kemudian terapung-apung diatasnya.
Pandangan yang demikian itu membawa kepada penyesuaian-penyesuain lain
yang lebih mendasar yaitu bahwa sesungguhnya segalanya ini pada hakikatnya
adalah satu. Bagi Thales, air adalah sebab utama dari segala yang ada dan menjadi
akhir dari segala-galanya.
Ajaran Thales yang lain adalah bahwa tiap benda memiliki jiwa. Itulah
sebabnya tiap benda dapat berubah, dapat bergerak atau dapat hilang kodratnya
masing-masing. Ajaran Thales tentang jiwa bukan hanya meliputi benda-benda
hidup tetapi meliputi benda-benda mati pula.
b. Anaximander
Anaximander adalah murid Thales yang setia. Ia hidup sekitar 610-546 SM. Ia
berpendapat bahwa hakikat dari segala seuatu yang satu itu bukan air, tapi yang

7
satu itu adalah yang tidak terbatas dan tidak terhingga, tak berubah dan meliputi
segala-galanya yang disebut “Aperion”. Aperion bukanlah materi seperti yang
dikemukakan oleh Thales. Anaximander juga berpendapat bahwa dunia ini
hanyalah salah satu bagian dari banyak dunia lainnya.
c. Anaximenes
Anaximenes hidup sekitar 560-520 SM. Ia berpendapat bahwa hakikat segala
sesuatu yang satu itu adalah udara. Jiwa adalah udara; api adalah udara yang
encer; jika dipadatkan pertama-tama udara akan menjadi air, dan jika dipadatkan
lagi akan menjadi tanah, dan akhirnya menjadi batu. Ia berpendapat bahwa bumi
berbentuk seperti meja bundar.

2. Aliran Pythagoras
Pythagoras lahir di Samos sekitar 580-500 SM. Ia berpendapat bahwa semesta
ini tak lain adalah bilangan. Unsur bilangan merupakan prinsip unsur dari segala-
galanya. Dengan kata lain, bilangan genap dan ganjil sama dengan terbatas dan
tak terbatas.
a. Xenophanes
Xenophanes merupakan pengikut Aliran Pythagoras yang lahir di Kolophon,
Asia Kecil, sekitar tahun 545 SM. Dalam filsafatnya ia menegaskan bahwa Tuhan
bersifat kekal, tidak mempunyai permulaan dan Tuhan itu Esa bagi seluruhnya.
Ke-Esaan Tuhan bagi semua merupakan sesuatu hal yang logis. Hal itu karena
kenyataan menunjukkan apabila semua orang memberikan konsep ketuhanan
sesuai dengan masing-masing orang, maka hasilnya akan bertentangan dan kabur.
Bahkan “kuda menggambarkan Tuhan menurut konsep kuda, sapi demikian juga”
kata Xenophanes. Jelas kiranya ide tentang Tuhan menurut Xenophanes adalah
Esa dan bersifat universal.
b. Heraklitus (Herakleitos)
Heraklitus hidup antara tahun 560-470 SM di Italia Selatan sekawan dengan
Pythagoras dan Xenophanes. Ia berpendapat bahwa asal segalanya adalah api dan
api adalah lambang dari perubahan. Api yang selalu bergerak dan berubah
menunjukkan bahwa tidak ada yang tetap dan tidak ada yang tenang.

8
3. Aliran Elea
a. Parmenides
Lahir sekitar tahun 540-475 di Italia Selatan. Ajarannya adalah kenyataan
bukanlah gerak dan perubahan melainkan keseluruhan yang bersatu. Dalam
pandangan Pamenides ada dua jenis pengetahuan yang disuguhkan yaitu
pengetahuan inderawi dan pengetahuan rasional. Apabila dua jenis pengetahuan
ini bertentangan satu sama lain maka ia memilih rasio. Dari pemikirannya itu
membuka cabang ilmu baru dalam dunia filsafat yaitu penemuannya tentang
metafisika sebagai cabang filsafat yang membahas tentang yang ada.
b. Zeno
 Lahir di Elea sekitar 490 SM. Ajarannya yang penting adalah pemikirannya
tentang dialektika. Dialektika adalah satu cabang filsafat yang mempelajari
argumentasi.
c. Melissos
 Lahir di Samos tanpa diketahui secara tepat tanggal kelahirannya. Ia berpendapat
bahwa “yang ada” itu tidak berhingga, menurut waktu maupun ruang.

