Kunci Jawaban: C
Pembahasan
Soal di atas menanyakan isi teks. Jika dikaitkan dengan kisi-kisi UN bahasa Indonesia tahun
2017/2018 termasuk ke ruang lingkup materi membaca nonsastra. Soal di atas tergolong level
pengetahuan dan pemahaman (mengidentifikasi informasi tersurat). Kompetensi yang diuji
yaitu menentukan pernyataan yang sesuai isi teks.
Teks anekdot merupakan sebuah karangan cerita atau kisah yang ditulis secara singkat,
pendek dan lucu.
Pernyataan yang sesuai dengan isi teks di atas adalah Kepandaian pengemudi becak saat
memberi alasan atas pertanyaan polisi (pilihan jawaban C).
Jawaban A kurang tepat karena pada teks diceritakan pengemudi masuk ke jalan yang
dilarang/bukan berhenti. Jawaban B tidak tepat karena pengemudi becak menjawab
pertanyaan dan tidak ada tindakan yang menunjukkan kebaikan hati. Jawaban D kurang tepat
karena pengemudi teks tidak menunjukkan kemarahan. Jawaban E tidak tepat karena yang
dikisahkan pada teks hanya seorang pengemudi becak/bukan beberapa pengemudi becak.
RINGKASAN MATERI
MENGIDENTIFIKASI ISI TEKS ANEKDOT
Anekdot adalah teks yang berbentuk cerita; di dalamnya mengandung humor sekaligus kritik.
Anekdot tidak semata-mata menyajikan hal-hal yang lucu-lucu, guyonan, ataupun humor.
Akan tetapi, terdapat pula tujuan lain di balik cerita lucunya itu, yakni berupa pesan yang
diharapkan bisa memberikan pelajaran kepada khalayak (Kosasih, 2014:2)
B. Ciri-Ciri Teks Anekdot
Dalam teks tidak hanya berisikan kisah-kisah cerita lucu semata melainkan terdapat
juga amanat, pesan moral, serta ungkapan tentang suatu kebenaran secara umum.
2. MEMAKNAI KATA/ISTILAH
A. KUNCI JAWABAN DAN PEMBAHASAN
Kunci Jawaban: E
Pembahasan
Soal di atas menanyakan makna suatu istilah. Jika dikaitkan dengan kisi-kisi UN bahasa
Indonesia tahun 2017/2018 termasuk ke ruang lingkup materi membaca nonsastra. Soal di
atas tergolong level pengetahuan dan pemahaman. Kompetensi yang diuji yaitu menentukan
makna istilah/kata.
Untuk menentukan makna suatu istilah dapat dicari pada Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Arti istilah terinspirasi dan membidikkan adalah sebagai berikut.
terinspirasi/ter·in·spi·ra·si/ v telah diinspirasi; terilhami (https://kbbi.web.id/inspirasi).
membidikkan/mem·bi·dik·kan/ v mengarahkan kepada: ia - kamera kepada anaknya;
(https://kbbi.web.id/bidik)
Contoh Soal:
1. Dalam laporan kajian organisasi hidup, World Resource Institute, emisi karbon akibat
kebakaran hutan dan lahan di Indonesia telah melampaui rata-rata emisi karbon harian AS
selama 26 hari dari 44 hari sejak awal September 2015. Sementara itu, organisasi Center for
International Forestry Research (CIFOR) berpendapat bahwa kabut asap yang terjadi di
Indonesia merupakan tragedi, bukan bencana alam. Kabut asap bukan bencana alam,
melainkan karena kesalahan manusia dan tidak terjadi secara alamiah. (republika.co.id)
Makna kata tragedi dalam paragraf tersebut adalah....
A. peristiwa memilukan
B. peristiwa menyedihkan
C. peristiwa mengejutkan
D. keadaan genting
E. perubahan drastic
JAWABAN: B
Menurut KBBI, kata tragedi memiliki arti sandiwara sedih (pelaku utamanya menderita
kesengsaraan lahir dan batin yg luar biasa atau sampai meninggal); 2 ki peristiwa yg
menyedihkan. Jadi, jawaban yang tepat adalah B.
Kunci Jawaban: A
Pembahasan
Soal di atas menanyakan persamaan isi kedua teks. Jika dikaitkan dengan kisi-kisi UN
2016/2017 Bahasa Indonesia SMK/MAK termasuk ke ruang lingkup materi membaca
nonsastra level kognitif penalaran. Kompetensi yang diuji yaitu menyimpulkan perbedaan
atau persamaan isi teks.
Isi teks 1 adalah upaya untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan mengubah bahan
bekas menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Isi teks 2 adalah usaha mengobati berbagai penyakit dengan tanaman obat.
Berdasarkan isi kedua teks tersebut, persamaan isi kedua teks adalah kedua teksmenyajikan
alternatif mengatasi masalah (pilihan jawaban A).
Ringkasan Materi
MENYIMPULKAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ISI TEKS
Menyimpulkan merupakan bentuk penalaran dengan menghubung-hubungkan data/fakta-
fakta yang ada. Menyimpulkan persamaan dan perbedaan isi teks artinya menyampaikan
persamaan dan perbedaan isi teks berdasarkan data/fakta dalam teks .
Ada dua prinsip dalam menyimpulkan, yaitu masuk akal atau logis dan mampu mencakup
data-data yang ada.
Langkah-langkah menyimpulkan adalah sebagai berikut.
a. Carilah data/fakta-fakta/informasi yang ada dalam teks tersebut.
b. Ajukan pendapat berdasarkan fakta-fakta tersebut.
1. Membandingkan Isi dan Pola Penyajian Beberapa Jenis Teks Nonsastra (Berita,
Eksposisi, Prosedur, Editorial, dan Ulasan/Resensi)
Teks adalah naskah yang ditulis dengan tata organisasi tertentu (struktur/pola penyajian
tertentu). Teks nonsastra adalah naskah yang berisi permasalahan nonsastra. Termasuk dalam
teks nonsastra, misalnya teks berita, teks eksposisi, teks prosedur kompleks, teks editorial,
dan teks ulasan. Struktur teks menjadi ciri yang menandai jenis teks tersebut.
Contoh:
Struktur teks eksposisi adalah: pernyataan pendapat (tesis) ^ argumentasi ^ penegasan ulang
pendapat.
Contoh:
Tujuan yang Apa Yang Harus Anda Lakukan Jika Terkena Tilang?
akan dicapai
….
(Paragraf 3-5)
Kelima, terima atau tolak tuduhan. Setiap pengemudi mempunyai
dua alternatif terhadap tuduhan pelanggaran yang diajukan
polantas, yaitu menerima atau menolak tuduhan tersebut. Apabila
menerima tuduhan, Anda harus bersedia membayar denda ke bank.
Anda akan diberi surat tilang berwarna biru. Tanda tanganilah
surat bukti
pelanggaran berlalu lintas itu. Di baliknya terdapat bukti
penyerahan surat atau kendaraan yang dititipkan. Surat atau
kendaraan yang ditahan dapat diambil jika Anda dapat
menunjukkan bukti pembayaran denda. Jika menolak tuduhan,
katakan keberatan Anda dengan sopan. Anda akan diberi surat
bukti pelanggaran berlalu lintas berwarna merah sebagai undangan
untuk mengikuti sidang. Penentuan hari sidang memerlukan waktu
5--12 hari. Barang sitaan baru dapat dikembalikan kepada
pelanggar setelah ada keputusan hakim. (Paragraf 6)
Teks editorial atau tajuk rencana disusun dengan struktur: pernyataan pendapat (thesis
statement) ^ argumentasi (arguments) ^ pernyataan ulang pendapat (reiteration).
Contoh:
Orientasi Gambaran umum karya sastra yang akan diulas. Gambaran umum
karya sastra dapat berupa paparan tentang nama, kegunaan, dan
sebagainya.
Tafsiran isi Pandangan pengulas tentang karya yang diulas. Pada bagian ini
penulis biasanya membandingkan karya tersebut dengan karya lain
yang dianggap mirip. Penulis juga menilai kekurangan dan
kelebihan karya yang diulas.
Evaluasi Penilaian terhadap karya, penampilan, dan produksi. Berisi
gambaran secara terperinci suatu karya atau suatu benda yang
diulas. Hal ini bisa berupa bagian, ciri, dan kualitas karya tersebut.
Rangkuman Ulasan akhir berupa simpulan karya tersebut.
Contoh soal
Cermatilah teks berikut!
Teks 1
Kehadiran Komet Ikeya-Seki yang dapat dilihat secara mata telanjang dan penampakannya
berlangsung berhari-hari membuat beredar isu kala itu bahwa akan terjadi mala petaka besar.
Isu itu kian membuat ngeri ketika orang-orang dapat menyaksikan secara jelas ekor Komet
Ikeya-Seki yang tampak begitu besar dan seolah- olah akan membelah angkasa.
Teks 2
Gerhana bulan muncul apabila bulan sedang beroposisi dengan matahari. Karena kemiringan
bidang orbit bulan terhadap bidang ekliptika sebesar 5°, tidak setiap oposisi bulan dengan
matahari akan mengakibatkan terjadinya gerhana bulan. Perpotongan bidang orbit bulan
dengan bidang ekliptika akan memunculkan 2 titik potong yang disebut node, yaitu titik
tempat bulan memotong bidang ekliptika. Gerhana bulan ini akan terjadi saat bulan berposisi
pada node tersebut. Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari untuk bergerak dari satu titik
oposisi ke titik oposisi lainnya. Seharusnya, jika terjadi gerhana bulan akan diikuti dengan
gerhana matahari dan kedua node tersebut terletak pada garis yang menghubungkan antara
matahari dengan bumi.
Teks Berita I
Penutupan penambangan pasir ilegal di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, berdampak pada
terpuruknya usaha penjualan pasir di Kabupaten Pamekasan. Sejumlah tempat penjualan
pasir hitam dari Pasirian, Kabupaten Lumajang, pun terancam gulung tikar.
"Sekarang stok pasir sudah habis. Sudah tidak ada yang masuk lagi. Banyak pelanggan
kecewa karena tidak terlayani," kata Kholiq, pengusaha pasir di Jalan Raya Palengaan,
Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Selasa (6/10/2015).
Jawaban : B
Bacalah kedua teks berikut dengan saksama!
Teks 1
Teks 2
Manfaat Jamu Tradisional
Obat tradisional atau yang sering disebut jamu masih mendapat tempat di hati kita,
masyarakat. Jamu dipercaya mempunyai banyak kelebihan jika dibandingkan dengan obat-
obatan modern seperti yang banyak beredar di pasaran. Jamu juga dianggap lebih sesuai
dengan kebanyakan penyakit modern, seperti diabetes.
1. Obat tradisional mempunyai efek samping yang lebih kecil apabila digunakan secara
tepat., baik waktu penggunaan, takaran, cara pemakaian, pemilihan bahan maupun
penyesuaian dengan indikasi tertentu.
2. Ada efek komplementer dan/atau sinergisme dalam ramuan obat tradisional
(komponen bioaktif tanaman obat).
3. Satu tanaman yang sangat murah mempunyai banyak manfaat farmakologi.
4. Obat tradisional lebih sesuai untuk penyakit metabolik, seperti diabetes, kolestrol,
batu ginjal, dan hepatitis (metabolik), dan penyakit degeneratif, seperti rematik,
aSMK/MAK, tukak lambung, ambeien, dan pikun.
Keunggulan obat tradisional jika dibandingkan dengan obat modern lebih aman dan
ekonomis. Apabila dikonsumsi dalam waktu lama dan terus-menerus, obat modern akan
mengakibatkan efek samping yang dapat memicu penyakit baru.
Teks 1 Teks 2
A Tujuan - langkah- Pendapat –
langkah argumentasi
B Pengantar – Pendapat –
langkah-langkah penegasan pendapat
C Tujuan – langkah- Pendapat –
langkah argumentasi –
penegasan ulang
pendapat
D Pengantar – Argumentasi –
langkah-langkah penegasan ulang
pendapat
E Abstraksi – Penegasan
langkah-langkah pendapat -
argumentasi
Jawaban : C
2. Membandingkan Penggunaan Bahasa Beberapa Jenis Teks.
Tiap jenis teks memiliki ciri kebahasaan tersendiri sehingga penggunaan bahasa tiap jenis
teks juga berbeda antara satu dengan yang lain. Teks biografi misalnya, teks ini
menggunakan kata ganti, kata hubung, rujukan kata, waktu, aktivitas tempat, dan kata kerja.
Sementara teks ulasan atau resensi mempunyai ciri kebahasaan, antara lain menggunakan
kata sifat, rujukan kata, dan kalimat-kalimatnya cenderung panjang (kalimat kompleks). Oleh
karena itu, salah satu yang harus dipertimbangkan dalam membandingkan penggunaan
bahasa adalah jenis teks.
Selain untuk jenis teks yang berbeda, membandingkan penggunaan bahasa juga dapat
diterapkan pada jenis teks yang sama. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan kata ganti, kata
hubung, rujukan kata, kata kerja, jenis kalimat (tunggal/majemuk), atau unsur bahasa lain
yang digunakan pada kedua teks.
Contoh soal
Bacalah kedua teks berikut!
Bacaan I
Banyak lho aktivitas keseharian kita yang tanpa kita sadari adalah aktivitas yang memiliki
manfaat untuk kesehatan tubuh. Sebagai contoh aktivitas pola tidur yang baik, pola makan
yang baik, dan pola keseharian yang baik. Nah, aktivitas itu jika benar-benar dilakukan
sangat menjamin tubuh kita tetap sehat dan terhindar dari penyakit. Cara menjaga kesehatan
seperti ini tidak perlu mengeluarkan uang banyak dibanding dengan cara modern dan instan.
Cara alami kayak gini juga bisa menjadi cara menjaga kesehatan tubuh mulai dari paru-paru,
jantung, dan mata. Selanjutnya cara-cara tersebut bisa dilakukan dengan olahraga rutin,
makan teratur, banyak minum air putih, mengonsumsi obat herbal, dan menjalani pola hidup
sehat.
Bacaan II
Mengonsumsi pola makan seimbang merupakan anjuran mendasar yang hakiki bagi semua
orang. Di mana asupan zat gizi yang terkonsumsi menentukan aspek kesehatan nutrisi setiap
individu. Zat gizi tersebut, di antaranya karbohidrat, tepung-tepungan, gula, lemak, protein,
vitamin, mineral, dan serat.
Pola makan sehat dan seimbang sangat bermanfaat bagi tubuh. Manfaat tersebut, di antaranya
menjaga kondisi tubuh tetap sehat dan meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, pola
makan sehat dan seimbang dapat meningkatkan konsentrasi serta kinerja otak. Pola makan
tidak sehat akan menimbulkan dampak negatif bagi tubuh, salah satunya menyebabkan
ketidakmaksimalan kinerja tubuh dalam melaksanakan aktivitas.
Jawaban : D
Bacalah kedua teks berikut dengan saksama!
Teks 1
Kita tidak pernah berpikir tentang berapa banyak racun yang kita kumpulkan dari udara
tercemar dan makanan yang sudah diproses secara kimiawi. Lebih dari 90% orang tidak
menyadari bahwa banyak substansi kimiawi berukuran mikroskopik, logam berat, dan racun
memengaruhi tubuh mereka setiap hari. Kita tidak dapat melihat semua substansi berbahaya
tersebut, tetapi mereka benar-benar menyerang tubuh kita.
Bagaimana cara mengetahui hal-hal tersebut benar memengaruhi tubuh kita (tanpa
menggunakan mikroskop)? Cara terbaik adalah melakukan tes urin menggunakan ubi bit
(beetroot). Apakah urin Anda berwarna merah setelah minum jus ubi bit? Jika ya, Anda
mungkin merasa khawatir karena itu berarti bahwa Anda mungkin memiliki kebocoran
saluran pencernaan.
Teks 2
Sebuah video menghebohkan para netizen. Video yang diunggah Wisa Rahardi per tanggal
20 Januari 2016 itu menjadi buah bibir di dunia maya.
Dalam video berdurasi 8 menit 23 detik itu, terlihat seorang pria berpakaian ala Ustaz terlihat
sedang menggandakan uang. Namun anehnya, ia mengeluarkan uang pecahan Rp50 ribu
rupiah dari kantong plastik, dan tidak habis-habis!
Si Ustaz hanya terlihat mengaduk-aduk kantong plastik itu dengan tangannya dan terus
mengeluarkan helai demi helai uang tanpa henti. Sementara di sekelilingnya terlihat beberapa
pria dan seorang wanita dengan baju tank top, menghitung uang yang berhasil dikeluarkan.
Tidak ada keterangan lebih lanjut dari video ini. Namun akun pengunggahnya menuliskan
informasi bahwa video ini nyata dan bukan rekayasa.
Teks 1 Teks 2
A menggunakan menggunakan
kosakata asli bahasa kosakata bahasa
Indonesia asing
B menggunakan bahasa menggunakan
resmi bahasa santai
C menggunakan bahasa menggunakan
bidang ilmu bahasa sehari-hari
D menggunakan menggunakan
perumpamaan bahasa lugas
E menggunakan bahasa menggunakan
lugas bahasa santai
Jawaban : A
Kunci jawaban : B
Pembahasan
Soal di atas menanyakan interpretasi yang sesuai dengan teks. Jika dikaitkan dengan kisi-kisi
UN 2017/2018 SMK/MAK mata pelajaran bahasa Indonesia, soal tersebut termasuk ke ruang
lingkup materi membaca nonsastra level kognitif aplikasi. Kompetensi yang diuji adalah
menyimpulkan isi tersirat dalam teks nonsastra/ mampu menentukan tujuan atau maksud teks
dengan tepat.
Teks di atas termasuk teks anekdot. Teks anekdot mengandung humor, kritik, dan pesan yang
diharapkan bisa memberikan pelajaran kepada masyarakat.
Interpretasi teks anekdot pada hakikatnya adalah pemberian kesan atau tafsiran teks anekdot
untuk menemukan pesan atau pelajaran yang terdapat pada teks. Berdasarkan konsep
tersebut, interpretasi yang sesuai dengan teks tersebut adalah Menyarankan kepada
masyarakat agar tidak terpengaruh dengan promosi (pilihan jawaban B). Simpulan
interpretasi tersebut antara lain dari tindakan dan ucapan tokoh nyonya rumah kepada
salesman yang menawarkan atau mempromosikan alat penghisap debu.
RINGKASAN MATERI
INTERPRETASI TEKS ANEKDOT
A. Pengertian Interpretasi
Interpretasi/in·ter·pre·ta·si/ n pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoretis terhadap
sesuatu; tafsiran; (https://kbbi.web.id/interpretasi)
B. Pengertian Teks Anekdot
Anekdot adalah teks yang berbentuk cerita; di dalamnya mengandung humor sekaligus kritik.
Anekdot tidak semata-mata menyajikan hal-hal yang lucu-lucu, guyonan, ataupun humor.
Akan tetapi, terdapat pula tujuan lain di balik cerita lucunya itu, yakni berupa pesan yang
diharapkan bisa memberikan pelajaran kepada khalayak (Kosasih, 2014:2)
C. Tujuan Interpretasi Teks Anekdot
Interpretasi teks anekdot bertujuan menemukan dan memahami pesan atau pelajaran yang
terdapat di dalam teks anekdot.
Tahap-Tahap Interpretasi Teks Anekdot
a. Bacalah dengan cermat teks anekdot
b. Tentukan tokoh-tokoh dalam teks anekdot
c. Tentukan latar cerita
d. Tentukan kelucuan dalam teks anekdot
e. Tentukan kritik atau saran di balik kelucuan dalam teks anekdot.
“Empat kali tujuh adalah dua puluh delapan,” kata orang yang satunya.
“Empat kali tujuh adalah dua puluh tujuh,” kata seorang yang satunya lagi.
Dua orang itu pada akhirnya bertengkar hebat.Warga yang menyaksikan menjadi jengkel.
Keduanya akhirnya dibawa menemui hakim setempat.
Hakim memerintahkan agar orang pertama dipenjara. Orang itu berteriak memprotes,
“Lho, kok, saya? Di mana salah saya? Omongan saya, kan, benar, Pak Hakim. Empat
kalitujuh itu dua puluh delapan. Iya, kan?”
“Kamu itu justru sangat bodoh,” kata hakim itu dengan tenangnya. “Mau-maunya kamu
bertengkar dengan orang yang tolol, yang mengatakan bahwa empat kali tujuh adalah dua
puluh tujuh. Bukankah kamu yang seharusnya dihukum?”
