Anda di halaman 1dari 3

Diftong

Diftong adalah vocal yang berubah pada saat pengucapannya. Dalam system
penulisan diftong biasa dilambangkan oleh dua huruf vocal. Kedua huruf vocal itu tidak dapat
dipisahkan. Dalam Bahasa Indonesia terdapat tiga buah diftong, yaitu /ay/, /aw/, dan /oy/
yang msaing-masing dapat dituliskan; ai, au, dan oi. Ketiga diftong itu bersifat fonemis dalam
bahasa Indonesia. 

Kedua huruf vocal pada diftong melambangkan satu bunyi vocal yang tidak dapat dipisahkan.
Hal itu harus dibedakan dari deretan dua vocal yang berjejer. Bandingkan diftong berikut
dengan deretan vocal biasa.

Dalam penyukuan dan pemenggalan kata, diftong merupakan satu kesatuan yang tidak boleh
dipisah. Jadi, jika kata sungai, galau, dan koboi disukukatakan atau dipenggal, hasilnya tidak
boleh su-nga-i, ga-la-u, dan ko-bo-i, melainkan su-ngai, ga-lau, dan ko-boi. Contoh kata
lainnya yang mengandung diftong adalah kacau, bangau, balai, katai, semai, amboi, gurau,
dan tupai.

Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang dilambangkan dengan gabungan
huruf vokal ai, au, ei, dan oi.

Huruf
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
Diftong

Ai - balairung pandai

Au Autodidak taufik harimau

ei* Eigendom geiser survei

Oi - boikot amboi

Contoh Diftong
Diftong /au/, pengucapannya [aw]
1. [Harimaw] /harimau/
2. [Kerbaw] /kerbau/
3. Maimbau/[maimbaw]‘memanggil’
4. Harimau/[harimaw]‘harimau’

Diftong /ai/, pengucapannya [ay]


5. [Santay] /santai/
6. [Sungay] /sungai/
7. Balai/[balay]‘pasar’
8. Kajai/[kajay]‘karet’
9.  Kodai/[koday]‘warung’
10.  Marapulai/[marapulay]‘pengantinlaki-laki’
11.  Potai/[potay]‘petai’

Diftong /oi/, pengucapannya [oy].


12.  [Amboy] /amboi/
13.  [Asoy] /asoi/
14.  Kobou/ [kob?w] ‘kerbau’
15.  Limou/ [limow] ‘jeruk, 

Seperti yang dijelaskan di atas bahwa diftong merupakan dua vocal yang diucapkan dalam
satu kesatuan waktu, atau vocal yang berubah kualitasnya. Dengan perkataan lain, diftong
adalah bunyi yang pada waktu dibunyikan satu sama lain berbeda tetapi masih dalam
kesatuan waktu. Dalam Bahasa Indonesia dikenal vocal rangkap dan vocal tunggal
(monoftong). Vocal tunggal (vocal/vocal murni) yaitu bunyi yang bentuk kualitas cara
menghasilkannya tidak berubah mulai dari awal sampai akhir dalam satu suku kata. Dalam
mengucapkan sebuah diftong ada sonoritas, artinya ada kenyaringan di dalam mengucapkan
bunyi yang terdapat dalam satu suku kata.

Menurut Marsonno (1986:28) diftong adalah bunyi pada waktu dibunyikan satu sama lain
berbeda tetapi diucapkan dalam satu kesatuan waktu. Monoftong adalah bunnyi vocal tunggal
yang terbentuk dengan kualitas bicara (lidah) tidak berubah dari awal hingga akhir
artikulasinya dalam sebuah suku kata.
Pada umumnya diftong dibedakan atas dua, yaitu:

1. Diftong naik
Diftong naik, yaitu jika vocal yang kedua diucapkan dengan posisi lidah lebih tinggi
daripada pertama. Karena lidah semakin menaik, dengan demikian strukturnya semakin
menutup, sehingga diftong menutup, atau pembunyian pada vocal yang kedua lebih tinggi
dari pembunyian vocal yang pertama.

Contoh:

[ai] à<gulai>
[au] à<pulau>
[i] à<sekoi>[∂i] à<esei>

2. Diftong turun

Adalah yakni yang terjadi bila vocal kedua diucapkan dengan posisi lidah
lebih rendah daripada yang pertama. Dalam bahasa jawa ada diftong turun.

Contoh:

[ua] pada kata <muarem> ‘sangat puas’

<uanteng> ‘sangat tenang’

[uo] pada kata <luoro> ‘sangat sakit’

<duowo> ‘sangat panjang’

[uε] pada kata <uelek> ‘sangat jelek’

<uenteng> ‘sangat ringan’

Anda mungkin juga menyukai