4. Aliran Pluralis
a. Empedokles
Lahir di Akragas Sisislia awal abad ke-5 SM. ia menulis buah pikirannya
dalam bentuk puisi. Ia mengajarkan bahwa realitas tersusun dari empat anasir
yaitu api, udara, tanah, dan air.
b. Anaxagoras
Lahir di Ionia di Italia Selatan. Ia berpendapat bahwa realitas seluruhnya bukan
satu tetapi banyak. Yang banyak itu tidak dijadikan, tidak berubah, dan tidak
berada dalam satu ruang yang kosong. Anaxagoras menyebut yang banyak itu
dengan spermata (benih).

5. Aliran Atomis
Pelopor atomisme ada dua yaitu Leukippos dan Demokritos. Ajaran aliran
filsafat ini ikut berusaha memecahkan masalah yang pernah diajukan oleh aliran

9
Elea. Aliran ini mengajukan konsep mereka dengan menyatakan bahwa realitas
seluruhnya bukan satu melainkan terdiri dari banyak unsur. Dalam hal ini berbeda
dengan aliran pluralisme maka aliran atomisme berpendapat bahwa yang banyak
itu adalah “atom” (a = tidak, tomos = terbagi).

6. Aliran Sofis
Sofisme berasal dari kata Yunani “sophos” yang berarti cerdik atau pandai.
Tokoh-tokoh kaum sofis adalah Protagoras, Grogias, Hippias, Prodikos, dan
Kritias.
Kesimpulannya, filsafat Pra Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena
kemenangan akal asas atas dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama yang
memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu.

b. Zaman Keemasan Filsafat


1. Socrates (470-400 S.M)
Socrates guru Plato, mengajar bahwa akal budi harus menjadi norma terpenting
untuk tindakan kita. Sokrates sendiri tidak menulis apa-apa. Pikiran-pikirannya
hanya dapat diketahui secara tidak langsung melalui tulisan-tulisan dari cukup
banyak pemikir Yunani lain, terutama melalui karya plato. Sebagaimana para
sofis, Socrates memulai filsafatnya dengan bertitik tolak dari pengalaman
keseharian dan kehidupan kongkret. Perbedaannya terletak pada penolakan
Socrates terhadap relatifisme (pandangan yg berpendapat bahwa kebenaran
tergantung pada manusia) yg pada umumnya dianut para sofis. Menurut Socrates
tidak benar bahwa yg baik itu baik bagi warga Athena dan lain bagi warga negara
Sparta. Yang baik mempunyai nilai yg sama bagi semua manusia dan harus
dijunjung tinggi oleh semua orang. Pendirinya yg terkenal adalah pandangannya
yg menyatakan bahwa keutamaan (arete) adalah pengetahuan, pandangan ini
kadang-kadang disebut intelektualisme etis. Dengan demikian Socrates
menciptakan suatu etika yg berlaku bagi semua manusia. Sedangkan ilmu
pengetahuan Socrates menemukan metode induksi dan memperkenalkan definisi-
definisi umum. Akibat pandangannya ini Socrates dihukum mati.

10
2. Plato (428-348 S.M)
Hampir semua karya Plato ditulis dalam bentuk dialog dan Socrates diberi
peran yg dominan dalam dialog tersebut. Sekurang-kurangnya ada dua alasan
mengapa Plato memilih yg begitu. Pertama, sifat karyanya Socratic (Socrates
berperan sentral) dan diketahui bahwa Socrates tidak mengajar tetapi mengadakan
tanya jawab dg teman-temannya di Athena. Dengan demikian, karya Plato dapat
dipandang sebagai monumen bagi sang guru yg dikaguminya. Kedua, berkaitan
dengan anggapan Plato mengenai filsafat. Menurutnya, filsafat pada intinya tidak
lain daripada dialog dan filsafat seolah-olah drama hidup yg tidak pernah selesai
tetapi harus dimulai kembali. Ada tiga ajaran pokok dari Plato yaitu tentang ide,
jiwa dan proses mengenal. Menurut Plato realitas terbagi menjadi dua yaitu
inderawi yg selalu berubah dan dunia ide yg tidak pernah berubah. Ide merupakan
sesuatu yg obyektif, tidak diciptakan oleh pikiran dan justru sebaliknya pikiran
tergantung pada ide-ide tersebut. Ide-ide berhubungan dengan dunia melalui tiga
cara; Ide hadir didalam benda, ide-ide berpartisipasi dalam konkret dan ide
merupakan model atau contoh (paradigma) bagi benda konkret. Pembagian dunia
ini pada gilirannya juga memberikan dua pengenalan. pertama pengenalan tentang
ide; inilah pengenalan yg sebenarnya. Pengenalan yg dapat dicapai oleh rasio ini
disebut episteme (pengetahuan) dan bersifat teguh, jelas, dan tidak berubah.
Dengan demikian Plato menolak relatifisme kaum sofis. Kedua, pengenalan
tentang benda-benda disebut doxa (pendapat) dan bersifat tidak tetap dan tidak
pasti; pengenalan ini dapat dicapai dg panca indera. Dengan dua dunianya ini juga
Plato bisa mendamaikan persoalan besar filsafat pra-socratic yaitu pandangan
panta rhei-nya Herakleitos dan pandangan yg ada-ada-nya Parmenides. Keduanya
benar, dunia inderawi memang selalu berubah sedangkan dunia ide tidak pernah
berubah dan abadi. Memang jiwa Plato berpendapat bahwa jiwa itu baka, lantaran
terdapat kesamaan antara jiwa dan ide. Lebih lanjut dikatakan bahwa jiwa sudah
ada sebelum hidup di bumi. Sebelum bersatu dg badan, jiwa sudah mengalami
pra-eksistensi dimana ia memandang ide-ide. Berdasarkan pandangannya ini,
Plato lebih lanjut berteori bahwa pengenalan pada dasarnya tidak lain adalah
pengingatan (anamnenis) terhadap ide-ide yg telah dilihat pada waktu pra-

11
eksistansi. Ajaran Plato tentang jiwa manusia ini bisa disebut penjara. Plato juga
mengatakan, sebagaimana manusia, jagad raya juga memiliki jiwa dan jiwa dunia
diciptakan sebelum jiwa-jiwa manusia. Plato juga membuat uraian tentang negara.
Tetapi jasa terbesarnya adalah usahanya membuka sekolah yg bertujuan ilmiah.
Sekolahnya diberi nama"Akademia"yg paling didedikasikan kepada pahlawan yg
bernama Akademos. Mata pelajaran yg paling diperhatikan adalah ilmu pasti.
Menurut cerita tradisi, di pintu masuk akademia terdapat tulisan:"yg belum
mempelajari matematika janganlah masuk disini".

3. Aristoteles ((384-322 S.M)


Ia adalah Pendidik Iskandar Agung yg juga adalah murid Plato. tetapi dalam
banyak hal ia tidak setuju dengan Plato. Ide-ide menurut Aristoteles tidak terletak
dalam suatu "surga" diatas dunia ini, melainkan di dalam benda-benda sendiri.
Setiap benda terdiri dari dua unsur yang tak terpisahkan, yaitu materi ("hyle") dan
bentuk ("morfe"). Bentuk-bentuk dapat dibandingkan dengan ide-ide dari Plato.
Tetapi pada Aristoteles ide-ide ini tidak dapat dipikirkan lagi lepas dari materi.
Materi tanpa bentuk tidak ada. Bentuk-bentuk  "bertindak" di dalam materi.
Bentuk-bentuk memberi kenyataan kepada materi dan sekaligus merupakan tujuan
dari materi. Teori ini dikenal dengan sebutan Hylemorfisme.
Filsafat Aristoteles sangat sistematis. Sumbangannya kepada perkembangan
ilmu pengetahuan besar sekali. Tulisan-tulisan Aristoteles meliputi bidang logika,
etika, politik, metafisika, psikologi dan ilmu alam. Pokok-pokok pikirannya antara
lain bahwa ia berpendapat seseorang tidak dapat mengetahui suatu obyek jika ia
tidak dapat mengatakan pengetahuan itu pada orang lain. Spektrum pengetahuan
yg diminati oleh Aristoteles luas sekali, barangkali seluas lapangan pengetahuan
itu sendiri. Menurutnya pengetahuan manusia dapat disistematiskan sebagai
berikut;
Pengetahuan
-----------------------------------------------------------------
Teoritis, Praktis, Produktif,