Orang itu akhirnya mengangguk setuju dan mengakui bahwa hakim benar.
Soal di atas menanyakan urutan kalimat agar menjadi paragraf eksposisi padu. Jika dikaitkan
dengan kisi-kisi UN tahun 2017/2018 termasuk ke ruang lingkup materi menulis terbatas
level kognitif aplikasi (penerapan). Kompetensi yang diuji yaitu menggabungkan kalimat /
mengurutkan kalimat acak.
BACA BEDAH KISI-KISI UN TAHUN2017/2018 BAHASA INDONESIA SMK/MAK
Teks di atas berjenis teks eksposisi. Struktur teks eksposisi terdiri pernyataan pendapat/tesis,
diikuti argumentasi, dan penegasan.
Pernyataan pendapat pada teks tersebut adalah kalimat (3) Jumlah pelanggar jalur Trans-
Jakarta akhir-akhir ini cenderung menurun. Urutan argumen untuk mendukung tesis kalimat
(3) adalah kalimat (4), (1), (2). Dengan demikian jawaban yang tepat adalah pilihan jawaban
D (3), (4), (1), (2).
RINGKASAN MATERI
MENGURUTKAN KALIMAT ACAK MENJADI PARAGRAF PADU (TEKS EKSPOSISI)
Kalimat acak adalah kalimat lepas yang dapat dijadikan paragraf yang padu dengan cara
menempatkan kalimat utama kemudian diikuti kalimat penjelas yang diurutkan secara logis
dan berhubungan satu dengan yang lain. Pada teks eksposisi, kalimat utama berupa
pernyataan pendapat dan kalimat penjelas berupa argumen-argumen.
Struktur teks eksposisi diawali dengan pernyataan pendapat/tesis, kemudian diikuti argumen
dan penegasan.
Langkah-langkah mengurutkan kalimat acak menjadi paragraf padu teks ekspoisisi adalah
sebagai berikut.
1. Bacalah dengan cermat.
2. Pilihlah kalimat yang berisi pernyataan pendapat/tesis. Gunakan kalimat tersebut sebagai
kalimat awal kemudian diikuti kalimat argumen dan penegasan yang mendukung tesis
tersebut.
3. Susun data atau kalimat yang disajikan menjadi paragraf padu.
Kunci Jawaban: A
Pembahasan
Soal di atas menanyakan gagasan penjelas yang tepat untuk gagasan utama teks. Jika
dikaitkan dengan kisi-kisi UN 2017/2018, soal di atas termasuk ke ruang lingkup materi
menulis terbatas level kognitif aplikasi. Kompetensi yang diuji yaitu melengkapi teks
eksplanasi.
Jenis teks di atas yaitu teks eksplanasi. Teks eksplanasi menjelaskan sebab-sebab terjadinya
sesuatu. Untuk mengembangkan gagasan utama teks ekplanasi dibutuhkan gagasan penjelas
yang memiliki hubungan erat dengan gagasan utama. Hubungan antara gagasan utama dan
gagasan penjelas dalam teks eksplanasi menyatakan sebab akibat.
Gagasan penjelas yang memiliki hubungan sebab akibat dengan gagasan utama sebab
terjadinya banjir yaitu (1) pendangkalan sungai dan (buang sampah sembarangan).
Pendangkalan sungai menyebabkan air mudah meluap. Kebiasaan buang sampah
sembarangan menyebabkan penyumbatan aliran air.
Program reboisasi dan pengerukan sungai merupakan upaya mencegah dan mengatasi banjir
sehingga tidak tepat menjadi gagasan penjelas sebab terjadinya banjir.
RINGKASAN MATERI
TEKS EKSPLANASI
Genre teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan suatu proses atau peristiwa tentang
asal-usul, proses, atau perkembangan suatu fenomena, mungkin berupa peristiwa alam,
sosial, ataupun budaya (Kosasih, 2014: 178).
Teks eksplanasi memiliki ciri-ciri: (1) strukturnya terdiri atas pernyataan umum (gambaran
awal tentang apa yang disampaikan), deretan penjelas (inti penjelasan apa yang
disampaikan), dan interpretasi (pandangan atau simpulan), (2) memuat informasi berdasarkan
fakta (faktual), dan (3) faktualnya memuat informasi yang bersifat keilmuan, misalnya
tentang sains.
Salah satu fenomena menarik saat musim dingin adalah salju. Salju menjadi unik karena
kristal-kristal es yang lembut dan putih seperti kapas ini hanya hadir secara alami di negeri
empat musim atau di tempat-tempat yang sangat tinggi seperti Puncak Gunung Jayawijaya di
Papua.
Salju berawal dari uap air yang berkumpul di atmosfer bumi. Kumpulan uap air mendingin
sampai pada titik kondensasi (yaitu temperatur dimana gas berubah bentuk menjadi cair atau
padat)., kemudian menggumpal membentuk awan. Pada saat awal pembentukan awan,
massanya jauh lebih kecil daripada massa udara sehingga awan tersebut mengapung di udara.
Namun, setelah kumpulan uap terus bertambah dan bergabung ke dalam awan tersebut,
massanya juga bertambah, sehingga pada suatu ketika udara tidak sanggup lagi menahannya.
Awan tersebut pecah dan partikel air pun jatuh ke bumi.
Partikel air yang jatuh itu adalah air murni (belum terkotori leh partikel lain). Air murni tidak
langsung membeku pada temperatur 0Celcius, karena pada suhu tersebut terjadi perubahan
fase dari cair ke padat. Untuk membuat air murni beku dibutuhkan temperatur lebih rendah
daripada 0C.
Temperatur udara tepat di bawah awan adalah 0C. Tapi, temperatur yang rendah saja belum
cukup untuk menciptakan salju. Saat partikel-partikel air murni tersebut bersentuhan dengan
udara, maka air murni tersebut terkotori oleh partikel-partikel lain. Ada partikel-partikel
tertentu yang berfungsi mempercepat fase pembekuan, sehingga air murni dengan cepat
menjadi kristal-kristal es.
Partikel-partikel pengotor yang terlibat dalam proses ini disebut nukleator, selain berfungsi
sebagai pemercepat fase pembekuan, juga perekat antar uap air. Sehingga partikel air (yang
tidak murni lagi) bergabung bersama dengan partikel air lainnya membentuk kristal lebih
besar. Jika temperatur udara tidak sampai melelehkan kristal es tersebut, kristal-kristal es
jatuh ke tanah dalam bentuk hujan air.
Kristal salju memiliki struktur unik, tidak ada kristal salju yang memiliki bentuk yang sama
di dunia ini seperti sidik jari kita. Salju yang sudah turun semenjak bumi tercipta hingga
sekarang, tidak satu pun yang memiliki bentuk kristal yang sama. Meskipun memiliki
keunikan, salju juga tidak jarang mengakibatkan banyak kerugian baik fisik maupun material
yang tentu tidak sedikit nilainya.
Soal di atas menanyakan penggunaan kata penghubung yang tidak tepat pada teks. Jika
dikaitkan dengan kisi-kisi UN 2017/2018 termasuk ke dalam ruang lingkup materi
menyunting kata, kalimat, dan paragraf level kognitif pengetahuan dan pemahaman.
Kompetensi yang diuji yaitu mengidentifikasi kesalahan penggunaan konjungsi/
mengidentifikasi kesalahan penggunaan kata penghubung dalam paragraf dengan tepat.
Kata penghubung adalah Konjungsi adalah suatu kata tugas atau kata penghubung yang
berfungsi untuk menghubungkan dua buah klausa, kalimat, paragraf atau lebih.
Penggunaan kata penghubung yang tidak tepat pada teks tersebut adalah karena. Kata
penghubung karena digunakan untuk menyatakan hubungan sebab. Pada kalimat kedua, kata
karena digunakan untuk menghubungkan kata-kata kasih sayang dan tegas yang tidak
memiliki hubungan sebab akibat. Sifat hubungan kedua bentuk bahasa tersebut adalah
pertentangan sehingga kata penghubung yang digunakan seharusnya namun.
RINGKASAN MATERI
2. Konjungsi Pertentangan
Konjungsi pertentangan merupakan bentuk kata hubung yang menghubungkan dua buah
kalimat, kata, ataupun klausa yang sederajat namun mempertentangkan kedua bagian
tersebut. Kata hubung yang biasa dipakai pada konjungsi ini adalah tetapi,melainkan dan
sedangkan. Contoh :
3. Konjungsi Pilihan
Konjungsi pilihan atau disjungtif adalah bentuk konjungsi yang berfungsi menghubungkan
dua unsur kalimat atau lebih dengan tujuan untuk memilih. Kata hubung yang biasa
digunakan adalah : atau, ataupun,maupun. Contoh :
4. Konjungsi Waktu
Konjungsi waktu memiliki fungsi sebagai kata hubung yang menjelaskan hubungan waktu
antara dua hal. Konjungsi waktu bisa menjelaskan hubungan yang sederajat maupun tidak
sederajat. Contoh kata hubung yang biasa digunakan adalah sebelumnya, selanjutnya,
bilamana, sejak,sesudah dan lainnya. Contoh :
Setelah kata sambutan dari kepala sekolah acara selanjutnya adalah pentas seni.
Mereka sudah ada disana sejak hujan turun.
Gita membaca buku yang sebelumnya dia pinjam dari perpustakaan.
5. Konjungsi Tujuan
Konjungsi tujuan adalah konjungsi yang menjelaskan maksud, tujuan suatu kejadian atau
tindakan. Kata hubung yang biasa digunakan diantaranya adalah : guna, untuk, agar, dan
supaya. Contoh :
6. Konjungsi Sebab
Konjungsi sebab atau kausal merupakan bentuk kata hubung yang menjelaskan kejadian yang
terjadi akibat suatu sebab tertentu/khusus. Kata hubungnya adalah : sebab dan karena.
Contoh :
7. Konjungsi Akibat
Konjungsi akibat atau konsekutif merupakan bentuk kata hubung yang menerangkan bahwa
suatu keadaan tersebut dapat terjadi karena penyebab yang lainnya. Contoh kata hubung yang
digunakan adalah : Sehingga, sampai, dan akibatnya. Contoh :
8. Konjungsi Syarat
Konjungsi syarat atau kondisional adalah jenis kata hubung yang menerangkan bahwa
kejadian tersebut dapat terjadi apabila syarat-syaratnya terpenuhi. kata hubung yang sering
digunakan adalah jika, jikalau, kalau, dan apabila. Contoh :
Anak kembar yang mirip itu bagaikan pinang dibelah dua
Jalannya sangat lambat seperti siput.
Mereka selalu bertengkar bagai kucing dan anjing.
Dia orang yang sangat kaya bahkan melebihi kekayaan seorang Presiden.
Jalanan Jakarta selalu macet apalagi dikala hujan.
Beberapa tempat liburan favoritnya, yaitu pantai, perdesaan dan pegunungan.
14 Konjungsi Pembenaran
Kata hubung ini biasa disebut juga dengan konsesif adalah suatu kata hubung yang berfungsi
menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan suatu hal sekaligus menolak hal lainnya.
Contoh kata hubung pada konjungsi ini adalah : walaupun, meskipun, biar, dan biarpun.
Contoh :
16 Konjungsi Pembatas
Konjungsi ini bertujuan untuk menyatakan suatu batasan terhadap suatu keadaan/kejadian.
Kata hubung yang sering digunakan adalah : kecuali, selain, dan asal. Contoh :
Mereka belum boleh pulang kecuali ada mereka sudah menyelesaikan tugas tersebut.
Peserta rapat menyetujui usulan ketua asal keinginan mereka juga dipenuhi.
Selain petugas perpustakaan, yang lain dilarang masuk. (https://dosenbahasa.com/macam-
macam-kata-penghubung)
Soal di atas menanyakan pronominal yang tepat untuk melengkapi teks. Jika dikaitkan
dengan kisi-kisi UN 2017/2018, soal di atas termasuk ke ruang lingkup materi menulis
terbatas level kognitif aplikasi. Kompetensi yang diuji yaitu melengkapi kata/istilah yang
tepat sesuai konteks.
Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina.
Salah satu jenis pronomina yaitu kata ganti orang (pronomina persona) yang terbagi tiga (kata
ganti orang pertama, kedua, dan ketiga) dan dapat bersifat tunggal maupun jamak. Pada soal
di atas pronomina digunakan untuk mengganti kata Usman (orang ketiga tunggal). Oleh
karena itu, pronomina yang tepat untuk mengganti kata Usman adalah dia (pilihan jawaban
B).
RINGKASAN MATERI
PRONOMINA
Pronomina atau kata ganti adalah jeniskata yang menggantikan nomina atau frasa nomina.
Contohnya adalah saya, kapan, -nya, ini.
Penggolongan
Cara pembagian kata ganti bermacam-macam tergantung rujukan yang digunakan. Berikut
adalah salah satu cara penggolongan pronomina.
1. Kata ganti orang (pronomina persona). Terbagi tiga dan dapat bersifat tunggal maupun
jamak, baik kata maupun frasa pronomina. Hanya dapat digunakan untuk mengganti nomina
orang, nama orang, atau hal-hal lain yang dipersonifikasikan. Perkecualian adalah "ia", yang
dalam kalangan terbatas sering digunakan untuk menggantikan nomina tak bernyawa
Penjelasan kata ganti orang sebagai berikut.
a. Kata ganti orang pertama tunggal
Contoh : aku, saya
b. Kata ganti orang pertama jamak
Contoh : kami, kita.
c. Kata ganti orang kedua tunggal
Contoh : kamu, anda
d. Kata ganti orang kedua jamak
Contoh : kalian
e. Kata ganti orang ketiga tunggal
Contoh : dia, ia, beliau
f. Kata ganti orang ketiga jamak
Contoh : mereka
o Pronomina perlu dibedakan dari sapaan, seperti Saudara, Bapak, Ibu, Tuan, Nyonya,
Yang Mulia, dsb. Sebagian dari mereka termasuk nomina.
2. Kata ganti pemilik. Misalnya -ku, -mu, -nya. Untuk "-nya" dapat digunakan untuk kata ganti
selain nomina orang.
3. Kata ganti penanya; berfungsi menanyakan benda, waktu, tempat, keadaan, atau jumlah,dsb.
Misalnya apa, kapan, mengapa, siapa, bagaimana, berapa, di mana, ke mana.
4. Kata ganti petunjuk. Misalnya ini, itu.
5. Kata ganti penghubung. Misalnya yang.
6. Kata ganti tak tentu. Misalnya barang siapa. (https://id.wikipedia.org/wiki/Pronomina)
9. MENGISI PARAGRAF DENGAN KATA BERIMBUHAN YANG TEPAT
Kunci jawaban: D
Pembahasan
Soal di atas menanyakan kata berimbuhan yang tepat melengkapi paragraf. Jika dikaitkan
dengan kisi-kisi UN tahun 2017/2018 Bahasa Indonesia SMK/MAK termasuk ke dalam
ruang lingkup materi menyunting kata, kalimat, dan paragraf level kognitif aplikasi
(penerapan). Kompetensi yang diuji yaitu menggunakan kata bentukan /mengisi dengan kata
bentukan (kata berimbuhan) yang sesuai.
BACA BEDAH KISI-KISI UN 2017/2018BAHASA INDONESIA SMK/MAK
Kata berimbuhan adalah kata dasar yang telah mengalami pengimbuhan baik mendapatkan
awalan, sisipan, akhiran, maupun gabungan imbuhan.
Untuk menentukan kata berimbuhan yang tepat untuk melengkapi paragraf tentunya harus
melihat kata-kata sebelum dan sesudah bagian yang rumpang. Disamping itu, juga harus
mempertimbangkan makna kalimat dan kalimat secara keseluruhan.
Dengan memperhatikan kata-kata sebelum dan sesudah bagian yang rumpang dan makna
kalimat/paragraf secara keseluruhan, kata berimbuhan yang tepat untuk melengkapi paragraf
di atas adalah menyerap dan peningkatan (opsi D). Kata menyerap sejajar dengan kata
mengusahakan, sedangkan kata peningkatan sejajar dengan pemanfaatan.
RINGKASAN MATERI
KATA BERIMBUHAN
Kata berimbuhan adalah kata dasar yang telah mendapatkan imbuhan baik awalan, sisipan,
akhiran, maupun gabungan imbuhan.
Dalam bahasa Indonesia secara umum bentuk kata itu terdiri atas dua macam, yaitu kata
dasar dan kata bentukan. Kata dasar merupakan suatu kata yang utuh dan belum mendapat
imbuhan apa pun. Dalam proses pembentukan kata, kata dasar dapat diartikan sebagai kata
yang menjadi dasar bagi bentukan kata lain yang lebih luas. Dalam pengertian ini, kata dasar
lazim pula disebut sebagai
bentuk dasar, kata asal, dan ada pula yang menyebutnya sebagai dasar kata. Terkait dengan
itu, untuk menghindari penyebutan yang berbeda -beda, dalam buku ini kata yang menjadi
dasar bagi bentukan kata lain yang lebih luas disebut kata dasar.
Berbeda dengan itu, kata bentukan merupakan kata yang sudah dibentuk dari kata dasar
dengan menambahkan imbuhan tertentu. Kata bentukan seperti ini lazim pula disebut dengan
beberapa istilah yang berbeda-beda, misalnya ada yang menyebutnya sebagai kata turunan,
kata berimbuhan, dan ada pula yang menyebutnya kata jadian.
PENGIMBUHAN
Pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan menambahkan imbuhan pada kata
dasar.
Sehubungan dengan itu, imbuhan yang lazim digunakan sebagai unsur pembentuk kata dalam
bahasa Indonesia, paling tidak, terdiri atas empat macam, dan masing-masing diberi nama
sesuai dengan posisinya pada suatu kata. Pertama, imbuhan yang terletak pada awal kata
lazim disebut awalan (prefiks). Kedua, imbuhan yang terletak pada akhir kata lazim disebut
akhiran (sufiks). Ketiga, imbuhan yang terletak pada tengah kata lazim disebut sisipan
(infiks). Keempat, imbuhan yang terletak pada awal kata dan akhir kata sekaligus lazim
disebut gabungan imbuhan (konfiks). Beberapa contoh imbuhan itu dapat diperhatikan di
bawah ini.
a. Awalan
meng- menulis, melamar, memantau
di- ditulis, dilamar, dipantau
peng- penulis, penyanyi, peramal
ber- berkebun, bermain, bermimpi
ter- terpaksa, terpadu, tersenyum
se- serupa, senada, seiring
b. Akhiran
-an tulisan, tatapan, tantangan
-i temui, sukai, pandangi
-kan tumbuhkan, sampaikan, umumkan
c. Sisipan
-el- geletar, geligi, gelantung
-em- gemuruh, gemetar
-er- gerigi
d. Gabungan Imbuhan
meng-...-kan menemukan, meratakan
meng-...-i memandangi,
mengunjungi
peng-...-an pendidikan, pemandian
ke-...-an kehujanan, kemajuan
se-...-nya seandainya, sebaiknya
per-...-an peraturan, persimpangan
Sumber
Mustakim. 2015. Bentuk dan Pilihan Kata. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kunci Jawaban: C
Pembahasan
Soal di atas menanyakan pernyataan yang sesuai dengan isi matriks. Jika dikaitkan dengan
kisi-kisi UN 2017/2018 termasuk ke dalam ruang lingkup materi membaca nonsastra level
kognitif pengetahuan dan pemahaman. Kompetensi yang diuji yaitu menentukan informasi
tersurat teks/menentukan pernyataan yang sesuai isi matriks dengan tepat.
Matriks adalah tabel yang disusun dalam lajur dan jajaran sehingga butir-butir uraian yang
diisikan dapat dibaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan. Berdasarkan data-data yang
terdapat dalam matriks tersebut, pernyataan yang sesuai dengan isi matriks adalah Jumlah
korban yang meninggal lebih dari 100 orang terjadi pada kecelakaan mobil dan motor
(pilihan jawaban C). Hal ini sesuai dengan data pada matriks yang menunjukkan jumlah
korban yang meninggal pada kecelakaan mobil 126 dan pada motor 159 orang. Pilihan
jawaban A, B, D, dan E tidak sesuai dengan isi informasi pada matriks.
RINGKASAN MATERI
MEMBACA MATRIKS DAN GRAFIK
Matriks adalah tabel yang disusun dalam lajur dan jajaran sehingga butir-butir uraian yang
diisikan dapat dibaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan (https://kbbi.web.id/matriks)
Grafik adalah lukisan pasang surut suatu keadaan dengan garis atau gambar (tentang turun
naiknya hasil, statistik, dan sebagainya) (https://kbbi.web.id/grafik)
Kunci Jawaban: A
Pembahasan
Soal di atas menanyakan penggunaan tanda baca yang tepat pada kalimat langsung. Jika
dikaitkan dengan kisi-kisi soal UN 2017/2018, soal tersebut termasuk ke dalam ruang lingkup
materi menyunting ejaan dan tanda baca level kognitif aplikasi. Kompetensi yang diuji yaitu
menggunakan tanda baca.
BACA KISI-KISI SOAL UJI COBA UN2017/2018 BAHASA INDONESIA SMK/MAK
Penggunaan tanda baca yang tepat untuk kalimat tersebut adalah pada pilihan jawaban A.
“Selain makanan, kita juga harus membawa obat-obatan,” kata Ali.
Pada kalimat tersebut terdapat penggunaan tanda koma (,). Kaidah pemakaian tanda koma
dalam pedoman umum ejaan bahasa Indonesia antara lain sebagai berikut.
1. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
Kata nenek saya, “Kita harus berbagi dalam hidup ini.”
“Kita harus berbagi dalam hidup ini,” kata nenek saya, “karena manusia adalah makhluk
sosial.”
Catatan:
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung yang berupa kalimat tanya,
kalimat perintah, atau kalimat seru dari bagian lain yang mengikutinya.
Misalnya:
"Di mana Saudara tinggal?" tanya Pak Lurah.
"Masuk ke dalam kelas sekarang!" perintahnya.
“Wow, indahnya pantai ini!” seru wisatawan itu.
2. Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk
menghindari salah baca/salah pengertian.
Misalnya:
Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan:
Dalam pengembangan bahasa kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
Atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.
RINGKASAN MATERI
Soal di atas menanyakan sinonim kata pada teks. Jika dikaitkan dengan kisi-kisi UN
2017/2018, soal di atas termasuk ke dalam ruang menulis terbatas level kognitif penalaran.
Kompetensi yang diuji yaitu memvariasikan kata (sinonim)
Kata persepsi memiliki arti tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu; serapan: perlu
diteliti -- masyarakat terhadap alasan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak;2
proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancaindranya;
(https://kbbi.web.id/persepsi).
Berdasarkan penjelasan di atas, sinonim kata persepsi adalah tanggapan (pilihan jawaban A)
RINGKASAN MATERI
SINONIM
Mobil pak Tono dibeli dengan cara kredit, karena ia lebih suka mencicil dari pada membayar
penuh. sinonim dari kredit = mencicil
Semoga saja bu Sinta itu tidak berdusta, karena organisasi tidak menyukai orang yang suka
berbohong. sinonim dari berdusta = berbohong
Sinonim kata kredit adalah mencicil/mengangsur.
Sinonim kata musibah adalah bencana.
Contoh Sinonim
Kunci Jawaban: A
Pembahasan
Soal di atas menanyakan urutan kalimat agar menjadi paragraf prosedur yang tepat. Jika
dikaitkan dengan kisi-kisi UN tahun 2017/2018 termasuk ke ruang lingkup materi menulis
terbatas level kognitif aplikasi (penerapan). Kompetensi yang diuji yaitu menggabungkan
kalimat / mengurutkan kalimat acak.
BACA BEDAH KISI-KISI UN TAHUN2017/2018 BAHASA INDONESIA SMK/MAK
Dalam teks prosedur langkah yang paling mendasar diletakkan pada urutan pertama
kemudian diikuti langkah berikutnya yang berhubungan dengan langkah sebelumnya.
Langkah yang paling mendasar adalah kalimat nomor (1). Oleh karena itu, urutan kalimat
agar menjadi paragraf yang baik pada soal di atas adalah (1), (2), (3), (5), dan (4) atau pilihan
jawaban A.
RINGKASAN MATERI
MENGURUTKAN KALIMAT ACAK MENJADI PARAGRAF PADU.
Kalimat acak adalah kalimat lepas yang dapat dijadikan paragraf yang padu dengan cara
kalimat utama kemudian diikuti kalimat penjelas yang diurutkan secara logis dan
berhubungan satu dengan yang lain.
Dalam teks prosedur langkah yang paling mendasar diletakkan pada urutan pertama
kemudian diikuti langkah berikutnya yang berhubungan dengan langkah sebelumnya.
Langkah-langkah mengurutkan kalimat acak menjadi paragraf padu adalah sebagai berikut.
Soal di atas menanyakan inti kalimat. Jika dikaitkan dengan kisi-kisi UN 2016/2017 Bahasa
Indonesia SMA/MA, soal tersebut termasuk ke ruang lingkup materi membaca nonsastra
level kognitif aplikasi atau penerapan. Kompetensi yang diuji adalah menemukan inti
kalimat.
Inti kalimat di atas adalah Muhammad Fayyadh memesan kue (jawaban D). Pola kalimat di
atas adalah S + P + O
Jawaban A, B, C, dan E bukan inti kalimat soal di atas. Jawaban A bukan kalimat karena
tidak memiliki unsur predikat. Jawaban B mengubah kalimat aktif (soal) menjadi kalimat
pasif. Jawaban C merupakan interpretasi dasar isi kalimat soal yaitu dalam rangka peringatan
hari Ibu. Jawaban E merupakan isi kalimat bukan inti kalimat.
Ringkasan Materi
MENEMUKAN INTI KALIMAT
Beda Inti kalimat dan Kalimat Inti
Judul di atas dan keseluruhan tulisan ini merupakan respons saya atas pertanyaan yang sering
saya dapatkan ketika mengajar di kelas atau lewat email yang masuk. Kedua istilah itu--inti
kalimat dan kalimat inti--sering dianggap sama dan ada pula yang menganggap berbeda.
Menurut saya, secara istilah, kedua hal tersebut berbeda. Akan tetapi, dalam kaitannya
dengan soal-soal tes (terutama tipe soal ujian masuk PTN, seperti SNMPTN, UM UGM,
Simak UI, UMB, kedua istilah itu dapat dipersamakan. Inti kalimat adalah unsur-unsur inti di
dalam sebuah kalimat, yaitu suatu unsur yang wajib ada dalam sebuah struktur kalimat.
Sebuah kalimat harus memiliki subjek dan predikat. Jadi, inti kalimat adalah SUBJEK dan
PREDIKAT. Selain itu, bisa juga OBJEK, tapi dengan syarat kalimat itu kalimat aktif
transitif. Unsur yang bukan inti adalah KETERANGAN. Sebaliknya, kalimat inti adalah satu
jenis kalimat yang memiliki syarat (1) terdiri atas inti-inti kalimat, (2)inti-inti kalimat itu pun
harus merupakan sebuah kata, bukan frasa; dan (3) berintonasi netral.
Misalnya:
Ayah pergi ke Bandung.
Inti kalimat tersebut adalah Ayah pergi, sebab S=ayah dan P=pergi, sedangkan unsur yang
bukan inti adalah ke Bandung sebab merupakan Keterangan. Namun, kalimat tersebut bukan
termasuk kalimat inti, sebab memiliki unsur yang bukan unsur inti, yaitu K=ke Bandung.
Ibu memasak sayur.
Kalimat di atas memiliki unsur inti, yaitu S=ibu, P=memasak, dan O=sayur. Sekaligus juga
kalimat tersebut tergolong ke dalam kalimat inti, sebab semua unsur inti merupakan sebuah
kata.
Sering kita jumpai dalam soal tes pertanyaan yang berbunyi Apa kalimat inti dari kalimat luas
di atas? Maksud pertanyaan tersebut berarti kita diminta untuk menentukan inti kalimat,
sekaligus juga inti frasa jika inti kalimat tersebut berupa frasa.
Misalnya: Anak kecil itu sedang berjualan tadi.
Inti kalimatnya adalah S=Anak kecil itu dan P=sedang berjualan. Kata tadi bukan unsur inti
sebab Keterangan. Sebab S dan P masih berupa frasa, kita harus tentukan inti frasanya juga.
Inti frasa pada S=anak, sedangkan pada P=berjualan. Jadi kalimat inti pada kalimat di atas
adalah Anak berjualan.
(http://insanpurnama.blogspot.co.id/2010/09/beda-inti-kalimat-dan-kalimat-inti.html)
183 Contoh Kalimat Inti dalam Bahasa Indonesia
Pengertian Kalimat Inti
Kalimat inti biasa juga disebut dengan kalimat sederhana. Kalimat inti biasanya hanya terdiri
dari subjek dan predikat. Walaupun minimal hanya ada dua unsur saja yaitu subjek dan
predikat, akan tetapi kalimat inti tetap mempunyai makna. Beberapa unsur kalimat yang
diperbolehkan ada dalam kalimat inti adalah subjek, predikat, objek, dan pelengkap.
Subjek adalah pelaku verba (predikat). Subjek biasanya merupakan orang, atau nomina.
Predikat adalah verba atau kata kerja yang merupakan aktivitas subjek. Subjek dan predikat
harus ada dalam suatu kalimat. Unsur kalimat lain yang diperbolehkan ada dalam kalimat inti
adalah objek. Objek merupakan kata benda yang berhubungan dengan subjek dan predikat.
Sedangkan pelengkap adalah kata yang berfungsi menegaskan predikat. Oleh karena itu
pelengkap terletak di belakang predikat. Predikat berbeda dengan objek. Objek dapat
berperan sebagai subjek, sedangkan pelengkap tidak dapat berperan sebagai subjek.
Ciri Ciri Kalimat Inti
Untuk dapat mengenali suatu kalimat inti, perlu mengetahui apa saja ciri-cirinya. Berikut
adalah ciri-ciri kalimat inti:
Subjek-Predikat-Pelengkap (S-P-Pel)
Soal di atas menanyakan isi teks. Jika dikaitkan dengan kisi-kisi UN bahasa Indonesia tahun
2017/2018 termasuk ke ruang lingkup materi membaca nonsastra. Soal di atas tergolong level
pengetahuan dan pemahaman (mengidentifikasi informasi tersurat). Kompetensi yang diuji
yaitu menentukan pernyataan yang sesuai isi teks.
RINGKASAN MATERI
Teks negosiasi adalah teks yang berisi tawar-menawar atau proses penetapan keputusan
secara bersama antara beberapa pihak yang memiliki kepentingan berbeda.
Teks negosiasi tergolong ke dalam bentuk teks diskusi (discussion). Di dalamnya membahas
suatu isu tertentu dengan disertai sejumlah argumen dari dua pihak atau lebih dengan tujuan
untuk mengompromikan atau menyepakati kepentingan-kepentingan yang berbeda. Kegiatan
itu berisi adu tawar yang kemudian berujung pada kesepakatan atau ketidaksepakatan.
Secara umum teks negosiasi dibentuk oleh tiga bagian, yakni pembukaan, isi, dan penutup.
a. Pembukaan berisi pengenalan isu atau sesuatu yang dianggap masalah oleh salah satu pihak,
misalnya permintaan pulang lebih awal dari diklat karena alasan lebaran.
b. Isi, berisi penganjuan, penawaran dan persetujuan berupa adu tawar dari kedua belah pihak
untuk mencari penyelesaian yang saling menguntungkan, sampai diperolehnya kesepakatan
atau ketidaksepakatan. Di dalamnya mungkin terdapat argumen-argumen, termasuk
penentangan dan sanggahan-sanggahan.
c. Penutup berisi persetujuan dan kesepakatan kedua belah pihak. Mungkin pula di dalamnya
ada ucapan terima kasih, harapan, ataupun ungkapan lainnya sebagai penanda kepuasan
ataupun ketidakpuasan.
Teks di atas merupakan suatu bentuk percakapan antara dua tokoh, yakni Sansan dan Bu Lita.
Jika Anda perhatikan, di dalamnya terdapat tawar-menawar. Tokoh Sansan mengajukan
penawaran, yakni meminta cuti kerja kepada majikannya, Bu Lita. Namun, Bu Lita tidak
langsung menyetujui permintaan karyawannya itu.Ia pun mengajukan penawaran, yakni
meminta Sansan tidak langsung cuti. Ia berharap dua minggu lagi, karyawannya itu tetap
bekerja. Kemudian, ia akan memberikan kesempatan cuti selama tiga bulan.
Kunci Jawaban: D
Pembahasan
Soal di atas menanyakan kalimat untuk melengkapi bagian rumpang teks. Jika dikaitkan
dengan kisi-kisi UN tahun 2017/2018 Bahasa Indonesia SMK/MAK termasuk ke dalam
ruang lingkup materi menulis terbatas level kognitif aplikasi (penerapan). Kompetensi yang
diuji yaitu melengkapi teks anekdot.
BACA BEDAH KISI-KISI UN 2017/2018 BAHASA INDONESIASMK/MAK
Melengkapi teks harus mempertimbangkan struktur teks dan hubungan antar kalimat,
Struktur teks negosiasi mencakup hal-hal berikut:
1. penyampaian maksud oleh negosiator 1;
2. penolakan ataupun sanggahan oleh negosiator;
3. penyampaian argumentasi atau fakta untuk memperkuat penyampaian maksud oleh
negosiator 1;
4. penyampaian penolakan kembali dengan argumentasi/fakta oleh negosiator 2;
5. pencapaian kesepakatan atau ketidaksepakatan antara dua belah pihak.
Pada teks di atas negosiator 1 adalah penjual dan negosiator 2 adalah Roza.
Sesuai dengan struktur teks negosiasi di atas, isi bagian awal teks adalah penyampaian
maksud penjual.Kalimat setelah bagian rumpang berisi informasi seseorang (Roza) yang
menanyakan harga barang tertentu yang ingin dibeli/barang yang dipilih oleh Roza.
Berdasarkan struktur teks dan hubungan antarkalimat, kalimat yang tepat untuk melengkapi
teks di atas adalah kalimat yang berisi tawaran penjual kepada Roza untuk memilih barang
yang diinginkan. Dengan demikian kalimat yang tepat untuk melengkapi bagian rumpang
teks yaitu Silakan pilih, Dik! (pilihan jawaban D).
RINGKASAN MATERI
Teks negosiasi adalah teks yang berisi tawar-menawar atau proses penetapan keputusan
secara bersama antara beberapa pihak yang memiliki kepentingan berbeda.
Teks negosiasi tergolong ke dalam bentuk teks diskusi (discussion). Di dalamnya membahas
suatu isu tertentu dengan disertai sejumlah argumen dari dua pihak atau lebih dengan tujuan
untuk mengompromikan atau menyepakati kepentingan-kepentingan yang berbeda. Kegiatan
itu berisi adu tawar yang kemudian berujung pada kesepakatan atau ketidaksepakatan.
Di dalam negosiasi, terdapat lima tahapan yang lazim dilalui dalam proses bernegosiasi.
Kelima tahapan itu adalah sebagai berikut.
a. Pembukaan berisi pengenalan isu atau sesuatu yang dianggap masalah oleh salah satu pihak,
misalnya permintaan pulang lebih awal dari diklat karena alasan lebaran.
b. Isi, berisi penganjuan, penawaran dan persetujuan berupa adu tawar dari kedua belah pihak
untuk mencari penyelesaian yang saling menguntungkan, sampai diperolehnya kesepakatan
atau ketidaksepakatan. Di dalamnya mungkin terdapat argumen-argumen, termasuk
penentangan dan sanggahan-sanggahan.
c. Penutup berisi persetujuan dan kesepakatan kedua belah pihak. Mungkin pula di dalamnya
ada ucapan terima kasih, harapan, ataupun ungkapan lainnya sebagai penanda kepuasan
ataupun ketidakpuasan.
Kunci Jawaban: E
Pembahasan
Soal di atas menanyakan kalimat santun pada teks negosiasi. Jika dikaitkan dengan kisi-kisi
UN 2017/2018 SMK/MAK, soal tersebut termasuk ke dalam ruang lingkup materi membaca
nonsastra level kognitif level aplikatif. Kompetensi yang diuji yaitu menyimpulkan isi tersirat
dalam teks/interpretasi maksud kalimat.
Kalimat santun adalah kalimat yang halus, baik, dan sopan. Ciri kalimat santun antara lain
menggunakan kata kata “mohon” atau “maaf” untuk meminta bantuan, memerintah,
melarangnya atau meminta sesuatu.
Kalimat santun pada teks tersebut adalah kalimat (2) “Siang, Pak. Mohon maaf boleh saya
lihat dulu mukenanya” (pilihan jawaban E)
RINGKASAN MATERI
PENGERTIAN DAN CONTOH KALIMAT SANTUN
Arti kata santun adalah halus dan baik (budi bahasanya, tingkah lakunya); sabar dan tenang;
sopan; 2 penuh rasa belas kasihan; suka menolong; (https://kbbi.web.id/santun).
Kalimat santun adalah kalimat yang halus, baik, sopan, dan dapat menghindari konflik
antarpembicara di dalam proses komunikasi.
Kalimat santun dipengaruhi oleh pilihan kata dan nada kalimat. Kalimat santun menggunakan
kata-kata yang halus, baik, dan sopan. Misalnya, mohon, maaf, minta tolong, dan sebagainya.
Nada kalimat santun yaitu rendah, halus, sabar, penuh kehati-hatian, tidak terlalu cepat, dan
tidak terlalu tinggi.
Kunci Jawaban: D
Pembahasan
Soal di atas menanyakan urutan peristiwa dalam cerpen yang tepat. Jika dikaitkan dengan
kisi-kisi UN tahun 2017/2018 termasuk ke ruang lingkup materi menulis terbatas level
kognitif penalaran. Kompetensi yang diuji yaitu mengurutkan peristiwa dalam cerita
Kalimat (3) menyatakan kejadian dengan aspek waktu kini. Kalimat (1) menjelaskan kejadian
aspek waktu lampau yang menjadi dasar kejadian yang dijelaskan pada kalimat (3). Kalimat
(4) dan (2) menjelaskan lebih lanjut kalimat (3).
RINGKASAN MATERI
Urutan peristiwa dalam cerita disebut juga alur. Menurut KBBI alur adalah rangkaian
peristiwa yang direka dan dijalin dengan saksama dan menggerakkan jalan cerita melalui
kerumitan ke arah klimaks dan penyelesaian. Alur dapat juga diartikan jalinan peristiwa
dalam karya sastra untuk mencapai efek tertentu (pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan
temporal atau waktu dan oleh hubungan kausal atau sebab-akibat (https://kbbi.web.id/alur).
1. Alur maju adalah rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan urutan waktu
kejadian atau cerita yang bergerak ke depan terus.
2. Alur mundur adalah rangkaian peristiwa yang susunannya tidak sesuai dengan urutan
waktu kejadian atau cerita yang bergerak mundur (flashback).
3. Alur campuran adalah campuran antara alur maju dan alur mundur.
1. Pengantar: bagian cerita berupa lukisan , waktu, tempat atau kejadian yang
merupakan awal cerita.
2. Penampilan masalah: bagian yang menceritakan masalah yang dihadapi pelaku cerita.
3. Puncak ketegangan / klimaks : masalah dalam cerita sudah sangat gawat, konflik telah
memuncak.
4. Ketegangan menurun / antiklimaks : masalah telah berangsur–angsur dapat diatasi dan
kekhawatiran mulai hilang.
5. Penyelesaian / resolusi : masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan.
19. MENENTUKAN WATAK TOKOH
Kunci Jawaban : B
Pembahasan
Soal di atas menanyakan watak tokoh dalam cerita. Jika dikaitkan dengan kisi-kisi UN
2017/2018 termasuk ke ruang lingkup materi membaca sastra level aplikasi. Kompetensi
yang diuji adalah mampu menyimpulkan isi tersirat dalam karya sastra/menentukan watak
tokoh dalam kutipan tersebut dengan tepat.
Watak tokoh pada kutipan cerita di atas digambarkan melalui percakapan antartokoh dan
tanggapan tokoh lain. Kalimat yang menunjukkan tokoh berwatak rendah hati adalah kalimat
kedua dan keempat. Pada kalimat kedua berisi pernyataan tokoh ayah “Biar kamu tidak
sombong jadi manusia, Zarah.“ Kalimat tersebut menunjukkan watak tokoh ayah yang tidak
menyukai sifat sombong. Sikap rendah hati tokoh ayah juga dapat disimpulkan dari
tanggapan tokoh Zarah terhadap tokoh ayah pada kalimat terakhir/Ayah adalah salah satu
dari sedikit orang yang memilih untuk tetap menjadi “manusia”/.
RINGKASAN MATERI
MENENTUKAN WATAK TOKOH CERITA
Pengarang dapat menyampaikan watak tokoh melalui cara langsung dan tidak langsung.
Penyampaian watak secara langsung (analitik) adalah melalui pengarang itu sendiri.
Pengarang akan mendeskripsikan seorang tokoh melalui penjelasan berupa kalimat-kalimat.
Cara ini mempermudah pembaca memahami karakter tokoh karena penyampaian watak-
wataknya dilakukan secara tersurat.
Penyampaian watak secara tidak langsung adalah melalui percakapan antartokoh, pikiran
tokoh, tindakan tokoh, serta pendapat tokoh lain. Dengan cara ini, pembaca mau tidak mau
harus berpikir sedikit lebih keras untuk memahami karakter tokoh, karena watak-wataknya
disampaikan secara tersirat.
1. Baca dan pahami isi kalimat yang berkaitan dengan tokoh yang ditentukan.
2. Cermati kalimat yang isinya menggambarkan watak tokoh yang ditentukan.
3. Simpulkan watak tokoh berdasarkan kalimat-kalimat yang menunjukkan watak tokoh.
Contoh
(1) Sebelum subuh mereka telah bangun. Siti Rubiyah ikut bangun pagi dan memasak kopi
dan makanan pagi untuk mereka. (2) Buyung merasa berat dalam hatinya berangkat. (3) Dia
teringat Siti Rubiyah yang ditinggalkan sendiri dengan Wak Hitam yang masih sakit. (4)
Kemarin malam panasnya naik lagi hingga dia mengerang-ngerang sepanjang malam dan
sepanjang malam terdengar dia tak tertidur. (Harimau! Harimau! Muchtar Lubis)
Berdasarkan kalimat kedua dan ketiga pada kutipan tersebut watak Buyung adalah seorang
yang perhatian dan peduli kepada orang lain.
Soal di atas menanyakan amanat terdapat dalam karya sastra. Jika dikaitkan dengan kisi-kisi
UN 2017/2018 SMK/MAK termasuk ke ruang lingkup materi membaca sastra level aplikasi
(penerapan). Kompetensi yang diuji adalah mampu menyimpulkan isi tersirat dalam
cerpen/novel (menentukan amanat karya sastra)
Ringkasan Materi
MENENTUKAN AMANAT CERITA
Amanatadalah sebuah pesan moral dalam sebuah cerita atau karya lainnya yang ingin
disampaikan oleh si penulis atau pengarang kepada para pembacanya. Menurut Waluyo
(2006:29), jika tema memiliki kaitan dengan arti, maka sebuah amanat itu memiliki kaitannya
dengan makna. Kemudian jika tema memiliki sifat yang sangat lugas, khusus dan objektif,
maka amanat itu memiliki sifat kias, umum, dan subjektif.
Amanat dapat disampaikan secara langsung (tertulis), tidak langsung (tersirat). Amanat
tersurat adalah amanat atau pesan yang secara jelas atau eksplisit dijabarkan melalui kata-kata
dalam sebuah tulisan.
Sedangkan amanat tersirat yaitu amanat atau pesan yang dengan sengaja tidak dijabarkan
secara tertulis dalam sebuah karya, akan tetapi pesan ini bisa diketahui oleh pembaca dari
alur cerita yang ada dalam tulisan tersebut. Jadi, amanat tersirat ini bersifat implisit atau
tersembunyi namun tetap bisa diketahui dari jalan ceritanya atau melalui dialog antartokoh
cerita.
TIPS MENENTUKAN AMANAT CERITA
Untuk menentukan amanat cerita dapat dilakukan dengan mengetahui ciri-ciri amanat sebagai
berikut.
1. Amanat berisi saran, ajakan, atau imbauan.
2. Untuk hal-hal yang baik, pembaca diajak/diimbau untuk melakukan (biasanya ditandai
dengan kata kerja berpartikel –lah). Misalnya, pedulilah, bantulah, dsb.
3. Untuk hal-hal negatif, pembaca diimbau untuk tidak melakukan (biasanya ditandai dengan
penggunaan kata jangan).
Contoh
Kunci Jawaban: C
Pembahasan
Soal di atas menanyakan latar (tempat) dalam pada karya sastra. Jika dikaitkan dengan kisi-
kisi UN 2017/2018 termasuk ke ruang lingkup materi membaca sastra level kognitif
pengetahuan dan pemahaman. Kompetensi yang diuji adalah mampu menentukan latar cerita
dengan tepat.
Menurut KBBILatar ialah keterangan mengenai waktu, ruang dan suasana terjadinya lakuan
dalam karya sastra. Latar tempat (berkaitan dengan di mana peristiwa dalam cerita itu
terjadi). Latar waktu (berkaitan dengan kapan peristiwa dalam cerita terjadi). Latar Suasana
(berkaitan dengan perasaan atau suasana kejadian peristiwa dalam cerita itu terjadi).
Latar tempat pada kutipan cerita di atas ditunjukkan pada kalimat nomor 1 yaitu /di alun-alun
Negara Gelgel telah penuh sesak orang/.
RINGKASAN MATERI
MENENTUKAN LATAR CERITA
Latar adalah keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya lakuan dalam karya
sastra; (https://kbbi.web.id/latar)
Unsur-unsur latar dapat dibedakan menjadi tiga yakni : Latar Tempat, Latar Waktu, dan Latar
Sosial.
Yaitu latar yang mengacu pada tempat atau lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan
dalam karya fiksi. Misalnya perkotaan, pedesaan, di desa, di kota, di penjara, di rumah, dan
sebagainya.
Yaitu latar yang mengacu pada waktu kapan terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam
karya fiksi. Dapat berupa jam, hari, tanggal, bulan, tahun, peristiwa sejarah, bahkan zaman
tertentu yang melatar belakanginya.
Yaitu latar yang mengacu pada kondisi sosial masyarakat yang diceritakan dalam karya
fiksi.Seperti latar sosial bawah/rendah, latar sosial menengah, latar sosial tinggi, dan
sebagainya. (https://id.wikipedia.org/wiki/Fiksi)
Yaitu situasi apa saja yang terjadi ketika saat si tokoh atau si pelaku melakukan sesuatu.
Seperti misanya: saat galau, gembira, lelah, dan lain sebagainya.
Ibu terkulai di kursi seperti orang mati. Pintu, jendela, televisi, telepon, perabotan, buku,
cangkir teh, dan lain-lain masih seperti dulu—tetapi waktu telah berlalu sepuluh tahun.
Tinggal Ibu kini di ruang keluarga itu, masih terkulai seperti sepuluh tahun yang lalu.
Rambut, wajah, dan busananya bagai menunjuk keberadaan waktu.
Telepon berdering. Ibu tersentak bangun dan langsung menyambar telepon. Diangkatnya ke
telinga. Ternyata yang berbunyi telepon genggam. Ketika disambarnya pula, deringnya sudah
berhenti..( Ibu yang Anaknya Diculik Itu oleh Seno Gumira Ajidarma )
Analisis unsur intrinsik setting atau latarnya.
Kunci Jawaban: A
Pembahasan
Soal di atas menanyakan jenis majas pada karya sastra. Jika dikaitkan dengan kisi-kisi UN
2017/2018 termasuk ke ruang lingkup materi membaca sastra level kognitif pengetahuan dan
pemahaman. Kompetensi yang diuji adalah mengidentifikasi jenis majas dalam kutipan
cerpen dengan tepat.
Kalimat bermajas pada kutipan tersebut terdapat pada kalimat pertama Udara danau
menjangkut berbau bunga api, tertiup perlahan memasuki rongga hati, dan menghempas
dadaku pada barisan awan…. Jenis majas pada kalimat tersebut adalah personifikasi (pilihan
jawaban A), yaitu majas perbandingan yang melukiskan benda mati seolah-olah hidup.
RINGKASAN MATERI
MAJAS
Majas atau gaya Bahasa adalah cara pengarang atau seseorang dalam mempergunakan
bdanau ahasa sebagai alat mengekspresikan perasaan dan buah pikiran yang terpendam di
dalam jiwanya. Menurut Henry Guntur Tarigan, majas dapat dibagi empat jenis yaitu, majas
perbandingan, majas pertentangan, majas sindiran, dan majas penegasan
Beberapa contoh majas dapat dilihat pada tabel berikut.
2. Metafora perbandingan yang implisit tanpa Kapan Anda bertemu dengan
kata pembanding. kembang desa itu?
4. ironi majas yang menyatakan makna Pagi benar engkau datang,
yang bertentangan atau sebaliknya baru pukul delapan
dengan maksud menyindir
5. Pleonasme majas penegasan yang Salju putih sudah mulai turun
menggunakan sepatah kata yang ke bawah.
sebenarnya tidak perlu dikatakan
lagi /mubadzir.
6. Repetisi majas penegasan yang melukiskan Kita junjung dia sebagai
sesuatu dengan mengulang kata pemimpin, kita junjung dia
atau beberapa kata berkali-kali sebagai pelindung, kita
yang biasanya dipergunakan dalam junjung dia sebagai
pidato. pembebas kita.
7. Antitesis majas pertentangan yang Cantik atau tidak, kaya atau
melukiskan sesuatu dengan meng- miskin, bukan-lah suatu
gunakan kepaduan kata yang ukuran nilai seorang wanita.
berlawanan arti.
8. Paradoks majas pertentangan yang Hidupnya mewah, tetapi
melukiskan sesuatu seolah-olah ber tidak bahagia.
tentangan, padahal maksud
sesungguhnya tidak karena
objeknya berlainan.
9. Perumpamaan perbandingan dua hal dengan Gadis itu sangat cantik
menggunakan kata-kata bagaikan bidadari
perbandingan (bagaikan, seperti,
dsb.)
10. Litotes majas yang menyatakan Terimalah pemberian yang
berlawanan, memperkecil, atau tidak berharga ini.
memperhalus keadaan.
11. Metonimia majas yang memakai nama ciri Dia ke Jakarta naik Garuda
atau hal yang ditautkan dengan
orang, barang sesuai penggantinya
12. Sinekdok Pars penyebutan sebagian untuk Saya tidak melihat batang
pro toto maksud keseluruhan hidungnya
13. Sinekdok penyebutan keseluruhan untuk Indonesia meraih medali
Totem Pro maksud sebagian. emas dalam pertandingan itu.
parte
14. Alusio majas yang menunjuk secara tidak Menggantung asap saja
langsung ke suatu peristiwa kerjamu sejak tadi.
dengan menggunakan peribahasa (membual, omong kosong)
15. Eufeumisme majas yang halus sebagai Pemerintah mengadakan
pengganti ungkapan penyesuaian harga BBM,
(menaikkan)
Pengklasifikasian Majas
Berdasarkan penggolongannya, macam macam majas atau gaya bahasa kiasan terbagi
menjadi empat kategori diantaranya, majas perbandingan; majas pertentangan; majas
sindiran; dan majas penegasan. Keempat kategori majas tersebut masih dibagi lagi menjadi
beberapa majas turunan yang akan dijelaskan pada ulasan berikut ini.
1. Majas Perbandingan
Majas perbandingan adalah majas (gaya bahasa) yang menyatakan perbandingan. Proses
pembanding tersebut diungkapkan dengan cara yang berbeda, bergantung pada pengguna
bahasa (penutur).
Macam macam majas perbandingan, diantaranya :
1.1. Majas Asosiasi (perumpamaan)
Majas perumpamaan diungkapkan dengan maksud mengadakan perbandingan terhadap dua
hal yang secara mutlak berbeda, namun dianggap sama. Penggunaan majas ini biasa ditandai
dengan kata bagai; bak; seperti; seumpama; laksana.
Contoh Majas Asosiasi :
Beberapa pekerjaan sudah diselesaikan dengan baik oleh tangan kanan Pak Bobi.
Winda memang kembang desa di kampung ini, wajar banyak pemuda yang ingin
memperistrinya.
Prestasi Ardi yang selalu menjadi bintang kelas semakin membuat bangga ibunya.
Singa memang kuat, sehingga pantas kalau ia dijuluki raja hutan
Wajar saja semua warga dijadikan kaki tangan Pak Bowo, mereka mudah sekali
meminta bantuan pada orang terkaya itu
1.3. Majas Personifikasi
Majas personifikasi adalah majas yang memunculkan karakteristik manusia kepada benda
mati, sehingga benda mati tersebut seolah memiliki nyawa layaknya manusia.
Beberapa kata yang termasuk majas personifikasi diantaranya, angin berbisik; pena menari;
langit menangis.
Contoh Majas Personifikasi :
Merawat seorang anak itu ibarat memelihara sebuah pohon. Ketika menyiraminya
dengan pupuk yang baik, maka pertumbuhannya juga akan baik, sehingga berbuah
manis.
Seorang guru adalah Nahkoda bagi murid-muridnya. Ketika sang nahkoda tepat jalur,
maka kemudi pun akan tenang-tenang saja
Menjaga nama baik ibaratnya merawat kertas putih, sedikit saja ada titik disana pasti
kentara
Memang cantik rupa si Aisyah, bagaikan mawar pesonanya menyihir kumbang-
kumbang lelaki di sekitarnya
Ibarat alat dapur, perlakukan otak seperti pisau. semakin sering diasah ia akan
semakin tajam
1.5. Majas Simbolik
Majas simbolik adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan menggunakan benda
yang lain, perbandingan hewan atau dengan tumbuhan.
Contoh Majas Simbolik :
Sebab seringnya Ia berhutang pada lintah darat, alhasil tahun ini dipastikan tokonya
bangkrut.
Rumah mewah di ujung jalan Surapati semalam ludes dilalap si jago merah.
Sebutan buaya darat yang menempel pada Andi membuatnya susah mendekati hati
perempuan idamannya
Semakin kaya saja pengusaha bangunan itu, seluruh pegawainya berotot kuda besi
tingkah lakunya seperti bunglon saja, tidak pernah punya pendirian
1.6. Majas Metonimia
Majas metonimia adalah majas yang menggunakan label sebuah merk dagang untuk
menggantikan benda tersebut dalam kalimat.
Contoh Majas Metonimia :
Kakek tua yang berpenyakit asma itu masih saja menghisap Djarum (rokok).
Biasanya Ayah membawa Aqua sebagai bekal saat olahraga pagi.
Bibi terbang dengan Garuda ke Surabaya
Kapal Api memang nikmat jika diseduh sore-sore begini
Setiap menonton televisi tidak lupa ia siapkan Dua Kelinci favoritnya.
1.7. Majas Sinekdoke
Majas sinekdok adalah majas yang menyebut sebagian untuk menggantikan keseluruhan, atau
sebaliknya. Majas sinekdoke terdiri dari dua kategori yaitu majas pars pro toto, yaitu
menyebutkan sebagian untuk keseluruhan dan majas totem pro parte, yaitu majas yang
menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh Majas Sinekdoke :
Tiket masuk konser band luar negeri itu dijual Rp 200.000. per kepala.
Batang hidung pengacara gadungan itu belum juga terlihat di ruang sidang.
Kabarnya setiap ibu hamil untuk tahun ini mendapat bantuan dana Rp 1.200.000 per
orang.
Harga ikan tuna dipasaran semakin melonjak saja, kemarin sudah mencapai Rp
100.000 per ekornya.
Contoh penggunaan Totem pro parte dalam kalimat :
Para personil POLRI sudah siaga menjaga demonstran yang hendak berunjuk rasa
pagi ini.
Anggota Darmawanita kota Buleleng sedang menyiapkan lomba memasak untuk
memeringati hari Ibu.
Skuad Jerman berhasil dikalahkan oleh Portugal pada pertandingan semifinal
semalam.
Kampung kami menjuarai lomba panjat pinang se kelurahan.
1.8. Majas Simile
Majas simile adalah majas yang menggunakan kata depan dan penghubung untuk
menerangkan perbandingan eksplisit.
Contoh Majas Simile :
Tua atau muda boleh ikut meramaikan gerak jalan peringatan kemerdekaan Republik
Indonesia.
Bagi wakil Indonesia di ajang sea games, menang atau kalah bukan suatu masalah
karena yang utama adalah pengalaman.
Baik buruk seseorang itu tidak bisa kita nilai dari penampilan saja.
Cantik atau jelek rupa seorang wanita bisa terlihat dari cara ia menggunakan hatinya.
Lapang atau sempitnya rezeki itu bergantung pada usaha kita dalam bekerja.
2.2. Majas Paradoks
Paradoks adalah jenis majas yang mengungkapkan pernyataan mengenai dua hal yang seolah
bertentangan, tetapi kadang juga ada benarnya.
Contoh Majas Paradoks :
Bisa saja tempat yang berbahaya adalah tempat yang paling aman.
Dia hanya bisa tersenyum, meski hatinya menangis saat kehilangan sahabatnya.
Meski dalam keramaian kota, masih saja dirinya merasa sendiri usai kehilangan anak
semata wayangnya.
Tanpa kehadiran buah hati jelas saja rumah tangga akan terasa sepi meski tengah
merayakan kebahagiaan dengan meriah.
2.3. Majas Hiperbola
Majas hiperbola termasuk majas yang sering digunakan oleh beberapa pengguna bahasa
untuk mengungkapkan pertentangan. Majas hiperbola ditandai dengan pernyataan berlebihan
dan melampaui kenyataan yang ada.
Contoh Majas Hiperbola :
Air matanya mengalir deras saat beradu pandang dengan Ayah kandung yang telah
sepuluh tahun meninggalkannya.
Hatinya pasti seprti disayat sembilu saat mendengar hinaan itu.
Suaranya begitu menggelegar saat menjadi personil upacara minggu lalu.
Usianya yang sudah renta membuat kesehatan kakek menurun, kini tubuhnya tinggal
kulit dan tulang saja.
Mendengar kabar penipuan itu, Ayahnya mengamuk dan membakar kemarahannya
pada seisi rumah.
2.4. Majas Litotes
Majas litotes adalah majas yang mengungkapkan sesuatu dengan cara merendahkan diri dari
kenyataan yang sesungguhnya. Hal tersebut dikarenakan menghormati lawan tutur.
Contoh Majas Litotes :
Harta bisa membuat bahagia, tapi harta juga bisa membawa penderitaan.
Ilmu akan membuatmu pandai, tapi bisa saja ilmu membodohkanmu jika salah dalam
mengaplikasikannya.
3. Majas Sindiran
Majas sindiran adalah adalah gaya bahasa yang dipakai oleh penutur bahasa dengan maksud
menyindir lawan tutur atau pihak ketiga.
Beberapa yang termasuk dalam kategori macam macam majas sindiran adalah: majas ironi;
majas sinisme; dan sarkasme.
3.1. Majas Ironi
Majas Ironi ditandai dengan munculnya ungkapan sindiran oleh penutur yang bertentangan
dengan keadaan sebenarnya.
Contoh Majas Ironi :
Sekarang, saat ini, detik ini juga aku harus mulai berubah menjadi dewasa.
Bung Karno adalah contoh, Bung Karno adalah panutan, Bung Karno adalah suri
tauladan kita semua.
4.3. Majas Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan dalam satu kalimat dan tersusun dalam baris kata yang
berbeda. Majas paralelisme biasa ditemukan dalam karya sastra puisi.
Contoh Majas Paralelisme :
Kalau saja Camat, Lurah, bahkan RT mampu bersosialisasi dengan baik, pasti acara
pentas seni di wilayah kita bisa berjalan lancar.
Jangan hanya bicara Negara, seharusnya dari propinsi, kota, hingga kampong adalah
tanggung jawab seluruh warga.
4.7. Majas Retorik
Majas retorik adalah majas yang penggunaannya dapat dilihat pada kalimat pertanyaan yang
tidak memerlukan jawaban.
Contoh Majas Retorik :
Haruskah Ibu mengajarkan materi SD pada kalian semua yang sudah jadi
mahasiswa ?
4.8. Majas Elipsis
Majas ellipsis adalah majas majas yang menghilangkan unsur dalam kalimat
Contoh Majas Elipsis :
Sebenarnya sudah hampir enam tahun, maaf, sepertinya lebih dari enam tahun
keluarga kami menumpang di tanah milik negara ini.
4.10. Majas Inversi
Majas Inversi adalah majas yang didalamnya terdapat pergantian susunan kata pada kalimat.
