Tata rias dan busana tari kreasi begitu terbuka terhadap perubahan. Hal tersebut berbeda dengan
tata rias dan busana tari tradisi dengan desain yang baku. Penggunaan tata rias dan busana tari
kreasi bebas sesuai dengan karakter atau keinginan koreografer (penyusun tari).
4. Tempat Pentas.
Suatu seni pertunjukan selalu memerlukan tempat atau ruangan guna menyelenggarakan
pertunjukan itu sendiri. Di Indonesia, kita dapat mengenal bentuk – bentuk tempat pertunjukan
(pentas), seperti lapangan terbuka atau arena terbuka, di pendapa dan bentuk panggung
Proscenium.
Pada tempat terbuka, kita dapat menyaksikan pertunjukan – pertunjukan tari yang
diselenggarakan di halaman. Pertunjukan tari tradisional di lingkungan rakyat sering
dipergelarkan di lapangan terbuka. Dalam kalangan bangsawan, pertunjukan kesenian sering
diadakan di pendapa, yaitu suatu bangunan yang berbentuk joglo dan bertiang pokok empat,
tanpa penutup pada sisi – sisinya. Sedangkan panggung proscenium, penonton hanya dapat
melihat dari sisi depan saja.
Sarana dan prasarana yang ideal bagi sebuah pertunjukan tari adalah jika gedung pertunjukan
telah dilengkapi dengan peralatan yang menunjang penyelenggaraan pertunjukan, khususnya tata
lampu (Lighting) dan tata suara (Sound System). Tata lampu dan tata suara sebagai unsur
pelengkap sajian tari yang berfungsi untuk kesuksesan pergelaran.
Sebuah penataan lampu dapat dikatakan berhasil jika dapat memberikan kontribusi terhadap
objek – objek yang ada di dalam pentas, sehingga semua yang ada di pentas Nampak hidup dan
mendukung sajian tari. Dalam penataan suara, dapat dikatakan berhasil jika dapat menjadi
jembatan komunikasi antara pertunjukkan dengan penontonnya. Artinya, penonton bisa
mendengar dengan baik dan jelas tanpa gangguan apapun sehingga terasa nyaman.