12
-----------------------------------------------------------------
Teologi/metafisik, Matematika, Fisika, Etika, Politik, Seni
------------------------------------------------------------------
Ilmu Hitung, Ilmu ukur, Retorika
Aristoteles berpendapat bahwa logika tidak termasuk ilmu pengetahuan
tersendiri, tetapi mendahului ilmu pengetahuan sebagai persiapan berfikir secara
ilmiah. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, logika diuraikan secara sistematis.
Tidak dapat dibantah bahwa logika Aristoteles memainkan peranan penting dalam
sejarah intelektual manusia; tidaklah berlebihan bila Immanuel Kant mengatakan
bahwa sejak Aristoteles, logika tidak maju selangkahpun. Mengenai pengetahuan,
Aristoteles mengatakan bahwa pengetahuan dapat dihasilkan melalui jalan induksi
dan jalan deduksi, induksi mengandalkan panca indera yang "lemah", sedangkan
deduksi lepas dari pengetahuan inderawi. Karena itu dalam logikanya Aristoteles
sangat banyak memberi tempat pada deduksi yg dipandangnya sebagai jalan
sempurna menuju pengetahuan baru. Salah satu cara Aristoteles mempraktekkan
deduksi adalah Syllogismos (silogisme).

13
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Zaman yunani kuno dianggap sebagai zaman keemasan filsafat, karena
pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk menungkapkan ide-idenya atau
pendapat. Zaman ini dimulai dari masa ke 6 M.
Zaman kuno meliputi zaman filsafat pra-socrates di Yunani. Tokoh-
tokohnya dikenal dengan nama filsuf pertama atau filsif alam. Mereka mencari
unsur induk (arche) yang dianggap asal dari segala sesuatu. Menurut theles arche
itu air, Anaximandros berpendapat arche itu  ‘yang tidak terbatas’ (to apeiron).
Anaximenes arche itu udara, pythagoras arche itu bilangan, dan Heraklitos arche
itu api, ia juga berpendapat bahwa segala sesuatu itu terus mengalir (pantarbei).
Parmenedes mengatakan bahwa segala sesuatu itu tetap tidak bergerak.
Zaman Keemasan filsafat dimulai dengan munculnya kaum Sofis yaitu
suatu gerakan dalam bidang intelektual yang disebabkan oleh pengeruh kepesatan
minat orang terhadap filsafat. Kemudian munculah orang-orang yang berperan
penting dalam perkembangan Yunani Klasik yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles.

B. SARAN
Diharapkan makalah ini dapat membatu dan menjadi literatur dalam
menambah ilmu pengetahuan kita mengenai konsep pengetahuan menurut aliran
yunani kuno dalam filsafat logika.

14
DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin, Afid. 2013. Ilmu pada Masa Yunani Kuno.


https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/23/ilmu-pada-masa-
yunani-kuno/ . Diakses 29 Novemeber 2019.
Faizal, Mohammad, dkk. 2015. Filsafat Yunani.
http://muhammadfaizalnafas.blogspot.com/2015/09/makalah-filsafat-
yunani-yunani-kuno-dan.html# . Diakses 30 Novemeber 2019.
Ismail, Moh. 2015. Sejarah Filsafat Pra Yunani Kuno dan Yunani Kuno.
http://makalahpendidikanislamlengkap.blogspot.com/2015/08/sejarah-
filsafat-pra-yunani-kuno-dan.html . Diakses 28 November 2019.

15

Anda mungkin juga menyukai