Contoh Majas Inversi :
Wanita yang tadi kemari, memakai jaket merah serta tas punggung berisi banyak
peralatan rias itu ternyata adalah seorang dokter. Tidak disangka memang,
penampilannya seperti remaja masa kini. (Sumber https://dosenbahasa.com/macam-
macam-majas)
Kunci Jawaban: E
Pembahasan
Soal di atas menanyakan ungkapan yang sesuai dengan isi teks. Jika dikaitkan dengan kisi-
kisi UN 2017/2018 termasuk ke ruang lingkup materi membaca sastra level pengetahuan dan
pemahaman. Kompetensi yang diuji yaitu menentukan makna ungkapan.
Ungkapan adalah gabungan kata yang maknanya sudah menyatu dan tidak ditafsirkan dengan
makna unsur yang membentuknya.
Arti ungkapan buah bibir menurut KKBI adalah yang selalu menjadi bahan sebutan
(pembicaraan) orang (pilihan jawaban E).
RINGKASAN MATERI
Pengertian Ungkapan
ungkapan/ung·kap·an/ n kelompok kata atau gabungan kata yang menyatakan makna khusus
(makna unsur-unsurnya sering kali menjadi kabur); (https://kbbi.web.id/ungkap)
Ungkapan merupakan gabungan kata yang maknanya sudah menyatu dan tidak ditafsirkan
dengan makna unsur yang membentuknya.
(https://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Ungkapan)
Contoh:
(1) Saat ini banyak kalangan masyarakat yang menganggap bahwa pelajar tidak berguna dan
tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya. (2) Pelajar hanya merusak dan menggangu
ketertiban dan ketenangan lingkungan masyarakat. (3) Pelajar hanya bisa berpangku tangan.
(4) Anggapan seperti itulah yang akhirnya rnenyebabkan munculnya paradigma masyarakat
yang mengungkapkan bahwa tugas pelajar yang baik adalah belajar dengan tekun.
Makna ungkapan dalam kalimat nomor (3) pada paragraf tersebut adalah ... .
A. bermain-main
D. bermalas-malasan
Kunci Jawaban: C
Pembahasan
Soal di atas menanyakan peribahasa yang sesuai dengan isi teks. Jika dikaitkan dengan kisi-
kisi UN 2017/2018 termasuk ke ruang lingkup materi membaca nonsastra level kognitif
pengetahuan dan pemahaman. Kompetensi yang diuji yaitu menentukan makna peribahasa
dalam kutipan denga tepat.
Peribahasa yang terdapat dalam teks tersebut adalah hujan emas di negeri orang, hujan batu
di negeri sendiri, baik jua di negeri sendiri. Peribahasa tersebut bermakna sebaik-baik negeri
orang tidak sebaik negeri sendiri (http://www.kamusbesar.com/51210/hujan-emas-di-negeri-
orang-hujan-batu-di-negeri-s)
Makna yang sesuai dengan peribahasa dalam teks adalah meskipun kemakmuran dapat
diperoleh di negeri orang, hidup apa adanya di negeri sendiri lebih baik (pilihan jawaban C)
Peribahasa yang tepat untuk pernyataan-pernyataan pada pilihan jawaban adalah sebagai
berikut
A semakin tinggi ilmu seseorang, semakin rendahlah hatinya = (bak) ilmu padi, kian berisi
kian runduk.
B.Semakin tinggi jabatan seseorang, semakin tinggi pula cobaan yang akan dihadapinya=
semakin tinggi pohon semakin kencang angin menerpa,
E.jika kesempatan sudah ada, tidaklah baik membiarkan kesempatan itu berlalu begitu saja =
kesempatan tidak datang dua kali.
Pernyataan pada pilihan jawaban D bukan arti peribahasa hujan emas di negeri orang, hujan
batu di negeri sendiri, baik jua di negeri sendiri.
RINGKASAN MATERI
PERIBAHASA
1. Hancur badan dikandung tanah, budi baik dikenang jua. ( Budi baik itu tidak akan dilupakan
orang).
2. Seperti air dengan tebing.(persahabatan yang kokoh dan tolong-menolong).
Kunci Jawaban : E
Pembahasan:
Soal di atas menanyakan kalimat yang sumbang atau tidak padu dalam paragraf. Jika
dikaitkan dengan kisi-kisi UN tahun 2017/2018 Bahasa Indonesia SMK/MAK termasuk
dalam ruang lingkup materi menyunting kata, kalimat, dan paragraf level kognitif
pengetahuan dan pemahaman. Kompetensi yang diuji yaitu mengidentifikasi kesalahan
penggunaan kalimat/mengidentifikasi kalimat tidak padu/sumbang dalam paragraf tersebut
dengan tepat.
Kalimat tidak padumerupakan kalimat yang tidak memiliki korelasi dengan kalimat lainnya
pada suatu paragraf. Kalimat yang tidak padu pada paragraf di atas adalah kalimat (5).
Paragraf di atas memiliki ide pokok kemampuan manusia mengingat yang dipengaruhi oleh
beberapa faktor (kalimat 1). Kalimat (2), (3), dan (4) adalah kalimat padu karena mendukung
dan menjelaskan ide pokok yang terdapat pada kalimat (1). Kalimat (2) menjelaskan salah
satu faktor yang mempengaruhi kemampuan mengingat manusia yaitu reduksi data. Kalimat
(3) menjelaskan pengertian reduksi data dan kalimat (4) menjelaskan cara mengatasi reduksi
data. Kalimat (5) pada teks di atas adalah kalimat tidak padu/kalimat sumbang karena tidak
mendukung ide pokok paragraf. Kalimat tersebut berisi model meringkas dalam
pembelajaran di kelas
RINGKASAN MATERI
KALIMAT SUMBANG ATAU TIDAK PADU DALAM PARAGRAF
Kalimat tidak padumerupakan kalimat yang tidak memiliki korelasi dengan kalimat lainnya
pada suatu paragraf. Kalimat tidak padu juga seringkali bertentangan dengan ide paragraf
yang hendak disampaikan. Kalimat ini bisa saja terjadi karena kesalahan penulisan pada saat
menyisipkan gagasan ke dalam kalimat. Berikut beberapa ciri dari kalimat tidak padu :
a. Kalimat tidak padu seingkali bertentangan dengan ide pokok pada kalimat utama dalam
paragraf. Jika pembaca mencermati tiap kalimat pada paragraf, maka akan dengan mudah
mengidentifikasi kalimat tak padu tersebut.
b. Kalimat tidak padu jika diperhatikan konten kalimatnya tidak sambung atau tidak
berkesinambungan serta tidak mendukung kalimat lainnya dalam paragraf.
c. Kalimat tak padu seringkali keluar dari inti permasalahan yang sedang dibicarakan dalam
kalimat.
Hal-hal yang harus dilakukan guna mengidentifikasikan kalimat sumbang adalah terlebih
dahulu menentukan kalimat utama yang memuat ide pokok paragraf. Setelah itu tentukan
beberapa kaliama penjelas yang mendukung serta berkesesuaian dengan kalimat utama. Jika
terdapat kalimat yang tidak sambung dengan kalimat utama dan penjelas, maka dapat
dipastikan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat tidak padu.
Contoh 2 :
(1) Nugroho sangat menyukai anime onepiece. (2) Tak hanya menyukai alur ceritanya, ia
juga sangat suka dengan lagu-lagu yang menjadi Oroginal Soundtrack (OST) dari manga
karya Eichiro Odha ini. (3) Koleksinya hingga kini telah mencapai 75 buah komik dan 750
serial animenya. (4) Nugroho juga sangat menyukai buah anggur dan pisang. (5) Ia mengaku
sangat mengagumi beberapa tokoh yang ada dalam cerita anime ini diantaranya ialah Monkey
D. Luffy, Potgas D. Ace, Akagami No Shanks, Trafalgar Law dan lainnya. (6) Dalam
komunitas sosialnya, Nugroho tergabung dalam sebuah komunitas pecinta serial animasi
Jepang ini.
Penjelasan :
Kalimat satu yakni “Nugroho sangat menyukai anime onepiece “ adalah kalimat utama yang
terdapat gagasan utama paragraf. Sedangkan kalimat lainnya berperan sebagai kalimat
penjelas yang mendukung gagasan kalimat utama kecuali yang terdapat pada kalimat nomor
4 yakni “(4) Nugroho juga sangat menyukai buah anggur dan pisang.” Kalimat nomor 4
tersebut tidak sesuai dan tidak ada hubungannya dengan gagasan serta inti masalah yang
dibahas pada kalimat utama.
Contoh 3 :
(1)Pesisir Barat merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Lampung yang
menyimpan surga destinasi wisata. (2) Provinsi hasil pemekaran dari kabupaten Lampung
Barat ini merupakan surga bagi para pecinta destinasi wisata pantai. (3) Ikan-ikan segar
banyak terdapat di pasar ikan kota Krui yang didapatkan oleh para nelayan setempat. (4)
Banyak turis domestik maupun mancanegara yang mengunjungi pantai-pantai yang ada di
kabupaten ini hanya untuk menikmati keindahan panorama alamnya ataupun hendak
berselancar.
Penjelasan :
Kalimat satu pada paragraf di atas merupakan kalimat utama yang mengandung ide pokok
paragraf. Kalimat-kalimat lainnya semestinya berperan sebagai kalimat penjelas yang
mendukung kalimat utama. Pada pragraf di atas kalimat yang tidak berkesinambungan
dengan kailmat utama dan kalimat penjelas terdapat pada kalimat nomor 3 yakni “Ikan-ikan
segar banyak terdapat di pasar ikan kota Krui yang didapatkan oleh para nelayan setempat.”
Kalimat ini bertentangan dengan fokus masalah yang ada pada kalimat utama yakni yang
membahas mengenai destinasi wisata kabupaten Pesisir Barat.
Contoh 4 :
(1) Di sekolah baruku terdapat bermacam-macam kegiatan ektrakulikuler. (2) Bagi murid
yang menyukai kegiatan olah raga bisa memilih klub bulu tangkis, sepak bola, voli, basket,
sepak takraw, dan masih banyak lagi. (3) Adapula klub-klub musik seperti klub dangdut,
rock, jaz, dan keroncong yang dapat dipilih berdasarkan selera musik masing-masing siswa.
(4) Semua anggota klub sangat menyukai mie ayam kantin Pak Husein. (5) Di bidang olah
raga bela diri sekolahku juga memfasilitasi berbagai jenis seni bela diri diantaranya ialah
pencak silat, taekwondo, wushu, dan karate.(6) Selain itu ada juga klub jurnalistik, fotografer,
pecinta film, dan masih banyak lagi.
Penjelasan :
Kalimat utama di atas ditunjukan pada kalimat pertama yakni “Di sekolah baruku terdapat
bermacam-macam kegiatan ektrakulikuler”. Kalimat lainnya berkedudukan sebagai kalimat
penjelas yang saling berkaitan dengan kalimat utama kecuali pada kalimat no 4 yakni “Semua
anggota klub sangat menyukai mie ayam kantin Pak Husein.” Kalimat (4) tidak ada kaitannya
sama sekali dengan ide pokok yang ada dalam paragraf tersebut.
(http://www.bahasaindonesiaku.net/2016/01/pengertian-dan-contoh-kalimat-sumbang-tidak-
padu-lengkap.html)
Kunci Jawaban: D
Pembahasan
Soal di atas menanyakan tema pantun. Jika dikaitkan dengan kisi-kisi UN 2017/2018, soal
tersebut termasuk ke dalam ruang lingkup materi membaca sastra level kognitif aplikasi.
Kompetensi yang diuji yaitu menyimpulkan isi tersirat dalam karya sastra/menentukan tema
pantun.
Tema pantun adalah pokok pikiran yang dipakai dasar pengarang menciptakan pantun. Tema
pantun dapat disimpulkan berdasarkan isi pantun yang terdapat pada larik ketiga dan
keempat.
Isi baris ketiga dan keempat pada pantun tersebut adalah ajaran atau petunjuk bahwa kalau
sudah berbuat kebaikan kepada janganlah mengharapkan balasan/imbalan. Berdasarkan isi
pantun , tema pantun tersebut adalah nasihat, Dalam KBBI nasihat diartikan ajaran atau
pelajaran baik; anjuran (petunjuk, peringatan, teguran) yang baik
(https://kbbi.web.id/nasihat).
RINGKASAN MATERI
1. PANTUN
Pantunadalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat.
4. Bersajak a – b – a – b
Contoh :
MACAM-MACAM PANTUN
Contoh :
Selokaadalah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja sebab pantun berkait
merupakan jalinan atas beberapa bait.
CIRI-CIRI SELOKA:
a. Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait
kedua.
b. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait
ketiga
c. Dan seterusnya
Contoh :
3. TALIBUN
Talibun adalah pantun jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6,
8, 10 dan seterusnya.
Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
Jika satiu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.
Jadi :
Contoh :
Kalau anak pergi ke pekan
CIRI-CIRINYA :
d. Bersajak a – a
Contoh :
Contoh :
Contoh
Soal di atas menanyakan larik atau baris yang tepat untuk untuk melengkapi pantun. Jika
dikaitkan dengan kisi-kisi UN tahun 2017/2018 Bahasa Indonesia SMK/MAK termasuk ke
dalam ruang lingkup materi menulis terbatas level kognitif aplikasi (penerapan). Kompetensi
yang diuji yaitu melengkapi teks sastra / melengkapi teks pantun yang rumpang dengan larik
atau baris yang tepat.
BACA BEDAH KISI-KISI UN 2017/2018 BAHASA INDONESIA SMK/MAK
Pantun merupakan puisi lama yang terdiri atas empat larik. Dua larik pertama merupakan
sampiran dan dua larik berikutnya merupakan isi. Pantun memiliki pola rima akhir a-b-a-b.
Pantun tersebut perlu dilengkapi oleh sebuah larik isi. Untuk melengkapinya, kita harus
memerhatikan rima pada setiap kata, termasuk rima akhir, dari dua sampiran sebelumnya.
a. Larik pertama berakhir dengan bunyi /ang/
b. Larik kedua berakhir dengan bunyi /han/
Di samping itu, kita perlu memperhatikan maksud dari larik isi yang sudah tersedia. Larik
tersebut berisi tentang keinginan mohon (di)maafkan segala kesalahan . Berkaitan dengan
keinginan mohon (di)maafkan segala kesalahan, diperlukan keterangan tindakan kesalahan
yang harus dimaafkan. Salah satu contoh tindakan yang tidak baik dan harus dimohonkan
maaf yaitu berteriak lantang (pilihan jawaban C).
RINGKASAN MATERI
MELENGKAPI LARIK PANTUN
Pantun merupakan puisi lama yang terdiri atas empat larik. Dua larik pertama merupakan
sampiran dan dua larik berikutnya merupakan isi. Pantun memiliki pola rima akhir a-b-a-b.
1. Perhatikan dengan cermat kata-kata dalam setiap larik pantun. Kata-kata pada baris pertama
memiliki keterkaitan pada kata-kata baris kedua. Kata-kata pada baris ketiga memiliki
keterkaitan pada baris keempat.
Contoh
2. Perhatikan persajakan pantun. Larik pertama dan ketiga mempunyai akhir yang sama. Larik
kedua dan keempat juga mempunyai akhir yang sama. Dengan kata lain, rima akhir larik
bersajak a-b-a-b atau bersajak silang.
Contoh
Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
3. Perhatikan maksud isi pantun. Maksud isi pantun terdapat pada baris ketiga dan keempat
yang merupakan satu kesatuan (saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan).
Contoh
Isi pantun tersebut terdapat pada larik ketiga dan keempat yaitu agar belajar dengan sungguh-
sungguh sampai selesai atau tuntas.
...........................................
Kunci Jawaban: B
Pembahasan
Soal tersebut menanyakan hal yang diceritakan dalam kutipan. Jika dikaitkan dengan kisi-kisi
UN bahasa Indonesia tahun 2017/2018 termasuk ke ruang lingkup materi membaca nonsastra
level pengetahuan dan pemahaman. Kompetensi yang diuji yaitu menentukan informasi
tersurat teks biografi.
(Baca BEDAHKISI-KISI UN 2017/2018 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
SMK/MAK)
Untuk menentukan jawaban pertanyaan terhadap isi bacaan kita harus memahami pertanyaan
dan mencari jawaban yang sesuai dengan pertanyaan pada kutipan teks biografi.
Isi pertanyaan soal tersebut adalah menanyakan hal (apa) yang diceritakan dalam teks.
Jawaban pertanyaan tersebut adalah Cut Nyak Dien memimpin pasukan setelah Teuku Umar
meninggal (pilihan jawaban B). Jawaban tersebut sesuai dengan kalimat pertama pada
kutipan teks. Jawaban pada opsi A, C, D, dan E tidak sesuai dengan isi teks. Pernyataan pada
opsi A tidak sesuai teks karena isi teks tidak menceritakan Cut Nyak Dien memimpin
pasukan bersama Teuku Umar, melainkan setelah Teuku Umar meninggal. Pernyataan pada
opsi C tidak tepat karena Cut Nyak Dien memimpin pasukan sampai dengan tahun 1901.
Pernyataan pada opsi D tidak tepat karena yang berjuang sampai dengan tahun 1901 hanya
Cut Nyak Dien. Pernyataan pada opsi E tidak tepat karena yang melanjutkan perjuangan
adalah Cut Nyak Dien.
RINGKASAN MATERI
MENENTUKAN INFORMASI TERSURAT TEKS BIOGRAFI
Biografi merupakan catatan riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain. Biografi
berisi paparan hidup seorang tokoh dari kecil hingga tua. Bahkan, tokoh tersebut meninggal
dunia. Semua jasa, hasil karya, dan segala kegiatan yang dilakukan seorang tokoh juga
dijelaskan dalam buku biografi.
Biografi memuat informasi berdasarkan fakta pada tokoh. Informasi tersebut dapat tersurat
dan tersirat. Informasi tersurat adalah informasi yang tertulis secara jelas dalam teks.
Informasi tersirat adalah informasi yang tidak tertulis secara jelas/tersembunyi.
Pokok-pokok informasi terangkum dalam rumus 5W + 1H. Dalam bahasa Indonesia, pokok-
pokok informasi itu dapat pula disingkat dengan ADIKSIMBA (Apa, DI mana, SIapa,
Mengapa, BAgaimana) .
Pembahasan
Soal di atas menanyakan perbaikan kata yang tidak baku dalam paragraf. Jika dikaitkan
dengan kisi-kisi UN tahun 2017/2018 Bahasa Indonesia SMK/MAK termasuk dalam ruang
lingkup materi menyunting kata, kalimat, dan paragraf level kognitif penalaran. Kompetensi
yang diuji emperbaiki kesalahan penggunaan kata.
Kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia atau pedoman umum
ejaan bahasa Indonesia.
Perbaikan kata tidak baku yang sesuai dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pada
paragraf di atas adalah sebagai berikut.
Kata baku sering digunakan pada kalimat resmi ataupun percakapan resmi, misalnya pada
pidato atau ketika berbicara kepada orang yang lebih dihormati. Kata tidak baku lebih sering
digunakan dalam percakapan sehari-hari, misalnya dengan teman atau anggota keluarga. Kata
tidak baku dapat dikenali salah satunya dari penulisannya.
Kata baku bukan hanya ditujukan agar pembicaraan atau penulisan menjadi lebih resmi, akan
tetapi terdapat fungsi lain. Fungsi kata baku dalam bahasa antara lain:
1. Pemersatu
Pemakaian kata baku penting diterapkan di seluruh wilayah Indonesia yang berupa
kepulauan. Hal ini dapat membuat bahasa menjadi salah satu alat pemersatu beragam
kelompok. Kekhasan dialek bahasa pada masing-masing kelompok dapat dipersatukan
dengan bahasa baku sehingga menjadi satu kesatuan masyarakat bahasa Indonesia.
2. Pemberi kekhasan
Penggunaan bahasa baku menjadi pembeda dari bahasa yang lain. Dengan itu penerapan kata
atau bahasa baku dapat memperkuat rasa kepribadian nasional masyarakat Indoensia.
3. Pembawa Wibawa
4. Kerangka Acuan
Kaidah dalam penggunaan kata baku menjadi tolak ukur tentang benar atau tidaknya
pemakaian dan penerapan bahasa seseorang.
Fungsi kata baku lebih berkaitan dengan urusan yang berkaitan dengan bangsa, sedangkan
kata tidak baku mempunyai fungsi dalam area yang lebih kecil. Kata tidak baku berfungsi
dalam menciptakan kenyamanan, keakraban, dan suasana santai ketika bercengkerama atau
berkomunikasi dengan keluarga dan teman.
Beberapa penentuan kata baku dapat dilihat dari ciri-cirinya. Ciri ciri kata baku antara lain:
Menguasai kata baku tidak bisa dalam satu malam. Untuk itu, 3 (tiga) trik di bawah ini dapat
membantu Anda menguasainya.
Mulai sekarang, hafal sedikit demi sedikit kata baku yang tertera pada tabel di atas atau di
buku Pedoman Ejaan Umum Bahasa Indonesia yang Anda miliki. Misalnya, Anda menghafal
1-2 kata baku setiap harinya.
Saat sedang menulis, mungkin Anda lupa satu atau lebih kata baku. Tandai kata tersebut
(misalnya dengan highlight kuning) dan lanjutkan menulis.
Setelah selesai menulis, kunjungi Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Jaringan (KBBI
online) untuk mengecek kata tersebut. Jika tautan di atas susah diakses, coba
http://kbbi.web.id/.
(http://www.tipsmenulisbuku.com/kata-baku/)
1 abjad abjat
2 advokat adpokat
3 afdal afdol
4 akhlak ahlak
5 aktif aktip
6 aktivitas aktifitas
7 ambeien ambeyen
8 ambulans ambulan
9 amendemen amandemen
10 analisis analisa
11 andal handal
12 amfibi amphibi
13 antena antene
14 antre antri
15 apotek apotik
16 asas azas
17 astronaut astronot
18 ateis atheis
19 atlet atlit
20 atmosfer atmosfir
21 azan adzan
22 balans balan
23 balsam balsem
24 batalion batalyon
25 baterai baterei
26 berandal brandal
27 belum belom
28 besok esok
29 biosfer biosfir
30 blanko blangko
31 brankas brangkas
32 budek budeg
33 bujet budjet
34 bus bis
35 cabai cabe
36 capai capek
37 cedera cidera
38 cendekiawan cendikiawan
cinderamata /
39 cendera mata
cenderamata
40 cengkeram cengkram
41 cengkih cengkeh
42 cokelat coklat
43 daftar daptar
44 debitur debitor
45 dekret dekrit
46 depot depo
47 detail detil
48 deviasi defiasi
49 diagnosis diagnosa
50 diskotek diskotik
51 distilasi destilasi
52 dolar dollar
53 drainase drainage
54 dramatisasi dramatisir
55 durian duren
56 efektif efektip
57 ekstra extra
58 ekstrem ektrim
59 ekstremis ekstrimis
60 ekstrover ektstrovert
61 elite elit
62 embus hembus
63 esai esei
64 faksimile faksimil
65 februari pebruari
66 fondasi pondasi
67 formal formil
68 foto photo
69 fotokopi photokopi
70 fotosintesis fotosintesa
71 frasa frase
72 frekuensi frekwensi
73 gaib ghaib
74 geladi gladi
75 gizi giji
76 griya gria
77 gua goa
78 gubuk gubug
79 gudeg gudek
80 hadis hadist
81 hafal hapal
82 hakikat hakekat
83 hektare hektar
84 hierarki hirarki
85 hipotesis hipotesa
86 ijazah ijasah
87 ikhlas ihlas
88 influenza influensa
90 imbau himbau
91 indera indra
92 infus inpus
93 insaf insyaf
94 isap hisap
95 intelijen inteligen
96 intens inten
97 interpretasi interprestasi
98 interupsi intrupsi
99 islamiah islamiyah
Biografi adalah riwayat hidup (seseorang) yang ditulis oleh orang lain
(https://kbbi.web.id/biografi). Biografi merupakan salah satu teks yang menjelaskan tentang
seorang tokoh yang memiliki kelebihan atau keunggulan tokoh tersebut yang dapat
diteladani pembaca. Memuat informasi berdasarkan fakta pada tokoh, memuat sebuah fakta
pengalaman hidup suatu tokoh dalam memecahkan masalah, harus memiliki struktur teks
biografi yang jelas.
Anak kembar yang mirip itu bagaikan pinang dibelah dua
Jalannya sangat lambat seperti siput.
Mereka selalu bertengkar bagai kucing dan anjing.
11. Konjungsi Korelatif
Kata hubung ini bertujuan untuk menghubungkan dua kalimat yang masih memiliki
hubungan sehingga bagian yang satu langssung mempengaruhi bagian yang lain atau kalimat
yang satu melengkapi kalimat yang lain. contoh kata hubung nya adalah : tidak
hanya….tetapi juga, sedemikian rupa…sehingga, dan bukannya…melainkan. Contoh :
Kakaknya tidak hanya Mahasiswa tetapi juga seorang Wiraswasta.
Baik Messi maupun Ronaldo keduanya adalah pemain sepak bola yang hebat.
12. Konjungsi Penegas
Kata hubung ini berfungsi sebagai penegas atau meringkas bagian kalimatnya sebleumnya.
contoh kata yang serin dipakai adalah : bahkan, apalagi, yaitu, dan yakni. Contoh :
Dia orang yang sangat kaya bahkan melebihi kekayaan seorang Presiden.
Jalanan Jakarta selalu macet apalagi dikala hujan.
Beberapa tempat liburan favoritnya, yaitu pantai, perdesaan dan pegunungan.
13. Konjungsi Penjelas
Kata hubung ini berfungsi untuk menjelaskan kalimat sebelumnya agar lebih terperinci. kata
yang sering dipakai diantaranya adalah bahwa. Contoh :
Mereka yakin bahwa Dia bukan pelakunya sebenarnya.
Ibu bilang bahwa Ayah akan pulang larut malam hari ini.
Pencuri itu berjanji bahwa dia tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.
14 Konjungsi Pembenaran
Kata hubung ini biasa disebut juga dengan konsesif adalah suatu kata hubung yang berfungsi
menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan suatu hal sekaligus menolak hal lainnya.
Contoh kata hubung pada konjungsi ini adalah : walaupun, meskipun, biar, dan biarpun.
Contoh :
Mereka tetap diam walaupun tahu siapa pelakunya.
Anak-anak itu tetap bermain meskipun sudah dilarang,
makanan itu tetap laku meskipun hampir semua tahu makanan itu kurang sehat.
15. Konjungsi Urutan
Konjungsi ini berfungsi menyatakan urutan suatu hal. Kata hubung yang sering dipakai
diantaranya adalah : lalu dan kemudian. Contoh kalimat :
Panaskan dulu minyaknya, setelah panas baru kemudian masukan bumbu-bumbunya.
Kita mampir ke Bandung terlebih dahulu lalu baru kita ke Lembang.
16 Konjungsi Pembatas
Konjungsi ini bertujuan untuk menyatakan suatu batasan terhadap suatu keadaan/kejadian.
Kata hubung yang sering digunakan adalah : kecuali, selain, dan asal. Contoh :
Mereka belum boleh pulang kecuali ada mereka sudah menyelesaikan tugas tersebut.
Peserta rapat menyetujui usulan ketua asal keinginan mereka juga dipenuhi.
Selain petugas perpustakaan, yang lain dilarang masuk.
https://dosenbahasa.com/macam-macam-kata-penghubung)
Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh
karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.
Misalnya:
Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa belajar di luar
negeri.
Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia menjadi bintang pelajar
Orang tuanya kurang mampu. Meskipun demikian, anak-anaknya berhasil menjadi sarjana.
Berdasarkan kaidah tersebut, jawaban yang benar adalah opsi C
Berdasarkan kaidah tersebut, pemakaian tanda koma kalimat (2), dan (3) benar. Pemakaian
tanda koma pada kalimat (5) tidak tepat karena kata-kata efek getarannya tidak termasuk kata
atau ungkapan penghubung antar kalimat.
RINGKASAN MATERI
PEMAKAIAN TANDA KOMA (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Misalnya:
Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang asing lagi.
Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan.
Satu, dua, ... tiga!
2. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan,
dalam kalimat majemuk (setara).
Misalnya:
Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.
Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.
Dia membaca cerita pendek, sedangkan adiknya melukis panorama.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Kalau diundang, saya akan datang.
Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.
Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku.
Catatan:
Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului anak kalimat.
Misalnya:
Saya akan datang kalau diundang.
Dia mempunyai banyak teman karena baik hati.
Kita harus banyak membaca buku agar memiliki wawasan yang luas.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh
karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.
Misalnya:
Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa belajar di luar
negeri.
Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia menjadi bintang pelajar
Orang tuanya kurang mampu. Meskipun demikian, anak-anaknya berhasil menjadi sarjana.
5. Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, atau hai,
dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak.
Misalnya:
O, begitu?
Wah, bukan main!
Hati-hati, ya, jalannya licin!
Nak, kapan selesai kuliahmu?
Siapa namamu, Dik?
Dia baik sekali, Bu.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
Kata nenek saya, “Kita harus berbagi dalam hidup ini.”
“Kita harus berbagi dalam hidup ini,” kata nenek saya, “karena manusia adalah makhluk
sosial.”
Catatan:
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung yang berupa kalimat tanya,
kalimat perintah, atau kalimat seru dari bagian lain yang mengikutinya.
Misalnya:
"Di mana Saudara tinggal?" tanya Pak Lurah.
"Masuk ke dalam kelas sekarang!" perintahnya.
“Wow, indahnya pantai ini!” seru wisatawan itu.
7. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat
dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Matraman,
Jakarta 13130
Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6, Jakarta Surabaya,
10 Mei 1960
Tokyo, Jepang
8. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka.
Misalnya:
Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakarta: Restu Agung.
Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1. Jakarta: Pusat Bahasa.
Tulalessy, D. dkk. 2005. Pengembangan Potensi Wisata Bahari di Wilayah Indonesia Timur.
Ambon: Mutiara Beta.
9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir.
Misalnya:
Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, Jilid 2 (Jakarta: Pustaka
Rakyat, 1950), hlm. 25.
Hadikusuma Hilman, Ensiklopedi Hukum Adat dan Adat Budaya Indonesia (Bandung:
Alumni, 1977), hlm. 12.
W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Jogjakarta: UP
Indonesia, 1967), hlm. 4.
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya:
B. Ratulangi, S.E.
Ny. Khadijah, M.A.
Bambang Irawan, M.Hum.
Siti Aminah, S.H., M.H.
Catatan:
Bandingkan Siti Khadijah, M.A. dengan Siti Khadijah M.A. (Siti Khadijah Mas Agung).
11. Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
12,5 m
27,3 kg
Rp500,50
Rp750,00
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi.
Misalnya:
Di daerah kami, Misalnya, masih banyak bahan tambang yang belum diolah.
Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, harus mengikuti latihan paduan suara.
Soekarno, Presiden I RI, merupakan salah seorang pendiri Gerakan Nonblok.
Pejabat yang bertanggung jawab, sebagaimana dimaksud pada ayat (3), wajib
menindaklanjuti laporan dalam waktu paling lama tujuh hari.
Bandingkan dengan keterangan pewatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda koma!
Siswa yang lulus dengan nilai tinggi akan diterima di perguruan tinggi itu tanpa melalui tes.
13. Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk
menghindari salah baca/salah pengertian.
Misalnya:
Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan:
Dalam pengembangan bahasa kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
Atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.
(Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015
Tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)
RINGKASAN MATERI
Pengertian Kata Baku dan Tidak Baku
Kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Sedangkan kata tidak
baku adalah kata yang tidak sesuai dengan ejaan kaidah bahasa Indonesia. Kaidah bahasa
Indonesia ini lebih dikenal sebagai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Selain itu,
kamus bahasa Indonesia juga menjadi salah satu rujukan dalam penentuan baku atau tidaknya
suatu kata.
Kata baku sering digunakan pada kalimat resmi ataupun percakapan resmi, misalnya pada
pidato atau ketika berbicara kepada orang yang lebih dihormati. Kata tidak baku lebih sering
digunakan dalam percakapan sehari-hari, misalnya dengan teman atau anggota keluarga. Kata
tidak baku dapat dikenali salah satunya dari penulisannya.
Fungsi Kata Baku dan Tidak Baku
Kata baku bukan hanya ditujukan agar pembicaraan atau penulisan menjadi lebih resmi, akan
tetapi terdapat fungsi lain. Fungsi kata baku dalam bahasa antara lain:
1. Pemersatu
Pemakaian kata baku penting diterapkan di seluruh wilayah Indonesia yang berupa
kepulauan. Hal ini dapat membuat bahasa menjadi salah satu alat pemersatu beragam
kelompok. Kekhasan dialek bahasa pada masing-masing kelompok dapat dipersatukan
dengan bahasa baku sehingga menjadi satu kesatuan masyarakat bahasa Indonesia.
2. Pemberi kekhasan
Penggunaan bahasa baku menjadi pembeda dari bahasa yang lain. Dengan itu penerapan kata
atau bahasa baku dapat memperkuat rasa kepribadian nasional masyarakat Indoensia.
3. Pembawa Wibawa
Penggunaan kata baku dalam bahasa Indonesia dapat memperlihatkan kewibawaan
masyarakat Indonesia itu sendiri. Masyarakat yang bertutur kata dengan baik dan benar akan
memperoleh wibawa dan kehormatan di mata orang lain. Dan pada akhirnya dapat membuat
orang lain kagum atas bahasa Indonesia.
4. Kerangka Acuan
Kaidah dalam penggunaan kata baku menjadi tolak ukur tentang benar atau tidaknya
pemakaian dan penerapan bahasa seseorang.
Fungsi kata baku lebih berkaitan dengan urusan yang berkaitan dengan bangsa, sedangkan
kata tidak baku mempunyai fungsi dalam area yang lebih kecil. Kata tidak baku berfungsi
dalam menciptakan kenyamanan, keakraban, dan suasana santai ketika bercengkerama atau
berkomunikasi dengan keluarga dan teman.
Ciri-Ciri Kata Baku dan Tidak Baku
Beberapa penentuan kata baku dapat dilihat dari ciri-cirinya. Ciri ciri kata baku antara lain:
Diagnosis Diagnosa
Cendekiawan Cendikiwan
Ekstra Extra
Gizi Giji
Dengar Denger
Kencang Kebut
Imbau Himbau
Cabai Cabe
Sholat Shalat
Salam Salim
Istri Isteri
Kuantitatif Kwantitatif
Kualitas Kwalitas
Lubang Lobang
Maaf Ma’af
Masjid Mesjid
Cepat Gesit
Mulia Mulya
Paham Faham
Paspor Pasport
Sekadar Sekedar
Terlajur Telanjur
Wujud Ujud
Sampai Sampe
Subjek Subyek
Objek Obyek
Teknologi Tehnologi
Telantar Terlantar
Serius Srius
Pembahasan
Soal di atas menanyakan perbaikan kalimat yang tidak efektif. Jika dikaitkan dengan
kisi-kisi UN tahun 2017/2018 Bahasa Indonesia SMK/MAK termasuk dalam ruang lingkup
materi menyunting kata, kalimat, dan paragraf level penalaran. Kompetensi yang diuji yaitu
memperbaiki kesalahan penggunaan kalimat
Kalimat tidak efektif antara lain ditandai dengan ketidaklengkapan unsur kalimat,
ketidaktepatan penempatan unsur dalam kalimat, penggunaan unsur kalimat secara
berlebihan, pilihan kata tidak tepat, ketidakparalelan, kontaminasi, dan kesalahan konjungsi.
kalimat yang tidak efektif pada kalimat (5) karena tidak memenuhi syarat kehematan
atau penggunaan unsur kalimat secara berlebihan (jamak ganda).
a. Banyak karya-karya yang menjadi favorit dalam lomba ini, sehingga juri mengalami
kesulitan menentukan pemenangnya (tidak hemat)
b. Banyak karya-karya yang menjadi favorit dalam lomba ini, sehingga juri mengalami
kesulitan menentukan pemenangnya. (hemat)
RINGKASAN MATERI
Kalimat efektif adalah kalimat yang jelas, mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca,
dan sesuai dengan kaidah bahasa, antara lain lengkap unsur kalimatnya, kata yang digunakan
tepat, tidak berlebihan, tidak ambigu, dan sebagainya.
1. Keutuhan
Contoh:
2. Kesejajaran
1) Bentuk
a. Tugas anak-anak hari ini adalah membersihkan ruang kelas, menata meja, penyeselesaian
PR, dan pemberesan alat-alat praktik. (tidak sejajar)
b. Tugas anak-anak hari ini adalah membersihkan ruang kelas, menata meja, menyeselesaikan
PR, dan membereskan alat-alat praktik. (sejajar)
2) Makna
a. Biawak itu dipegang kepalanya agar tidak marah dan melawan. (tidak sejajar)
b. Biawak itu dipegang kepalanya agar tidak marah dan tidak melawan. (sejajar)
3. Kefokusan
1) Pengedepanan
2) Pengulangan
a. Anak yang pandai berbicara, pandai bergaul, dan pandai belajar pasti disukai banyak
temannya.
b. Generasi muda harus sadar, generasi muda harus bangkit, generasi muda harus berani tampil
di depan dalam membangun bangsa ini.
4. Kehematan
a. Pagi-pagi siswa itu sudah datang kemudian siswa itu langsung membersihkan ruang
kelasnya. (tidak hemat)
b. Pagi-pagi siswa itu sudah datang kemudian langsung membersihkan ruang kelasnya. (hemat)
a. Menjaga kebersihan sekolah adalah merupakan tanggung jawab kita semua. (tidak hemat)
b. Menjaga kebersihan sekolah merupakan tanggung jawab kita semua. (hemat)
3) Penghilangan Makna Jamak Ganda
a. Sejumlah guru-guru berprestasi mendapat penghargaan dari pemerintah. (tidak hemat)
b. Sejumlah guru berprestasi mendapat penghargaan dari pemerintah. (hemat)
5. Kelogisan
Contoh:
a. Pengunjung yang membawa tas harap dimasukkan ke loker. (tidak logis)
b. Tas pengunjung harap dimasukkan ke loker. (logis)
RINGKASAN MATERI
STRUKTUR TEKS ULASAN
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (2008), ulasan merupakan ‘kupasan’, ‘tafsiran’,
atau ‘komentar’. teks ulasan (flm/drama) merupakan hasil interpretasi terhadap suatu
tayangan atau pementasan drama/flm tertentu. Dengan ulasan tersebut,
pembaca/penyimaknya menjadi terbantu di dalam memahami suatu tayangan. Dengan
sinopsis, seseorang menjadi tahu isi ceritanya secara garis besar. Dengan membaca
analisisnya, khalayak menjadi tahu struktur tayangan itu, sekaligus kelebihan dan
kelemahannya.
Teks ulasan flm/drama memiliki struktur umum sebagai berikut.
A. Pengenalan isu atau tinjauan karya (flm/drama) yang di dalamnya berupa judul, sutradara,
para pemain, termasuk gambaran isi karya itu sendiri, yakni yang biasa disebut sebagai
sinopsis.
B. Pemaparan argumen, sebagai bagian inti teks, berisi analisis berkenaan dengan unsurunsur
karya berdasarkan prespektif tertentu. Pada bagian ini dikemukakan juga faktafakta
pendukung untuk memperkuat argumen penulis/pembicara.
C. Penilaian dan rekomendasi, berisi timbangan keunggulan dan kelemahan flm/drama
yang diulas. Pada bagian ini dapat pula disertai saran-saran untuk khalayak terkait
dengan kepentingan pengapresiasiannya. (Kosasih, 2014: 203-206)
Pembahasan
Soal di atas menanyakan diksi / kata berimbuhan yang tepat untuk melengkapi kalimat. Jika
dikaitkan dengan kisi-kisi UN tahun 2017/2018 Bahasa Indonesia SMK/MAK, soal tersebut
termasuk ke dalam ruang lingkup materi menyunting kata, kalimat, dan paragraf level
kognitif aplikasi (penerapan). Kompetensi yang diuji yaitu menggunakan kata bentukan
(mengisi kata sesuai kaidah bentukan kata)
BACA KISI-KISI UJI COBA UN2017/2018 BAHASA INDONESIA SMK/MAK
Kata berimbuhan adalah kata dasar yang telah mengalami pengimbuhan baik mendapatkan
awalan, sisipan, akhiran, maupun gabungan imbuhan.
Untuk menentukan kata berimbuhan yang tepat untuk melengkapi kalimat/paragraf tentunya
harus melihat kata-kata sebelum dan sesudah bagian yang rumpang. Di samping itu, juga
harus mempertimbangkan makna kalimat dan paragraf secara keseluruhan.
Dengan memperhatikan kata-kata sebelum dan sesudah bagian yang rumpang dan makna
kalimat, kata berimbuhan yang tepat untuk melengkapi paragraf di atas adalah
memberdayakan (opsi D).
Kata memberdayakan memiliki arti membuat berdaya yang berarti berkekuatan;
berkemampuan; bertenaga; dan mempunyai akal (cara dan sebagainya) untuk mengatasi
sesuatu dan sebagainya(https://jagokata.com/arti-kata/memberdayakan.html).
RINGKASAN MATERI
KATA BERIMBUHAN
Kata berimbuhan adalah kata dasar yang telah mendapatkan imbuhan baik awalan, sisipan,
akhiran, maupun gabungan imbuhan.
Dalam bahasa Indonesia secara umum bentuk kata itu terdiri atas dua macam, yaitu kata
dasar dan kata bentukan. Kata dasar merupakan suatu kata yang utuh dan belum mendapat
imbuhan apa pun. Dalam proses pembentukan kata, kata dasar dapat diartikan sebagai kata
yang menjadi dasar bagi bentukan kata lain yang lebih luas. Dalam pengertian ini, kata dasar
lazim pula disebut sebagai bentuk dasar, kata asal, dan ada pula yang menyebutnya sebagai
dasar kata. Terkait dengan itu, untuk menghindari penyebutan yang berbeda -beda, dalam
buku ini kata yang menjadi dasar bagi bentukan kata lain yang lebih luas disebut kata dasar.
Berbeda dengan itu, kata bentukan merupakan kata yang sudah dibentuk dari kata dasar
dengan menambahkan imbuhan tertentu. Kata bentukan seperti ini lazim pula disebut dengan
beberapa istilah yang berbeda-beda, misalnya ada yang menyebutnya sebagai kata turunan,
kata berimbuhan, dan ada pula yang menyebutnya kata jadian.
PENGIMBUHAN
Pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan menambahkan imbuhan pada kata
dasar.
Sehubungan dengan itu, imbuhan yang lazim digunakan sebagai unsur pembentuk kata dalam
bahasa Indonesia, paling tidak, terdiri atas empat macam, dan masing-masing diberi nama
sesuai dengan posisinya pada suatu kata. Pertama, imbuhan yang terletak pada awal kata
lazim disebut awalan (prefiks). Kedua, imbuhan yang terletak pada akhir kata lazim disebut
akhiran (sufiks). Ketiga, imbuhan yang terletak pada tengah kata lazim disebut sisipan
(infiks). Keempat, imbuhan yang terletak pada awal kata dan akhir kata sekaligus lazim
disebut gabungan imbuhan (konfiks). Beberapa contoh imbuhan itu dapat diperhatikan di
bawah ini.
a. Awalan
meng- menulis, melamar, memantau
di- ditulis, dilamar, dipantau
peng- penulis, penyanyi, peramal
ber- berkebun, bermain, bermimpi
ter- terpaksa, terpadu, tersenyum
se- serupa, senada, seiring
b. Akhiran
-an tulisan, tatapan, tantangan
-i temui, sukai, pandangi
-kan tumbuhkan, sampaikan, umumkan
c. Sisipan
-el- geletar, geligi, gelantung
-em- gemuruh, gemetar
-er- gerigi
d. Gabungan Imbuhan
meng-...-kan menemukan, meratakan
meng-...-i memandangi,
mengunjungi
peng-...-an pendidikan, pemandian
ke-...-an kehujanan, kemajuan
se-...-nya seandainya, sebaiknya
per-...-an peraturan, persimpangan
Sumber
Mustakim. 2014. Bentuk dan Pilihan Kata. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Contoh
B. Kalimat Kompleks
Kalimat kompleks juga sering disebut dengan kalimat majemuk. Kalimat kompleks terdiri
dari dua klausa, yaitu klausa utama yang disebut dengan induk kalimat (inti kalimat) dan
klausa penghubung yang disebut dengan anak kalimat. Klausa utama bisa berdiri sendiri
sebagai kalimat, sedangkan klausa penghubung tidak bisa berdiri sendiri sebagai kalimat
karena pada umumnya mereka berfungsi sebagai keterangan kalimat, contoh kalimat
kompleks:
Penelitian sudah lama dilakukan, tetapi hingga saat ini belum selesai.
Laporan penelitian itu belum selesai sehingga belum dapat disampaikan kepada kepala
sekolah.
2) Anggota DPR itu mengatakan bahwa semua orang harus menghormati hukum.
3) Sebagian orang berpendapat bahwa sekarang ini sulit mencari keadilan
Contoh
a. Guru sedang mengajar dan murid memperhatikan dengan baik saat proses belajar-mengajar
sedang berlangsung.
b. Ketika pimpinan memberikan arahan, semua karyawan mengikuti dengan sungguh-sungguh
dan mendiskusikannya dengan baik. (Kalimat Bahasa Indonesia oleh Sriyanto, Badan
Bahasa, Kemendikbud)
Unsur-unsur intrinsik drama adalah berbagai unsur yang secara langsung terdapat
dalam karya sastra yang berwujud teks drama, seperti: plot, tokoh, karakter, latar,
tema, dan amanat, serta unsur bahasa yang berbentuk dialog.
a) Tema
Tema merupakan dasar atau inti cerita. Suatu cerita harus mempunyai tema atau
dasar, dan dasar inilah yang paling penting dari seluruh cerita. Cerita yang tidak
memiliki dasar tidak ada artinya sama sekali atau tidak berguna (Lubis, 1981: 15).
Tema sebagai central idea and sentral purpose merupakan ide dan tujuan sentral
(Stanton, 1965: 16). Tema dapat timbul dari keseluruhan cerita, sehingga
pemahaman antara seorang penikmat dengan penikmat lain tidak sama (Jones,
12968: 31). Ada pula yang berpendapat bahwa tema merupakan arti dan tujuan
cerita (Kenny, 1966: 88).
Menurut Nurgiyantoro (1995: 70), tema dapat dipandang sebagai gagasan dasar
umum sebuah karya novel. Gagasan dasar umum inilah yang tentunya telah
ditentukan sebelumnya oleh pengarang dan dipergunakan untuk mengembangkan
cerita. Dengan kata lain cerita harus mengikuti gagasan utama dari suatu karya
sastra.
Lubis (1981: 18) menyampaikan cara memulai dan menyusun cerita yang
disampaikan oleh Tasrif yang dibagi menjadi lima tahapan, yakni penggambaran
situasi awal (exposition), peristiwa mulai bergerak menuju krisis diwarnai dengan
konflik-konflik (complication), keadaan mulai memuncak (rising action), keadaan
mencapai puncak penggawatan (klimaks), kemudian pengarang memberikan
pemecahan atau jalan keluar permasalahan sehingga cerita berakhir (denouement).
Cara memulai dan menyusun cerita seperti di atas dinamakan plot atau dramatic
conflict.
d) Amanat
Amanat merupakan unsur cerita yang berhubungan erat dengan tema. Amanat akan
berarti apabila ada dalam tema, sedangkan tema akan sempurna apabila di
dalamnya ada amanat sebagai pemecah jalan keluar bagi tema tersebut. Sudjiman
(dalam Alwi, 1998: 08) manyatakan bahwa amanat adalah pesan yang ingin
disampaikan oleh pengarang. Amanat terdapat pada sebuah karya sastra secara
implisit atau eksplisit. Amanat dinyatakan secara implisit jika jalan keluar atau ajaran
moral itu disiratkan dalam tingkah laku menjelang cerita berakhir. Sementara itu,
amanat dilukiskan secara eksplisit apabila pengarang pada tengah atau akhir cerita
menyampaikan seruan, saran, peringatan, nasihat, anjuran, larangan, dan
sebagainya.
Pengertian amanat yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa
amanat merupakan pesan yang disampaikan pengarang, baik secara implisit atau
eksplisit kepada pembaca. Di dalam drama, ada amanat yang langsung tersurat,
tetapi pada umumnya sengaja disembunyikan secara tersirat dalam naskah drama
yang bersangkutan. Hanya penonton yang profesional yang mampu menemukan
amanat implisit tersebut.
Sumber
Wibowo, Hari. dkk. 2017. Teori dan Genre Sastra Indonesia. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan Bahasa
Kunci Jawaban: B
Pembahasan
Soal tersebut menanyakan gagasan pokok paragraf. Jika dikaitkan dengan kisi-kisi UN
2017/2018, soal tersebut termasuk ke dalam ruang lingkup membaca nonsastra level kognitif
aplikasi. Kompetensi yang diuji yaitu menemukan ide pokok paragraph.
BACA KISI-KISIUJI COBA UN 2017/2018 BAHASA INDONESIA SMK/MAK
Gagasan pokok atau ide pokok merupakan pernyataan yang menjadi inti pembahasan atau inti
sebuah paragraf. Gagasan pokok paragraf terdapat dalam kalimat utama paragraph.
Gagasan pokok paragraf tersebut adalah perlunya sikap kritis terhadap layanan kesehatan
(pilihan jawaban B). Gagasan pokok tersebut terdapat pada kalimat pertama paragraf dan
diperjelas oleh kalimat-kalimat selanjutnya. Kalimat kedua dan selanjutnya menjelaskan
alasan perlunya sikap kritis terhadap layanan kesehatan
RINGKASAN MATERI
TIGA LANGKAH MENENTUKAN IDE POKOK PARAGRAF
Ide pokok atau gagasan pokok adalah gagasan utama atau gagasan yang paling penting dalam
paragraf. Ide pokok terdapat dalam kalimat utama. Ide pokok dan kalimat utama berfungsi
memberitahu pembaca tentang apa yg diperbincangkan dalam paragraf itu dan menjadi
sandaran bagi kalimat-kalimat lain dalam paragraf itu.
Langkah-langkah menentukan ide pokok adalah sebagai berikut.
c. sandaran bagi kalimat-kalimat lain dalam paragraf itu menjadi titik tolak dari kalimat
pengembang
Untuk menemukan ide pokok paragraf kita harus memahami inti kalimat utama. Inti kalimat
adalah satuan proporsi singkat yang terbentuk di dalam sebuah kalimat yang kompleks.
Umumnya inti kalimat dibentuk oleh pasangan fungsi gramatik minimal yaitu subjek dan
predikat; atau subjek, predikat, dan objek pada kalimat dengan verba transitif.
Contoh
Kalimat utama: Sikap kritis masyarakat terhadap layanan kesehatan yang diberikan oleh
tenaga medis masih sangat diperlukan
Inti kalimat:
Contoh
a. Kalimat utama: Pemerintah akan memberikan bantuan pembangunan rumah atau bangunan
kepada korban gempa.
b. Inti kalimat utama: Pemerintah memberikan bantuan kepada korban gempa.
RINGKASAN MATERI
PENGERTIAN RINGKASAN DAN LANGKAH-LANGKAH MERINGKAS TEKS
Ringkasan disusun untuk mempermudah dan mempercepat seseorang memahami isi pokok
teks.
1. Membaca secara cermat seluruh teks asli untuk menangkap seluruh informasi teks.
Membaca tulisan asli terkadang tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan
berkali- kali. Membaca seluruh teks asli bertujuan menemukan kalimat/ ide pokok mana yang
harus diambil dan dijadikan ringkasan. Membaca tulisan asli juga dapat membantu pembuat
ringkasan dalam mengambil simpulan dan intisari teks.
Setelah mencatat ide-ide pokok paragraf, pembuat ringkasan dapat merangkai dan menyusun
ringkasan berdasarkan ide-ide pokok tersebut menjadi paragraf baru yang lebih singkat dari
tulisan aslinya.
Contoh Ringkasan
Batuk sebetulnya bukan penyakit refleks, karena mengalami rangsangan udara yang
berpolusi, asap pabrik, asap rokok, bau-bauan, gas yang merangsang atau kekurangan udara.
Batuk juga dapat terjadi karena saluran pernapasan atau paru-paru terkena infeksi kuman-
kuman tertentu. Udara dingin atau lembab dapat juga membuat orang batuk atau bersin.
Obat batuk yang dijual di pasaran bebas umumnya terdiri atas obat atau campuran
obat yang mengandung bahan yang dapat mengeluarkan lendir atau riak agar saluran
pernapasan bersih dari gangguan atau rangsangan penyebab batuk itu, Obat batuk jenis ini
disebut ekspektoran.
A. Penyakit batuk dikarenakan rangsangan udara yang tidak berpolusi, asap rokok, gas yang
merangsang atau kekurangan udara terinfeksi, maka barus diobati dengan ekspektoran.
B. Pengaruh batuk itu terjadi karena asap pabrik, gas asap rokok, udara yang berpolusi, sehingga
saluran paru-paru terinfeksi. Untuk mengobati penyakit tersebut dapat dibeli di pasar bebas.
C. Batuk terjadi karena polusi udara, asap pabrik, rokok, bau-bauan, gas, kekurangan
udara saluran pernapasan. Batuk dapat diobati dengan ekspektoran.
D. Terjadinya penyakit batuk karena polusi udara, asap pabrik, bau-bauan, kekurangan udara.
Namun, semua dapat diobati dengan obat-obat altematif yang dijual di pasaran bebas.
41. MENENTUKAN PERBAIKAN PENGGUNAAN TANDA BACA DALAM DAFTAR
PUSTAKA
RINGKASAN MATERI
PEMAKAIAN TANDA BACA DALAM DAFTAR PUSTAKA
Pemakaian tanda baca dalam daftar pustaka menurut pedoman ejaan bahasa Indonesia adalah
sebagai berikut.
1. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka.
Misalnya:
Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakarta: Restu Agung.
Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1. Jakarta: Pusat Bahasa.
Tulalessy, D. dkk. 2005. Pengembangan Potensi Wisata Bahari di Wilayah Indonesia
Timur. Ambon: Mutiara Beta.
2. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul tulisan
(yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit.
Misalnya:
Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peta Bahasa di Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta.
3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar
yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi Keempat (Cetakan
Kedua). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
4. Tanda titik dua dipakai di antara nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Moeliono, Anton M. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia.
1. Perhatikan ciri khusus kalimat simpulan dalam paragraf misalnya kata jadi, oleh
karena itu, dengan demikian, dan sebagainya
2. Perhatikan isi kalimat/pernyataan. Kalimat simpulan berisi opini atau pendapat
akhir yang meliputi keseluruhan isi paragraph.
Contoh
Data kriminalitas menunjukkan bahwa sebanyak 5987 kasus kejahatan menimpa anak-anak.
Hal ini tentu menyita perhatian publik. Pasalnya sebanyak 2007 anak terlibat dalam tindak
kejahatan, sementara sisanya sebagai korban. Kasus kejahatan ini meliputi pencurian,
pembegalan, narkoba, dan seks. Meningkatnya kasus kejahatan yang melibatkan anak-anak
tentu menyita perhatian masyarakat. Pendidikan karakter yang digadang-gadang dapat
membentuk karakter anak sesuai dengan karakter bangsa pun belum jelas terlihat. Pakar
psikologi anak menjelaskan bahwa pendidikan karakter anak adalah tanggung jawab orang
dewasa, meliputi pendidikan orang tua, masyarakat / lingkungan, dan juga sekolah. Oleh
karena itu, pendidikan anak adalah tanggung jawab bersama bukan hanya satu
pihak. (http://www.kelasindonesia.com/2015/06/pengertian-kesimpulan-cara-menentukan-
dan-contohnya.html)
RINGKASAN MATERI
TANGGAPAN LOGIS TERHADAP ISI TEKS
Tanggapan adalah sambutan terhadap ucapan (kritik, komentar, dan sebagainya) ;
(http://kbbi.kata.web.id/tanggapan/).
Logis adalah sesuai dengan logika; benar menurut penalaran; masuk akal (sesuai dengan
logika; benar menurut penalaran; masuk akal. (https://kbbi.web.id/logis).
Tanggapan logis adalah sambutan terhadap ucapan/komentar yang sesuai logika atau masuk
akal.
Langkah-langkah memberikan tanggapan logis terhadap isi teks
3. Memberikan komentar terhadap pendapat dalam teks yang dapat diterima oleh akal atau
logis. Tanggapan logis haruslah berdasarkan fakta atau data yang benar.
Contoh
RINGKASAN MATERI
STRUKTUR TEKS ULASAN
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (2008), ulasan merupakan ‘kupasan’, ‘tafsiran’,
atau ‘komentar’. teks ulasan (flm/drama) merupakan hasil interpretasi terhadap suatu
tayangan atau pementasan drama/flm tertentu. Dengan ulasan tersebut,
pembaca/penyimaknya menjadi terbantu di dalam memahami suatu tayangan. Dengan
sinopsis, seseorang menjadi tahu isi ceritanya secara garis besar. Dengan membaca
analisisnya, khalayak menjadi tahu struktur tayangan itu, sekaligus kelebihan dan
kelemahannya.
Teks ulasan flm/drama memiliki struktur umum sebagai berikut.
A. Pengenalan isu atau tinjauan karya (flm/drama) yang di dalamnya berupa judul, sutradara,
para pemain, termasuk gambaran isi karya itu sendiri, yakni yang biasa disebut sebagai
sinopsis.
B. Pemaparan argumen, sebagai bagian inti teks, berisi analisis berkenaan dengan unsur-
unsur karya berdasarkan prespektif tertentu. Pada bagian ini dikemukakan juga faktafakta
pendukung untuk memperkuat argumen penulis/pembicara.
C. Penilaian dan rekomendasi, berisi timbangan keunggulan dan kelemahan flm/drama
yang diulas. Pada bagian ini dapat pula disertai saran-saran untuk khalayak terkait
dengan kepentingan pengapresiasiannya. (Kosasih, 2014: 203-206)
Pembahasan
Soal tersebut menanyakan kalimat yang tepat untuk melengkapi teks petunjuk kerja. Jika
dikaitkan dengan kisi-kisi UN tahun 2017/2018 Bahasa Indonesia SMK/MAK, soal tersebut
termasuk ke dalam ruang lingkup materi menulis terbatas level kognitif aplikasi (penerapan).
Kompetensi yang diuji yaitu melengkapi unsur teks prosedur atau petunjuk kerja.
BACA BEDAH KISI-KISI UN 2017/2018BAHASA INDONESIA SMK/MAK
Teks prosedur adalah teks yang berisikan tujuan dan langkah melakukan atau membuat
sesuatu yang disajikan dengan urutan-urutan tertentu.
Cara menentukan kalimat untuk melengkapi teks prosedur yang rumpang adalah dengan
mencermati isi kalimat sebelum dan sesudahnya. Kalimat sebelum bagian rumpang berisi
bagian yang kental dimikser selama 15 menit dan sesudah bagian yang rumpang berisi
penjelasan setelah diendapkan akan terbentu 3 lapisan. Berdasarkan isi kalimat sebelum dan
sesudah bagian rumpang pada teks di atas, kalimat yang tepat untuk melengkapi teks adalah
Pindahkan cairan yang telah dimikser ke tempat yang lebih kecil lalu endapkan lagi (pilihan
jawaban C).
RINGKASAN MATERI
MELENGKAPI TEKS PROSEDUR
Teks prosedur adalah teks yang berisikan tujuan dan langkah melakukan atau membuat
sesuatu dengan urutan-urutan tertentu.
Bagian tujuan, berisikan tujuan dari pembuatan teks prosedur tersebut atau hasil akhir
yang akan dicapai jika kita melakukan tahapan pada teks prosedur tersebut.
Bagian bahan dan alat/material, berisikan bahan-bahan, alat-alat, atau material yang
diperlukan. Bagian ini bersifat opsional.
Bagian langkah-langkah, bagian ini berisikan langkah-langkah yang urut dan harus
ditempuh untuk memperoleh hasil sesuai dengan tujuan teks prosedur.
D. Langkah-langkah melengkapi teks prosedur
1. Cermati jenis teks dan tujuan teks. Teks prosedur teks yang berisikan tujuan dan langkah
melakukan atau membuat sesuatu dengan urutan-urutan tertentu.
2. Cermati isi kalimat sebelum dan sesudah bagian yang rumpang. Isi kalimat pada teks
prosedur adalah urutan langkah-langkah melakukan atau membuat sesuatu.
3. Pilihlah kalimat yang berhubungan dengan kalimat sebelum dan sesudah bagian yang
rumpang. Kalimat-kalimat tersebut pada umumnya menunjukkan urutan logika berpikir.
