Anda di halaman 1dari 26

DITA AMELIA

KAJIAN FONOLOGI PUTRI NUR


SARASWATI
BAHASA MINANG SHARA
MONARIZKA
DAFTAR ISI

 Terminologi
 Simbol dalam Linguistik
 Seputar Bahasa Minang
 Profil Informan
 Teknik Pengambilan Data
 Fonologi Bahasa Minang:
Bunyi Vokal, Diftong, dan Konsonan
Fonem
Pola Silabel
Fonotaktik
 Kesimpulan
 Referensi
 Lampiran
TERMINOLOGI
 Alofon: varian fonem berdasarkan posisi. (Kridalaksana, 2008: 11)

 Diftong: bunyi bahasa yang pada waktu pengucapannya ditandai


oleh perubahan gerak lidah dan perubahan tamber satu kali, dan
yang berfungsi sebagai inti dari suku kata. (Kridalaksana, 2008: 49)

 Fonologi: bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi


bahasa menurut fungsinya. (Kridalaksana, 2008: 63)

 Fonem: satuan bunyi terkecil yang mampu menunjukkan kontras


makna. (Kridalaksana, 2008: 62)

 Transkripsi Fonemis: transkripsi yang menggunakan satu lambang


untuk menggambarkan satu fonem tanpa melihat perbedaan
fonetisnya. (Kridalaksana, 2008: 246)
TERMINOLOGI

 Transkripsi Fonetis: transkripsi yang menggambarkan semua


bunyi secara sangat teliti. (Kridalaksana, 2008: 246)

 Fonotaktik: urutan fonem yang dimungkinkan dalam suatu


bahasa. (Kridalaksana, 2008: 64)

 Silabel: satu fonem atau lebih yang ditandai oleh satu puncak
kenyaringan fonem yang terletak pada vokal. (Zainuddin,
1992: 14)

 Pasangan minimal: pasangan yang berupa kata tunggal atau


akar dengan perbedaan sebuah unsur bunyi (vokoid atau
kontoid). (Subroto, 2007: 75)
SIMBOL DALAM LINGUISTIK

Tulisan fonetis diapit dengan [...]

Tulisan fonemis diapit dengan /.../


SEPUTAR BAHASA MINANG

 Bahasa Minang adalah salah satu bahasa Austronesian


dengan kurang lebih 7 juta penutur. (Gordon dalam Crouch,
2009)

 Penutur bahasa Minang paling utama tersebar di Padang dan


dataran tinggi Sumatra Barat. Namun, bahasa ini juga
dituturkan hingga Nusantara Indonesia karena tradisi migrasi
oleh masyarakat Minangkabau yang disebut marantau.
(Drakard dalam Crouch, 2009)

 Tanah Minangkabau berbatasan dengan daerah masyarakat


yang menuturkan bahasa Batak, Kerinci Malay, dan Riau.
(Moussay dalam Crouch, 2009)
SEPUTAR BAHASA MINANG

BahasaIndonesia
Bahasa Minang dapat
yang dikategorikan sebagai jenis
standar dan sehari-hari juga
bahasa Indonesia
digunakan sehinggapenutur
oleh masyarakat sistem bunyinya mirip
bahasa Minang.
Terlihatdengan
bahwa bahasa Melayu/Indonesia.
penuturnya jaman sekarang juga
Secara genetis,
menggunakan bahasa ini dapat
percampuran diklasifikasikan
kata baru dari bahasa
sebagai
Minang anggotadan
sehari-hari sub-kelompok Melayu sebagai
bahasa Indonesia dari cabang
media
Melayu-Polinesia dari Austronesia.
komunikasi antarkelompok.
(Crouch,
(Gil dalam 2009)2009)
Crouch,
PROFIL INFORMAN

Nama : Rima Permata Sari


Asal Daerah : Bukitinggi, Sumatera Barat
Penutur Bahasa : Minang
Domisili : Tangerang
Lama Merantau : 3 tahun
Frekuensi Berbahasa : Setiap hari (Minang)
Waktu Wawancara : Kamis, 6 September 2018
/ 18:00 WIB
Selasa, 2 Oktober 2018
TEKNIK PENGAMBILAN DATA

 Pertama-tama, pengambilan data dilakukan dengan cara


wawancara. Informan diharuskan untuk mengucapkan
beberapa kosakata ke dalam bahasa Minang (berdasarkan
100 kata Swadesh).

 Peneliti menggunakan media gambar, gerakan dan deskripsi


untuk memberitahukan narasumber mengenai konsep atau
kosakata apa yang harus diterjemahkan.

 Selain itu, media perekam suara juga digunakan sebagai


bagian dari koleksi data. Peneliti juga memanfaatkan media
perekam suara pada WhatsApp.
Fonologi Bahasa Minang
BUNYI PADA BAHASA MINANG

BUNYI VOKAL: 8
[i] [ɪ] [e] [ɛ] [a] [u] [o] [ɔ]

BUNYI DIFTONG: 5
[a͡ ɪ] [u͡ a] [ɪ͡ a] [a͡ u] [u͡ ɪ]

BUNYI KONSONAN: 20
[p] [b] [d] [t] [g] [k] [m] [n] [ŋ [c] [ɉ] [l] [r] [s]
[h] [ћ] [j] [w] [ʔ]
TABEL DISTRIBUSI BUNYI VOKAL