Cara membuat paspor sekarang ini bisa dilakukan online maupun datang langsung ke kantor
imigrasi. Semua orang pasti akan membutuhkan paspor, terlebih mereka yang sering ke
bepergian. Karena paspor merupakan sebuah dokumen resmi yang wajib kita bawa bila kita
bepergian keluar negeri. paspor hijau yang dimiliki oleh warga negara biasa dan paspor biru
yang dimiliki oleh para diplomat atau pejabat negara. Masa berlaku paspor adalah 5 tahun
sejak masa diterbitkan dan kita wajib untuk memperpanjang paspor 6 bulan sebelum masa
berlaku paspor habis atau kita akan dikenakan denda bila melebihi 6 bulan sebelum masa
berlaku habis. Untuk menghindari menggunakan calo, kita harus mengetahui betul cara
membuat paspor.
1. Datang dahulu ke kantor imigrasi. Bisa datang ke kantor imigrasi yang tertera pada
KTP kita atau datang saja ke kantor imigrasi terdekat.
2. Kemudian Anda beli formulir permohonan. Formulir permohonan ada di loket yang
sudah disediakan, isi dengan lengkap formulir tersebut sesuai dokumen yang Anda
miliki dan bawalah dokumen yang asli.
3. Serahkan formulir yang telah diisi ke loket pendaftaran.
4. Setelah itu ambil tanda terima dan jadwal foto serta pengambilan sidik jari. Untuk
pengambilan sidik jari dan jadwal foto bisa datang pada hari berikutnya jika nomor
antrian Anda masih lama.
5. Apabila Anda sudah foto dan mengambil sidik jari, maka Anda akan sampai pada
tahap wawancara dengan menunjukkan dokumen asli.
6. Setelah tahap wawancara selesai, langkah selanjutnya adalah membayar buku paspor
dan menandatangani buku paspor serta minta informasi kapan jadwal pengambilan
paspor yang sudah selesai.
7. Pada saat tanggal yang telah ditentukan, kita dapat datang kembali ke kantor imigrasi
untuk mengambil paspor yang telah jadi. Biasanya dalam waktu seminggu paspor
baru Anda sudah selesai dan bisa diambil.
(http://caramembuat123.blogspot.co.id/2013/04/cara-membuat-paspor.html)
47. PENGGUNAAN KATA YANG SESUAI DENGAN EJAAN BAHASA INDONESIA
RINGKASAN MATERI
PENULISAN UNSUR SERAPAN
Dalam perkembangannya bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa, baik dari
bahasa daerah, seperti bahasa Jawa, Sunda, dan Bali, maupun dari bahasa asing, seperti
bahasa
Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, Cina, dan Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur
serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur
asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti force majeur, de
facto,
de jure, dan l’exploitation de l'homme par l'homme. Unsur-unsur itu dipakai dalam konteks
bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing.
Kedua,
unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
Dalam hal ini, penyerapan diusahakan agar ejaannya diubah seperlunya sehingga bentuk
Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Contoh kaidah penyerapan unsur asing
-ty (Inggris), -teit (Belanda) menjadi -tas
university, universiteit universitas
quality, kwaliteit kualitas
quantity, kwantiteit kuantitas
(Permendikbud nomor 50 tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)
RINGKASAN MATERI
OPINI REDAKSI DALAM TAJUK RENCANA
Tajuk rencana
Tajuk rencana/Editorial adalah artikel pokok dalam surat kabar yang merupakan
pandangan redaksi terhadap peristiwa yang sedang menjadi pembicaraan pada saat surat
kabar itu diterbitkan. Dalam tajuk rencana/Editorial biasanya diungkapkan adanya informasi
atau masalah aktual, penegasan pentingnya masalah, opini redaksi tentang masalah tersebut,
kritik dan saran atas permasalahan, dan harapan redaksi akan peran serta pembaca.
Pernyataan fakta dan opini ini biasanya diutarakan secara singkat, logis, menarik ditinjau dari
segi penulisan dengan tujuan untuk mempengaruhi pendapat/ menerjemahkan berita yang
menonjol agar pembaca menjadi menyimak seberapa penting berita tersebut. Fungsi tajuk
rencana/editorial biasanya menjelaskan berita, artinya, dan akibatnya pada masyarakat. Tajuk
rencana/Editorial juga mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan
sosial dan faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh. Dalam tajuk
rencana/editorial terkadang juga ada ramalan atau analisis kondisi yang berfungsi untuk
mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi, serta
meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut.
Ciri-ciri
Berisi opini redaksi tentang peristiwa yang sedang hangat dibicarakan
Berisi ulasan tentang suatu masalah yang dimuat
Biasanya berskala nasional, berita internasional dapat menjadi tajuk rencana/editorial,
apabila berita tersebut memberi dampak kepada nasional
Tertuang pikiran subjektif redaksi
(https://id.wikipedia.org/wiki/Tajuk_rencana)
Pengertian Opini:
Dalam KBBI, opini adalah pendapat; pikiran; pendirian. Dengan demikian, sebuah opini
belum terbukti kebenarannya.
Pengertian Kalimat Opini:
Kalimat opini adalah sebuah kalimat pendapat yang di dalamnya terdapat pernyataan yang
belum dapat dibuktikan kebenarannya.
Pengertian Opini Penulis:
Opini penulis adalah pendapat penulis. Dalam menulis sebuah wacana/tajuk
rencana/paragraf, penulis akan memasukkan beberapa data atau hal-hal yang sedang terjadi
saat ini. Setelah menjabarkan permasalahannya, penulis akan menambahkan pendapat
pribadinya mengenai topik yang ia bahas tersebut.
Contoh Soal:
(1) Pendidikan yang dulu diperjuangkan mati-matian oleh para pejuang kemerdekaan agar
seluruh rakyat mendapatkan hak yang sama, ternyata masih milik segolongan orang tertentu.
(2) Setiap tahun ajaran baru selalu muncul keganjilan berulang-ulang yakni kebingungan
orang tua mencari sekolah untuk anaknya. (3) Ternyata keganjilan itu muncul karena masalah
lama belum tuntas. (4) Standardisasi sekolah masih belum jelas sehingga menimbulkan kasta-
kasta dalam pendidikan. (5) Sistem kasta tersebut membuat para orang tua berlomba-lomba
untuk mendapatkan sekolah berkasta tinggi. (6) Bahkan, mereka rela mengeluarkan biaya
besar agar anaknya bisa masuk di sekolah favorit. (7) Sementara, banyak siswa yang tidak
bisa masuk ke sekolah favorit bukan karena kurang pandai, melainkan karena mereka tidak
mampu membayar biaya sekolah yang tinggi. Inilah ironi pendidikan Indonesia.
CONTOH SOAL
Opini penulis dalam tajuk tersebut adalah ....
(A) Seluruh rakyat mendapatkan hak pendidikan yang sama.
(B) Pemerataan pendidikan telah diperjuangkan mati-matian.
(C) Pendidikan masih menjadi milik segolongan orang tertentu.
(D) Standardisasi pendidikan akan menimbulkan keganjilan.
(E) Sekolah berkasta tinggi memerlukan biaya yang tinggi
ANALISIS
Kalimat (1) merupakan kalimat opini karena terdapat kata “ternyata masih” yang
menandakan pendapat dan belum tentu semua setuju dengan hal ini.
Kalimat (2) merupakan kalimat opini karena terdapat “selalu muncul”, padahal belum tentu.
Kalimat (3) juga merupakan kalimat opini karena masih menjelaskan kalimat (2).
Kalimat (4) merupakan kalimat opini karena terdapat frasa “masih belum jelas”.
Kalimat (5) merupakan kalimat opini, terlihat dari “para orang tua berlomba-lomba”, padahal
belum tentu.
Kalimat (6) juga opini karena menambahkan kalimat (5).
Kalimat (7) jelas merupakan kalimat opini.
Dari penjelasan tersebut, terlihat kalimat (1) sampai kalimat (7) merupakan kalimat opini.
Lalu, bagaimana dengan opini penulis pada paragraf tersebut? Apakah semua itu merupakan
opini dari si penulis? Tentu saja bukan.
Opini penulis pada paragraf tersebut hanya terdapat pada kalimat (1).
Kalimat (1) merupakan kesimpulan yang diambil oleh si penulis, sedangkan kalimat (2)
sampai dengan kalimat (7) adalah penjabaran si penulis untuk menguatkan opini yang telah ia
simpulkan pada kalimat (1). Pembuktian itu penulis jabarkan dengan memperlihatkan
peristiwa/kejadian yang sudah/sedang terjadi pada saat ini.
Dalam paragraf tersebut terdiri dari tujuh kalimat. Ketujuh kalimat tersebut merupakan
kalimat opini. Namun, ketujuh kalimat opini tersebut belum tentu merupakan opini dari si
penulis. Opini penulis hanya terdapat pada kalimat pertama karena kalimat lainnya adalah
penjelasan si penulis untuk menguatkan opininya. Dengan demikian, jawaban yang paling
tepat untuk pertanyaan tersebut adalah pilihan (C).
(http://tuslianingsih.blogspot.co.id/2013/03/soal-ujian-nasional-perbedaan-opini.html)
RINGKASAN MATERI
KALIMAT FAKTA DAN OPINI
Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fakta adalah sesuatu hal yang benar-benar
ada dan terjadi. Fakta sering juga disebut dengan kenyataan. Fakta dapat diperoleh melalui
suatu pengamatan terhadap suatu objek atau peristiwa/kejadian tertentu. Kalimat fakta adalah
suatu kalimat yang didalamnya terdapat sebuah informasi yang sebenarnya dan dapat
dibuktikan kebenarannya.
Sedangkan opini, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terdiri dari 3 pengertian
yakni pendapat, pikiran dan pendirian. Atau dapat disimpulkan bahwa opini adalah pendapat,
pikiran seseorang yang belum tentu benar karena tidak/belum ada bukti kebenarannya. Opini
merupakan lawan/kebalikan dari fakta, dan sering juga disebut juga sebagai
pendapat. Kalimat opini adalah suatu kalimat yang berisi hasil gagasan, pendapat, atau
perkiraan orang baik perorangan maupun kelompok.
Jenis jenis Kalimat Fakta
1. Fakta umum
Kalimat fakta umum adalah kalimat fakta di mana kebenarannya berlaku selamanya
atau sepanjang zaman.
Contoh : Matahari terbit disebelah timur dan terbenam disebelah barat.
2. Fakta khusus
Kalimat fakta khusus adalah kalimat fakta yang kebenarannya hanya berlaku
sementara atau dalam kurun waktu tertentu.
Contoh : Saat ini Doni duduk di kelas 3 SMP Negeri 1 Semarang.
Jenis jenis Kalimat Opini
1. Opini perorangan/individu
Kalimat opini perorangan/individu adalah kalimat opini yang pendapat atau
gagasannya dikemukakan oleh satu individu tertentu.
Contoh : Sepertinya nanti sore akan turun hujan.
2. Opini Umum
Kalimat opini umum adalah kalimat opini yang pendapat atau gagasannya diakui
banyak orang atau semua orang.
Contoh : Sering mandi di malam hari dipercaya dapat menyebabkan penyakit rematik.
Unsur intrinsik (intrinsik) adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri.
Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur
yang yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur yang
dimaksud misalnya peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan,
bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain (Burhan Nurgiantoro, 2007).
Pembahasan terhadap unsur-unsur intrinsik pembangun cerita pendek/novel diuraikan sebagai
berikut.
1. Tema
Tema merupakan makna yang dikandung oleh sebuah cerita Senada dengan pengertian
tersebut, Hartoko dan Rahmanto (dalam Burhan Nurgiyantoro (2007) menyatakan bahwa
tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya. Tema menjadi
pengembangan seluruh cerita sehingga bersifat menjiwai keseluruhan cerita. Senada dengan
pengertian tersebut, Tarigan (1983) menyatakan bahwa tema adalah gagasan utama atau
pikiran pokok.
Tema suatu karya sastra letaknya tersembunyi dan harus dicari sendiri oleh pembacanya.
Pengarang karya sastra tidak semata-mata mengatakan apa yang menjadi inti permasalahan
hasil karyanya walaupun kadang-kadang ada atau terdapat kata-kata, kalimat kunci dalam
salah satu bagian karya sastra, dari kalimat kunci pengarang seolah-olah merumuskan apa
yang sebenarnya menjadi pokok permasalahan.
Ada beberapa cara untuk menafsirkan tema menurut Stanton dalam Nurgiayantoro (2007)
yakni (1) harus memperhatikan detil yang menonjol dalam cerita rekaan, (2) tidak
terpengaruh oleh detil cerita yang kontradiktif, (3) tidak sepenuhnya tergantung oleh bukti-
bukti implisit, tetapi harus yang eksplisit, (4) tema itu dianjurkan secara jelas oleh cerita yang
bersangkutan.
2. Penokohan
Penokohan merupakan salah satu unsur dalam cerita yang menggambarkan keadaan lahir
maupun batin seseorang atau pelaku. Setiap manusia mempunyai karakter yang berbeda-
beda. Karena cerpen/novel pada dasarnya adalah menceritakan manusia dalam berhubungan
dengan dengan lingkungannya, maka setiap tokoh dalam cerita akan memiliki watak yang
berbeda-beda antara tokoh yang satu dengan tokoh yang lainnya. Melalui karakter tokoh
cerita pembaca mengikuti jalannya cerita, sehingga maksud cerita akan menjadi lebih jelas.
Istilah tokoh merujuk pada orang atau pelaku cerita. Watak, perwatakan, dan karakter,
menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh. Penokohan dan karakterisasi sering disamakan
artinya dengan karakter dan perwatakan. Penokohan menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh
tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita.
Senada dengan pendapat di atas Panuti Sudjiman (1988: 16-23) berpendapat tokoh ialah
individu yang mengalami peristiwa atau berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita.
Watak berarti tabiat, sifat kepribadian. Sedangkan penokohan adalah penyajian watak tokoh
dan penciptaan citra tokoh.
Jadi yang dimaksud penokohan atau karakteristik adalah ciri-ciri jiwa seseorang tokoh dalam
suatu cerita. Seluruh pengalaman yang dituturkan dalam cerita kita ikuti berdasarkan tingkah
laku dan pengalaman yang dipelajari melalui pelakunya. Melalui perilaku ilmiah pembaca
mengikuti jalannya seluruh cerita dan berdasarkan karakter, situasi cerita dapat
dikembangkan.
6. Gaya
Gaya dapat diartikan sebagai gaya pengarang dalam bercerita atau gaya bahasa yang
digunakan pengarang dalam karyanya. Keduanya saling berhubungan, yaitu gaya seorang
pengarang dalam bercerita akan terlihat juga dalam bahasa yang digunakannya (Jabrohim,
1986: 528).
Gaya bahasa adalah ekspresi personal keseluruhan respon pengarang terhadap persitiwa-
peristiwa melalui media bahasa seperti: jenis bahasa yang digunakan, kata-katanya, sifat atau
ciri khas imajinasi, struktur, dan irama kalimat-kalimatnya.
Menurut Waluyo dan Nugraheni (2008) gaya pengarang satu dengan yang lainnya berbeda.
Oleh karena itu, bahasa karya sastra bersifat ideocyncratic artinya sangat individual.
Perbedaan gaya itu disebabkan karena perbedaan pemikiran dan kepribadian. Gaya bercerita
juga berfungsi untuk membentuk kesatuan (unity) dari karya sastra.
Gaya adalah cara khas pengungkapan seseorang. Hal ini tercermin dalam cara pengarang
menyusun dan memilih kata-kata, tema, memandang tema, atau meninjau persoalan,
pendeknya gaya mencerminkan pribadi pengarang. Hal ini sesuai dengan pendapat yakob
Sumardjo (1984: 37) yang menyatakan bahwa hasil karya sastra adalah potret pengarangnya.
Gaya pengarangnya adalah kaca bening jiwanya. Pengarang yang religious akan tampak pada
karya sastranya. Pengarang yang matang pengalaman akan menampakkan pandangannya
yang matang tentang kehidupan ini. Dengan mempelajari gaya pengarang akan dapat
memahami pribadi pengarang daripada membaca biografi yang ditulis orang lain.
Gaya pengarang termasuk di dalamnya pilihan kata, majas, sarana retorik, bentuk kalimat,
bentuk paragraf, panjang pendeknya, serta setiap pemakaian aspek bahasa oleh pengarang.
Namun, gaya bahasa (majas) dapat diartikan penggunaan kata-kata kiasan dan perbandingan
yang tepat untuk melukiskan suatu maksud guna membentuk plastik bahasa. Gaya bahasa
dapat dibagi menjadi bahasa perbandingan, penegas, pertentangan, dan pertautan/sindiran.
Jadi, gaya bahasa itu merupakan cara seseorang untuk mengungkapkan suatu pengertian
dalam kata, kelompok kata, dan kalimat.
7. Amanat
Amanat adalah suatu ajaran moral yang ingin disampaikan pengarang. Panuti Sujiman (1988:
51) menyatakan bahwa amanat adalah gagasan yang mendasari karya sastra, pesan yang ingin
disampaikan pengarang kepada pembaca. Menurut Suharianto (1982: 71) amanat dapat
disampaikan secara tersurat dan tersirat. Tersurat, artinya pengarang menyampaikan langsung
kepada pembaca melalui kalimat, baik itu berupa keterangan pengarang atau pun berbentuk
dialog pelaku. Seorang pengarang dalam karyanya tidak hanya sekedar ingin
memgungkapkan gagasannya tetapi juga mempunyai maksud tertentu atau pesan tertentu
yang ingin disampaikan kepada pembaca. Pesan tertentu itulah yang disebut amanat.
Amanat dalam sebuah karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang
bersangkutan, pandangan tentang nilai-nilai kebenaran dan berbagai hal yang ingin
disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat dalam cerita biasanya dimaksudkan
sebagai suatu saran yang berhubungan dengan hal tertentu yang bersifat praktis, yang dapat
diambil dan ditafsirkan lewat cerita yang bersangkutan oleh pembaca.
Berdasarkan uraian mengenai amanat di atas, jelas bahwa amanat adalah pesan yang ingin
disampaikan kepada pembaca yang terdapat dalam karya fiksi baik secara tersurat maupun
tersirat.
C. Unsur Ekstrinsik Prosa (Novel/Cerpen)
1) Latar Belakang Masyarakat
Pengaruh latar belakang masyarakat kepada pembuatan cerpen itu sangatlah berpengaruh,
Pemahaman untuk itu bisa berupa antara lain adalah kondisi politik, idiologi negara, kondisi
sosialnya, dan juga kondisi keekonomian masyarakat. Ada beberapa latar belakang yang
mempengaruhi penulis, diantaranya adalah: a) Ideologi Negara, b) Kondisi Politik, c).
Kondisi Sosial, dan d). Kondisi ekonomi yang terjadi di dalam masyarakat.
2) Latar Belakang Pengarang
Latar belakang pengarang itu terdiri dari, biografi pengarang tersebut bagaimana, kondisi
psikologis pengarang bagaimana, serta aliran sebuah sastra yang dimiliki penulis sangatlah
mempengaruhi terhadap terbentuknya sebuah cerpen. a). Riwayat hidup sang penulis,
Riwayat hidup sang penulis berisi tentang biografi sang penulis secara keseluruhan. Faktor
ini akan mempengaruhi jalan pikir penulis atau sudut pandang mereka tentang suatu cerpen
yang dihasilkan dari pengalaman-pengalaman hidup mereka. Kadang-kadang faktor ini
mempengaruhi gaya bahasa dan genre khusus seorang penulis cerpen, b). Kondisi psikologis.
Kondisi psikologis merupakan mood atau motivasi seorang penulis ketika menulis cerita.
Mood atau psikologis seorang penulis ikut mempengaruhi apa yang ada di dalam cerita
mereka, misalnya jika mereka sedang sedih atau gembira mereka akan membuat suatu cerita
sedih atau gembira pula.
3) Aliran sastra penulis
Aliran sastra merupakan agama bagi seorang penulis dan setiap penulis memiliki aliran sastra
yng berbeda-beda. Hal ini sangat berpengaruh jug terhadap gaya penulisan dan genre cerita
yang biasa diusung oleh sang penulis di dalam karya-karyanya.
Sumber:
Wibowo, Hari dkk. 2017. Teori dan Genre Sastra Indonesia. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan Bahasa
Tabanan,
23 Januari 2019
Editor,