No Bunyi Vokal Awal Suku Kata Tengah Suku Kata Akhir Suku Kata
1. [i] [i-tu͡aŋ] [bin-taŋ]  [a-pi] 
2. [ɪ]   [gi-gɪʔ]   
3. [e] [e-lɔʔ]    
4. [ɛ]   [da-kɛʔ]  
5. [a] [a-bu] [ɉan-tu͡aŋ] [a-ka]

6. [u] [u-ɉan] [ci-jum] [ba-ru]

7. [o]   [do-roŋ] [rim-bo]


8. [ ɔ]   [sam-bɔʔ]  
PETA BUNYI VOKAL

  Depan Belakang
Tertutup i u

Setengah
ɪ o
tertutup

Setengah
ɛ ɔ
terbuka

Terbuka a  
TABEL DISTRIBUSI DIFTONG

No Bunyi Awal Suku Tengah Suku Akhir Suku


Diftong Kata Kata Kata
1. [a͡ɪ] [a͡ɪ-ja]
2. [u͡a] [a-pu͡aŋ] [ba-tu͡a]

3. [͡ɪa]   [ [ba-n͡ɪah] [a-l͡ɪa]

4. [a͡u] [da-na͡u]
5. [u͡ɪ] [ka-bu͡ɪʔ]
PETA BUNYI KONSONAN

   Bilabial Faringa
Bilabial Alveolar
Alveolar Palatal
Palatal Velar
Velar Faringal Glotal
Glotal
l
Plosif
Plosif pp bb tt d 
d  ccɟ ɟ kk gg    ʔʔ

Nasal m nn ɲɲ   
Nasal m ŋŋ   

Trill    rr            
Trill
Frikatif    ss       ħħ h
Frikatif h
Aproksiman w    jj         
Aproksiman w
     
Aproksiman
Aproksiman    ll      
Lateral
Lateral
PASANGAN MINIMAL
No. Bunyi Arti Fonem
[anaʔ] ‘anak’ /n/
1.
[abaʔ] ‘ayah’ /b/
[anaʔ] ‘anak’ /n/
2.
[amaʔ] ‘ibu’ /m/
[abaʔ] ‘ayah’ /b/
3.
[amaʔ] ‘ibu’ /m/
[api] ‘api’ /i/
5.
[apo] ‘apa’ /o/
[baru] ‘baru’ /r/
6.
[batu] ‘batu’ /t/
[baru] ‘baru’ /u/
7.
[bara] ‘beberapa’ /a/
[balah] ‘belah (me)’ /l/
8.
[basah] ‘basah’ /s/
PASANGAN MINIMAL
[batu͡a] ‘benar’ /u͡a/
9.
[batu] ‘batu’ /u/

/r/
[buru] ‘buru (ber)’
10. /l/
[bulu] ‘bulu’
 

[buru͡aŋ] ‘burung’ /ŋ/


11.
[buru͡aʔ] ‘buruk’ /ʔ/
[busu͡aʔ] ‘busuk’ /s/
12.
[buru͡aʔ] ‘buruk’ /r/
[idu͡aŋ] ‘hidung’ /d/
13.
[itu͡aŋ] ‘hitung’ /t/
[iɲo] ‘engkau’ /ɲ/
14.
[iko] ‘ini’ /k/

‘ekor’
[iku͡a] /u͡a/
15. ‘ini’
[iko] /o/
 

[isɔʔ] ‘hisap’ /i/


16.
[asɔʔ] ‘asap’ /a/
FONEM

Dari pasangan minimal, ditemukan beberapa fonem dari bunyi-


bunyi tersebut, yakni:

 12 Fonem Konsonan :
/b/, /d/, /k/, /l/, /m/, /n/, /r/, /s/, /t/, / ʔ /, / ɲ / , /ŋ/

 4 Fonem Vokal :
/i/, /o/, /u/, /a/

 1 Fonem Diftong :
/ u͡ a/
POLA SILABEL

V VK KV KVK

[a-pi] [am-pɛʔ] [ga-daŋ] [a-naʔ]


‘api’ ‘empat’ ‘besar’ ‘anak’

[a-ka] [an-ɟi͡aŋ] [ba-ɲaʔ] [a-ŋin]


‘akar’ ‘anjing’ ‘banyak’ ‘angin’
FONOTAKTIK
FONOTAKTIK

 Pada pola VK, konsonan p hanya diikuti oleh...

 Dst

 Dst
BAHASA MINANG & BAHASA INDONESIA

BAHASA BAHASA KONSEP


INDONESIA MINANG
[aŋin] [aŋin] angin
[baɲak] [baɲaʔ] banyak
[akar] [aka] akar
[hitam] [itam] hitam
[dagiŋ] [dagɪ͡aŋ] daging
[buruk] [buru͡aʔ] buruk
[burung] [buru͡aŋ] burung
[pada] [pado] pada
 K di akhir cenderung menjadi glottal, karena...
 H di awal cenderung lebur, karena........
 R di akhir menjadi hilang, karena................
 Vokal cenderung menjadi diftong seperti pada buruang,
karena...............
 Vokal terbuka a, menjadi o................
KESIMPULAN

 Dari 100 data tidak ditemukan adanya alofon.


 Bunyi Diftong sangat produktif dalam Bahasa Minang.
DAFTAR PUSTAKA

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik: Edisi Keempat. Jakarta:


PT Gramedia Pustaka Utama.

Subroto, Edi. 2007. Pengantar Metode Penelitian Linguistik


Struktural.
Surakarta: LPP UNS.

Zainuddin. 1992. Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia . Jakarta:


PT Rineke Cipta
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai